Anda di halaman 1dari 24

By: Erna Yuliandari,S.H, M.

A
 Pemilu : arena kompetisi untuk
mengisi jabatan-jabatan politik
dipemerintahan yang didasarkan
pada pilihan formal dari
warganegara yang memenuhi
syarat.
 Peserta pemilu : dapat berupa
perseorangan dan partai politik
 Pertama : pemilu menjadi mekanisme terpenting
baginkeberlangsungan demokrasi perwakilan
 Kedua : pemilu menjadi indikator negara domokrasi,
bahkan tidak ada satupun negara yang mengkalim
dirinya demokratis tanpa melaksankan pemilu.
Ketika prespektif schumpetarian : tentang demokrasi :
demokrasi sebagai metode politik mendominasi
teorisasi demokrasi maka pemilu menjadi elemen
penting dari ukuran negara demokrasi.
Dahl : juga menyebutkan dua dari enam ciri-ciri
lembaga-lembaga politik yang dibutuhkan oleh
demokrasi skala besar adalah berkaitan dengan
pemilu, yaitu para pejabat yang dipilih dan pemilu
yang bebas,adil dan berkala.
 Ketiga ; Pemilu penting dibicarakan juga terkait
implikasi-implikasinyang luas daripemilu. Dalam
gelombang ketiga demokratisasi pemilu menjadi
salah satu cara untuk memperlemah dan
mengakhiri rezim-rezim otoriter.
 Pada fase ini huntington menyebut pemilu :

sebagai alat serta tujuan demokratisasi.


Pernyataan ini berangkat dari tumbangnya
penguasa-penguasa otoriter akibat dari pemilu
yang mereka sponsori sendiri karena mencoba
memperbarui legitimasi melalui pemilu.
 Menurut Heywood pemilu adalah jalan
dua arah yang disediakan untuk
pemerintah dan rakyat,elit, dan massa
dengan kesempatan untuk saling
mempengaruhi. Pemilu adalah jalan dua
arah seperti yang ada pada semua
saluran komunikasi politik.
 Sebagai jalan dua arah fungsi pemilu
secara garis besar terumuskan dalam
prespektif : bottom-up dan top –down.
 Dalam prespektif bottom-up fungsi pemilu :
 - Rekruitmen politisi. Dinegara demokratis pemilu

adalah sumber utama untuk rekruitmen politisi


dengan partai politik sebagai sarana utama dalam
penominasian kandidat.
 -Membentuk pemerintahan
 Sarana membatasi perilaku dan kebijakan

pemerintah. Penguasa-penguasa yang agendanya


tidak lagi disetujui rakyat maka dapat dikontrol
perilakunya secara periodik dalam pemilu
berikutnya.
 Dalam prespektif top-down, pemilu berfunsi
sebagai :
 -memberi legitimasi kekuasaan . Fungsi ini

merupakan fungsi mendasar dalam pemilu.


Penguasa yang terpilih tidak hanya akan memiliki
legalitas tetapi yang paling penting adalah
keabsahan moral untuk memerintah. Dengan
keabsahan moral yang dimiliki , segala aktivitas
yang dilakukan pemerintah memiliki fungsi
legitimasi. Kebijakan penerapan sanksi yang
dibuat pemerintah absah dihadapan rakyat.

Sirkulasi dan penguatan elit.
-
Pemilu merupakan sarana dan
jalur langsung untuk mencapai
posisi elit penguasa.
-menyediakan perwakilan. Pemilu
merupakan saluran yang
menghubungkan publik ke
pemrintah
 Agar pemilu dapat menjadi parameter
demokrasi maka pemilu harus memenuhi
sejumlah syarat .
Pemilu yang demokratis penting karena :
1. Pemilu yang demokratis memperkuat
legitimasi dan kredibilitas pemirintah hasil
pemilu
2. Konflik akibat ketidakpuasan hasil pemilu
dapat ditekan karena pemilu dapat
dipertanggungjawabkan secara baik kepada
publik

3. dapat meningkatkan
partisipasi politik karena
apatisme yang disebabkan
oleh kecurangan dalam
pemilu dapat dinetralisir.
 1semua orang dewasa memiliki hak yang
sama
 2. Pemilu secara teratur dalam batas
waktu yang ditentukan
 3. Semua kursi dilegislatif adalah subjek
yang dipilih dan dikompetisikan
 4. tidak ada kelompok substansial
ditolak kesempatannya untuk
membentuk partai dan mengajukan
kandidat
 5. Administrator pemilu harus bertindak
adil : tidak ada pengecualian hukum,
tanpa kekerasan, tanpa intimidasi kepada
kandidat untuk meperkenalkan
pandangan atau pemilih untuk
mendiskusikannya
 6. Pilihan dilakukan dengan bebas,
rahasia, dihitung dan dilaporkan secara
jujur dan dikonversikan menjadi kursi
legislatif sebagaimana ditentukan oleh
peraturan
 7. hasil pilihan disimpan dikantor dan
sisanya disimpan sampai hasil pemilihan
diperoleh
 1. adanya pengadilan independen yang
menginterprestasikan peraturan pemilu
 2. Adanya lembaga administrasi yang jujur,
kompeten, dan non-partisipan untuk
menjalankan pemilu
 3. adanya pembangunan sistem kepartaian yang
cukup terorganisir untuk meletakkan pemimpin
dan kebijakan diantara alternatif kebijakan yang
dipilih
 4. Penerimaan komunitas politik terhadap aturan
main tertentu dari struktur dan pembatasan
dalam mencapai kekuasaan.
 Sistem pemilu : adalah seperangkat metode atau
aturan untuk mentransfer suara pemilih kedalam
suatu lembaga perwakilan
Menurut Reynolds : sistem pemilu dimaksudkan untuk
tiga hal ;
Pertama ; ia adalah institusi yang digunakan untuk
menyeleksi para pengambil keputusan ketika
masyarakat telah menjadi terlalu besar bagi setiap
warganegara untuk ikut terlibat dalam setiap
pengambilan keputusan yang mempengaruhi
komunitas.Sistem pemilu adalah metode yang
didalamnya suara-suara diperoleh dalam pemilihan
dan diterjemahkan menjadi kursi0kursi yang
dimenangkan dalam parlemen oleh partai-partai dan
para kandidat
 Kedua : sitem pemilu ; juga bertindak
sebagai saluran yang melaluinya
seluruh warga negara dapat menuntut
pertanggungjawaban daripara wakil
terpilih
 Ketiga : sistem pemilu membantu
menetaokan batasan wacana politik
yang dapat diterima denga memberi
dorongon kepada para pemimpin partai
untuk menuliskan imbauan mereka
kepada para pemilih dengan cara –cara
yang berbeda.

Penyuaraan ( balloting )
1.
2. Besaran distrik
3. pembuatan batas-batas
representasi/pendistrikan
4. Formula pemilihan ( elektoral
formula )
5. Ambang batas (treshold )
6. Jumlah kursi legislatif
 Penyuaraan adalah tata cara yang harus diikuti
pemilih yang berhak untuk menentukan suara.
 Jenis penyuaraan dibedakan menjafi dua tipe :

Pertama kategorikal : pemilih hanya memilih


satu partai atau calaon
Kedua : ordinal : yaitu pemilih memiliki
kebebasan lebih dan dapat menentukan
preferensi atauurutan partai atau calon yang
diinginkan
 Teknis penyuaraan dapat dilakukan
dengan dua cara : pertama : dengan
menuliskan nama partai atau calon
yang dipilih dalam kertas suara
 Kedua : dengan mencoblos atau

melubangi atau melingkari dan


sejenisnya tanda gambar atau nama
calon yang dipilih.
 Besaran distrik adalah ; berapa bnayak
anggota lembaga perwakilan yang akan
dipilih dalam satu distrik pemilihan.
 Besaran distrik dapat dibedakan menjadi

dua :
 Yaitu distrik beranggota tunggal dan distrik

beranggota jamak.
 Cara menentukan batas-batas distrik ada
dua hal penting yang harus
dipertimbangakan :
 Masalah keterwakilan dan kesetaraan suara.
 Keterwakilan : menyangkut bagaimana suatu
komunitas kepentingan dapat diwakili
kehadiran dan kepentingannya. Komunitas
kepentingan dapat berupa pembangian
administratif, lingkungan etnis atau ras, atau
masyarakat alami seperti pulau-pulau yang
dikelilingi batas-batas fisik
 Kesetaraan kekuatan suara
berkaitan dengan usaha agar
nilai suara dari seorang
pemilih disebuah daerah
pemilihan sama dengan nilai
suara dari seorang pemilih
didaerah pemilihan lainya
ketika suara itu dikonversi
menjadi nilai kursi diparlemen.
 Formula pemilihan adalah membicarakan
penerjamahan suara menjadi kursi. Secara umum
formula pemilihan dibedakan menjadi tiga yaitu ;
formula pluralistis, formula mayoritas dan formula
perwakilan berimbang
 Formula pemilihan tersebut akan menentukan alokasi
kursi yang akan diberikan
 Pada formula pluralitas : calon yang mendapatkan
kursi adalah yang mendapatkan suara terbanyak
diantara para calon.
 Pada formula mayoritas , calon yang mendapatkan
kursi adalah calon yang memperoleh 50% + 1 suara.
Denagn kata
 Formula perwakilan berimbang yaitu perolehan kursi
ditentukan berdasatkan proporsi perolehan suara.
 Treshold yaitu : tingkat minimal dukungan yang
harus diperoleh sebuah partai untuk
mendapatkan perwakilan. Batas minimal biasanya
diwujudkan dalam prosentase dari hasil pemilu.
 Besaranm treshold yang dinyatakan secara
ekplisit dalam peraturan perundang-undangan
dikenal dengan sebutan legal threshold
 Treshold sebagai syarat partai untuk dapat
mengikuti pemilu pada pemilu periode
berikutnya dipraktekkan di Indonesia.
 Artinya berapakah jumlah
kursi legislatif yang ideal?
 Ada hubungan sistematis

antara besarnya parlemen


dengan jumlah penduduk
diberbagai negara.

Anda mungkin juga menyukai