Anda di halaman 1dari 13

PROBLEMATIKA PEMILU DAN DEMOKRASI

Diajukan sebagai bukti pemenuhan salah satu syarat seleksi

calon Anggota Panwaslu Kabupaten Situbondo

Oleh : UBAYDILLAH, S.IP

TAHUN 2017
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………I
PENGANTAR ……………………………………………………………………………….II
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….1
I. Gambaran umum Pentelenggaraan pemilu dan pentingnya pengawasan.............1
II. Melaksanakan Visi dan Misi dan Program Kerja 3
A. Visi dan Misi ……………………………………………………………………...3
B. PROGRAM KERJA PANWASLU ………………………………………………3

III. Permasalahan Dari Aspek Pengawasan 4


A. Aspek Pengawasan ………………………………………………………………..4
B. Aspek Sumber Daya Mnusia ……………………………………………………..5
C. Aspek Organisasi ………………………………………………………………….5

IV. Strategi ……………………………………………………………………………….6


V. SARAN ……………………………………………………………………………….8
 Kerangka Hukum Pemilu ……………………………………………………..8
 Kelembagaandan Fungsi Pengauasan …………………………………….......8
 Dukungan Kelembagaan dan Partisipasi Msyarakat………………………….9

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………...…….11

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat. Taufik dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik
sebagai salah satu syarat mengikuti seleksi Calon Anggota Panitia Pengawass pemilihan
Kabupaten Situbondo Jawa Yimur.
Makalah ini di susun berdasarkan pengetahuan, kemampuan, kompetensi dan
pergalaman penulis yang pemah berkeciman di bidang kepemiluan sebagai penyelenggara
pemilu. Madah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua paling tidak dapat
memberikan gambaran bagi Tim Seleksi mengenai kompetensi yang penulis miliki.
Demikian dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Tim Seleksi, segenap
Komisioner dan Sekretariat Bawaslu Provinsi Jawa Timur serta semua pihak yang telah
membantu kami memberikan informasi dan kesempatan untuk ikut dalam seleksi calon
anggota Panwaslu Kabupaten Situbondo.

Situbondo, 26 Juli 2017


Ubaydillah, S.Ip

II
PENDAHULUAN
Gambaran umum
Pentelenggaraan pemilu dan pentingnya pengawasan

I. Gambaran Umum Pentelenggaraan Pemilu dan Pentingnya Pengawasan


Penyelenggaraan Pemilihan Umum yang bebas di Indonesia merupakan
perwujudan syarat bagi negara demokrasi karena rakyat dapat berpartisipasi
menentukan sikapnya terhadap pemerintahan dan negaranya. Pemilihan umum
adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan kenegaraan, melalui pemilihan
umum rakyat memilih wakilnya untuk duduk dalam parlemen, dan dalam struktur
pemerintahan. Ada negara yang menyelenggarakan pemilihan umum hanya apabila
memilih wakil rakyat duduk dalam parlemen, akan tetapi adapula negara yang juga
menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih para pejabat tinggi negara.
Pemilihan umum di Indonesia menganut asas "LUBER" yang merupakan
singkatan dari "Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia. Asal "Luber". Langsung
berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara langsung dan tidak boleh
diwakilkan. Umum berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga negara
yang sudah memiliki hak menggunakan suara. Bebas berarti pemilih diharuskan
memberikan suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun, kemudian Rahasia
berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia hanya diketahui oleh si
pemilih itu sendiri.
Kemudian di era reformasi berkembang pula asas "Jurdil" yang merupakan
singkatan dari "Jujur dan Adil". Asas jujur mengandung arti bahwa pemilihan
umum harus dilaksanakan sesuai dengan aturan untuk memastikan bahwa setiap
warga negara yang memiliki hak dapat memilih sesuai dengan kehendaknya dan
setiap suara pemilih memiliki nilai yang sama untuk menentukan wakil rakyat yang
akan terpilih. tanpa ada pengistimewaan ataupun diskriminasi terhadap peserta atau
pemilih tertentu. Asas jujur dan adil mengikat tidak hanya kepada pemilih ataupun
peserta pemilu, tetapi juga penyelenggara pemilu..
Perwujudan kedaulatan rakyat yang dimaksud dihasilkan melalui Pemilihan
Umum secara langsung sebagai sarana bagi rakyat untuk memilih wakil-wakilnya
yang akan menjalankan fungsi pengawasan, menyalurkan asp'rasi politik rakyat,
membuat undang-undang sebagai landasan bagi semua pihak di Negara Kesatuan
Republik Indones'a dalam menjalankan fungsi masing-masing, serta merumuskan

1
anggaran pendapatan dan belanja untuk membiayai pelaksanaan fungsi-fungsi
tersebut.
Dalam sebuah negara demokrasi, Pemilihan Umum (Pemilu) bertujuan
sebagai legalitas keabsahan kekuasaan pemerintah. [kngan legitimasi ini,
masyarakat terwakilkan oleh pemerintah dalam membuat pogramfkebijakan bagi
kepentingan rakyat. Konsensus yang dibuat rakyat melalui pemilu menjadi
legitimas' pemerintah untuk mengatur dan menjalankan roda pemerintahan.
Pemilihan umum secara langsrng oleh rakyat merupakan sarana perwujudan
kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan Negara yang demokratis
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Undang- Undang Dasar
1945 dalam Pasal 1 ayat (2) menyatakan bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat
dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
Penyelenggaraan pemilihan umum secara langsrng, umum, bebas. rahasia,
jujur dan adil dapat temujud apabila dilaksanakan oleh penyelenggara pemilihan
umum yang mempunyai integritas, profesionalisme dan akuntabilitas.
Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 22 ayat (5) menggariskan bahwa
“pemilihan umum diselenggaralan oleh suatu Komisi pemilihan umrm yang bersihr
nasional, tetap dan mandiri. Sifat nasional mencerminkan bahwa wilayah kerja dan
tanggung jawab KPU sebagai penyelenggara pemilihan umum mencakup seluruh
wilayah Negara kesanran Republik Indonesia. Sifat tetap menunjukkan KPU
sebagai lembaga yang menjalankan tugas secara berkesinambungan meskipun
dibatasi oleh masa jabatan tertentu. Sifat mandiri menegaskan bahwa KPU dalam
menyelenggarkaan dan melaksanakan pemilihan umum bebasdari pengaruh pihak
manapun.
Pengaaas Pemilihan Umum (Panaaslu). Ada dua alasan mengapa Pemilu itu
harus diawasi; Pertama, Supaya mewujudkan Pemilihan Umum yang memiliki
integritas dan kredibilitas yang berasaskan langsung, umum, bebas rahasia,jujur,
adil, dan demokratis, Kedua, dalam rangka mewujudkan terselenggaranya tahapan
pencalonan secara demokratis, berkualitas. Tepat posedur, dan mewujudkan
integritas penyelenggara Pemilu;

2
II. Melaksanakan Visi dan Misi dan Program Kerja
A. Visi dan Misi
Tidak jauh berbeda dengan Visi Bawaslu Jawa Timur " Terwujudnya Bawaslu
sebagai Lembaga Pengawal Terpercaya dalam Penyelenggaraan Pemilu
Demokratis, Bermartabat, dan Berkualitas ", tentunya Panwaslu Kabupaten
Situbondo mempunyai misi yang tidak jauh berbeda dengan misi Panwaslu
kabypaten Situbondo " Terciptanya pengawasan Pemilu yang efektif dan efisien
melalui pengawasan Pemilu yang berintegritas dan profesional untuk mewujudkan
Pemilu yang demokratis.
Dengan Misi:
1. Memperkuat sistem pengawasan sistematis dan terintegritas serta cepat;
2. Meningkatkan pengawasan melalui pengembangan infomasi dan system
pengawasan bertekhnologi;
3. Menjalin sinergi dengan pemangku kepentingan dan lembaga penegak
hokumdan Menggalang partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu
B. PROGRAM KERJA PANWASLU
Program kerja panwaslu kabupaten situbondo yang akan dibuat tentunya
berpedoman pada Peraturan atau pedoman yang ada yaitu :
1. Meningkatkan kinerja lembaga dan kinerja individu/pegawai;
2. Mengelola anggaran secara efisien;
3. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas aparatur Panwas
Kabupaten,Kecamatan, dan Pengawas TPS
4. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana, dalam rangka mendukung
peningkatan kinerja lembaga dan pegawai.
5. Meningkatkan kualitas kerjasama antar lembaga pemerintah.
6. Meningkatkan kualitas hasil kajian dan evaluasi pengawasan pemilu,
pencegahan dan penindakan, serta penyelesaian sengketa,
7. Meningkatkan sistem informasi data dan infomasi pengawasan pemilu .
8. Meningkatkan kualitas kerjasama dan koordinasi dengan para pemangku
kepentingan (Stake holders) pemilu.

