Anda di halaman 1dari 137

BAWASLU

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM


KABUPATEN BANDUNG

Buku Saku
PENINDAKAN
PELANGGARAN
Bagi Anggota Panwaslu Kecamatan
Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
Kabupaten Bandung
Buku Saku Penindakan Pelanggaran
Bagi Anggota Panwaslu Kecamatan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten
Bandung

Tim Penyusun

Pengarah :
Januar Solehuddin
Komarudin
Hedi Ardia
Ari Ariyanto
Kahpiana

Pembina :
Rudy Hartono

Penulis :
M. Adriansyah Prayuda
Rifa Nuraeni
Husni Abdul Aziz
Hasan Santosa

Diterbitkan oleh:
Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Bandung
Jalan Raya Soreang No. 141 Soreang

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 2|Page


DAFTAR ISI
1. Pendahuluan .......................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 4

1.2 Pemilihan Kepala Daerah Serentak ........................................................................................ 5

2 Prinsip-prinsip Penegakan Hukum Pemilu ............................................................................... 6

2.1 Pengertian Hukum Administrasi Negara ................................................................................ 6

2.2 Fungsi Hukum Adminitrasi Negara ......................................................................................... 7

2.2.1 Fungsi Normatif Hukum Administrasi Negara............................................................... 7

2.2.2 Fungsi Instrumental Hukum Administrasi Negara ..................................................... 7

2.2.3 Fungsi Jaminan Hukum Administrasi Negara............................................................. 8

2.2.4 Etika Penyelenggaraan Pemilu ...................................................................................... 8

3. Jenis-Jenis Pelanggaran ....................................................................................................... 11

3.1 Tata Cara Penerimaan Laporan dan Temuan Pelanggaran Pemilihan ................................. 12

3.1.1 Penerimaan Laporan .................................................................................................. 12

3.1.2 Temuan Dugaan Pelanggaran .................................................................................... 17

3.2 Pelapor, Isi Laporan dan Batas Waktu Pelaporan ............................................................. 21

3.3 Syarat Formil dan Materil Laporan ................................................................................... 21

3.4 Bentuk-bentuk Formulir Penindakan Pelanggaran ............................................................ 22

4. Proses Penindakan Pelanggaran ........................................................................................... 24

5. Penanganan Pelanggaran dalam kondisi Covid-19.................................................................. 40

Daftar Pustaka ........................................................................................................................... 41

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 3|Page


1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Untuk menjamin Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota dilaksanakan secara
demokratis sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 maka kedaulatan rakyat serta demokrasi dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat wajib dihormati sebagai syarat utama pelaksanaan Pemilihan
Gubernur, Bupati, dan Walikota. Kedaulatan rakyat dan demokrasi tersebut perlu
ditegaskan dengan pelaksanaan Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota secara langsung
oleh rakyat, dengan melakukan beberapa perbaikan mendasar atas berbagai permasalahan
pemilihan langsung yang selama ini telah dilaksanakan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang dan sebagaimana dirubah menjadi Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota. Bawaslu hadir sebagai salah
satu kesatuan dari Penyelenggaraan Pemilihan bersama dengan KPU dan DKPP yang
memiliki tugas dan wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
Pemilihan. Dalam undang-undang ini juga disebutkan bahwa Pemilihan Kepala Daerah
dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Indonesia sebagaimana yang diatur dalam
Pasal 3 ayat (1) yang berbunyi “Pemilihan dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali secara
serentak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia”.
Untuk menghadapi kompleksitas penyelenggaraan tahapan Pemilihan dan modus
pelanggaran yang terus mengalami perkembangan dan dinamika yang cukup signifikan,
Bawaslu Kabupaten Bandung perlu memiliki konsep yang komprehensif dan mendalam
supaya dapat menyeragamkan pemahaman bagi jajaran sampai dengan Pengawas TPS
terhadap pelaksanaan serta penerapan tugas dan wewenang yang diberikan oleh Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 2016. Penyeragaman konsep ini diharapkan mampu
meminimalisasi perbedaan penafsiran terhadap penerapan hukum dalam rangka
melaksanakan tugas dan wewenang jajaran pengawas pemilihan di masing-masing tingkat.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 4|Page


1.2 Pemilihan Kepala Daerah Serentak

Pemilihan Kepala Daerah merupakan salah satu sistem pemilihan yang dilakukan
untuk memilih gubernur, bupati, dan walikota yang masing masing sebagai kepala
pemerintahan daerah di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Dasar konstitusional sistem
Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia terdapat dalam Pasal 18 ayat (4) UndangUndang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan “Gubernur, Bupati, dan
Walikota masingmasing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota
dipilih secara demokratis”. Frasa “dipilih secara demokratis” mengundang tafsir bahwa
Kepala Daerah dapat dipilih secara tidak langsung atau dipilih secara langsung oleh rakyat.
Dengan melalui proses perubahan sistem Pemilihan Kepala Daerah yang cukup panjang,
akhirnya sampai pada satu keputusan, yaitu bahwa saat ini Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah dipilih dalam satu pasangan calon secara langsung oleh rakyat lokal. Dengan sistem
Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, rakyat lokal/masyarakat mempunyai hak penuh
dalam menentukan corak pemerintahan daerah melalui para wakil rakyat yang dipilih. Dasar
hukum pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah secara langsung, yaitu diatur dalam Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi
Undang-Undang yang telah diubah terakhir kali menjadi Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang. Dalam undang-undang
ini juga disebutkan bahwa Pemilihan Kepala Daerah dilaksanakan secara serentak di seluruh
wilayah Indonesia sebagaimana yang diatur dalam Pasal 3 ayat (1) yang berbunyi “Pemilihan
dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali secara serentak di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia”.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 5|Page


2. Prinsip-prinsip Penegakan Hukum Pemilu
2.1 Pengertian Hukum Administrasi Negara

Hukum Administrasi Negara adalah seperangkat peraturan yang memungkinkan


administrasi Negara menjalankan fungsinya, yang sekaligus juga melindungi warga terhadap
sikap tindak administrasi , dan melindungi administrasi Negara itu sendiri. Berdasarkan
definisi tersebut dalam hukum administrasi Negara terkandung dua aspek, yaitu pertama
aturan-aturan hukum yang mengatur dengan cara bagaimana alat-alat perlengkapan Negara
itu melakukan tugasnya.; kedua, aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan hukum
antara alat perlengkapan administrasi Negara atau Pemerintah dengan para warga
negaranya.
Dapatlah disebutkan bahwa hukum administrasi adalah hukum yang berkenaan dengan
pemerintahan dalam arti sempit. Secara garis besar mengatur hal-hal antara lain :

a. perbuatan pemerintah (pusat dan daerah) dalam bidang publik,


b. kewenangan pemerintah (dalam melakukan perbuatan dibidang public tersebut),
didalamnya diatur mengenai dari mana, dengan cara apa, dan bagaimana pemerintah
menggunakan kewenangannya;penggunaan kewenangan ini dituangkan dalam bentuk
instrument hukum sehingga diatur pula tentang pembuatan dan penggunaan
instrument hukum,
c. Akibat-akibat hukum yang lahir dari perbuatan atas penggunaan kewenangan
pemerintah itu.
b. penegakan hukum dan penerapan sanki-sanki dalam bidang pemerintahan.

Menurut Philipus M. Hadjon, ada tiga macam fungsi HAN, yakni fungsi normatif,
fungsi instrumental, dan fungsi jaminan. Ketiga fungsi ini saling berkaitan satu sama lain.
Fungsi normatif yang menyangkut penormaan kekuasaan memerintah jelas berkaitan erat
dengan fungsi instrumental yang menetapkan instrumen yang digunakan oleh pemerintah
untuk menggunakan kekuasaan memerintah dan pada akhirnya norma pemerintahan dan
instrumen pemerintahan yang digunakan harus menjamin perlindungan hukum bagi Warga
Negara.1

1
Philipus M. Hadjon, dkk., Pengantar Hukum Adinimitrasi Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University,
2008), hal 21.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 6|Page


2.2 Fungsi Hukum Adminitrasi Negara
2.2.1 Fungsi Normatif Hukum Administrasi Negara

Penentuan norma HAN dilakukan melalui beberapa tahap. Untuk dapat menemukan
normanya perlu melihat serangkaian peraturan perundang-undangan. Artinya,
peraturan hukum yang harus diterapkan tidak begitu saja kita temukan dalam
undang-undang, tetapi dalam kombinasi peraturan-peraturan dan keputusan-
keputusan Tata Usaha Negara yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Pada
umumnya ketentuan undang-undang yang berkaitan dengan HAN hanya memuat
norma-norma pokok atau umum, sementara periciannya diserahkan pada peraturan
pelaksanaan.

Setiap tindakan pemerintah dalam negara hukum harus didasarkan pada asas
legalitas. Hal ini berarti ketika pemerintah akan melakukan tindakan, terlebih dahulu
mencari apakah legalitas tindakan tersebut ditemukan dalam undang-undang. Jika
tidak terdapat dalam UU, pemerintah mencari dalam berbagai peraturan perundang-
undangan terkait. Ketika pemerintah tidak menemukan dasar legalitas dari tindakan
yang akan diambil, sementara pemerintah harus segera mengambil tindakan, maka
pemerintah menggunakan kewenangan bebas yaitu dengan menggunakan Freies
Ermessen.

2.2.2 Fungsi Instrumental Hukum Administrasi Negara

Pemerintah dalam melakukan berbagai kegiatannya menggunakan instrumen


yuridis, seperti peraturan, keputusan, peraturan kebijaksanaan, dan sebagainya.
Dalam Negara di era sekarang ini khususnya yang menganut type welfare state,
pemberian kewenangan yang luas bagi pemerintah merupakan konsekuensi logis,
termasuk memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk menciptakan berbagai
instrumen yuridis sebagai sarana untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan.

Pembuatan instrumen yuridis oleh pemerintah harus didasarkan pada ketentuan


hukum yang berlaku atau didasarkan pada kewenangan yang diberikan oleh
peraturan perundang-undangan. Hukum Administrasi Negara memberikan beberapa
ketentuan tentang pembuatan instrumen yuridis, sebagai contoh mengenai
pembuatan keputusan.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 7|Page


2.2.3 Fungsi Jaminan Hukum Administrasi Negara
Menurut Sjachran Basah, perlindungan terhadap warga diberikan bilamana
sikap tindak administrasi negara itu menimbulkan kerugian terhadapnya. Sedangkan
perlindungan terhadap administrasi negara itu sendiri, dilakukan terhadap sikap
tindakannya dengan baik dan benar menurut hukum, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis. Dengan kata lain, melindungi administrasi negara dari melakukan
perbuatan yang salah menurut hukum.

Di dalam negara hukum Pancasila, perlindungan hukum bagi rakyat diarahkan


kepada usaha-usaha untuk mencegah terjadinya sengketa antara pemerintah dan
rakyat, menyelesaikan sengketa antara pemerintah dan rakyat secara musayawarah
serta peradilan merupakan sarana terakhir dalam usaha menyelesaikan sengketa
antara pemerintah dengan rakyat.

2.2.4 Etika Penyelenggaraan Pemilu


Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethios yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat kebiasaan dimana etika berhubungan erat dengan konsep
individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap
sesuatu yang dilakukan. Menurut Frans Magnis Suseno, etika adalah suatu ilmu yang
membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral
tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab
berhadapan dengan berbagai ajaran moral.2 Dengan demikian etika mengandung
makna nilai kebaikan dan kemanusiaan setiap umat manusia.

Sebagaimana disebutkan diatas bahwa etika mengandung nilai kebaikan,


maka adalah suatu keniscayaan bahwa semua Penyelenggara Negara harus
menjadikan nilai-nilai kebaikan tersebut sebagai pedoman dalam bertindak atau
dalam mengambil keputusan, tidak terkecuali penyelenggara pemilu. Pemilihan
umum merupakan sarana dan instrument dalam rangka menghimpun semua
kekuatan politik yang terpolarisasi dalam panggung politik menjadi satu suara yang
pada rangkaian berikutnya bukan lagi sebagai aspirasi politik semata, tetapi memuat
cita-cita dan harapan akan suatu kehidupan yang lebih baik dan layak. Dengan
demikian penyelenggaraan Pemilu harusdilaksanakan secara demokratis agar tujuan
pelaksanaan pemilu tersebut terpenuhi. Pemilu yang demokratis hanya dapat
dicapai apabila pihak –pihak yang terlibat menerapkan nilai-nilai kebaikan (etika),
utamanya Penyelenggara Pemilu.

2 Frans Magnis Suseno, Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral (Yogyakarta: Kanisius,1987),

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 8|Page


Dalam praktek selama ini di Indonesia, nilai-nilai etika sering diabaikan terutama
oleh Penyelenggara Negara. Dalam Penyelenggaraan Pemilu banyak sekali fakta
ketidakwajaran yang ditemukan yang dilakukan oleh Penyelenggara Pemilu itu
sendiri melalui praktek terselubung dengan peserta pemilu. Untuk memperbaiki
keadaan tersebut berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Penyelenggara Pemilu mengamanahkan Pembentukan Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilu yang bertugas untuk memeriksa dan memutus pengaduan
dan/atau laporan adanya dugaan pelanggaran kose etik yang dilakukan oleh jajaran
KPU dan Bawaslu. Berdasarkan Undang tersebut juga mengamanahkan penyusunan
dan penetapan kode etik yang berlaku bagi jajaran KPU dan Bawaslu. Adapun Kode
etik tersebut dituangkan dalam dokumen Peraturan Bersama KPU, Bawaslu, dan
DKPP. Berdasarkan peraturan kode etik tersebut terdapat prinsip-prinsip yang harus
dipatuhi oleh jajaran penyelenggara pemilu yaitu:

a. Menggunakan kewenangan berdasarkan hukum;


b. Bersikap dan bertindak non partisan dan imparsial;
c. Bertindak transparan dan akuntabel;
d. Melayani pemilih menggunakan hak pilihnya;
e. Tidak melibatkan diri dalam konflik kepentingan;
f. Bertindak profesioanal; dan
g. Administrasi Pemilu yang akurat.

Dalam melaksanakan asas mandiri dan adil, Penyelenggara Pemilu berkewajiban:

a. bertindak netral dan tidak memihak terhadap partai politik tertentu, calon,
peserta pemilu, dan media massa tertentu;

b. memperlakukan secara sama setiap calon, peserta Pemilu, calon pemilih, dan
pihak lain yang terlibat dalam proses Pemilu;

c. menolak segala sesuatu yang dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap


pelaksanaan tugas dan menghindari dari intervensi pihak lain;

d. tidak mengeluarkan pendapat atau pernyataan yang bersifat partisan atas


masalah atau isu yang sedang terjadi dalam proses Pemilu;

e. tidak mempengaruhi atau melakukan komunikasi yang bersifat partisan dengan


pemilih;

f. tidak memakai, membawa, atau mengenakan simbol, lambang atau atribut yang
secara jelas menunjukkan sikap partisan pada partai politik atau peserta Pemilu
tertentu;

g. tidak memberitahukan pilihan politiknya secara terbuka dan tidak menanyakan


pilihan politik kepada orang lain;

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 9|Page


h. memberitahukan kepada seseorang atau peserta Pemilu selengkap dan
secermat mungkin akan dugaan yang diajukan atau keputusan yang
dikenakannya;

i. menjamin kesempatan yang sama kepada setiap peserta Pemilu yang dituduh
untuk menyampaikan pendapat tentang kasus yang dihadapinya atau keputusan
yang dikenakannya;

j. mendengarkan semua pihak yang berkepentingan dengan kasus yang terjadi dan
mempertimbangkan semua alasan yang diajukan secara adil;

k. tidak menerima hadiah dalam bentuk apapun dari peserta Pemilu, calon peserta
Pemilu, perusahaan atau individu yang dapat menimbulkan keuntungan dari
keputusan lembaga penyelenggara Pemilu.

Dalam melaksanakan asas kepastian hukum, Penyelenggara Pemilu berkewajiban:

a. melakukan tindakan dalam rangka penyelenggaraan Pemilu yang secara tegas


diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan;

b. melakukan tindakan dalam rangka penyelenggaraan Pemilu yang sesuai dengan


yurisdiksinya;

c. melakukan tindakan dalam rangka penyelenggaraan Pemilu, menaati prosedur


yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan; dan

d. menjamin pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan


Pemilu sepenuhnya diterapkan secara tidak berpihak dan adil.

Dalam melaksanakan asas jujur, keterbukaan, dan akuntabilitas, Penyelenggara


Pemilu berkewajiban:

a. menjelaskan keputusan yang diambil berdasarkan peraturan perundang-


undangan, tata tertib, dan prosedur yang ditetapkan;

b. membuka akses publik mengenai informasi dan data yang berkaitan dengan
keputusan yang telah diambil sesuai peraturan perundang-undangan;

c. menata akses publik secara efektif dan masuk akal serta efisien terhadap
dokumen dan informasi yang relevan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan;

d. menjelaskan kepada publik apabila terjadi penyimpangan dalam proses kerja


lembaga penyelenggara Pemilu serta upaya perbaikannya;

e. menjelaskan alasan setiap penggunaan kewenangan publik;

f. memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang diajukan mengenai


keputusan yang telah diambil terkait proses Pemilu; dan

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 10 | P a g e


g. memberikan respon secara arif dan bijaksana terhadap kritik dan pertanyaan
publik.

3. Jenis-Jenis Pelanggaran
Dalam Pemilihan Kepala Daerah, terdapat 4 (empat) jenis pelanggaran, yaitu
pelanggaran administrasi, pelanggaran pidana, dan pelanggaran kode etik dan
pelanggaran TSM (Terstruktur, Sistematis dan Masiv) :

Pelanggaran Pelanggaran Kode Pelanggaran Pidana Pelanggaran


Adminitrasi Etik Terstruktur, Sistematis
dan Masiv

Pelanggaran yang Pelanggaran Pelanggaran atau Pelanggaran yang


meliputi tata cara, terhadap etika kejahatan terhadap dilakukan oleh calon
prosedur, dan penyelenggara ketentuan Pemilihan dan/tim kampanye
mekanisme yang Pemilihan yang sebagaimana diatur dalam bentuk
berkaitan dengan
berpedoman pada dalam Undang- menjanjikan dan/atau
administrasi
sumpah dan/atau Undang Pemilihan memberikan uang
pelaksanaan
Pemilihan dalam
janji sebelum atau materi lainnya
setiap tahapan menjalankan untuk mempengaruhi
penyelenggaraan tugas sebagai penyelenggara
Pemilihan di luar penyelenggara pemilihan dan/atau
tindak pidana Pemilihan pemilih yang
Pemilihan dan dilakukan secara
pelanggaran kode terencana dan meluas
etik penyelenggara dengan melibatkan
Pemilihan struktur
pemerintahan atau
penyelenggara
pemilihan yang dapat
mempengaruhi hasil
pemilihan secara
langsung.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 11 | P a g e


3.1 Tata Cara Penerimaan Laporan dan Temuan Pelanggaran
Pemilihan
3.1.1 Penerimaan Laporan

PELAPOR

WNI yang mempunyai


hak pilih pada Pemantau Peserta
pemilihan setempat Pemilihan Pemilihan

Organisasi
kemasyarakatan dalam Lembaga pemantau
negeri yang terdaftar pemilihan asing
di Pemerintahan

➢ Pengawas Pemilihan menerima laporan dugaan pelanggaran Pemilihan dari Pelapor


➢ Peserta Pemilihan dalam menyampaikan laporan dugaan pelanggaran dapat diwakili
tim kampanye dan/atau pihak lain yang ditunjuk oleh Peserta Pemilihan disertai
dengan surat kuasa.
➢ Laporan dugaan pelanggaran Pemilihan disampaikan kepada Pengawas Pemilihan
sesuai dengan tempat terjadinya dugaan pelanggaran pemilihan paling lambat 7
(tujuh) hari sejak diketahuinya dan/atau ditemukannya dugaan pelanggaran.
➢ Laporan dugaan pelanggaran Pemilihan disampaikan secara langsung di Kantor
Bawaslu atau di Kantor Pengawas Pemilihan yang dituangkan dalam Formulir Model
A.1.
➢ Pelapor menandatangani formulir penerimaan laporan dugaan pelanggaran
Pemilihan yang dituangkan dalam Formulir Model A.1.
➢ Dalam mengisi formulir penerimaan laporan (Formulir Model A.1), Pelapor
melengkapi isian dalam formulir dan menyertakan hal-hal sebagai berikut:
fotokopi Kartu Tanda Penduduk Elektronik dan/atau kartu identitas lain; dan
nama serta alamat saksi
➢ Laporan yang disampaikan kepada Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
Kabupaten/Kota dapat dilimpahkan atau diteruskan secara berjenjang kepada
Pengawas Pemilihan untuk ditindaklanjuti.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 12 | P a g e


➢ Pelimpahan atau penerusan laporan dugaan pelanggaran Pemilihan oleh Bawaslu,
Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu Kabupaten/Kota dilakukan paling lama 1 (satu) hari
sejak laporan diterima.
➢ Pengawas Pemilihan memastikan identitas Pelapor:
Pelapor adalah WNI mempunyai hak pilih pada pemilihan setempat,
dilakukan pencocokan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP);
Pelapor adalah peserta Pemilihan atau dapat diwakili tim kampanye dan/atau
pihak lain yang ditunjuk oleh Peserta Pemilihan disertai dengan surat kuasa.
Pelapor adalah pemantau Pemilihan yang terdaftar dan memperoleh
akreditas dari KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan cakupan
wilayah pemantauannya.
Jika syarat sebagai Pemantau Pemilihan belum terpenuhi, laporan dapat
masuk dalam kategori WNI yang mempunyai hak pilih pada pemilihan
setempat.
➢ Pengawas Pemilihan meneliti pemenuhan syarat formal dan syarat materil.
➢ Dalam hal syarat formal dan syarat materiel belum terpenuhi, petugas penerima
laporan melakukan konfirmasi kepada Pelapor untuk segera melengkapi persyaratan
dengan memperhatikan batas waktu pelaporan.
➢ Dalam hal laporan dugaan pelanggaran tidak memenuhi syarat formil tetapi
memenuhi syarat materil, menjadi informasi awal adanya dugaan pelanggaran yang
ditindaklanjuti oleh Pengawas Pemilihan dengan melakukan penelusuran untuk
dapat dijadikan Temuan.
➢ Dalam hal laporan dugaan pelanggaran yang tidak memenuhi syarat materil,
Pengawas Pemilihan melakukan kajian bahwa laporan tidak dapat diterima.
➢ Dalam hal laporan dugaan pelanggaran Pemilihan memenuhi syarat formal dan
syarat materil, petugas penerima laporan melakukan penomoran register pada tanda
bukti penerimaan laporan (Formulir Model A.3) menggunakan penomoran yang
sama dengan nomor pada formulir penerimaan laporan (Formulir Model A.1).
Format penomoran register dibuat sesuai ketentuan dalam lampiran Peraturan
Bawaslu Nomor 14 Tahun 2017.
➢ Tanda bukti penerimaan laporan dugaan pelanggaran (Formulir Model A.3) dibuat
dalam 2 (dua) rangkap.
➢ Petugas penerima laporan wajib memberikan 1 (satu) rangkap tanda bukti
penerimaan laporan kepada Pelapor dan 1 (satu) rangkap untuk Pengawas
Pemilihan.
➢ Petugas penerima laporan melakukan pencatatan atas penerimaan laporan tersebut
dalam buku register penerimaan laporan.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 13 | P a g e


Model A.1

PENERIMAAN LAPORAN
Nomor : …./LP/.........../BULAN…/TAHUN….

Nasional : ………….
Provinsi : ………….
Kabupaten/Kota : ………….
Kecamatan : ………….
Desa/Kelurahan : ………….

1. Pelapor
a. Nama :.........................................
b. Nomor Identitas (KTP/Paspor/SIM) : ........................................
c. Tempat/Tgl Lahir : ........................................
d. Jenis Kelamin : ........................................
e. Pekerjaan : ........................................
f. Kewarganegaraan : ........................................
g. Alamat : ........................................
h. No. Telp/HP : ........................................
i. Fax : ........................................
j. E-Mail : ........................................

2. Peristiwa yang dilaporkan


a. Peristiwa : ..........................................................
b. Tempat Kejadian : ..........................................................
c. Hari dan Tanggal Kejadian : ..........................................................
d. Waktu Kejadian : ..........................................................
e. Terlapor : ..........................................................
f. Alamat Terlapor** : ..........................................................
g. No. Telp/HP Terlapor : ..........................................................

3. Saksi – saksi
1. Nama : ............................................................................
Alamat** : ............................................................................
No. Telp/Hp : ............................................................................

2. Nama : ............................................................................
Alamat** : ............................................................................
No. Telp/Hp : ............................................................................

3. Nama : ............................................................................
Alamat** : ............................................................................
No. Telp/Hp : ............................................................................

4. Bukti-Bukti* :
a. ...........................................................................................................
b. ...........................................................................................................
c. ...........................................................................................................

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 14 | P a g e


5. Uraian singkat kejadian:
……………………………………………………………………………………........
……………………………………………………………………………………........
……………………………………………………………………………………........
……………………………………………………………………………………........
……………………………………………………………………………………........
……………………………………………………………………………………........

Dilaporkan di :

Hari dan Tanggal :


Waktu :

Saya menyatakan bahwa isi laporan ini adalah yang sebenar-benarnya dan saya bersedia
mempertanggungjawabkannya di hadapan hukum.

Penerima Laporan Pelapor

CAP

………………….. ………………………

Keterangan:
*tidak wajib diisi.
**jika alamat tempat tinggal lengkap tidak diketahui, cukup disebutkan dusun/desa/kelurahan
terlapor.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 15 | P a g e


Model A.3

TANDA BUKTI PENERIMAAN LAPORAN


No....../LP/........ /../201..

