Anda di halaman 1dari 15

Sistem Pemerintahan Terbuka dan Tertutup: Dampak Terhadap

Partisipasi Politik dan Stabilitas Politik

Nama : Calista Azrelia Putri Prayugo

NIM : 22410641

Dosen : Anang Zubaidy SH., MH

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2023
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12

3.1.Kesimpulan ......................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemilu merupakan salah satu fondasi demokrasi yang penting dalam
suatu negara. Sistem pemilu yang baik dan adil memainkan peran kunci dalam
memastikan partisipasi yang luas dari warga negara dan menjaga integritas
proses demokrasi. Dalam konteks pemilu, terdapat dua sistem yang sering
dibahas, yaitu sistem pemilu terbuka dan sistem pemilu tertutup. Kedua sistem
ini memiliki perbedaan dalam hal mekanisme pemilihan dan aksesibilitas bagi
pemilih.
Sistem pemilu terbuka adalah sistem di mana pemilih dapat memilih
secara langsung calon atau partai politik yang mereka pilih. Dalam sistem ini,
pemilih memiliki kebebasan penuh untuk memilih calon atau partai politik
mana yang akan mereka dukung. Pemilih dapat memberikan suaranya kepada
individu calon yang mereka yakini memiliki kualifikasi dan visi yang sesuai
dengan keinginan mereka. Contoh dari sistem pemilu terbuka adalah pemilihan
presiden di Amerika Serikat, di mana pemilih dapat memilih calon presiden
langsung.
Di sisi lain, sistem pemilu tertutup adalah sistem di mana pemilih tidak
memilih calon secara langsung, tetapi melalui perwakilan atau perantara.
Dalam sistem ini, pemilih memberikan suaranya kepada partai politik, dan
partai politik kemudian mengalokasikan kursi atau posisi berdasarkan hasil
suara yang mereka terima. Partai politik memiliki peran penting dalam
menentukan siapa yang akan mewakili pemilih di dalam lembaga
pemerintahan. Contoh dari sistem pemilu tertutup adalah sistem parlementer di
banyak negara Eropa, di mana pemilih memberikan suara untuk partai politik
dan partai politik yang memperoleh mayoritas suara akan membentuk
pemerintahan.
Kedua sistem pemilu ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing-
masing. Sistem pemilu terbuka memberikan kebebasan pemilih untuk memilih

1
calon secara langsung, sehingga dapat menghasilkan representasi yang lebih
personal dan langsung. Namun, sistem ini juga dapat memunculkan
fragmentasi politik dan mengabaikan kepentingan kolektif, karena pemilih
cenderung memilih berdasarkan preferensi individu. Di sisi lain, sistem pemilu
tertutup memberikan stabilitas politik dan mendorong partai politik untuk
berkolaborasi dalam membentuk pemerintahan. Namun, sistem ini juga dapat
menyebabkan pemilih merasa kurang terhubung dengan para wakil yang
mereka pilih.
Dalam makalah ini, akan menggali lebih dalam tentang sistem pemilu
terbuka dan tertutup, menganalisis kelebihan dan kelemahan masing-masing
sistem, serta melihat contoh implementasi dari kedua sistem ini di beberapa
negara. Melalui pemahaman yang mendalam tentang kedua sistem ini,
diharapkan dapat memberikan pandangan yang lebih komprehensif tentang
pentingnya sistem pemilu yang baik dan adil dalam menjaga proses demokrasi
yang inklusif dan representatif.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa kelebihan dan kelemahan dari sistem pemilu terbuka?
1.2.2 Apa kelebihan dan kelemahan dari sistem pemilu tertutup?
1.2.3 Bagaimana sistem pemilu terbuka dan tertutup mempengaruhi partisipasi
politik dan representasi warga negara?
1.2.4 Bagaimana sistem pemilu terbuka dan tertutup dapat memengaruhi
stabilitas politik suatu negara?
1.2.5 Bagaimana sistem pemilu terbuka dan tertutup dapat berkontribusi
terhadap pengembangan demokrasi dalam suatu negara?
1.2.6 Apa rekomendasi untuk meningkatkan sistem pemilu terbuka dan
tertutup agar lebih inklusif, transparan, dan adil?