3
III. Permasalahan Dari Aspek Pengawasan
Dalam proses pemilihan ummun, tudak lepas dari berbagai pemasalahan baik
yang disengaja secara tak sengaja karena tujuannya adalah bagaimana bias
memenangkan sebuah kompetisi dalam pemilihan. masalahan yang ada itu akan kita
bagai 3 aspek :
A. Aspek Pengawasan
Panitia Pengawas Pemilu kabupaten yang bersifat ad hoc tentu menjadi
sebuah tantangan sendiri karena kita sadari atau tidak akan berdampak pada
berbagai persiapan dan tahapan yang ada, mulai tahapan yang dituntut tepat, cepat
dan akurat dengan tahapan yang sudah berjalan. Disisi lain Panitia Pengawas
Pemilu ditingkat Kabupaten harus menyusun dan menyeleksi Anggota Panitia
Pengawas ditingkat Kecamatan dan dibawahnya. Pengawasan yang harus berjalan
ditengah penyusunan anggota pengawas dibawahnya.
Sementara itu dalam pelaksanaan pemilu ada beberapa persoalan yang
sangat sensitive yang timbul selama proses tersebut antara lain:
 Persepsi dan multitafsir atas regulasi atau Undang-Undang Mengenai pemilu
 Penyalahgunaan wewenang.
Sebagai contoh ada seorang Pegawai Mageri Sipil (PNS) atau meliter (TNI
dan POLRI) Para tokoh Sentral ikut secara massif nrnpengaruhi untuk
mendukung salah satu calon.
 ketidak jelasan pada orang-orang yang memiliki hak suara, diantaranya
tidak/belum memiliki KTP ataupun Kartu Keluarga. Dilam aturan
perundang-undangan harus berbasis NIK, namun sering persoalan pelayanan
public di pemerintahan tidak berjalan sesuai dengan yang berlaku.
Berpulang pada persoalan bahwa hak politik, hak memilih bagi warga
Negara di lindungi oleh Undang- undang, maka semua warga Negara yang
memiliki hak tersebut tetap di berikan hak suaranya selama sesuai dengan
UUD 1945,
 Manipulasi kertas suara, rmnipulasi dalam rekap'mlasi, dan Mnipulasi hasil
rekap'tulasi suara.

4
 Persoalan politik di sejumlah daerah yang nrnnng rawan persoalan. Ini
didasari dari latltur suatu wilayah dengan ragam budaya dan agama.
 Gugatan selisih hasil pemilu yang merupakan pola nrnperoleh kemungkinan
kekuasaan, dan
 Money politic (politik uang) merupakan uang maupun barang yang diberikan
untuk menyogok atau memengaruhi keputusan masyarakat agar memilih
partai atau perorangan
B. Aspek Sumber Daya Mnusia
Dalam catatan lain permasalahan yang terjadi dan masih menjadi rahasia
umum adalah sumber daya manusianya baik dari pihak penyelenggara, peserta
pemilu maupun pemilih yang rentan akan politik uang dan politik kepentingan.
Padahal tujuan dan' pemilu adalah bagaimana kita mampu membuat dokrasi
berjalan sesuai aturan dan terpilihnya wakil rakyat maupun pemimpin yang tebaik
untuk kesejahteraan rakyat seutuhnya, bukan semata kesejahteraan sesaat.
C. Aspek Organisasi
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Manusia
selalu membutuhkan makhluk lain untuk bertahan hidup. Maka,manusia harus
melakukan kegiatan yang namanya berkomunikasi.
Dalam kegiatan berkomunikasi,biasanya manusia membutuhkan manusia lain
untuk ber-interaksi dan hubungan-hubungan lainnya.Dengan adanya interaksi
sesama manusia tersebut,maka dapat tercipta suatu kelompok dan dapat
berkembang menjadi suatu organisasi.
Menurut Herbert G. Hicks mengungkaptan bahwa orang masuk dalam
kelompok karena harapan tercapainya harapan dan tujuan (memecahkan masalah,
kebutuhan berinteraksi, bantuan kesulitan, tujuan dan nilai hidup, prestise! status!
pengakuan keamanan). Sebuah organisasi akan bertindak dengan segala cara
bagaimana mewujudkan harapannya tersebut Inilah yang harus dipahami
bagaimana sebuah organisasi mampu mewujudkan pemilu yang bersih dan
demokratis.
Namun tentunya sebuah permasalahan yang ada dari berbagai aspek tersebut
harus bisa di antisipasi danmelakukan pencegahan melalui pengawasan yang
serius, dari itu salah satu fungsi Panitia Pengawas Pemilu adalah mencegah dan
meminimalisir permasalahan yang ada.

