Anda di halaman 1dari 11

RENCANA PROMOSI KESEHATAN

TENTANG PENGGUNAAN BORAK PADA SEMPOL

Untuk memenuhi salah satu tugas

Mata kuliah Promosi Kesehatan

OLEH

LAILIZYACH FITRIA

AKA 15018

AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN


PUTRA INDONESIA MALANG
DESEMBER 2017
BAB I

PENDAHULUAN

Makanan, hal yang tak pernah lepas dari masyarakat indonesia karena makanan
adalah kebutuhan premier disebagian masyarakat indonesia. Menurut KBBI makanan adalah
segala sesuatu yang dapat dimakan seperti kue, auk – pauk. Makanan adalah segala sesuatu
yang dapat dimakan dan setelah dicerna serta diserap tubuh akan berguna bagi kesehatan dan
kelangsungan hidup. Menurut Wikipedia, makanan adalah bahan, biasanya berasal dari
hewan atau tumbuhan, yang dimakan oleh makhluk hidup mendapatkan tenaga dan nutrisi.
Tetapi seiring dengan perkembangan globalisasi ada beberapa makanan sekarang sering
ditambah atau dicampur dengan bahan – bahan yang berbahaya yang mungkin masyarakat
belum begitu tahu bahaya akan pemnambahan zat atau bahan trsebut. Seperti contoh penjual
sempol di sekitaran sekolah telah menambahkan pijer ke dalam adonan sempol pada saat
pembuatan. Sebagian penjual tak mengerti bahwa pijer merupakan borak mereka hanya
mengetahui bahwa pijer sering digunakan untuk campuran adonan. Seperti pembuatan
adonan bakso, kerupuk, mie untuk membuatnya terlihat kenyak dan tahan lama.

Borak yaitu serbuk kristal lunak yang mengandung boron, berwarna putih atau
transparan tidak berbau dan larut dalam air. Boraks dengan nama ilmiahnya dikenal sebagai
Natrium tetraborate decahydrate. Boraks mempunyai nama lain natrium biborat, natrium
piroborat, natrium tetraborat yang seharusnya hanya digunakan dalam industry non pangan,
tetapi masih saja disalah gunakan oleh sebagian penjual – penjual kecil. Penjual – penjual
kebanyakan tidak tahu menahu bahaya jika borak terlalu sering dipergunakan dalam adonan.
batas aman penggunaan boraks dalam makanan adalah 1gram/1kg pangan, Mengkonsumsi
makanan yang mengandung boraks dalam jumlah berlebihan dan jangaka waktu yang sangat
lama akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dan juga dapat menyebabkan
anuria (tidak terbentuknya urin), merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi,
apatis, hingga kematian.
Hal inilah yang mendasari saya untuk memilih judul tersebut untuk dijadikan
portofolio yang nantinya berguna untuk pembaca dan masyarakat sekitar, terutama para
penjual sempol agar lebih memahami bahan – bahan berbahaya apa saja yang tidak boleh
dicampurkan dalam makanan, selain itu konsumen juga harus lebih cerdas lagi didalam
memahami ciri – ciri spesifik dari makanan yang mengandung bahan – bahan berbahaya.
BAB II

TUJUAN DAN SARAN

2.1 tujuan

1. memberi pengetahuan masyarakat tentang nama lain dari zat kimia berbahaya serta
bahayanya terhadap makanan

2. merubah pikiran penjual sempol agar pola pikir mereka tidak lagi menggunakan pijer
(borak) sebagai acuan untuk mengenyalkan adonan.

2.2 sasaran

a. Sasaran Primer
Pada sasaran ini saya memilih penual sempol sebagai target sasaran primer ,
karena penjual sempol tersebut harus mengetahui tentang penambahan zat kimia
berbahaya apa saja yang tidak boleh digunakan dalam pangan, selain itu dampak apa
saja yang terjadi jika zat berbahaya tersebut melebihi batas maksimum
penggunaannya.
b. Sasaran Sekunder
Pada sasaran ini saya memilih petugas kesehatan sebagai target sasaran
sekunder, karena diharapkan dapat memberikan penyuluhan tentang zat kimia
berbahaya yang tidak boleh di tambahkan pada pangan dan juga memberikan
pengetahuan tentang bahaya yang ditimbulkan oleh zat tersebut, serta memberikan
tips untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri makanan yang mengandung zat berbahaya
kepada masyarakat melalui kegiatan PKK, karangtaruna dan acara lainnya.
c. Sasaran Tersier