Telah diterima dari


Nama :
Organisasi :
Alamat :
No. Telp/HP :
Hari dan Tanggal :
Waktu :

_________, _______________**

Diterima oleh,

CAP

________________ _________________
Penerima Laporan Pelapor

Keterangan:
* Sesuai dengan Nomor laporan.
** Tempat, tanggal, bulan, tahun.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 16 | P a g e


3.1.2 Temuan Dugaan Pelanggaran
➢ Hasil pengawasan Pengawas Pemilihan dituangkan ke dalam Formulir Model A
Pengawasan.
➢ Jika hasil pengawasan (Formulir Model A Pengawasan) diduga terdapat dugaan
pelanggaran pemilihan, maka disampaikan dalam rapat pleno pengawas Pemilu
untuk diputuskan menjadi temuan.
➢ Temuan dugaan pelanggaran Pemilihan ditetapkan melalui rapat pleno paling
lama 7 (tujuh) hari sejak diketahui dan/atau ditemukan dugaan pelanggaran.
➢ Pengisian formulir temuan (Formulir Model A.2 Temuan) memperhatikan
syarat sebagai berikut:
a. Penemu dugaan pelanggaran merupakan pengawas Pemilihan;
b. Waktu temuan tidak melebihi ketentuan batas waktu paling lama 7
(tujuh) hari sejak diketahui dan/atau ditemukan dugaan pelanggaran;
c. Identitas pelaku; dan
d. Peristiwa dan uraian kejadian.
➢ Temuan dugaan pelanggaran Pemilihan yang telah ditetapkan melalui rapat
pleno dilakukan registrasi dengan penomoran sesuai ketentuan dalam lampiran
Peraturan Bawaslu Nomor 14 Tahun 2017.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 17 | P a g e


Formulir Model A
KOP
LEMBAGA*

LAPORAN HASIL PENGAWASAN PEMILU


__________________________________________________________________
I. Data Pengawas Pemilu:
Nama Pelaksana Tugas Pengawasan :……..……………………………………
Jabatan* :…………………………………………..
Nomor Surat Perintah Tugas :…….…………………………………….
Alamat** :….……………………………………….

II. Kegiatan Pengawasan***:


1. Kegiatan I
a. Bentuk : ……………………………………………………………
b. Tujuan : ……………………………………………………………
c. Sasaran : ……………………………………………………………
d. Waktu Dan Tempat : ……………………………………………………………
2. Kegiatan II
a. Bentuk : ……………………………………………………………
b. Tujuan : ……………………………………………………………
c. Sasaran : ……………………………………………………………
d. Waktu Dan Tempat : ……………………………………………………………
3. Kegiatan III
a. Bentuk : ……………………………………………………………
b. Tujuan : ……………………………………………………………
c. Sasaran : ……………………………………………………………
d. Waktu Dan Tempat : ……………………………………………………………
III. Informasi Dugaan Pelanggaran :
1. Peristiwa
a. Peristiwa :..........................................
b. Tempat Kejadian :..........................................
c. Waktu Kejadian :..........................................
d. Pelaku***** :..........................................
e. Alamat :...........................................
2. Saksi – saksi :
1. Nama : .....................................................................
Alamat : .....................................................................
2. Nama : .....................................................................
Alamat : .....................................................................
3. Bukti-Bukti :
a. ............................................................................................................
b. ............................................................................................................
c. ............................................................................................................
4. Uraian singkat Dugaan Pelanggaran :
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………….
………, ............................, 20...…..

Pelaksana Tugas,

…………………………..

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 18 | P a g e


Model A2

FORMULIR TEMUAN

Nomor :…./TM/.......... /BULAN…/TAHUN….


Nasional : ………………….…….
Provinsi : …………………….….
Kabupaten/Kota : ………………….…….
Kecamatan : ………………….…….
Desa/Kelurahan : ………………….…….

1. Data Pengawas

a. Nama : .............................................
b. Jabatan : .............................................
c. Alamat : .............................................

2. Peristiwa yang dilaporkan


a. Peristiwa : ..............................................................
b. Tempat Kejadian : ..............................................................
c. Hari dan Tanggalditemukan : ..............................................................
d. Waktu Kejadian : ..............................................................
e. Terlapor : ..............................................................
f. Alamat Terlapor** : ..............................................................
g. No. Telp/HP Terlapor : ..............................................................

3. Saksi – saksi
1. Nama : .................................................................................
Alamat** : .................................................................................
No. Telp/Hp : .................................................................................
2. Nama : .................................................................................
Alamat** : .................................................................................
No. Telp/Hp : .................................................................................

4. Bukti-Bukti :
a. ................................................................................................................
b. ................................................................................................................
c. ................................................................................................................
d. ................................................................................................................
e. ................................................................................................................

5. Uraian singkat kejadian :

……………………………………………………………………………………...................
………………………………………………………………………………………………………

Pengawas Pemilu,

………………….........

Penerima Temuan,
.................................

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 19 | P a g e


BAGAN PROSES TEMUAN

HASIL PENGAWASAN

RAPAT PLENO

TERDAPAT DUGAAN PELANGGARAN TIDAK TERDAPAT DUGAAN


PEMILIHAN PELANGGARAN PEMILIHAN

TEMUAN BUKAN TEMUAN

REGISTRASI

➢ Hari temuan dihitung sejak hari saat Pengawas Pemilihan mengetahui dan/atau
menemukan dugaan pelanggaran Pemilihan.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 20 | P a g e


3.2 Pelapor, Isi Laporan dan Batas Waktu Pelaporan

Pelapor Isi Laporan Batas Waktu Laporan


Laporan dapat diajukan oleh: Laporan yang Laporan disampaikan kepada
disampaikan berisi: Pengawas Pemilu paling lama
1. Warga Negara Indonesia 7 (tujuh) hari sejak diketahui
yang mempunyai hak pilih 1. nama dan alamat pelanggaran Pemilu.Laporan
pada pemilihan setempat; pelapor; yang disampaikan dituangkan
2. Pemantau Pemilihan; dan / 2. pihak terlapor; dalam Formulir Penerimaan
atau 3. waktu dan tempat Laporan Pelanggaran Pemilu
3. Peserta Pemilihan. kejadian perkara; (Formulir Model A.1).
dan
4. uraian kejadian

3.3 Syarat Formil dan Materil Laporan

Syarat Formil Syarat Materil


a. Pihak-pihak yang berhak a. Identitas pelapor;
melaporkan b. Nama dan alamat terlapor;
b. Waktu pelaporan tidak melebihi c. Peristiwa dan uraian kejadian;
ketentuan batas waktu; dan d. Waktu dan tempat peristiwa terjadi;
c. Keabsahan laporan dugaan e. Saksi-saksi yang mengetahui peristiwa
pelanggaran dan/atau tindak terjadi; dan
pidana pemilihan yang melaiputi: f. Barang bukti yang mungkin diperoleh
i. Kesesuaian tanda tangan atau diketahui.
dalam formulir laporan
dengan kartu identitas;
ii. Tanggal dan waktu pelaporan.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 21 | P a g e


3.4 Bentuk-bentuk Formulir Penindakan Pelanggaran
NO JENIS FORMULIR FUNGSI/KEGUNAAN
1. MODEL A HASIL PENGAWASAN
2. MODEL A.1 PENERIMAAN LAPORAN
3. MODEL A.2 FORMULIR TEMUAN
4. MODEL A.3 TANDA BUKTI PENERIMAAN LAPORAN
5. MODEL A.4 UNDANGAN KLARIFIKASI
6. MODEL A.5 BERITA ACARA SUMPAH/JANJI
7. MODEL A.6 BERITA ACARA KETERANGAN AHLI
8. MODEL A.7 BERITA ACARAS KLARIFIKASI
9. MODEL A.8 KAJIAN DUGAAN PELANGGARAN
10. MODEL A.9 SURAT PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN KODE ETIK
11. MODEL A.10 SURAT PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN ADMINISTRASI
12. MODEL A.11 SURAT PENERUSAN DUGAAN PELANGGARAN PIDANA
13. MODEL A.12 SURAT PENERUSAN PELANGGARAN HUKUM LAINNYA
14. MODEL A.13 STATUS LAPORAN

ALUR PENANGANAN PELANGGARAN PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA ALUR


PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRASI

ALUR PENANGANAN PELANGGARAN PEMILIHAN GUBERNUR,


BUPATI/WALIKOTA

PELANGGARAN
ADMINISTRASI

PEMILIH
PELANGGARAN
P
E
KODE ETIK
N
G
PEMANTAU A PENGKAJIAN
PEMILU LAPORAN W KLARIFIKASI PELANGGARAN
A
PELANGGARAN
S
PENGUMPULAN BUKTI PIDANA
PEMILU PEMBERKASAN

P
E
M BUKAN
3 HR I PELANGGARAN
L 3HR/5HR
U
PESERTA
PEMILU
SENGKETA PEMILU

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 22 | P a g e


ALUR PENYELESAIAN TINDAK PIDANA

TIDAK BUKAN TINDAK PIDANA PEMILIHAN


DITERUSKAN
KURANG BUKTI

SELESAI DIHENTIKAN DEMI HUKUM

7 HR
3 HR PN SELESAI
TINDAK DITERUSKAN PENYIDIK
PIDANA MELALUI
POLISI JAKSA BANDING 3 HR
PENGAWAS 5 HR
PEMILU T
3 HR D 3 HR
14 HR
K 7 HR
UU 10/2016 PT SELESAI
D
I
T
E
R
PS. 146 PERPPU No U
BUKAN TINDAK PIDANA PEMILIHAN
1 TH 2014 S
K
A
N KURANG BUKTI

SELESAI DIHENTIKAN DEMI HUKUM

ALUR PENYELESAIAN PELANGGARAN KODE ETIK

DIBERI SANKSI :
•TEGURAN
•PEMBERHENTIAN
REKOMENDASI
PENGAWAS
DITERUSKAN DKPP
PEMILU

DIREHABILITASI

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 23 | P a g e


4. Proses Penindakan Pelanggaran

Tindak pidana Pemilihan merupakan pelanggaran atau kejahatan terhadap ketentuan


Pemilihan sebagaimana diatur dalam UU Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota menjadi Undang-Undang, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
UU No. 10 Tahun 2016.
➢ Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, PKD, dan
Pengawas TPS menemukan dan/atau menerima laporan pelanggaran Pemilihan
pada setiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan.
➢ Laporan pelanggaran Pemilihan sebagaimana dimaksud diatas dapat disampaikan
oleh:
1) Warga Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih pada pemilihan
setempat;
2) pemantau Pemilihan; atau
3) peserta Pemilihan.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 24 | P a g e


➢ Laporan pelanggaran Pemilihan disampaikan secara tertulis yang memuat paling
sedikit:
1) nama dan alamat pelapor;
2) pihak terlapor;
3) waktu dan tempat kejadian perkara; dan
4) uraian kejadian.
➢ Temuan/Laporan pelanggaran Pemilihan disampaikan kepada Pengawas Pemilihan
paling lama 7 (tujuh) hari sejak diketahui dan/atau ditemukannya pelanggaran
Pemilihan.
➢ Temuan/Laporan yang mengandung dugaan tindak pidana pemilihan yang
diterima Pengawas Pemilihan dalam waktu paling lama 1X24 Jam dibahas dalam
forum Sentra Gakkumdu
➢ Dalam hal laporan pelanggaran Pemilihan telah dikaji dan terbukti kebenarannya,
Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan, PKD, dan
Pengawas TPS wajib menindaklanjuti laporan paling lama 3 (tiga) hari setelah
laporan diterima.
➢ Dalam hal diperlukan, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu
Kecamatan, PKD, dan Pengawas TPS dapat meminta keterangan tambahan dari
pelapor dalam waktu paling lama 2 (dua) hari.

Waktu Penindakan Dugaan Pelanggaran

3 + 2 = 5 Hari

➢ Temuan/ Laporan dugaan tindak pidana Pemilihan diteruskan kepada Kepolisian


Negara Republik Indonesia paling lama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam sejak
diputuskan oleh Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan/atau Panwaslu
Kecamatan.
➢ Selama waktu penanganan dugaan pelanggaran tersebut, Pengawas Pemilihan
melakukan pengkajian terhadap laporan/temuan yang telah diregister.
➢ Dalam proses pengkajian, Pengawas Pemilihan dapat meminta kehadiran Pelapor,
Terlapor, pihak yang diduga sebagai pelaku pelanggaran, saksi untuk diklarifikasi
atau ahli untuk didengar keterangannya di bawah sumpah;
➢ Pengawas Pemilihan memberikan surat undangan kepada para pihak yang hendak
dimintai keterangan/klarifikasi dengan menggunakan Formulir Model A.4

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 25 | P a g e


Model A.4
KOP PENGAWAS PEMILU

Nomor :
Hal : Undangan Klarifikasi

Kepada Yth
……………………………………….
di -…………………...............…..

1. Dasar :
a. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.
b. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2014 tentang
Pengawasan Pemilihan Umum.
2. Berdasarkan Laporan/Temuan* Nomor………………….., bersama ini kami Bawaslu/
BawasluKabupaten/Kota/Bawaslu Kabupaten/Kota/Panwaslu Kecamatan mengundang
Sdr. ……………………………….. untuk memberikan keterangan dalam klarifikasi
perihal................................................................................................**
3. Klarifikasi akan dilaksanakan pada:
a. Hari dan Tanggal :
b. Waktu :
c. Pukul :
d. Tempat :
e. Bertemu dengan :

4. Demikian untuk menjadi maklum.


_________, _______________***

PENGAWAS PEMILU..............****

KETUA,

CAP

.............................................

Keterangan
*Coret yang tidak perlu.
**Uraikan secara jelas klarifikasi yang akan dilakukan.
*** Tempat, tanggal, bulan, tahun. disesuaikan
**** Sesuai dengan nama lembaga.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 26 | P a g e


➢ Sebelum dimintai keterangan/klarifikasi, Pelapor, Terlapor dan/atau Saksi diminta
untuk mengisi Formulir Model A.5 yang dibubuhi materai. Sementara untuk Ahli
yang hendak dimintai keterangan diminta untuk mengisi Formulir Model A.6

Model A.5

KOP PENGAWAS PEMILU

KETERANGAN/KLARIFIKASI DI BAWAH SUMPAH/JANJI

Pertanyaan:

Apakah Saudara bersedia memberikan keterangan/klarifikasi dibawah sumpah/janji?

Jawaban:

Ya, saya bersedia/tidak bersedia …………..

---------Pada hari ini …… tanggal ….bulan ……., pukul ………WIB/WITA/WIT, saya:


------------------------------------: _________________: -------------------------------------

Bersedia bersumpah/berjanji sesuai dengan agama dan kepercayaan yang saya anut, yakni
agama ....…………….*terkait dengan ……………………...................……..**

Demi Allah (bagi yang beragama Islam)/ ………. (bagi yang beragama ………...)*, bahwa saya
akan memberi keterangan/klarifikasi yang sebenarnya dan tidak lain daripada yang
sebenarnya.

Demikian sumpah/janji saya, dan akan saya pertanggungjawabkan sesuai tuntunan agama
dan kepercayaan yang saya anut.

Saya yang bersumpah/berjanji,

Meterai Rp 6000

………………………….
(Nama dan tandatangan)

Keterangan:
* Disesuaikan dengan agama/kepercayaan pihak yang bersumpah.
** Disesuaikan dengan dugaan pelanggaran yang dilaporkan.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 27 | P a g e


Model A.6

KOP PENGAWAS PEMILU

KETERANGAN AHLI DI BAWAH SUMPAH/JANJI

Pertanyaan:

Apakah Saudara bersedia memberikan keterangan dibawah sumpah/janji?

Jawaban:

Ya, saya bersedia/tidak bersedia …………..

---------Pada hari ini …… Tanggal ….bulan ……., pukul ………WIB/ WITA/ WIT, saya:

-----------------------------------:_____________________: ---------------------------------

Bersedia bersumpah/berjanji sesuai dengan agama dan kepercayaan yang saya anut, yakni
agama …………….* terkait dengan .....................…………………………..**

Demi Allah (bagi yang beragama Islam)/ ……….. (bagi yang beragama .………..)*, bahwa saya
akan memberi keterangan yang sebaik-baiknya dan yang sebenarnya menurut pengetahuan
dalam bidang keahliannya.

Demikian sumpah/janji saya, dan akan saya pertanggungjawabkan sesuai tuntunan agama
dan kepercayaan yang saya anut.

Saya yang bersumpah,

Meterai Rp 6000

………………………….

(Nama dan tandatangan)

Keterangan:

* Disesuaikan dengan agama/kepercayaan pihak yang bersumpah.

** Disesuaikan dengan keterangan yang akan disampaikan.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 28 | P a g e


➢ Keterangan/klarifikasi yang diberikan oleh Pelapor,Terlapor, Saksi dan/atau Ahli
oleh Pengawas Pemilihan dituangkan dalam Berita Acara Klarifikasi Formulir Model
A.7

Model A.7

KOP PENGAWAS PEMILU


BERITA ACARA KLARIFIKASI

---------Pada hari ini …… Tanggal ….bulan …….tahun....., pukul ……… WIB/ WITA/ WIT, saya----
------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------: ___________________ : -----------------------------------

Anggota Bawaslu/ Bawaslu Kabupaten/Kota/Kecamatan *, dan bertindak atas nama


lembaga (Bawaslu/ Bawaslu Kabupaten/Kota/ Panwaslu
Kabupaten/Kota/Kecamatan…………*), telah meminta keterangan dari seorang yang
bernama:
-----------------------------------: __________________: -----------------------------------
Dilahirkan di .......... tanggal ..........Bulan ..........Tahun .......... (umur ..........Tahun), pekerjaan
.........., Agama: .........., Kewarganegaraan Indonesia, tempat tinggal di
……………………................................................................................................
Dia (.................) didengar keterangannya sebagai …………………………., terkait
dengan…………………………...........................................................................................………………
…………..............................................................................
Atas pertanyaan Saya, selaku Anggota Bawaslu/ BawasluKabupaten/Kota/
BawasluKabupaten/Kota/Kecamatan*, yang bersangkutan menjawab serta menerangkan
sebagai berikut:

PERTANYAAN:
Pertanyaan Pembuka
01. Apakah Saudara pada hari ini berada dalam kondisi sehat jasmani dan rohani untuk
memberikan keterangan atau jawaban terkait dengan laporan di atas ……………?
01. .......................Jawaban).----------------------------------------------
02. Apakah pada hari ini (sesuai tanggal, bulan, dan tahun tersebut di atas), Saudara
bersedia untuk memberikan keterangan atau jawaban terkait dengan
adanya.................?----------------------------------------------------------
02. .......................Jawaban).----------------------------------------------
03. Mengertikah Saudara mengapa dimintai keterangan seperti saat ini? Jelaskan! --------
03. .......................Jawaban).----------------------------------------------
Pertanyaan Isi (Berkaitan dengan Kasus)*
04. .............................................................................................................**--
04. .......................Jawaban).------------------------------------------
05. .............................................................................................................**--
05. .......................Jawaban).------------------------------------------
06. .............................................................................................................**--
06. .......................Jawaban).----------------------------------------------

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 29 | P a g e


Pertanyaan Penutup
07. Apakah menurut Saudara, semua keterangan atau jawaban yang Saudara sampaikan
sudah benar dan dapat dipertanggung jawabkan di depan hukum?-------------------------
07. .......................Jawaban).------------------------------------------
08. Apakah masih ada keterangan lain atau keterangan tambahan yang ingin Saudara
sampaikan?-----------------------------------------------------------------
08. .......................Jawaban).------------------------------------------
09. Apakah Saudara bersedia untuk memberikan keterangan kembali apabila diperlukan
? ---------------------------------------------------------------------------
09. .......................Jawaban).------------------------------------------
10. Apakah Saudara dalam memberi keterangan atau jawaban merasa tertekan atau
terpaksa karena tekanan oleh pemeriksa atau pihak lain?.--
10. .......................Jawaban).------------------------------------------

------Setelah keterangan diberikan/disampaikan, hasilnya dibacakan kembali kepada pihak


yang memberi keterangan/jawaban dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti.
Setelah diakui kebenaran atas keterangan/jawaban yang disampaikan kepada Panwas,
pemberi keterangan membubuhkan tanda tangan di atas meterai Rp.6.000,- seperti di
bawah ini.-----------------------
YANG MEMBERI KETERANGAN,

(……………………………………)

---------- Demikian berita acara klarifikasi ini dibuat dengan sebenar-benarnya, kemudian
ditutup dan ditanda tangani di .........., pada hari .......... tanggal ..........Tahun 20...........---------
-----------------------------------------------------------
YANG MEMINTA KETERANGAN,

( ………………………………..)

Keterangan
*Coret yang tidak perlu
**Pengawas Pemilu menambah pertanyaan lebih detail untuk menggali informasi atau
kesesuaian keterangan saksi serta mendapatkan bukti dengan substansi dan jumlah yang
disesuaikan dengan kebutuhan penanganan kasus.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 30 | P a g e


➢ Sesuai Pasal 37 Peraturan Bawaslu Nomor 11 Tahun 2014 Tentang Pengawasan
Pemilihan Umum. Bahwa Pengawas Pemilu dapat meminta kehadiranPelapor,
Terlapor Pihak yang diduga pelaku pelanggaran, saksi, dan/atau Ahli untuk didengar
keterangan dan/atau klarifikasinya dibawah sumpah,. Keterangan dan/atau
klarifikasi dibuat dalam Berita Acara klarifikasi dengan menggunakan Formulir Model
A-8.
➢ bahwa dalam proses pengkajian laporan pelanggaran, Pengawas Pemilu dapat
meminta kehadiran Pelapor, Terlapor, Saksi dan/atau Ahli untuk didengar
keterangan dan/atau klarifikasinya.
➢ Klarifikasi bertujuan menguji kebenaran, atau melengkapi informasi yang telah
diperoleh, atau mendapatkan suatu informasi yang diperlukan dari seseorang
melalui proses tanya jawab.
➢ Pengawas Pemilu mengundang Pihak-Pihak yang akan dimintai
keterangan/klarifikasinya secara layak, mengingat keterbatasan waktu. undangan
klarifikasi disampaikan dalam kondisi dan situasi yang layak sehingga pihak yang
diundang untuk klarifikasi dapat menerima dan bisa hadir.
➢ Undangan klarifikasi disampaikan dan untuk kepentingan substansi klarifikasi,
Pengawas Pemilu dapat menyesuaikan isi surat undangan klarifikasi dengan konteks
laporan yang sedang ditangani.
➢ Proses klarifikasi dilakukan dengan membuat Berita Acara yang berisi pertanyaan
dan jawaban. Berita Acara Klarifikasi dibuat rangkap dan ditandatangani oleh kedua
pihak (yang melakukan kalrifikasi dan yang dimintakan klarifikasi). Tanda tangan
dilakukan oleh salah satu pihak diatas materai.
➢ Sentra Gakkumdu melakukan pembahasan kedua jika adanya dugaan pelanggaran
tindak pidana Pemilihan terhadap laporan/temuan pelanggaran paling lama 5 (lima)
hari sejak laporan/temuan diterima oleh Pengawas Pemilihan. Pengawas Pemilihan
melakukan kajian terhadap hasil klarifikasi dan rapat pleno yang telah dilakukan
dengan menggunakan Formulir Model A.8 Kajian Dugaan Pelanggaran.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 31 | P a g e


Model A.8

KAJIAN DUGAAN PELANGGARAN

*Nomor : .....................

Nasional :………….
Provinsi :………….
Kabupaten/Kota :………….
Kecamatan :………….
Desa/Kelurahan :............

I. Pokok Masalah : …………………………………………………….

II. Data :

Pelapor/Penemu ** : .........................................................
Pekerjaan/Jabatan : .........................................................
Alamat : .........................................................
Terlapor/Pelaku*** : .........................................................
Pekerjaan : .........................................................
Alamat : .........................................................
Tanggal Laporan/Temuan : .........................................................
Tanggal Peristiwa : .........................................................
Bukti-Bukti : .........................................................
: .........................................................
: .........................................................
III. Kajian/Pembahasan :
Dasar Hukum :…........................................................
Fakta dan keterangan :...........................................................
Pembahasan/Kajian :...........……………...…………....................
IV. Kesimpulan :…………………………………….....……………….
V. Rekomendasi :………………………………………….....………….

____________, _______________****

PENGAWAS PEMILU..............*****
............................******
CAP

.............................................

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 32 | P a g e


Kajian dugaan pelanggaran Pemilihan adalah penulisan hasil rangkaian proses
administrasi, pengumpulan bukti, klarifikasi, analisis hukum, kesimpulan, dan rekomendasi
atas temuan dan/atau laporan pelanggaran Pemilihan sebagai dasar untuk memutuskan
suatu temuan atau laporan sebagai pelanggaran atau bukan pelanggaran, atau pelanggaran
tertentu, dan sanksi yang direkomendasikan kepada pihak yang berwenang.

Kasus
Posisi

Rekomen Data
dasi
Sistematika
Kajian

Kesimpulan Kajian

Kasus Posisi
Uraian singkat peristiwa dugaan pelanggaran Pemilihan Gubernur, Bupati/Walikota
yang dilaporkan atau ditemukan.
Data
Data dan identitas pelapor dan terlapor disesuaikan dengan data identitas resmi
(KTP/Paspor/SIM) dan data terlapor yang disampaikan pada saat menyampaikan
laporan dan/atau pada saat memberikan keterangan.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 33 | P a g e


Kajian
▪ Dasar Hukum
Dasar kewenangan Pengawas Pemilu sesuai jenjang untuk menerima
laporan/temuan, menindaklanjuti laporan/temuan, dan merekomendasikan
kepada pihak-pihak yang berwenang.
▪ Fakta
Uraian tentang peristiwa hukum dan kejadian yang terkait dengan dugaan
pelanggaran yang dilaporkan/ditemukan dan dokumen atau informasi yang
diperoleh pada saat klarifikasi.

Analisis
▪ Tentang Temuan/Laporan, Menguraikan tentang peristiwa yang
ditemukan/dilaporkan yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran Pemilihan.
▪ Tentang Penemu/Pelapor, Menguraikan tentang kedudukan hukum (legal
standing) penemu/pelapor dalam menemukan/melaporkan dugaan
pelanggaran Pemilihan.
▪ Tentang Terlapor, Menguraikan tentang pihak yang dilaporkan oleh
penemu/pelapor ke Pengawas Pemilihan.
▪ Tentang Waktu Temuan/Laporan, Menguraikan tentang batas waktu temuan
atau pelaporan (daluarsa) yang bersyarat untuk dilaporkan ke Pengawas
Pemilihan.
▪ Tentang Dugaan Pelanggaran, Mengurai peristiwa yang dilaporkan dengan
pasal-pasal yang diduga dilanggar, melakukan analisa terhadap unsur-unsur
dugaan pelanggaran dan tindak pidana pemilihan, dan merumuskan
pendapat hukum dengan cara mengaitkan fakta dan keterangan (fakta
hukum) dengan bukti, barang bukti, dan alat bukti.

