Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

PENDIDIKAN KARAKTER

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Seni Budaya

Disusun oleh :
ΚΑΤΑ PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya kepada
kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan proposal seni budaya dengan judul
"Memupuk kebersamaan untuk menggali potensi serta bakat minat siswa menuju masa depan
berprestasi emas di era milenial" Laporan proposal seni budaya ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk mengerjakan tugas proposalseni budaya pada tugas seni budaya.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun proposal ini masih jauh dari kata
sempurna untukitu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna sempurnanya proposal ini. Penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Daftar Isi

DAFTAR ISI.....................................................................................................
Kata Pengantar..................................................................................................

BAB I Pendahuluan

A.Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C.Tujuan............................................................................................................

BAB II Pembahasan

A. Pengertian Pendidikan Karakter..............................................................


B. Penerapan Konsep Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran
Dikelas ......................................................................................................,.......
C. Nilai-nilai Pembelajaran Pendidikan Karakter......................................
D. Dasar Penerapan Pendidikan Karakter Dimulai....................................
E. Dampak Dari Penerapan Pendidikan Berkarakter............. ...................

BAB III Penutup

A.Kesimpulan.....................................................................................................
B.Saran.................................................................................................................
A.Latar Belakang

BAB I

PENDAHULUAN

Generasi muda adalah generasi penerus bangsa Indonesia.


Bangsa akan maju jika para pemuda memiliki karakter nasionalisme.
Nasionalisme merupakan bagian penting bagi kehidupan bangsa dan
negara. Secara detail, penyebab merosotnya sikap nasionalisme pada
diri anak karena berkembangnya zaman globalisasi, yaitu rasa
nasionalisme dikalangan generasi muda semakin memudar. Hal ini
dapat dibuktikan banyak generasi muda yang lebih memilih
kebudayaan negara lain, dibandingkan dengan kebudayaan Indonesia.
Sebagai contoh generasi muda selalu menganggap produk luar negeri
lebih baik dari pada produk nasional, lebih senang memakai pakaian
minim (tidak sopan) dari pada memakai pakaian batik yang
mencerminkan budaya Indonesia. Sehingga karakter nasionalisme
perlu ditanamkan sejak dini dalam diri anak agar dapat menjadi
manusia yang dapat mencintai bangsa dan negaranya sendiri. Negara
Indonesia berlandaskan pada Pancasila. Sikap nasionalisme juga harus
dibarengi dengan usaha untuk memahami Pancasila yang mengandung
nilainilai luhur bangsa Indonesia. Pancasila merupakan dasar dan
pedoman hidup bangsa Indonesia mengandung nilai-nilai nasionalisme
yang harus ditanamkan pada diri anak sebagai generasi penerus
bangsa. Dengan memahami Pancasila tersebut maka dapat tumbuh
karakter nasionalisme. Nasionalisme tidak terlepas dari dorongan
untuk mencintai bangsa dan negara sendiri, untuk itu perlu adanya
penanaman pendidikan karakter kepada diri setiap individu khususnya
para 2 generasi muda.
Pendidikan karakter merupakan suatu hal yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan, maka diperlukan kepedulian dari
pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Pendidikan karakter sendiri
dapat diajarkan melalui lingkungan sekolah, masyarakat maupun di
lingkungan keluarga Pendidikan karakter merupakan sarana yang
berperan penting dalam menciptakan manusia yang berkualitas dan
berpotensi. Permasalahan yang timbul adalah terjadinya hal-hal yang
kurang pantas justru dilakukan oleh beberapa pelajar di negeri ini.
Fenomena mencontek, tawuran antar pelajar, serta kejadian-kejadian
lain yang tidak mencerminkan perilaku seorang akademisi semakin
hari malah semakin menjamur saja. Disamping itu, tingkat kesopanan
seorang siswa terhadap gurunya atau seorang anak terhadap kedua
orang tuanya juga semakin memprihatinkan. Peristiwa-peristiwa yang
menyimpang menunjukkan karakter generasi muda Indonesia sudah
berada pada titik yang mengkhawatirkan. Beberapa faktor penyebab
rendahnya pendidikan karakter adalah: pertama, sistem pendidikan
yang kurang menekankan pembentukan karakter, tetapi lebih
menekankan pengembangan intelektual, misalnya sistem evaluasi
pendidikan menekankan aspek kognitif/akademik, seperti Ujian
Nasional (UN). Kedua, kondisi lingkungan yang kurang mendukung
pembangunan karakter yang baik.

B. Rumusan Masalah
Fokus penelitian ini yaitu bagaimana strategi penerapan
pendidikan karakter dalam

pembelajaran.

1. Bagaimana strategi penerapan pendidikan karakter dalam


perncanaan Pembelajaran?
2. Bagaimana strategi penerapan pendidikan karakter dalam
pelaksanaan pembelajaran ?
3. Bagaimana strategi penerapan pendidikan karakter dalam evaluasi
Pembelajaran?

C. Tujuan
Bertujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan strategi
penerapan pendidikan karakter, memaparkan karakteristik strategi
penerapan pendidikan karakter dalam pembelajaran Strategi penerapan
yang berkualitas akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan
melalui peningkatan hasil belajar yang disertai dengan karakter yang
baik. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberi
motivasi bagi lembaga pendidikan baik formal maupun informal.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan adalah jawaban mutlak untuk menciptakan


kehidupan yang lebih baik didalam masyarakat. Karakter merupakan
nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan
yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan
adat-istiadat. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman
nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga
menjadi manusia insan kamil.
Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen
(stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen
pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan
penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-
kurikuler, pemberdayaan sarana, prasarana, dan pembiayaan, ethos
kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah. “Pendidikan karakter
yang utuh dan menyeluruh tidak sekedar membentuk anak-anak muda
menjadi pribadi yang cerdas dan baik, melainkan juga membentuk
mereka menjadi pelaku baik bagi perubahan dalam hidupnya sendiri,
yang pada gilirannya akan menyumbangkan perubahan dalam tatanan
sosial kemasyarakatan menjadi lebih adil, baik, dan manusiawi.”(Doni
Koesoema A.Ed) adalah jawaban mutlak untuk menciptakan
kehidupan yang lebih baik didalam masyarakat. Karakter merupakan
nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan
yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan
berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan
adat-istiadat.
Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan
di Indonesia, apabila dilihat daristandar nasional pendidikan yang
menjadi acuan pengembangan kurikulum (KTSP), danimplementasi
pembelajaran dan penilaian di sekolah, tujuan pendidikan di SMP
sebenarnyadapat dicapai dengan baik. Pembinaan karakter juga
termasuk dalam materi yang harusdiajarkan dan dikuasai serta
direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-
hari.Permasalahannya, pendidikan karakter di sekolah selama ini baru
menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan
belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyatadalam kehidupan
sehari-hari.

B. Penerapan Konsep Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran


Dikelas

Secara akademik pendidikan karakter dimaknai sebagai


pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti. pendidikan moral,
pendidikan watak, yang tujuannyamengembangkankemampuan
peserta didik untuk memberikan keputusan baik buruk, memelihara
apa yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan
sehari-hari dengan sepenuh hati. Dalam konteks kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia, diyakini bahwa
nilai dan karakter yang secara legal- formal dirumuskan sebagai fungsi
dan tujuan pendidikan nasional, harus di miliki peserta didik agar
mampu menghadapi tantangan hidup pada saat ini dan di masa
mendatang. Secara mikro pengembangan nilai/karakter dapat dibagi
dalam empat pilar, yakni kegiatan belajar mengajar di kelas, kegiatan
keseharian dalam bentuk budaya sekolah (school culture); kegiatan ko-
kurikuler atau ekstra kurikuler, serta kegiatan keseharian di rumah, dan
dalam masyarakat. Dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas
pengembangan nilai/karakter dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan terintegrasi dalam semua mata pelajaran (embeded
approach). Pembelajaran Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
menggunakan pendekatan proses belajar peserta didik belajar aktif dan
berpusat pada anak, dilakukan melalui berbagai kegiatan di
ranahkognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh karena itu tidak selalu
diperlukan kegiatan belajarkhusus untuk mengembangkan nilai-nilai
pada pendidikan budaya dan karakter bangsa. C. Nilai-nilai
Pembelajaran Pendidikan Karakter

kelas, sekolah, dan masyarakat. Di Kelas dilaksanakan melalui proses


belajar setiap mata pelajaran atau kegiatan yangdirancang khusus.
Setiap kegiatan belajar mengembangkan kemampuan dalam

C. Nilai-nilai Pembelajaran Pendidikan Karakter

Jenis-jenis nilai karakter yang dapat ditanamkan kepada peserta didik


di kelas yaitu: Nilai Karakter dalam Hubunganya dengan Diri Sendiri:

 Jujur
 Bertanggung jawab
 Hidup sehat Disiplin
 Kerja Keras
 Percaya Diri.
 Berjiwa Wira usaha
 Berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif
 Mandiri
 Ingin tahu
 Cinta Ilmu

Nilai Karakter dalam Hubunganya dengan Sesama: -Sadar akan hak


dan kewajiban diri dan orang lain

 Patuh pada aturan-aturan social


 Menghargai karya dan prestasi orang lain
 Santun
Nilai karakter dalam hubungannya dengan Kebangsaan

 Demokratis
 Nasionalis Menghargai keberagaman

Nilai Karakter dalam Hubungannya dengan Lingkungan:

 Peduli Sosial dan Lingkungan

Nilai Karakter dalam Hubunganya dengan Tuhan

 Religius
 Tagwa

D. Dasar Penerapan Pendidikan Karakter Dimulai

Pendidikan karakter yang dicanangkan Kementrian


Pendidikan Nasional (Kemendiknas) akanditerapkan pada semua
jenjang pendidikan, namun porsinya akan lebih besar diberikan
padaSekolah Dasar (SD) Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas)
Muhammad Nuh, di Medan, Sabtu, mengatakan, pendidikan karakter
harus dimulai sejak dini yakni dari jenjang pendidikan SD, Pada
jenjang SD ini porsinya mencapai 60 persen dibandingkan dengan
jenjang pendidikan lainnya. Hal ini agar lebih mudah diajarkan dan
melekat di jiwa anak-anak itu hingga kelak in dewasa."Pendidikan
karakter harus dimulai dari SD karena jika karakter tidak terbentuk
sejak dini maka akan susah untuk merubah karakter seseorang
pendidikan karakter tidak mendapatkan porsi yang besar pada tingkat
Taman Kanak-kanak (TK) atau sejenisnya karena TK bukan
merupakan sekolah tetapi taman bermain. "TK itu taman bermain
untuk merangsang kreativitas anak, bukan tempat belajar. Dalam hal
ini siswa SD yang masih belum terkontaminasi dengan sifat yang
kurang baik sangat memungkinkan untuk ditanamkan sifat-sifat atau
karakter untuk membangun bangsa.Untuk itu, selain orang tua, guru
SD juga mempunyai peranan yang sangat vital untuk menempah
karakter siswa."Pembinaan karakter yang termudah dilakukan adalah
ketika anak-anak masih duduk di bangku SD. Itulah sebabnya kita
memprioritaskan pendidikan karakter di tingkat SD. Pendidikan
diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi
pembangunan karakter, sehingga anggota masyarakat mempunyai
kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan
demokratis dengan tetap memperhatikan norma-norma di masyarakat
yang telah menjadi kesepakatan bersama. Pembangunan karakter dan
pendidikan karakter menjadi suatu keharusan karena pendidikantidak
hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas, juga mempunyai budi
pekerti dan sopan santun sehingga keberadaannya sebagai anggota
masyarakat menjadi bermakna baik bagi dirinya maupun orang lain.
"Intinya pembinaan karakter harus dilakukan pada semua tingkat
pendidikan hingga Perguruan Tinggi (PT) karena PT harus mampu
herperan sebagai mesin informasi yangmembawa bangsa ini menjadi
bangsa yang cerdas, santun, sejahtera dan bermartabat sertamampu
bersaing dengan bangsa manapun,"
Distribusi penanaman nilai-nilai utama dalam tiap mata
pelajaran dapat dilihat sebagai berikut:

1. Pendidikan Agama: Nilai utama yang ditanamkan antara lain:


religius, jujur, santun,disiplin, tanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu,
percaya diri, menghargaikeberagaman, patuh pada aturan. sosial,
bergaya hidup sehat, sadar akan hak dankewajiban, kerja keras, dan
adil.
2. Pendidikan Kewargaan Negara: Nasionalis, patuh pada aturan sosial,
demokratis, jujur, mengahargai keragaman, sadar akan hak dan
kewajiban diri dan orang lain.
3. Bahasa Indonesia: Berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya
diri, bertanggung jawab, ingin tahu, santun, nasionalis.
4. Ilmu Pengetahuan Sosial: Nasionalis, menghargai keberagaman,
berpikir logis, kritis.

