Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ridha Apriani

NIM : E1031191087

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Mata Kuliah : Partai Politik dan pemilu

Dosen Pengampu : Dr. Dwi Haryono, M. Si

SOAL !

1. Para ahli memberikan pandangan yang berbeda-beda terhadap pengertian pemilu.


Jelaskan makna dari pemilu berdasarkan pemahaman saudara atas teori-teori tersebut!
2. Sebutkan dan jelaskan tujuan penyelenggaraan pemilu!
3. Sebutkan dan jelaskan fungsi pemilihan umum menurut Rose dan Mossawir apabila
dikaitkan dengan kondisi pemilihan umum di Indonesia!
4. Sebutkan dan jelaskan hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sistem
Pemilihan umum!
5. Sistem pemilu yang dianut setiap negara berbeda-beda. sebutkan macam-macam
sistem pemilu dan variannya yang ada di dunia dengan contoh negara yang
menganutnya!
6. Uraikan kelebihan dan kelemahan yang dimiliki varian-varian sistem pemilu
proporsional dan distrik. Kemudian bandingkan perbedaan antara keduanya dalam
bentuk tabel!
7. Jelaskan keterkaitan antara pelaksanaan demokrasi dengan sistem pemilihan umum!
8. Sistem pemilu campuran terbagi atas dua varian yaitu sistem paralel dan sistem MMP
Jelaskan perbedaan antara kedua varian tersebut!
9. Secara umum mekanisme sistem pemilihan umum berkisar antara dua prinsip pokok
yaitu sistem distrik dan sistem proporsional. Menurut pendapat saudara sistem apakah
yang lebih efektif diterapkan di Indonesia untuk saat ini? Jelaskan!
10. Jelaskan sistem pemilihan apakah yang digunakan dalam pemilu presiden, kepala
daerah, DPR, DPRD, dan DPD di Indonesia saat ini?

