CAIR
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM PROFESI APOTEKER
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2018
PENDAHULUAN
Latar Belakang
•Teknologi sediaan farmasi adalah suatu ilmu yang membahas mengenai teknik dan
prosedur yang baik untuk membuat suatu sediaan farmasi, meliputi obat, bahan obat,
obat tradisional dan kosmetika. Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia dan membran mukosa
mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau
memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Salah satu dari sekian banyak kosmetik yang sering digunakan oleh konsumen luas
adalah Sabun Mandi. Sabun merupakan garam yang larut air atau asam lemak, dibuat
dari lemak dan minyak atau asam lemak dengan ditambahkan dengan basa kuat.
Rumusan Masalah
•Berdasarkan paparan diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Apa saja
komponen penyusun sediaan kosmetik sabun mandi cair? Bagaimana metode pembuatan sediaan sabun mandi cair?
dan Evaluasi apa yang dilakukan terhadap sediaan sabun mandi cair?
Tujuan Penulisan
•Penulisan ini bertujuan untuk memahami komponen penyusun dan mampu memformulasi
sediaan sabun mandi cair, Memahami metode pembuatan sediaan sabun mandi cair dan
Memahami evaluasi yang dilakukan terhadap sediaan sabun mandi cair
Manfaat Penulisan
•Agar pembaca lebih memahami mengenai formulasi yang baik dalam pembuatan sediaan
cair serta mengetahui standar mutu terbaik untuk sediaan sabun cair.
Tinjauan Pustaka
• Merawat
Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer) :
kebersihan dan moisturizer cream, night cream, anti wrinkle cream.
Care kesehatan kulit
Cosmetics Kosmetik pelindung kulit : sunscreen cream, sunscreen
foundation, sun block cream/lotion.
Kosmetik Golongan II
Kegunaan Kosmetik
tujuan pemakaian kosmetika adalah pemeliharaan/perawatan, penambahan daya
tarik/rias dan menambah bau-bauan.
Cara penyimpanan Kosmetik
Menurut peraturan dalam CPOB NOMOR: HK. 03.42.06.10.4556 tahun 2010
mengklasifikasikan penyimpanan kosmetik dalam 2 bagian, anatara lain :
a. Penyimpanana Bahan Awal dan Bahan Pengemas
1. Pemisahan secara fisik
2. Semua bahan awal dan bahan pengemas yang diserahkan ke area penyimpanan hendaklah
diperiksa kebenaran identitas, kondisi wadah dan tanda pelulusan oleh bagian Pengawasan Mutu.
3. Bila identitas atau kondisi wadah bahan awal atau bahan pengemas diragukan atau tidak sesuai
dengan persyaratan identitas atau kondisinya, wadah tersebut hendaklah dikirim ke area
karantina. Selanjutnya pihak Pengawasan Mutu hendaklah menentukan status bahan tersebut.
4. Bahan awal dan bahan pengemas yang ditolak hendaklah tidak disimpan bersama-sama dengan
bahan yang sudah diluluskan, tapi dalam area khusus yang diperuntukkan bagi bahan yang
ditolak.
5. Bahan cetak hendaklah disimpan di “area penyimpanan terlarang” (restricted storage area) dan
penyerahan di bawah pengawasan yang ketat.
(LANJUTAN)
6. Stok tertua bahan awal dan bahan pengemas dan yang mempunyai tanggal
daluwarsa paling dekat hendaklah digunakan terlebih dahulu (prinsip FIFO dan FEFO).
7. Bahan awal dan bahan pengemas hendaklah diuji ulang terhadap identitas,
kekuatan, mutu dan kemurnian, sesuai kebutuhan, misalnya setelah disimpan lama,
atau terpapar ke udara, panas atau kondisi lain yang mungkin berdampak buruk
terhadap mutu.
b. Penyimpanan Produk Antara, Produk Ruahan dan Produk jadi
Produk antara, produk ruahan dan produk jadi hendaklah dikarantina selama
menunggu hasil uji mutu dan penentuan status. Tiap penerimaan hendaklah
diperiksa untuk memastikan bahwa bahan yang diterima sesuai dengan dokumen
pengiriman. Tiap wadah produk antara, produk ruahan dan produk jadi yang
diserahkan ke area penyimpanan hendaklah diperiksa kesesuaian identitas dan
kondisi wadah. Bila identitas atau kondisi wadah produk antara, produk ruahan dan
produk jadi diragukan atau tidak sesuai dengan persyaratan identitas atau
kondisinya, wadah tersebut hendaklah dikirim ke area karantina. Selanjutnya pihak
Pengawasan Mutu hendaklah menentukan status produk tersebut.
(LANJUTAN)
Penggunaan kosmetik
Harus disesuaikan dengan aturan pakai dan cara pengaplikasiannya. Misalnya harus sesuai jenis
kulit, warna kulit, iklim, cuaca, waktu penggunaan, umur, dan jumlah pemakaiannya sehingga
tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Sebelum menggunakan kosmetik, sangatlah
penting untuk mengetahui lebih dulu apa yang dimaksud dengan kosmetik, manfaat dan
pemakaian yang benar (Djajadisastra, 2005).
Definisi Sabun
Sabun merupakan garam yang larut air atau asam lemak biasanya merupakan garam natrium
dari asam—asam lemak yang mengandung atom karbon 16 dan 18. Sabun dibuat dari lemak
dan minyak atau asam lemak dengan ditambahkan dengan basa kuat. Lemak dan minyak
digunakan untuk membuat sabun yang berasal dari hewan atau tumbuhan (Suryana dan
Agung,2007).
Sabun terbentuk dari trigliserida atau asam lemak yang dibuat dengan diberikan perlakuan
menggunakan basa-basa kuat (biasanya NaOH dan KOH).
(LANJUTAN)
Manfaat Sabun
Menurut (Ralph J. Fessenden, 1992) Manfaat sabun untuk mengemulsi
atau mengangkat kotoran-kotoran berminyak dan kontaminasi lainnya
sehingga dapat dibuang dengan pembilasan.
Jenis-jenis Sabun
(LANJUTAN)
Panas
Metode
Pembuatan
Sabun
Semi
Dingin
Panas
PEMBAHASAN
FORMULA (% w/v)
BAHAN Formulasi Sabun Cair FUNGSI
I II III
Minyak Kelapa (VCO) 85 g 60 g - Surfaktan, Pengemulsi
Minyak Jarak - 15 g - Suraktan, Pengemulsi
Minyak Biji Kelor 15 g - - Antioksidan
Sodium Lauryl Sulfate - - 10 g Surfaktan
Kalium Hidroksida (KOH) 35 g 52,5 g - Alkali bebas (Basa)
Natrium Klorida (NaCl) - - 3g Penggaraman
Cocoamydopropyl betaine - 5,46 g 7g Penstabil Busa
Gliserin 60 g 10,25 g 9g Humektan
Propilen Glikol 35 g 22,5 g Humektan (Pelembut)
Aquadest - 28,59 g ad 70 mL Pelarut
Fragrance - - 1g Parfum
(LANJUTAN)
*SNI 06-4085-1996
** Dragon, et all., 1969
DAFTAR PUSTAKA