NIM : 22410641
YOGYAKARTA
2023
DAFTAR ISI
3.1.Kesimpulan ......................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
calon secara langsung, sehingga dapat menghasilkan representasi yang lebih
personal dan langsung. Namun, sistem ini juga dapat memunculkan
fragmentasi politik dan mengabaikan kepentingan kolektif, karena pemilih
cenderung memilih berdasarkan preferensi individu. Di sisi lain, sistem pemilu
tertutup memberikan stabilitas politik dan mendorong partai politik untuk
berkolaborasi dalam membentuk pemerintahan. Namun, sistem ini juga dapat
menyebabkan pemilih merasa kurang terhubung dengan para wakil yang
mereka pilih.
Dalam makalah ini, akan menggali lebih dalam tentang sistem pemilu
terbuka dan tertutup, menganalisis kelebihan dan kelemahan masing-masing
sistem, serta melihat contoh implementasi dari kedua sistem ini di beberapa
negara. Melalui pemahaman yang mendalam tentang kedua sistem ini,
diharapkan dapat memberikan pandangan yang lebih komprehensif tentang
pentingnya sistem pemilu yang baik dan adil dalam menjaga proses demokrasi
yang inklusif dan representatif.
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan kelebihan dan kelemahan dari sistem pemilu terbuka guna
memahami dampaknya terhadap partisipasi politik dan representasi
warga negara.
1.3.2 Mengidentifikasi kelebihan dan kelemahan dari sistem pemilu tertutup
untuk memahami implikasinya terhadap stabilitas politik suatu negara.
1.3.3 Menyelidiki pengaruh sistem pemilu terbuka dan tertutup terhadap
partisipasi politik dan representasi warga negara untuk memahami
dampaknya pada proses demokrasi.
1.3.4 Menganalisis kontribusi sistem pemilu terbuka dan tertutup terhadap
pengembangan demokrasi dalam suatu negara untuk mengevaluasi peran
mereka dalam mewujudkan pemerintahan yang demokratis.
1.3.5 Memberikan pemahaman yang komprehensif tentang sistem pemilu
terbuka dan tertutup serta implikasinya terhadap proses demokrasi,
dengan tujuan memperkaya diskusi dan membangun kesadaran akan
pentingnya sistem pemilu yang baik dan adil.
1.3.6 Menyusun rekomendasi untuk meningkatkan sistem pemilu terbuka dan
tertutup agar lebih inklusif, transparan, dan adil, dengan
mempertimbangkan aspek-aspek yang telah dianalisis dalam makalah
ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
tertutup. Selain itu, kelemahan lain dari sistem pemilihan terbuka adalah
lemahnya kontrol partai terhadap kandidat dan penghambatan kaderisasi
ideologis partai. Tingginya biaya politik yang diperlukan untuk mencalonkan
diri sebagai calon legislatif dalam pemilu juga berdampak pada meningkatnya
kasus korupsi di Indonesia. -------------__________
Jadi, sistem pemilihan terbuka memiliki kelebihan dalam hal
keterwakilan yang baik dan penentuan calon berdasarkan suara rakyat. Namun,
kelemahan sistem terbuka termasuk biaya kampanye yang tinggi, praktik
money politics, persaingan tak sehat antar calon, dan lemahnya kontrol partai
terhadap kandidat.(Khairunnisa & Fatimah, 2023)
5
memilih calon yang mereka inginkan, sementara partai politik memiliki
kendali atas calon yang akan diusung. Hal ini dapat mengurangi keterhubungan
langsung antara pemilih dan calon. Sistem pemilihan tertutup juga berpotensi
menciptakan oligarki politik, di mana kekuasaan dan pengaruh terpusat pada
partai politik atau kelompok elit di dalam partai. Dampaknya, keberagaman
politik dan kesempatan bagi individu di luar lingkungan partai untuk
berpartisipasi dan berperan dalam proses politik dapat berkurang.
6
kebebasan untuk memilih calon individu yang mereka yakini mewakili
kepentingan mereka dengan lebih baik. Calon yang terpilih memiliki
keterhubungan langsung dengan pemilih dan dapat mewakili aspirasi
mereka dengan lebih akurat.
Sistem Pemilu Tertutup: Dalam_sistem_pemilu_tertutup,
representasi politik lebih terkait dengan partai politik. Partai politik
memainkan peran penting dalam menentukan siapa yang akan mewakili
pemilih di dalam lembaga pemerintahan. Representasi politik lebih terkait
dengan kekuatan dan kebijakan partai politik, dan calon yang terpilih
cenderung mencerminkan kepentingan kolektif partai politik.
Pada akhirnya, pengaruh sistem pemilu_terbuka dan tertutup
terhadap partisipasi politik dan representasi warga negara tergantung pada
konteks politik dan budaya setiap negara. Faktor-faktor seperti tingkat
pendidikan, kesadaran politik, struktur partai politik, dan kepercayaan
terhadap proses politik juga dapat memengaruhi bagaimana sistem pemilu
tersebut berdampak pada partisipasi politik dan representasi warga Negara.
7
memilih calon yang mewakili kepentingan mereka dapat mengurangi
ketidakpuasan dan konflik politik. Dengan kesempatan yang lebih besar
untuk memilih dan mempengaruhi hasil pemilihan, pemilih merasa lebih
terlibat dan memiliki_saluran yang lebih efektif untuk menyampaikan
aspirasi politik mereka.
8
caleg yang mereka pilih dan dapat mengontrol kinerja mereka di lembaga
legislatif. Ini mendorong calon yang terpilih untuk lebih bertanggung jawab
kepada pemilih dan memperjuangkan kepentingan konstituen mereka. Lebih
lanjut, sistem pemilihan terbuka mendorong keberagaman politik dan
partisipasi aktif partai politik. Partai politik harus mencari calon yang populer
dan berkualitas untuk menarik dukungan dari pemilih. Ini mendorong partai
politik untuk memperkuat kapasitas mereka dalam mengajukan calon
berkualitas dan meningkatkan kualitas politik dan pemimpin yang dihasilkan.
Sistem pemilihan tertutup juga memiliki kontribusi yang penting dalam
pengembangan demokrasi. Dalam sistem ini, partai politik memiliki peran
sentral dalam menentukan calon yang akan mewakili mereka. Sistem ini
memperkuat peran partai politik dalam pembentukan kebijakan dan mencapai
konsensus internal. Hal ini dapat memperkuat stabilitas politik dan
memungkinkan partai politik untuk menghadirkan visi dan program politik
yang lebih konsisten dan terkoordinasi.
Selain itu, sistem pemilihan tertutup dapat mendorong partai politik
untuk merumuskan ideologi yang jelas dan memperjuangkan agenda partai
yang jelas kepada pemilih. Pemilih memiliki kebebasan untuk memilih partai
politik yang sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan mereka secara keseluruhan.
Ini memperkuat peran partai politik sebagai representasi kolektif dan
memperkuat hubungan antara partai politik dan pemilih.
Pada intinya, baik sistem pemilihan terbuka maupun tertutup dapat
memberikan kontribusi penting dalam pengembangan demokrasi dalam suatu
negara. Sistem pemilihan terbuka mendorong partisipasi politik yang luas,
akuntabilitas, dan keberagaman politik. Di sisi lain, sistem pemilihan tertutup
memperkuat stabilitas politik, konsistensi partai politik, dan representasi
kolektif. Penting untuk mempertimbangkan konteks dan karakter.