5
VI. Strategi
Dalam rangka pelaksanaan arah kebijakan dan strategi dalam kerangka
restrukturisasi program dan kegiatan, ditetapkan 1 (satu) program strategis
Bawaslu, yaitu Program Pengauasan Penyelenggaraan Pemilu. Program ini
bertujuan untuk mengawasi seluruh tahapan penyelenggaraan pemilu, ketaatan
penyelenggara, peserta dan masyarakat terhadap peraturan penmdang-undangan
pemilu dengan mendorong partisipasi masyarakat dalam rangka mengawal
terwujudnya yang luber dan jurdil.
indikator kinerja p'ogram ini adalah terwujudnya Pemilu yang demokratis,
yang diukur dari:
1. Mantapiya pengawasan Pemilu secara taatasas dan aturan.
2. Terbangunnya integritasdan kapasitas pengawas Pemilu.
3. Terjalinnya sinergi dengan para pemangku kepentingan dan lembaga
penegak hukum serta terbangunnya pengawasan Pemilu yang partisipatif.
4. Tersosialisasinya berbagai produk hukumlperaturan yang berkaitan dengan
pengawasan pada setiap tingkatan.
5. Meningkatnya kompetensi pengawas Pemilu
Permasalahan dan tantangan yang dimiliki oleh Bassaslu dalam menjalankan
tugas, wewenang dan kewajibannya meliputi antara lain sebagai berikut'
1. Pengembangan struktur organisasi, standard operating procedure (S OP) dan
job damprion masih perlu pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu upaya
memperkuat struktur maupun aturan main kelembagaan harus dilakukan.
2. Permasalahan faktual berkenaan dengan sumber daya manusia yang meliputi
integritas, kredibilitas, soliditas disparitas kemampuan, rekrutmen pengawas
Pemilu yang cenderung terlambat dan bergantung pada institusi lain (KPU),
serta kesiapan dalam memberdayakan sumber daya manusia yang mampir
menjawab permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh pengawas Pemilu
ke depan.
3. Adanya kesenjangan antara semangatdan persepsi Bawaslu dengan semangat
dan persepa' dari penegak hukum yang menempatkan pelanggaran pidana
Pemilu seperti pelanggaran pidana biasa (ordinary crime). Padahal
pelanggaran Pemilu memiliki dampak yang serius terhadap upaya
pelaksanan Pemilu yang luber dan jurdil sebagai syarat mewujudkan Pemilu
yang demokratis.

6
4. Adanya kasuskasus pelanggaran Pemilu yang dihentikan oleh penegak
hukum karena alasan “hukum” dan Posedural dan kurangnyakewenangan
dari Bawaslu untuk mendorong agar penegak hokum melakukan poses
hukum hingga tuntas terhadap kasus-kams pelanggaran Pemilu,
menimbulkan lemahnya penegakan hukum Pemilu. Hal ini ibarat pedang
bermata dua. Pada satu sisi berdampak pada persepsi dan perilaku semua
pihak dalam mentaati asas dan aturan huktun Pemilu. Tan juga menimbulkan
citra negatif terhadap kinerja Banaslu. Citra yang berkembang di masyarakat
pada tu'numnya lebih meletakkan kegagalan penegakan hukm'n Pemilu di
pundak Bavtaslu dibanding menjadi tanggung jawab instansi lain.
5. Pengalaman empirik Bawaslu dan Panitia Pengawas Pemilu berkenaan
dengan tugas dan wewenangnya maupun hal-hal yang bersifat seremonial
kenegaraan, sebagai lembaga yang dibentuk oleh undang-undang belum
sepenuhnya memiliki posis' (pengakuan) politik yang poporsional dan'
instansi terkait lainnya. Permasalahan yang harus dihadan oleh Bawaslu
berkenaan dengan pengembangan konsep partisipasi masyarakat dalam
pengaan Pemilu yang mana masih pada tataran “uji coba" atau trial and
error, karena belum adanya model partisipasi penganasan Pemilu yang bisa
menjadi acuan.
6. Besarnya harapan masyarakat terhadap peran pengawasan yang dilakukan
Bawaslu dalam hal ini Panitia Pengawas Pemilu ditingkat Kabupaten sena
jajaran dibawahnya yang berbanding terbalik dengan persepsi masyararat
akan lemahnya penegakan hukum, pada akhirnya dapat menimbulkan
perilaku yang destruktif.
7. Gugatan dari peserta Pemilu terhadap beberapa tahapan Pemilu adalah
masalah yang cukup serius Mskipun upaya hukum yang dilakukan adalah
merupakan tindakan yang konstitusional namun implikasi politiknya tidak
dapat dicegah serta dapat mengganggu terhadap Tahapan Pemilu yang telah
berlangsung. Dengan demian tenm perlu adanya pemahaman lebih terhadap
sumberdaya manusia dan Keterbukaan informasi publik.

7
V. SARAN
Dalam penguatan demokrasi yang mengacu pada rincian tiga tahapan pemilu
yakni :
 Kerangka Hukum Pemilu
Memperkokoh kerangka hukum Pemilu. Dimana ada beberapa
substansi utama yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Mendorong terwujudnya harmonisasi hukum Pemilu dengan
menekankan pada upaya membangun amran hmilu yang memenuhi
kaidah hukum yang benar yakni konsistensi dan sinkronisasi.
b. Adanya kepastian hukum kmilu yang terefleksi dalam pengaturan
hukum Pemilu yang tidak multi tafsir, memuat sanksi yang jelas, dapat
diterapkan, tepat waktu dalam penetapannya, menerapkan sistem
penegakan hukum Hmilu yang terintegrasi (integrated election
criminal justice system) dan adanya jaminan akses infomasi bagi
pengauas Pemilu
 Kelembagaandan Fungsi Pengauasan
Organisasi yang kuat dan berperan secara maksimal dalam mendukung
pencapaian tujuan lembaga adalah harapan dari pembentukan sebuah
organisasi. Oleh karena itu penguatan kelembagaan menjadi tahap yang
harus dilalui.
Penguatan posisi, eksistensi dan sifat kelembagaan. Berkenaan dengan
penguatan manajemen keorganisas'an yang memberi tekanan pada bagaimana
memberdayakan Sumber daya manusia yang memiliki integritas dan kredibilitas.
Adanya struktur dan manajemen organisasi yang tepat, fungsional dan kuat yang
didukung dengan manajemen tata kelola anggaran yang bagus
Adanya sistem pengawasan yang progres'f dan konteksmal. Berkenaan
dengan hal itu ada dua sistem yang dikembangkan, yaitu: Sistem pengamsan
preventif yang bisa dan mudah diterapkan; dan Sistem pengamsan repesif yang
sederhana, cepat dan tepat

8
 Dukungan Kelembagaan dan Partisipasi Msyarakat
Tekanan pada tahap ini adalah mem perkuat dukungan kelembagaan
dan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu. Berkenaan dengan
upaya unmk menggalang dukungan dari berbagai lembaga ada 3 hal yang
menjadi perhatian, yaitu:
1. Perlunya mengembangkan strategi komtmikas' sehingga relasi dan
komunikasi yang dilakukan menjadi produktif.
2. Perlunya mengembanng sebuah analisis kebutuhan berkenaan dengan
upaya penggalangan dukungan dari instansi terkait .
3. Perlunya merumuskan tahapan bagaimana dan apa saja yang dibutuhkan
agar dukungan bisa diperoleh, yang didalamnya meliputi analisis
terhadap berbagai tanggapan dari instansi terkait.

9
Daftar Pustaka
 UUD 1945
 PKPU (jdih.kp1.go.ididata/data_pkp1l)
 Perbamslu (www.bawaslu.go,idlid/Rgulasi/peramra n-bawaslu)
 Dokumen Rencana Strategis Bawaslu RI Tahun 2010-2014.
 httpzllwwkemendagn' .gOAid/p'oduk-hukmn
 Skripsi Imas Qu'rolul Ainiyah (RENCANA STRATEGIS PEMILIHAN UMJM
 KEPALA DAERAH (PILKADA) SERENTAK TAHUN 2017)

10

Anda mungkin juga menyukai