2
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan kelebihan dan kelemahan dari sistem pemilu terbuka guna
memahami dampaknya terhadap partisipasi politik dan representasi
warga negara.
1.3.2 Mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan dari sistem pemilu tertutup
untuk memahami implikasinya terhadap stabilitas politik suatu negara.
1.3.3 Menyelidiki pengaruh sistem pemilu terbuka dan tertutup terhadap
partisipasi politik dan representasi warga negara untuk memahami
dampaknya pada proses demokrasi.
1.3.4 Menganalisis kontribusi sistem pemilu terbuka dan tertutup terhadap
pengembangan demokrasi dalam suatu negara untuk mengevaluasi peran
mereka dalam mewujudkan pemerintahan yang demokratis.
1.3.5 Memberikan pemahaman yang komprehensif tentang sistem pemilu
terbuka dan tertutup serta implikasinya terhadap proses demokrasi,
dengan tujuan memperkaya diskusi dan membangun kesadaran akan
pentingnya sistem pemilu yang baik dan adil.
1.3.6 Menyusun rekomendasi untuk meningkatkan sistem pemilu terbuka dan
tertutup agar lebih inklusif, transparan, dan adil, dengan
mempertimbangkan aspek-aspek yang telah dianalisis dalam makalah
ini.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemilu Terbuka


Sistem pemilihan terbuka dalam Pemilihan Umum (Pemilu), yang
diatur dalam Pasal 168 ayat 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang
Pemilihan Umum (UU Pemilu), memberikan derajat keterwakilan yang baik
karena pemilih memiliki kebebasan memilih wakilnya secara langsung dalam
lembaga legislatif dan dapat terus mengontrol orang yang mereka pilih.
Kelebihan sistem terbuka ini membuat_masyarakat dapat melihat dan
menyeleksi calon-calon yang tampil untuk dipilih, sehingga masyarakat
menjadi lebih selektif dan rasional dalam memilih calon yang mereka dukung.
Kelebihan sistem terbuka juga terletak pada fakta bahwa siapa yang
duduk di parlemen sepenuhnya bergantung pada pilihan rakyat, bukan partai.
Sistem terbuka memastikan suara rakyat menjadi penentu siapa yang akan
mewakili mereka di parlemen. Pemungutan suara dalam sistem terbuka
berlangsung seperti pemilu-pemilu sebelumnya, di mana pemilih dapat
memilih partai politik dan calon anggota legislatif secara bebas. Penentuan
calon yang memperoleh kursi di lembaga legislatif ditentukan oleh jumlah
suara yang mereka peroleh saat pemungutan suara.
Namun, sistem pemilihan terbuka juga memiliki kelemahan. Salah satu
kelemahan utamanya adalah biaya kampanye yang tinggi, yang dapat
mengarah pada maraknya money politic, polarisasi politik, dan politik identitas.
Selain itu, negara juga harus mengeluarkan biaya yang signifikan. Dalam
sistem terbuka, hanya calon yang memiliki modal besar yang bisa bersaing
secara kompetitif dalam pemilu, bahkan jika mereka bukan kader partai yang
dekat dengan partainya. Persaingan kandidat di dalam satu partai dan antara
daerah pemilihan juga dapat memicu praktik money politic, di mana masing-
masing kandidat berupaya merebut simpati rakyat melalui upaya politik uang.
Akibatnya, sistem pemilihan ini menjadi pemilu yang sangat mahal dalam
sejarah pemilu di Indonesia jika dibandingkan dengan sistem pemilihan

