Anda di halaman 1dari 2

Angelina

Petaka Kosmetik Tanpa Izin BPOM

Benda ini sangat digandrungi saat ini. Setiap orang dari berbagai usia pasti memilikinya,
terutama wanita. Jenis yang beragam membuat benda ini bisa di gunakan semua orang. Selain
itu, harganya bervariasi dari yang mahal hingga yang sesuai kantong pelajar. Fungsinya pun
berbeda, sesuai dengan jenisnya. Ada yang melembabkan dan mencerahkan kulit,
menghilangkan jerawat, serta menghaluskan wajah. Para wanita menjadikan benda ini laku keras
di pasaran. Ya, benda ini adalah kosmetik atau biasa kita sebut skincare. Namun, apakah
kosmetik yang kita gunakan sudah terbukti aman dan terdaftar di BPOM?

Adapun tujuan penulisan essai ini untuk mengetahui penyebab kosmetik tanpa BPOM
berbahaya bagi kulit, serta untuk mengetahui suatu produk sudah terdaftar di BPOM. Sedangkan
masalah yang akan dibahas antara lain, mengapa kosmetik yang tidak terdaftar di BPOM
berbahaya? Bagaimana cara mengetahui bahwa suatu produk sudah terdaftar di BPOM?

Badan Pengawas Obat dan Makanan atau disingkat BPOM adalah lembaga yang bertugas
mengawasi obat-obatan dan maknan di Indonesia. Perizinan dari BPOM menjadi patokan apakah
obat dan makanan yang kita gunakan dan konsumsi aman atau tidak. Kosmetik menjadi salah
satu benda yang harus memiliki izin edar dari BPOM karena hampir semua orang menggunakan
kosmetik untuk merawat kulit. Wajah menjadi hal pertama yang dilihat orang lain saat pertama
kali berjumpa, oleh karena itu tak sedikit yang menggunakan krim pemutih dengan harga murah
yang menjanjikan hasil instan. Padahal produk tersebut belum terdaftar di BPOM dan
mengandung bahan berbahaya.

BPOM menemukan 113 produk kosmetik yang mengandung bahan berbahaya. Kosmetik
tersebut mengandung zat-zat yang dilarang penggunaannya oleh BPOM. Salah satunya adalah
merkuri. Merkuri banyak digunakan oleh produsen krim abal-abal karena dapat memutihkan
kulit dengan cepat. Merkuri menghambat pertumbuhan melanin, sehingga dapat membuat kulit
lebih cerah dalam waktu sangat singkat. Karena bersifat korosif, penggunaan merkuri bisa
menipiskan lapisan kulit. Tak hanya membahayakan kulit, paparan merkuri berlebihan juga
dapat menyebabkan kerusakan pada sistem saraf, saluran pencernaan dan ginjal. Penggunaan
merkuri pada produk pemutih bersifat karsinogenik yaitu dapat memicu kanker.

Selain merkuri, zat lain yang sering ditemui pada kosmetik yang tidak memiliki izin
BPOM adalah pewarna berbahaya. Zat pewarna sintetis ini bisa menyebabkan iritasi pada
saluran pernapasan, gatal-gatal, serta merangsang pertumbuhan tumor.

Zat-zat tersebut dilarang penggunaannya di Indonesia. Produk kosmetik yang memiliki


kandungan merkuri dan pewarna sintetis tidak bisa terdaftar di BPOM. Namun, meski sudah
dilarang, kosmetik ilegal tersebut masih beredar dengan bebas di pasaran. Hal ini disebabkan
oleh banyaknya permintaan dari masyarakan dan minimnya edukasi tentang dampak dari
kandungan kosmetik ilegal. Masyarakat sangat mudah terpengaruh dengan promosi yang
menawarkan harga murah dengan hasil yang instan. Selain itu, stigma bahwa cantik itu harus
putih belum bisa lepas dari pandangan masyarakat. Hal ini membuat banyak orang terutama
wanita ingin memiliki kulit putih secara instan.

Untuk menghindari kosmetik ilegal, kita harus cek kemasan, izin edar, label, dan
kadaluarsa produk tersebut. Produk kosmetik ilegal biasanya tidak mencamtumkan keterangan
dengan jelas dan memiliki nomor verifikasi registrasi yang benar. Bahkan, mereka menulis
kandungan dengan bahasa asing. Pengecekan produk kosmetik yang terdaftar di BPOM bisa
melalui website resmi BPOM. Pencarian produk dapat dilakukan berdasarkan nomor registrasi,
nama produk, merek, serta nama pendaftar.

Kita harus pandai memilih produk kosmetik yang sudah terdaftar di BPOM. Oleh karena
itu, edukasi tentang bahaya penggunaan krim pemutih sangat diperlukan bagi khalayak ramai,
terlebih lagi pada wanita. Cara memilih produk kosmetik yang benar juga harus diberitahukan.
Kita bisa memulai dari lingkup kecil seperti keluarga dan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai