Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ANTROPOLOGI

TENTANG

RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI

DI SUSUN

Bella Nur fitriani ( 2215030009 )


Dede Permana Putra ( 2215030007 )

DOSEN PEMBIMBING :

Sulthan Ahmad S.Ag M.Pd

PRODI STUDI AGAMA AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

IMAM BONDOL PADANG

2023/2024
KATA PENGATAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat- Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………….2

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang…………………………………………………………………3

2. Rumusan Masalah………………………………………………….…………..3

BAB II PEMBAHASAN

A. Hubungan Antara Antropologi Sosial dan Sosiologi………………………….4

B. Antropologi Terapan…………………………………………………………..5

C. Hubungan Antropologi dan Ilmu - Ilmu lain………………………………….6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………10

B. Saran…………………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..11
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Antropologi sebagai disiplin ilmu terus berkembang, tidak hanya pada tataran teoritis tetapi
juga sebagai ilmu terapan yang mampu memberikan masukan bagi para pembuat keputusan
dalam menentukan kebijakan pembangunan. Di Indonesia, perkembangan antropologi
sebagai disiplin ilmu yang dipelajari para mahasiswa di perguruan tinggi masih tergolong
baru. Salah satu tokoh penting dalam perkembangan antropologi di Indonesia adalah
Koentjaraningrat, sehingga dapat dikatakan bahwa ia merupakan bapak antropologi di
Indonesia. Sebagai tokoh sentral di Indonesia, Koentjaraningrat telah meletakkan dasar-
dasar antropologi Indonesia. Beberapa tugas yang berhasil diembannya adalah 1)
mengembangkan prasarana akademis ilmu antropologi; 2) mempersiapkan dan membina
tenaga-tenaga pengajar dan tenaga ahli di bidang antropologi; dan 3) mengembangkan
bahan pendidikan untuk pembelajaran bidang antropologi.

Sebagai disiplin ilmu, antropologi merupakan kajian yang multidisiplineryang berupaya


mengkaji aspek manusia secara menyeluruh (holistik). Secarahistoris, antropologi
berkembang dari suatu deskripsi hasil-hasil laporanperjalanan para penjelajah dan penjajah
tentang kehidupan manusia di daerah yang disinggahi para penjelajah, atau kehidupan salah
satu suku bangsa yang tinggal di daerah jajahan. Deskripsi tersebut dikenal dengan nama
etnografi. Dalam perjalanannya kemudian, antropologi berkembang sebagaimana
keberadaannya sekarang baik di negara-negara Eropa Barat, Amerika maupun di Asia.

2. Rumusan Masalah

1. Bagaiman Hubungan Antara Antropologi Sosial dan Sosiologi ?

2. Apa Itu Antropologi Terapan ?

3. Bagaimana Hubungan Antropologi dan Ilmu - Ilmu lain ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Antara Antropologi Sosial dan Sosiologi

Hubungan antara Antropologi dan sosiologi pada satu sisi, memperlihatkan bahwa sebagian
para ahli tidak lagi membedakan kedua ilmu tersebut secara ketat. Artinya beberapa fokus
kajiannya dianggap sama bahkan beberapa paradigma yang digunakan untuk melihat suatu
fenomena sosial pun dianggap tidak memiliki perbedaan. Kedua ilmu itu bisa saling menukar
atau saling melengkapi baik menyangkut paradigma ataupun metode yang digunakan dalam
mengungkap suatu fenomena sosial. Di pihak ini, perbedaan antropologi dan sosiologi hanya
terjadi pada sejarah berdirinya masing-masing ilmu tersebut. Namun dalam perkembangan
selanjutnya, kedua ilmu itu dapat saling melengkapi bahkan melebur diri menjadi satu ilmu.
Pada universitas tertentu, antropologi dan sosiologi merupakan program studi yang
dikembangkan secara bersama-sama di bawah departemen.

Antara antropologi dan sosiologi. Secara historis, kemunculan kedua ilmu tersebut adalah
berbeda baik dari segi paradigma yang digunakan, metode yang digunakan atau pun sasaran
masyarakat yang menjadi obyek penelitiannya. Di mana antropologi menekankan kajiannya
pada masyarakat tradisional di luar masyarakat Barat, sedangkan sosiologi lebih menekankan
pada masyarakat perkotaan yang pada saat itu ada pada masyarakat Barat sendiri.

Dalam perkembangannya, menurut pihak ini, masih dapat dilihat adanya perbedaan di antara
kedua ilmu tersebut. Walaupun menurut penulis, perbedaan ini lebih didasari oleh selera
dalam menggunakan paradigma dan metode yang digunakan. Sedangkan sasaran
penelitiannya, sering kali tidak dapat lagi dibedakan karena keduanya sama-sama
memperhatikan fenomena sosial di pedesaan (masyarakat tradisional) ataupun di perkotaan
(masyarakat industri).

Antropologi merupakan ilmu tentang manusia, obyek antropologi adalah manusia.


Sedangkan sosiologi kajiannya adalah masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan
meneliti kelompok-kelompoknya, yang mencakup keluarga, suku bangsa, politik, budaya,
dan lain-lain, termasuk perilaku dan interaksi antar sesama manusia maupun antara manusia
dengan kelompoknya. Dengan demikian obyek sosiologi adalah masyarakat manusia, dalam
kaitannya dengan hubungan antar sesama manusia dan proses yang timbul dari hubungan
manusia dalam suatu masyarakat.

Antropologi yang mengungkapkan bagaimana kemampuan manusia menciptakan hasil-hasil


kebudayaan dengan perkembangannya dari keadaan yang sederhana kepada keadaan yang
makin maju, Bagaimana daya adaptasi manusia di berbagai ruang geografi terhadap keadaan
lingkungan setempat yang menghasilkan tingkat-tingkat kebudayaan yang berbeda-beda.
Keanekaragaman ini dapat memupuk saling pengertian antar kelompok yang menjadi dasar
kerjasama di antara kelompok-kelompok yang bersangkutan.

B. Antropologi Terapan

Antropologi terapan adalah penggunaan ilmu antropologi untuk menganalisis dan mencari
solusi dari masalah riil.

Menurut Robert L. Bee (1974) pengambilan keputusan itu muncul dari individu-individu
yang cenderung mengoptimalkan jenis-jenis perilaku yang sama dalam suatu konteks yang
berlabel ekonomi, politik dan ritual. Secara tidak langsung bahwa sistem sosial budaya (yang
menjadi persetujuan umum di antara anggota-anggotanya) yang memiliki sifat mendorong
maupun membatasi perilaku akan dapat berubah. Persetujuan umum akan membuat
stabilitas sistem dan variasi-variasi dari persepsi individu merupakan sumber potensial bagi
perubahan. Dapat dikatakan pula bahwa variasi-variasi atau keputusan- keputusan individu
merupakan bentuk-bentuk inovasi yang dapat memicu perubahan.

Lebih lanjut Bee mengidetifikasikan bahwa individu-individu yang mengambil keputusan-


keputusan di dalam masyarakat (kebudayaan) tersebut dilukiskan seperti 'entrepreneur' di
dalam ekonomi, atau Eric Wolf menyebut 'cultural broker'. Entrepreneur cenderung
merupakan orang-orang pertama yang mencoba teknik-teknik baru di dalam bisnis, politik
atau interaksi sosial yang lain. Perilaku entrepreneur atau individu dalam pilihan
keputusannya dapat menimbulkan perubahan sistem sosial budaya seandainya alternatifnya
dapat diterima atau disetujui oleh anggota-anggota lainnya.

Dalam akarnya, yaitu antropologi budaya sebagai ilmu murni yang hendak dicapai dan
dipelajari, adalah bagaimana dapat memahami gejala-gejala budaya, bagaimana
menemukan penjelasan mengenai variasi-variasi yang ada dalam pola budaya manusia. Di
samping menjadi ilmu murni, hasil-hasil dari ilmu ini juga hendak diterapkan, yaitu untuk
digunakan dalam pemecahan masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia.

Ahli antropologi yang bekerja secara langsung pada program perubahan kebudaya- an yang
mempunyai tujuan mempergunakan masalah-masalah sosial dan ekonomi dari kehidupan
masa kini, daripada dengan data deskriptif dan teori dasar tentang kebudayaan dan
masyarakat adalah menunjuk sebagai "ahli antropologi terapan", dan kegiatan profesinya
sebagai "antropologi terapan" Dengan kata lain, para ahli antropologi yang terlibat dalam
suatu perencanaan atau pelaksanaan perubahan yang diterapkan, cabang antropologi yang
mengkhususkan diri pada perubahan kebudayaan yang direncana- kan, bila memang
dianggap penggunaan pengetahuan antropologi, dinamakan antro- pologi terapan (applied
anthropology) Jelas di sini bahwa antropologi terapan digunakan dalam program-program
perubahan kebudayaan yang direncanakan. Antropologi terapan mencakup beberapa
strategi dasar dan terapan riset di antara keduanya untuk pembahasan pada masalah-
masalah manusia Seperti telah disebutkan bahwa antropologi diadakan perubahan atau pe
terapan adalah bagian dari hasil sejarah dan perspektif induk disiplinnya yaitu antropologi.
Antropologi terapan juga dipengaruhi secara menyeluruh oleh tanggung jawab dan
perhatian mereka pada kebijaksanaan sekarang meliputi sikap dan kebiasaan secara efektif
yang terdapat dalam pengambilan keputusan umum.

C. Hubungan Antropologi dan Ilmu - Ilmu lain

1. Hubungan antara Ilmu Geologi dengan Antropologi

Mungkin banyak orang yang mengira bahwa antara ilmu geologi dan ilmu antropologi tidak
saling berhubungan. Akan tetapi siapa yang menyangkah bahwa peran ilmu geologi
sangatlah penting bagi antropologi. Hal ini dikarenakan terdapat subilmu antropologi yang
merkaitan dengan geologi yaitu subilmu paleo-antropologi dan prehistori. Subilmu tersebut
sangat membutuhkan ilmu geologi karena ilmu geologi secara umum mempelajari tentang
ciri-ciri lapisan bumi beserta perubahan- perubahannya. Sehingga mempermuda ilmu paleo-
antropologi dan prehistori untuk mentapkan umur yang relatif dari berbagai fosil makhluk
primata dan bekas-bekas kebudayaan yang digali dalam lapisan-lapisn bumi,
koentjaraningrat(2009). Serta untuk menentukan lokasi-lokasi lapisan bumi yang banyak
menyimpan banyak fosil maupun artefak, maka metode yang sangat membantu adalah
dengan menggunakan metode geologi.

2. Hubungan antara ilmu paleontologi dengan antropologi.

Tidak jauh beda hubungan antara antropologi dengan geologi, dalam ilmu paleontologi pun
memiliki peran yang sama. Ilmu paleontologi yang mempelajari dan meneliti tentang fosil-
fosil makhluk dari zaman dahulu, serta memiliki tujuan membuat suatu rekontruksi tentang
evousi-evolusi makhluk secara fisik dari zaman dahulu hinga sekarang,
koentjaranngrat(2009). Tentu sangat penting bagi ilmu antropologi khususnya cabang paleo-
antropologi dan prehistori untuk mengerti tentang umur dari fosil-fosil kera dan manusia
serta berbagai artefak bekas kebudayaan yang telah digali, dengan mengetahui umur relatif
dari fosil-fosil yang terdapat didekat artefak maupun fosil tadi.

3. Hubungan ilmu anatomi dengan antropologi

Ilmu antropologi juga memiliki keterkaitan dengan ilmu anatomi. Khususnya cabang
antropologi yaitu antropologi fisik yang mengkaji tentang fisik manusia serta meneliti ciri-ciri
dari berbagai macam ras yang ada didunia. sehingga peran ilmu anatomi sangatlah
membantu karena kajian ilmu anatomi yang secara detail mengkaji tentangfisik manusia.
sehingga merupakan kekuatan tersendiri bagi antropologi-fisik yan banyak mepelajari ciri-ciri
dari kerangka manusia,bagian tubuh manusia hingga bagian tengkorak manusia, yang
memiliki tujuan untuk mendapati tentang asal mula dan penyebaran manusia hingga
huungan-ubungan dari berbagai ras yang ada di dunia.

4. Hubungan ilmu kesehatan masyarakat dengan antropologi

Pentingnya kesehatan bagi setiap orang harus dapat direalisasikan dengan benar. Menurut
Koentjaranngrat dalam bukunya pengantar ilmu antropologi menjelaskan bahwa
ilmukesehatan masyarakat membahas "data konsepsi dan sikap penduduk desa tentang
kesehatan, tentang sakit, terhadap dukun, terhadap obat-obatan tradisional, terhadap
kebiasaan dan pantangan dan sebagainya". Dari berbagai bahasan ilmu kesehatan
masyarakat diatas maka ilmu antropologi dapat membantu dengan memberi pengarahan
kepada para dokter maupun petugas medis yang berkerja maupun tinggal di berbagai
daerah.yang memiliki keragaman budaya, sehingga mereka dapat menyesuaikan dengan
budaya yang ada.

5. Hubungan ilmu linguistik dengan antropologi

Ilmu linguistik atau yang sering dikatakan sebagai ilmu bahasa memiliki tujuan untuk
mengembangkan konsep-konsep dan metode-metode dalam mengetahui segala bentuk
bahasa di brbagai daerah. Dengan tujuan tersebut dapat membantu sub ilmu antropologi
yaitu Etnolinguistik untuk mengembangkan teori-teori tentang berbagai asas bahasa serta
menyuport bahan-bahan, methode, dan teori-teori yang dikembangkan oleh Etnolinguistik.
Selain itu Antropologi juga membutuhkan ilmu linguistik kususnya dalam berbagai penelitian
masyarakat. Sehingga dapat lebih mendekatkan diri dengan masyarakat dan mempermudah
penelitin tersebut.

6. Hubungan antara arkeologi dengan antropologi

Ilmu arkeologi (ilmu sejarah kebudayaan perbakalan). Memiliki tujuan dan tugas yang sama
dengan antropologi yaitu sama-sama meneliti tentang sejarah kebudayaan manusia,
khususnya ilmu prehistori yang meneliti kebuayaan manusia sejak manusia belum mengenal
huruf atau yang sering disebut zaman prehistori. Bahan yang dikaji oleh prehistori
menggunakan sisa-sisa benda kebudayan manusia yang tertinggal dalam lapisan-lapisan
bumi. Karena kajian prehistori sejak zaman manusia belum mengenal huruf maka dapat oleh
prehistori menggunakan sisa-sisa benda kebudayan manusia yang tertinggal dalam lapisan-
lapisan bumi. Karena kajian prehistori sejak zaman manusia belum mengenal huruf maka
dapat memberi banyak keterangan latarbelakang kebudayaan suatu bangsa yang tidak bisa
diberikan oleh ilmu-ilmu yang banyak mengkaji tentang kebudayaan seperti ilmu Arkeologi.

7. Hubungan ilmu sejarah dengan antropoogi

Hubungan Ilmu sejarah dan antropologi memiliki kemiripan dengan hubungan ilmu
arkeologi dengan antropologi. Bagi ilmu sejarah, antropologi mampu memberi banyak bahan
prehistori yang dapat dijadikan pangkal bagi tiap penulis sejarah didunia. kemudian peran
antropologi juga banyak memecahkan masalah histografi sejarah suatu bangsa melelui
metode-metodenya. Serta konsep-konsep tentang kehidupan masyarakat yang banyak
dikembangkan oleh ilmu antropologi dan ilmu- ilmu sosial lain dapat membantu seorang ahli
sejarah untuk mengisi latarbelakang dari peristiwa politik dalam sejarah yang merupakan
objek penelitihannya. Hal ini dikarenakan ilmu sejarah hanya mampu memberi informasi
tentang peristiwa- peristiwa sejarah saja dan kekurangan informasi pada bidang politik.

8. Hubungan ilmu pskitriati dengan antropologi.

Kuntjaraningrat menjelaskan bahwa hubungan antara ilmu pskiatri dan ilmu antropologi
telah dijelaskan dan merupakan suatu pengluasan dari hubungan antara ilmu antropologi
dengan ilmu psikologi, yang kemudian mendapat fungsi yang praktis".

9. Hubungan ilmu geografi dan antropologi

Ilmu geografi merupakan ilmu sosial yang mempelajari tenteng bumi, baik bentuk maupun
segala bentuk hidup yang mendudukibumi misalnya flora dan fauna terutama manusia.
Manusia memilik banyak rupa dan sifat yang berbeda sehingga ilmu geografi memerlukan
ilmu antropologi karena antropologi merupakan satu-satunya ilmu yang mampu menyelami
beragaiseluk-beluk manusia. Sebaliknya antropologi juga memerlukan ilmu geografi. Hal ini
dikarenakan banyak permasalahan-permasalahan kebudayaan manusia yang meneliti
sangkut paut dengan keadaan lingkungan alamnya.

10. Hubungan ilmu ekonomi dengan antropologi.

Sistem perekonomian disetiap negara berbeda-beda. jadi seorang ahli ekonomi harus bisa
mengadaptasi dengan lingkungannya. Misalnya ketika suatu bangsa memiliki penduduk desa
yang banyak bahkan mencapai 80% dinegara tersebut, maka seorang ahli ekonomi akan sulit
menggunakan dan mengembangkan teori dan hukum ekonomi dikarenakan banyak
penduduk yang memiliki pola pikir dan sudut pandang yang masih rendah. Untuk itu ahli
ekonomi harus mengetahui sedikit ilmu antropologi yang banyak memberi pengetahuan
tentang sistem kemasyarakatan dan kajian-kajian tentang manusia.

11. Hubungan ilmu hukum adat dengan antropologi

Ilmu hukum adat membutuhkan suport dari ilmu antropologi. Hal ini dikarenakan banyak
metode-metode antropologi yang digunakan untuk meneliti lebih jauh tentang latarbelakang
kehidupan hukum adat diberbagai daerah. Kuntjaraningrat(2009:32) juga berpendapat
bahwa antropologi dianggap penting karena hukum adat bukan merupakan suatu sistem
hukum yang telah diabstrakkan sebagai aturan-aturan dalam kitab-kitab undang-undang
melainkan timbul dan hidup langsung dai masalah- masalah perdata yang berasal dari dalam
aktivitas masyarakat". Sebaliknya para ahli antropologi juga harus mempunyai pengetahuan
umum tentang konsep-konsep hukum pada umumnya. Hal ini dikarenakan hukum
merupakan salah satu aktivitas kebudayaan dalam lapangan contol sosial. Sehingga ketika
seorang ahli antropologi hendak melakukan penelitian terhadap adat istiadat dari suatu
daerah maka harus mempunyai pengetahuaan tentang konsep dan istilah hukum adat
disana.

12. Hubungan ilmu adsministrasi dengan antropologi

Sebagaimana pada ilmu ekonomi, didalam ilmu adsministrasi juga akan mendapatkan
berbagai permasalahan apalagi masalah agrarian. Dan untuk menyelesaikan masalah
tersebut dapat menggunakan penelitian berdasarkan metode antropologi.

13. Hubungan ilmu politik dan antropologi

Metode antropologi sangat penting bagi seorang ahli ilmu politik untuk dapat memahami
latarbelakang dan adat istiadat tradisional dari suku bangsa itu. Sehingga mendapat
pengertian mengenai tingkahlaku dari partai politik yang harus disesuaikan denagn
lingkungan suku tersebut. Selain itu ahli antropologi dalam mempelajari suatu masyarakat
dan menulis sebuah deskripsi etnografi tentang masyarakat tersebut,tentu akan
menghadapi kekuatan dan proses politik lokal serta aktivitas dari cabang-cabang partai
politik nasional tersebut sehingga diperlukan pemahaman tentang ilmu politik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Antropologi merupakan ilmu tentang manusia, obyek antropologi adalah manusia.


Sedangkan sosiologi kajiannya adalah masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan
meneliti kelompok-kelompoknya, yang mencakup keluarga, suku bangsa, politik, budaya,
dan lain-lain, termasuk perilaku dan interaksi antar sesama manusia maupun antara manusia
dengan kelompoknya. Dengan demikian obyek sosiologi adalah masyarakat manusia, dalam
kaitannya dengan hubungan antar sesama manusia dan proses yang timbul dari hubungan
manusia dalam suatu masyarakat. Dan hubungan antropologi pada ilmu lain seperti, Ilmu
Geologi, Ilmu Paleontologi ,Ilmu Anatomi , Ilmu Kesehatan masyarakat Ilmu Psikiatri, Ilmu
Linguistik ,Ilmu Sejarah ,Ilmu Geografi , Ilmu Ekonomi ,Ilmu Administrasi. Ilmu Politik. Ilmu
Hukum Adat. Antropologi terapan adalah penggunaan ilmu antropologi untuk menganalisis
dan mencari solusi dari masalah riil.

B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi
pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke
depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi
banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA

Ruswanto, W. (1997). Ruang Lingkup Ilmu Antropologi.

Marlinov, I. T. (2021). Kajian Antropologi Hukum Dengan Ilmu Sosial Lainnya.

Hati, S. T. (2018). Hubungan Antara Ilmu-Ilmu Sosial Dan Ips (Sumber Dan Materi Ips).
Ijtimaiyah Jurnal Ilmu Sosial Dan Budaya, 2(1).

Hendro, E. P. (2019). Konsep Pengembangan Kampung Batik Durenan Indah Suatu


Pendekatan Antropologi Terapan. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 2(2), 176-181.

Kasniyah, N. (2005). Antropologi Pasca "Pembangunan": Dimensi Antropologi Terapan.


Humaniora, 17(3), 293-300.

PUTRA, R. F. (2021). KAJIAN ANTROPOLOGI HUKUM DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA.

Anda mungkin juga menyukai