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan kajian Pengawas Pemilihan meyimpulkan hasil analisis
terhadap unsur-unsur dugaan pelanggaran Pemilihan dengan mengaitkan
fakta/keterangan hukum dengan bukti. Apakah laporan atau temuan dugaan
pelanggaran adalah merupakan pelanggaran Pemilihan dengan menyatakan pasal-
pasal yang diduga dilanggar menurut Peraturan perundangundangan Pemilihan
Gubernur, Bupati, dan Walikota.

Rekomendasi
Rekomendasi kepada pihak yang berwenang untuk menindaklanjuti, yaitu:
▪ Pelanggaran kode etik penyelenggara pemilihan rekomendasi kepada DKPP
dengan menggunakan Formulir Model A.9 pada lampiran Peraturan Bawaslu
Nomor 14 Tahun 2017;

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 34 | P a g e


Model A.9

KOP BAWASLU

Nomor : ……………………
Hal : Penerusan Pelanggaran Kode Etik Penyelenggara Pemilu

Kepada Yth.
Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu
di -
…………………….

1. Dasar :
a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota Menjadi Undang-Undang
b. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 11 Tahun 2014 tentang
Pengawasan Pemilihan Umum.
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen/saksi dan musyawarah Ketua dan Anggota
Bawaslu, maka kasus yang dilaporkan/ ditemukan oleh ………………… dengan Nomor
Laporan/Temuan ……………*(terlampir) diduga kuat merupakan pelanggaran kode etik
penyelenggara Pemilu untuk selanjutnya diteruskan kepada Dewan Kehormatan
Penyelenggara Pemilu.
3. Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

_________, _______________**

Badan Pengawas Pemilihan Umum


Ketua,
CAP

Keterangan
*Coret yang tidak perlu.
** Tempat, tanggal, bulan, tahun.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 35 | P a g e


▪ Pelanggaran administrasi Pemilihan rekomendasi kepada KPU sesuai
tingkatannya dengan menggunakan Formulir Model A.10 pada lampiran
Peraturan Bawaslu Nomor 14 Tahun 2017

Model A.10

KOP PENGAWAS PEMILU

Nomor : ……………………
Hal : Penerusan Pelanggaran Administrasi Pemilu

Kepada Yth.
Ketua KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/KPU Kota/PPK/PPS/PPSLN*
di -
…………………….

1. Dasar :
a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota Menjadi Undang-Undang
b. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Penanganan Pelanggaran Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen, saksi, kajian dan musyawarah Ketua dan
Anggota Pengawas Pemilu, maka kasus yang dilaporkan/ ditemukan oleh …………………
dengan Nomor Laporan/Temuan ……………*(terlampir) merupakan pelanggaran
administrasi Pemilu, selanjutnya diteruskan kepada KPU/KPU Provinsi/KPU
Kabupaten/KPU Kota/PPK/ PPS/ PPSLN*untuk ditindaklajuti sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

_________, _______________**

Ketua Pengawas Pemilu................***

CAP

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 36 | P a g e


▪ Pelanggaran tindak pidana Pemilihan diteruskan kepada Penyidik Kepolisian
sesuai tingkatannya dalam Sentra Gakkumdu dengan menggunakan Formulir
Model A.11 pada lampiran Peraturan Bawaslu Nomor 14 Tahun 2017;

Model A.11

KOP PENGAWAS PEMILU

Nomor : ……………………
Hal : Penerusan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu

Kepada Yth.
Kapolri/Kapolda/Kapolwiltabes/Kapoltabes/Kapolres/Kapolresta/Metro/
Kapolsek/Metro/Kapolsekta*
di -
…………………….

1. Dasar:
a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota Menjadi Undang-Undang
b. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Penanganan Pelanggaran Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen, saksi, kajian dan musyawarah Ketua dan
Anggota Pengawas Pemilu, maka kasus yang dilaporkan/ditemukan* oleh …………………
dengan No. Laporan/ Temuan* ……………(terlampir) diduga memenuhi unsur-unsur
pelanggaran tindak pidana Pemilu, dan selanjutnya diteruskan kepada Kapolri/Kapolda/
Kapolwiltabes/Kapoltabes/Kapolres/Kapolresta/Metro/Kapolsek/Metro/Kapolsekta*
untuk ditindaklajuti sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Demikian untuk menjadi maklum.

_________, _______________**
Ketua Pengawas Pemilu...........***

CAP

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 37 | P a g e


▪ Pelanggaran hukum lainnya bukan merupakan dugaan pelanggaran Pemilihan
namun termasuk dugaan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan
lain, diteruskan kepada instansi yang berwenang dengan menggunakan Formulir
Model A.12 pada lampiran Peraturan Bawaslu Nomor 14 Tahun 2017.

Model A.12
KOP PENGAWAS PEMILU

Nomor : ……………………
Hal : Penerusan Pelanggaran Hukum Lainnya

Kepada Yth.
Kepala Badan/Kepala Dinas/Ketua/Direktur Jenderal/dst**
di -
…………………….

1. Dasar:
a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Menjadi Undang-
Undang;
b. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 14 Tahun 2017 tentang
Penanganan Pelanggaran Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen, saksi, kajian dan musyawarah Ketua dan
Anggota Pengawas Pemilu, maka kasus yang dilaporkan/ditemukan* oleh …………………
dengan No. Laporan/ Temuan* ……………(terlampir) diduga memenuhi unsur-unsur
pelanggaran tindak pidana Pemilu, dan selanjutnya diteruskan kepada Kapolri/Kapolda/
Kapolwiltabes/Kapoltabes/Kapolres/Kapolresta/Metro/Kapolsek/Metro/Kapolsekta*
untuk ditindaklajuti sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Demikian untuk menjadi maklum.

_________, _______________**
Ketua Pengawas Pemilu...........***

CAP

Keterangan
*Coret yang tidak perlu.
** Tempat, tanggal, bulan, tahun.
***Disesuaikan dengan nama lembaga.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 38 | P a g e


▪ Pengawas Pemilihan wajib mengumumkan status penanganan pelanggaran
Pemilihan dalam Formulir Model A.13 yang ditempatkan di papan pengumuman
Sekretariat Pengawas Pemilihan atau dapat disampaikan kepada Pelapor melalui
surat.

Model A.13

KOP PENGAWAS PEMILU

PEMBERITAHUAN TENTANG STATUS LAPORAN/TEMUAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pemeriksaan terhadap laporan/temuan yang masuk dan
hasil kajian Pengawas Pemilu maka diberitahukan status laporan/temuan sebagai berikut:

NAMA PELAPOR/PENGAWAS NOMOR INSTANSI


No. STATUS
PEMILU* LAPORAN/TEMUAN TUJUAN/
LAPORAN/TEMUAN
DAN TERLAPOR/PELAKU ALASAN

Keterangan:
1. Ditindaklanjuti ke instansi tujuan:
a. Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu.**
b. KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota.**
c. Penyidik di Mabes Polri/ Polda/Polwil/Polwiltabes/Polres/ Metro/Polsek/Polsekta.**
d. Instansi lain.
2. Alasan tidak ditindaklanjuti, karena:
a. Temuan/ Laporan yang diberikan tidak memenuhi syarat formil dan materiil
pelaporan.
b. Temuan/ Laporan yang diberikan tidak memenuhi unsur-unsur pelanggaran Pemilu.
c. Melebihi batas waktu yang telah ditentukan Undang-Undang.
d. Alasan lainnya..............

Diumumkan
-------,--------- 20..…***

Pengawas Pemilu.....****,
CAP

…………………………..

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 39 | P a g e


5. Penanganan Pelanggaran dalam kondisi Covid-19

Dalam kondisi pandemi Covid-19 penyelenggaraan pemilihan kepala daerah kembali


dilanjutkan setelah terbitnya Perppu Nomor 2 Tahun 2020 akan tetapi pasca terbitnya Perppu
tersebut tidak mempengaruhi proses penanganan pelanggaran, oleh karena itu untuk menyesuaikan
dengan kondisi pandemi yang di hadapi di tengah proses penyelenggaraan pilkada Bawaslu
menerbitkan regulasi Perbawaslu no 4 Tahun 2020 tentang Pengawasan, Penanganan Pelanggaran,
dan Penyelesaian sengketa pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta
Wali Kota dan Wakil Wali Kota serentak lanjutan dalam kondisi bencana Non Alam Corona Virus
Disease 2019 ( Covid-19).

. Secara garis besar penanganan pelanggaran yang diatur dalam Perbawaslu Nomor 4 tahun
2020 tidak jauh berbeda dengan penanganan pelanggaran yang diatur dalam Perbawaslu 14 tahun
2017 hanya saja dalam penerapannya harus sesuai dengan protokol kesehatan. Sehingga baik
Bawaslu Kabupaten dan juga para pihak tetap dapat melakukan proses penanganan pelanggaran
dengan aman tanpa harus takut.

Tata cara penanganan Laporan Dugaan Pelanggaran sebagaimana diatur dalam Pasal 43 ayat
1 dapat disampaikan secara langsung dan tidak langsung, Penyampaian secara tidak langsung
sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) dapat disampaikan melalui surat elektronik resmi (e-
mail) kepada Bawaslu Kabupaten dan tetap memperhatikan syarat formil dan materiil sehingga
laporan tersebut dapat diregistrasi oleh petugas dengan tetap memperhatikan batas waktu
pelaporan 7 (tujuh) hari sejak diketahui. Selanjutnya Pasal 44 mengatur terkait mekanisme
pelaksanaan Klarifikasi yang dapat dilakukan melalui tatap muka atau melalui teknologi informasi
dan komunikasi berbasis daring dengan memperhatikan berita acara (BA) klarifikasi dapat dikirimkan
kepada para pihak yang akan diklarifikasi, selanjutnya pihak yang akan diklarifikasi memberika surat
pernyataan bersedia diambil klarifikasi melalui teknologi informasi dan klarifikasi dilakukan
perekaman. Proses klarifikasi melalui teknologi informasi bertujuan untuk melindungi para pihak.

Tata cara penanganan pelanggaran Adminitrasi secara Terstruktur, Sistematis dan Masif
sebagaimana diatur dalam Pasal 49 dapat dilakukan melalui tatap muka dan/atau melalui teknologi
informasi dan komunikasi berbasis daring.

Tata cara penanganan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 56 dalam melakukan
rapat pembahasan di tim Sentra Gakkumdu disesuaikan dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan, baik dilakukan secara tatap muka atau dilakukan rapat melalui teknologi informasi dan
komunikasi berbasis daring. Pendampingan secara langsung sebagaimana diatur dalam pasal 58
dapat disesuaikan dengan protokol kesehatan.

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 40 | P a g e


Daftar Pustaka

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang


Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum

Peraturan Bawaslu Nomor 14 Tahun 2017 tentang Penanganan Laporan Pelanggaran


Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil
Walikota;

Peraturan Bawaslu Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pengawasan, Penanganan Pelanggaran,


dan Penyelesaian sengketa pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati serta
Wali Kota dan Wakil Wali Kota serentak lanjutan dalam kondisi bencana Non Alam Corona Virus
Disease 2019 ( Covid-19)

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia nomor 16 tahun 2019 tentang
perubahan atas peraturan komisi pemilihan umum nomor 15 tahun 2019 tentang tahapan, program
dan jadwal penyelenggaraan pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati,
dan/atau wali kota dan wakil wali kota tahun 2020

Standar Operational Prosedur (SOP) Penanganan Pelanggaran

Nota Kesepakatan Bersama Badan Pengawas Pemilihan Umum, Kepolisian Republik Indonesia,
dan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor: 15/NKB/BAWASLU/X/2015, Nomor B/38/X/2015, Nomor:
KEP-153/A/JA/10/2015 tentang Sentra Penegakan Hukum Terpadu

BUKU SAKU PENINDAKAN PELANGGARAN PILKADA 2020 41 | P a g e


POTENSI PELANGGARAN PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI DAN WALIKOTA TAHUN 2020
“Telaah Pengaturan Larangan Dan Sanksi Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016”
NON TAHAPAN

NON TAHAPAN UNDANG-UNDANG NO 10/2016


NO
PEMILIHAN Ketentuan Umum Ketentuan Pidana
1 Tugas dan Wewenang Pasal 9 Pasal 193A
KPU a. menyusun dan menetapkan
Peraturan KPU dan pedoman (1) Ketua dan/atau anggota KPU Provinsi yang
teknis untuk setiap tahapan melanggar kewajiban sebagaimana
Pemilihan setelah dimaksud dalam Pasal 12, dipidana dengan
berkonsultasi denganDewan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas)
Perwakilan Rakyat, dan bulan dan paling lama 144 (seratus empat
Pemerintah dalam forum rapat puluh empat) bulan dan denda paling sedikit
dengar pendapat yang Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan
keputusannyabersifat paling banyak Rp144.000.000,00 (seratus
mengikat; empat puluh empat juta rupiah).
b. mengoordinasi dan memantau (2) Ketua dan/atau anggota KPU
tahapan Pemilihan; Kabupaten/Kota yang melanggar kewajiban
c. melakukan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14,
penyelenggaraan dipidana dengan pidana penjara paling
Pemilihan; singkat 12 (dua belas) bulan dan paling
d. menerima laporan hasil lama 144 (seratus empat puluh empat)
Pemilihan dari KPU bulan dan denda paling sedikit
Provinsi dan KPU Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan
Kabupaten/Kota; paling banyak Rp144.000.000,00 (seratus
e. memfasilitasi pelaksanaan empat puluh empat juta rupiah).
tugas KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota dalam
melanjutkan tahapan
pelaksanaan Pemilihan jika
Provinsi, Kabupaten, dan Kota
tidak dapat melanjutkan
tahapan Pemilihan secara
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 42 of 137
berjenjang; dan melaksanakan
tugas dan wewenang lain yang
diberikan oleh peraturan
perundang-undangan.
Pasal 10

KPU dalam penyelenggaraan


Pemilihan wajib:

a. memperlakukan Calon
Gubernur dan Calon Wakil
Gubernur, Calon Bupati
dan Calon Wakil Bupati,
serta Calon Walikota dan
Calon Wakil Walikota
secara adil dan setara;
b. menyampaikan semua
informasi penyelenggaraan
Pemilihan kepada
masyarakat;
b.1melaksanakan dengan
segera rekomendasi
dan/atau putusan Bawaslu
mengenai sanksi
administrasi Pemilihan;

c. melaksanakan Keputusan
DKPP; dan
d. melaksanakan kewajiban
lain sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 16
(1) Anggota PPK sebanyak 5
(lima) orang yang
memenuhi syarat
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 43 of 137
berdasarkan Undang-
Undang.
(1a) seleksi penerimaan anggota
PPK dilaksanakan secara

terbuka dengan
memperhatikan
kompetensi, kapasitas,
integritas, dan kemandirian
calon anggota PPK.

(2) Anggota PPK diangkat dan


diberhentikan oleh KPU
Kabupaten/Kota.
(3) Komposisi keanggotaan
PPK memperhatikan
keterwakilan perempuan
paling sedikit 30% (tiga
puluh persen).
(4) Dalam menjalankan
tugasnya, PPK dibantu oleh
sekretariat yang dipimpin
oleh Sekretaris dari
Pegawai Negeri Sipil yang
memenuhi persyaratan.
(5) PPK melalui KPU
Kabupaten/Kota
mengusulkan 3 (tiga)
nama calon sekretaris PPK
kepada Bupati/Walikota
untuk selanjutnya dipilih
dan ditetapkan 1 (satu)
nama sebagai Sekretaris
PPK
dengan Keputusan

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 44 of 137
Bupati/Walikota.
Pasal 19

(1) Anggota PPS berjumlah 3


(tiga) orang.
(2) Seleksi penerimaan anggota
PPS dilaksanakan secara
terbuka dengan
memperhatikan kompetensi,
kapasitas, integritas, dan
kemandirian calon anggota
PPS.
(3) Anggota PPS diangkat oleh
KPU Kabupaten/Kota atas
usul bersama Kepala Desa
atau sebutan lain/Lurah dan
Badan Permusyawaratan
Desa atau sebutan lain/Dewan
Kelurahan.
Pasal 21

(1) Anggota KPPS berjumlah 7


(tujuh) orang yang berasal
dari anggota masyarakat di
sekitar TPS yang memenuhi
syarat sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(1a) Seleksi penerimaan anggota
KPPS dilaksanakan secara
terbuka dengan
memperhatikan kompetensi,
kapasitas, integritas, dan
kemandirian calon anggota
KPPS.

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 45 of 137
2 Tugas dan Wewenang Pasal 22B Pasal 193B
Bawaslu (1) Ketua dan/atau anggota Bawaslu Provinsi
Tugas dan wewenang yang melanggar kewajiban sebagaimana
Bawaslu dalam dimaksud dalam Pasal 29, dipidana dengan
pengawasan pidana penjara paling singkat 12 (dua belas)
bulan dan paling lama 144 (seratus empat
penyelenggaraan Pemilihan
puluh empat) bulan dan denda paling sedikit
meliputi: Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan
paling banyak Rp144.000.000,00 (seratus
a. menyusun dan
empat puluh empat juta rupiah).
menetapkan Peraturan
(2) Ketua dan/atau anggota
Bawaslu dan pedoman
BawasluKabupaten/Kota yang melanggar
teknis pengawasan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
untuk setiap tahapan Pasal 32, dipidana dengan pidana penjara
Pemilihan serta paling singkat 12 (dua belas) bulan dan
pedoman tata cara paling lama 144 (seratus empat puluh
pemeriksaan, empat) bulan dan denda paling sedikit
pemberian Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan
rekomendasi, dan paling banyak Rp144.000.000,00 (seratus
putusan atas empat puluh empat juta rupiah).
keberatan setelah
berkonsultasi dengan
Dewan Perwakilan
Rakyat dan Pemerintah
dalam forum rapat
dengar pendapat yang
keputusannya bersifat
mengikat;
b. menerima, memeriksa,
dan memutus
keberatan atas
putusan Bawaslu
Provinsi terkait
pemilihan Calon
Gubernur dan Calon
Wakil Gubernur, Calon
Bupati dan Calon Wakil
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 46 of 137
Bupati, atau Calon
Walikota dan Calon
Wakil Walikota terkait
dengan Pemilihan yang
diajukan oleh
pasangan calon
dan/atau Partai
Politik/gabungan
Partai Politik terkait
penjatuhan sanksi
diskualifikasi dan/atau
tidak diizinkannya
Partai
Politik/gabungan
Partai Politik untuk
mengusung pasangan
calon dalam Pemilihan
berikutnya;
c. mengoordinasikan dan
memantau tahapan
pengawasan
penyelenggaraan
Pemilihan;
d. melakukan evaluasi
pengawasan
penyelenggaraan
Pemilihan;
e. menerima laporan hasil
pengawasan
penyelenggaraan
Pemilihan dari Bawaslu
Provinsi dan
BawasluKabupaten/Ko
ta;
f. memfasilitasi
pelaksanaan tugas
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 47 of 137
Bawaslu Provinsi dan
BawasluKabupaten/Ko
ta dalam melanjutkan
tahapan pelaksanaan
pengawasan
penyelenggaraan
Pemilihan jika Provinsi,
Kabupaten, dan Kota
tidak dapat
melanjutkan tahapan
pelaksanaan
pengawasan
penyelenggaraan
Pemilihan secara
berjenjang;

melaksanakan tugas
dan wewenang lain
yang diberikan oleh
peraturan perundang-
undangan;

g. melakukan pembinaan
dan pengawasan
terhadap Bawaslu
Provinsi dan
BawasluKabupaten/Ko
ta;
h. melakukan pembinaan
dan pengawasan
terhadap Bawaslu
Provinsi dan
BawasluKabupaten/Ko
ta;
i. menerima dan
menindaklanjuti
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 48 of 137
laporan atas tindakan
pelanggaran Pemilihan;
dan
j. menindaklanjuti
rekomendasi dan/atau
putusan Bawaslu
Provinsi maupun
BawasluKabupaten/Ko
ta kepada KPU terkait
terganggunya tahapan
Pemilihan.
3 Tugas dan Wewenang Pasal 30 SDA
BawasluKabupaten/Kota
Tugas dan wewenang
BawasluKabupaten/Kota
adalah:

a. mengawasi tahapan
penyelenggaraan
Pemilihan yang meliputi:
1. pelaksanaan
pengawasan rekrutmen
PPK, PPS, dan KPPS;
2. s.d 10 sama
s.d I sama

4 Tugas dan Wewenang Pasal 33


Bawaslu Kecamatan
Tugas dan wewenang
BawasluKecamatan dalam
Pemilihan meliputi:

mengawasi tahapan
penyelenggaraan Pemilihan di
wilayah Kecamatan yang meliputi:

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 49 of 137
pemutakhiran data Pemilih
berdasarkan data kependudukan
dan penetapan Daftar Pemilih
Sementara dan Daftar Pemilih Tetap;

pelaksanaan Kampanye;

perlengkapan Pemilihan dan


pendistribusiannya;

pelaksanaan pemungutan dan


penghitungan suara hasil
Pemilihan;

penyampaian surat suara dari TPS


sampai ke PPK;

proses rekapitulasi suara yang


dilakukan oleh PPK dari seluruh
TPS; dan

pelaksanaan penghitungan dan


pemungutan suara ulang,
Pemilihan lanjutan, dan Pemilihan
susulan.

mengawasi penyerahan kotak suara


tersegel dari PPK kepada KPU
Kabupaten/Kota;

menerima laporan dugaan


pelanggaran terhadap tahapan
penyelenggaraan Pemilihan yang
dilakukan oleh penyelenggara
Pemilihan sebagaimana dimaksud
pada huruf a;

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 50 of 137
menyampaikan temuan dan laporan
kepada PPK untuk ditindaklanjuti;

meneruskan temuan dan laporan


yang bukan menjadi kewenangannya
kepada instansi yang berwenang;

mengawasi pelaksanaan sosialisasi


penyelenggaraan Pemilihan;

memberikan rekomendasi kepada


yang berwenang atas temuan dan
laporan mengenai tindakan yang
mengandung unsur tindak pidana
Pemilihan; dan

melaksanakan tugas dan wewenang


lain yang diberikan oleh peraturan
perundang-undangan.

Penanganan Pasal 135A Penindakan Pelanggaran Money Politics.


Pelanggaran Pasal 73
Pelanggaran administrasi
Administrasi
Pemilihan sebagaimana Penjelasan TSM
dimaksud dalam Pasal 73 ayat (2)
Ayat (1)
merupakan pelanggaran yang
terjadi secara terstruktur, Yang dimaksud dengan “terstruktur”
sistematis, dan masif. adalah kecurangan yang dilakukan oleh
aparat struktural, baik aparat pemerintah
Bawaslu Provinsi menerima,
maupun penyelenggara Pemilihan secara
memeriksa, dan memutus
kolektif atau secara bersama-sama.
pelanggaran administrasi
Pemilihan sebagaimana Yang dimaksud dengan “sistematis”
dimaksud pada ayat (1) dalam adalah pelanggaran yang direncanakan
jangka waktu paling lama 14 secara matang, tersusun, bahkan sangat
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 51 of 137
(empat belas) hari kerja. rapi.

Pemeriksaan sebagaimana Yang dimaksud dengan “masif” adalah


dimaksud ayat (2) harus dampak pelanggaran yang sangat luas
dilakukan secara terbuka dan pengaruhnya terhadap hasil Pemilihan
sesuai dengan ketentuan bukan hanya sebagian-sebagian.
peraturan perundang-undangan.
Pasal 187A (Ketentuan Pidana)
KPU Provinsi atau KPU
Setiap orang yang dengan sengaja
Kabupaten/Kota wajib
melakukan perbuatan melawan hukum
menindaklanjuti putusan
menjanjikan atau memberikan uang atau
Bawaslu Provinsi dengan
materi lainnya sebagai imbalan kepada
menerbitkan keputusan KPU
Warga Negara Indonesia baik secara
Provinsi atau KPU
langsung ataupun tidak langsung untuk
Kabupaten/Kota dalam jangka
mempengaruhi Pemilih agar tidak
waktu paling lambat 3 (tiga) hari
menggunakan hak pilih, menggunakan hak
kerja terhitung sejak
pilih dengan cara tertentu sehingga suara
diterbitkannya putusan Bawaslu
menjadi tidak sah, memilih calon tertentu,
Provinsi.
atau tidak memilih calon tertentu
Keputusan KPU Provinsi atau sebagaimana dimaksud pada Pasal 73 ayat
KPU Kabupaten/Kota (4) dipidana dengan pidana penjara paling
sebagaimana dimaksud pada ayat singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan
(4) dapat berupa sanksi paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan
administrasi pembatalan denda paling sedikit Rp.200.000.000,00
pasangan calon. (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).
Pasangan calon yang dikenai
sanksi administrasi pembatalan Pidana yang sama diterapkan kepada
sebagaimana dimaksud pada ayat pemilih yang dengan sengaja melakukan
(5) dapat mengajukan upaya perbuatan melawan hukum menerima
hukum ke Mahkamah Agung pemberian atau janji sebagaimana dimaksud
dalam jangka waktu paling
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 52 of 137
lambat 3 (tiga) hari kerja pada ayat (1).
terhitung sejak keputusan KPU
Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota ditetapkan.

Mahkamah Agung memutus


upaya hukum pelanggaran
administrasi Pemilihan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) dalam jangka waktu paling
lama 14 (empat belas) hari kerja
terhitung sejak berkas perkara
diterima oleh Mahkamah Agung.

Dalam hal putusan Mahkamah


Agung membatalkan keputusan
KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (6), KPU
Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota wajib
menetapkan kembali sebagai
pasangan calon.

Putusan Mahkamah Agung


bersifat final dan mengikat

Ketentuan lebih lanjut mengenai


pelanggaran administrasi
Pemilihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Bawaslu.

