MAKANAN KADALUWARSA”
Oleh:
Nama : Girlberty Desvinta R
Presensi : 21
Nim : 202110110311242
Email : grldesvintar12@gmail.com
wa : 085704843539
ABSTRAK
sebagaimana yang kita ketahui bahwa banyak makanan yang kemduian berkembang di tengah
masyarakat karena naiknya gemar kuliner dan makanan inilah yang kemudain menjadikan
makanan berevolusi sedemikian rupanya demi meraup keuntungan dalam penjualanya, makanan
sebagai kebutuhan pokok manusia pada awalnya sangat higenis karena pada awalnya makanan
belum mengenal yang namanya obat-obatan yang kemudian dapat membuat makanana basi
mejadi makanaan yang tidak basi dalam segi penyimpananan, tentunya berkembangnya jaman
juga mempengaruhi bagaimana kemudian makanan ini dijual oleh pelaku usaha dengan harga
murah karena memang pada awalnya mereka menjual makanan yang sudah rusak akan tetapi di
olah kembali, secara kesehatan tentunya hal ini dapat merusak kesehatan manusia yang
mengkonsumsinya dimana kita juga tidak mau hal semacam ini terjadi terhadap anak-anak
maupun keluarga kita, lalu bagaimana tanggapan pemerintah atau masyarakat mengenai
penyebaran makanan kadaluwarsa ini, apakah kemudian mereka diam saja atau justru mereka
sedang memikirkan cara bagaimana kemudian mengahalau penyebaran makanan kadaluwarsa
tersebut, secara hukum kalau kita melihat bahwa konsumen yang memakan makanan
kadaluwarsa memang harus di lindungi baik yang sudah membeli atau yang belum membeli
sekalipun, jenis makanan yaang di awetkan sangat banyak Namun kita tidak hanya akan
membahas terkait dengan makanan yang kadaluarsa saja, akan tetapi kita juga akan menganalisa
secara yuridis bagaimana perlindungan konsumen terhadap bahan pangan/papan yang kadaluarsa
tersebut
Along with the times, not only technology has developed, but food and culinary arts have also
developed in recent years. Food ingredients are often contaminated by microorganisms.
Microbes usually come from the surrounding environment, most of which are decomposing
microbes. In addition, microbes can come from the processed products of a food ingredient
and under certain conditions during storage. Because microbes can be found anywhere, food
is rarely found in a sterile state. The research objective was to determine the causal used is to
observe food products that have expired or that have not expired organoleptically, then the
results of observations are compared between food products that have not expired or are still
fresh with food products that have expired. From research and observation on expired food,
the results obtained are the factors causing expired, namely in the form of microbiological
damage, mechanical damage, physical damage, biological damage and chemical damage as
well as characteristics of expired food are carbohydrates: discolored, slimy, moldy and smells
stale; protein: liquid (clumped and runny), solid (mushy, slimy and rotten); fat: yellowish in
color, rancid smell, sour taste; sugar: sour and gassy taste; fruit and vegetables: change color
to be more glassy, watery and mushy and canned food: bulge and rust on the packaging.
However, we will not only discuss expired food, but we will also analyze juridically how
consumers protect the expired food/board.
PENUTUP
I. PENDAHULUAN
Sebagaimana yang telah saya jelaskan dari awal bahwasanya kerusakan terhadap makanan
tentunsaja biasa terjadi dalam kehidupan sehari hari manusia, akan tetapi yang salah ketika kita
kembali oleh masyrakat tersebut secara norma masyarkat tentunya itu sudah melanggar daripada
norma masyrakat dimana hal trsebut sangatlah tidak pantas di lakukan oleh siapa pun di dalam
kehidupan ini karena dapat mebahayakan kehidupan orang lain dimana pengawetan makanan
yang sudah kadaluwarsa sangat bersiko dalam menentukan kesehatan manusia, makanya di sini
perlulah pmerintah dam masyrakat dapat bekerja sama untuk membuat penekanan terhadap
penyebaran makanan kadaluwarsa tersebut, yang perlu di ketahui bahwa hampir semua makanan
itu tercemar oleh mikro organisme baik sedikit maupun banyak bentuknya, mikroba pada
dsarnya hemat saya sebagai penulis itu kebanyakan bersal dari lingkungan sekitar, mikroba dapat
kita jumpai di mana saya dan bahkan hampir mikroba tidak ada yang steril saya kita jumpai
adanya.
