Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

TEORI BELAJAR KOGNITIF

DISUSUN OLEH:

SALMIA SAID A 241 18

NURFITRA MALIADA A 241 18 007

SINDI FARADILA A 241 18

AHMAD KAHARU A 241 18

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya,
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini diharapakan dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya. Kami menyadari dalam penyususnan makalah ini jauh dari kata sempurna
maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun,
yang dapat membuat makalah ini menjadi sempurna dimasa yang akan datang

Palu, 25 februari 2019

Kelompok v
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... 2

Daftar Isi .................................................................................................................... 3

Bab I Pendahuluan ..................................................................................................... 4

A. Latar Belakang................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
C. Tujan ................................................................................................................. 4

Bab II Pembahasan ..................................................................................................... 5

A. Pengartian Belajar Menurut Teori Kognitif ..................................................... 5


B. Tokoh-tokoh Teori Belajar Kognitif ................................................................... 5
C. Pandangan teori kognitivisme terhadap belajar mengajar dan pembelajaran 9
D. Aplikasi teori belajar kognitif dalam kegiatan pembelajaran ........................... 9

Bab III penutup ........................................................................................................... 11

A. Kesimpulan........................................................................................................ 11
B. Saran ................................................................................................................. 11

Daftar pustaka............................................................................................................ 12
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan maksud untuk memperoleh ilmu pengetahuan serta untuk
mmeningkatakan keterampilan yang dimiliki seseorang, kegiatan belajar dapat
dilakukan saja misalnya di perpustakaan, sekolah maupun di tempat tempat terbuka
lainnya.
Kegiatan belajar harus berlandaskan pada teori-teori dan prinsip-pprinsip belajar
agar bisa mencapai tujuan dari belajar tersebut. Teori belajar membahas dan
menjelaskan bagaimana individu belajar dengan maksud memperoleh pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai dari suatu proses pembelajaran. Teori-teori belajar dapat
digunakan sebagai landasan untuk menciptakan suatu proses atau kegiatan
pembelajaran yang ingin dicapai oleh seorang guru khususnya dan oleh masyarakat luas
pada umumnya salah satunya teori belajar kognitif yang akan dibahas pada makalah ini

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar kognitif?
2. Siapa tokoh yang berperan dalam teori belajar kognitif?
3. Apa saja aplikasi teori belajar kognitif dalam kegiatan pembelajaran

C. Tujuan
1. Dengan adanya makalah mengenai ini kami berharap akan bisa memberi
pengetahuan bagi pembaca mengenai teori belajar kognitif
2. Mampu menjadikan pedoman dalam pengaplikasian
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar Menurut Teori Kognitif
Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian,
mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan penataan, dan
penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif
ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia atau satu konsep
umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental
yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan
menyangka, pertimbangan, pengelolaan informasi,pemecahan masalah, pertimbanagan,
membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan termasuk kejiwaan yang
berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasan)
yang bertalian dengan rasa. Menurut para ahli jiwa aliran kognitifis, tingkah laku
seseorang itu senantiasa di dasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau
memeikirkan sesuatu dimana tingkah laku itu terjadi.
Teori kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnnya.
Teori ini mengatakannbahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respoan, melainkan tingkah laku seseorang di tentukan oleh presepsi serta
pemahamannya tentang situasai yang berhubungan dengan tujuan belajarnnya. Teori
kogniotif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling berhubungan
dengan seluruh konteks situasi tersebut..
Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang
mencakup ingatan, pengelolana informasi, emosi dan aspek-aspek jiwa lainnya. Pada
dasrnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi
dalam diri manusia sebagia akibat dari prose interaksi aktif denagn lingkungannya untuk
memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, tingkah laku, keterampilan
dan nilai sikap yang bersifat relative dan bebekas. Teori belajar kognitf lebih
menekankan pada belajar merupakan suatu prose yang terjadi pada akal pikiran
manusia. Bealjar melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks

B. Tokoh-tokoh teori belajar kognitif


a) Jean piaget, teorinya disebut “cognitive developmental”
Dalam teorinya, piaget memandang bahwa proses berfikir sebgai aktivitas gradual
dan fungsi intelektual dari konkret menuju absrtak. Dalam teorinya. Piaget
merupakan ahli psikologi developmental karena penelitiannya melalui tahap-tahap
perkembangan pribadi serta perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan
belajar individu, menurut piaget pertumbuhan kapasitas mental memberikan
kemampuan-kemampuan mental yang sebelumnya tidak ada. Pertumbuhan
intelektual adalah tidak kuantitatif, melainkan kualitatif. Dengan kata lain, daya
berpikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara
kualitatif. Menurut Suhaidi Jean Piaget mengklasifikasikan perkembangan kognitif
menjadi empat tahap yaitu sebgai berikut
 Tahap sensory- motor
Yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 0-2 tahun, tahap ini
diidentikan dengan kegiatan motoric dan presepsi yang masih sederhana
 Tahap pre-oprational
Yakni perkembanagan rana kognitif yang terjadi pada usia 2-7 tahun, tahap ini
diidentikan dengan mulai digunakannya symbol atau bahasa tanda, dan telah
dapat memperoleh pengetahuan berdasrkan pada kesan yang agak abstrak.
 Tahap concrete- operational
Yaitu terjadi pada usia 7-11 tahun, tahap ini dicirikan dengan anak yang sudah
menerima aturan-aturan yang jelas dan logis. Anak sudah tidak memusatkan diri
pada karakteristik perseptual pasif.
 Tahap formal- operational
Yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 11-15 tahun. Ciri
pokok tahap terakhir ini adalah anak sudah mampu berfikir abstrak dan logis
dengan menggunakan pola pikir “kemungkinan”. Dalam pandangan piaget,
proses adaptasi seseorang dengan lingkungannnya terjadi secara simultan
melalui dua bentuk proses, asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi jika
pengetahuan baru yang diterima seseorang cocok dengan struktur kognitif
dengan stuktur kognitif yang telah dimiliki seseorang tersebut. Sebaliknya
Akomodasi terjadi jika struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang harus
direkonstruksi atau di kode kembali disesuaikan dengan informasi yang baru
diterima. Dalam teori perkembangan kognitif ini piaget juga menekankan
pentingnnya penyeimbangan (equilibrasi) agar seseorang dpat terus
mengembangkan dan menambah pengetahuan sekaligus menjaga kestabilan
mentalnya. Equilibrasi ini dapat dimaknai sebagai sebuah keseimbangan antara
asimilasi dan akomodasi sehingga seseorang dapat menyatukan pengalaman
luar dengan struktur dalamnya . proses perkembangan intelek seseorang
berjalan dari disequlibrium menuju equilibrium melalui asimilasi dan
akomodasi.
b) Jerome Bruner dengan Discovery Learningnnya
Burner menekankan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif
jika guru memberikan kesempatan kepafda siswa untuk menemukan suatu konsep,
teori atauran, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupan. Bruner meyakini bahwa pembelajaran tersebut bisa muncu dalam tiga
cara atau bentk yaitu enactive, iconic dan symbolic. Pembelajarn Enactive
mengandung kesamaan dengan kecerdasan inderawi dalam tepri piaget.
Pengetahuan enaktif adalah mempelajari sesuatu dengan memanipulasi objek
melakukan pengetahuan pengetahuan tersebut daripada hanya memahaminnya.
Anak-anak didik sangat mungkin paham bagiamana cara melakukan lompat tali (
melakukan kecakapanj tersebut) namun tidak terlalau paham bagaimana
menggambarkan aktifitas tersebut dalam kata-kata, bahkan ketika mereeka harus
menggambarkan dalam pikiran. Pembelajaran ikonik merupakan pembelajaran
yang melalaui gamabaran dalam bentuk ini anak-anak memperesentasikan
pengetahuan melalui ganmbar dalam benak mereka. Anak-anak sangat mungkin
mampu menciptakan gambaran tentang pohon manga dikebun dalam benak
mereka,meskipun mereka masih kesulitan untuk menjelaskan dalam kata-kata.
Pembelajaran simbolik, ini merupakan pembelajaran yang dilakukan melalui
represntasi pengalaman abstrak (seperti bahasa) yang sama sekali tidaka memiliki
kesamaan fisik denagn pengalaman tersebut. Sebagaiamana namanya,
membutuhkan pengetahuan yang abstrak, dank arena simbolik pembelajaran yang
satu ini serupa dengan operasional formal dalam proses berfikir dalam teori
piaget.jika dikorelasikan dengan aolikasi pembelajaran, discoveri learningnnya
bruner dapat dikemukakan sebagai berikut:
 Belajar merupakan kecenderunagan dalam diri manusia, yaitu self-curiousity
(keingintahuan) untuk mengadakan petualanaganpengalaman
 Belajar penemuan terjadi karena sifat mental manusia mengubah struktur
yang ada. Sifat mental tersebut selalu mengalir untuk mengisis berbagai
kemungkinan pengenalan
 Kualitas belajar penemuan diwarnai modus imperative kesiaspana dan
kemampuan secara enaktif,ekonik dan simbolik
 Penerapan belajar penemuanhanya merupakan garis besar tujuan
instruksioanal sebagai arah informative
 Kreatifitas metaforik dan creative conditioning yang bebas dan bertanggung
jawab memungkinkan kemajuan
c) Teori belajar bermakna ausubel
Psikologi pendidikan yang diterapkan oleh ausubel adalah bekerja untuk mencari
hukum belajar yang bermakna, berikut ini konsep belajar bermakna David Ausubel.
Pengertian belajar bermakna menurut Ausubel ada dua jenis belajar:
 Belajar bermakna (meaningful learning)
 Belajar menghafal (rote learning)
Belajar bermaka adalah suatu proses belajar dimana informasi baru dihubungkan
dengan struktru pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar.
Sedangkan belajar menghafal adalah siswa berusaha menerima dan menguasai
bahan yang diberikan olehg guru atau yang dibacakan tanpa makna. Sebagai ahli
psikologi pendidikan Ausubel menaruh perhatian besar pada sisiwa disekolah,
dengan memerhatikan atau memberikan tekanan-tekanan pada unsur
kebermaknaan dalam belajar melalui bahasa ( meaningful verbal learning).
Kebermaknaan diartikan sebagai kombinasi dari informasi verbal, konsep, kaidah
dan prinsip, bila di tinjau bersama-sama. Oleh karena itu belajar dengan prestasi
hafalan saja tidak dianggap sebagai belajar bermakna. Maka menurut Ausubel
supaya proses belajar siswa menghasilkan sesuatu yang bermakna, tidak harus
siswa menenmukan semuannya. Malah ada bahaya bahwa siswa yang kurang mahir
dalam hal ini akan banyak menebak dan mencoba-coba saja, tanpa ahli dalam
mengadakan penelitian demi untuk menemukan kebenaran baru, bahaya itu tidak
ada tetapi jika siiswa tersebut belum ahli, maka bahaya itu ada. Ia juga berpendapat
bahwa pemerolehan informasi merupakan tujuan pembelajaran yang penting dan
dalam hal-hal tertentu dapat mengarahkan guru untuk menyampaiakan informasi
pada siswa. Dalam hal ini guru bertanggung jawab untuk mengorganisasikan dan
mempeesentasikanb apa yang perlu dfipelajari oleh siswa, sedangkan peran siswa
disininadalah menguasai apa yang disampaikan oleh gurunya

Belajar dikatakan menjadi bermakna (meaning learning) yang dikemukakan oleh


Ausubel adalah bila informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai
dengan struktur kognitif yang dimiki peserta didik itu sehingga peserta didik itu
mampu mengaitkan infgormasi baruanya dengan struktur kognitif yang dimilikinya
belajar seharusnya merupakan apa yang disebut asimilasi bermakna, materi yang
dipelajari di asimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dipunyai
sebelumnnya. Untuk itu diperlukan dua persyaratan

 Materi yang secara potensisal bermakna dan dipilih oleh guru dan harus
sesuai dengan tingkat perkembanagan dan pengetahuan masa lalu peserta
didik
 Diberikan dalam situasi belajar yang bermakna, faktor motivasional
memegang peranan peranan penting dalam hal ini, sebab peserta didik tidak
akan mengasimilasikan materi baru tersebut apabila mereka tidak
mempunyai keinginan dan pengetahuan bagiamana merlakukannya.
Sehjingga hal ini perlu diatur oleh guru, agar materi tidak dipelajari secara
hafalan
Berdasarkan uraian diatas maka bermakana menurut Ausubel adalah suatu proses
belajar dimaan peserta didik dapat menghubungkan informasi baru dengamn ilmu
penegetahuan yang sudah dimilikinya dan agar pemebelajaran bermakana,
diperoleh dua hal yakni pilihan materi yang bermakna sesuai dengan tingkat
pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa dan situasi belajar yang
bermakna yang dipengaruhi motivasi. Dengan demikian kunci keberhasilan belajar
terletak pada kebermaknaan bahan ajar yang diterima atau diplajari oleh sisiwa.

C. Pandangan Teori Kognitivisme Terhadap Belajar Mengajar dan


Pembelajaran
Teori kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar.
Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati,
melihat, menyangka, memperlihatkan menduga dan menilai. Dengan kata lain kognisi
menunjuk pada konsep
Tentang pengenalan. Teori kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada
variabel terhalang pada aspek-aspek kognisi seseorang. Teori belajar kognitiv lebih
mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak hanya
sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar
melibatkan proses berfikir yang sangat kompleks. Belajar adlah perubahn presepsi dan
pemahaman. Perbedaan presepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan
tingkah laku yang bisa diamati.

D. Aplikasi teori kogniitif dalam kegiatan pembelajaran


Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar
yang dikaitakn dengan penatan informasi, reorganisasi preseptual, dan proses internal.
Kegiatan pembelajarn yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudsah banjyak
digunakan. Dalam merumuskan tujuan pembelajarn, mengembangkan startegi dan
tujuan pembelajaran, tidak lagi mekanistik sebagiamana yang dilakukan dalam
pendekatan behavioristik. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses
belajar amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi sisiwa. Sedangkan
kegiatan pembelajarannyamengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya. Mereka
mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu.
2) Anak usia pra sekolah dan awal sekoalah dasar akan dapat belajar dengan baik,
terutrama jika menggunakan benda-benda kongkrit
3) Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingikan,karena hanya
dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan
dan pengalaman dapat terjadi dengan baik
4) Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan
pengalaman atau informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki si
belajar
5) Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan
menggunakan pola atau logika tertentu, dan sederhana ke kompleks
6) Belajar memahami akan lebih bermakana daripada belajar menghafal
7) Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini
sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa

Ketiga tokoh aliran kognitif di atas secara umum memiliki pandangan yang sama yaitu
mementingkan keterlibatan siswa secra aktif dalam belajar. Menurut piaget, hanya
dengan mengaktifkan siswa secara optimal maka proses asimilasi dan akomodasi
pengetahuan dan penga laman dapat terjadi dengan baik. Sementara itu, Bruner lebih
banyak memeberikan kebebsan kepada siswa untuk belajar sendiri melalui aktivitas
menemukan (discovery). Cara demikian akan mengarahkan siswa untuk belajar induktif,
yang menuntut banyak dilakukan pengulanagn. Berbeda dengan Bruner, Ausubel lebih
mementingkan struktur disiplin ilmu. Dalam proses belajar lebih banyak menekankan
pada cara berfikir deduktif.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori belajkar kognitif lenbih menekankan bahwa perilaku seseorang ditentukan
oleh presepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan
belajarnya. Teori ini lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Tokoh
dari teori belajar kognitif menurut piaget, hanya dengan mengaktifkan siswa secara
optimal maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat
terjadi dengan baik, sementara bruner lebih banyak memberikan kebebasan kepada
siswa untuk belajar sendiri melalui aktivitas menemukan, dan ausubel lebih
memnitingfkan struktur disiplin ilmu.

B. Saran
Teori belajar kognitif hendaknya digunakan sebagai landasan atau dasar yang harus
dipahami oleh guru ataupun calon guru pada khususnnya dan pada masyarakat pada
umumnya agar apa yang di pelajari dapat digunakan dalam kegiatan belajar dan
pembelajaran.
Daftar pustaka
http://aristwn.staff.iainsalatiga.ac.id/wp-content/uploads/sites/3/2014/09/Teori-Belajar-
Kognitif.pdf

Anda mungkin juga menyukai