JAWAB !
1. Menurut pendapat saya Pemilihan Umum adalah sarana pelanksanaan kedaulatan
negara atau rakyat sebagai sistem demokrasi bagi rakyat untuk menentukan pemimpin
untuk memimpin negara yang harus dilaksanakan secara umum,bebas,jujur,
transparan, adil dan secara langsung.
2. Tujuan pemilihan umum :
a. Mekanisme untuk menyeleksi pemimpin pemerintahan dan alternatif kebijakan
umum (public policy).
b. Sebagai mekanisme pemindahan konflik kepentingan dari masyarakat kepada
badan-badan perwakilan rakyat.
c. sarana memobilisasi dan atau menggalang dukungan rakyat terhadap negara dan
pemerintahan dengan ikut berpartisipasi dalam proses politik.
d. Pemilu sebagai implementasi kedaulatan rakyat.
e. menyeleksi para pemimpin pemerintahan baik eskekutif maupun legislatif.
f. Pemilu sebagai sarana partisipasi politik masyarakat.
g. Pemilu sebagai sarana pemimpin politik memperoleh legitimasi.
h. Pemilu sebagai sarana penggantian pemimpin secara konstitusional.
i. Pemilu sebagai sarana membentuk perwakilan politik.
j. Sebagai wahana umpan balik antara pemilik suara dan pemerintah
k. Barometer dukungan rakyat terhadap penguasa
l. Sarana rekrutmen politik
m. Alat untuk mempertajam kepekaan pemerintah terhadap tuntutan rakyat.
n. Menentukan pemerintahan secara langsung maupun tak langsung.
3. Fungsi pemilihan umum menurut Rose dan Mossawir jika dikaitkan dengan kondisi
pemilihan Umum di Indonesia :
a. Menentukan pemerintahan secara langsung maupun tak langsung. Di Indonesia
Fungsi Ini pasti menjadi fungsi utama karena didasarkan pada Undang-undang
Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pemilu
adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945.
b. Sebagai wahana umpan balik antara pemilik suara dan pemerintah.Yaitu sebagai
media atau sarana bagi rakyat mengkritik kinerja pemerintah Ketika pemerintah
yang sedang berkuasa dianggap tidak menunjukkan kinerja yang baik selama
memerintah maka dalam ajang pemilu ini para pemilih akan menghukumnya
dengan cara tidak memilih calon atau partai politik yang sedang berkuasa saat ini.
Begitu juga sebaliknya, ketika selama menjalankan roda pemerintahan mereka
menunjukkan kinerja yang bagus maka besar kemungkinan para pemilih akan
memilih kembali calon atau partai yang sedang berkuasa agar dapat melanjutkan
roda pemerintahan.
c. Barometer dukungan rakyat terhadap penguasa. Sebagai pengukur bagi
pemerintah berdasarkan hak suara yang dipercayakan oleh rakyat kepada
mereka.dan pemerintah dapat mengukur seberapa besar dukungan dari rakyat
dalam proses pemilihan umum.
d. Sarana rekrutmen politik. Yaitu sebagai sarana untuk menentukan kedudukan di
dalam lembaga-lembaga pemerintahan di Indonesia termasuklah dalam lembaga
eksekutif,legislatif dan yudikatif. karena dari hasil pemilihan umum inilah yang
akan menentukan kedudukan calon yang telah dipilih.
e. Alat untuk mempertajam kepekaan pemerintah terhadap tuntutan rakyat. Yaitu
sebagai tolak ukur pemerintah atas pemerintahan sebelumnya. Di Indonesia sering
sendiri terjadi masa jabatan pemerintah hingga dua periode, dimasa inilah
dilakukan evaluasi dari hasil kerja pemerintahan sebelumnya Oleh karena itu,
pemilihan umum merupakan mekanisme penyeleksian dan pendelegasian atau
penyerahan kedaulatan kepada orang atau partai yang dipercayai dan agar
pemerintah kedepannya lebih menentukan program agar lebih mensejahterakan
rakyat.
4. hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sistem Pemilihan umum:
a. Perhatian pada Representasi. Representasi (keterwakilan) yang harus
diperhatikan adalah kondisi geografis, faktor ideologis, situasi partai politik
(sistem kepartaian), dan wakil rakyat terpilih benar-benar mewakili pemilih
mereka.
b. Membuat Pemilu Mudah Digunakan dan Bermakna. Pemilu adalah proses
yang "mahal" baik secara ekonomi (biaya cetak surat suara, anggaran untuk parpol
yang diberikan pemerintah) maupun politik (konflik antarpendukung), dan bisa
dimengerti oleh masyarakat awam serta disabel (buta warna, tunanetra,
tunadaksa).
c. Memungkinkan Perdamaian. Masyarakat pemilih punya latar belakang yang
berbeda, dan perbedaan ini bisa diperdamaikan melalui hasil pemilihan umum
yang memungkinkan untuk itu.
d. Memfasilitasi Pemerintahan yang Efektif dan stabil. sistem pemilu mampu
menciptakan pemerintahan yang diterima semua pihak, efektif dalam membuat
kebijakan.
e. Pemerintah yang Terpilih Akuntabel. Sistem pemilu yang baik mampu
menciptakan pemerintah yang akuntabel.
f. Pemilih Mampu Mengawasi Wakil Terpilih. Sistem pemilu yang baik
memungkinkan pemilih mengetahui siapa wakil yang ia pilih dalam pemilu, dan si
pemilih dapat mengawasi kinerjanya.
g. Mendorong Partai Politik Bekerja Lebih Baik. Sisrem pemilu yang baik
mendorong parrai politik untuk memperbaiki organisasi internalnya, lebih
memerhatikan isu-isu masyarakat, dan bekerja untuk para pemilihnya.
h. Mempromosikan Oposisi Legislatif. Sistem pemilu yang baik mendorong
terjadinya oposisi di tingkat legislatif, sebagai bentuk pengawasan DPR atas
pemerintah.
i. Mampu Membuat Proses Pemilu Berkesinambungan. Sistem pemilu harus
bisa dipakai secara berkelanjutan dan memungkinkan pemilu sebagai proses
demokratis yang terus dipakai untuk memilih para pemimpin.
j. Memerhatikan standar Internasional. standar internasional ini misalnya isu
HAM, lingkungan, demokratisasi, dan globalisasi ekonomi. Yaitu isu yang sedang
berkembang di dunia Internasional.
5. Sistem Distrik :
a. First Past the Post (FPTP), sistem ini disebut juga dengan mayoriras relatif
(relativemajority) atau mayoritas sederhana (simply majority). Sebab, satu distrik
menjadi bagian dari suatu daerah pemilihan. satu distrik hanya berhak atas satu
kursi, dan kontestan yang memperoleh suara terbanyak menjadi pemenang
tunggal. sistem ini digunakan untuk pemilihan majelis rendah di 43 negara
termasuk Kerajaan Inggris, India, Amerika Serikat, Kanada, dan banyak negara
persemakmuran.
b. BlockVote (BV), Sistem ini merupakan penerapan FPTP pada atas banyak tingkat
(multimember district). Pemilih memiliki suara sebanyak jumlah kursi yang harus
diisi di daerah (distrik) mereka, dan biasanya bebas untuk memilih calon
perseorangan terlepas dari afiliasi partai. Contoh negara yang menerapkan sistem
ini awalnya adalah Laos, Syria.
c. Party Block Vote (PBV) mempunyai satu suara, memilih daftar kandidat dari
partai, bukan memilih perorangan. Partai yang meraih suara terbanyak
mendapatkan semua kursi di suatu distrik. daerah pemilihan dengan satu wakil,
pemilih. Contoh negara yang menganutnya Singapura (sebagian), Kamerun (PBV)
d. Alternative Vote mengurutkan para kandidat sesuai pilihan mereka (pemungutan
suara preferensial) pemilihan dilakukan. Contoh negara yang menganutnya Australia
(Majelis Rendah), Fiji
e. Sistem Dua Putaran (Two Round System/TRS) dalam dua putaran. Putaran kedua
diselenggarakan jika tidak ada kandidat atau partai yang mencapai mayoritas
absolut dalam putaran pertama. Contoh negara yang menganutnya Prancis, Iran,
Haiti, Mali.

Sistem Proporsional :

a. Representasi Proporsional berdasarkan Daftar (Daftar Tertutup).contoh negara


yang menganutnya Kamboja, Nikaragua, Afrika Selatan, Swedia.
b. Representasi Proporsional berdasarkan Daftar (Daftar Terbuka). Contoh negara
yang mmenganutnya Kolombia (pilihan Terbuka atau Tertutup), Denmark,
Indonesia, Belanda.
c. Single Transferable Vote (STV). Contoh negara yang menganutnya Australia
(Majelis Tinggi), Irlandia, Malta.

Sistem Campuran :

a. Sistem Patalel . Sistem ini disebut sistem paralel karena dua perangkat sistem
pemilihan yang digunakan tidak berhubungan dan dibedakan, dan satu sama lain
tidak saling bergantung.contoh negara yang menganut Jepang, Pakistan, Filipina,
Senegal.
b. Sistem Mixed Member Prcpurtional (MMP). Dalam sistem MMP kursi
proporsional diberikan untuk mengompensasi disproporsionalitas yang dihasilkan
oleh hasil kursi distrik.contoh negara yang menganutnya Bolivia, Jerman,
Hongaria, Lesotho, Venezuela.

Sistem di Luar Ketiga Sistem Mainstream:


a. Non Transferable vote (SNTV). SNTV memiliki prinsip yaitu distrik
memiliki wakil banyak dan tidak terdapat redistribusi suara berdasarkan
preferensi seperti yang terdapat pada sistem singletransferableyote
(STV).contoh negara yang menganutnya Afghanistan, Yordania, Vanuatu.
b. Limited Vote (LV). Sistem ini memiliki persamaan dengan SNTV yaitu distrik
berwakil banyak. Namun, perbedaannya adalah dalam sistem ini pemilih
memberikan suara lebih dari satu kali. contoh negara yang menganutnya
Gibraltar, Spanyol (Majelis Tinggi)
c. Borda Count (BC). Dalam sistem ini pemilih merangking calon atau kandidat
seperti dalam sistemAlternativeVote (AV), hanya saja bedanya adalah setiap
preferensi memiliki nilai yang berbeda. Preferensi pertama bernilai satu,
preferensi kedua bernilai setengah, dan preferensi ketiga bernilai sepertiga.
contoh negara yang menganutnya Nauru.
6. kelebihan dan kelemahan yang dimiliki varian-varian sistem pemilu proporsional dan
distrik:
Variasi: Kelebihan Kelemahan.
Sistem Distrik : 1. Aspek tingkat 1. Aspek Tingkat
proporsionalitas perwakilan. Proporsionalitas Perwakilan.
2. Sistem Kepartaian. Sistem mengakibatkan
mendorong untuk terciptanya terjadinya disproporsionalitas
sistem dua partai, karena yang ringgi.
dapat meminimalisir 2. Sistem Kepartaian. Sistem
munculnya partai baru dan ini memiliki risiko
cenderung untuk menghapus menyingkirkan partai dan
partai yang paling lemah. kelompok minoritas.
3. Lembaga Perwakilan dan 3. Lembaga Perwakilan dan
Efektivitas Pemerintahan. Efektivitas Pemerintahan.
Mudahnya bagi partai untuk Sistem ini mendorong wakil
mencapai kedudukan untuk lebih mementingkan
mayoritas pada parlemen, kepentingan distriknya
karena partai tidak harus daripada kepentingan
mengadakan koalisi dengan nasional.
partai lain.
First Past the Post dapat mengonsolidasikan dan kursi yang dimenan gkan tidak
(FPTP) membatasi jumlah partai, memiliki proporsional, proses the w inner t akes all
kecenderungan untuk menghasilkan mengakibatkan banyak suara yang hilang,
pemerintahan yang kuat, dapat tidak memberikan insentif untuk
membuat partai bertanggung jawab kandidatkandidat dari partai minoritas,
atas tindakan mereka, mendorong tidak sensitif terhadap perubahan opini
adanya posisi yang bertanggung publik, dan dapat dipengaruhi manipulasi
jawab, sederhana untuk dimengerti dari batas-batas daerah pemilihan.
dan dilaksan akan.
BlockVote (BV) sistem ini adalah, memberikan hasil dari sistem ini sulit untuk diprediksi
keleluasaan bagi pemilih untuk dan kadangkala menghasilkan hasil yang
menentukan pilihannya. Sistem ini tidak diinginkan dalam sebuah pemilu.
juga menguntungkan partaipartaiyang
punya basis koherensi anggota dan
organisasi yang kuat.
mendorong pihak yang kuat dan
Party Block Vote berpotensi untuk menghasilkan hasil yang
memungkinkan partai untuk
(PBV) sangat tidak proporsional, di mana salah
memasang daftar calon campuran
satu partai menang hampir semua kursi
dalam rangka memfasilitasi
representasi minoritas. dengan mayoritas sederhana dari suara.

Alternative Vote Memungkinkan partai-partai kecil Hasilnya tidak proporsional. Membutuhkan


(AV) terfokus untuk berkoordinasi tanpa program pendidikan pemilih yang lebih
harus beraliansi secara formal.Lebih rumit dan intensif.
murah untuk dilaksanakan
dibandingkan dengan sistem majority
yang lain seperti sistem dua putaran.

Two Round Systen sedikit lebih representatif daripada Proses pemilihannya memakan waktu yang
(TRS) sistem Fprp dan dapat menguntungkan lama.dan implikasinya bagi masyarakat
partai-partai kecil. yang terpecah-belah.

Sistem Aspek tingkat proporsionalitas Sistem Kepartaian:Adanya


Proporsional perwakilan. bersifat kecenderungan untuk membentuk suatu
representatifkarena setiap suara ikut sistem multi partai karena peluang untuk
diperhitungkan sehingga tidak ada mendapatkan kursi sangat besar. Lembaga
suara yang hilang. Sistem Perwakilan dan Efektivitas
Kepartaian. memungkinkan partai Pemerintahan. politik sulit untuk
minoritas untuk memperoleh kursi di memperoleh suara mayoritas di parlemen.
parlemen. Lembaga Perwakilan Penyelenggaraan.Sistem proporsional ini
.Terwakilinya golongan yang kecil lebih sulit untuk dipahami dan
dalam lembaga perwakilan. diselenggarakan.
Proportional merupakan sistem yang inklusif. sering kali tidak ada hubungan yang kuat
flepresentation Cukup akurat dalam menerjemahkan antara para pemilih dengan wakilnya.Daftar
(PR). proporsi suarayang dimenangkan Tertutup.sangat jarang bagi suatu partai
menjadi persentase wakil yang untuk menjadi mayoritas dalam badan
terpilih.hanya sedikit pemilih yang legislatif membutuhkan sistem partai yang
tidak terwakili suara mereka yang berfungsi dengan baik.
terbuang, oleh karena itu jumlah
pemilih lebih besar.
Singel Setiap partaipeserta pemilu
Transterable Vofe mengajukan calon sebanyak yang
(STV) mereka perkirakan akan menang pada
setiap daerah pemilihan.