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 53 of 137
Penyelesaian Sengketa Pasal 144
(1) Putusan Bawaslu Provinsi dan
Putusan Panwaslu
Kabupaten/Kota mengenai
penyelesaian sengketa
Pemilihan merupakan Putusan
bersifat mengikat.
(2) KPU Provinsi dan/atau KPU
Kabupaten/Kota wajib
menindaklanjuti putusan
Bawaslu Provinsi dan/atau
putusan
BawasluKabupaten/Kota
mengenai penyelesaian
sengketa Pemilihan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) paling lambat 3 (tiga)
hari kerja.
(3) Seluruh proses pengambilan
Putusan Bawaslu Provinsi dan
Putusan Panwaslu
Kabupaten/Kota wajib dilakukan
melalui proses yang terbuka
dan dapat
dipertanggungjawabkan.
(4) Ketentuan lebih lanjut
mengenai tata cara
penyelesaian sengketa diatur
dengan Peraturan Bawaslu.
Penindakan Pelanggaran Pasal 146 Penguatan Sentra Gakkumdu
Pidana Pemilu (1) Penyidik Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang
tergabung dalam sentra
penegakan hukum terpadu
dapat melakukan penyelidikan
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 54 of 137
setelah adanya laporan
pelanggaran Pemilihan yang
diterima oleh Bawaslu
Provinsi maupun
BawasluKabupaten/Kota.
(2) Penyidik Kepolisian Negara
Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud ayat (1)
dalam menjalankan tugas
dapat melakukan
penggeledahan, penyitaan,
dan pengumpulan alat bukti
untuk kepentingan
penyelidikan maupun
penyidikan tanpa surat izin
ketua pengadilan negeri
setempat.
(3) Penyidik Kepolisian Negara
Republik Indonesia
menyampaikan hasil penyidikan
disertai berkas perkara kepada
penuntut umum paling lama 14
(empat belas) hari kerja
terhitung sejak laporan diterima
dari Bawaslu Provinsi maupun
BawasluKabupaten/Kota.
(4) -.
(5) Penyidik Kepolisian Negara
Republik Indonesia dalam waktu
paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak tanggal
penerimaan berkas
sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) harus sudah
menyampaikan kembali berkas
perkara tersebut kepada
penuntut umum.
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 55 of 137
(6) Penuntut umum melimpahkan
berkas perkara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(3) kepada Pengadilan Negeri
paling lama 5 (lima) hari kerja
terhitung sejak menerima berkas
perkara dari penyidik.
Sentra Gakkumdu Pasal 152 Penguatan Sentra Gakkumdu
(1) Untuk menyamakan pemahaman
dan pola penanganan tindak
pidana Pemilihan, Bawaslu
Provinsi, dan/atau
BawasluKabupaten/Kota,
Kepolisian Daerah dan/atau
Kepolisian Resor, dan Kejaksaan
Tinggi dan/atau Kejaksaan
Negeri membentuk sentra
penegakan hukum terpadu.
(2) Sentra penegakan hukum
terpadu sebagaimana
dimaksud ayat (1) melekat
pada Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, dan
BawasluKabupaten/Kota.
(3) Anggaran operasional sentra
penegakan hukum terpadu
dibebankan pada Anggaran
Bawaslu.
(4) Ketentuan mengenai sentra
penegakan hukum terpadu diatur
dengan peraturan bersama
antara Kepala Kepolisian Negara
Republik Indonesia, Jaksa
Agung Republik Indonesia, dan
Ketua Bawaslu.
(5) Peraturan bersama
sebagaimana dimaksud pada
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 56 of 137
ayat (4) ditetapkan setelah
berkonsultasi dengan Dewan
Perwakilan Rakyat dan
Pemerintah dalam forum rapat
dengar pendapat yang
keputusannya bersifat
mengikat
Sengketa TUN Pasal 153
(1) Sengketa tata usaha negara
Pemilihan merupakan sengketa
yang timbul dalam bidang tata
usaha negara Pemilihan antara
Calon Gubernur dan Calon
Wakil Gubernur, Calon Bupati
dan Calon Wakil Bupati, serta
Calon Walikota dan Calon Wakil
Walikota dengan KPU Provinsi
dan/atau KPU Kabupaten/Kota
sebagai akibat dikeluarkannya
Keputusan KPU Provinsi
dan/atau KPU Kabupaten/Kota.
(2) Peradilan Tata Usaha Negara
dalam menerima, memeriksa,
mengadili, dan memutus
sengketa Tata Usaha Negara
Pemilihan menggunakan
Hukum Acara Tata Usaha
Negara, kecuali ditentukan
lain dalam Undang-Undang ini

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 57 of 137
Penyelesaian Sengketa Pasal 154
TUN
(1) Peserta Pemilihan Jenis
UU 8/2015 UU 10/2016
mengajukan keberatan Sengketa
terhadap keputusan KPU
Provinsi atau keputusan TUN Bawaslu: Bawaslu:
KPU Kabupaten/Kota kepada
Bawaslu Provinsi dan/atau Tiga (3) Hari Tiga (3) Hari
BawasluKabupaten/Kota Pengajuan, 3 Pengajuan, 3
dalam jangka waktu paling Hari Perbaikan, Hari Perbaikan,
lama 3 (tiga) hari kerja 12 Hari 12 Hari
terhitung sejak keputusan Pemeriksaan Pemeriksaan
KPU Provinsi dan KPU
dan Keputusan dan Keputusan
Kabupaten/Kota ditetapkan.
(2) Pengajuan gugatan atas
sengketa tata usaha negara
Pemilihan ke Pengadilan PT TUN: PT TUN:
Tinggi Tata Usaha Negara
dilakukan setelah seluruh Tiga (3) Hari Tiga (3) Hari
upaya administratif di Pengajuan, 3 Pengajuan, 3
Bawaslu Provinsi dan/atau Hari Perbaikan, Hari Perbaikan,
BawasluKabupaten/Kota
21 Hari 15 Hari
telah dilakukan.
(3) Dalam hal pengajuan Pemeriksaan Pemeriksaan
gugatan sebagaimana dan Putusan dan Putusan
dimaksud pada ayat (4)
kurang lengkap, penggugat
dapat memperbaiki dan
MA MA
melengkapi gugatan dalam
jangka waktu paling lama 3 • 7 hari • 5 hari
(tiga) hari kerja terhitung Pengajua Pengajua
sejak diterimanya gugatan n n
oleh Pengadilan Tinggi Tata • 30 Hari • 20 Hari
Usaha Negara. Pemeriks Pemeriks
(4) Apabila dalam jangka waktu aan dan aan dan
sebagaimana dimaksud pada Putusan Putusan
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 58 of 137
ayat (3) penggugat belum
menyempurnakan gugatan,
hakim memberikan putusan Ketentuan Hari Ketentuan Hari
bahwa gugatan tidak dapat adalah Hari adalah Hari
diterima. Kalender Kerja
(5) Terhadap putusan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) tidak dapat
dilakukan upaya hukum. Perubahan Waktu Penyelesaian Sengketa
(6) Pengadilan Tinggi Tata TUN
Usaha Negara memeriksa
dan memutus gugatan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dalam jangka waktu
paling lama 15 (lima belas)
hari kerja terhitung sejak
gugatan dinyatakan lengkap.
(7) Terhadap putusan
Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (6)
hanya dapat dilakukan
permohonan kasasi ke
Mahkamah Agung Republik
Indonesia.
(8) Permohonan kasasi
sebagaimana dimaksud pada
ayat (7) diajukan dalam
jangka waktu paling lama 5
(lima) hari kerja terhitung
sejak diterbitkannya
putusan.
(9) Mahkamah Agung Republik
Indonesia wajib memberikan
putusan atas permohonan
kasasi sebagaimana
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 59 of 137
dimaksud pada ayat (8)
dalam jangka waktu paling
lama 20 (dua puluh) hari
kerja terhitung sejak
permohonan kasasi
diterima.
(10) Putusan Mahkamah Agung
Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud pada
ayat (9) bersifat final dan
mengikat serta tidak dapat
dilakukan upaya hukum
peninjauan kembali.
(11) KPU Provinsi dan/atau KPU
Kabupaten/Kota wajib
menindaklanjuti putusan
Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) atau
putusan Mahkamah Agung
Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud pada
ayat (9) dalam jangka waktu
paling lama 7 (tujuh) hari
kerja.
(12) KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota wajib
menindaklanjuti putusan
Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara atau putusan
Mahkamah Agung Republik
Indonesia mengenai
keputusan tentang
penetapan pasangan calon
peserta Pemilihan
sepanjang tidak melewati
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 60 of 137
tahapan paling lambat 30
(tiga puluh) hari sebelum
hari pemungutan suara.
Perselisihan Hasil Pasal 156
Pemilihan
Perselisihan hasil Pemilihan
merupakan perselisihan antara
KPU Provinsi dan/atau KPU
Kabupaten/Kota dan peserta
Pemilihan mengenai penetapan
perolehan suara hasil Pemilihan.

Perselisihan penetapan
perolehan suara hasil Pemilihan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) adalah perselisihan
penetapan perolehan suara
yang signifikan dan dapat
mempengaruhi penetapan calon
terpilih.

Pasal 157

Perkara perselisihan hasil


Pemilihan diperiksa dan diadili
oleh badan peradilan khusus.

Badan peradilan khusus


sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dibentuk sebelum
pelaksanaan Pemilihan serentak
nasional.

Perkara perselisihan penetapan


Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 61 of 137
perolehan suara tahap akhir hasil
Pemilihan diperiksa dan diadili
oleh Mahkamah Konstitusi
sampai dibentuknya badan
peradilan khusus.

Peserta Pemilihan dapat


mengajukan permohonan
pembatalan penetapan hasil
penghitungan perolehan suara
oleh KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota kepada
Mahkamah Konstitusi.

Peserta Pemilihan mengajukan


permohonan kepada Mahkamah
Konstitusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) paling
lambat 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak diumumkan
penetapan perolehan suara
hasil Pemilihan oleh KPU
Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota.

Pengajuan permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) dilengkapi alat/dokumen
bukti dan Keputusan KPU
Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota tentang hasil
rekapitulasi penghitungan suara.

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 62 of 137
Dalam hal pengajuan
permohonan sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) kurang
lengkap, pemohon dapat
memperbaiki dan melengkapi
permohonan paling lama 3 (tiga)
hari kerja sejak diterimanya
permohonan oleh Mahkamah
Konstitusi.

Mahkamah Konstitusi
memutuskan perkara
perselisihan sengketa hasil
Pemilihan paling lama 45 (empat
puluh lima) hari kerja sejak
diterimanya permohonan.

Putusan Mahkamah Konstitusi


sebagaimana dimaksud pada ayat
(8) bersifat final dan mengikat.

KPU Provinsi dan/atau KPU


Kabupaten/Kota wajib
menindaklanjuti putusan
Mahkamah Konstitusi.

Pasal 158

(1) Peserta pemilihan


Gubernur dan Wakil
Gubernur dapat
mengajukan permohonan
pembatalan penetapan hasil
penghitungan suara dengan
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 63 of 137
ketentuan:
a. Provinsi dengan jumlah
penduduk sampai dengan
2.000.000 (dua juta) jiwa,
pengajuan perselisihan
perolehan suara
dilakukan jika terdapat
perbedaan paling banyak
sebesar 2% (dua persen)
dari total suara sah hasil
penghitungan suara
tahap akhir yang
ditetapkan oleh KPU
Provinsi;
b. Provinsi dengan
jumlah penduduk
lebih dari 2.000.000
(dua juta) sampai
dengan 6.000.000
(enam juta),
pengajuan
perselisihan perolehan
suara dilakukan jika
terdapat perbedaan
paling banyak sebesar
1,5% (satu koma lima
persen) dari total
suara sah hasil
penghitungan suara
tahap akhir yang
ditetapkan oleh KPU
Provinsi;
c. Provinsi dengan
jumlah penduduk
lebih dari 6.000.000
(enam juta) sampai
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 64 of 137
dengan 12.000.000
(dua belas juta) jiwa,
pengajuan
perselisihan perolehan
suara dilakukan jika
terdapat perbedaan
paling banyak sebesar
1% (satu persen) dari
total suara sah hasil
penghitungan suara
tahap akhir yang
ditetapkan oleh KPU
Provinsi; dan
d. Provinsi dengan
jumlah penduduk
lebih dari 12.000.000
(dua belas juta) jiwa,
pengajuan
perselisihan perolehan
suara dilakukan jika
terdapat perbedaan
paling banyak sebesar
0,5% (nol koma lima
persen) dari total
suara sah hasil
penghitungan suara
tahap akhir yang
ditetapkan oleh KPU
Provinsi.

(2) Peserta Pemilihan Bupati


dan Wakil Bupati serta
Walikota dan Wakil Walikota
dapat mengajukan
permohonan pembatalan
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 65 of 137
penetapan hasil
penghitungan perolehan
suara dengan ketentuan:
a. Kabupaten/Kota dengan
jumlah penduduk
sampai dengan 250.000
(dua ratus lima puluh
ribu) jiwa, pengajuan
perselisihan perolehan
suara dilakukan jika
terdapat perbedaan
paling banyak sebesar
2% (dua persen) dari
total suara sah hasil
penghitungan suara
tahap akhir yang
ditetapkan oleh KPU
Kabupaten/Kota;
b. Kabupaten/Kota dengan
jumlah penduduk
sampai dengan 250.000
(dua ratus lima puluh
ribu) jiwa sampai dengan
500.000 (lima ratus ribu)
jiwa, pengajuan
perselisihan perolehan
suara dilakukan apabila
terdapat perbedaan
paling banyak sebesar
1,5% (satu koma lima
persen) dari total suara
sah hasil penghitungan
suara tahap akhir yang
ditetapkan oleh KPU
Kabupaten/Kota;
c. Kabupaten/Kota dengan
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 66 of 137
jumlah penduduk
sampai dengan 500.000
(lima ratus ribu) jiwa
sampai dengan
1.000.000 (satu juta)
jiwa, pengajuan
perselisihan perolehan
suara dilakukan jika
terdapat perbedaan
paling banyak sebesar
1% (satu persen) dari
penetapan hasil
penghitungan perolehan
suara oleh KPU
Kabupaten/Kota; dan
d. Kabupaten/Kota dengan
jumlah penduduk lebih
dari 1.000.000 (satu
juta) jiwa, pengajuan
perselisihan perolehan
suara dilakukan jika
terdapat perbedaan
paling banyak sebesar
0,5% (nol koma lima
persen) dari total suara
sah yang ditetapkan oleh
KPU Kabupaten/Kota.
Penetapan Pasangan Pasal 160A
Calon Dalam hal DPRD Provinsi tidak
menyampaikan usulan
pengesahan pengangkatan
pasangan calon Gubernur dan
Wakil Gubernur terpilih kepada
Presiden melalui Menteri, dalam
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 67 of 137
jangka waktu 5 (lima) hari kerja
sejak KPU Provinsi
menyampaikan penetapan
pasangan calon Gubernur dan
Wakil Gubernur terpilih kepada
DPRD Provinsi, Presiden
berdasarkan usulan Menteri
mengesahkan pengangkatan
pasangan calon Gubernur dan
Wakil Gubernur terpilih
berdasarkan usulan KPU Provinsi
melalui KPU.

Dalam hal DPRD


Kabupaten/Kota tidak
menyampaikan usulan
pengesahan pengangkatan
pasangan calon Bupati dan Wakil
Bupati serta pasangan calon
Walikota dan Wakil Walikota
terpilih kepada Menteri melalui
Gubernur, dalam jangka waktu 5
(lima) hari kerja sejak KPU
Kabupaten/Kota menyampaikan
penetapan pasangan calon Bupati
dan Wakil Bupati serta pasangan
calon Walikota dan Wakil
Walikota terpilih kepada DPRD
Kabupaten/Kota, Menteri
berdasarkan usulan Gubernur
mengesahkan pengangkatan

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 68 of 137
pasangan calon Bupati dan Wakil
Bupati serta pasangan calon
Walikota dan Wakil Walikota
terpilih berdasarkan usulan KPU
Kabupaten/Kota melalui KPU
Provinsi.

Dalam hal Gubernur tidak


menyampaikan usulan penetapan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) kepada Menteri, Menteri
mengesahkan pengangkatan
pasangan calon Bupati dan Wakil
Bupati serta pasangan calon
Walikota dan Wakil Walikota
terpilih berdasarkan usulan KPU
Kabupaten/Kota melalui KPU
Provinsi.

Pengesahan pengangkatan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3)
dilakukan paling lama 14
(empat belas) hari kerja sejak
diterimanya usulan.

Ketentuan lebih lanjut mengenai


tata cara pengesahan
pengangkatan pasangan calon
terpilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat
(3) diatur dalam Peraturan

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 69 of 137
Pemerintah.

Pasal 162

Gubernur dan Wakil Gubernur


sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 161 ayat (1) memegang
jabatan selama 5 (lima) tahun
terhitung sejak tanggal
pelantikan dan sesudahnya dapat
dipilih kembali dalam jabatan
yang sama hanya untuk 1 (satu)
kali masa jabatan.

Bupati dan Wakil Bupati serta


Walikota dan Wakil Walikota
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal161 ayat (3) memegang
jabatan selama 5 (lima)tahun
terhitung sejak tanggal
pelantikan dan sesudahnya dapat
dipilih kembali dalam jabatan
yang sama hanya untuk 1 (satu)
kali masa jabatan.

Gubernur, Bupati, atau Walikota


yang akan melakukan
penggantian pejabat di
lingkungan Pemerintah Daerah
Provinsi atau Kabupaten/Kota,
dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan terhitung sejak tanggal
pelantikan harus mendapatkan
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 70 of 137
persetujuan tertulis dari Menteri.

Pasal 163

Gubernur dan Wakil Gubernur


dilantik oleh Presiden di ibu kota
negara.

Dalam hal Presiden berhalangan,


pelantikan Gubernur dan Wakil
Gubernur dilakukan oleh Wakil
Presiden.

Dalam hal Wakil Presiden


berhalangan, pelantikan
Gubernur dan Wakil Gubernur
dilakukan oleh Menteri.

Dalam hal calon Gubernur


terpilih meninggal dunia,
berhalangan tetap, atau
mengundurkan diri, calon Wakil
Gubernur terpilih tetap dilantik
menjadi Wakil Gubernur
meskipun tidak secara
berpasangan.

Dalam hal calon wakil Gubernur


terpilih meninggal dunia,
berhalangan tetap, atau
mengundurkan diri, calon
Gubernur terpilih tetap dilantik
menjadi Gubernur meskipun

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 71 of 137
tidak secara berpasangan.

Dalam hal calon Gubernur


dan/atau Calon Wakil Gubernur
terpilih ditetapkan menjadi
tersangka pada saat pelantikan,
yang bersangkutan tetap dilantik
menjadi Gubernur dan/atau
Wakil Gubernur.

Dalam hal calon Gubernur


dan/atau Calon Wakil Gubernur
terpilih ditetapkan menjadi
terdakwa pada saat pelantikan,
yang bersangkutan tetap dilantik
menjadi Gubernur dan/atau
Wakil Gubernur dan saat itu juga
diberhentikan sementara sebagai
Gubernur dan/atau Wakil
Gubernur.

Dalam hal calon Gubernur


dan/atau Calon Wakil Gubernur
terpilih ditetapkan menjadi
terpidana berdasarkan putusan
pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum
tetap pada saat pelantikan, yang
bersangkutan tetap dilantik
menjadi Gubernur dan/atau
Wakil Gubernur dan saat itu juga
diberhentikan sebagai Gubernur

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 72 of 137
dan/atau Wakil Gubernur

Pasal 164

Bupati dan Wakil Bupati serta


Walikota dan Wakil Walikota
dilantik oleh Gubernur di ibu
kota Provinsi yang bersangkutan.

Dalam hal Gubernur


berhalangan, pelantikan Bupati
dan Wakil Bupati serta Walikota
dan Wakil Walikota dilakukan
oleh Wakil Gubernur.

Dalam hal Gubernur dan/atau


Wakil Gubernur tidak dapat
melaksanakan sebagaimana
dimaksud pada ketentuan ayat
(1) dan ayat (2), Menteri
mengambil alih kewenangan
Gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat.

Dalam hal calon Bupati dan


Calon Walikota terpilih meninggal
dunia, berhalangan tetap, atau
mengundurkan diri, calon wakil
Bupati dan Calon wakil Walikota
terpilih tetap dilantik menjadi
Wakil Bupati dan Wakil Walikota
meskipun tidak secara

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 73 of 137
berpasangan.

Dalam hal calon Wakil Bupati,


dan Calon Wakil Walikota terpilih
meninggal dunia, berhalangan
tetap, atau mengundurkan diri,
calon Bupati dan Calon Walikota
terpilih tetap dilantik menjadi
Gubernur, Bupati, dan Walikota
meskipun tidak secara
berpasangan.

Dalam hal calon Bupati/Walikota


dan/atau calon Wakil
Bupati/Walikota terpilih
ditetapkan menjadi tersangka
pada saat pelantikan, yang
bersangkutan tetap dilantik
menjadi Bupati/Walikota
dan/atau WakilBupati/Walikota.

Dalam hal calon Bupati/Walikota


dan/atau calon Wakil
Bupati/Walikota terpilih
ditetapkan menjadi terdakwa
pada saat pelantikan, yang
bersangkutan tetap dilantik
menjadi Bupati/Walikota
dan/atau Wakil Bupati/Walikota,
kemudian saat itu juga
diberhentikan sementara sebagai
Bupati/Walikota dan/atau Wakil

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 74 of 137
Bupati Walikota.

Dalam hal calon Bupati/Walikota


dan/atau calon Wakil
Bupati/Walikota terpilih
ditetapkan menjadi terpidana
berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap pada saat
pelantikan, yang bersangkutan
tetap dilantik menjadi
Bupati/Walikota dan/atau Wakil
Bupati/Walikota, kemudian saat
itu juga diberhentikan sementara
sebagai Bupati/Walikota
dan/atau Wakil Bupati Walikota.

Pelantikan GBW Pasal 164A


Serentak
Pelantikan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 163 dan Pasal 164
dilaksanakan secara serentak.

Pelantikan secara serentak


sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan pada akhir masa
jabatan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
serta Walikota dan Wakil Walikota
periode sebelumnya yang paling
akhir.

Dalam hal terdapat 1 (satu)


pasangan Bupati dan Wakil Bupati

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 75 of 137
terpilih atau Walikota dan Wakil
Walikota terpilih yang tertunda dan
tidak ikut pada pelantikan serentak
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), Gubernur dapat melakukan
pelantikan di Ibukota
Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

Dalam hal lebih dari 1 (satu)


provinsi yang terdapat 1 (satu)
pasangan Bupati dan Wakil Bupati
terpilih atau Walikota dan Wakil
Walikota terpilih yang tertunda dan
tidak ikut pada pelantikan serentak
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), Menteri dapat melakukan
pelantikan secara bersamaan di
Ibukota Negara.

Pasal 164B

Presiden sebagai pemegang


kekuasaan pemerintahan dapat
melantik Bupati dan Wakil
Bupati serta Walikota dan Wakil
Walikota secara serentak.

Pasal 165

Ketentuan mengenai jadwal dan


tata cara pelantikan Gubernur
dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, serta Walikota dan
Wakil Walikota diatur dengan

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 76 of 137
Peraturan Presiden.

Pasal 166

Pendanaan kegiatan Pemilihan


dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah,
dan dapat didukung oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Dihapus.

Ketentuan lebih lanjut mengenai


pendanaan kegiatan Pemilihan yang
bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 173

Dalam hal Gubernur, Bupati, dan


Walikota berhenti karena:

meninggal dunia;

permintaan sendiri; atau

diberhentikan;

maka Wakil Gubernur, Wakil


Bupati, dan Wakil Walikota
menggantikan Gubernur, Bupati,
dan Walikota.

DPRD Provinsi menyampaikan

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 77 of 137
usulan pengesahan pengangkatan
Wakil Gubernur menjadi Gubernur
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada Presiden melalui Menteri
untuk disahkan pengangkatannya
sebagai Gubernur.

(2a) Dalam hal DPRD Provinsi


tidak menyampaikan usulan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dalam waktu 10 (sepuluh) hari
kerja terhitung sejak Gubernur
berhenti, Presiden berdasarkan
usulan Menteri mengesahkan
pengangkatan Wakil Gubernur
sebagai Gubernur berdasarkan:

surat kematian;

surat pernyataan pengunduran


diri dari Gubernur; atau

keputusan pemberhentian.

DPRD Kabupaten/Kota
menyampaikan usulan
pengangkatan dan pengesahan
Wakil Bupati/Wakil Walikota
menjadi Bupati/Walikota
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada Menteri melalui Gubernur
untuk diangkat dan disahkan
sebagai Bupati/Walikota.

(3a)Dalam hal DPRD


Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 78 of 137
Kabupaten/Kota tidak
menyampaikan usulan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dalam waktu 10 (sepuluh) hari
kerja terhitung sejak
Bupati/Walikota berhenti,
Gubernur menyampaikan usulan
kepada Menteri dan Menteri
berdasarkan usulan Gubernur
mengangkat dan mengesahkan
Wakil Bupati/Wakil Walikota
sebagai Bupati/Walikota.

(3b) Dalam hal Gubernur tidak


menyampaikan usulan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3a) dalam
waktu 5 (lima) hari kerja terhitung
sejak diterimanya usulan dari DPRD
Kabupaten/Kota kepada Gubernur
sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), Menteri berdasarkan usulan
DPRD Kabupaten/Kota mengangkat
dan mengesahkan Wakil
Bupati/Wakil Walikota sebagai
Bupati/Walikota..

(3c) Dalam hal Gubernur dan


DPRD Kabupaten/Kota tidak
menyampaikan usulan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dan (3a), Menteri
mengesahkan pengangkatan
Wakil Bupati/Wakil Walikota
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 79 of 137
menjadi Bupati/Walikota
berdasarkan:

surat kematian;

surat pernyataan pengunduran


diri dari Bupati/Walikota; atau

keputusan pemberhentian.

Ketentuan mengenai tata cara


pengisian Gubernur, Bupati, dan
Walikota diatur dalam Peraturan
Pemerintah.

Pasal 174

Dalam hal Gubernur dan Wakil


Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, serta Walikota dan Wakil
Walikota secara bersama-sama
tidak dapat menjalankan tugas
karena alasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 173 ayat
(1), dilakukan pengisian jabatan
melalui mekanisme pemilihan
oleh DPRD Provinsi atau DPRD
Kabupaten/Kota.

Partai politik atau gabungan


partai politik pengusung yang
masih memiliki kursi di Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah
mengusulkan 2 (dua) pasangan

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 80 of 137
calon kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah untuk dipilih.