4
tertutup. Selain itu, kelemahan lain dari sistem pemilihan terbuka adalah
lemahnya kontrol partai terhadap kandidat dan penghambatan kaderisasi
ideologis partai. Tingginya biaya politik yang diperlukan untuk mencalonkan
diri sebagai calon legislatif dalam pemilu juga berdampak pada meningkatnya
kasus korupsi di Indonesia. -------------__________
Jadi, sistem pemilihan terbuka memiliki kelebihan dalam hal
keterwakilan yang baik dan penentuan calon berdasarkan suara rakyat. Namun,
kelemahan sistem terbuka termasuk biaya kampanye yang tinggi, praktik
money politics, persaingan tak sehat antar calon, dan lemahnya kontrol partai
terhadap kandidat.(Khairunnisa & Fatimah, 2023)

2.2 Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemilihan Tertutup


Kelebihan dari sistem pemilihan tertutup adalah menawarkan stabilitas
politik yang lebih tinggi. Dalam sistem ini, partai politik memiliki peran krusial
dalam mengalokasikan kursi atau posisi, yang mengharuskan mereka mencapai
kesepakatan internal dalam menentukan calon yang akan mewakili partai. Ini
mendorong partai politik untuk bekerja sama dalam membentuk pemerintahan
yang stabil. Selain itu, sistem pemilihan tertutup juga memperkuat representasi
kolektif dan visi partai politik. Calon yang terpilih mewakili partai politik dan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh partai tersebut. Ini memungkinkan
pemilih untuk memilih berdasarkan ideologi dan platform partai politik yang
mencerminkan nilai-nilai dan tujuan mereka secara keseluruhan. Dalam sistem
pemilihan tertutup, alokasi kursi didasarkan pada perolehan suara partai politik
secara keseluruhan, sehingga menciptakan representasi yang lebih
proporsional dalam lembaga pemerintahan. _______________
Namun, ada beberapa kelemahan dalam sistem pemilihan tertutup.
Salah satunya adalah pemilih hanya dapat memilih partai politik, bukan calon
individu. Ini membatasi fleksibilitas dan pilihan bagi pemilih dalam memilih
calon yang paling sesuai dengan keinginan dan kepentingan mereka. Dalam
sistem ini, peran partai politik menjadi lebih kuat dalam menentukan calon
yang akan mewakili pemilih. Pemilih harus mengandalkan partai politik untuk

5
memilih calon yang mereka inginkan, sementara partai politik memiliki
kendali atas calon yang akan diusung. Hal ini dapat mengurangi keterhubungan
langsung antara pemilih dan calon. Sistem pemilihan tertutup juga berpotensi
menciptakan oligarki politik, di mana kekuasaan dan pengaruh terpusat pada
partai politik atau kelompok elit di dalam partai. Dampaknya, keberagaman
politik dan kesempatan bagi individu di luar lingkungan partai untuk
berpartisipasi dan berperan dalam proses politik dapat berkurang.

2.3 Sistem Pemilu Terbuka dan Tertutup Mempengaruhi Partisipasi Politik


dan Representasi Warga Negara
Sistem pemilu terbuka dan tertutup memiliki dampak yang berbeda
terhadap partisipasi politik dan representasi warga negara. Berikut adalah
penjelasan tentang bagaimana kedua sistem ini mempengaruhi partisipasi
politik dan representasi warga negara:
1. Partisipasi Politik:
Sistem Pemilu Terbuka: Dalam sistem pemilu terbuka, di mana
pemilih dapat memilih calon secara langsung, partisipasi politik cenderung
lebih tinggi. Pemilih merasa_memiliki_pengaruh langsung dalam
menentukan siapa yang akan mewakili mereka. Hal ini dapat mendorong
partisipasi yang lebih aktif dan meningkatkan keterlibatan politik warga
negara.
Sistem Pemilu Tertutup: Dalam sistem pemilu tertutup, partisipasi
politik cenderung lebih terfokus pada partai politik. Pemilih memberikan
suara kepada partai politik, bukan calon individual. Hal ini dapat
mempengaruhi partisipasi politik dengan cara yang berbeda. Pemilih
mungkin merasa lebih terhubung dengan partai politik daripada dengan
calon individu, dan partai politik berperan penting dalam menarik
partisipasi pemilih.
2. Representasi Warga Negara:
Sistem Pemilu Terbuka: Dalam sistem pemilu terbuka, representasi
politik cenderung lebih personal dan_langsung. Pemilih memiliki

6
kebebasan untuk memilih calon individu yang mereka yakini mewakili
kepentingan mereka dengan lebih baik. Calon yang terpilih memiliki
keterhubungan langsung dengan pemilih dan dapat mewakili aspirasi
mereka dengan lebih akurat.
Sistem Pemilu Tertutup: Dalam_sistem_pemilu_tertutup,
representasi politik lebih terkait dengan partai politik. Partai politik
memainkan peran penting dalam menentukan siapa yang akan mewakili
pemilih di dalam lembaga pemerintahan. Representasi politik lebih terkait
dengan kekuatan dan kebijakan partai politik, dan calon yang terpilih
cenderung mencerminkan kepentingan kolektif partai politik.
Pada akhirnya, pengaruh sistem pemilu_terbuka dan tertutup
terhadap partisipasi politik dan representasi warga negara tergantung pada
konteks politik dan budaya setiap negara. Faktor-faktor seperti tingkat
pendidikan, kesadaran politik, struktur partai politik, dan kepercayaan
terhadap proses politik juga dapat memengaruhi bagaimana sistem pemilu
tersebut berdampak pada partisipasi politik dan representasi warga Negara.

2.4 Sistem Pemilu Terbuka dan Tertutup Dapat Memengaruhi Stabilitas


Politik Suatu Negara
Sistem pemilihan terbuka_dan_tertutup_memiliki_potensi_untuk
memengaruhi stabilitas politik suatu negara. Berikut adalah penjelasan tentang
bagaimana kedua sistem ini dapat memengaruhi stabilitas politik:
Sistem Pemilihan Terbuka:
1. Meningkatkan Partisipasi dan Legitimitas: Sistem pemilihan terbuka, di
mana pemilih dapat memilih calon secara langsung, dapat meningkatkan
partisipasi politik dan keterlibatan warga negara. Dengan partisipasi yang
lebih luas dan adanya pengaruh langsung dari pemilih, stabilitas politik
dapat diperkuat karena pemerintah yang terbentuk memiliki lebih banyak
dukungan dan legitimasi dari masyarakat.
2. Mencegah Ketidakpuasan dan Konflik: Dalam sistem pemilihan terbuka,
adanya mekanisme yang memungkinkan pemilih untuk secara langsung

7
memilih calon yang mewakili kepentingan mereka dapat mengurangi
ketidakpuasan dan konflik politik. Dengan kesempatan yang lebih besar
untuk memilih dan mempengaruhi hasil pemilihan, pemilih merasa lebih
terlibat dan memiliki_saluran yang lebih efektif untuk menyampaikan
aspirasi politik mereka.

Sistem Pemilihan Tertutup:

1. Meningkatkan Stabilitas Kebijakan: Dalam sistem pemilihan tertutup,


partai politik memiliki peran yang lebih besar dalam menentukan calon
yang akan mewakili mereka. Hal ini dapat menghasilkan stabilitas
kebijakan yang lebih tinggi karena partai politik memiliki konsistensi
dalam mempertahankan agenda dan platform mereka. Dengan demikian,
stabilitas politik dapat terjaga karena pemerintahan yang terbentuk lebih
kohesif dalam menjalankan kebijakan.
2. Mendorong Kolaborasi dan Kompromi: Sistem pemilihan tertutup dapat
mendorong partai politik untuk berkolaborasi dan mencapai kesepakatan
internal dalam menentukan calon yang akan mewakili partai. Dalam upaya
memperoleh dukungan lebih luas, partai politik cenderung melakukan
negosiasi dan kompromi. Ini dapat membantu mencegah perpecahan
dalam partai dan memperkuat stabilitas politik di negara tersebut.

2.5 Sistem Pemilu Terbuka dan Tertutup Dapat Berkontribusi Terhadap


Pengembangan Demokrasi Dalam Suatu Negara
Sistem pemilihan terbuka memberikan kontribusi penting dalam
pengembangan demokrasi karena mendorong partisipasi politik yang lebih
luas. Dalam sistem ini, pemilih memiliki kebebasan untuk memilih calon
individu dari partai politik yang mereka yakini paling mewakili kepentingan
dan aspirasi mereka. Hal ini memberikan pemilih lebih banyak pilihan dan
meningkatkan keterhubungan langsung antara pemilih dan calon yang terpilih.
Selain itu, sistem pemilihan terbuka juga memperkuat akuntabilitas dan
transparansi. Dalam pemilihan terbuka, pemilih dapat melihat secara langsung

8
caleg yang mereka pilih dan dapat mengontrol kinerja mereka di lembaga
legislatif. Ini mendorong calon yang terpilih untuk lebih bertanggung jawab
kepada pemilih dan memperjuangkan kepentingan konstituen mereka. Lebih
lanjut, sistem pemilihan terbuka mendorong keberagaman politik dan
partisipasi aktif partai politik. Partai politik harus mencari calon yang populer
dan berkualitas untuk menarik dukungan dari pemilih. Ini mendorong partai
politik untuk memperkuat kapasitas mereka dalam mengajukan calon
berkualitas dan meningkatkan kualitas politik dan pemimpin yang dihasilkan.
Sistem pemilihan tertutup juga memiliki kontribusi yang penting dalam
pengembangan demokrasi. Dalam sistem ini, partai politik memiliki peran
sentral dalam menentukan calon yang akan mewakili mereka. Sistem ini
memperkuat peran partai politik dalam pembentukan kebijakan dan mencapai
konsensus internal. Hal ini dapat memperkuat stabilitas politik dan
memungkinkan partai politik untuk menghadirkan visi dan program politik
yang lebih konsisten dan terkoordinasi.
Selain itu, sistem pemilihan tertutup dapat mendorong partai politik
untuk merumuskan ideologi yang jelas dan memperjuangkan agenda partai
yang jelas kepada pemilih. Pemilih memiliki kebebasan untuk memilih partai
politik yang sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan mereka secara keseluruhan.
Ini memperkuat peran partai politik sebagai representasi kolektif dan
memperkuat hubungan antara partai politik dan pemilih.
Pada intinya, baik sistem pemilihan terbuka maupun tertutup dapat
memberikan kontribusi penting dalam pengembangan demokrasi dalam suatu
negara. Sistem pemilihan terbuka mendorong partisipasi politik yang luas,
akuntabilitas, dan keberagaman politik. Di sisi lain, sistem pemilihan tertutup
memperkuat stabilitas politik, konsistensi partai politik, dan representasi
kolektif. Penting untuk mempertimbangkan konteks dan karakter.

9
2.6 Rekomendasi Untuk Meningkatkan Sistem Pemilu Terbuka dan Tertutup
Agar lebih Inklusif, Transparan, dan Adil
1. Inklusifitas:
a) Mendorong partisipasi politik yang lebih luas dengan memperkuat
pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemilu dan
hak-hak politik mereka.
b) Memastikan akses yang adil dan setara bagi semua warga negara
untuk terlibat dalam proses politik, termasuk pendaftaran pemilih,
kampanye pemilu, dan pemilihan itu sendiri.
c) Memberikan perlindungan hukum dan dukungan bagi kelompok
minoritas, perempuan, dan kelompok marginal untuk ikut serta dalam
pemilihan dan mendapatkan representasi yang setara.
2. Transparansi:
a) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pembiayaan
kampanye dengan mengatur dan melaporkan sumber dana kampanye
secara terbuka.
b) Memperkuat peran dan independensi lembaga pengawas pemilu untuk
memantau dan melaporkan pelanggaran dan kecurangan pemilu.
c) Memfasilitasi akses yang mudah bagi pemilih dan pemantau
independen untuk mengamati proses pemilihan, termasuk
penghitungan suara dan pengumuman hasil.
3. Keadilan:
a) Memperkuat aturan dan regulasi yang melarang politik uang,
pemberian suap, atau praktik korupsi dalam pemilihan.
b) Menjamin penggunaan teknologi yang aman dan andal dalam
pemilihan, termasuk pemungutan suara elektronik, untuk mencegah
kecurangan dan manipulasi.
c) Mempertimbangkan pembagian ulang batas pemilihan untuk
mencapai representasi yang lebih adil dan merata.