7. Keterkaitan antara pelaksanaan demokrasi dengan sistem pemilihan umum. Pemilu


merupakan salah satu bentuk implementasi dari demokrasi. oleh karena itu, kualitas
dari pemilu juga dipengaruhi oleh prakondisi demokasi. Dalam kehidupan
berdemokrasi, pemilu adalah suatu proses yang substansial dalam penyegaran suatu
pemerintahan. Dikatakan suatu penyegaran karena pemilu yang dilakukan secara
berkala merupakan suatu sarana untuk meregenerasi kepemimpinan sehingga dapat
mencegah munculnya kepemimpinan yang otoriter. Melalui pemilu rakyat menilai
kinerja pejabat yang telah mereka pilih sebelumnya dan menghukumnya dengan cara
tidak memilihnya pada pemilu berikutnya jika kinerja selama menjadi pejabat dinilai
buruk. Dengan demikian, para pemimpin rakyat yang menjadi anggota badan
legislatif maupun yang menduduki jabatan eksekutif diseleksi dan diawasi sendiri
oleh rakyat.
8. perbedaan antara sistem paralel dan sistem MMP:
a. Sistem Patalel . Sistem ini disebut sistem paralel karena dua perangkat sistem
pemilihan yang digunakan tidak berhubungan dan dibedakan, dan satu sama lain
tidak saling bergantung. Keuntungan dari Sistem Paralel Ketika tersedia cukup
kursi pada sistem proporsional, maka partai-partai minoritas yang telah gagal
dalam pemilihan distrik masih mendapatkan kesempatan atas suara yang mereka
miliki dengan memenangkan kursi yang telah dialokasikan pada sistem
proporsional. Kekurangan Sistem Paralel Seperti MMB ada kemungkinan bahwa
dua kelas perwakilan akan dibuat. Juga, sistem paralel tidak menjamin
proporsionalitas secara keseluruhan, dan beberapa pihak mungkin masih menutup
keluar dari representasi meski menang jumlah besar suara.
b. Sistem Mixed Member Prcpurtional (MMP). Dalam sistem MMP kursi
proporsional diberikan untuk mengompensasi disproporsionalitas yang dihasilkan
oleh hasil kursi distrik. Kelebihan Sistem MMP.Kelebihan dari sistem MMP
adalah memberikan kesempatan kedua bagi partai politik yang tidak dapat
memenangkan kursi distrik, maka ia akan tetap mendapatkan kursi di
lembagaperwakilan dengan menggunakan sistem proporsional.Kekurangan dari
sistem MMP adalah akan ada dua kubu yang berbeda yaitu wakil rakyat sebagai
wakil distrik dan wakil partai.
9. Menurut pendapat saya sistem pemilihan umum yang efektif diteraapkan di Indonesia
saat ini adalah sistem Proposional. Sistem proporsional ialah sistem dimana
persentase kursi di badan perwakilan rakyat yang dibagikan kepada tiap-tiap partai
politik disesuaikan dengan jumlah suara yang diperoleh tiap-tiap partai politik. Dalam
sistem ini, para pemilih akan memilih partai politik, bukan calon perseorangan seperti
dalam sistem ditrik. Lebih tepatnya sistem proposional Sistem Terbuka yaitu pemilih
mencoblos/mencontreng partai politik ataupun calon bersangkutan, pada sistem ini
pemilih dapat langsung memilih calon legislatif yang dikehendaki untuk dapat duduk
menjadi anggota dewan. sistem perwakilan proporsional terbuka yang memungkinkan
pemilih untuk turut serta dalam proses penentuan urutan calon partai yang akan
dipilih, cocok diterapkan pada masyarakat yang majemuk. Menurut saya sistem ini
efektif karna mengingat pada rakyat Indonesia yang majemuk dan letak geografis
Indonesia yang berkepulauan, serta sistem ini mengedepankan sistem demokrasi
dimana seorang pemimpin dipilih oleh rakyat untuk menyerap aspirasi rakyat.
10. Seperti tercantum dalam UU no 7 tahun 2017 pasal 168 dilaksanakan dengan sistem
proporsional terbuka sebagaimana :
1) Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan daerah pemilihan.
2) Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka.
3) Pemilu untuk memilih anggota DPD dilaksanakan dengan sistem distrik
berwakil banyak.

Sistem proporsional ialah sistem dimana persentase kursi di badan perwakilan rakyat
yang dibagikan kepada tiap-tiap partai politik disesuaikan dengan jumlah suara yang
diperoleh tiap-tiap partai politik. Dan sistem distrik adalah sistem pemilu yang
didasarkan atas kesatuan geografis.setiap kesatuan geografis memiliki satu wakil
dalam dewan perwakilan rakyat. Dinamakan sistem distrik karena wilayah negara
dibagi dalam distrik-distrik pemilihan yang jumlahnya sama dengan jumlah anggota
badan perwakilan rakyat yang dikehendaki. Jadi, tiap distrik diwakili oleh satu orang
yang memperoleh suara mayoritas.

Anda mungkin juga menyukai