Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN KARAKTER

(CHARACTER BUILDING)

Oleh :
EKA RAHMA WINARTI, AMD.KEB
2126040068.P

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TRI MANDIRI SAKTI


DIV KEBIDANAN
2021

1
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Makalah........................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C.     Tujuan Penulisan Makalah......................................................................... 2
D.    Batasan Masalah........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A.         Pengertian Karakter, Karakter Bangsa, Pendidikan Karakter dan Pembinaan
Karakter Bangsa     3
B.         Tujuan dari Pendidikan Karakter dan Pembinaan Karakter Bangsa....... 5
C.         Nilai-Nilai Karakter................................................................................. 7
D.         Strategi Mengembangkan Karakter Bangsa............................................ 9
E.          Faktor yang Mempengaruhi Karakter Bangsa........................................ 13
F.          Revitalisasi Pembinaan Karakter Kebangsaan........................................ 15
G.         Karakter yang Diharapkan...................................................................... 16
BAB III PENUTUP
A.         Kesimpulan............................................................................................. 18
B.         Saran....................................................................................................... 18

2
1

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Membangun karakter, “character building is never ending process”
pembentukan karakter adalah proses tanpa henti. Karakter atau watak merupakan
komponen yang sangat penting agar manusia dapat mencapai tujuan hidupnya
dengan baik dan selamat. Karakter memegang peran yang sangat utama dalam
menentukan sikap dan perilaku.
Membentuk karakter memang tidak semudah membelik telapak tangan,
jika karakter ibarat sebuah bangunan yang kokoh, butuh waktu yang lama dan
energi yang tidak sedikit untuk mengubahnya. berbeda dengan bangunan yang
tidak permanen yang menggunakan bahan-bahan rapuh, maka mengubahnya pun
akan lebih cepat dan mudah. Tetapi karakter bukanlah sesuatu yang mudah
diubah, maka tidak ada pilihan lain bagi kita semua kecuali membentuk karakter
anak mulai sejak dini. Tidak ada istilah terlambat guna pembenbentukan karakter,
kita perlu membina dan mengembangkanya secara bertahap, bertingkat, dan
berkelanjutan.
B.       Rumusan Masalah
1.         Apakah yang di maksud dengan karakter, karakter bangsa, pendidikan karakter dan
pembinaan karakter bangsa ?
2.         Apakah tujuan dari pendidikan karakter dan pembinaan karakter bangsa ?
3.          Apa saja yang menjadi nilai-nilai dari karakter ?
4.          Strategi apa saja yang dilakukan untuk mengembangkan karakter bangsa?

C.      Tujuan Penulisan
1.         Untuk mengetahui definisi karakter, karakter bangsa, pendidikan karakter dan
pembinaan karakter bangsa.
2.         Untuk mengetahui tujuan dari pendidikan karakter dan pembinaan karakter bangsa.
3.         Untuk mengetahui hal-hal yang menjadi nilai-nilai dari karakter.
4.         Untuk mengetahui Strategi yang dilakukan untuk mengembangkan karakter bangsa?
5.         Untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi karakter bangsa.

D.      Batasan Masalah
Untuk menjaga pembahasan agar tetap terarah dan tidak melebar, penulis
membatasi pembahasan makalah pada definisi karakter, karakter bangsa, pendidikan
karakter dan pembinaan karakter bangsa dan tujuannya, nilai-nilai yang terkandun dalam
karakter, strategi pembangunan karakter, hal hal yang mempengaruhi karakter,
revitalisasi pembinaan karakter kebangsaan, dan hasil karakter yang di harapkan.

1
2

BAB II
PEMBAHASAN

Tidak perlu disangsikan lagi bahwa pendidikan karakter merupakan upaya yang harus

melibatkan semua pihak baik keluarga, masyarakat, dan lembaga pendidikan sekolah.

Pendidikan yang pada umumnya bertujuan sangat mulia baik dalam membentuk pribadi

yang kuat, berkarakter khas, dan sekian banyak tujuan baik lainya.

Dalam hal ini lembaga pendidikan yang terlibat dalam mengarahkan peserta didik

harus seiring dan sejalan dengan rumusan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan

nasional yaitu: Membangun kualitas manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-Nya sebagai warga negara yang berjiwa

pancasila mempunyai semangat dan kesadaran yang tinggi, berbudi pekerti yang luhur,

berkepribadian yang kuat, cerdas terampil, dapat mengembangkan dan menyuburkan

demokrasi, dapat memelihara hubungan yang baik antara sesama manusia dan

lingkungannya, sehat jasmani, mampu mengembangkan daya estetik, berkesanggupan untuk

membangun diri dan masyarakat (Suryosubroto, 2010: 12)

Dalam pelaksanaan operasional, sebuah lembaga pendidikan harus mematuhi semua

peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, diantaranya yaitu dalam mendirikan

sebuah satuan lembaga pendidikan. Syarat pendirian satuan pendidikan yaitu:

1. Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal yang didirikan wajib memperoleh izin

pemerintah atau pemerintah daerah.

2. Syarat-syarat untuk memperoleh izin meliputi isi pendidikan, jumlah dan kualifikasi

dan tenaga kependidikanan, pembiayaan pendidikan, serta menejemen dan proses

pendidikan.

3. Pemerintah atau pemerintah daerah memberi dan mencabut izin pendirian satuan

pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Suryosubroto,

2010: 159)

2
3

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan sebuah lembaga pendidikan, ada

beberapa prinsip dalam menyelaggarakan pendidikan yaitu:

1. Pendidikan diselanggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tdak

diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan,

nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

2. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sitematik dengan

sitem terbuka dan multi makna.

3. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun

kemauan dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses

pembelajaran (Suryobroto, 2010: 134).

Banyak sistem pendidikan yang ditawarkan untuk mencapai keberhasilan,

akan tetapi kita bisa melihat pada sistem pendidikan Islam yang lebih

menekankan pada peningkatan kecerdasan spiritual. Karena kecerdasan spiritual

diyakini bisa membawa kebaikan bagi sisi lain dalam diri manusia. Tujuan

pendidikan Islam tidak melulu untuk pengembangan intelektual, kematangan

emosional, mengisi area imajinasi, atau mengasah kepedulian sosial peserta didik,

tapi lebih penting dari itu adalah untuk mengenalkan mereka pada penciptanya,

Tuhan yang maha Esa (Aziz, 2011: 95).

A.      Pengertian Karakter, Karakter Bangsa, Pendidikan Karakter dan Pembinaan


Karakter Bangsa
1.         Pengertian Karakter
a.    Kamus Besar Bahasa Indonesia
Sifat kejiwaan akhlaq atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dengan yang lain.
b.    Ditjen Mandikdasmen (Kementerian Pendidikan Nasional)
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, 
bangsa  dan  negara.  Individu  yang  berkarakter  baik  adalah individu yang bisa

3
4

membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari


keputusan yang ia buat.
c.    Wyne
Mengungkapkan bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani “karasso”
yang berarti “to mark” yaitu menandai atau mengukir, yang memfokuskan
bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah
laku. Oleh sebab itu seseorang yang berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus
dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek, sementara orang yang berprilaku
jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang berkarakter mulia. Jadi istilah
karakter erat kaitannya dengan personality (kepribadian) seseorang.
Karakter adalah  nilai-nilai yang menjadi ciri khas tiap individu dan
diaplikasikan dalam nilai-nilai kebaikan yang tercermin baik dalam bentuk
tindakan maupun tingkah laku. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau
sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan
ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.
2.         Pengertian Karakter Bangsa
Karakter bangsa adalah  kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas baik
yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku  berbangsa
dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah dari
raga seseorang atau sekelompok orang. Karakter bangsa Indonesia haruslah
berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, keberagaman dengan
prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3.         Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah usaha sadar, terencana dan terstruktur untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Sedangkan karakter merupakan sifat khusus atau moral dari perorangan
maupun individu. Pendidikan karakter bangsa adalah usaha sadar dan terencana
dalam menanamkan nilai-nilai yang menjadi pedoman dan jati diri bangsa sehingga
terinternalisasi didalam diri peserta didik yang mendorong dan mewujud dalam
sikap dan perilaku yang baik.
4.         Pembinaan Karakter Bangsa
Pembinaan Karakter Bangsa adalah upaya sistematik suatu negara
berkebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai
dengan dasar  dan ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya
dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk
membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,
bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan
Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pembinaan karakter bangsa dilakukan melalui proses sosialisasi, pendidikan dan

4
5

pembelajaran, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama  seluruh komponen


bangsa dan negara.
B.       Tujuan dari Pendidikan Karakter dan Pembinaan Karakter Bangsa
1.         Pendidikan Karakter Bangsa
Tujuan dari Pendidikan Karakter Bangsa yaitu:
a.    Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan
warga Negara yang memiliki nilai-nilai dan budaya bangsa.
b.    Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan
dengan nilai nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religious.
c.    Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa.
d.   Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri,
kreatif, dan berwawasan kebangsaan.
e.    .mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang
aman, jujur, penuh kreatifitas dan persahabatan serta dengan rasa kebangsaan
yang tinggi dan penuh kasih sayang.
Peran pendidikan bagi kemajuan sebuah bangsa sangat penting, untuk itu perlu
adanya bimbingan dan binaan khusus bagi setiap individu atau kelompok untuk
mendapatkan pendidikan yang memadai.
2.         Pembinan Karakter Bangsa
Tujuan yang hendak dicapai oleh bangsa Indonesia dalam malaksanakan
pembinaan karakter bangsa adalah:
a.    Meningkatkan dan mengokohkan semangat religiositas bangsa.
b.    Menambah kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c.    Menjamin terlaksananya pluralitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
d.   Memantapkan wawasan, rasa dan semangat kebangsaan.
e.    Menjunjung tinggi hak asasi manusia dan hukum.
f.     Mengembangkan musyawarah untuk mencapai mufakat.
g.    Mengembangkan nilai dan kompetensi karakter pribadi dan bangsa.
h.    Meningkatkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sedangkan hasil yang hendak dicapai dalam pembinaan karakter bangsa
adalah terciptanya masyarakat yang bersikap dan bertingkah laku secara santun
berdasar Pancasila. Diharapkan agar perilaku warga negara baik dalam aspek politik,
ekonomi, maupun sosial budaya mengacu pada konsep, prinsip dan nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Secara rinci dapat digambarkan bahwa pembinaan
karakter bangsa tersebut untuk dapat menghasilkan warganegara yang memiliki:
a.    Keimanan dan ketaqwaan yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan agama masing-masing, dan dapat bersikap secara tepat dan baik dalam
menghadapi pluralitas agama yang terdapat di Indonesia.
b.    Sikap dan tingkah laku yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, dengan mendudukan hak asasi
manusia secara proporsional sesuai dengan konsep dan prinsip yang terkandung
dalam Pancasila.

5
6

c.    Semangat kebangsaan yang tinggi, sehingga selalu menjunjung tinggi existensi


Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kepentingan pribadi dan golongan selalu
diselaraskan dengan kepentingan negara-bangsa.
d.   Pengetahuan, sikap, perilaku dan kemampuan dalam menerapkan demokrasi yang
bersendi pada prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila.
e.    Sikap, perilaku dan kemampuan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
f.     Kesadaran untuk mengembangkan nilai dan kompetensi universal karakter
warganegara.
C.      Nilai-Nilai Karakter
1.         Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain.
2.         Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3.         Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4.         Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan.
5.         Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan.
6.         Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.

7.         Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8.         Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
9.         Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10.     Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11.     Cinta Tanah Air

6
7

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan


bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
12.     Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13.     Bersahabat / Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
14.     Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
15.     Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
16.     Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17.     Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18.     Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
D.      Strategi Mengembangkan Karakter Bangsa
 Ada 3 pilar utama untuk mewujudkan Karakter Bangsa, yaitu:
1.      Aspek pada Tataran Individu
Nilai kehidupan diwujudkan dalam perilaku, diinternalisasikan dalam
kehidupan sehari-hari secara konsisten. Pendidikan karakter bangsa dimulai dengan
pendidikan karakter individu.
2.      Aspek pada Tataran Masyarakat
Masyarakat adalah komunitas yang secara integral memiliki nilai yang sama,
dan akan committed menerapkan nilai yang mereka anggap baik. Komunitas bisa
terbentuk karena kepentingan, profesi atau tujuan bersama contohnya PGRI, PMR
atau Partai Politik.
3.       Aspek pada Tataran Bangsa
Bangsa terdiri dari sekumpulan bangsa, masyarakat. Pada komunitas, baik
orang atau bangsa, terjadi kontrak sosial atau perasaan kebersamaan untuk
mendukung nilai-nilai luhur yang ada. Pada tataran bangsa, nilai-nilai luhur tersebut
telah berhasil dirumuskan menjadi dasar negara Bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
Nilai-nilai luhur tersebut adalah:
a.    Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b.    Martabat Kemanusiaan

7
8

c.    Persatuan
d.   Musyawarah
e.    Adil

1.         Pengembangan Karakter Bangsa dengan Pendidikan


Pendidikan karakter bukan terletak pada materi pembelajaran melainkan pada
aktivitas yang melekat, mengiringi, dan menyertainya (suasana yang mewarnai,
tercermin dan melingkupi proses pembelajaran pembiasaan sikap & perilaku yang
baik).
Proses Terbentuknya Pendidikan Karakter :
a.    Melalui pendidikan, pengalaman, cobaan hidup, pengorbanan dan pengaruh
lingkungan,kemudian terinternalisasi nilai-nilai sehingga menjadi nilai intrinsik
yang melandasi sikap dan perilaku.
b.    Sikap dan perilaku tersebut dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi
kebiasaan.
c.    Kebiasaan tersebut dijaga dan dipelihara maka jadilah karakter.
Strategi yang diperlukan dalam penerapan dan tahap pelaksanaan dari metode-
metode yang diperlukan selama proses pengintegrasian Pendidikan Karakter :
a.    Pendekatan Pendidikan Karakter
Diperlukan beberapa pendekatan agar pendidikan karakter dapat berjalan
dengan baik nantinya yang diantaranya adalah:
1)   Keteladanan
2)   Kegiatan
3)   Penugasan (pendampingan)
4)   Pembiasaan
5)   Ko-kreasi (keterlibatan aktif siswa)
Ciri-cirinya :
1)   Melibatkan secara aktif kepala  sekolah, guru, siswa, dan orang tua.
2)   Hubungan subyek-subyek.
3)   Belajar bersama.
4)   Proses yang baik untuk menjamin  hasil yang baik.
b.    Strategi Implementasi Pendidikan Karakter
Berikut ini beberapa strategi yang diperlukan:
1)   Kegembiraan baru, bukan beban baru.
2)   Mulai dengan yang mudah, murah dan mengembirakan.
3)   Mulai dari diri sendiri.
4)   Berbagi dan berbagi.
5)   Apresiasi dan apresiasi.
c.    Tahap Pelaksanaan dilapangan
1)   Mencerahkan dan  menguatkan keyakinan.
2)   Mengembangkan gagasan bersama-sama.
3)   Menyusun rencana tindakan.
4)   Implementasi rencana tindakan.
5)   Mengamati perubahan .

8
9

d.   Metode-Metode yang Mungkin Diperlukan:


Multi metode, terutama yang menyentuh hati. Karena sesungguhnya
pendidikan karakter adalah mengelola hati.
e.    Prinsip-Prinsip Pelaksanaan :
1)   Berkelanjutan.
2)   Melalui semua mata pelajaran, pengembangan diri (ekstrakurikuler), dan
budaya sekolah.
3)   Nilai tidak diajarkan tapi dikembangkan.
4)   Proses pendidikan melibatkan peserta didik secara aktif dan menyenangkan.

2.         Pengembangan Karakter Bangsa dengan Pembinaan


a.    Sosialisasi
Penyadaran semua pemangku kepentingan akan pentingnya karakter
bangsa.  Media cetak dan elektronik perlu berperanserta dalam sosialisasi.
b.    Pendidikan
Formal (satuan pendidikan), nonformal (kegiatan keagamaan,kursus,
pramuka dll.),  informal (keluarga, masyarakat, dan tempat kerja), forum
pertemuan (kepemudaan).
c.    Pemberdayaan
Memberdayakan semua pemangku kepentingan (orang tua, satuan
pendidikan, ormas, dsb.) Agar dapat berperan aktif dalam pendidikan karakter.
d.   Pembudayaan
Perilaku berkarakter dibina dan dikuatkan dengan penanaman nilai-nilai
kehidupan agar menjadi budaya.
e.    Kerjasama
Membangun kerjasama sinergis antara semua pemangku kepentingan  
E.       Faktor yang Mempengaruhi Karakter Bangsa
 a.    Lingkungan Global
Globalisasi dalam banyak hal memiliki kesamaan dengan internasionalisasi
yang dikaitkan dengan  berkurangnya peran dan batas-batas suatu negara yang
disebabkan adanya peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan
antarmanusia di seluruh dunia melalui berbagai bentuk interaksi. Globalisasi juga
dapat memacu pertukaran arus manusia, barang, dan informasi tanpa batas. Hal itu
dapat menimbulkan dampak terhadap penyebarluasan pengaruh budaya dan nilai-
nilai termasuk ideologi dan agama dalam suatu bangsa yang sulit dikendalikan. Pada
gilirannya hal ini akan dapat mengancam jatidiri bangsa.
Berdasarkan indikasi tersebut, globalisasi dapat membawa perubahan terhadap
pola berpikir dan bertindak masyarakat dan bangsa Indonesia, terutama masyarakat
kalangan generasi muda yang cenderung mudah terpengaruh oleh nilai-nilai dan
budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian dan karakter bangsa Indonesia.
Untuk itu, diperlukan upaya dan strategi yang tepat dan sesuai agar masyarakat
Indonesia dapat tetap menjaga nilai-nilai budaya dan jati diri bangsa serta generasi
muda tidak kehilangan kepribadian sebagai bangsa Indonesia.
b.    Lingkungan Regional

9
10

Pada lingkungan regional, pengaruh globalisasi juga membawa dampak


terhadap terkikisnya budaya lokal di zona negara-negara Asia Tenggara. Dampak
tersebut berwujud adanya ekspansi budaya dari negara-negara maju yang menguasai
teknologi informasi. Meskipun telah dilaksanakan upaya pencegahan melalui
program kerja sama kebudayaan, namun melalui teknologi infomasi yang
dikembangkan, pengaruh negara lain dapat saja masuk.
Perkembangan regional Asia atau lebih khusus ASEAN dapat membawa
perubahan terhadap pola berpikir dan bertindak masyarakat dan bangsa Indonesia.
Untuk itu, diperlukan strategi yang tepat dan sesuai agar masyarakat Indonesia dapat
tetap menjaga nilai-nilai budaya dan jati diri bangsa serta generasi muda tetap
memiliki kepribadian sebagai bangsa Indonesia.
c.    Lingkungan Nasional
Perkembangan politik di dalam negeri dalam era reformasi telah menunjukkan
arah terbentuknya demokrasi yang baik. Selain itu telah direalisasikan adanya
kebijakan desentralisasi kewenangan melalui kebijakan otonomi daerah. Namun,
sampai saat ini, pemahaman dan implementasi konsep demokrasi dan otonomi serta
pentingnya peran pemimpin nasional masih belum memadai. Sifat kedaerahan yang
kental dapat mengganggu proses demokrasi dan bahkan mengganggu persatuan
nasional.
Harus diakui bahwa banyak kemajuan yang telah dicapai bangsa Indonesia
sejak lebih dari enam puluh tahun merdeka. Pembangunan fisik dimulai dari zaman
orde lama, orde baru, orde reformasi hingga pasca reformasi terasa sangat pesat,
termasuk pembangunan infrastruktur pendukung pembangunan yang mencapai
tingkat kemajuan cukup berarti.
Kemajuan di bidang fisik harus diimbangi dengan pembangunan nonfisik,
termasuk membina karakter dan jati diri bangsa agar menjadi bangsa yang kukuh
dan memiliki pendirian yang teguh. Sejak zaman sebelum merdeka hingga zaman
pasca reformasi saat ini perhatian terhadap pendidikan dan pengembangan karakter
terus mendapat perhatian tinggi. Pada awal kemerdekaan pembangunan pendidikan
menekankan pentingnya jati diri bangsa sebagai salah satu tema pokok pembinaan
karakter dan pekerti bangsa. Pada zaman Orde Lama, Nation and Character
Building merupakan pembinaan karakter dan pekerti bangsa. Pada zaman Orde Baru,
pembinaan karakter bangsa dilakukan melalui mekanisme penataran Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Pada zaman Reformasi, sejumlah
elemen kemasyarakatan menaruh perhatian terhadap pembinaan karakter bangsa
yang diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan.
F.       Revitalisasi Pembinaan Karakter Kebangsaan
Untuk meneruskan peran protagonis yang berhasil dimainkan dengan indah oleh
para pemuda pejuang di era kemerdekaan, pemuda masa kini memiliki kewajiban moral
untuki meneruskan tradisi positif ini di era kemerdekaan. Kongkritnya, pemuda harus
bisa menjadi tumpuan bagi terciptanya kemakmuran, kemajuan, serta kemandirian
Indonesia. Menjadi dinamisator pembangunan agar bangsa Indonesia memiliki daya
saing tinggi, sehingga sejajar bahkan unggul dari bangsa-bangsa lain.

10
11

Ironisnya, kenyataan yang ada tidaklah demikian. Para pemuda Indonesia saat ini
seolah tidak berdaya menghadapi gempuran arus globalisasi yang dihiasi ekspansi tradisi
bangsa asing. Meskipun tidak ada bukti empiris yang menunjukkan bahwa semua budaya
asing memberikan dampak negatif bagi generasi muda, namun jika kondisi ini terus
dibiarkan, bukan tidak mungkin bangsa Indonesia akan kehilangan jati dirinya, sehingga
akan terjebak dalam kolonialisme kontemporer, tergantung dan mudah dikendalikan
bangsa lain.
Kekhawatiran ini semakin membayang di depan mata ketika melihat realitas pemuda
masa kini yang pemahaman terhadap sejarah dan nilai-nilai budaya nasinalnya menurun
drastis. Mereka seakan lebih bangga mengidentifikasi diri kepada bangsa lain yang lebih
maju ilmu pengetahuan dan teknologinya.
Supaya realitas memprihatinkan ini segera berakhir, pemuda harus tampil di barisan
terdepan dalam upaya menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman hilangnya
identitas nasional. Inilah perjuangan berat yang terhampar di depan mata dan menuntut
komitmen utuh dari segenap pemuda Indonesia. Agar perjuangan ini berhasil, setidaknya
ada peran yang harus dijalankan oleh para pemuda yaitu :
1.         Character builder (Pembangun Karakter)
Tergerusnya karakter positif—seperti ulet, pantang menyerah, jujur, dan
kreatif—yang  dibarengi tumbuhnya karakter negatif seperti malas, koruptif, dan
konsumtif di kalangan masyarakat Indonesia, menuntut pemuda untuk meresponnya
dengan cepat dan cerdas. Mereka harus menjadi pioner yang memperlihatkan
kesetiaan untuk memegang teguh kearifan lokal seperti yang dicontohkan pemuda
generasi terdahulu.
2.         Caharacter Enabler (Pemberdaya Karakter)
Pembangunan karakter bangsa tentunya tidak cukup jika tidak dilakukan
pemberdayaan yang berkesinambungan. Oleh sebab itu, pemuda harus memiliki
tekad untuk mejadi role model dari pengembangan karakter bangsa yang positif.
3.         Character engineer (Perekayasa Karakter)
Peran ini menunut generasi muda untuk terus melakukan pembelajaran.
Pasalnya, pengembangan karakter positif bangsa menunut adanya modifikasi dan
rekayasa yang tepat sesuai dengan perkembangan zaman.

G.      Karakter yang Diharapkan


Secara psikologis karakter individu dimaknai sebagai hasil keterpaduan empat
bagian, yakni olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa. Olah hati berkenaan
dengan perasaan sikap dan keyakinan/keimanan. Olah pikir berkenaan dengan proses
nalar guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif.
Olah raga berkenaan  dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, dan
penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas. Olah rasa dan karsa berkenaan dengan
kemauan dan kreativitas yang tecermin dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan
kebaruan. Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila pada masing-masing
bagian tersebut, dapat dikemukakan sebagai berikut.

11
12

1.    Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan bertakwa, jujur,
amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil
resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotic.
2.    Karakter yang bersumber dari olah pikir antara lain cerdas, kritis, kreatif, inovatif, 
ingin tahu, produktif, berorientasi Ipteks, dan reflektif.
3.    Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestetika antara lain bersih, dan sehat,
sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif,
kompetitif, ceria, dan gigih.
4.    Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan, saling
menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli,
kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis),
bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos
kerja.

12
13

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Negara Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai dan beragam suku dan
bangsa, agama, budaya dan bahasa. Jika kita sebagai warga negara dan generasi penerus
bangsa ingin mempertahankan Indonesia tetap sebagai NKRI yang utuh kita harus
menjaga persatuan dan kesatuan serta membudayakan dan menjaga kredibilitas karakter
bangsa dari arus globalisasi yang mendunia dan tanpa kenal batas. Mempertahankan jati
diri dan karakter bangsa merupakan cerminan sikap yang menjadi identitas bangsa yang
dapat melahirkan manusia-manusia yang berkarakter baik, memajukan peradaban bangsa
kita semakin terdepan dengan SDM yang berilmu dan berkarakter.
Mengingat penting dan luasnya cakupan pembinaan karakter bangsa dalam rangka
menjaga identitas bangsa dari kegoyahan arus globalisasi, serta menjadikan masyarakat
berketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan
Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,
maka diperlukan komitmen dan dukungan dari lembaga penyelenggara negara, dunia
usaha dan industri, masyarakat, media massa dan pemangku kepentingan lainnya untuk
menyusun  program kerja dan mengkoordinasikan dengan pihak terkait agar terjadi
sinergi yang kokoh untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
B.       Saran
Pendidikan karakter merupakan tonggak kehidupan berkebangsaan yang nilai
nilainya tertuang dalam dasar Negara. Apabila pendidikan karakter mampu direalisasikan
tujuan mulia bangsa senantiasa terwujud dengan dengan baik. Semoga makalah ini dapat
memberikan sedikit gambaran mengenai Pendidikan Karakter di Indonesia.

13
14

DAFTAR PUSTAKA

Muchlas Samani, HariyantO, 2012, konsep dan modal Pendidikan Karakter, Bandung:


Remaja Rosdakarya
Ngainun Naim, 2012, Charakter Building, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Nurul Zuriah, 2011, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam perspektif perubahan,
Jakarta: Bumi Aksara
Tuhana Taufiq Andrianto, 2013, Mengembngkan Karakter Sukses Anak di Era
Cyber Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Muhammad Fadlillah. Lilif Mualifatu Khorida, 2013, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Jogjakarta Ar-Ruzz Media
H.E Mulyasa, 2012, Manajemen PAUD , Bandung: Remaja Rosdakarya
Thomas Lickona, Mendidik untuk Membentuk Karakter, Jakarta: Bumi Aksara
Thomas Lickona, 2013,  Character Matters  Jakarta: Bumi Aksara
Abdul Manaf, Implementasi Pendidikan Karakter di Lembaga Pendidikan (Jurnal tidak
diterbitkan)
Sri Wahyuni, Abd. Syukur Ibrahim, 2013, Perencanaan Pembelajaran Bahasa Berkarakter, Bandung:
Refika Aditama
Dharma Kesuma. Dkk, 2011, Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, Bandung: Remaja
Rosdakarya

14
1

1
2
1

Anda mungkin juga menyukai