Page
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kakuatan, kamampuan, dan rahmat - Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Teknologi Kosmetika yang berjudul “Formula Krim Malam”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Teti Indrawati,MS.Apt selaku
Dosen Pengampu pada mata kuliah ini yang telah memberikan bimbingan, dan ilmu yang telah
di berikan kepada kami, serta pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik pada teknik
penulisan maupun materi. Kritik dan saran sangat penyusun harapkan untuk perbaikan maupun
pengembangan sehingga makalah ini lebih bermanfaat.
Penyusun
Page
2
BAB I
PENDAHULUAN
Page
3
2. Apa saja komponen yang termasuk dalam formula sediaan krim malam anti ageing ?
3. Bagaimana macam macam metode pembuatan krim malam anti ageing?
4. Bagaimana cara evaluasinya yang digunakan pada sediaan krim malam?
5. Bgaimana rancangan formula yang dibuat (formula, metode, evaluasi dan karakteristik)
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik yang baik dari sediaan krim malam.
2. Untuk mengetahui komponen yang diguanakan dalam pembuatan krim malam
3. Untuk mengetahui macam macam metode pembuatan krim malam.
4. Untuk mengetahui evaluasi yang digunakan pada krim anti ageing
5. Untuk mengetahui formula, metode, evaluasi dari karakteristik dari formula ke 3 yang
dibuat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Page
4
Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan
dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis
berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya
pada telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat
pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel - sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis
melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat - zat makanan dan
cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding - dinding kapiler dermis ke dalam
epidermis.
Lapisan epidermis itu sendiri terbagi dalam 4 lapisan (dimulai dari lapisan terbawah
kelapisan atas) :
a. Lapisan germinatum / lapisan basal
Lapisan terbawah dari lapisan epidermis yang bergerak secara terus menerus menuju
keatas memisahkan antara lapisan epidermis dengan lapisan dermis, disusun oleh sel
Page
5
basal aktif yang terus menerus membelah diri, yang sangat penting dalam proses
pembelahan sel, sehingga bagian inilah yang terus menerus membuat sel-sel kulit baru
untuk mengantikan bagian sel-sel yang tua dan rusak, oleh karena itu disebut juga sel
induk. Terdapat melanocyt yaitu sel yang memproduksi melanin untuk memberi warna
pada kulit, dan yang paling penting fungsi melanocyt untuk melindungi DNA di inti sel
kulit agar tidak bermutasi karena radiasi sinar matahari.
c. Stratum Granulosum
Sel dilapisan ini sudah merupakan sel mati dan tidak dapat membelah diri tersusun dari
sel-sel keratin atau sel yang sudah berisi bahan protein dan mengeras, dan banyak
terdapat filaggrin merupakan bahan penghubung sel keratin dengan bagian luar sel untuk
tetap memberikan nutrisi bagi sel keratin melalui cairan antar sel karena bagian sel ini
semakin jauh dari aliran darah. Karena letak lapisan ini makin jauh dari aliran darah
maka sedikit saja pembuluh darah yang ada di lapisan dermis mengalami gangguan aliran
darah, maka akan sangat mempengaruhi lapisan ini, sehingga sel kulit di lapisan ini akan
menjadi semakin pipih dan mati sebelum waktunya, itulah yang menyebabkan kondisi
kulit kita terlihat kusam dan tidak sehat.
d. Stratum Lucidum
Adalah lapisan tebal sel berbentuk gepeng yang tidak berwarna dan bening, banyak
terdapat zat eleidin (lapisan mengeras) yang ditemukan hanya pada lapisan telapak kaki
Page
6
dan tangan sehingga terlihat pada bagian tersebut lebih tebal, tentusaja ketebalan ini
berfungsi sebagai pelindung.
Dermis
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung
rambut, kelenjar keringat, kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh - pembuluh darah dan
getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel - sel umbi rambut yang
berada di dasar kandung rambut, terus - menerus membelah dalam membentuk batang rambut.
Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai
permukaan kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan
95% kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata - rata kulit jangat diperkirakan
antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di
telapak tangan dan telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat - serat, matriks
interfibrilar yang menyerupai selai dan sel-sel. Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam
kelenjar yaitu kelenjar keringat dan kelenjar palit. Lapisan dermis terdiri dari :
a. Lapisan papilari, merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan penghubung yang
longgar menghubungkan lapisan epidermis kelapisan subcutis, banyak terdapat sel mast
dan sel makrofag yang diperlukan untuk menghancurkan mikroorganisme yang
menembus lapisan dermis, tentu saja berfungsi sebagai pelindung. Di lapisan ini juga
terdapat sejumlah kecil elastin dan kolagen. Lapisan ini berbentuk gelombang yang
Page
7
terjulur kelapisan epidermis untuk memudahkan kiriman nutrisi kelapisan epidermis yang
tidak mempunyai pembuluh darah.
b. Lapisan Retikular, merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan penghubung padat
dengan susunan yang tidak merata, disebut lapisan retikular karena banyak terdapat serat
elastin dan kolagen yang sangat tebal dan saling berangkai satu sama lain menyerupai
jaring-jaring. Dengan adanya serat elastin dan kolagen akan membuat kulit menjadi kuat,
utuh kenyal dan meregang dengan baik. Komponen dari lapisan ini berisi banyak struktur
khusus yang melaksanakan fungsi kulit. Terdiri dari : Kelenjar sebaceous, Eccrine sweat
glands atau kelenjar keringat, Pembuluh darah, Serat elastin dan kolagen, Folikel
Rambut, Syaraf nyeri dan reseptor sentuh,
Hipodermis
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan
saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau
penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai
cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh,
paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua,
kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya
berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin
kehilangan kontur.
pH kulit wajah yang normal terbentuk dari asam lemak dan asam amino dari kulit dan
sekresi minyak di kulit. Hasil sekresi ini dikenal dengan sebutan Acid Mantle atau perisai asam.
Perisai asam berfungsi sebagai pelindung kulit wajah dari serangan bakteri, infeksi, toksin dan
angin ke dalam kulit.
Acid mantle adalah lapisan tipis yang berada di bagian epidermis kulit yang berfungsi
melindungi kulit dari faktor eksternal seperti angin, bakteri, virus, toksin. Acid Mantle adalah
Page
8
lapisan pelindung paling luar dari kulit maka harus dijaga keeksistensinya karena apabila kulit
menjadi lebih alkali (basa) serangan bakteri jahat seperti staphylococcus akan terbuka. Perlu
dicatat bahwa mikroba kulit ‘baik‘ seperti: micrococci cenderung menyukai pH asam sedangkan
mikroba ‘jahat’ seperti : staphylococcus suka kondisi netral. Bakteri ‘normal’ yang berhubungan
dengan jerawat lebih suka micro-environment pH mendekati netral.
Sabun mandi dengan pH netral maksudnya Anda harus memilih sabun yang mendekati
pH kulit. pH kulit manusia pada umumnya sekitar 5,5-6,5. Sedangkan pH Kulit wajah memiliki
pH 4,0-5,5 sedikit lebih rendah daripada pH kulit tubuh, karena tingkat keasamannya sesuai
untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Sebaiknya sabun mandi tidak digunakan juga untuk
sabun muka.[7]
Page
9
sebagai pro kolagen. Pro kolagen ini mengandung terdiri dari 300-400 asam amino tambahan
pada setiap cabangnya, tambahan ini dipindahkan setelah sekresi menghasilkan molekul kolagen.
2. Genetik (Keturunan)
Genetika merupakan faktor utama penuaan. Adakeluarga yang lebih cepat tua, ada yang
lebih lambat. Namun faktor-faktor lain juga dapat memiliki dampak meliputi tingkat stres yang
sering dihadapi. Gaya hidup bahagia dan sehat adalah salah satu caraterbaik untuk menjaga
penampilan muda.
3. Rasial
Page
10
Berbagai ras manusia mempunyai perbedaan struktur dan faal tubuh dalam perannya
terhadap lingkungan hidup sehingga mempunyai kemampuan yang berbeda dalam
mempertahankan diri terhadap pengaruh lingkungan yang merusak kehidupan. Misalnya dalam
jumlah dan fungsi pigmen melanin. Terjadi proses penuaan yang berbeda antara orang
yang berkulit pucat dan orang berkulit gelap, orang yang berkulit pucat cenderung lebih cepat
menua karena langsung terkena sinar matahari.
4. Hormonal
Hormon tertentu dalam tubuh manusia mempunyai peran penting dalam proses
pembentukan sel baru dan proses metabolic untuk mempertahankan kehidupan sel secara baik.
Pada wanita hormone estrogen yang dibuat dalam folikel kandung telur memacu pertumbuhan
sel epitel sehingga apabila terjadi penurunan kadar estrogen seorang wanita (menopause)
pertumbuhan sel baru akan terhambat.
Tubuh seseorang akan mengubah hormon DHEA (dehydro-epi-androsterone) menjadi
estrogen dan testosteron. Hormon ini bisa membantu memperlambat proses penuaan. Sedangkan
menurunnya hormon testosteron (hormon sekspada laki-laki) akan mempengaruhi penurunan
energi dan gairah seks dalam tubuh, kelemahan otot, osteoporosis dan proses penuaan.
Hormon melatonin diproduksi dalam otak dan membantu mengatur waktu tidur.
Beberapa ahli menyatakan hal tersebut bisa mempengaruhi penundaan atau justru mempercepat
proses penuaan. Selain itu hormone ini juga bisa melawan kanker dan meningkatkan seksualitas.
Dan yang terakhir adalah human growth hormone (HGH) yaitu hormon yang mempengaruhi
proses pertumbuhan, karena itu menurunnya hormon ini akan mempercepat proses penuaan.
5. Penyakit Sistemik
Berbagai penyakit sistemik menyebabkan proses menua berlangsung lebih cepat, misalnya
kencing manis, arteriosklerosis, defesiensi gizi, dan penyakit auto imun, yang menyebabkan
terganggunya system biologi selular.
6. Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup manusia yang tidak nyaman bagi kulit berupa suhu, kelembaban,
polusi kimia dan sinar UV. Sinar Uv dapat merusak serabut kolagen kulit dan matrik dermis
Page
11
sehingga kulit menjadi tidak elastic, kering dan keriput. Sinar UV dapat memacu pertumbuhan
sel ganas kulit. Efek sinar matahari ada 2 ( dua ) yaitu pada epidermis dan dermis.
a. Efek sinar matahari pada epidermis : Perubahan pada epidermis yang disebabkan oleh
matahari termasuk penipisan epidermis dan pertumbuhan lesi kulit.
b. Efek sinar matahari pada dermis : Dalam dermis, efek matahari menyebabkan kolagen
terpecah lebih cepat. Sinar matahari merusak serat kolagen dan menyebabkan akumulasi
elastin yangabnormal. Saat elastin yang terinduksi matahari terakumulasi, enzim yang
disebut metaloproteinase diproduksi dalam jumlah besar. Biasanya, metaloproteinase
merombak kulit yang terluka oleh matahari serta membentuk kembali kolagen. Namun,
proses ini tidak selalu bekerja dengan baik danbeberapa metaloproteinase sebenarnya
memecah kolagen. Kolagennase terlibat dalam degradasi matriks ekstraseluler selama
remodeling jaringan. Hasil dari pembentukan serat kolagen yang tidak teratur dikenal
sebagai solar scar. Proses pembentukan yang tidak sempurna ini jika terjadi terus
menerus dapat menyebabkan keriput semakin berkembang.