E. Dampak Dari Penerapan Pendidikan Berkarakter

Saat ini mulai marak dibicarakan mengenai pendidikan


karakter. Tetapi yang masih umum

diterapkan mengenai pendidikan karakter ini masih pada taraf jenjang


pendidikan pra sekolah (taman bermain dan taman kanak-kanak).
sementara pada jenjang sekolah dasar dan seterusnya masih sangat
jarang sekali. kurikulum pendidikan di Indonesia. masih belum
menyentuh aspek karakter ini, meskipun ada pelajaran pancasila,
kewarganegaraan dan semisalnya, tapi itu masih sebatas teori dan tidak
dalam tataran aplikatif. Padahal jikaIndonesia ingin memperbaiki mutu
SDM dan segera bangkit dari ketinggalannya, makaindonesia harus
merombak istem pendidikan yang ada saat ini. Mungkin banyak yang
bertanya-tanya sebenarnya apa sih dampak pendidikan karakter
terhadap keberhasilan akademik? Beberapa penelitian bermunculan
untuk menjawab pertanyaan ini. Ringkasan dari beberapa penemuan
penting mengenai hal ini diterbitkan oleh sebuah buletin, Character
Educator, yang diterbitkan oleh Character Education Partnership.
Dalam buletin tersebut diuraikan bahwa hasil studi Dr. Marvin
Berkowitz dari University of Missouri- St. Louis, menunjukan
peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasiakademik
pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-
kelas yangsecara komprehensif terlibat dalam pendidikan karakter
menunjukan penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat
menghambat keberhasilan akademik.Pendidikan karakter adalah
pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).
Menurut Thomas Lickona,tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan
karakter tidak akan efektif, dan pelaksanaannya punharus dilakukan
secara sistematis dan berkelanjutan. Dengan pendidikan karakter,
seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi adalah
bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa
depan, karenadengannya seseorang akan dapat berhasil dalam
menghadapi segala macam tantangan termasuk tantangan untuk
berhasil secara akademis. Sebuah buku yang baru terbit berjudul
Emotional Intelligence and School Success (JosephZins, et.al. 2001)
mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif
kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan
bahwa ada sederetfaktor-faktor resiko penyebab kegagalan anak di
sekolah.
Pendidikan karakter di sekolah sangat diperlukan, walaupun
dasar dari pendidikan karakteradalah di dalam keluarga. Kalau seorang
anak mendapatkan pendidikan karakter yang baikdari keluarganya,
anak tersebut akan berkarakter baik selanjutnya. Namun hanyak orang
tuayang lebih mementingkan aspek kecerdasan otak ketimbang
pendidikan karakter.
BAB III

PENUTUP

A KESIMPULAN

Pendidikan karakter sangat penting diterapkan demi


mengembalikan karakter bangsa Indonesia yang sudah mulai luntur.
Dengan dilaksanakannya pendidikan karakter di sekolahdasar,
diharapkan dapat menjadi solusi atas masalah-masalah sosial yang
terjadi dimasyarakat. Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah
dapat dilaksanakan pada ranah pembelajaran kegiatan pembelajaran
pengembangan budaya sekolaht dan pusat kegiatan kurikuler dan atau
kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatan keseharian dirumah dan di
masyarakat.

B. SARAN

Sebaiknya para orang tua, para pendidik dan pemerintah lebih


menerapkanmenerapkan pendidikankarakter kepada para anak atau
anak didiknya agar mereka menjadi generasi yangmempunyai akhlak
yang baik,baik di lingkungan masyarakat maupun keagamaan

Anda mungkin juga menyukai