Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MARTINA KILATIVA PUTRI

NIM : 21042398
PRODI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
MATA KULIAH : BIROKRASI DAN GOVERNANSI PUBLIK (0119)

1. Jelaskan karakteristik electoral good governance!


Jawab:
Mozaffar dan Schedler (2002) menjelaskan karakteristik dari tata kelola pemilu, yaitu:
1) Sentralisasi
Penting bagi negara demokrasi baru untuk dapat mengontrol proses pemilu dengan baik
ketimbang memberi kepercayaan kepada kekuatan aktor politik lokal yang dapat
membajak proses demokratisasi yang berlangsung. Sentralisasi ini menjadi isu penting
karena sebagai salah satu cara untuk menghindari feodalisasi tata kelola dalam
pelaksanaan pemilu yang mungkin terjadi di daerah secara berbeda.
2) Birokratisasi
Menekankan bahwa kelembagaan penyelenggara pemilu akan diisi oleh elemen
birokrasi yang permanen atau bersifat ad hoc. Birokrasi yang bersifat permanen adalah
dimana para staf tetap tersebut bekerja berdasarkan tugas dan fungsinya sebagai badan
penyelenggara pemilu. Sementara, birokrasi ad hoc, para penyelenggara dapat
mengambil dukungan staf dari instansi atau badan pemerintah lainnya untuk
mendukung pelaksanaan pemilu yang bersifat sementara. Hal ini adalah penting
diperhatikan karena menyangkut dan menjaga reputasi penyelenggara pemilu yang
memang harus akuntabel, transparan dan mandiri untuk dapat dipercaya oleh publik.
3) Kemandirian
Muncul karena dalam banyak negara demokrasi baru terdapat ketidakpercayaan
terhadap birokrasi yang netral ataupun para penyelenggara yang dianggap punya
keberpihakan dalam proses pemilu. Dalam pengalaman negara Eropa Barat,
penyelenggara pemilu sepenuhnya dapat dipercayakan kepada lembaga yang menjadi
bagian dari pemerintah pusat dan memiliki tradisi birokrasi yang netral dan tidak
berpihak, maka publik mudah memberi kepercayaan terhadap kemandirian lembaga
penyelenggara pemilu.
4) Spesialisasi
Menegaskan bahwa spesialisasi dalam penyelesaikan sengketa ataupun hal yang terkait
perbedaan dalam pemilihan dapat dilakukan secara terpisah ataupun dapat digabung
dengan pengadilan umum. Konteks spesialisasi ingin menyampaikan bahwa meskipun
ada pengalaman penyelesaian sengketa dilakukan melalui pengadilan umum secara
baik, namun ada kebutuhan juga untuk melakukan penyelesaian tersebut secara khusus
dan terpisah.
5) Delegasi
Menyangkut bagaimana para komisioner penyelenggara pemilu dipilih ataupun
ditunjuk dan bagaimana keterlibatan partai politik ataupun parlemen dalam proses
tersebut. Bagi negara yang masih belum dapat memberikan kepercayaan kepada partai
dan parlemen dalam membantu penyelenggaraan pemilu, maka diperlukannya orang-
orang yang memiliki integritas dan kemandirin sebagai penyelenggara pemilu. Namun
sebaliknya, apabila kepercayaan terhadap Parpol ataupun pemerintah memadai, maka
penyelenggara dapat mengikutsertakan mereka sebagai komisioner.
6) Regulasi
Melihat bagaimana kerangka hukum pemilu yang berlaku internasional dapat
diterapkan. Namun, hal ini juga memungkinkan kita memperhatikan bagaimana
kerangka regulasi pemilu-pemilu yang berlangsung dari karakter negara yang
demokrasi dan non-demokrasi dapat diterapkan.
2. Jelaskan peranan electoral governance dalam mewujudkan pemilu yang demokratis!
Jawab:
Untuk mewujudkan pemilu yang demokratis, setidaknya ada dua hal mendasar dan
penting diperhatikan, yakni Pemilu yang berintegritas (electoral integrity) dan juga
menyangkut aspek Pemilu yang jujur, adil, langsung, umum, bebas dan rahasia. Pemilu
berintegritas adalah kesepakatan dan standar internasional mengenai norma-norma Pemilu
demokratis yang berlaku di dunia, dimana salah satunya menyangkut isu inklusifitas.
Sedangkan isu kedua mengenai asas-asas Pemilu yang menjadi payung normatif dalam
penyelenggaraan Pemilu di Indonesia. Dalam konteks Pemilu di Indonesia norma-norma
Pemilu berintegritas sebagaimana dibahas di atas sudah diimplementasikan dalam asas-
asas Pemilu Pasal 2 UU Pemilu yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Hal
ini berarti upaya untuk mewujudkan Pemilu berintegritas yang konsisten dengan substansi
norma-norma Pemilu universal telah menjadi bagian dalam penyelenggaraan Pemilu di
Indonesia. Oleh karena itu, penyelenggara Pemilu, peserta Pemilu, pemilih dan pemangku
kepentingan terikat secara normatif dan etis terhadap implementasi Pemilu berintegritas.
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi electoral good governance!
Jawab:
Ada empat faktor yang mempengaruhi implementasi tata kelola pemilu, yakni:
1) Regulasi yang baik adalah regulasi yang segalanya harus jelas dan terang benderang.
2) Pemilih yang cerdas dan berintegritas adalah pemilih yang menolak money politic yang
menggunakan hak pilihnya. Pemilih yang baik merupakan pemilih yang mengenali
calon pemimpinnya dan turut berpatisipasi dalam penyelenggaraan pemilu.
3) Peserta berintergritas, pasangan calon yang tidak melakukan pelanggaran hukum.
Paslon yang berkompetisi secara jujur dan adil serta lahir dari partai politik yang
kompeten dalam pemilu.
4) Penyelenggara pemilu yang berintegritas, yaitu penyelenggara pemilu yang netral,
independen, beretika, dan profesional.

Anda mungkin juga menyukai