c. Lain-lain: Seperti stress psikis, merokok, minuman keras, bahan tambahan dalam
makanan, radiasi sinar X, pajanan bahan kimia, dapat mempercepat penuaan kulit.[5]
Page
12
2.7 ANTI AGING ATAU ANTI KERUT/ANTI KERIPUT
Efek Penuaan
Anda tidak bisa membalikan waktu dan menjadi muda. Bagaimanapun, dengan kemajuan
teknologi pengobatan kulit sekarang, anda dapat menghilangkan efek dari penuaan dan
photoaging (penuaan yang disebabkan oleh sinar matahari). Anda tidak dapat menjadi muda tapi
anda dapat terlihat muda dan lebih menarik dengan perawatan anti penuaan atau lebih dikenal
dengan anti ageing.
Anti ageing atau anti penuaan adalah sediaan untuk mencegah proses degeneratif. Dalam
hal ini, proses penuaan yang gejalanya terlihat jelas pada kulit seperti keriput, kulit kasar, noda-
noda gelap. Kerutan ataupun keriput dapat diartikan secara sederhana sebagai penyebab
menurunnya jumlah kolagen dermis.
Indonesia mempunyai iklim tropis dengan sinar matahari melimpah yang dapat
menyebabkan resiko tinggi terhadap kerusakan kulit atau penuaan dini (premature ageing).
Masalah yang timbul pada kulit akibat sinar matahari dapat diatasi dengan pengobatan
dermatologis. Pengobatan yang diaplikasikan langsung ke kulit biasanya lebih efektif. Kosmetika
anti kerut/anti keriput sangat digemari oleh para wanita saat ini. Memang kerut/keriput identik
dengan usia yang sudah lanjut. Namun, kerut/keriput dapat muncul pada wanita muda yang lebih
dikenal dengan sebutan penuaan dini (premature ageing). Sinar UV dianggap sebagai penyebab
utama terjadinya penuaan dini. Oleh sebab itu, kosmetika dan perawatan tubuh yang berfungsi
sebagai anti kerut/anti keriput banyak digunakan untuk mencegah dan menghilangkan dampak
penuaan dini.
Untuk menghilangkan dampak dari sinar UV dan sebagai anti kerut/anti keriput, telah
tersedia banyak kosmetika yang mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi menangkap
Page
13
radikal bebas dalam kulit akibat sinar UV dan polusi. Molekul antioksidan berfungsi sebagai
sumber hidrogen labil yang akan berikatan dengan radikal bebas. Dalam proses tersebut,
antioksidan mengikat energi yang akan digunakan untuk pembentukan radikal bebas baru
sehingga reaksi oksidasi berhenti. Antioksidan “mengorbankan dirinya” untuk teroksidasi oleh
radikal bebas sehingga melindungi protein atau asam amino penyusun kolagen dan elastin.
Diantara antioksidan yang paling sering digunakan adalah vitamin C yang telah terbukti secara
ilmiah. Vitamin C terbukti menekan proses pigmentasi kulit sehingga banyak juga digunakan
sebagai bahan pemutih kulit wajah (whitening). Disamping juga mencegah proses pembentukan
bintik kecil kulit (freckle), bintik coklat kulit (brownspots) serta memulihkan efek kantong mata
(eye-sack). Proses pencerahan kulit dengan vitamin C dianggap lebih aman dibanding bahan lain,
seperti hidroquinone sehingga cocok bagi kulit wanita di Asia.
Cream Malam
Night cream/ight support/Nourishing cream, yaitu pelembab untuk perawatan wajah pada
malam hari. Krim ini kandungan lemaknya lebih banyak dan berfungsi sebagai pelicin dan
membantu menahan persediaan air.