9
2.6 Rekomendasi Untuk Meningkatkan Sistem Pemilu Terbuka dan Tertutup
Agar lebih Inklusif, Transparan, dan Adil
1. Inklusifitas:
a) Mendorong partisipasi politik yang lebih luas dengan memperkuat
pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemilu dan
hak-hak politik mereka.
b) Memastikan akses yang adil dan setara bagi semua warga negara
untuk terlibat dalam proses politik, termasuk pendaftaran pemilih,
kampanye pemilu, dan pemilihan itu sendiri.
c) Memberikan perlindungan hukum dan dukungan bagi kelompok
minoritas, perempuan, dan kelompok marginal untuk ikut serta dalam
pemilihan dan mendapatkan representasi yang setara.
2. Transparansi:
a) Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pembiayaan
kampanye dengan mengatur dan melaporkan sumber dana kampanye
secara terbuka.
b) Memperkuat peran dan independensi lembaga pengawas pemilu untuk
memantau dan melaporkan pelanggaran dan kecurangan pemilu.
c) Memfasilitasi akses yang mudah bagi pemilih dan pemantau
independen untuk mengamati proses pemilihan, termasuk
penghitungan suara dan pengumuman hasil.
3. Keadilan:
a) Memperkuat aturan dan regulasi yang melarang politik uang,
pemberian suap, atau praktik korupsi dalam pemilihan.
b) Menjamin penggunaan teknologi yang aman dan andal dalam
pemilihan, termasuk pemungutan suara elektronik, untuk mencegah
kecurangan dan manipulasi.
c) Mempertimbangkan pembagian ulang batas pemilihan untuk
mencapai representasi yang lebih adil dan merata.
10
4. Partisipasi dan Responsivitas:
a) Mendorong partai politik untuk memperkuat koneksi dengan pemilih
dan memprioritaskan aspirasi publik dalam pemilihan calon.
b) Memfasilitasi mekanisme yang memungkinkan pemilih untuk
memberikan umpan balik terhadap kinerja wakil rakyat yang terpilih.
c) Memperkuat keterlibatan pemilih dan partisipasi masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan politik melalui konsultasi publik dan
partisipasi yang lebih terbuka.
d) Melakukan kampanye edukasi yang efektif untuk meningkatkan
pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang sistem pemilu, hak-
hak pemilih, dan pentingnya partisipasi politik.
e) Memberikan informasi yang jelas, objektif, dan mudah diakses
tentang calon, partai politik, dan platform kebijakan mereka agar
pemilih dapat membuat keputusan yang informan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pemilihan terbuka memiliki kelebihan dalam memberikan
keterwakilan yang baik dan penentuan calon berdasarkan suara rakyat. Namun,
kelemahan sistem ini termasuk biaya kampanye yang tinggi, praktik money
politics, persaingan tak sehat antar calon, dan lemahnya kontrol partai terhadap
kandidat.
Sistem pemilihan tertutup memiliki kelebihan dalam menawarkan
stabilitas politik yang lebih tinggi dan memperkuat representasi kolektif dan
visi partai politik. Namun, kelemahan sistem ini termasuk pembatasan pilihan
pemilih, kekuatan partai politik dalam menentukan calon, dan potensi
terbentuknya oligarki politik.
Sistem pemilu terbuka cenderung meningkatkan partisipasi politik dan
memberikan representasi yang lebih personal. Sementara itu, sistem pemilu
tertutup cenderung fokus pada partai politik dan representasi kolektif.
Sistem pemilihan terbuka dapat meningkatkan stabilitas politik melalui
partisipasi yang lebih luas dan mencegah ketidakpuasan dan konflik. Di sisi
lain, sistem pemilihan tertutup dapat meningkatkan stabilitas kebijakan dan
mendorong kolaborasi dan kompromi dalam partai politik.
Sistem pemilihan terbuka dan tertutup memiliki kontribusi yang
penting dalam pengembangan demokrasi. Sistem pemilihan terbuka
mendorong partisipasi politik yang luas, akuntabilitas, dan keberagaman
politik. Sementara itu, sistem pemilihan tertutup memperkuat stabilitas politik,
konsistensi partai politik, dan representasi kolektif.
12
DAFTAR PUSTAKA
13