Disusun Oleh :
N. ALDI SAPUTRA
AOA0190906
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
TAHUN 2022
LATAR
PEMBAHASAN
BELAKANG
PENDAHULUAN
METODE
PENELETIAN
LATAR BELAKANG
Penderita gout arthritis di Indonesia mencapai 81% dari populasi, hanya 24% yang pergi ke dokter
sedangkan 71% cenderung langsung mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri yang dijual bebas.
Angka ini menempatkan Indonesia sebagai Negara paling tinggi menderita gout arthritis
dibandingkan dengan Negara Asia lainnya, seperti Hongkong, Singapura, Malaysia, dan Taiwan.
Berdasarkan data Riskesdas Tahun (2018).
Konsep Lansia
Lanjut usia adalah kelompok manusia yang berusia 60 tahun ke atas (Hardywinoto
dan Setiabudhi, 1999;8 dalam Sunaryo et al., 2016). Pada lanjut usia akan terjadi
proses menghilangnya kemampuan jaringan unuk memperbaiki diri atau mengganti
dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi (Costantinides,
1994 dalam Sunaryo et al., 2016).
Diagnosa
Pegkajian Keperawatan
Evaluasi
Impelmentasi
Keperawatan
Intervensi
Keperawatan
BAB III METODE
PENELITIAN
3. Partisipan
6. Uji keabsahan
Pengkajian:
Identitas Pasien:
Kepala Rambut bewarna putih, bersih, tidak Rambut bewarna putih, bersih, tidak ada
ada lesi, mata simetris, konjungtiva lesi, mata simetris, konjungtiva tidak
tidak anemis, hidung anemis, hidung simetris,pendengaran
simetris,pendengaran baik, bibir atas baik, bibir atas dan bawah simetris
dan bawah simetris
Cardiovaskuler Ictus cordis tidak nampak, batas Ictus cordis tidak nampak, batas jantung
jantung normal, SI S2 tunggal normal, SI S2 tunggal
Kekuatan otot 4 4 4 4
3 2 3 2
Pengkajian Indeks
No Instrumen Klien 1 Klien 2
1 KATZ Mandiri Mandiri
2 Barthel indeks Mandiri Mandiri
3 MMSE Sedang Sedang
4 PSQI Baik Baik
5 BBS Tidak ada Tidak ada
Analisa Data
No Data Etiologi Problem
1 DS: Mengomsumsimakanantinggipurin Gangguan mobilitas fisik
Ny.Lmengeluhsulitmenggerakankakinya
Ny.Lmengatakankadangmerasacemassaatbergerak Metabolisme di hati (teroksidasi)
Asam urattinggi
DO:
Kekuatanototmenurun Gangguanfiltrasiginjal
4 4
Hiperurisemia
3 2 Penumpukan di sendi
Fisik lemah
Penumpukankristlal (tofus)
Kadar asamurat serum 10,9 mg/dl
TTV: Inflamasi
TD: 100/60 mm/Hg
N: 72x/menit Kaku sendi
RR: 22x/menit
S: 36,7 Gangguanmobilitasfisik
2 DS:
-Ny.Rmengatakan nyeri dibagiantelapak kaki bawah
Gangguanmobilitasfisik
Nyeri akut
Gerakan X
4. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis, pagar tempat tidur)
terbatas
5. Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu.
Keterangan:
Edukasi
1: Meningkat
2: Cukup meningkat 6. Anjurkan melakukan mobilisasi dini.
3: Sedang 7. Ajarkan mobilisai sederhana
4: Cukup menurun yang harus dilakukan (mis, duduk di tempat tidur duduk di sisi tempat tidur
ke kursi)
5: Menurun
: Sesudah dilakukan tindakan X: Sebelum dilakukan tindakan
2. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan tingakt nyeri menurun , dengan Manajemen Nyeri Observasi
fisiologis kriteria hasil;
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri.
3. Identifikasi respon nyeri non verbal.
Kaloborasi
1. Kaloborasipemberian analgetik, jika perlu.
Edukasi Kesehatan
3. Defisit pengetahuan berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan tingkat pengetahuan
dengan kurang terpapar informasi membaik dengan kriteria hasil:
Observasi:
Kemampuan X
3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan.
menjelaskan pengetahuan
suatu topic 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan.
5: Menurun
Kaloborasi
Persepsi yang X
3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan.
3. Mengidentifikasi skala nyeri. 4.Mengidentifikasi respon nyeri non 2. Mengidentifikasi skala nyeri. 3. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
4. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal. rasa nyeri (Memberikan terapi komplementer yaitu
verbal.
5. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi kompres hangat).
5. Mingidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri. rasa nyeri (Memberikan terapi komplementer yaitu 4. Memfasilitasi istirahat dan tidur
6. Memberikan teknik nonfarmakologis kompres hangat). 5. Menganjurkan memonitori nyeri secara
untuk mengurangi rasa nyeri (Memberikan terapi komplementer yaitu kompres 6. Memfasilitasi istirahat dan tidur mandiri.
hangat) 6. Mengecek kadar asam urat.
7. Menganjurkan
7. Mengkontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, suhu ruangan, memonitori nyeri secara mandiri.
pencahayaan, kebisingan). 8. Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
8. Memfasilitasi istirahat dan tidur. 9,Menjelaskan penyebab, periode, dan
9,Mengkaloborasi pemberian analgetik, jika perlu
pemicu nyeri.. 10.Mengecek kadar asam urat.
8. Mengjarkan mobilisai sederhana yang mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis, duduk di
harus dilakukan (mis, duduk di tempat tidur duduk di sisi tempat tidur ke kursi) tempat tidur duduk di sisi tempat tidur ke kursi)
Klien 2 (gangguan mobilitas fisik b.d nyeri)
Kunjungan ke-I Kunjungan ke-2 Kunjungan ke-3
Jam Implementasi Jam Implementasi Jam Implementasi
09.00 1. Memperkenalkan diri saat melakukan 09.30 1,Memperkenalkan diri 09.30 1. Memperkenalkan diri
kontak dengan klien. a.Menyebutkan nama. b.Menyebutkan asal. saat melakukan kontak dengan klien. a.Menyebutkan saat melakukan kontak dengan klien. a.Menyebutkan
c.Menatap mata klien saat nama. b.Menyebutkan asal. c.Menatap mata klien nama. b.Menyebutkan asal. c.Menatap mata klien saat
memperkenalkan diri saat memperkenalkan diri memperkenalkan diri
2. Mingidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas, intensitas nyeri. 2.Mengidentifikasi skala nyeri. 2. Mengidentifikasi skala nyeri.
3. Mengidentifikasi skala nyeri. 4.Mengidentifikasi respon nyeri non 3. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
4. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal.
mengurangi rasa nyeri (Memberikan terapi
verbal.
5. Memberikan teknik
komplementer yaitu kompres hangat).
5. Mingidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri. 4. Memfasilitasi istirahat dan tidur
nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
6. Memberikan teknik nonfarmakologis 5. Menganjurkan memonitori nyeri secara
untuk mengurangi rasa nyeri (Memberikan terapi komplementer yaitu kompres hangat) (Memberikan terapi mandiri.
7. Mengkontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, suhu ruangan, komplementer yaitu 5. Mengecek kadar asam urat.
pencahayaan, kebisingan). kompres hangat).
8. Memfasilitasi istirahat dan tidur. 9,Menjelaskan penyebab, periode, dan 6. Memfasilitasi istirahat dan tidur
pemicu nyeri.. 7. Menganjurkan memonitori nyeri secara mandiri.
8. Menganjurkan menggunakan analgetik
10.Menjelaskan strategi meredakan nyeri. 11.Menganjurkan memonitori nyeri secara secara tepat 9,Mengkaloborasi
mandiri.
pemberian analgetik, jika perlu
12.Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat. 10. Mengecek kadar asam
13. Mengajarkan teknik nonfarmakologis
urat.
untuk mengurangi rasa nyeri.
14.Mengkaloborasi pemberian analgetik, jika perlu
3. Mengidentifikasi skala nyeri. 4.Mengidentifikasi respon nyeri non 3. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
4. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal.
mengurangi rasa nyeri (Memberikan terapi
verbal.
5. Memberikan teknik
komplementer yaitu kompres hangat).
5. Mingidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri. 4. Memfasilitasi istirahat dan tidur
nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
6. Memberikan teknik nonfarmakologis 5. Menganjurkan memonitori nyeri secara
untuk mengurangi rasa nyeri (Memberikan terapi komplementer yaitu kompres hangat) (Memberikan terapi mandiri.
7. Mengkontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis, suhu ruangan, komplementer yaitu 5. Mengecek kadar asam urat.
pencahayaan, kebisingan). kompres hangat).
8. Memfasilitasi istirahat dan tidur. 9,Menjelaskan penyebab, periode, dan 6. Memfasilitasi istirahat dan tidur
pemicu nyeri.. 7. Menganjurkan memonitori nyeri secara mandiri.
8. Menganjurkan menggunakan analgetik
10.Menjelaskan strategi meredakan nyeri. 11.Menganjurkan memonitori nyeri secara secara tepat 9,Mengkaloborasi
mandiri.
pemberian analgetik, jika perlu
12.Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat. 10. Mengecek kadar asam
13. Mengajarkan teknik nonfarmakologis
urat.
untuk mengurangi rasa nyeri.
14.Mengkaloborasi pemberian analgetik, jika perlu
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1-8
P: Intervensi dihentikan.
A: Masalah teratasi
A: Masalah belum teratasi. P: Lanjutkan intervensi 3-15 A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi 11-15
P: Intervensi dihentikan.
O: Ny.R tampak susah bergerak, kekuatan otot menurun. Gerakan terbatas. O: Ny.R tampak sudah bisa bergerak, kekuatan otot meningkat O: Ny.R sudah bisa bergerak, kekuatan otot meningkat
Kadar asam urat: 9,1 mg/dl Kadar asam urat: 5.1 mg/dl A: Masalah teratasi sebagian Kadar asam urat: 5.0 mg/dl
A: Masalah belum teratasi. P: Lanjutkan intervensi 3-15 A: Masalah teratasi sebagian P: Lanjutkan intervensi 11-15
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan.
-Ny.R banyak bertanya mengenai penyakitnya. O: Ny.R tampak banyak bertanya dan kebingungan. O: Ny.R sudah bisa menjawab pertanyaan dari peneliti