Bagi sebagian kalangan, mengoleskan krim malam pada malam hari merupakan suatu
keharusan. Tetapi bagi kalangan lain, hal tersebut bahkan tidak pernah dilakukan. Padahal jika
dilakukan secara rutin,manfaat krim malam bagi kecantikan khususnya kulit wajah cukup
banyak. Krim malam efektif memperbaiki kulit dimalam hari kareana dimalam hari kulit lebih
Page
14
siap menyerap antioksidan dan gizi lainya. Krim malam sangat baik diserap kulit saat kita tidur,
dimana saat tidur kulit memakai proses alami untuk memperbaiki dirinya. Kulit memperbaiki
diri sendiri ketika seseorang tidur sangat nyenyak (Slow wave), dimana disaat inilah manusia
mengeluarkan hormon pertumbuhan yang berfungsiumengganti sel-sel rusak. Di malam hari juga
proses pengelupasan kulit menjadi sangat aktif, pembaharuan kulit dua kali lebih aktif , serta
aliran darah ke kulit meningkat.
Dalam penyimpanan, harus memiliki sifat sebagai berikut : Harus tetap homogen dan stabil,
tidak berbau tengik, bebas partikulat keras dan tajam dan tidak mengiritasi kulit
2.10 KOMPONEN CREAM ANTI-AGING
Komponen sediaan cream anti aging terdiri atas :
1. Fase minyak (hidrokarbon, lilin, asam lemak dll);
2. Fase air (humektan, alkohol, pengental dan air murni);
3. Surfaktan/emulgator
- nonionic : gliserin stearat, PEG sorbitan sabun asam lemak, dll;
- anionic : sabun asam lemak, sodium alkil sulfat, dll. 9
4. Tambahan
- antioksidan (BHT, BHA, Vitamin C, Vitamin E, Hormon pertumbuhan (growth
hormone), dll.
- pengawet (asam sorbat, golongan paraben, dll)
- antikelat (EDTA)
- anti mikroba
Page
15
- parfum, pewarna dan lain-lain.
2. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses pembuatan
krim bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang diperlukan
tercampur secara homogen. Persyaratannya harus homogen sehingga krim yang dihasilkan
mudah digunakan dan terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit. Sediaan dioleskan
pada kepingan kaca atau bahan transparan lain yang cocok untuk melihat susunan yang
homogen.
Pada skala besar, alat yang digunakan untuk pengujian homogenitas ialah roller mill,
colloid mill. Homogenizer tipe katup. Dispersi yang seragam dari obat yang tidak larut
dalam basis maupun pengecilan ukuran agregat lemak dilakukan dengan melalui
homogenizer atau mill pada temperatur 30-400C. Krim harus tahan terhadap gaya gesek yang
Page
16
timbul akibat pemindahan produk, maupun akibat aksi mekanis dari alat pengisi. (Anief,
1995)
3. Uji pH
Dengan mengunakan kertas indikator universal pH. Cara : Kertas indicator dicelupkan
kedalam sediaan cream, kemudian angkat dan bandingkan dengan standar yang sudah ada.
5. Uji sensitivitas
Kulit dioleskan sampel, bila terjadi reaksi pada kulit seperti iritasi, terbakar, bercak, dsb
6. Test Iritasi :
Mengevaluasi potensi iritasi bahan kimia pada binatang dengan memakai kelinci
albino.
Test dilakukan dengan teknik Patch Test pada kulit kelinci yang dilukai dan pada kulit
yang utuh.
Minimal binatang yang dites enam ekor, bulu-bulunya telah dicukur.
Bahan yang akan dites diletakkan pada bahan berbentuk segiempat (dapat berupa
surgical gauze).
Bahan yang dites untuk bahan setengah padat : 0,5 gram.
Lalu selurut badan kelinci dibungkus dengan bahan yang bersifat elastic (rubberized
cloth) selama 24 jam. Ini untuk menjaga agar bahan yang akan dites tetap di posisi
semula dan mencegah bahan menguap. Setelah 24 jam bahan diangkat dan hasil reaksi
dievaluasi, diulang setelah 72 jam.
Page
17
7. Uji Isi Minimum (FI Edisi IV)
Pengujian krim yang dikemas dalam wadah dengan etiket yang
mencantumkan bobot bersih tidak lebih dari 10 g.
Ambil 10 contoh, isi wadah dikeluarkan, bersihkan dan keringkan,
timbang wadah.
Timbang lagi masing-masing wadah yang kering dan bersih beserta
bagian-bagiannya.
Perbedaan antara kedua penumbangan adalah bobot bersih isi wadah.
Bobot bersih + isi dan wadah tidak kurang dari bobot yang tertera
pada etiket dan tidak satu pun wadah yang bobot bersih isinya kurang dari 90% dan
bobot yang tertera pada etiket untuk bobot ≤ 60 g dan tidak kurang dari 95% dari
bobot yang tertera pada etiket. Untuk bobot lebih besar dari 60 g dan lebih dari 150 g.
Jika persyaratan ini tidak terpenuhi, tetapkan bobot minimum.
8. Uji Stabilitas
Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah untuk menjamin bahwa setiap batch obat
yang didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun sudah cukup
lama dalam penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar penentuan batas
kadaluarsa, cara-cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label. (Lachman, 1994).
Ketidakstabilan formulasi dapat dideteksi dengan pengamatan pada perubahan
penampilan fisik, warna, bau, rasa, dan tekstur dari formulasi tersebut, sedangkan perubahan
kimia yang terjadi hanya dapat dipastikan melalui analisis kimia. (Ansel,1989).
Cream dikatakan stabil jika :
Tidak ada perubahan yang berarti dalam ukuran partikel atau distribusi
partikel dari globul fasa dalam selama life time produk.
Distribusi globul yang teremulsi adalah homogen.
Memiliki aliran tiksotropik (mudah mengalir atau tersebar tetapi
memiliki viskositas yang tinggi untuk meningkatkan stabilitas fisiknya).
Tidak terjadi koalesen fasa internal, creaming dan perubahan
penampilan, bau, warna, serta sifat fisik yang lain.
Uji Stabilitas Dipercepat :
Page
18
Analisis frekuensi ukuran dari emulsi dari waktu kewaktu dengan makin duk etrsebut.
Untuk emulsi yang pecah dengan cepat, penyelidikan mikroskopik dari fase dalam
yang terpisah sudah cukup.
b. Glycerin
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; hanya boleh berbau khas lemah, bukan
bau yang keras atau tidak enak; rasa manis; higroskopis.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) p; tidak larut dalam
kloroform p, eter p, minyak lemak, minyak atsiri.
Kegunaan : Sebagai emollien dan humektan.
c. Propilenglikol
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau; menyerap
air pada udara lembab
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan acetone, dan dengan kloroform; larut
dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial; tetapi tidak dapat bercampur dengan
minyak lemak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Page
19
Kegunaan : Anti mikroba, desinfektan, humektan, plastisizer, solvent, stabilisazer for
vitamin, cocolve pada water misable
d. Triethanolamine
Pemerian : Cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, jernih tidakberbau atau
hamper tidak berbau, higroskopis.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan etanol (95%) sukar larut dalam eter P.
Kegunaan : Pengatur pH
e. Asam stearat
Asam stearat, atau asam oktadekanoat, adalah asam lemak jenuh yang mudah diperoleh
dari lemak hewani serta minyak masak. Wujudnya padatan putif pada suhu ruang, dengan
rumus kimia CH3(CH2)16COOH
Pemerian : zat padat keras mengkilat menunjukan susuna hablur, putih atau kuning pucat;
mirip lemak lilin
Kelarutan : larut dalam pelarut organic
Kegunaan : zat tambahan
f. Paraffin
Pemerian : padat, sering menunjukan susunan hablur, agak licin, tidak berwarna atau putih
dna tidak berasa
Kelarutan : praktis tidka larut dalam air dan etanol 95%; larut dalam kloroform
Kegunaan : zat tambahan
g. Butyl hidroksitoluen
Pemerian : hablur padat, putih, bau khas
Kelarutan ; praktis tidak larut dalam air dan dalam propilenglikol, mudah larut dalam
etanol (95%)
Page
20
Kegunaan: antioksidan
h. Asam sitrat
Pemerian ; hablur tidak berwarna atau serbuk putih, rasa asam kuat
Kelarutan : larut kurang dari 1 bag air dan dalam 1,5 bagian etanol (95%)
Kegunaan : Ph adjuster
Page
21
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 FORMULASI
Persen ( % )
Zat Formula Formula Formula Fungsi / karateristik bahan
I II makalah
Basis minyak (Sebagai basis krim)
Asam stearate 15 10 15 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 2 bagian etanol (95%) P, dalam
2 bagian kloroform P, dan dalam 3 bagian eter.
Lanolin - 13 - Zat tambahan
Mineral oil 10 - 10 Basis minyak
Zat tambahan
Massa lunak, lengket,bening, putih, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan
Vaselin album - 15 -
dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan etanol (95%)
Basis minyak (Sebagai pelembab)
Kepadatan : 0.84–0.89 g/cm3 at 20°C
Paraffin 15 - 15 Titik leleh : Bervariasi dengan perbedaan spesifikasi yang tersedia.
Kelarutan : Larut dalam kloroform, eter, minyak atsiri; sedikit larut dalam etanol:
praktis tidak larut dalam aseton, etanol 95% dan air.
Melindungi kulit dari iritasi (emollient dan moisturizer)
Dimeticon - 10 - Bening, inert, tidak beracun dan tidak mudah terbakar
Terbentuknya film pada kulit yang menyerap sebum dan mencegah kilauan.
Stiffening agent (Sebagai pelarut, pelembut, pelembab)
Cetyl alcohol 2 - 2 Kelarutan : Larut dalam etanol (95%) P dan dalam eter P; praktis tidak larut dalam
dalam air; kelarutan bertambah dengan kenaikan suhu.
Butyl Antioksidan
0,2 - 0,2
hydroxytoluene
Humektan, sebagai emolliien
Berat Molekul : 92,09
Gliserin 10 10 10
Kelarutan: Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) p; tidak larut dalam
kloroform p, eter p, minyak lemak, minyak atsiri.
Parfume 1 - 1 Pengharum
Zat pengawe (Sebagai pelembab)
Berat Molekul : 76,09
Propylene glycol 0,5 8 0,5 Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan acetone, dan dengan kloroform;
larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial; tetapi tidak dapat bercampur
dengan minyak lemak
zat pengawet
serbuk hablur halus, putih, hampir tidka berbau,tidak berasa
Nipagin - 0,18 -
kelarutan : larut dalam 500 bag air,dalam 20 bag air mendidih dan 3,5 bag etanol
(95%), jika didingin kan larutan tetap jernih
Zat pengawet
Nipasol - 0,05 - Serbuk hablur putih, tidak berbau dan tidak berasa
Kelaruran : sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bag etanol (95%)
Asam sitrat qs - Qs Ph adjuster
Span 60
4,7 g 10%
tween 80 Zat pengemulsi
0,3 g (HLB 5,7) -
Uji Ph
Pemeriksaan pH menggunakan alat pH meter yang dikalibrasi menggunakan larutan dapar pH 7
dan pH 4. Elektroda pH meter dicelupkan ke dalam krim, jarum pH meter dibiarkan bergerak
sampai menunjukkan posisi tetap, pH yang ditunjukkan jarum dicatat. Krim sebaiknya memiliki
pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 6,0 – 7,0.
BAB IV
KESIMPULAN