Anda di halaman 1dari 51

DASAR KOSMETIKA DAN

PERATURANNYA

Mudita,M.Farm.,Apt
SEJARAH KOSMETIKA
• Kosmetik berasal dari bahasa Yunani “ kosmetikos “  yang berarti
ketrampilan menghias, mengatur, namun pada perkembanganya istilah
kosmetik telah dipakai oleh banyak kalangan dan profesi yang brbeda,
sehingga pengertian kosmetik menjadi begitu luas
• Istilah kosmetologi telah dipakai sejak tahun 1940 di Inggris, Perancis,
Jerman. Istilah ini tidak sama bagi tiap profesi yang menggunakanya.
• tahun 1970 oleh Jellinek, kosmetologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari hukum-hukum fisika, Biologi, maupun mikrobiologi
tentang pembuatan, penyimpanan, dan penggunaan (aplikasi) kosmetik,
Selanjutnya di tahun 1997 Mitsui menyebut kosmetologi sebagai ilmu
kosmetik yang baru, yang lebih mendalam dan menyeluruh.
• Dari mulai abad ke 19, kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu kosmetik
tidak hanya untuk kencantikan saja, melainkan juga untuk kesehatan
Perkembangan ilmu kosmetik serta industri secara besar-besaran baru
dimulai pada abad ke-20 (Wall, Jellinek, 1970).
Title 21 Code of Federal
Regulations (21 CFR)
Cosmetics
ASEAN Eropa Union USA
DEFINISI 1) artikel yang digunakan dengan
Kosmetika adalah bahan atau cara dioleskan, dituang,
sediaan yang dimaksudkan untuk disebarkan ataupun
digunakan pada bagian luar tubuh disemprotkan ke badan kecuali
manusia (epidermis, rambut, dinyatakan lain atau bagian
kuku, bibir dan organ genital badan lainnya dengan tujuan
bagian luar) atau gigi dan untuk membersihkan,
membran mukosa mulut terutama mempercantik, meningkatkan
untuk membersih- kan, daya tarik ataupun
mewangikan, mengubah mengubah penampilan dan
penampilan dan/atau memperbaiki 2) ataupun komponen dari artikel
bau badan atau melindungi atau tersebut tetapi tidak termasuk
memelihara tubuh pada kondisi sabun (Istilah sabun hanya untuk
baik. produk garam alkali dari asam
lemak)
Menjadi rujukan Indonesia
Definisi Kosmetika

Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang


dimaksudkan untuk digunakan pada bagian
luar tubuh manusia (epidermis, rambut,
kuku, bibir dan organ genital bagian luar)
atau gigi
dan membran mukosa mulut terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah
penampilan dan atau memperbaiki bau
badan atau melindungi atau memelihara
tubuh pada kondisi baik.
JENIS KOSMETIKA
Kosmetik terbagi atas
•Kosmetika Tradisional adalah kosmetika alamiah atau kosmetika asli yang
dapat dibuat sendiri langsung dari bahan-bahan segar atau yang telah
dikeringkan, buah-buahan dan tanam-tanaman disekitar kita.
•Kosmetika Modern adalah kosmetika yang diproduksi secarapabrik
(laboratorium), dimana telah dicampur dengan zat-zat kimia untuk mengawetkan
kosmetika tersebut agar tahan lama, sehingga tidak cepat rusak.
Kriteria Kosmetika
Kosmetika yang diedarkan harus memenuhi kriteria:
a. Keamanan
Bahan kosmetika yg digunakan harus sesuai peraturan perundang-undangan dan
kosmetika yang dihasilkan tidak mengganggu atau membahayakan kesehatan
manusia.
b. Kemanfaatan
Tujuan penggunaan kosmetika harus sesuai dengan klaim yg dicantumkan.
Klaim yg dicantumkan harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Peraturan Kosmetik

MERCOSUR (MERcado COmmun del SUR - Southern Cone


Common Market) atau MERCOSUL
Sebuah perjanjian dagang diantara negara Amerika Selatan
guna membentuk Pasar Bebas yang diharapkan
meningkatkan kerjasama ekonomi diantara negara anggota

Andean Group (Grupo Andino) atau Andean Common


Market or Andean Pact (Pacto Andino).
Tahun 1996 diubah menjadi Andean Community, yaitu suatu
sub kelompok Asosiasi Pasar Bebas Amerika Latin (yang
disebut Latin American Integration Association) yang
bertujuan untuk mengharmonisasi kebijakan Politik, Ekonomi,
dan Sosial negara anggota
DASAR HUKUM DI INDONESIA
1. PERMENKES Nomor 1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Izin Produksi Kosmetika Regulasi\Izin Produksi.pdf
2. PERMENKES Nomor 1176/MENKES/PER/VIII/2010 tentang
Notifikasi Kosmetika Regulasi\PERMENKES-1176.pdf
3. Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.03.1.23.12.10.11983
Tahun 2010 tentang Kriteria dan Tata Cara Pengajuan Notifikasi
Kosmetika Regulasi\Kriteria dan Tata Cara.pdf
4. Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.03.1.23.12.10.12123
Tahun 2010 tentang Pedoman Dokumen Informasi Produk
Regulasi\DIP.pdf
5. Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.03.1.23.12.10.12459
Tahun 2010 tentang Persyaratan Teknis Notifikasi Kosmetika
Regulasi\Persyaratan Teknis Notifikasi.pdf
lanjutan....

6. Peraturan Ka Badan POM Nomor HK.03.1.23.12.11.10051


Tahun 2011 ttg Mekanisme Monitoring Efek Samping
Kosmetika.
7. Peraturan Ka Badan POM Nomor HK.03.1.23.07.11.6662
Tahun 2011 Tentang Persyaratan Cemaran Mikroba Dan
Logam Berat Dalam Kosmetika
8. Peraturan Ka Badan POM Nomor HK.03.1.23.12.11.10689
Tahun 2011 Tentang Bentuk Dan Jenis Sediaan Kosmetika
Tertentu Yang Dapat Diproduksi Oleh Industri Kosmetika
Yang Memiliki Izin Produksi Golongan B
9. Peraturan Ka Badan POM Nomor HK.03.1.23.08.11.07331
Tahun 2011 tentang Metode Analisis Kosmetika
lanjutan....

10. Peraturan Kepala Badan POM Nomor


HK.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011 Tentang Persyaratan
Teknis Bahan Kosmetika (termasuk bahan yang
diperbolehkan dan dibatasi)
11. Peraturan Kepala Badan POM Nomor
HK.03.1.23.04.11.03724 Tahun 2011 Tentang
Pengawasan Pemasukan Kosmetika
12. Peraturan Kepala Badan POM Nomor
HK.03.1.23.06.12.3697 Tahun 2012 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan
Makanan Nomor Hk.03.1.23.08.11.07517 Tahun 2011
Tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika
Karakteristik Produk Kosmetika dan Bbrp Isu
terkait
◦ Kandungan Kosmetik 95% bahan dasar dan 5 % bahan aktif
◦ Bahan dasar terdiri dari :
Solvent (Pelarut), Emulsier (pencampur), pengawet, Adhesive
(perekat), Pengencang dan adsorbent (penyerap)
◦ Bahan yang boleh dipakai dan yang dibatasi (bahan dasar dan aktif)
sdh diatur dalam regulasi
◦ YANG MENJADI ISU SAAT INI
- Kosmetika dg bahan aktif berbahaya (Mercuri)
- Kosmetika dg bahan aktif yang hanya boleh terkandung sebagai
obat (Hidrokinon)
- Kosmetika yang mengandung zat pewarna yang dilarang
- Pelaksanaan harmonisasi ASEAN bidang kosmetika
TUJUAN HARMONISASI ASEAN BIDANG
KOSMETIKA
• Untuk meningkatkan kerjasama antar negara anggota ASEAN
dalam rangka menjamin mutu, keamanan dan klaim manfaat dari
semua kosmetika yang dipasarkan di ASEAN.
• Menghapus hambatan perdagangan kosmetika melalui harmonisasi
persyaratan teknis serta memberlakukan satu standar.
• Meningkatkan daya saing produk-produk ASEAN

.
Penyeragaman Persyaratan Teknis peredaran
kosmetik di wilayah ASEAN

Penerapan ASEAN Cosmetic Directive (ACD) serta Lampirannya 2


ASEAN Cosmetic Directive (ACD)
• Sejalan dengan European Cosmetic Directive.
• Menetapkan definisi kosmetika, daftar bahan yang dilarang, daftar bahan yang
diperbolehkan dengan pembatasan, daftar pengawet, zat warna dan tabir surya yang
diperbolehkan.
• Menetapkan Persyaratan Label, Pedoman Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik
(CPKB) dan Pedoman Klaim Kosmetika.
• Terdiri dari: 12 Pasal, 6 Appendices dan 7 Annexes.

5
ASEAN Cosmetic Directive (ACD)
Pasal
1. General Provisions (Ketentuan Umum)
2. Definition and Scope of Cosmetic Product (Definisi dan
Ruang Lingkup Produk Kosmetika)
3. Safety Requirement (Persyaratan Keamanan)
4. Ingredient Listing (Daftar Bahan)
5. ASEAN Handbook of Cosmetic Ingredients (Buku
Pedoman ASEAN tentang Bahan-bahan Kosmetika)
6. Labeling (Penandaan)
7. Product Claims (Klaim produk)
8. Product Information (Informasi Produk)
9. Methods of Analysis (Metode Analisis)
10. Institutionals Arrangement (Susunan Institusional)
11. Special Cases (Kasus Khusus)
12. Implementation (Implementasi)

Technical Documents : Appendixes 1-6 and Annexes


6
Annex 1.
Illustrative List by Category of Cosmetic Product

DEFINISI disertai Daftar Kategori untuk menggambarkan Definisi


tsb
Creams, emulsions, lotions, gels and oils for the skin (hands,
face, feet, etc.)
Face masks (with the exception of chemical peeling products).
Tinted bases (liquids, pastes, powders).
Make-up powders, after-bath powders, hygienic powders, etc.
Toilet soaps, deodorant soaps, etc.
Perfumes, toilet waters and eau de Cologne.
Bath and shower preparations (salts, foams, oils. gels, etc.).
Depilatories.
Deodorants and antiperspirants.
Hair care products :
o hair tints and bleaches.
o products for waving, straightening and fixing,
o cleansing products (lotions, powders, shampoos),
o hairdressing products (lotions, lacquers, brilliantines).
o conditioning products (lotions, creams, oils),
o setting products,
(21 CFR) Cosmetics
Cont. Annex 1.
 Shaving products (creams, foams,
http://www.fda.gov/opacom/laws/fdcact/
lotions, etc.).
 Products for making-up and Contoh Kosmetik adalah :
removing skin moisturizers,
◦ make-up from the face and the eyes. parfum,
lipsticks,
 Products intended for application to
fingernail polishes,
the lips.
eye and facial makeup preparations,
 Products for care of the teeth and shampoos,
the permanent waves,
◦ mouth. pewarna rambut,
pasta gigi, and
 Products for nail care and make-up.
deodorants,
 Products for external intimate termasuk setiap bahan yang digunakan
hygiene. sebagai komponen dari kosmetik
 Sunbathing products.
Suncare; Anti acne; Whitening; Dermitis;
 Products for tanning without sun.
Psoriasis; Antibacterials adalah OTC
 Skin-whitening products.
 Anti-wrinkle products.
The ASEAN Cosmetic Directive

II. Safety requirements

A cosmetic product placed on the market must not


cause damage to human health when applied
under normal or reasonably foreseeable
conditions of use

Safety evaluation
The ASEAN Cosmetic Directive

III. Ingredient listings – from the EU Directive


5 Annexes : Annex II – Prohibited ingredients list (422, now 1136)

Annex III – Restricted ingredients list (65) Annex IV – Colorants

positive list (157)

Annex VI – Preservatives positive list (56) Annex VII – UV Filters

positive list (24)

Preservatives / Colorants / UV Filters Positive Lists (only listed


ingredients can be used)
Other ingredients : Any ingredient not on the banned or restricted lists may
be used
The ASEAN Cosmetic Directive

IV. Labeling requirements


• Product name & function
• Instructions for use
• Full ingredient listing
• Country of manufacture
• Contents (weight/volume)
• Batch number
• Manufacturing / expiry date
• Name and address of company responsible for placing the
product in the market
• Special precautions (Ingredient list / country specific warnings)

Pencantuman No. Notifikasi tidak dipersyaratkan


ACD - Artikel 4

Daftar Bahan Kosmetik, terdiri dari:


•Negative list: daftar bahan yang dilarang
•Positive list: daftar bahan yang diizinkan, meliputi pewarna, pengawet, dan
tabir surya
ACD - Artikel 5

ASEAN Handbook of Cosmetic Ingredient (AHCI).


Daftar bahan kosmetik yang masih diizinkan penggunaannya di Negara ASEAN
tertentu, walaupun tidak termasuk dalam daftar bahan kosmetik ASEAN.
Negara anggota dapat menggunakan bahan kosmetik yang tidak tercantum
dalam daftar bahan yang diperbolehkan, dengan syarat:
 maksimal digunakan selama 3 tahun harus dilakukan pengawasan terhadap
produk tsb sebelum 3 tahun,
 bahan tersebut harus diusulkan untuk dimasukkan ke dalam AHCI untuk
dievaluasi keamanannya
ACD - Artikel 7

Klaim Produk
•Klaim didukung dengan data ilmiah dan formulasi dari bentuk sediaan.
•Penentuan suatu produk termasuk dalam “kosmetik” atau “obat” didasarkan
pada dua factor, yaitu komposisi dan tujuan penggunaan dari produk tersebut.
•Klaim yang dimaksud disini adalah klaim mengenai manfaat kosmetik dan
bukan klaim sebagai obat/efek terapi.
Tujuan Penggunaan (Intended to use) dipengaruhi
oleh :

1.Klaim : yang tercantum pada label produk/ iklan/ Internet,


ataupun bahan promosi lainnya. Apabila klaim yang dibuat
merupakan klaim obat, maka produk kosmetik tersebut
dinyatakan sebagai OBAT Contoh : restore hair growth,
reduce cellulite, treat varicose veins, or revitalize cells.

2.Persepsi Konsumen, pada saat mereka membeli ataupun


harapan nya setelah menggunakan
produk.
Hal ini dapat disebabkan oleh image ataupun reputasi
produk tsb

3.Ingredients yang telah dikenal oleh publik ataupun


industri mempunyai
efek terapetik.
Contoh :
o fluoride dalam pasta gigi,
SAFETY ASSESSMENT OF BOTANICAL RAW MATERIAL
**For traditional medicines, this
Botanical Raw Material data may be already available or
(Source, Physical may be evaluated on a case by case
Characterization, Method of basis
Preparation)
Is botanical
NO Is the ingredients NO
ingredient
a traditional food?
traditionally used
as cosmetics?
YES
YES

Has the
NO
ingredient been
characterized
Is cosmetic
chemically?**
exposure similar to NO
traditional use?
(Consider chemical YES
characterization)
Do the
NO
components
YES
have sufficient
safety data?**

YES

Is there
sufficient data NO
to cover the
cosmetic use?
YES

Not
Approved Cosmetic Use SAFE Proceed to safety SAFE Excluded as
assessment for
with local tolerance cosmetic
cosmetic
consideration ingredients ingredients
Penerapan harmonisasi ASEAN
bidang kosmetika
• Disepakati oleh negara ASEAN dimulai pada tanggal 1 Januari 2008.
• Namun untuk Indonesia  melalui berbagai pertimbangan terutama terkait
kesiapan industri kosmetika domestik yang juga wajib memenuhi persyaratan
yang ditetapkan, penerapan persyaratan harmonisasi ASEAN bidang kosmetika
(Notifikasi dan Izin Produksi Kosmetika) dimulai pada tanggal 1 Januari 2011
PERUBAHAN PARADIGMA

SEBELUM dan ERA


HARMONISASI ASEAN
dibidang KOSMETIK
APA YANG DIMAKSUD KOSMETIK?
DEFINISI

Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan


untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia
(epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian
luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan
dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau
memelihara tubuh pada kondisi baik.
PERUBAHAN REGULASI
• Permenkes No. 236/Men.Kes/Per/X/1977 tentang Izin Produksi
Kosmetika dan Alat Kesehatan
• Permenkes No. 140/Menkes/Per/III/1990 tentang Wajib Daftar Alat
Kesehatan, Kosmetika dan PKRT
Revisi berdasarkan

ASEAN Cosmetic Directive (ACD)

• Permenkes No. 1175/Menkes/Per/VIII/2010 tentang


Izin Produksi Kosmetika
• Permenkes No. 1176/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Notifikasi Kosmetika
Peraturan KOSMETIK di
Indonesia
1. UU RI No. 36 – 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1175/MenKes/
Per/ VIII/2010 tentang Izin Produksi Kosmetika

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1176/MenKes/


Per/ VIII/2010 tentang Notifikasi Kosmetika
KETENTUAN PERMENKES NO 1175 / 2010
TENTANG IJIN PRODUKSI KOSMETIKA

GOLONGAN PRODUSEN A GOLONGAN PRODUSEN B


 dapat membuat semua bentuk  hanya dapat membuat membuat
dan jenis kosmetika bentuk dan jenis kosmetika tertentu
 harus dipenuhi persyaratan (i) dengan menggunakan teknologi
memiliki apoteker sebagai sederhana
penanggung jawab; (ii)  harus memenuhi persyaratan (i)
memiliki fasilitas produksi memiliki sekurang-kurangnya tenaga
sesuai dengan produk yang teknis kefarmasian sebagai
akan dibuat; (iii)memiliki penanggung jawab; (ii) memiliki
fasilitas laboratorium; dan (iv) fasilitas produksi dengan teknologi
wajib menerapkan Cara sederhana sesuai produk yang akan
Pembuatan Kosmetika yang dibuat; dan (iii) mampu menerapkan
Baik (CPKB). higiene sanitasi dan dokumentasi
sesuai CPKB.
31
KETENTUAN PERMENKES NO 1175 / 2010 TENTANG
IJIN PRODUKSI KOSMETIKA
KETENTUAN PERMENKES NO 1176 / 2010
TENTANG NOTIFIKASI KOSMETIKA
SEBELUM ERA
HARMONISASI ASEAN HARMONISASI ASEAN
REGISTRASI NOTIFIKASI

PRE MARKET EVALUATION POST MARKET CONTROL/POST


MARKETING SURVEILLANCE

POST MARKET VIGILLANCE PRODUCT SAFETY EVALUATION (


PSE) atau KAJIAN KEAMANAN
KOSMETIK
Penerapan Notifikasi Kosmetika
• Evaluasi Pre-market (Registrasi) menjadi Notifikasi (1
Januari 2011), sehingga tanggung jawab lebih besar
kepada produsen/importir terhadap keamanan, mutu dan
kemanfaatan produknya.
• Kosmetika harus dinotifikasi oleh produsen/importir ke
Badan POM sebelum beredar dan dijamin mutu dan
keamanannya :
–Harus memenuhi persyaratan perundang-undangan
–Tersedia Dokumen Informasi Produk untuk pengawasan
–Melaporkan kejadian yang tidak diinginkan (KTD)
serius

9
Sistem Notifikasi
 Setiap kosmetika hanya dapat diedarkan setelah notifikasi.
 Notifikasi diajukan kepada Kepala Badan POM
 Notifikasi berlaku dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun.
 Setelah jangka waktu notifikasi berakhir, pemohon harus melakukan
notifikasi kembali.
PERSAMAAN
Proses Registrasi dan Notifikasi Kosmetika

Registrasi Notifikasi

Persyaratan Utama:
Setiap kosmetika yang beredar wajib
memenuhi standar, persyaratan mutu,
keamanan, dan kemanfaatan
CARA MENGETAHUI PERATURAN YANG BERLAKU
http://jdih.pom.go.id/
Peraturan BPOM -
Kosmetik
KOSMETIK NOTIFIKASI
http://notifkos.pom.go.id/bpom-notifikasi/
Lanjutan PerMenKes No. 1176.................

Bab V – Monitoring Efek Samping Kosmetik (MesKos)


Pasal 17 :
1.Setiap industri, importir atau usaha perorangan/badan usaha yang
melakukan kontrak produksi, wajib melakukan monitoring terhadap
kosmetika yang telah beredar
2.......wajib untuk menanggapi dan menangani keluhan atau kasus efek
yang tidak diinginakan
3.Kasus efek yang tidak diinginkan tsb, wajib dilaporkan ke Ka Badan
POM melalui MesKos

PERKA BPOM No. HK.03.1.23.12.11.10051 TAHUN 2011 TENTANG


MEKANISME MONITORING EFEK SAMPING KOSMETIKA
PENANDAAN (LABEL)

BPOM 44/2013 - Persyaratan Minimal Penandaan (pasal 8)


a.nama kosmetika;
b.kegunaan;
c.cara penggunaan;
d.komposisi;
e.nama dan negara produsen;
f.nama dan alamat lengkap pemohon notifikasi;
g.nomor bets;
h.ukuran, isi atau berat bersih;
i.tanggal kedaluwarsa;
j.peringatan/perhatian dan keterangan lain yang
dipersyaratkan;
k.nomor Notifikasi.
CPKB dan DIP

Pasal 5 :
•Kosmetika yang dinotifikasi harus dibuat dengan menerapkan CPKB
dan memenuhi persyaratan teknis
•Persyaratan yang dimaksud ayat (1) meliputi persyaratan keamanan,
bahan, penandaan, dan klaim

Pasal 11 :
•Notifikasi berlaku dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun
•Setelah jangka waktu tsb berakhir, pemohon harus memperbaharui

Bab III – Dokumen Informasi Produk (DIP) Pasal 15 :


•Sebelum melakukan notifikasi produsen/importir/badan usaha/
perorangan, harus sudah memiliki DIP
•DIP harus disimpan dan apabila dilakukan pemeriksaan/audit oleh
Badan POM maka DIP harus dapat ditunjukkan, segera
KOSMETIKA WAJIB DI NOTIFIKASI

PerMenKes No. 1176/MenKes/Per/ VIII/2010 tentang Notifikasi Kosmetika Pasal


3:
•Setiap kosmetika hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar dari
Menteri
•Izin edar yang dimaksud pada ayat (1) berupa NOTIFIKASI
•Pengecualian bagi kosmetika yang digunakan untuk penelitian dan sampel
kosmetik untuk pameran dalam jumlah terbatas dan tidak diperjualbelikan

Pasal 4 :
1.Notifikasi dilakukan sebelum kosmetika beredar oleh pemohon
2.Pemohon yang dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :
a. Industri kosmetika yang telah memiliki izin produksi
b. Importir kosmetika yang mempunyai Angka Pengenal Importir dan surat
penunjukan keagenan dari produsen negara asal; dan/atau
c. Usaha perorangan/badan usaha yang melakukan kontrak produksi dengan
industri kosmetika yang telah memiliki izin produksi
Post Market Control (1)
Tanggung Jawab Produsen/Importir
Industri, importir kosmetika, atau usaha yang
melakukan kontrak produksi bertanggung jawab:
Terhadap kosmetika yang diedarkan.
MESKOS: apabila terjadi kerugian atau KTD
penggunaan kosmetika, untuk menangani keluhan
dan/atau menarik kosmetika  Laporan.
Melaporkan ke Badan POM apabila kosmetika
yang sudah dinotifikasi tidak lagi diproduksi atau
diimpor.
Kosmetika yang tidak lagi diproduksi atau
diimpor yang masih ada di peredaran.
Post Market Control (2)
Tanggung Jawab Pemerintah
Perkuatan Pengawasan Kosmetik di peredaran oleh Badan POM:
– Pemeriksaan sarana produksi/distribusi
– Inspeksi CPKB
– Post marketing surveilance
– Sampling dan pengujian laboratorium
– Audit Dokumen Informasi Produk dan evaluasi keamanan produk
– Pengawasan periklanan
– MESKOS
Sistem Pengawasan Kosmetika
Sebelum Produk Sesudah Produk
Beredar Beredar

SISTEM Post Market Surveillance/


NOTIFIKASI Product Safety Evaluation

Dokumen
Informasi Produk MESKOS
(DIP)

Audit DIP
Notifikasi
Kosmetika ke
Badan POM Mutu Keamanan Kemanfaata
n
POST MARKET
Nomor Databas
CONTROL
Notifikasi e produk
Sampling Inspeksi
Pengujian
10
TANTANGAN
HARMONISASI ASEAN
BIDANG KOSMETIKA
(59,48%)
(57,99%)
(56,78%)

(55,85%) (40,52%)
(42,01%)
(43,22%)

(44,15%)
DATA PRODUK KOSMETIKA
TERNOTIFIKASI
Tahun 2012-2015 ( Desember 2015)
(total = 32229 produk)

Anda mungkin juga menyukai