Dalam hal partai politik atau


gabungan partai Politik
pengusung tidak memiliki kursi
di Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah pada saat dilakukan
pengisian jabatan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, serta Walikota dan
Wakil Walikota maka Partai
Politik atau gabungan Partai
Politik yang memiliki kursi di
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
mengusulkan pasangan calon
paling sedikit 20% (dua puluh
persen) dari jumlah kursi

Dalam hal Gubernur dan Wakil


Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, serta Walikota dan Wakil
Walikota yang berasal dari
perseorangan secara bersama-
sama tidak dapat menjalankan
tugas karena alasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 173 ayat
(1), dilakukan pengisian jabatan
melalui mekanisme pemilihan
oleh DPRD Provinsi atau DPRD
Kabupaten/Kota, yang calonnya
diusulkan oleh partai politik atau
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 81 of 137
gabungan partai politik yang
memiliki kursi di Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah paling
sedikit 20% (dua puluh persen)
dari jumlah kursi.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah


melakukan proses pemilihan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dan ayat (3) berdasarkan
perolehan suara terbanyak.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah


menyampaikan hasil pemilihan
kepada Presiden melalui Menteri
untuk Gubernur dan Wakil
Gubernur dan kepada Menteri
melalui Gubernur untuk Bupati
dan Wakil Bupati serta Walikota
dan Wakil Walikota.

Dalam hal sisa masa jabatan


kurang dari 18 (delapan belas)
bulan, Presiden menetapkan
penjabat Gubernur dan Menteri
menetapkan penjabat
Bupati/Walikota.

Ketentuan lebih lanjut mengenai


pengisian jabatan melalui Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 82 of 137
(5), dan ayat (6) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

Pasal 176

Dalam hal Wakil Gubernur, Wakil


Bupati, dan Wakil Walikota berhenti
karena meninggal dunia, permintaan
sendiri, atau diberhentikan,
pengisian Wakil Gubernur, Wakil
Bupati, dan Wakil Walikota
dilakukan melalui mekanisme
pemilihan oleh DPRD Provinsi atau
DPRD Kabupaten/Kota berdasarkan
usulan dari partai politik atau
gabungan partai politik pengusung.

(1a)Partai politik atau gabungan


partai politik pengusung
mengusulkan 2 (dua) orang calon
Wakil Gubernur, Wakil Bupati,
dan Wakil Walikota kepada DPRD
melalui Gubernur, Bupati, atau
Walikota, untuk dipilih dalam
rapat paripurna DPRD.

Dalam hal Wakil Gubernur, Wakil


Bupati, dan Wakil Walikota berasal
dari calon perseorangan berhenti
karena meninggal dunia, permintaan
sendiri, atau diberhentikan,
pengisian Wakil Gubernur, Wakil
Bupati, dan Wakil Walikota
dilakukan melalui mekanisme

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 83 of 137
pemilihan masing-masing oleh
DPRD Provinsi dan DPRD
Kabupaten/Kota berdasarkan
usulan Gubernur, Bupati, dan
Walikota.

(2a)Pengisian kekosongan jabatan


Wakil Gubernur, calon Wakil
Bupati, dan calon Wakil Walikota
dilakukan jika sisa masa
jabatannya lebih dari 18 (delapan
belas) bulan terhitung sejak
kosongnya jabatan tersebut.

Ketentuan lebih lanjut mengenai


tata cara pengusulan dan
pengangkatan calon Wakil
Gubernur, calon Wakil Bupati, dan
calon Wakil Walikota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (1a),
ayat (2), dan ayat (2a) diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 84 of 137
KETENTUAN PIDANA

DALAM UNDANG-UNDANG PILKADA

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016

UU NOMOR 10 TAHUN 2015 NO UU NOMOR 1 TAHUN 2015 UU NOMOR 8 TAHUN 2015

NO PASAL SISIPAN PASAL PERUBAHAN 1 Pasal 177 Pasal 184


2 Pasal 178 Pasal 185
1 Pasal 177 A-B Pasal 180
3 Pasal 179 Pasal 188
2 Pasal 178 A-H Pasal 193
4 Pasal 181 Pasal 191
3 Pasal 182 A-B
5 Pasal 182 Pasal 195
4 Pasal 185 A-B
6 Pasal 183 Pasal 197
5 Pasal 186 A
7 Pasal 186
6 Pasal 187 A-D
8 Pasal 187
7 Pasal 190 A
9 Pasal 188
8 Pasal 193 A-B
10 Pasal 190
9 Pasal 198 A
11 Pasal 194
10 JUMLAH 23 PASAL JUMLAH 2 PASAL
12 Pasal 198
11 TOTAL= 25 PASAL
13 JUMLAH 12 JUMLAH 6 PASAL
PASAL
14 TOTAL = 18 PASAL

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 85 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN
(1) (2) (3) (4) (5)

TAHAPAN PEMUTAHIRAN DAFTAR PEMILIH

177 Setiap orang yang dengan sengaja memberikan • Setiap orang; • Pidana penjara paling singkat
keterangan yang tidak benar mengenai diri 3 (tiga) bulan dan paling lama
sendiri atau diri orang lain tentang suatu hal • Dengan sengaja;
12 (dua belas) bulan dan;
(UU 1/2015) yang diperlukan untuk pengisian daftar pemilih, • Memberikan keterangan yang
dipidana dengan pidana penjara paling singkat • Denda paling sedikit
tidak benar mengenai diri sendiri
3 (tiga) bulan dan paling lama 12 (dua belas) Rp3.000.000,00 (tiga juta
atau diri orang lain tentang suatu
bulan dan denda paling sedikit Rp3.000.000,00 rupiah) dan paling banyak
hal;
(tiga juta rupiah) dan paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah). • Diperlukan untuk pengisian daftar juta rupiah).
pemilih.

177A Setiap orang yang dengan sengaja melakukan • Setiap orang; • Pidana penjara paling singkat Pasal 58 (UU 10/2016)
ayat (1) perbuatan melawan hukum memalsukan data • Dengan sengaja; 12 (dua belas) bulan dan (1) Daftar Pemilih Tetap pemilihan umum
dan daftar pemilih sebagaimana dimaksud paling lama 72 (tujuh puluh terakhir digunakan sebagai sumber
UU 10/2016 • Melakukan perbuatan melawan
dalam Pasal 58, dipidana dengan pidana dua) bulan pemutakhiran data pemilihan dengan
hukum memalsukan data dan
penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan mempertimbangkan Daftar Penduduk
daftar pemilih. • Denda paling sedikit
SISIPAN paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan Potensial Pemilih Pemilihan;
Rp12.000.000,00 (dua belas
denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua
juta rupiah) dan paling banyak (2) Daftar Penduduk Potensial Pemilih
belas juta rupiah) dan paling banyak
Rp72.000.000,00 (tujuh puluh Pemilihan sebagaimana dimaksud
Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah). pada ayat (1) berasal dari Dinas
dua juta rupiah).
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten/Kota yang telah
dikonsolidasikan, diverifikasi, dan
divalidasi oleh Menteri digunakan
sebagai bahan penyusunan daftar
Pemilih untuk Pemilihan;
(3) Daftar pemilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) oleh PPS
dilakukan pemutakhiran berdasarkan

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 86 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

perbaikan dari rukun tetangga, rukun


warga, atau sebutan lain dan
tambahan Pemilih yang telah
memenuhi persyaratan sebagai
Pemilih paling lambat 14 (empat belas)
Hari terhitung sejak diterimanya hasil
konsolidasi, verifikasi, dan validasi;
(4) Daftar Pemilih hasil pemutakhiran
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diserahkan kepada PPK untuk
dilakukan rekapitulasi daftar Pemilih
tingkat PPK;
(5) Rekapitulasi daftar Pemilih hasil
pemutakhiran sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) diserahkan oleh PPK
kepada KPU Kabupaten/Kota paling
lambat 3 (tiga) Hari terhitung sejak
selesainya pemutakhiran untuk
dilakukan rekapitulasi daftar Pemilih
tingkat Kabupaten/kota, yang
kemudian ditetapkan sebagai Daftar
Pemilih Sementara.
(6) Daftar Pemilih Sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
diumumkan secara luas dan melalui
papan pengumuman rukun tetangga
dan rukun warga atau sebutan lain
oleh PPS untuk mendapatkan
masukan dan tanggapan dari
masyarakat selama 10 (sepuluh) Hari.
(7) PPS memperbaiki Daftar Pemilih
Sementara berdasarkan masukan dan

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 87 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

tanggapan dari masyarakat paling


lama 5 (lima) Hari terhitung sejak
masukan dan tanggapan dari
masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) berakhir.
(8) Daftar Pemilih Sementara yang telah
diperbaiki sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) diserahkan kepada KPU
Kabupaten/Kota untuk ditetapkan
sebagai Daftar Pemilih Tetap dan
diumumkan oleh PPS paling lama 2
(dua) Hari terhitung sejak jangka waktu
penyusunan Daftar Pemilih Tetap
berakhir.

177B Anggota PPS, anggota PPK, anggota KPU • Anggota PPS, anggota PPK, • Pidana penjara paling singkat Pasal 58 (UU 10/2016)
UU 10/2016 Kabupaten/Kota, dan anggota KPU Provinsi anggota KPU Kabupaten/Kota, 24 (dua puluh empat) bulan
dan anggota KPU Provinsi 1) Daftar Pemilih Tetap pemilihan umum
yang dengan sengaja melakukan perbuatan dan paling lama 72 (tujuh terakhir digunakan sebagai sumber
melawan hukum tidak melakukan verifikasi dan • Dengan sengaja puluh dua) bulan; pemutakhiran data pemilihan dengan
SISIPAN rekapitulasi terhadap data dan daftar pemilih mempertimbangkan Daftar Penduduk
• Melakukan perbuatan melawan • Denda paling sedikit
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58, hukum tidak melakukan verifikasi Potensial Pemilih Pemilihan.
Rp24.000.000,00 (dua puluh
dipidana dengan pidana penjara paling singkat dan rekapitulasi terhadap data empat juta rupiah) dan paling 2) Daftar Penduduk Potensial Pemilih
24 (dua puluh empat) bulan dan paling lama 72 dan daftar pemilih sebagaimana banyak Rp72.000.000,00. Pemilihan sebagaimana dimaksud
(tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit dimaksud dalam Pasal 58.
pada ayat (1) berasal dari Dinas
Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah) Kependudukan dan Pencatatan Sipil
dan paling banyak Rp72.000.000,00 Kabupaten/Kota yang telah
dikonsolidasikan, diverifikasi, dan
divalidasi oleh Menteri digunakan
sebagai bahan penyusunan daftar
Pemilih untuk Pemilihan.
3) Daftar pemilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) oleh PPS

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 88 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

dilakukan pemutakhiran berdasarkan


perbaikan dari rukun tetangga, rukun
warga, atau sebutan lain dan
tambahan Pemilih yang telah
memenuhi persyaratan sebagai
Pemilih paling lambat 14 (empat belas)
Hari terhitung sejak diterimanya hasil
konsolidasi, verifikasi, dan validasi.
4) Daftar Pemilih hasil pemutakhiran
sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diserahkan kepada PPK untuk
dilakukan rekapitulasi daftar Pemilih
tingkat PPK.
5) Rekapitulasi daftar Pemilih hasil
pemutakhiran sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) diserahkan oleh PPK
kepada KPU Kabupaten/Kota paling
lambat 3 (tiga) Hari terhitung sejak
selesainya pemutakhiran untuk
dilakukan rekapitulasi daftar Pemilih
tingkat kabupaten/kota, yang kemudian
ditetapkan sebagai Daftar Pemilih
Sementara.
6) Daftar Pemilih Sementara
sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
diumumkan secara luas dan melalui
papan pengumuman rukun tetangga
dan rukun warga atau sebutan lain
oleh PPS untuk mendapatkan
masukan dan tanggapan dari
masyarakat selama 10 (sepuluh) Hari.
7) PPS memperbaiki Daftar Pemilih

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 89 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

Sementara berdasarkan masukan dan


tanggapan dari masyarakat paling
lama 5 (lima) Hari terhitung sejak
masukan dan tanggapan dari
masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) berakhir.
8) Daftar Pemilih Sementara yang telah
diperbaiki sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) diserahkan kepada KPU
Kabupaten/Kota untuk ditetapkan
sebagai Daftar Pemilih Tetap dan
diumumkan oleh PPS paling lama 2
(dua) Hari terhitung sejak jangka waktu
penyusunan Daftar Pemilih Tetap
berakhir.

178 Setiap orang yang dengan sengaja • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
menyebabkan orang lain kehilangan hak 12 (dua belas) bulan dan
pilihnya, dipidana dengan pidana penjara paling • Dengan sengaja
paling lama 24 (dua puluh
(UU 1/2015) singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 24 • Menyebabkan orang lain empat) bulan
(dua puluh empat) bulan dan denda paling kehilangan hak pilihnya
sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) • Denda paling sedikit
dan paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh Rp12.000.000,00 (dua belas
empat juta rupiah). juta rupiah) dan paling banyak
Rp24.000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah).

179 Setiap orang yang dengan sengaja memalsukan • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
surat yang menurut suatu aturan dalam 36 (tiga puluh enam) bulan
Undang-Undang ini diperlukan untuk • Dengan sengaja
dan paling lama 72 (tujuh
(UU 1/2015) menjalankan suatu perbuatan dengan maksud • Memalsukan surat yang menurut puluh dua) bulan dan;
untuk digunakan sendiri atau orang lain sebagai suatu aturan dalam Undang-
seolah-olah surat sah atau tidak dipalsukan, • Denda paling sedikit
Undang ini
dipidana dengan pidana penjara paling singkat Rp36.000.000,00 (tiga puluh
36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 • Diperlukan untuk menjalankan enam juta rupiah) dan paling

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 90 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

(tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit suatu perbuatan dengan maksud banyak Rp72.000.000,00
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) untuk digunakan sendiri atau (tujuh puluh dua juta rupiah).
dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh orang lain sebagai seolah-olah
puluh dua juta rupiah). surat sah atau tidak dipalsukan

182 Setiap orang yang dengan kekerasan atau • Setiap orang dengan kekerasan • Pidana penjara paling singkat
dengan ancaman kekuasaan yang ada padanya atau dengan ancaman kekuasaan 12 (dua belas) bulan dan
saat pendaftaran pemilih menghalang-halangi yang ada padanya saat paling lama 36 (tiga puluh
(UU 1/2015) seseorang untuk terdaftar sebagai pemilih pendaftaran pemilih menghalang- enam) bulan dan;
dalam Pemilihan menurut Undang-Undang ini, halangi seseorang untuk terdaftar
dipidana dengan pidana penjara paling singkat • Denda paling sedikit
sebagai pemilih dalam Pemilihan
12 (dua belas) bulan dan paling lama 36 (tiga Rp12.000.000,00 (dua belas
menurut Undang-Undang ini
puluh enam) bulan dan denda paling sedikit juta rupiah) dan paling banyak
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan Rp36.000.000,00 (tiga puluh
paling banyak Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah).
enam juta rupiah).

TAHAPAN PENCALONAN

Pasal 180 ayat Setiap orang yang dengan sengaja melakukan • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
(1) perbuatan melawan hukum menghilangkan hak 36 (tiga puluh enam) bulan
seseorang menjadi Calon Gubernur/Calon Wakil • Dengan sengaja dan paling lama 72 (tujuh
UU 10/2016
Gubernur, Calon Bupati/Calon Wakil Bupati, dan • Melakukan perbuatan melawan puluh dua) bulan
Calon Walikota/Calon Wakil Walikota, dipidana hukum menghilangkan hak
dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga • Denda paling sedikit
PERUBAHAN seseorang menjadi Calon
puluh enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh Rp36.000.000,00 (tiga puluh
Gubernur/Calon Wakil Gubernur,
puluh dua) bulan dan denda paling sedikit enam juta rupiah) dan paling
Calon Bupati/Calon Wakil Bupati,
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) banyak Rp72.000.000,00
dan Calon Walikota/Calon Wakil
dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh (tujuh puluh dua juta rupiah).
Walikota
dua juta rupiah)

Pasal 180 ayat Setiap orang yang karena jabatannya dengan • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat Pasal 7 (UU 10/2016)
(2) sengaja melakukan perbuatan melawan hukum • Karena jabatannya dengan 36 (tiga puluh enam) bulan 1) Setiap warga negara berhak
UU 10/2016 menghilangkan hak seseorang menjadi dan paling lama 96 (sembilan memperoleh kesempatan yang sama
sengaja
Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Wakil Bupati, puluh enam) bulan untuk mencalonkan diri dan dicalonkan

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 91 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

dan Walikota/Wakil Walikota atau meloloskan • Melakukan perbuatan melawan • Denda paling sedikit sebagai Calon Gubernur dan Calon
calon dan/atau pasangan calon yang tidak hukum menghilangkan hak Rp36.000.000,00 (tiga puluh Wakil Gubernur, Calon Bupati dan
PERUBAHAN
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud seseorang menjadi enam juta rupiah) dan paling Calon Wakil Bupati, serta Calon
Gubernur/Wakil Gubernur, banyak Rp96.000.000,00 Walikota dan Calon Wakil Walikota.
dalam Pasal 7 dan Pasal 45, dipidana dengan
Bupati/Wakil Bupati, dan 2) Calon Gubernur dan Calon Wakil
pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh Walikota/Wakil Walikota atau
enam) bulan dan paling lama 96 (sembilan puluh Gubernur, Calon Bupati dan Calon
meloloskan calon dan/atau Wakil Bupati, serta Calon Walikota dan
enam) bulan dan denda paling sedikit pasangan calon yang tidak Calon Wakil Walikota sebagaimana
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) memenuhi persyaratan dimaksud pada ayat (1) harus
dan paling banyak Rp96.000.000,00 sebagaimana dimaksud dalam memenuhi persyaratan sebagai
Pasal 7 dan Pasal 45 berikut:
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa;
b. Setia kepada Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, cita-cita
Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
c. berpendidikan paling rendah
sekolah lanjutan tingkat atas atau
sederajat;
d. Dihapus;
e. Berusia paling rendah 30 (tiga
puluh) tahun untuk Calon Gubernur
dan Calon Wakil Gubernur serta 25
(dua puluh lima) tahun untuk Calon
Bupati dan Calon Wakil Bupati
serta Calon Walikota dan Calon
Wakil Walikota;
f. Mampu secara jasmani, rohani,
dan bebas dari penyalahgunaan
narkotika berdasarkan hasil

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 92 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

pemeriksaan kesehatan
menyeluruh dari tim;
g. Tidak pernah sebagai terpidana
berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap atau bagi mantan
terpidana telah secara terbuka dan
jujur mengemukakan kepada publik
bahwa yang bersangkutan mantan
terpidana;
h. Tidak sedang dicabut hak pilihnya
berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap;
i. Tidak pernah melakukan perbuatan
tercela yang dibuktikan dengan
surat keterangan catatan
kepolisian;
j. Menyerahkan daftar kekayaan
pribadi;
k. Tidak sedang memiliki tanggungan
utang secara perseorangan
dan/atau secara badan hukum
yang menjadi tanggung jawabnya
yang merugikan keuangan negara;
l. Tidak sedang dinyatakan pailit
berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap;
m. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
dan memiliki laporan pajak pribadi;
n. Belum pernah menjabat sebagai

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 93 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati,


Wakil Bupati, Walikota, dan Wakil
Walikota selama 2 (dua) kali masa
jabatan dalam jabatan yang sama
untuk Calon Gubernur, Calon Wakil
Gubernur, Calon Bupati, Calon
Wakil Bupati, Calon Walikota, dan
Calon Wakil Walikota;
o. Belum pernah menjabat sebagai
Gubernur untuk calon Wakil
Gubernur, atau Bupati/Walikota
untuk Calon Wakil Bupati/Calon
Wakil Walikota pada daerah yang
sama;
p. Berhenti dari jabatannya bagi
Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati,
Wakil Bupati, Walikota, dan Wakil
Walikota yang mencalonkan diri di
daerah lain sejak ditetapkan
sebagai calon;
q. Tidak berstatus sebagai penjabat
Gubernur, penjabat Bupati, dan
penjabat Walikota;
r. Dihapus;
s. Menyatakan secara tertulis
pengunduran diri sebagai anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, anggota
Dewan Perwakilan Daerah, dan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah sejak ditetapkan sebagai
pasangan calon peserta Pemilihan;
t. Menyatakan secara tertulis
pengunduran diri sebagai anggota

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 94 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

Tentara Nasional Indonesia,


Kepolisian Negara Republik
Indonesia, dan Pegawai Negeri
Sipil serta Kepala Desa atau
sebutan lain sejak ditetapkan
sebagai pasangan calon peserta
Pemilihan; dan
u. Berhenti dari jabatan pada badan
usaha milik negara atau badan
usaha milik daerah sejak ditetapkan
sebagai calon.
Pasal 45 (UU 10/2016)
(1) Pendaftaran pasangan Calon
Gubernur dan Calon Wakil Gubernur,
pasangan Calon Bupati dan Calon
Wakil Bupati, serta pasangan Calon
Walikota dan Calon Wakil Walikota
disertai dengan penyampaian
kelengkapan dokumen persyaratan.
(2) Dokumen persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Surat pernyataan, yang dibuat dan
ditandatangani oleh calon sendiri,
sebagai bukti pemenuhan syarat
calon sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf a, huruf b,
huruf g, huruf n, huruf o, huruf p,
huruf q, huruf s, huruf t, dan huruf
u;
b. Surat keterangan:
1. hasil pemeriksaan kemampuan
secara jasmani, rohani, dan
bebas penyalahgunaan

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 95 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

narkotika dari tim yang terdiri


dari dokter, ahli psikologi, dan
Badan Narkotika Nasional,
yang ditetapkan oleh KPU
Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota sebagai bukti
pemenuhan syarat calon
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf f;
2. Tidak pernah sebagai terpidana
berdasarkan putusan
pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum
tetap dari Pengadilan Negeri
yang wilayah hukumnya
meliputi tempat tinggal calon
atau bagi mantan terpidana
telah secara terbuka dan jujur
mengemukakan kepada publik
bahwa yang bersangkutan
mantan terpidana dari
pemimpin redaksi media massa
lokal atau nasional dengan
disertai buktinya, sebagai bukti
pemenuhan syarat calon
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf g;
3. Tidak sedang dicabut hak
pilihnya berdasarkan putusan
pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum
tetap dari Pengadilan Negeri
yang wilayah hukumnya
meliputi tempat tinggal calon,
sebagai bukti pemenuhan

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 96 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

syarat calon sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 7 huruf
h;
4. Tidak pernah melakukan
perbuatan tercela yang
dibuktikan dengan surat
keterangan catatan kepolisian,
sebagai bukti pemenuhan
syarat calon sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf
i;
5. Tidak sedang memiliki
tanggungan utang secara
perseorangan dan/atau secara
badan hukum yang menjadi
tanggungjawabnya yang
merugikan keuangan negara,
dari Pengadilan Negeri yang
wilayah hukumnya meliputi
tempat tinggal calon, sebagai
bukti pemenuhan syarat calon
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf k; dan
6. Tidak dinyatakan pailit dari
Pengadilan Negeri yang
wilayah hukumnya meliputi
tempat tinggal calon, sebagai
bukti pemenuhan syarat calon
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf l.
c. Surat tanda terima laporan
kekayaan calon dari instansi yang
berwenang memeriksa laporan
kekayaan penyelenggara negara,

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 97 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

sebagai bukti pemenuhan syarat


calon sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf j;
d. Fotokopi:
1. Ijazah pendidikan terakhir
paling rendah sekolah lanjutan
tingkat atas atau sederajat
yang telah dilegalisir oleh pihak
yang berwenang, sebagai bukti
pemenuhan syarat calon
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf c;
2. Kartu Nomor Pokok Wajib
Pajak atas nama calon, tanda
terima penyampaian surat
pemberitahuan tahunan pajak
penghasilan wajib pajak orang
pribadi atas nama calon, untuk
masa 5 (lima) tahun terakhir,
yang dibuktikan dengan surat
keterangan tidak mempunyai
tunggakan pajak dari kantor
pelayanan pajak tempat calon
yang bersangkutan terdaftar,
sebagai bukti pemenuhan
syarat calon sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf
m;
3. Kartu Tanda Penduduk
elektronik dengan nomor induk
kependudukan.
e. Daftar riwayat hidup calon yang
dibuat dan ditandatangani oleh
calon perseorangan dan bagi calon

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 98 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

yang diusulkan dari Partai Politik


atau gabungan Partai Politik
ditandatangani oleh calon,
pimpinan Partai Politik atau
pimpinan gabungan Partai Politik;
f. Pas foto terbaru Calon Gubernur
dan Calon Wakil Gubernur, Calon
Bupati dan Calon Wakil Bupati,
serta Calon Walikota dan Calon
Wakil Walikota;
g. Naskah visi, misi, dan program
Calon Gubernur dan Calon Wakil
Gubernur, Calon Bupati dan Calon
Wakil Bupati, serta Calon Walikota
dan Calon Wakil Walikota.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pemenuhan persyaratan dan
kelengkapan dokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
diatur dengan Peraturan KPU.

181 Setiap orang yang dengan sengaja dan • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
mengetahui bahwa suatu surat adalah tidak sah 36 (tiga puluh enam) bulan
atau dipalsukan, menggunakannya, atau • Dengan sengaja
dan paling lama 72 (tujuh
(UU 1/2015) menyuruh orang lain menggunakannya sebagai • Mengetahui bahwa suatu surat puluh dua) bulan dan;
surat sah, dipidana dengan pidana penjara adalah tidak sah atau dipalsukan,
paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan • Denda paling sedikit
menggunakannya, atau
paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan Rp36.000.000,00 (tiga puluh
menyuruh orang lain
denda paling sedikit Rp36.000.000,00 (tiga enam juta rupiah) dan paling
menggunakannya sebagai surat
puluh enam juta rupiah) dan paling banyak banyak Rp72.000.000,00
sah
Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah). (tujuh puluh dua juta rupiah).

184 Setiap orang yang dengan sengaja memberikan • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
keterangan yang tidak benar atau menggunakan 36 (tiga puluh enam) bulan
surat palsu seolah-olah sebagai surat yang sah

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 99 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

(UU 8/2015) tentang suatu hal yang diperlukan bagi • Dengan sengaja dan paling lama 72 (tujuh
persyaratan untuk menjadi Calon Gubernur, puluh dua) bulan dan;
Calon Wakil Gubernur, Calon Bupati, Calon • Memberikan keterangan yang
tidak benar atau menggunakan • Denda paling sedikit
Wakil Bupati, Calon Walikota, dan Calon Wakil
surat palsu seolah-olah sebagai Rp36.000.000,00 (tiga puluh
Walikota, dipidana dengan pidana penjara
surat yang sah tentang suatu hal enam juta rupiah) dan paling
paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan
yang diperlukan bagi persyaratan banyak Rp72.000.000,00
paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan
untuk menjadi Calon Gubernur, (tujuh puluh dua juta rupiah).
denda paling sedikit Rp36.000.000,00 (tiga
puluh enam juta rupiah) dan paling banyak Calon Wakil Gubernur, Calon
Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah). Bupati, Calon Wakil Bupati, Calon
Walikota, dan Calon Wakil
Walikota

185 Setiap orang yang dengan sengaja memberikan • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
keterangan yang tidak benar atau menggunakan 12 (dua belas) bulan dan
identitas diri palsu untuk mendukung pasangan • Dengan sengaja
paling lama 36 (tiga puluh
(UU 8/2015) calon perseorangan menjadi calon Gubernur • memberikan keterangan yang enam) bulan dan;
dan calon Wakil Gubernur, calon Bupati dan tidak benar atau menggunakan
calon Wakil Bupati, dan calon Walikota dan • Denda paling sedikit
identitas diri palsu
calon Wakil Walikota dipidana dengan pidana Rp12.000.000,00 (dua belas
penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan • Untuk mendukung pasangan juta rupiah) dan paling banyak
paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan calon perseorangan menjadi Rp36.000.000,00 (tiga puluh
denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua calon Gubernur dan calon Wakil enam juta rupiah).
belas juta rupiah) dan paling banyak Gubernur, calon Bupati dan calon
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) Wakil Bupati, dan calon Walikota
dan calon Wakil Walikota

185 A ayat (1) Setiap orang yang dengan sengaja memalsukan • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
UU 10/2016 daftar dukungan terhadap calon perseorangan
• Dengan sengaja 36 (tiga puluh enam) bulan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, dan paling lama 72 (tujuh
dipidana dengan pidana penjara paling singkat • Memalsukan daftar dukungan puluh dua) bulan
SISIPAN 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 terhadap calon perseorangan
(tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit sebagaimana diatur • Denda paling sedikit
dalam Undang-Undang ini, Rp36.000.000,00 (tiga puluh
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah)
enam juta rupiah) dan paling
dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh banyak Rp72.000.000,00
dua juta rupiah).

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 100 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

(tujuh puluh dua juta rupiah).

185B Anggota PPS, anggota PPK, anggota KPU • Anggota PPS, anggota PPK, • Pidana penjara paling singkat Pasal 48 (UU 10/2016)
UU 10/2016 anggota KPU 36 (tiga puluh enam) bulan (1) Pasangan calon atau tim yang
Kabupaten/Kota, anggota KPU Provinsi, dan paling lama 72 (tujuh
dan/atau petugas yang diberikan kewenangan Kabupaten/Kota, anggota KPU diberikan kuasa oleh pasangan calon
puluh dua) bulan menyerahkan dokumen syarat
melakukan verifikasi dan rekapitulasi yang Provinsi, dan/atau petugas yang
SISIPAN diberikan kewenangan • Denda paling sedikit dukungan pencalonan untuk
dengan sengaja melakukan perbuatan melawan
melakukan verifikasi dan Rp36.000.000,00 (tiga puluh Pemilihan Gubernur dan Wakil
hukum tidak melakukan verifikasi dan Gubernur kepada KPU Provinsi dan
rekapitulasi enam juta rupiah) dan paling
rekapitulasi terhadap dukungan calon banyak Rp72.000.000,00 untuk Pemilihan Bupati dan Wakil
perseorangan sebagaimana dimaksud dalam • Dengan sengaja Bupati serta Pemilihan Walikota dan
(tujuh puluh dua juta rupiah).
Pasal 48, dipidana dengan pidana penjara • Melakukan perbuatan melawan Wakil Walikota kepada KPU
paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan hukum Kabupaten/Kota untuk dilakukan
paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan verifikasi administrasi dan dibantu
• Tidak melakukan verifikasi dan oleh PPK dan PPS.
denda paling sedikit Rp36.000.000,00 (tiga rekapitulasi terhadap dukungan
puluh enam juta rupiah) dan paling banyak calon perseorangan (2) Verifikasi administrasi sebagaimana
Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah). sebagaimana dimaksud dalam dimaksud pada ayat (1) dilakukan
Pasal 48 dengan:
a. Mencocokkan dan meneliti
berdasarkan nomor induk
kependudukan, nama, jenis
kelamin, tempat dan tanggal lahir,
dan alamat dengan mendasarkan
pada Kartu Tanda Penduduk
Elektronik atau surat keterangan
yang diterbitkan oleh dinas
kependudukan dan catatan sipil;
dan ;
b. Berdasarkan Daftar Pemilih
Tetap pemilu terakhir dan Daftar
Penduduk Potensial Pemilih
Pemilihan dari Kementerian
Dalam Negeri.
(3) Verifikasi administrasi sebagaimana

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 101 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

dimaksud pada ayat (2) dilakukan


KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota dan dapat
berkoordinasi dengan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Provinsi atau Kabupaten/Kota;
(4) KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota dibantu oleh
pasangan calon perseorangan atau
tim yang diberikan kuasa oleh
pasangan calon menyerahkan
dokumen syarat dukungan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) kepada PPS untuk dilakukan
verifikasi faktual paling lambat 28
(dua puluh delapan) Hari sebelum
waktu pendaftaran pasangan calon
dimulai.
(5) Verifikasi faktual sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dilakukan
paling lama 14 (empat belas) Hari
terhitung sejak dokumen syarat
dukungan pasangan calon
perseorangan diserahkan ke PPS.
(4) Verifikasi faktual sebagaimana
dimaksud pada ayat dan ayat (5)
dilakukan dengan metode sensus
dengan menemui langsung setiap
pendukung calon.
(5) Verifikasi faktual sebagaimana
dimaksud pada ayat dan ayat (5),
terhadap pendukung calon yang
tidak dapat ditemui pada saat
verifikasi faktual, pasangan calon

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 102 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

diberikan kesempatan untuk


menghadirkan pendukung calon
yang dimaksud di kantor PPS paling
lambat 3 (tiga) Hari terhitung sejak
PPS tidak dapat menemui
pendukung tersebut.
(7) Jika pasangan calon tidak dapat
menghadirkan pendukung calon
dalam verifikasi faktual sebagaimana
dimaksud pada ayat (7), maka
dukungan calon dinyatakan tidak
memenuhi syarat.
(8) Hasil verifikasi faktual berdasarkan
nama sebagaimana dimaksud pada
ayat (6), ayat (7), dan ayat (8) tidak
diumumkan.
(9) Hasil verifikasi dokumen syarat
dukungan pasangan calon
perseorangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (5), ayat (6),
ayat (7), dan ayat (8) dituangkan
dalam berita acara yang selanjutnya
diteruskan kepada PPK dan salinan
hasil verifikasi disampaikan kepada
pasangan calon.
(10) PPK melakukan verifikasi dan
rekapitulasi jumlah dukungan
pasangan calon untuk menghindari
adanya seseorang yang memberikan
dukungan kepada lebih dari 1 (satu)
pasangan calon dan adanya
informasi manipulasi dukungan yang
dilaksanakan paling lama 7 (tujuh)
Hari.

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 103 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

(11) Hasil verifikasi dukungan pasangan


calon perseorangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (11) dituangkan
dalam berita acara yang selanjutnya
diteruskan kepada KPU
Kabupaten/Kota dan salinan hasil
verifikasi dan rekapitulasi
disampaikan kepada pasangan
calon.
(12) Dalam Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Pemilihan Bupati
dan Wakil Bupati, dan Pemilihan
Walikota dan Wakil Walikota, salinan
hasil verifikasi dan rekapitulasi
sebagaimana dimaksud pada ayat
(12) dipergunakan oleh pasangan
calon perseorangan sebagai bukti
pemenuhan persyaratan dukungan
pencalonan.
(4) KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota melakukan verifikasi
dan rekapitulasi jumlah dukungan
pasangan calon untuk menghindari
adanya seseorang yang memberikan
dukungan kepada lebih dari 1 (satu)
pasangan calon dan adanya
informasi manipulasi dukungan yang
dilaksanakan paling lama 7 (tujuh)
Hari.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai
mekanisme dan tata cara verifikasi
diatur dalam Peraturan KPU.

186 Anggota PPS, anggota PPK, anggota KPU • Anggota PPS, anggota PPK, • Pidana penjara paling singkat

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 104 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

Ayat (1) Kabupaten/Kota, dan anggota KPU Provinsi anggota KPU Kabupaten/Kota, 36 (tiga puluh enam) bulan
yang dengan sengaja memalsukan daftar dan anggota KPU Provinsi dan paling lama 72 (tujuh
dukungan terhadap calon perseorangan puluh dua) bulan dan;
• Dengan sengaja
(UU 1/2015) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini,
• Denda paling sedikit
dipidana dengan pidana penjara paling singkat • Memalsukan daftar dukungan
Rp36.000.000,00 (tiga puluh
36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 terhadap calon perseorangan
enam juta rupiah) dan paling
(tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit
banyak Rp72.000.000,00
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) • Sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini (tujuh puluh dua juta rupiah).
dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh
dua juta rupiah).

186 Anggota PPS, anggota PPK, anggota KPU • Anggota PPS, anggota PPK, • Pidana penjara paling singkat
Kabupaten/Kota, dan anggota KPU Provinsi anggota KPU Kabupaten/Kota, 36 (tiga puluh enam) bulan
Ayat (2)
yang dengan sengaja tidak melakukan verifikasi dan anggota KPU Provinsi dan paling lama 72 (tujuh
dan rekapitulasi terhadap calon perseorangan puluh dua) bulan dan;
• Dengan sengaja
(UU 1/2015) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat • Denda paling sedikit
• Tidak melakukan verifikasi dan
36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 Rp36.000.000,00 (tiga puluh
rekapitulasi terhadap calon
(tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit enam juta rupiah) dan paling
perseorangan
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) banyak Rp72.000.000,00
dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh • Sebagaimana diatur dalam (tujuh puluh dua juta rupiah).
dua juta rupiah). Undang-Undang ini

186A ayat (1) Ketua dan sekretaris Partai Politik tingkat • Ketua dan sekretaris Partai Politik • Pidana penjara paling singkat Pasal 42 ayat (4), ayat (5), dan ayat (6)
UU 10/2016 Provinsi dan/atau tingkat Kabupaten/Kota yang tingkat Provinsi dan/atau tingkat 36 (tiga puluh enam) bulan (UU 10/2016) :
mendaftarkan pasangan calon sebagaimana Kabupaten/Kota dan paling lama 72 (tujuh
dimaksud dalam Pasal 42 ayat (4), ayat (5), dan • Mendaftarkan pasangan calon puluh dua) bulan; (4) Pendaftaran pasangan Calon
ayat (6) yang tidak didasarkan pada surat Gubernur dan Calon Wakil Gubernur
SISIPAN sebagaimana dimaksud dalam
• Denda paling sedikit oleh Partai Politik ditandatangani
keputusan pengurus Partai Politik tingkat Pusat Pasal 42 ayat (4), ayat (5), dan
Rp36.000.000,00 (tiga puluh oleh ketua Partai Politik dan
tentang Persetujuan atas calon yang diusulkan ayat (6) yang tidak didasarkan sekretaris Partai Politik tingkat
oleh pengurus Partai Politik tingkat Provinsi pada surat keputusan pengurus enam juta rupiah) dan paling
Provinsi disertai Surat Keputusan
dan/atau pengurus Partai Politik tingkat Partai Politik tingkat Pusat banyak Rp72.000.000,00 Pengurus Partai Politik tingkat
Kabupaten/Kota, dipidana dengan pidana tentang Persetujuan atas calon (tujuh puluh dua juta rupiah). Pusat tentang Persetujuan atas
penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) yang diusulkan oleh pengurus calon yang diusulkan oleh Pengurus
bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) Partai Politik tingkat Provinsi Partai Politik tingkat Provinsi.

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 105 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

bulan dan denda paling sedikit Rp36.000.000,00 dan/atau pengurus Partai Politik (5) Pendaftaran pasangan Calon Bupati
(tiga puluh enam juta rupiah) dan paling banyak tingkat Kabupaten/Kota dan Calon Wakil Bupati serta
Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah). pasangan Calon Walikota dan Calon
Wakil Walikota oleh Partai Politik
ditandatangani oleh ketua Partai
Politik dan sekretaris Partai Politik
tingkat Kabupaten/Kota disertai Surat
Keputusan Pengurus Partai Politik
tingkat Pusat tentang Persetujuan
atas calon yang diusulkan oleh
Pengurus Partai Politik tingkat
Provinsi.
(6) Pendaftaran pasangan Calon
Gubernur dan Calon Wakil Gubernur,
pasangan Calon Bupati dan Calon
Wakil Bupati, serta pasangan Calon
Walikota dan Calon Wakil Walikota
oleh gabungan Partai Politik
ditandatangani oleh para ketua Partai
Politik dan para sekretaris Partai
Politik di tingkat Provinsi atau para
ketua Partai Politik dan para
sekretaris Partai Politik di tingkat
Kabupaten/Kota disertai Surat
Keputusan masing-masing Pengurus
Partai Politik tingkat Pusat tentang
Persetujuan atas calon yang
diusulkan oleh Pengurus Partai
Politik tingkat Provinsi dan/atau
Pengurus Partai Politik tingkat
Kabupaten/Kota.

187B Anggota Partai Politik atau anggota gabungan • Anggota Partai Politik atau • Pidana penjara paling singkat Pasal 47 ayat (1) (UU 8/2015)
Partai Politik yang dengan sengaja melakukan anggota gabungan Partai Politik 36 (tiga puluh enam) bulan Partai Politik atau gabungan Partai Politik
UU 10/2016
perbuatan melawan hukum menerima imbalan dan paling lama 72 (tujuh dilarang menerima imbalan dalam bentuk

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 106 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

dalam bentuk apapun pada proses pencalonan • Dengan sengaja puluh dua) bulan apapun pada proses pencalonan Gubernur
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
SISIPAN • Melakukan perbuatan melawan • Denda paling sedikit Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota.
Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota hukum menerima imbalan dalam
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) Rp300.000.000,00 (tiga ratus
bentuk apapun pada proses
dipidana dengan pidana penjara paling singkat juta rupiah) dan paling banyak
pencalonan Gubernur dan Wakil
36 (tiga puluh enam) bulan dan paling lama 72 Gubernur, Bupati dan Wakil Rp1.000.000.000,00 (satu
(tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit Bupati, serta Walikota dan Wakil milyar rupiah).
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan Walikota sebagaimana dimaksud
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar dalam Pasal 47 ayat (1)
rupiah).

187C Setiap orang atau lembaga yang terbukti • Setiap orang atau lembaga • Pidana penjara paling singkat Pasal 47 ayat (5) (UU 8/2015)
UU 10/2016 dengan sengaja melakukan perbuatan melawan • Terbukti dengan sengaja 24 (dua puluh empat) bulan Dalam hal putusan pengadilan yang telah
hukum memberi imbalan pada proses dan pidana penjara paling memperoleh kekuatan hukum tetap
pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur, • Melakukan perbuatan melawan lama 60 (enam puluh) bulan menyatakan setiap orang atau lembaga
SISIPAN Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan hukum memberi imbalan pada terbukti memberi imbalan pada proses
• Denda paling sedikit
Wakil Walikota maka penetapan sebagai calon, proses pencalonan Gubernur dan pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur,
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Rp300.000.000,00 (tiga ratus
pasangan calon terpilih, atau sebagai Gubernur, juta rupiah) dan paling banyak Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota
Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Bupati, Walikota Bupati, serta Walikota dan Wakil dan Wakil Walikota maka penetapan
Walikota maka penetapan Rp1.000.000.000,00 (satu
atau Wakil Walikota sebagaimana dimaksud milyar rupiah). sebagai calon, pasangan calon terpilih,
sebagai calon, pasangan calon atau sebagai Gubernur, Wakil Gubernur,
dalam Pasal 47 ayat (5), dipidana dengan terpilih, atau sebagai Gubernur,
pidana penjara paling singkat 24 (dua puluh Bupati, Wakil Bupati, Walikota atau Wakil
Wakil Gubernur, Bupati, Wakil Walikota dibatalkan
empat) bulan dan pidana penjara paling lama 60 Bupati, Walikota atau Wakil
(enam puluh) bulan dan denda paling sedikit
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan Walikota sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 47 ayat (5)
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu milyar
rupiah).

191 Calon Gubernur, Calon Wakil Gubernur, Calon • Calon Gubernur, Calon Wakil • Pidana penjara paling singkat
Bupati, Calon Wakil Bupati, Calon Walikota, dan Gubernur, Calon Bupati, Calon 24 (dua puluh empat) bulan
Ayat (1)
Calon Wakil Walikota yang dengan sengaja Wakil Bupati, Calon Walikota, dan dan paling lama 60 (enam
mengundurkan diri setelah penetapan Calon Wakil Walikota puluh) bulan dan;
(UU 8/2015) pasangan calon sampai dengan pelaksanaan
pemungutan suara, dipidana dengan pidana • Dengan sengaja • Denda paling sedikit
Rp25.000.000.000,00 (dua

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 107 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

penjara paling singkat 24 (dua puluh empat) • Mengundurkan diri setelah puluh lima miliar rupiah) dan
bulan dan paling lama 60 (enam puluh) bulan penetapan pasangan calon paling banyak
dan denda paling sedikit Rp25.000.000.000,00 sampai dengan pelaksanaan Rp50.000.000.000,00 (lima
(dua puluh lima miliar rupiah) dan paling banyak pemungutan suara puluh miliar rupiah).
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).

191 Pimpinan Partai Politik atau gabungan pimpinan • Pimpinan Partai Politik atau • Pidana penjara paling singkat
Ayat (2) Partai Politik yang dengan sengaja menarik gabungan pimpinan Partai Politik 24 (dua puluh empat) bulan
pasangan calonnya dan/atau pasangan calon dan paling lama 60 (enam
• Dengan sengaja
perseorangan yang dengan sengaja puluh) bulan dan;
(UU 8/2015) mengundurkan diri setelah ditetapkan oleh KPU • Menarik pasangan calonnya
Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota sampai dan/atau pasangan calon • Denda paling sedikit
dengan pelaksanaan pemungutan suara, perseorangan Rp25.000.000.000,00 (dua
dipidana dengan pidana penjara paling singkat puluh lima miliar rupiah) dan
• Dengan sengaja paling banyak
24 (dua puluh empat) bulan dan paling lama 60
(enam puluh) bulan dan denda paling sedikit • Mengundurkan diri setelah Rp50.000.000.000,00 (lima
Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar ditetapkan oleh KPU Provinsi dan puluh miliar rupiah).
rupiah) dan paling banyak Rp50.000.000.000,00 KPU Kabupaten/Kota sampai
(lima puluh miliar rupiah). dengan pelaksanaan
pemungutan suara

TAHAPAN KAMPANYE

187 Setiap orang yang dengan sengaja melakukan • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
Kampanye di luar jadwal waktu yang telah 15 (lima belas) hari atau
Ayat (1)
ditetapkan oleh KPU Provinsi dan KPU • Dengan sengaja paling lama 3 (tiga) bulan
Kabupaten/Kota untuk masing-masing calon, • Melakukan Kampanye di luar dan/atau;
dipidana dengan pidana penjara paling singkat jadwal waktu yang telah
(UU 1/2015) • Denda paling sedikit
15 (lima belas) hari atau paling lama 3 (tiga) ditetapkan oleh KPU Provinsi dan
bulan dan/atau denda paling sedikit Rp100.000,00 (seratus ribu
KPU Kabupaten/Kota untuk
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) atau paling rupiah) atau paling banyak
masing-masing calon
banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). Rp1.000.000,00 (satu juta
rupiah).

187 Setiap orang yang dengan sengaja melanggar • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat Pasal 69 huruf a-f (UU 8/2015)

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 108 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

Ayat (2) ketentuan larangan pelaksanaan Kampanye • Dengan sengaja 3 (tiga) bulan atau paling a. Mempersoalkan dasar negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 huruf lama 18 (delapan belas) Pancasila dan Pembukaan Undang-
a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, atau huruf f • Melanggar ketentuan larangan bulan dan/atau; Undang Dasar Negara Republik
(UU 1/2015) dipidana dengan pidana penjara paling singkat pelaksanaan Kampanye Indonesia Tahun 1945;
• Denda paling sedikit
3 (tiga) bulan atau paling lama 18 (delapan • Sebagaimana dimaksud dalam Rp600.000.00 (enam ratus b. Menghina seseorang, agama, suku,
belas) bulan dan/atau denda paling sedikit Pasal 69 huruf a, huruf b, huruf c, ribu rupiah) atau paling ras, golongan, Calon Gubernur, Calon
Rp600.000.00 (enam ratus ribu rupiah) atau huruf d, huruf e, atau huruf f banyak Rp6.000.000.00 Wakil Gubernur, Calon Bupati, Calon
paling banyak Rp6.000.000.00 (enam juta
(enam juta rupiah). Wakil Bupati, Calon Walikota, Calon
rupiah).
Wakil Walikota, dan/atau Partai;
c. Melakukan Kampanye berupa
menghasut, memfitnah, mengadu
domba Partai Politik, perseorangan,
dan/ataukelompok masyarakat;
d. Menggunakan kekerasan, ancaman
kekerasan atau menganjurkan
penggunaan kekerasan kepada
perseorangan, kelompok masyarakat
dan/atau Partai Politik;
e. Mengganggu keamanan,
ketenteraman, dan ketertiban umum;
f. Fmengancam dan menganjurkan
penggunaan kekerasan untuk
mengambil alih kekuasaan dari
pemerintahan yang sah;

187 Setiap orang yang dengan sengaja melanggar • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat Pasal 69 huruf g-j (UU 8/2015) :
ketentuan larangan pelaksanaan Kampanye 1 (satu) bulan atau paling g. Merusak dan/atau menghilangkan alat
Ayat (3) • Dengan sengaja
Pemilihan Bupati/Walikota sebagaimana lama 6 (enam) bulan peraga Kampanye;
dimaksud dalam Pasal 69 huruf g, huruf h, huruf • Melanggar ketentuan larangan dan/atau;
i, atau huruf j dipidana dengan pidana penjara pelaksanaan Kampanye h. Menggunakan fasilitas dan anggaran
(UU 1/2015) • Denda paling sedikit
paling singkat 1 (satu) bulan atau paling lama 6 Pemilihan Bupati/Walikota Pemerintah dan Pemerintah Daerah;
(enam) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp100.000,00 (seratus ribu
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) atau paling • Sebagaimana dimaksud dalam rupiah) atau paling banyak i. Menggunakan tempat ibadah dan
Pasal 69 huruf g, huruf h, huruf i, Rp1.000.000,00 (satu juta tempat pendidikan;

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 109 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). atau huruf j rupiah). j. Melakukan pawai yang dilakukan
dengan berjalan kaki dan/atau dengan
kendaraan di jalan raya; dan/atau

187 Setiap orang yang dengan sengaja • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
mengacaukan, menghalangi, atau mengganggu 1 (satu) bulan atau paling
Ayat (4)
jalannya Kampanye, dipidana dengan pidana • Dengan sengaja lama 6 (enam) bulan
penjara paling singkat 1 (satu) bulan atau paling • Mengacaukan, menghalangi, atau dan/atau;
lama 6 (enam) bulan dan/atau denda paling mengganggu jalannya Kampanye
(UU 1/2015) • Denda paling sedikit
sedikit Rp600.000,00 (enam ratus ribu ruplah)
atau paling banyak Rp6.000.000,00 (enam juta Rp600.000,00 (enam ratus
rupiah). ribu ruplah) atau paling
banyak Rp6.000.000,00
(enam juta rupiah).

187 Setiap orang yang memberi atau menerima • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat Pasal 74 ayat (5) (UU 10/2016)
dana Kampanye melebihi batas yang ditentukan 4 (empat) bulan atau paling
Ayat (5) Sumbangan dana Kampanye
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 ayat • Memberi atau menerima dana lama 24 (dua puluh empat)
Kampanye melebihi batas yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(5), dipidana dengan pidana penjara paling bulan dan/atau;
ditentukan huruf c dan ayat (2) dari perseorangan
singkat 4 (empat) bulan atau paling lama 24
(UU 1/2015) • Denda paling sedikit paling banyak Rp75.000.000,00 (tujuh
(dua puluh empat) bulan dan/atau denda paling • Sebagaimana dimaksud dalam
Rp200.000.000,00 (dua ratus puluh lima juta rupiah) dan dari badan
sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) Pasal 74 ayat (5
juta rupiah) atau paling hukum swasta paling banyak
atau paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
banyak Rp1.000.000.000,00 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
miliar rupiah).
(satu miliar rupiah). rupiah).

