Anda di halaman 1dari 3

Tugas Pertemuan 13 Filsafat Pendidikan

Nama : Fitriani

NIM : 200601501031

Kelas : PPKn B

• Soal:
Setelah membaca dan mempelajari materinya ananda diminta untuk menguraikan definisi
pendidikan berkarakter dan bagaimana landasan filsafat terhadap pendidikan karakter!
• Jawab:
1. Definisi Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan gabungan dari dua kata, yaitu pendidikan dan
karakter. Undang- undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Sedangkan istilah karakter secara harfiah berasal dari
bahasa Latin “charakter”, yang antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan,
budi pekerti, kepribadian atau akhlak. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang. Maka dapat
disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai
perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata
krama, budaya, dan adat istiadat. Sehingga tumbuh rasa sosial dari peserta didik ketika
sudah berada dalam lingkungan masyarakat. Pendidikan karakter melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).
2. Landasan Filsafat Terhadap Pendidikan Karakter
Dalam perspektif progresivisme, pendidikan bukanlah sekadar memberikan
pengetahuan, lebih dari itu pendidikan melatih kemampuan berpikir (aspek kognitif).
Manusia memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding makhluk lain, yaitu
dianugerahi akal dan kecerdasan. Sehingga dengan akal dan kecerdasan tersebut
diharapkan manusia atau seseorang dapat mengetahui, memahami, dan
mengembangkan potensi-potensi yang telah ada pada dirinya sejak dilahirkan. Akal
membuat seseorang bersifat kreatif dan dinamis sebagai bekal dalam menghadapi dan
menyelesaikan problem yang dihadapi sekarang maupun masa depan. Aliran inilah
yang menjadi dasar atau landasan terbentuknya pendidikan karakter. Pandangan yang
mengatakan bahwa manusia memiliki potensi-potensi dan kemampuan untuk
mengatasi masalah-masalah. Namun, dasar filosofis yang dianut oleh pendidikan
nasional yang berkarakter adalah berlandaskan falsafah Pancasila. Setiap karakter harus
dijiwai oleh kelima Sila secara utuh dan komprehensif.
a. Bangsa yang Berketuhanan Yang Maha Esa Merupakan bentuk kesadaran dan
Perilaku iman dan Takwa serta berakhlak mulia sebagai karakteristik pribadi.
Karakter yang pertama ini mencerminkan saling menghormati, bekerja sama,
berkebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama, tidak memaksakan
agama dan kepercayaan bagi orang lain serta tidak melecehkan agama seseorang.
b. Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Diwujudkan dalam perilaku saling menghormati sesama kewarganegaraan
Indonesia, tidak memandang suku, etnis budaya, maupun warna kulit. Dalam nilai
ini tercermin karakter yang adil dan beradab, menghormati, mengakui kesamaan
derajat, hak dan kewajiban, saling mengasihi, tenggang rasa, peduli, dan berani
membela.
c. Bangsa yang Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Komitmen dan sikap yang selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan
Indonesia di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan merupakan
karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter kebangsaan seseorang tercermin
dalam sikap menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan
bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan; rela berkorban untuk kepentingan
bangsa dan negara.
d. Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia
Karakter kerakyatan seseorang tercermin dalam perilaku yang mengutamakan
kepentingan masyarakat dan negara; tidak memaksakan kehendak kepada orang
lain; mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
e. Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan
Karakter berkeadilan sosial seseorang tercermin antara lain dalam perbuatan
yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Membangun Karakter dalam filsafat Pancasila adalah suatu proses atau usaha yang
dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat
kejiwaan, akhlak (budi pekerti), insan manusia (masyarakat)sehingga menunjukkan
perangai dan tingkah laku yang baik berdasarkan nilai-nilai Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai