OLEH:
SUMATERA UTARA
2017
KOSMETIK
Kosmetik dan produk perawatan kulit dapat menimbulkan risiko kesehatan karena
beberapa mengandung bahan kimia beracun. Menurut American Cancer Society, ada
kontroversi atas tingkat toksisitas dalam produk ini. Meskipun beberapa diketahui
menyebabkan kanker, tidak diketahui apakah mereka menimbulkan risiko selama
penggunaan normal. FDA tidak memerlukan kosmetik dan produk perawatan kulit yang akan
diuji untuk keselamatan sebelum mereka diletakkan di pasar. Ini hanya dapat menghapus
produk atau bahan sekali masalah menjadi dikenal. Terserah konsumen untuk mendidik diri
mereka sendiri tentang bahan-bahan beracun yang potensial dan memutuskan apakah akan
menghindari mereka atau tidak.
Potensi Masalah
Kecantikan dan produk perawatan kulit, termasuk make up, lotion, sabun, shampoo, tabir
surya, antiperspirant dan pewarna rambut, mengandung bahan kimia diketahui menyebabkan
kanker, gangguan sistem kekebalan tubuh, masalah reproduksi, masalah perkembangan dan
masalah kesehatan lainnya. Namun, tidak diketahui bagaimana bahan mempengaruhi
pengguna. FDA mendefinisikan kosmetik sebagai zat yang dioleskan ke tubuh. Tidak ada
cukup bukti untuk menentukan berapa banyak penyerapan atau retensi bahan kimia terjadi
dan efek mereka.
Keracunan yang tidak disengaja juga dapat terjadi karena penggunaan kosmetika
seperti cologne, lipstik, parfum, krim dan lotion kecantikan, pelembab kulit, after shave
lotion, dan depilatory. Hal ini tidak berhubungan langsung dengan efek samping yang tidak
dikehendaki, tapi dipengaruhi oleh perhitungan indeks risiko, yaitu jumlah unit kosmetika
yang menyebabkan timbulnya suatu efek samping. Sebagai contoh sediaan kosmetika perias
mata, meskipun mempunyai insidensi efek samping yang tinggi, tapi tingkat kemungkinan
terjadi keracunan sedang. Sedangkan sediaan kosmetika depilatori, meskipun insidensi efek
sampingnya rendah, tingkat kemungkinan terjadi keracunan tinggi. Kemungkinan keracunan
atau toksisitas sediaan kosmetika dapat dilihat pda tabel berikut:
Relatif tidak toksik Hand lotion dan krim, cleansing cream, zat warna
rambut dari tumbuh-tumbuhan, pengatur rambut
yang tidak mengandung alkohol, dan lipstik
Kosmetika adalah setiap bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
seluruh bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian
luar) atau gigi dan membran mukosa disekitar mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan dan atau melindungi
atau memelihara tubuh pada kondisi baik (BPOM RI, 2003). Kosmetika berasal dari kata
kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”. Bahan yang dipakai dalam usaha untuk
mempercantik diri ini, dahulu diramu dari bahan bahan-bahan alami yang terdapat di
sekitarnya. Sekarang kosmetika dibuat manusia tidak hanya dari bahan alami tetapi juga
bahan buatan untuk maksud meningkatkan kecantikan (Wasitaadmadja, 1997). Kosmetika
impor adalah kosmetika yang dibuat oleh industri di luar negeri yang dimasukkan dan
diedarkan di wilayah indonesia (BPOM RI, 2003). Kosmetika dalam negeri adalah kosmetika
yang dibuat dan dikemas oleh industri kosmetika di dalam negeri atau dibuat di luar negeri
namun dikemas dalam kemasan primer oleh industri kosmetika di dalam negeri. Kemasan
Primer adalah wadah/kemasan yang bersentuhan langsung dengan isi (BPOM RI, 2010).
1. Kosmetika tradisional.
Maksudnya adalah kosmetika alamiah yang dibuat sendiri, langsung dari bahan-bahan
yang segar atau bahan-bahan yang telah dikeringkan, buah-buahan atau tanam-tanaman yang
ada disekitar kita.
2. Kosmetika modern.
A. Kosmetika perawatan kulit (skin-care cosmetics). Jenis ini perlu untuk merawat
kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk didalamnya :
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga
menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik,
seperti percaya diri (self confidence).
1. Kosmetika dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada permukaan dan pemakaiannya
sebentar, misalnya bedak, lipstik, pemerah pipi, eye shadow, dan lain-lain.
2. Kosmetika dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam waktu lama baru luntur,
misalnya kosmetik pemutih kulit, cat rambut, dan pengeriting rambut. Menurut
Wasitaatmadja (1997), berdasarkan bagian tubuh yang dirias, kosmetika dekoratif dapat
dibagi menjadi:
Jenis - Jenis Kosmetika Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI yang dikutip oleh
Tranggono dan Latifah (2007), kosmetika dibagi ke dalam 13 preparat:
1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dan lain-lain.
2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dan lainlain.
3. Preparat untuk mata, misalnya maskara, eye-shadow, dan lain-lain.
5. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dan lain-lain.
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dan lainlain.
10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku, dan lain-lain.
11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, pelindung, dan lainlain.
13. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dan lain-lain.
lipstik adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan
artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah yang dikemas dalam
bentuk batang padat.
Lipstik yang mengandung timbal dapat kita cek sendiri yaitu dengan cara
menggoreskan lipstik beberapa kali ke tangan. Lalu, cincin emas 18 karat disapukan di atas
lapisan lipstik. Jika warna lipstik berubah menjadi kusam atau kehitam-hitaman,
kemungkinan besar lipstik mengandung timbal berlebihan (Utomo, 2005). 2.6 Cara
Pengendalian Paparan Timbal pada Lipstik Cara pengendalian dapat dilakukan sebelum dan
sesudah terjadi paparan timbal pada lipstik di dalam tubuh.