187 Setiap orang yang dengan sengaja menerima • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat Pasal 76 ayat (1) (UU 8/2015)
atau memberi dana Kampanye dari atau 4 (empat) bulan atau paling
Ayat (6) • Dengan sengaja Partai Politik dan/atau gabungan Partai
kepada pihak yang dilarang sebagaimana lama 24 (dua puluh empat) Politik yang mengusulkan pasangan calon
dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1) dan/atau • Menerima atau memberi dana Bulan dan/atau; dan pasangan calon perseorangan
tidak memenuhi kewajiban sebagaimana Kampanye dari atau kepada
(UU 1/2015) • Denda paling sedikit dilarang menerima sumbangan atau
dimaksud dalam Pasal 71, dipidana dengan pihak yang dilarang
Rp200.000.000,00 (dua ratus bantuan lain untuk Kampanye yang
pidana penjara paling singkat 4 (empat) bulan
• Sebagaimana dimaksud dalam juta rupiah) atau paling berasal dari:
atau paling lama 24 (dua puluh empat)
Bulan dan/atau denda paling sedikit Pasal 76 ayat (1) banyak Rp1.000.000.000,00 a. Negara asing, lembaga swasta asing,
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) atau (satu miliar rupiah). lembaga swadaya masyarakat asing
• Dan/atau tidak memenuhi
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar kewajiban sebagaimana

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 110 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

rupiah). dimaksud dalam Pasal 71 dan Warga negara asing;


b. Penyumbang atau pemberi bantuan
yang tidak jelas identitasnya;
c. Pemerintah dan Pemerintah Daerah;
dan
d. Badan usaha milik negara, badan
usaha milik daerah, dan badan usaha
milik desa atau sebutan lain.
Pasal 71 (UU 10/2016)
(1) Pejabat negara, pejabat daerah,
pejabat aparatur sipil negara, anggota
TNI/POLRI, dan Kepala Desa atau
sebutan lain/Lurah dilarang membuat
keputusan dan/atau tindakan yang
menguntungkan atau merugikan
salah satu pasangan calon.
(2) Gubernur atau Wakil Gubernur,
Bupati atau Wakil Bupati, dan
Walikota atau Wakil Walikota dilarang
melakukan penggantian pejabat 6
(enam) bulan sebelum tanggal
penetapan pasangan calon sampai
dengan akhir masa jabatan kecuali
mendapat persetujuan tertulis dari
Menteri.
(3) Gubernur atau Wakil Gubernur,
Bupati atau Wakil Bupati, dan
Walikota atau Wakil Walikota dilarang
menggunakan kewenangan, program,
dan kegiatan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu pasangan
calon baik di daerah sendiri maupun
di daerah lain dalam waktu 6 (enam)

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 111 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

bulan sebelum tanggal penetapan


pasangan calon sampai dengan
penetapan pasangan calon terpilih.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sampai dengan ayat (3)
berlaku juga untuk penjabat Gubernur
atau Penjabat Bupati/Walikota.
(5) Dalam hal Gubernur atau Wakil
Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati,
dan Walikota atau Wakil Walikota
selaku petahana melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3), petahana
tersebut dikenai sanksi pembatalan
sebagai calon oleh KPU Provinsi atau
KPU Kabupaten/Kota.
(6) Sanksi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sampai dengan ayat (3) yang
bukan petahana diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

187 Setiap orang yang dengan sengaja memberikan • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
keterangan yang tidak benar dalam laporan 2 (dua) bulan atau paling lama
Ayat (7)
dana Kampanye sebagaimana diwajibkan oleh • Dengan sengaja 12 (dua belas) bulan
Undang-Undang ini, dipidana dengan pidana • memberikan keterangan yang dan/atau;
penjara paling singkat 2 (dua) bulan atau paling tidak benar dalam laporan dana
(UU 1/2015) • Denda paling sedikit
lama 12 (dua belas) bulan dan/atau denda Kampanye
paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) Rp1.000.000,00 (satu juta
atau paling banyak Rp10.000.000,00 (sepuluh sebagaimana diwajibkan oleh rupiah) atau paling banyak
juta rupiah). Undang-Undang ini Rp10.000.000,00 (sepuluh
juta rupiah).

187 Calon yang menerima sumbangan dana • Calon • Pidana penjara paling singkat
Kampanye dan tidak melaporkan kepada KPU 12 (dua belas) bulan dan

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 112 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

Ayat (8) Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dan/atau • Menerima sumbangan dana paling lama 48 (empat puluh
tidak menyetorkan ke kas negara, dipidana Kampanye dan tidak melaporkan delapan) bulan dan;
(UU 1/2015)
dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua kepada KPU Provinsi dan KPU
• Denda sebanyak 3 (tiga) kali
belas) bulan dan paling lama 48 (empat puluh Kabupaten/Kota dan/atau tidak
dari jumlah sumbangan yang
delapan) bulan dan denda sebanyak 3 (tiga) kali menyetorkan ke kas negara
diterima.
dari jumlah sumbangan yang diterima.

187A ayat (1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat Pasal 73 ayat (4)
perbuatan melawan hukum menjanjikan atau 36 (tiga puluh enam) bulan
UU 10/2016 Selain Calon atau Pasangan Calon,
memberikan uang atau materi lainnya sebagai • Dengan sengaja dan paling lama 72 (tujuh anggota Partai Politik, tim kampanye, dan
imbalan kepada warga negara Indonesia baik • Melakukan perbuatan melawan puluh dua) bulan relawan, atau pihak lain juga dilarang
SISIPAN secara langsung ataupun tidak langsung untuk hukum menjanjikan atau
• Denda paling sedikit dengan sengaja melakukan perbuatan
mempengaruhi Pemilih agar tidak menggunakan memberikan uang atau materi
Rp200.000.000,00 (dua ratus melawan hukum menjanjikan atau
hak pilih, menggunakan hak pilih dengan cara lainnya sebagai imbalan kepada
juta rupiah) dan paling banyak memberikan uang atau materi lainnya
tertentu sehingga suara menjadi tidak sah, warga negara Indonesia baik
Rp1.000.000.000,00 (satu sebagai imbalan kepada warga negara
memilih calon tertentu, atau tidak memilih calon secara langsung ataupun tidak
milyar rupiah). Indonesia baik secara langsung ataupun
tertentu sebagaimana dimaksud pada Pasal 73 langsung untuk mempengaruhi tidak langsung untuk:
ayat (4) dipidana dengan pidana penjara paling Pemilih agar tidak menggunakan
singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan paling hak pilih, menggunakan hak pilih a. Mempengaruhi Pemilih untuk tidak
lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan denda dengan cara tertentu sehingga menggunakan hak pilih;
paling sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta suara menjadi tidak sah, memilih b. Menggunakan hak pilih dengan cara
rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 calon tertentu, atau tidak memilih tertentu sehingga mengakibatkan
(satu milyar rupiah). calon tertentu sebagaimana suara tidak sah; dan
dimaksud pada Pasal 73 ayat (4)
c. Mempengaruhi untuk memilih calon
tertentu atau tidak memilih calon
tertentu.

188 Setiap pejabat negara, pejabat Aparatur Sipil • Setiap pejabat negara, pejabat • Pidana penjara paling singkat Pasal 71 (UU 10/2016)
Negara, dan Kepala Desa atau sebutan Aparatur Sipil Negara, dan 1 (satu) bulan atau paling (5) Pejabat negara, pejabat daerah,
lain/Lurah yang dengan sengaja melanggar Kepala Desa atau sebutan lama 6 (enam) bulan pejabat aparatur sipil negara, anggota
(UU 1/2015) ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal lain/Lurah dan/atau; TNI/POLRI, dan Kepala Desa atau
71, dipidana dengan pidana penjara paling
• Dengan sengaja • Denda paling sedikit sebutan lain/Lurah dilarang membuat
singkat 1 (satu) bulan atau paling lama 6 (enam)
Rp600.000,00 (enam ratus keputusan dan/atau tindakan yang
bulan dan/atau denda paling sedikit • Melanggar ketentuan
ribu rupiah) atau paling menguntungkan atau merugikan
Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) atau sebagaimana dimaksud dalam

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 113 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

paling banyak Rp6.000.000,00 (enam juta Pasal 71 banyak Rp6.000.000,00 salah satu pasangan calon.
rupiah). (enam juta rupiah).
(6) Gubernur atau Wakil Gubernur,
Bupati atau Wakil Bupati, dan
Walikota atau Wakil Walikota dilarang
melakukan penggantian pejabat 6
(enam) bulan sebelum tanggal
penetapan pasangan calon sampai
dengan akhir masa jabatan kecuali
mendapat persetujuan tertulis dari
Menteri.
(7) Gubernur atau Wakil Gubernur,
Bupati atau Wakil Bupati, dan
Walikota atau Wakil Walikota dilarang
menggunakan kewenangan, program,
dan kegiatan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu pasangan
calon baik di daerah sendiri maupun
di daerah lain dalam waktu 6 (enam)
bulan sebelum tanggal penetapan
pasangan calon sampai dengan
penetapan pasangan calon terpilih.
(8) Ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sampai dengan ayat (3)
berlaku juga untuk penjabat Gubernur
atau Penjabat Bupati/Walikota.
(5) Dalam hal Gubernur atau Wakil
Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati,
dan Walikota atau Wakil Walikota
selaku petahana melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dan ayat (3), petahana
tersebut dikenai sanksi pembatalan
sebagai calon oleh KPU Provinsi atau
KPU Kabupaten/Kota.

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 114 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

(6) Sanksi sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) sampai dengan ayat (3) yang
bukan petahana diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

189 Calon Gubernur, Calon Wakil Gubernur, Calon • Calon Gubernur, Calon Wakil • Pidana penjara paling singkat Pasal 70 ayat (1) (UU 10/2016)
Bupati, Calon Wakil Bupati, Calon Walikota, dan Gubernur, Calon Bupati, Calon 1 (satu) bulan atau paling (1) Dalam kampanye, pasangan calon
Calon Wakil Walikota yang dengan sengaja Wakil Bupati, Calon Walikota, dan lama 6 (enam) bulan dilarang melibatkan:
(UU 8/2015) melibatkan pejabat badan usaha milik negara, Calon Wakil Walikota dan/atau;
pejabat badan usaha milik daerah, Aparatur Sipil a. pejabat badan usaha milik
Negara, anggota Kepolisian Negara Republik • Dengan sengaja • Denda paling sedikit negara/badan usaha milik
Indonesia, anggota Tentara Nasional Indonesia, Rp600.000,00 (enam ratus daerah;
• Melibatkan pejabat badan usaha
dan Kepala Desa atau sebutan lain/Lurah serta ribu rupiah) atau paling
milik negara, pejabat badan b. aparatur sipil Negara, anggota
perangkat Desa atau sebutan lain /perangkat banyak Rp6.000.000,00
usaha milik daerah, Aparatur Sipil Kepolisian Negara Republik
Kelurahan sebagaimana dimaksud Pasal 70 (enam juta rupiah).
Negara, anggota Kepolisian Indonesia, dan anggota Tentara
ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling Negara Republik Indonesia, Nasional Indonesia; dan
singkat 1 (satu) bulan atau paling lama 6 (enam) anggota Tentara Nasional
bulan dan/atau denda paling sedikit Indonesia, dan Kepala Desa atau c. Kepala Desa atau sebutan
Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) atau sebutan lain/Lurah serta lain/Lurah dan perangkat Desa
paling banyak Rp6.000.000,00 (enam juta perangkat Desa atau sebutan lain atau sebutan lain/perangkat
rupiah). /perangkat Kelurahan Kelurahan.
sebagaimana dimaksud Pasal 70
ayat (1)

190 Pejabat yang melanggar ketentuan Pasal 71 • Pejabat • Penjara paling singkat 1 Pasal 71 ayat (2) (UU10/2016)
ayat (2) atau Pasal 162 ayat (3), dipidana (satu) bulan atau paling lama
• Melanggar ketentuan Pasal 71 Gubernur atau Wakil Gubernur, Bupati
dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) 6 (enam) bulan dan/atau;
ayat (2) atau Pasal 162 ayat (3) atau Wakil Bupati, dan Walikota atau Wakil
(UU 1/2015) bulan atau paling lama 6 (enam) bulan dan/atau
• Denda paling sedikit Walikota dilarang melakukan penggantian
denda paling sedikit Rp600.000,00 (enam ratus
Rp600.000,00 (enam ratus pejabat 6 (enam) bulan sebelum tanggal
ribu rupiah) atau paling banyak Rp6.000.000,00
ribu rupiah) atau paling penetapan pasangan calon sampai dengan
(enam juta rupiah).
banyak Rp6.000.000,00 akhir masa jabatan kecuali mendapat
(enam juta rupiah). persetujuan tertulis dari Menteri.
Pasal 162 ayat (3) (UU 10/2016)

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 115 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

Gubernur, Bupati, atau Walikota yang


akan melakukan penggantian pejabat di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi
atau Kabupaten/Kota, dalam jangka waktu
6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal
pelantikan harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari Menteri.

TAHAPAN PENGADAAN DAN PENDISTRIBUSIAN LOGISTIK

190A Penyelenggara Pemilihan, atau perusahaan • Penyelenggara Pemilihan, atau • Pidana penjara paling singkat Pasal 80 ayat (1) (UU 1/2015)
yang dengan sengaja melakukan perusahaan
UU 10/2016 36 (tiga puluh enam) bulan Jumlah surat suara yang dicetak sama
perbuatan melawan hukum merubah
• Dengan sengaja dan paling lama 72 (tujuh dengan jumlah Pemilih tetap ditambah
jumlah surat suara yang dicetak sama puluh dua) bulan dengan 2,5% (dua setengah persen) dari
dengan jumlah Pemilih tetap ditambah • Melakukan perbuatan melawan jumlah Pemilih tetap sebagai cadangan,
SISIPAN dengan 2,5% (dua setengah persen) dari hukum merubah jumlah surat • Denda paling sedikit yang ditetapkan dengan Keputusan KPU
jumlah Pemilih tetap sebagai cadangan, suara yang dicetak sama dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota.
jumlah Pemilih tetap ditambah juta rupiah) dan paling banyak
yang ditetapkan dengan Keputusan KPU
dengan 2,5% (dua setengah Rp7.500.000.000,00 (tujuh
Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota persen) dari jumlah Pemilih tetap
milyar lima ratus juta rupiah).
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat sebagai cadangan, yang
(1) dipidana dengan pidana penjara paling ditetapkan dengan Keputusan
singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota
paling lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan
denda paling sedikit Rp500.000.000,00 (lima • sebagaimana dimaksud dalam
ratus juta rupiah) dan paling banyak Pasal 80 ayat (1)
Rp7.500.000.000,00 (tujuh milyar lima ratus
juta rupiah).

TAHAPAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 116 of 137
Pasal 178A Setiap orang yang pada waktu pemungutan • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
suara dengan sengaja melakukan perbuatan 24 (dua puluh empat) bulan
(UU 10/2016) • Pada waktu pemungutan suara
melawan hukum mengaku dirinya sebagai dan paling lama 72 (tujuh
orang lain untuk menggunakan hak pilih, • Dengan sengaja puluh dua) bulan
dipidana dengan pidana penjara paling singkat
• Denda paling sedikit

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 117 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

SISIPAN 24 (dua puluh empat) bulan dan paling lama 72 • Melakukan perbuatan melawan Rp24.000.000,00 (dua puluh
(tujuh puluh dua) bulan dan denda paling sedikit hukum mengaku dirinya sebagai empat juta rupiah) dan paling
Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah) orang lain untuk menggunakan banyak Rp72.000.000,00
dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh hak pilih (tujuh puluh dua juta rupiah
puluh dua juta rupiah).

Pasal 178B Setiap orang yang pada waktu pemungutan • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
(UU 10/2016) suara dengan sengaja melakukan perbuatan 36 (tiga puluh enam) bulan
• Pada waktu pemungutan suara
melawan hukum memberikan suaranya lebih dan paling lama 108 (seratus
• Dengan sengaja delapan) bulan
dari satu kali di satu atau lebih TPS, dipidana
SISIPAN dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga • Melakukan perbuatan melawan • Denda paling sedikit
puluh enam) bulan dan paling lama 108 (seratus hukum memberikan suaranya Rp36.000.000,00 (tiga puluh
delapan) bulan dan denda paling sedikit lebih dari satu kali di satu atau enam juta rupiah) dan paling
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) lebih TPS banyak Rp108.000.000,00
(seratus delapan juta rupiah).
dan paling banyak Rp108.000.000,00 (seratus
delapan juta rupiah).

Pasal 178C Setiap orang yang tidak berhak memilih yang • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
ayat (1) dengan sengaja pada saat pemungutan suara 36 (tiga puluh enam) bulan
• Yang tidak berhak memilih
memberikan suaranya 1 (satu) kali atau lebih dan paling lama 72 (tujuh
(UU 10/2016)
pada 1 (satu) TPS atau lebih dipidana dengan • Dengan sengaja puluh dua) bulan
pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh • Pada saat pemungutan suara • Denda paling sedikit
SISIPAN enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh memberikan suaranya 1 (satu) Rp36.000.000,00 (tiga puluh
dua) bulan dan denda paling sedikit kali atau lebih pada 1 (satu) TPS enam juta rupiah) dan paling
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) atau lebih banyak Rp72.000.000,00
dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh (tujuh puluh dua juta rupiah).
dua juta rupiah).

Pasal 178C Setiap orang yang dengan sengaja menyuruh • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
ayat (2) orang yang tidak berhak memilih memberikan 36 (tiga puluh enam) bulan
• Dengan sengaja
(UU 10/2016) suaranya 1 (satu) kali atau lebih pada 1 (satu) dan paling lama 144 (seratus
• Menyuruh orang yang tidak empat puluh empat) bulan
TPS atau lebih dipidana dengan pidana penjara
berhak memilih memberikan
paling singkat 36 (tiga puluh enam) bulan dan • Denda paling sedikit

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 118 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

SISIPAN paling lama 144 (seratus empat puluh empat) suaranya 1 (satu) kali atau lebih Rp36.000.000,00 (tiga puluh
bulan dan denda paling sedikit Rp36.000.000,00 pada 1 (satu) TPS atau lebih enam juta rupiah) dan paling
(tiga puluh enam juta rupiah) dan paling banyak banyak Rp144.000.000,00
(seratus empat puluh empat
Rp144.000.000,00 (seratus empat puluh empat
juta rupiah).
juta rupiah).

Pasal 178D Setiap orang yang dengan sengaja melakukan • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
perbuatan melawan hukum menggagalkan 36 (tiga puluh enam) bulan
(UU 10/2016) • Dengan sengaja
pemungutan suara dipidana dengan pidana dan paling lama 108 (seratus
penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) • Melakukan perbuatan melawan delapan) bulan
bulan dan paling lama 108 (seratus delapan) hukum menggagalkan
SIISPAN • Denda paling sedikit
bulan dan denda paling sedikit pemungutan suara
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan Rp100.000.000,00 (seratus
paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta juta rupiah) dan paling banyak
rupiah). Rp,300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah).

Pasal 178E Setiap orang yang dengan sengaja memberi • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
ayat (1) keterangan tidak benar, mengubah, merusak, 48 (empat puluh delapan)
menghilangkan hasil pemungutan dan/atau hasil • Dengan sengaja
(UU 10/2016) bulan dan paling lama 144
penghitungan suara, dipidana dengan pidana • Memberi keterangan tidak benar, (seratus empat puluh empat)
penjara paling singkat 48 (empat puluh delapan) mengubah, merusak, bulan dan
SISIPAN bulan dan paling lama 144 (seratus empat puluh menghilangkan hasil pemungutan
empat) bulan dan denda paling sedikit • Denda paling sedikit
dan/atau hasil penghitungan
Rp48.000.000,00 (empat puluh delapan juta Rp,48.000.000,00 (empat
suara
rupiah) dan paling banyak Rp144.000.000,00 puluh delapan juta rupiah)
(seratus empat puluh empat juta rupiah).

Pasal 178F Setiap orang yang dengan sengaja melakukan • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
(UU 10/2016) perbuatan melawan hukum menggagalkan 36 (tiga puluh enam) bulan
• Dengan sengaja
dan paling lama 144 (seratus
pleno penghitungan suara tahap akhir yang
• Melakukan perbuatan melawan empat puluh empat) bulan
dilakukan di KPU Provinsi atau KPU hukum menggagalkan pleno
SISIPAN • Denda paling sedikit
Kabupaten/Kota pemungutan suara dipidana penghitungan suara tahap akhir
Rp100.000.000,00 (seratus

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 119 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

dengan pidana penjara paling singkat 36 (tiga yang dilakukan di KPU Provinsi juta rupiah) dan paling banyak
puluh enam) bulan dan paling lama 144 (seratus atau KPU Kabupaten/Kota Rp1.000.000.000,00 (satu
pemungutan suara milyar rupiah).
empat puluh empat) bulan dan denda paling
sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
milyar rupiah).

Pasal 178G Setiap orang yang dengan sengaja pada waktu • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
pemungutan suara mendampingi seorang 12 (dua belas) bulan dan
(UU 10/2016) • Dengan sengaja
pemilih yang bukan pemilih tunanetra, paling lama 24 (dua puluh
tunadaksa, atau yang mempunyai halangan • Pada waktu pemungutan suara empat) bulan
SISIPAN fisik lain, dipidana dengan pidana penjara mendampingi seorang pemilih
paling singkat 12 (dua belas) bulan dan paling • Denda paling sedikit
yang bukan pemilih tunanetra,
lama 24 (dua puluh empat) bulan dan denda Rp12.000.000,00 (dua belas
tunadaksa, atau yang mempunyai
paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas juta juta rupiah) dan paling banyak
halangan fisik lain
rupiah) dan paling banyak Rp24.000.000,00 Rp24.000.000,00 (dua puluh
(dua puluh empat juta rupiah). empat juta rupiah).

Pasal 178H Setiap orang yang membantu pemilih untuk • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
menggunakan hak pilih dengan sengaja 12 (dua belas) bulan dan
(UU 10/2016) • Membantu pemilih untuk
memberitahukan pilihan pemilih kepada orang paling lama 36 (tiga puluh
lain, dipidana dengan pidana penjara paling menggunakan hak pilih dengan
enam) bulan
singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 36 sengaja memberitahukan pilihan
SISIPAN pemilih kepada orang lain • Denda paling sedikit
(tiga puluh enam) bulan dan denda paling
sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) Rp12.000.000,00 (dua belas
dan paling banyak Rp 36.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah) dan paling banyak
enam juta rupiah). Rp 36.000.000,00 (tiga puluh
enam juta rupiah

182A Setiap orang yang dengan sengaja melakukan • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
perbuatan melawan hukum menggunakan 24 (dua puluh empat) bulan
UU 10/2016 • Dengan sengaja
kekerasan, ancaman kekerasan, dan paling lama 72 (tujuh
dan menghalang-halangi seseorang yang akan • Melakukan perbuatan melawan puluh dua) bulan;
SISIPAN melakukan haknya untuk memilih, dipidana hukum menggunakan kekerasan,
dengan pidana penjara paling singkat 24 (dua • Denda paling sedikit
ancaman kekerasan,
Rp24.000.000,00 (dua puluh

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 120 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

puluh empat) bulan dan paling lama 72 (tujuh dan menghalang- empat juta rupiah) dan paling
puluh dua) bulan dan denda paling sedikit halangi seseorang yang akan banyak Rp72.000.000,00
Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah) melakukan haknya untuk memilih (tujuh puluh dua juta rupiah).
dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh
dua juta rupiah).

182B Seorang majikan atau atasan yang tidak • Seorang majikan atau atasan • Pidana penjara paling singkat
memberikan kesempatan kepada seorang 24 (dua puluh empat) bulan
UU 10/2016 • Tidak memberikan kesempatan
pekerja untuk memberikan suaranya, kecuali dan paling lama 72 (tujuh
dengan alasan bahwa pekerjaan tersebut tidak kepada seorang pekerja untuk
puluh dua) bulan
bisa ditinggalkan diancam dengan pidana memberikan suaranya, kecuali
SISIPAN dengan alasan bahwa pekerjaan • Denda paling sedikit
penjara paling singkat 24 (dua puluh empat)
bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh dua) tersebut tidak bisa ditinggalkan Rp24.000.000,00 (dua puluh
bulan dan denda paling sedikit Rp24.000.000,00 empat juta rupiah) dan paling
(dua puluh empat juta rupiah) dan paling banyak banyak Rp72.000.000,00
Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah). (tujuh puluh dua juta rupiah).

PASCA PEMUNGUTAN SUARA

193 ayat (1) Dalam hal KPU Provinsi dan KPU • KPU Provinsi dan KPU • Pidana penjara paling singkat Pasal 112 (UU 1/2015)
UU 10/2016 Kabupaten/Kota tidak menetapkan pemungutan Kabupaten/Kota 36 (tiga puluh enam) bulan (1) Pemungutan suara di TPS dapat
dan/atau penghitungan suara ulang di TPS • Tidak menetapkan pemungutan dan paling lama 144 (seratus diulang jika terjadi gangguan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 dan empat puluh empat) bulan keamanan yang mengakibatkan hasil
dan/atau penghitungan suara
PERUBAHAN Pasal 113 berdasarkan putusan Bawaslu ulang di TPS. • Denda paling sedikit pemungutan suara tidak dapat
Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota tanpa Rp36.000.000,00 (tiga puluh digunakan atau penghitungan suara
alasan yang dibenarkan berdasarkan Undang- • Sebagaimana dimaksud dalam enam juta rupiah) dan paling tidak dapat dilakukan.
Pasal 112 dan Pasal 113
Undang ini, anggota KPU Provinsi dan anggota banyak Rp144.000.000,00 (2) Pemungutan suara di TPS dapat
berdasarkan putusan Bawaslu
KPU Kabupaten/Kota dipidana dengan pidana (seratus empat puluh empat diulang jika dari hasil penelitian dan
Provinsi atau Panwas
penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) juta rupiah). pemeriksaan Panwas Kecamatan
Kabupaten/Kota tanpa alasan
bulan dan paling lama 144 (seratus empat yang dibenarkan terbukti terdapat 1 (satu) atau lebih
puluh empat) bulan dan denda paling sedikit berdasarkan Undang-Undang ini. keadaan sebagai berikut:
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah)
a. pembukaan kotak suara dan/atau
dan paling banyak Rp144.000.000,00 (seratus
berkas pemungutan dan
empat puluh empat juta rupiah). penghitungan suara tidak

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 121 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

dilakukan menurut tata cara yang


ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan;
b. petugas KPPS meminta Pemilih
memberi tanda khusus,
menandatangani, atau menulis
nama atau alamatnya pada surat
suara yang sudah digunakan;
c. petugas KPPS merusak lebih dari
satu surat suara yang sudah
digunakan oleh Pemilih sehingga
surat suara tersebut menjadi tidak
sah;
d. lebih dari seorang Pemilih
menggunakan hak pilih lebih dari
satu kali, pada TPS yang sama
atau TPS yang berbeda; dan/atau
e. lebih dari seorang Pemilih yang
tidak terdaftar sebagai Pemilih,
mendapat kesempatan
memberikan suara pada TPS.
Pasal 113 (UU 1/2015)
(1) Penghitungan suara ulang meliputi:
a. penghitungan ulang surat suara di
TPS; atau
b. penghitungan ulang surat suara di
PPS.
(2) Penghitungan ulang suara di TPS
dilakukan seketika itu juga jika:
a. penghitungan suara dilakukan
secara tertutup;

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 122 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

b. penghitungan suara dilakukan di


tempat yang kurang terang atau
yang kurang mendapat
penerangan cahaya;
c. penghitungan suara dilakukan
dengan suara yang kurang jelas;
d. penghitungan suara dicatat
dengan tulisan yang kurang jelas;
e. saksi calon, PPL, dan masyarakat
tidak dapat menyaksikan proses
penghitungan suara secara jelas;
f. penghitungan suara dilakukan di
tempat lain atau waktu lain dari
yang telah ditentukan; dan/atau
g. terjadi ketidakkonsistenan dalam
menentukan surat suara yang sah
dan surat suara yang tidak sah.
(3) Dalam hal terjadi keadaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
saksi calon atau PPL dapat
mengusulkan penghitungan ulang
surat suara di TPS yang
bersangkutan.
(4) Dalam hal TPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) tidak dapat
melakukan penghitungan suara ulang,
saksi calon atau PPL dapat
mengusulkan penghitungan ulang
surat suara di PPS.
(5) Penghitungan ulang surat suara di
TPS atau PPS harus dilaksanakan
dan selesai pada hari yang sama

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 123 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

dengan hari pemungutan suara.

193 ayat (2) Dalam hal KPU Provinsi dan KPU • KPU Provinsi dan KPU • Pidana penjara paling Pasal 120 (UU 1/2015)
UU 10/2016 Kabupaten/Kota tidak menetapkan pemilihan Kabupaten/Kota singkat 36 (tiga puluh (1) Dalam hal sebagian atau seluruh
lanjutan dan/atau pemilihan susulan • Tidak menetapkan pemilihan enam) bulan dan paling wilayah Pemilihan terjadi kerusuhan,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 120 dan lama 144 (seratus empat gangguan keamanan, bencana alam,
lanjutan dan/atau pemilihan
PERUBAHAN Pasal 121 berdasarkan putusan Bawaslu puluh empat) bulan; atau gangguan lainnya yang
susulan;
Provinsi atau Panwas Kabupaten/Kota tanpa • Denda paling sedikit mengakibatkan sebagian tahapan
alasan yang dibenarkan berdasarkan Undang- • Sebagaimana dimaksud dalam Rp36.000.000,00 (tiga penyelenggaraan Pemilihan tidak
Pasal 120 dan Pasal 121 dapat dilaksanakan maka dilakukan
Undang ini, anggota KPU Provinsi dan anggota puluh enam juta rupiah) dan
berdasarkan putusan Bawaslu Pemilihan lanjutan.
KPU Kabupaten/Kota dipidana dengan pidana paling banyak
Provinsi atau Panwas
penjara paling singkat 36 (tiga puluh enam) Kabupaten/Kota tanpa alasan Rp144.000.000,00 (seratus (2) Pelaksanaan Pemilihan lanjutan
bulan dan paling lama 144 (seratus empat puluh yang dibenarkan berdasarkan dimulai dari tahap penyelenggaraan
empat puluh empat juta
empat) bulan dan denda paling sedikit Undang-Undang ini Pemilihan yang terhenti.
rupiah).
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah)
Pasal 121 (UU 1/2015)
dan paling banyak Rp144.000.000,00 (seratus
empat puluh empat juta rupiah). (1) Dalam hal di suatu wilayah Pemilihan
terjadi bencana alam, kerusuhan,
gangguan keamanan, dan/atau
gangguan lainnya yang
mengakibatkan terganggunya seluruh
tahapan penyelenggaraan Pemilihan
maka dilakukan Pemilihan susulan.
(2) Pelaksanaan Pemilihan susulan
dilakukan untuk seluruh tahapan
penyelenggaraan Pemilihan.

193 ayat (3) Ketua dan anggota KPPS, ketua dan anggota • Ketua dan anggota KPPS, • Pidana penjara paling
PPK, ketua dan anggota KPU Kabupaten/Kota, ketua dan anggota PPK, ketua singkat 12 (dua belas) bulan
UU 10/2016
atau ketua dan anggota KPU Provinsi yang dan anggota KPU dan paling lama 60 (enam
dengan sengaja melakukan perbuatan melawan Kabupaten/Kota, atau ketua puluh) bulan
PERUBAHAN hukum tidak membuat dan/atau dan anggota KPU Provinsi
menandatangani berita acara perolehan • Denda paling sedikit

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 124 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil • Dengan sengaja Rp12.000.000,00 (dua belas
Gubernur, pasangan Calon Bupati dan Calon juta rupiah) dan paling
• Melakukan perbuatan melawan
Wakil Bupati, serta pasangan Calon Walikota banyak Rp60.000.000,00
hukum;
dan Calon Wakil Walikota, dipidana dengan
(enam puluh juta rupiah).
pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) • Tidak membuat dan/atau
bulan dan paling lama 60 (enam puluh) bulan menandatangani berita acara
dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua perolehan pasangan Calon
belas juta rupiah) dan paling banyak Gubernur dan Calon Wakil
Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). Gubernur, pasangan Calon
Bupati dan Calon Wakil Bupati,
serta pasangan Calon Walikota
dan Calon Wakil Walikota

193 ayat (4) Ketua dan anggota KPPS yang dengan sengaja • Ketua dan anggota KPPS • Pidana penjara paling singkat
tidak melaksanakan ketetapan KPU Provinsi 12 (dua belas) bulan dan
UU 10/2016 • Dengan sengaja
dan KPU Kabupaten/Kota untuk melaksanakan paling lama 60 (enam puluh)
pemungutan suara ulang di TPS, dipidana • Tidak melaksanakan ketetapan bulan
PERUBAHAN dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua KPU Provinsi dan KPU
belas) bulan dan paling lama 60 (enam puluh) • Denda paling sedikit
Kabupaten/Kota untuk
bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 Rp12.000.000,00 (dua belas
melaksanakan pemungutan
(dua belas juta rupiah) dan paling banyak juta rupiah) dan paling banyak
suara ulang di TPS.
Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). Rp60.000.000,00 (enam puluh
juta rupiah).

193 ayat (5) Setiap KPPS yang dengan sengaja tidak • Setiap KPPS • Pidana penjara paling singkat Pasal 98 ayat (12) (UU 8/2015)
UU 10/2016 memberikan salinan 1 (satu) eksemplar berita 12 (dua belas) bulan dan KPPS wajib memberikan I (satu)
• Dengan sengaja
acara pemungutan dan penghitungan suara paling lama 60 (enam puluh) eksemplar salinan berita acara dan
dan/atau sertifikat hasil penghitungan suara • Tidak memberikan salinan 1 bulan sertifikat hasil penghitungan suara kepada
PERUBAHAN pada saksi calon Gubernur dan calon Wakil (satu) eksemplar berita acara
• Denda paling sedikit saksi pasangan calon, PPL, PPS, PPK
Gubernur, calon Bupati dan calon Wakil Bupati, pemungutan dan penghitungan
Rp12.000.000,00 (dua belas melalui PPS serta menempelkan 1 (satu)
serta calon Walikota dan calon Wakil Walikota, suara dan/atau sertifikat hasil
juta rupiah) dan paling banyak eksemplar sertifikat hasil penghitungan ·
penghitungan suara pada saksi
PPL, PPS dan PPK melalui PPS sebagaimana Rp60.000.000,00 (enam puluh suara pada tempat pengumuman di TPS
calon Gubernur dan calon Wakil selama 7 (tujuh) hari.
dimaksud dalam Pasal 98 ayat (12) dipidana juta rupiah)
Gubernur, calon Bupati dan
dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua calon Wakil Bupati, serta calon

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 125 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

belas) bulan dan paling lama 60 (enam puluh) Walikota dan calon Wakil
bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 Walikota, PPL, PPS dan PPK
(dua belas juta rupiah) dan paling banyak melalui PPS sebagaimana
Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). dimaksud dalam Pasal 98 ayat
(12).

193 ayat (6) Setiap KPPS yang tidak menjaga, • Setiap KPPS • Pidana penjara paling singkat Pasal 20 huruf q (UU 10/2016)
mengamankan keutuhan kotak suara, dan 12 (dua belas) bulan dan Menjaga dan mengamankan keutuhan
UU 10/2016 • Tidak menjaga, mengamankan
menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi paling lama 60 (enam puluh) kotak suara setelah penghitungan suara
surat suara, berita acara pemungutan suara, keutuhan kotak suara, dan
bulan; dan setelah kotak suara disegel;
dan sertifikat hasil penghitungan suara kepada menyerahkan kotak suara
PERUBAHAN tersegel yang berisi surat suara, • Denda paling sedikit
PPK pada Hari yang sama sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 huruf q, dipidana berita acara pemungutan suara, Rp12.000.000,00 (dua belas
dengan pidana penjara paling singkat 12 (dua dan sertifikat hasil penghitungan juta rupiah) dan paling banyak
belas) bulan dan paling lama 60 (enam puluh) suara kepada PPK pada Hari Rp60.000.000,00 (enam puluh
bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 yang sama sebagaimana juta rupiah).
(dua belas juta rupiah) dan paling banyak dimaksud dalam Pasal 20 huruf q
Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).

193 ayat (7) Setiap PPS yang tidak mengumumkan hasil • Setiap PPS • Pidana penjara paling singkat Pasal 99 (UU 1/2015)
UU 10/2016 penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah 12 (dua belas) bulan dan PPS wajib mengumumkan salinan
• Tidak mengumumkan hasil
kerjanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal penghitungan suara dari seluruh paling lama 60 (enam puluh) sertifikat hasil penghitungan suara
99, dipidana dengan pidana penjara paling TPS di wilayah kerjanya bulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98
PERUBAHAN singkat 12 (dua belas) bulan dan paling lama 60 sebagaimana dimaksud dalam • Denda ayat (11) dari seluruh TPS di wilayah
paling sedikit
(enam puluh) bulan dan denda paling sedikit Pasal 99 kerjanya dengan menempelkan salinan
Rp12.000.000,00 (dua belas tersebut di tempat umum selama 7 (tujuh)
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan
juta rupiah) dan paling banyak hari.
paling banyak Rp60.000.000,00 (enam puluh
Rp60.000.000,00 (enam puluh
juta rupiah).
juta rupiah).

194 Panwas Kecamatan yang tidak mengawasi • Panwas Kecamatan • Pidana penjara paling singkat Pasal 33 huruf b (UU 10/2016)
penyerahan kotak suara tersegel kepada KPU 6 (enam) bulan dan paling
• Tidak mengawasi penyerahan mengawasi penyerahan kotak suara
Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota lama 24 (dua puluh empat)
kotak suara tersegel kepada KPU tersegel kepada KPU Provinsi dan KPU
(UU 1/2015) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 huruf b, bulan dan;
Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota;
dipidana dengan pidana penjara paling singkat
• Denda paling sedikit

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 126 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

6 (enam) bulan dan paling lama 24 (dua puluh Kabupaten/Kota Rp6.000.000,00 (enam juta
empat) bulan dan denda paling sedikit rupiah) dan paling banyak
• Sebagaimana dimaksud dalam
Rp6.000.000,00 (enam juta rupiah) dan paling Rp24.000.000,00 (dua puluh
Pasal 33 huruf b
banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta empat juta rupiah).
rupiah).

195 Setiap orang yang dengan sengaja merusak, • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
mengganggu, atau mendistorsi sistem informasi 60 (enam puluh) bulan dan
penghitungan suara hasil Pemilihan Gubernur • Dengan sengaja paling lama 120 (seratus dua
(UU 8/2015) dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, • Merusak, mengganggu, atau puluh) bulan dan;
serta Walikota dan Wakil Walikota, dipidana mendistorsi sistem informasi
dengan pidana penjara paling singkat 60 (enam • Denda paling sedikit
penghitungan suara hasil
puluh) bulan dan paling lama 120 (seratus dua Rp2.500.000.000,00 (dua
Pemilihan Gubernur dan Wakil
puluh) bulan dan denda paling sedikit miliar lima ratus juta rupiah)
Gubernur, Bupati dan Wakil
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta dan paling banyak
Bupati, serta Walikota dan Wakil
rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 Rp5.000.000.000,00 (lima
Walikota
(lima miliar rupiah). miliar rupiah).

TAHAPAN REKAPITULASI

183 Setiap orang yang melakukan kekerasan terkait • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
dengan penetapan hasil Pemilihan menurut 12 (dua belas) bulan dan
Undang-Undang ini, dipidana dengan pidana • Melakukan kekerasan terkait
paling lama 36 (tiga puluh
(UU 1/2015) penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan dengan penetapan hasil
enam) bulan dan;
paling lama 36 (tiga puluh enam) bulan dan Pemilihan menurut Undang-
denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua Undang ini. • Denda paling sedikit
belas juta rupiah) dan paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah). juta rupiah) dan paling banyak
Rp36.000.000,00 (tiga puluh
enam juta rupiah).

197 Dalam hal KPU Provinsi dan KPU • KPU Provinsi dan KPU • Pidana penjara paling singkat
Kabupaten/Kota tidak menetapkan perolehan Kabupaten/Kota 24 (dua puluh empat) bulan
Ayat (1)
hasil Pemilihan sebagaimana diatur dalam dan paling lama 60 (enam
Undang-Undang ini, anggota KPU Provinsi dan • Tidak menetapkan perolehan puluh) bulan dan;
KPU Kabupaten/Kota dipidana dengan pidana hasil Pemilihan

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 127 of 137
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 128 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

(UU 8/2015) penjara paling singkat 24 (dua puluh empat) • Sebagaimana diatur dalam • Denda paling sedikit
bulan dan paling lama 60 (enam puluh) bulan Undang-Undang ini Rp240.000.000,00 (dua ratus
dan denda paling sedikit Rp240.000.000,00 (dua empat puluh juta rupiah) dan
ratus empat puluh juta rupiah) dan paling paling banyak Rp
banyak Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta 600.000.000,00 (enam ratus
rupiah). juta rupiah).

198 Ketua dan anggota KPU Provinsi dan KPU • Ketua dan Anggota KPU Provinsi • Pidana penjara paling singkat Pasal 150 ayat (2) (UU 1/2015)
Kabupaten/Kota yang tidak melaksanakan dan KPU Kabupaten/Kota 12 (dua belas) bulan dan KPU Provinsi dan/atau KPU
putusan pengadilan yang telah mempunyai paling lama 24 (dua puluh Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti
(UU 1/2015) kekuatan hukum tetap sebagaimana dimaksud • Tidak melaksanakan putusan empat) bulan dan;
pengadilan yang telah putusan pengadilan sebagaimana
dalam Pasal 150 ayat (2), dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) mempunyai kekuatan hukum • Denda paling sedikit dimaksud pada ayat (1).
bulan dan paling lama 24 (dua puluh empat) tetap; Rp12.000.000,00 (dua belas
bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 • Sebagaimana dimaksud dalam juta rupiah) dan paling banyak
(dua belas juta rupiah) dan paling banyak Rp24.000.000,00 (dua puluh
Pasal 150 ayat (2)
Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah). empat juta rupiah).

LUAR TAHAPAN

PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN


(1) (2) (3) (4) (5)

187D Pengurus lembaga pemantau Pemilihan yang • Pengurus lembaga Pemantau • Pidana penjara paling singkat Pasal 128 (UU 1/2015)
melanggar ketentuan larangan sebagaimana Pemilihan 36 (tiga puluh enam) bulan
UU 10/2016 Lembaga pemantau Pemilihan dilarang:
dimaksud dalam Pasal 128, dipidana dengan dan paling lama 72 (tujuh
pidana penjara paling singkat 36 (tiga puluh • Melanggar ketentuan larangan a. Melakukan kegiatan yang
puluh dua) bulan
enam) bulan dan paling lama 72 (tujuh puluh sebagaimana dimaksud dalam mengganggu proses pelaksanaan
SISIPAN Pasal 128 • Denda paling sedikit
dua) bulan dan denda paling sedikit Pemilihan;
Rp36.000.000,00 (tiga puluh enam juta rupiah) Rp36.000.000,00 (tiga puluh
enam juta rupiah) dan paling b. Mempengaruhi Pemilih dalam
dan paling banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh menggunakan haknya untuk
dua juta rupiah). banyak Rp72.000.000,00
(tujuh puluh dua juta rupiah). memilih;
c. Mencampuri pelaksanaan tugas dan
wewenang penyelenggara

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 129 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

Pemilihan;
d. Memihak kepada peserta Pemilihan
tertentu;
e. Menggunakan seragam, warna, atau
atribut lain yang memberikan kesan
mendukung atau menolak peserta
Pemilihan;
f. Menerima atau memberikan hadiah,
imbalan, atau fasilitas apapun dari
atau kepada peserta Pemilihan;
g. Mencampuri dengan cara apapun
urusan politik dan Pemerintahan
dalam negeri Indonesia dalam hal
pemantau merupakan pemantau
Pemilihan asing;
h. Membawa senjata, bahan peledak,
dan/atau bahan berbahaya lainnya
selama melakukan pemantauan;
i. Masuk ke dalam TPS;
j. Menyentuh perlengkapan/alat
pelaksanaan Pemilihan termasuk
surat suara tanpa persetujuan
petugas Pemilihan; dan
k. Melakukan kegiatan lain selain yang
berkaitan dengan pemantauan
Pemilihan.

193A ayat (1) Ketua dan/atau anggota KPU Provinsi yang • Ketua dan/atau anggota KPU • Pidana penjara paling singkat Pasal 12 (UU 8/2015)
melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud Provinsi 12 (dua belas) bulan dan Dalam pelaksanaan Pemilihan Gubernur
UU 10/2016
dalam Pasal 12, dipidana dengan pidana • Melanggar kewajiban paling lama 144 (seratus dan Wakil Gubernur, KPU Provinsi wajib:
penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan sebagaimana dimaksud dalam empat puluh empat) bulan . a. Melaksanakan semua tahapan

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 130 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

SISIPAN paling lama 144 (seratus empat puluh empat) Pasal 12 • Denda paling sedikit penyelenggaraan Pemilihan
bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas Gubernur dan Wakil Gubernur
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan juta rupiah) dan paling banyak dengan tepat waktu;
paling banyak Rp144.000.000,00 (seratus Rp144.000.000,00 (seratus b. Memperlakukan peserta Pemilihan
empat puluh empat juta rupiah). empat puluh empat juta Gubernur dan Wakil Gubernur secara
rupiah). adil dan setara;
c. Menyampaikan semua informasi
penyelenggaraan Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur
kepada masyarakat;
d. Melaporkan pertanggungjawaban
penggunaan anggaran sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e. Menyampaikan laporan
pertanggungjawaban semua kegiatan
penyelenggaraan Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur
kepada KPU dan Menteri;
f. Mengelola, memelihara, dan merawat
arsip/dokumen serta melaksanakan
penyusutannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan;
g. Menyampaikan laporan periodik
mengenai tahapan penyelenggaraan
Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur kepada KPU dan Menteri
dengan tembusan kepada Bawaslu;
h. Membuat berita acara pada setiap
rapat pleno KPU Provinsi sesuai
dengan ketentuan peraturan

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 131 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

perundang-undangan;
i. Menyediakan dan menyampaikan
data hasil Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur di tingkat Provinsi;
j. Melaksanakan Keputusan DKPP; dan
k. Melaksanakan kewajiban lain yang
diberikan KPU dan/atau ketentuan
peraturan perundang-undangan.

193A ayat (2) Ketua dan/atau anggota KPU Kabupaten/Kota • Ketua dan/atau anggota KPU • Pidana penjara paling singkat Pasal 14 (UU 8/2015)
UU 10/2016 yang melanggar kewajiban sebagaimana Kabupaten/Kota 12 (dua belas) bulan dan KPU Kabupaten/Kota dalam pemilihan
dimaksud dalam Pasal 14, dipidana dengan • Melanggar kewajiban paling lama 144 (seratus Bupati dan Wakil Bupati serta pemilihan
pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) sebagaimana dimaksud dalam empat puluh empat) bulan Walikota dan Wakil Walikota wajib:
SISIPAN bulan dan paling lama 144 (seratus empat puluh Pasal 14,
empat) bulan dan denda paling sedikit • Denda paling sedikit a. Melaksanakan semua tahapan
Rp12.000.000,00 (dua belas penyelenggaraan pemilihan Bupati dan
Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah) dan
juta rupiah) dan paling banyak Wakil Bupati serta pemilihan Walikota
paling banyak Rp144.000.000,00 (seratus dan Wakil Walikota dengan tepat
empat puluh empat juta rupiah). Rp144.000.000,00 (seratus
waktu;
empat puluh empat juta
rupiah). b. Memperlakukan peserta pemilihan
Bupati dan Wakil Bupati serta
pemilihan Walikota dan Wakil Walikota
secara adil dan setara;
c. Menyampaikan semua informasi
penyelenggaraan pemilihan Bupati dan
Wakil Bupati serta pemilihan Walikota
dan Wakil Walikota kepada
masyarakat;
d. Melaporkan pertanggungjawaban
penggunaan anggaran sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan;
e. Menyampaikan laporan

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 132 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

pertanggungjawaban semua kegiatan


penyelenggaraan pemilihan Bupati dan
Wakil Bupati serta pemilihan Walikota
dan Wakil Walikota kepada Menteri
melalui Gubernur dan kepada KPU
melalui KPU Provinsi;
f. Mengelola, memelihara, dan merawat
arsip/dokumen serta melaksanakan
penyusutannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan;
g. Menge1ola barang inventaris KPU
Kabupaten/Kota sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan;
h. Menyampaikan laporan periodik
mengenai tahapan penyelenggaraan
pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
serta pemilihan Walikota dan Wakil
Walikota kepada Menteri melalui
Gubernur, kepada KPU dan KPU
Provinsi serta menyampaikan
tembusannya kepada Bawaslu
Provinsi;
i. Membuat berita acara pada setiap
rapat pleno KPU Kabupaten/Kota
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
j. Menyampaikan data hasil Pemilihan
dari tiap TPS pada tingkat
Kabupaten/Kota kepada peserta
Pemilihan paling lama 7 (tujuh) hari
setelah rekapitulasi di Kabupaten/Kota;

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 133 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

k. Melaksanakan Keputusan DKPP; dan


l. Melaksanakan kewajiban lain yang
diberikan KPU, KPU Provinsi dan/atau
ketentuan peraturan perundang-
undangan.

193B ayat (1) Ketua dan/atau anggota Bawaslu Provinsi yang • Ketua dan/atau anggota Bawaslu • Pidana penjara paling singkat Pasal 29 (UU 1/2015)
melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud Provinsi 12 (dua belas) bulan dan Bawaslu Provinsi wajib:
UU 10/2016
dalam Pasal 29, dipidana dengan pidana • Melanggar kewajiban paling lama 144 (seratus
penjara paling singkat 12 (dua belas) bulan dan a. Bersikap tidak diskriminatif dalam
sebagaimana dimaksud dalam empat puluh empat) bulan
paling lama 144 (seratus empat puluh empat) menjalankan tugas dan wewenangnya;
SISIPAN Pasal 29
bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 • Denda paling sedikit b. Melakukan pembinaan dan
(dua belas juta rupiah) dan paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas pengawasan terhadap pelaksanaan
Rp144.000.000,00 (seratus empat puluh empat juta rupiah) dan paling banyak tugas pengawas pemilihan umum pada
juta rupiah). Rp144.000.000,00 (seratus tingkatan di bawahnya;
empat puluh empat juta c. Menerima dan menindaklanjuti laporan
rupiah). yang berkaitan dengan dugaan adanya
pelanggaran terhadap pelaksanaan
peraturan perundang-undangan
mengenai Pemilihan;
d. Menyampaikan laporan hasil
pengawasan kepada Bawaslu sesuai
dengan tahapan Pemilihan secara
periodik dan/atau berdasarkan
kebutuhan;
e. Menyampaikan temuan dan laporan
kepada Bawaslu berkaitan dengan
adanya dugaan pelanggaran yang
dilakukan oleh KPU Provinsi yang
mengakibatkan terganggunya
penyelenggaraan tahapan Pemilihan di
tingkat Provinsi; dan
f. Melaksanakan kewajiban lain sesuai
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 134 of 137
Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 135 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan.

193B ayat (2) Ketua dan/atau anggota Panwas • Ketua dan/atau anggota Panwas • Pidana penjara paling singkat Pasal 32 (UU 1/2015)
Kabupaten/Kota yang melanggar kewajiban Kabupaten/Kota 12 (dua belas) bulan dan
UU 10/2016 Dalam Pemilihan Bupati dan Walikota,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, paling lama 144 (seratus
• Melanggar kewajiban Panwas Kabupaten/Kota wajib:
dipidana dengan pidana penjara paling singkat empat puluh empat) bulan
12 (dua belas) bulan dan paling lama 144 sebagaimana dimaksud dalam a. Bersikap tidak diskriminatif dalam
SISIPAN Pasal 32 • Denda paling sedikit
(seratus empat puluh empat) bulan dan denda menjalankan tugas dan wewenangnya;
paling sedikit Rp12.000.000,00 (dua belas juta Rp12.000.000,00 (dua belas
juta rupiah) dan paling banyak b. Melakukan pembinaan dan
rupiah) dan paling banyak Rp144.000.000,00 pengawasan terhadap pelaksanaan
(seratus empat puluh empat juta rupiah). Rp144.000.000,00 (seratus
empat puluh empat juta tugas Panwas pada tingkatan di
rupiah). bawahnya;
c. Menerima dan menindaklanjuti laporan
yang berkaitan dengan dugaan adanya
pelanggaran terhadap pelaksanaan
peraturan perundang-undangan
mengenai Pemilihan;
d. Menyampaikan laporan hasil
pengawasan kepada Bawaslu sesuai
dengan tahapan Pemilihan secara
periodik dan/atau berdasarkan
kebutuhan;
e. Menyampaikan temuan dan laporan
kepada Bawaslu berkaitan dengan
adanya dugaan pelanggaran yang
dilakukan oleh KPU Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota yang mengakibatkan
terganggunya penyelenggaraan
tahapan Pemilihan; dan
f. Melaksanakan kewajiban lain yang
diberikan oleh peraturan perundang-
undangan.

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 136 of 137
PASAL BUNYI PASAL UNSUR PASAL SANKSI KETERANGAN

198A Setiap orang yang dengan sengaja melakukan • Setiap orang • Pidana penjara paling singkat
tindak kekerasan atau mengahalang- 12 (dua belas) bulan dan
UU 10/2016
halangi Penyelenggara Pemilihan dalam • Dengan sengaja paling lama 24 (dua puluh
melaksanakan tugasnya, dipidana dengan • Melakukan tindak kekerasan empat) bulan
SISIPAN pidana penjara paling singkat 12 (dua belas) atau mengahalang-
bulan dan paling lama 24 (dua puluh empat) • Denda paling sedikit
halangi Penyelenggara Pemilihan
bulan dan denda paling sedikit Rp12.000.000,00 Rp12.000.000,00 (dua belas
dalam melaksanakan tugasnya
(dua belas juta rupiah) dan paling banyak juta rupiah) dan paling banyak
Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah). Rp24.000.000,00 (dua puluh
empat juta rupiah).

Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang Pilkada | Bawaslu Kabupaten Bandung Page 137 of 137

Anda mungkin juga menyukai