Pada sasaran ini saya memilih BPOM apabila petugas kesehatan tidak dapat
memperingati penjual sempol. Serta untuk konsumen lebih ditekankan mengenai
dampak yang terjadi pada tubuh apabila mengkonsumsi gorengan sempol yang
mengandung pijer secara terus-menerus.
BAB III

ANALISA PRILAKU

3.1 Asumsi perilaku sebelum diiterversi

Penjual sempol masih banyak yang belum mengerti bahwa pijer merupakan boraks
yang sangat berbahaya, selain itu mereka juga belum mengerti akan dampak yang di
timbulkan akibat mengkonsumsi boraks atau penambahan boraks pada makanan. Tidak
tahunya mereka tentang takaran boraks yang harus ada dimakanan, sehingga tidak banyak
dari mereka menggunakan boraks melebihi takaran. Padahal batas aman penggunaan boraks
dalam makanan adalah 1gram/1kg pangan. Maka dari itulah perlu adanya penyuluhan
tentang bahaya pijer (Boraks) dalam pangan dan cara memilih makanan yang sehat untuk
dikonsumsi.

3.1.1 Pengetahuan (knowledge)

Konsumen diharapkan mengerti akan bahaya pijer (boraks) yang terdapat pada
sempol apabila dikonsumsi secara berlebih, dan penjual otak-otak ini lebih menambah
pengetahuannya tentang zat kimia berbahaya serta diharapkan bagi penjual yang
melakuukannya dengan sengaja dapat menyadari akan dampak yang ditimbulkan apabila
makanan tersebut dikonsumsi oleh keluarga dan lingkungannya sendiri.

3.1.2 Sikap (attitude)

Penjual sempol ini diharapkan benar-benar merubah pola berfikirnya serta sikap ego
yang hanya memikirkan laba besar tanpa peduli dampak yang terjadi apabila sempol tersebut
dikonsumsi oleh pembeli dan seharusnya dapat membuat sempol tanpa zat berbahaya seperti
pijer, atau dapat menggunaakan bahan yang tidak berbahaya.
3.1.3 Tindakan (practice)

Penjual sempol bertindak semena-mena dengan menambahkan pijer kedalam


adonannya dengan tujuan agar mengenyalkan dan menjadikannya tahan lama, Sehingga
disitulah penjual dapat untung yang besar.

3.2 Asumsi Perubahan Perilaku

Perubahan perilaku ini juga dapat kami asumsikan pada Teori Stimulus organisme
(SOR) bahwa “perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan
benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula
ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan
organisme factor reinforcement memegang peranan penting.” dan disebutkan juga dalam
Teori Kelman karena terpaksa (compliance) bahwa “ perubahan perilaku seseorang terjadi
agar dapat terhindar dari hukuman”.

3.3 Asumsi Perilaku sesudah diintervensi

3.3.1 Pengetahuan (knowledge)

Konsumen dapat mengetahui bahaya pijer (boraks) yang terdapat pada otak-otak
apabila dikonsumsi secara berlebih, serta lebih waspada lagi untuk memilih jajanan yang
aman. Untuk penjual sempol dapat mengetahui apa itu zat kimia berbahaya serta dampak
negative dari zat tersebut.

3.3.2 Sikap (attitude)

Penjual sempol dapat merubah sikap lebih baik lagi dan menyadari bahwa yang telah
dilakukannya ternyata salah, dan konsumen juga bersikap lebih hati-hati dalam memilih
makanan untuk mereka konsumsi.

3.3.3 Tindakan (pratice)

Penjual semol dapat bertindak benar dengan mulai mengetahui zat kimia berbahaya
serta mengurangi campuran pijer ataupun tidak menggunakannya sama sekali pada pangan.
dan kepada konsumen tidak asal memilih makanan tapi juga harus bertindak dengan cermat
dan cerdas agar dapat memilih makanan yang sehat dan aman untuk di konsumsi.
BAB IV

METODE DAN MEDIA

4.1 Metode

Metode yang digunakan gunakan metode dengan jenis Pendidikan Massa dengan
mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat, dengan
sasaran yang bersifat secara umum dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis
kelamin, pekerjaan, status sosial, ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya. Tujuannya
dipilih metode ini agar tidak hanya produsen/penjual saja yang mengetahui tentang apa itu
zat kimia berbahaya serta apa saja bahaya mengkonsumsi pijer (boraks) yang terdapat pada
makanan khususnya pada sempol yang digemari disemua kalangan masyarakat, tetapi para
konsumen dari yang tua sampai anak-anak muda dapat menerima tentang penyuluhan
tersebut. Diharap nantinya agar dapat saling mengingatkan dan saling mengerti bagaimana
cara memilih makanan yang aman untuk dikonsumsi. Selain itu, pendekatan ini juga
bertujuan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi awareness dan
belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku. Namun, bila kemudian
dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku maka hal ini sangatlah menguntungkan dan
memiliki nilai positif bagi kita.

4.2 Media

Media yang digunakan pada jenis Pendidikan Massa yaitu dengan Ceramah umum di
semua kalangan baik produsen, penjual, serta konsumen yang meliputi semua kalangan,
dengan diadakannya suatu seminar yang bertema “Sehat Tanpa BORAKS!!” dengan tujuan
untuk menambah wawasan dan menyadarkan orang-orang bagaimana cara memilih makanan
yang baik dan aman untuk dikonsumsi.
BAB V

PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN

4.1 Tempat

Pada penyuluhan seminar yang bertema “Sehat tanpa BORAKS !” tempat yang saya
gunakan adalah Balai RW 05 yang berlokasi Mt Haryono, Malang

4.2 Waktu

Seminar akan dilakukan pada hari minggu, yang dimulai pukul 08.00 – 14.00 wib.

4.3 Sistematika Penyampaian

1. 07.00-08.00 : Persiapan Seminar (membagikan konsumsi ke peserta seminar)


2. 08.00-08.15 : Salam dan Sambutan (perkenalan pemateri)
3. 08.15-10.15 : Penyampaian Materi pertama tentang “apa itu zat kimia berbahaya serta
bahaya pijer bila digunakan pada makanan”
4. 10.15-10.45 : Tanya-Jawab (dibatasi 3 pertanyaan)
5. 10.45-11.30 : Penyampaian materi kedua “cara menguji apabila makanan (otak-otak)
tersebut mengandung pijer” (dengan cara mempraktikannya didepan para peserta
seminar)
6. 11.30-12.00 : Tanya-Jawab (dibatasi 2 pertanyaan)
7. 12.00-12.30 : Isomah.
8. 12.30-13.00 : Penyampaian materi ketiga “tips memilih makanan yang aman untuk
dikonsumsi”.
9. 13.15-13.30 : Tanya-Jawab (dibatasi 3 pertanyaan)
10. 13.30-13.45 : Penutup dan kesimpulan dari 3 pemateri
11. 13.45-14.00 : Doorprize + Doa
4.4 Materi

Materi yang disampaikan pada seminar kali ini :

1. Bagaimana cara menguji apabila ada makanan (sempol) yang mengandung borak.
2. Tips – tips yang cerdas untuk memilih makanan yang aman untuk dikonsumsi
3. Definisi zat – zat kimia serta bahaya yang terkandung.
BAB V

PENUTUP

Dari serangkaian permasalahan yang telah diuraikan diatas, diharapkan dengan


diadakannya seminar terkait tersebut dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat sekitar
dan juga pembaca tentang apa itu zat kimia dan efek bahaya jikalau sampai di konsumsi
dalam jangka waktu panjang. Selain itu penulis mengharapkan dengan sudah diadakannya
seminar masyarakat dapat mengubah pola pikir tentang bagaimana memilih dan mengetahui
pangan yang aman untuk dikonsumsi. Dan juga untuk penjual sempol jangan memikirkan
kepentingan sendiri dengan menambahkan zat berbahaya untuk keuntungan yang besar.
Dilebihkan untuk menambahkan zat yang alami.

Dengan adanya portofolio ini, diharapkan masyarakat juga makin tahu tentang pijer yang
selama ini dijual dan beredar bebas di pasaran dan ternyata pijer itu adalah boraks yang zat
berbahaya, yang jika dicampurkan pada makanan akan mengganggu kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai