Anda di halaman 1dari 28

BAB XI

HAKIKAT PENDIDIKAN KARAKTER


A. Konsep Dasar Pendidikan Karakter;
Dalam hal ini diuraikan tentang Pengertian, Tujuan,
Fungsi, dan Ruang Lingkup Pendidikan Karakter :
1. Pengertian;
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
No. 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1, Pendidikan adalah:
"Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
• Pendidikan Nasional bertujuan: "Untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab" (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Pasal 3).
• Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional bertujuan membentuk
insan Indonesia yang cerdas dan berkepribadian atau berkarakter
sehingga melahirkan generasi bangsa yang tumbuh dan
berkembang dengan karakter yang bernapaskan nilai-nilai luhur
bangsa dan agama.
• Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan cerdas dan
berkarakter kuat pernah dikatakan Martin Luther King, yaitu
"Kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang
sebenarnya
• Direktorat Pendidikan Tinggi menjelaskan bahwa secara umum, arti
karakter adalah karakter mendemonstrasikan etika atau sistem nilai
personal yang ideal (baik dan penting) untuk eksistensi diri dan
• Pengertian secara khusus, karakter adalah nilai-nilai yang khas
baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata
berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan)
yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku. Karakter
secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah
raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok
orang.
• Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok
orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral,
dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan
• Dalam hubungannya dengan pendidikan bahwa Pendidikan
Karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan
budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang
bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk
memberikan keputusan baik buruk, memelihara kebaikan,
mewujudkan dan menebar kebaikan dalam kehidupan sehari-
2. Tujuan ;
Adapun tujuan dari pendidikan karakter yang
sesungguhnya jika dihubungkan dengan falsafah
Negara Republik Indonesia adalah mengembangkan
karakter peserta didik agar mampu mewujudkan nilai-
nilai luhur Pancasila.
3. Fungsi :
Fungsi pendidikan karakter adalah;
a. Pengembangan potensi dasar, agar "berhati
baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik".
b. Perbaikan perilaku yang kurang baik dan
penguatan perilaku yang sudah baik.
c. Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan
4. Ruang lingkup atau sasaran dari
pendidikan karakter adalah:
a. Satuan pendidikan;
b. Keluarga;
c. Masyarakat.
B. Pendidikan Karakter sebagai Suatu Sistem
• Tugas Pendidikan (GURU/DOSEN), adalah Membuat
peserta didik berkarakter adalah yang esensinya
adalah membangun manusia seutuhnya, yaitu
manusia yang baik dan berkarakter.
• Pengertian baik dan berkarakter mengacu pada
norma yang dianut, yaitu nilai-nilai luhur Pancasila.
• Seluruh butir-butir Pancasila sepenuhnya
terintegrasi ke dalam Harkat Martabat Manusia
(HMM).
• Harkat Martabat Manusia (HMM) terdiri atas tiga
komponen, yaitu :
1. Hakikat Manusia,
2. Pancadaya Kemanusiaan, dan
3. Dimensi Kemanusiaan (Alwis, 2011: 1).
ad.1. Hakikat Manusia adalah;
a. Makhluk bertakwa;
b. Diciptakan paling sempurna dan
c. Derajat paling tinggi;
d. Khalifah di muka bumi;
e. Penyandang hak asasi manusia.
Ad. 2. Pancadaya kemanusiaan dengan unsur-
unsur:
a. Daya takwa;
b. Daya cipta;
c. Daya rasa;
d. Daya karsa;
e. Daya karya.
Ad. 3. Dimensi kemanusiaan memiliki unsur-unsur:
a. Kefitrahan;
b. Keindividualan;
c. Kesosialan;
d. Kesusilaan;
• Secara Linguistik, ada beberapa pengertian tentang karakter,
yaitu sebagai berikut.
• Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark
atau menandai dengan focus mengaplikasikan nilai
kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku.
• Karakter adalah bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi
pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen,
watak (Pusat Bahasa Depdiknas).
• Karakter mengacu pada serangkaian sikap (attitudes),
perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan
keterampilan (Skill).
• Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian
seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak
• Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri
khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu
yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat
keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat
dari keputusan yang ia buat.
• Adapun pendidikan berkarakter adalah pendidikan budi pekerti
plus, yaitu melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan
(feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona,
• Dengan ketiga aspek tersebut, jika pendidikan karakter
diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan akan membuat
anak menjadi cerdas dalam emosinya.
• Kecerdasan emosi adalah bekal penting dalam mempersiapkan
anak menyongsong masa depan karena seseorang akan lebih
mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan
kehidupan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.
• Pendidikan karakter memiliki dua nilai substansial, yakni:
1. upaya berencana untuk membantu orang untuk
memahami, peduli dan bertindak atas nilai-nilai etika/moral;
2. mengajarkan kebiasaan berpikir dan berbuat yang
membantu orang hidup dan bekerja bersama-sama sebagai
keluarga, teman, tetangga, masyarakat, dan bangsa (Sukro
Muhab, 2010: 3).
• Peran sekolah sangat penting dalam usaha pembentukan
karakter. Dalam konteks tersebut, pendidikan karakter adalah
usaha sekolah yang dilakukan secara bersama oleh guru,
pimpinan sekolah (dan seluruh warga sekolah) melalui semua
kegiatan sekolah untuk membentuk akhlak, watak atau
kepribadian peserta didik melalui berbagai kebaikan (virtues)
yang terdapat dalam ajaran agama.
• Bagi yang beragama Islam, mereka senantiasa menjadikan Al-
Quran dan sunnah sebagai landasan untuk cara pandang,
• Pembentukan karakter dengan nilai agama dan
norma bangsa sangat penting, karena dalam Islam,
antara akhlak dan karakter merupakan satu kesatuan
yang kukuh seperti pohon dan menjadi inspirasi
keteladanan akhlak dan karakter adalah Nabi
Muhammad SAW.
• Pilar-pilar pembentukan karakter Islam bersumber
pada hal-hal berikut :
• Al-Quran;
• Sunnah atau hadis;
• "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak manusia" (H.R. Ahmad). Dan hadis: "Mukmin
yang paling sempurna imannya adalah yang paling
• Adapun alur pikir pembangunan karakter bangsa adalah sebagai
berikut;
1. Permasalahan bangsa dan Negara
2. Dis orientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila.
3. Keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam
mewujudkan nilai-nilai Pancasila.
4. Bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
5. Memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya
bangsa.
6. Ancaman disintegrasi bangsa.
7. Melemahnya kemandirian bangsa.
8. Kebutuhan Pokok - RAN:
9. Polhukam;
10. Kesra;
• Lingkungan strategis:
1. Global;
2. Regional;
3. Nasional.
• Strategi:
1. sosialisasi/penyadaran;
2. pendidikan;
3. pemberdayaan;
4. pembudayaan;
5. kerja sama.
• Konsensus nasional:
1. Pancasila;
2. UUD 1945;
3. Bhinneka Tunggal Ika;
4. NKRI.
• Bangsa berkarakter:
1. tangguh;
2. kompetitif;
3. berakhlak mulia;
4. bermoral;
5. bertoleran;
6. bergotong royong
7. patriotik;
8. dinamis,
9. Berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan
dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (UU RI No.
C. Hakikat Pendidikan untuk Membentuk Karakter
Bangsa;
• Menurut ajaran Islam, hakikat
pendidikan adalah mengembalikan
nilai-nilai ilahiyah pada manusia
(fitrah) dengan bimbingan Al-Quran
dan As-Sunnah (hadis) sehingga
menjadi manusia yang berakhlak
mulia (insan kamil).
• Hakikat pendidikan adalah untuk membentuk karakter suatu bangsa.
Hal tersebut sangat ditentukan oleh:
1. Semangat,
2. Motivasi,
3. Nilai-nilai, dan
4. Tujuan dari pendidikan.
Apabila dirumuskan, hakikat pendidikan yang mampu membentuk
karakter bangsa (berkeadaban) adalah:
1. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip- prinsip ilmu
pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusiase utuhnya;
2. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang
ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan
kewibawaan pendidik;
3. Pendidikan para prinsipnya berlangsung seumur hidup;
4. Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik
menghadapi lingkungan yang mengalami perubahan semakin besar;
5. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan
masyarakat.
• Sementara itu, orang Yunani memberikan
pengertian hakikat pendidikan sebagai usaha
membantu manusia menjadi manusia.
• Adapun tujuan pendidikan sesungguhnya adalah
"memanusiakan" manusia.
• Maksud "memanusiakan" manusia adalah
menjadikan manusia sebagai manusia seutuhnya,
yaitu:
1. memiliki kemampuan mengendalikan diri;
2. berpengetahuan;
3. cinta tanah air (M. Jamin, 2011: 2).
• Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan
penanaman dan pembumian nilai-nilai luhur
perilaku berkarakter, melalui:
• Olah pikir, dapat memunculkan sikap:
1. cerdas;
2. kritis;
3. kreatif;
4. inovatif;
5. ingin tahu;
6. berpikir terbuka;
7. produktif
8. berorientasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
9. reflektif.
Olah hati, melahirkan sifat:
1. jujur;
2. beriman dan bertakwa;
3. amanah;
4. adil;
5. bertanggung jawab;
6. berempati;
7. berani mengambil risiko
8. pantang menyerah;
9. rela berkorban;
10. berjiwa patriotik.
• Olahraga, akan terlihat dari sikap:
1. tangguh;
2. bersih dan sehat;
3. disiplin;
4. sportif;
5. andal;
6. berdaya tahan;
7. bersahabat;
8. kooperatif;
9. determinatif;
10. kompetitif;
11. ceria;
• Olahrasa/karsa, menumbuhkan perasaan:
1. peduli;
2. ramah
3. santun;
4. rapi;
5. nyaman;
6. saling menghargai;
7. toleran;
8. suka menolong
9. gotong royong
10. nasionalis;
11. kosmopolit;
12. mengutamakan kepentingan umum;
13. bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia;
14. dinamis;
15. kerja keras;
 Tema besar dalam pembangunan karakter bangsa
dan pendidikan karakter adalah membangun
generasi yang jujur, cerdas, tangguh, dan peduli.
 Menurut Azyumardi Azra (Republika, 4-11-
2012:16), pendidikan bukan sekadar
pengembangan nalar peserta didik, melainkan juga
pembentukan akhlak al-karimah dan akal budi.
• Ki Hadjar Dewantara terdapat lima asas
dalam pendidikan.
1. Asas kemerdekaan,
2. Asas kodrat alam.
3. Asas kebudayaan,
4. Asas kebangsaan,
5. Asas kemanusiaan,
D. Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
• Nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa
berasal dari nilai-nilai luhur universal, yakni:
1. Cinta Tuhan dan ciptaan-Nya;
2. Kemandirian dan tanggung jawab;
3. Kejujuran/amanah dan diplomatis;
4. Hormat dan santun
5. Dermawan, suka menolong, dan kerjasama;
6. Percaya diri dan kerja keras;
7. Kepemimpinan dan keadilan;
8. Baik dan rendah hati;
9. Toleransi, kedamaian dan kesatuan.
• Menurut Kementerian Pendidikan Nasional, nilai
karakter bangsa terdiri atas sebagai berikut.
1. Religius;
2. Jujur,
3. Toleransi,
4. Disiplin,
5. Kerja keras,
6. Kreatif,
7. Mandiri,
8. Demokratis,
9. Asa ingin tahu,
10. Semangat kebangsaan,
11. Cinta tanah air,
12. Menghargai prestasi,
13. Bersahabat/komunikatif,
14. Cinta damai,
15. Gemar membaca,
16. Peduli lingkungan,
17. Peduli sosial,
18. Tanggung jawab,
• Ciri-ciri Peserta didik yang berkarakter adalah:
1. memiliki kesadaran spiritual;
2. memiliki integritas moral;
3. memiliki kemampuan berpikir holistik;
4. memiliki sikap terbuka;
5. memiliki sikap peduli.
• Arif Rahman Hakim (pakar pendidikan), pendidikan
dikatakan berhasil apabila memenuhi lima
karakteristik, yaitu:
1. bertakwa;
2. berkepribadian matang;
3. berilmu mutakhir dan berprestasi;
4. mempunyai rasa kebangsaan; berwawasan global.

Anda mungkin juga menyukai