10
4. Partisipasi dan Responsivitas:
a) Mendorong partai politik untuk memperkuat koneksi dengan pemilih
dan memprioritaskan aspirasi publik dalam pemilihan calon.
b) Memfasilitasi mekanisme yang memungkinkan pemilih untuk
memberikan umpan balik terhadap kinerja wakil rakyat yang terpilih.
c) Memperkuat keterlibatan pemilih dan partisipasi masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan politik melalui konsultasi publik dan
partisipasi yang lebih terbuka.
d) Melakukan kampanye edukasi yang efektif untuk meningkatkan
pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang sistem pemilu, hak-
hak pemilih, dan pentingnya partisipasi politik.
e) Memberikan informasi yang jelas, objektif, dan mudah diakses
tentang calon, partai politik, dan platform kebijakan mereka agar
pemilih dapat membuat keputusan yang informan.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem pemilihan terbuka memiliki kelebihan dalam memberikan
keterwakilan yang baik dan penentuan calon berdasarkan suara rakyat. Namun,
kelemahan sistem ini termasuk biaya kampanye yang tinggi, praktik money
politics, persaingan tak sehat antar calon, dan lemahnya kontrol partai terhadap
kandidat.
Sistem pemilihan tertutup memiliki kelebihan dalam menawarkan
stabilitas politik yang lebih tinggi dan memperkuat representasi kolektif dan
visi partai politik. Namun, kelemahan sistem ini termasuk pembatasan pilihan
pemilih, kekuatan partai politik dalam menentukan calon, dan potensi
terbentuknya oligarki politik.
Sistem pemilu terbuka cenderung meningkatkan partisipasi politik dan
memberikan representasi yang lebih personal. Sementara itu, sistem pemilu
tertutup cenderung fokus pada partai politik dan representasi kolektif.
Sistem pemilihan terbuka dapat meningkatkan stabilitas politik melalui
partisipasi yang lebih luas dan mencegah ketidakpuasan dan konflik. Di sisi
lain, sistem pemilihan tertutup dapat meningkatkan stabilitas kebijakan dan
mendorong kolaborasi dan kompromi dalam partai politik.
Sistem pemilihan terbuka dan tertutup memiliki kontribusi yang
penting dalam pengembangan demokrasi. Sistem pemilihan terbuka
mendorong partisipasi politik yang luas, akuntabilitas, dan keberagaman
politik. Sementara itu, sistem pemilihan tertutup memperkuat stabilitas politik,
konsistensi partai politik, dan representasi kolektif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Khairunnisa, M., & Fatimah, S. (2023). Sistem Proporsional Terbuka dan


Tertutup pada Pemilu di Indonesia serta Kelebihan dan Kekurangan.
https://ojs.staialfurqan.ac.id/jtm/
Katili, Y., & Latuda, F. (2022). Sistem Pemilu Proporsional Tertutup Dalam
Analisis Pemilu 2024. Jurnal Analisis Sosial Politik, 1(2), 172-182.

Pratiwi, D. A. (2018). Sistem Pemilu Proporsional Daftar Terbuka di Indonesia:


Melahirkan Korupsi Politik?. Jurnal Trias Politika, 2(1), 13-28.

13

Anda mungkin juga menyukai