Sistem Distrik
(mayoritas)
Sistem Proporsional
SISTEM PEMILU 2014
PASAL 5, UU NOMOR 8 TAHUN 2012
Ayat 1:
Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD
Provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dilaksanakan
dengan sistem proporsional terbuka.
Ayat 2:
Pemilu untuk memilih anggota DPD dilaksanakan
dengan sistem distrik berwakil banyak.
Apakah Sistem Pemilu Proporsional (1)
Pemilu
Aspek Pemilu 1999 Pemilu 2009 Pemilu 2014
2004
Penghit - Hasil di TPS - Hasil di - Hasil di TPS - Hasil di TPS
ungan - Agregasi di TPS - Agregasi di - Agregasi di
suara PPS, PPK, - Agregas PPK, KPU PPS, PPK,
KPU i di PPS, Kabupaten / KPU
Kabupaten / PPK, Kota, KPU Kabupaten /
Kota, KPU KPU Provinsi dan Kota, KPU
Provinsi dan Kabupat KPU Provinsi dan
KPU en / Nasional KPU
Nasional Kota, - Penerapan Nasional
- Stembus KPU 2,5% - Penerapan
Accord Provinsi Parliamentar 3,5%
(penggabun dan y Threshold Parliamentar
gan suara KPU (ambang y Threshold
beberapa Nasional batas (ambang
parpol yang kursi) perolehan batas
suaranya suara partai perolehan
kurang / politik untuk suara partai
PERBANDINGAN
PEMILU-PEMILU REFORMASI (4)
Terdiri dari:
List System (Sistem Daftar); pada sistem ini pemilih diminta memilih di
antara daftar-daftar calon yang berisi sebanyak mungkin nama-nama
wakil rakyat yang akan dipilih dalam pemilihan umum. Dalam sistem
perwakilan proposional para pemilih akan memilih partai politik, bukan
calon perseorangan seperti pada sistem distrik.
Ciri Sistem Proporsional