Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RHA (Rapid Health Assessment )

LAPORAN SEMENTARA

PENANGANAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT BENCANA KABUT


ASAP DI KOTA lAHAT
TAHUN 2021

OLEH:

EKA EFERIANI
NPM. 2026040184.P

DOSEN PEMBIMBING : Dewi Aprilia Ningsih I.SST.M.Kes

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2021
RHA KABUT ASAP

A. PENGERTIAN

Kabut asap adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-

hari hingga hitungan bulan yang bisa terjadi karena beberapa penyebab yaitu salah

satunya pembakaran hutan.

Terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutala) seperti sudah menjadi

tradisi tahunan di sumatera, baik karena ulah manusia maupun karena faktor alam.

Peristiwa kebakaran hutan dan lahan menyebabkan peningkatan permasalahan

kesehatan masyarakat terutama kelompok berisiko, yaitu ibu hamil, balita, anak-

anak dan orang lanjut usia. Bahkan peristiwa kebakaran hutan dan lahan tidak jarang

mengakibatkan korban jiwa. Dampak Buruk Kabut Asap bagi Kesehatan

Masyarakat diukur dengan  menggunakan standar kualitas udara untuk menentukan

besar kecilnya pencemaran udara akibat kabut asap dengan acuan Indeks Standar

Pencemaran Udara (ISPU).

Kebakaran lahan gambut yang melanda wilayah ini merupakan terparah

sepanjang sejarah. Buruknya kualitas udara akibat kabut asap tersebut bukan lagi

disebabkan oleh terbakarnya hutan alam melainkan juga Kawasan gambut dengan

tingkat kedalaman hingga mencapai lima meter didasar.

RHA kabut asap adalah penilaian kesehatan cepat dalam bencana Kabut

Asap melalui pengumpulan informasi cepat dan analisis besaran masalah sebagai

dasar mengambil keputusan akan kebutuhan untuk tindakan penanggulangan

segera.

B.  TUJUAN
1.   Tujuan Umum

Untuk mengukur besaran masalah kesehatan akibat bencana kabut asap atau

pengungsian, hasilnya berbentuk rekomendasi untuk digunakan dalam

pengambilan keputusan penanggulangan kesehatan.

2.    Tujuan Khusus

Untuk menilai :

a.     Jenis Bencana             

b.     Lokasi kejadian Kabut Asap                     

c.      Penduduk yang terkena dampak Kabut Asap

d.     Dampak yang terjadi di bidang kesehatan :

e.      Kemampuan Sumber Daya Manusia

C.  RUANG LINGKUP

1.    Aspek Medis     :

a.   Puskesmas setempat dan sekitar : segera mengerahkan dan menyiapkan

petugas kesehatan  untuk  menangani kejadian Kabut Asap.

b.  RS    : Rumah sakit siap siaga dalam menindaklanjuti dan menerima rujukan

bencana Kabut Asap

c.   Dinas Kesehatan Kota : Memerintahkan semua puskesmas untuk melibatkan/

mengirim tenaga kesehatan

2.    Aspek Epidemiologi

Kemungkinan munculnya ISPA

3.    Aspek Lingkungan

a)    Air bersih
c)    Polusi udara

d)   Tempat pengungsian yang aman

e)    Dapur umum

D.  PENYUSUNAN INSTRUMEN

No Lokasi WaktuJumlah Lokasi Masalah kesehatan


Kejadian kejadian
penduduk pengungsian dan dampaknya
yang
terkena
1. Lahat, 17 31.518 GOR Lahat 1. Jumlah penduduk
Sumatera September juta jiwa yang terpapar
Selatan 2020 penyakit :
Pukul 2. ISPA sebanyak
00.00WIB 25.834 jiwa
3. Iritasi kulit 2.246
jiwa
4. Iritasi mata 1.656
jiwa
5. Pneumonia 538
jiwa
6.

Potensi Air bersih :


rusak
5.  
Kesiapan sarana
Yankes :5

Puskesmas : 24
6.  
Ketersediaan
logistik : masker,
logistic kesehatan
berupa paket gizi
(MP-ASI, MPT-
bumil dan PMT
ASI), tenda pos
kesehatan dan obat-
obatan dari
pemerintah
Makanan :donatur,
pemerintah
7.  
Upaya Kesehatan
yang telah
dilakukan :
Pelatihan dan
simulasi SPGDT
nakes dan
masyarakat
8.  
Ketersediaan
fasilitas evakuasi
Ambulan :  45
9.  
Geografis
Lingkungan
berkabut
10.   
Bantuan awal yang
diperlukan :masker,
sarana transportasi
untuk mengungsi,
tempat
pengungsian
11.  
Kemampuan
Respon setempat :
SDM : ditingkatkan
Obat dan masker
dan alat :
dipersiapkan
12.  
Hambatan yang ada
: keterbatasan air
bersih, kurangnya
sandang, pangan, ,
polusi udara

E.   PENGUMPULAN DATA

1.    WAKTU            : Segera setelah kejadian

2.    Lokasi                :  Tempat pengungsian korban

3.    Pelaksana           : TIM kesehatan yang  ada di desa , kecamatan, kabupaten ,

maupun Provinsi terdekat

F.   METODE RHA

1.    Wawancara        : saksi, tokoh masyarakat, para pejabat di daerah bencana


2.    Observasi           : dilakukan terhadap kondisi lingkungan daerah bencana kabut

asap

G.  ANALISIS RHA

1.    Luasnya lokasi kejadian : 

a.   Hubungan transportasi dengan lokasi : perjalanan terganggu (karena jalan

ditutupi Kabut Asap. )

b.   Dampak terhadap kelancaran evakuasi  : tidak bisa secara cepat segera

sampai tempat pengungsian

karena jarak pandang tertutup

oleh asap.

c. Jarak pengungsian : di zona aman (yang ditetapkan oleh pemerintah), sekitar

30 menit dari lokasi kejadian

c.    Pelayanan kesehatan : kurangnya masker dan tenaga kesehatan

d.   Lokasi pemberi bantuan : di zona aman yang ditetapkan pemerintah sekitar

30 menit dari lokasi kejadian

2.    Dampak kesehatan terhadap penduduk :

a.    Penduduk mengalami sesak nafas

b.    Penduduk terpapar penyakit ISPA

c.    Penduduk terpapar penyakit kulit

d. Penduduk terpapar penyakit iritasi mata

e. Penduduk terpapar penyakit pneumonia

3.    Potensi Sarana Pelayanan

Kurangnya tenaga kesehatan dan mendirikan posko kesehatan.

4.    Potensi sumber air bersih dan sanitasi :


Kurangnya air bersih

5.    Ketersediaan logistik

Kurangnya persediaan masker dan obat-obatan yang diperlukan

H.  REKOMENDASI

1.    Bantuan obat-obatan, masker dan alat sesuai kebutuhan

2.    Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan medis dan tenaga kesehatan lingkungan

3.    Meningkatkan  kebutuhan logistic kesehatan berupa paket gizi (MP-ASI, MPT-

bumil dan PMT ASI)

4.     Pengelolaan makanan dan minuman

5.    Pengelolaan sarana kesehatan lingkungan yang diperlukan

6.    Kewaspadaan dini terhadap kemungkinan kejadian luar biasa (penyakit ISPA)

7.    Koordianasi lintas sektoral

Anda mungkin juga menyukai