Pada makanan kita sama-sama sepakat bahwa perlunya mengecek terlebih dahulu kapan
maknaan tersebut kadaluwarsa dan tidak lagi bisa di konsumsi makanya kesadara disini saya rasa
sangat perlu di lakukan oleh masyrakat maupun pemerintah, apalagi dalam hal rumah tangga
anak-anak sangat suka membeli makanan dan minuman kemasan yang mungkin saja sebelumnya
sudah di awetkan, kita tidak pernah tauba bagaimana produksi makanan tersebut berjalan dalam
kehidupan kita, sebagai manusia kita tentunya perlu memiliki kesadaran secara pribadi kita
masing-masing, dimana pemerintah juga saya rsa sebagai masyarakatnya perlunya disini
menggunakan kewenanganya agar kemudian dapat membuat kebijakn yang bisa membantu
menghilangkan penyebaran makanan kadaliwarsa seperti sekarang ini yang kita ketahui bahwa
banyak terjadinya keracunaan dan meninggal hanya karna memakan maupun meminium
minuman yang sangat gemar ada dalam kehidupan sehari-hari, beberapa hari kemarin sebelum
menulis jurnal ini saya melihat kabar bahw banyak masyarakat yang keracunana memakan
makanan jhajatan dalm sebuah pernikahan sseorang, dan dalam informasinya di cek bahwa
masyarakat tersebut mengalami keracunan dalam makanan mereka akibatnya banyak kemudian
keraguan dalam diri masyrakat untuk membeli makanan tyang sejenisnya karan adanya racun
tersebut, kalau kita melihat dalam sudut pandang ekonomi tentunya hal tersebut sangat
merugikan orang lain yang berjualan secara jujur oleh orang-orang yang menggunakan pengawet
dalam setiap jualanya, sangat di sayangkan apabila hal ini masih sangat di biarkan adanya dalam
sebagai manusia yang sadar akan hal tersebut saya menajak masyarakat dlam tulisan ini
untukk lebih berhati hati dalm hal memilih segala bentuk makanan, baik ikan,telur roti atau
apapun itu kita tentunya tidak mau apabil kesehatan kita terancam karena adanya penyebaran
makan tersebut, dan saya juga sebgai penulis sangat berharap bahwa semua kegiatan ilegak
seperti itu agar kemudian di singkirkan dalam dunia perdagangan apapun bentuknya kecurang
memangglah dpat membuat kita untung lebih cepat akan tetapi hal itu justru bukanlah hal perlu
di banggakan karena kita sudah melakukan hl yang sangat menjijikan oleh sebab itu perlunya
kesadarn manusia dalam seluruh kegiatanya dlam kehidupan ini saya sangat prihatin melihat hal-
hal yang keluar dalam berita tersebut dimaa masyarajt banyak yang tertibu dlam kegilaan
Selanjutnya jika kita menggunakan pendekatan sosiologi dalam hal ini ita akan menemukan
banyak fariasi alasan dari orang-orang yang melakukan hal tersebut, dimana beberapa di
antaranya berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari berbagai sumber mengatakan
bahwasanya mereka melakukan hal tersebut karena memang mereka menginginkan keuntungan
yang instann nlagu dan lain sebagainya, tentunya pandangan seperti ini haruslah di hilangkan
dlam dunia perdagangan karena hal ini hanya akan menggunakan kecurangan dam
mengakali berbagai permaslahan yng ada seakn akan nyawa dan kesehatan orang lain bukanlah
hal wajib dan perlu di jaga oleh sesamnaya yang terpenting adalah keuntunganya sendiri, bagi
saya pparadiga yang seperti ini sangat merugikan orang lain dan diri sendiri.
Kalau kita menggunakan pendekatan hukum maka sesuai dalm UU No. 8 Tahun 1999 bahawa
di dalamnya memang sudah mengatur terkait dengan perlindungan hukum terhadap korban yang
mengalami penipuan atas mkaanan kadaluwarasa ini diimana diaana di atur terkait dengan
perlindungan konsumen, kita bisa melihat secara jelas dan komplek bagaimana pengaturan dalam
UU tersebut adanya memang bukanlah hal yang baru UU tersebut bahkan di sahkanya mulai
tahun 1999 artinya sebelum tahun UU tersebut di sahkan sudah ada praktek penyimanan
makanan yang kadaluwarsa itu di lakukan oleh pelaku kdaluuwarsa tersebut entah dengan cara
bagaiimana mereka melakukan hal tersebut, sekali lagi perlu saya peringatkan bahwasanya
mengonsumsi Makanan kadaluwarasa merupakan langkah awal meuju penyakit yang akan
mengancam nyawa bahakan maka dari itu perlunya kesadarn lagi bagi masyarakat dalam emilih
maknaan mana yang harusnya di konsumsi dan mana yang tidak boleh di konsumsi tentunya
sebagai manusia yang sudah berkembang sangat mudah dalam hal menacari informasi
sebagai hal yang di konsumsi oleh manusia, makanan yang kadaluwarasa bisa menyebabkan
keracunana terhadap manusia, antaralain gejala nya hemat saya ketahui bahwa orang yang sudah
terkena keracunana akibat suatu makanan biassnaya akan mengalami pusing, sakit perut dam
Minimnya pemahaman oleh masyarakat juga hemat saya sebagai penulis menyebabkan
mudahnya penyebaran makanan kadaluwarsa itu terjadi dimana masyarakat cenerung tidak
terlalu tertarik terhadap informasi, makanya masyarakat indoensia khsusunya sangat mudha di
tipu oleh pelaku penyebar maupun yang menjual mkanana yang kalauwarsa tersbeut dimana
mereka memmanfatkan hal tersebut menjadi senjata bagi mereka dalam menjalankan usaha
Dalam hal mekanisme yang di lakukan oleh pelaku penyebar tersebut banyak acaranya mulai
dari pemalsuan prosuk cap halal dan lainya mereka lakukan demi terwujudnya barang ilegal
yang mereka jualkan terhadap masyrakat itu sendiri, ditoleransi oleh tubuh atau Nilai Ambang
Dalam penelitian ini saya sebagai penulis menggunakan penelitian Normatif yaitu cara penelitian
konsumen dalam penelitian ini saya sebagai penulis menggunakan beberapa bahan hukum
primer seprti UU No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan terhadap konsmen, dan UU 18 Tahun
2012 tentang pangan saya juga tidak hanya memakai bahan hukum primer saja saya di sini juga
memakai bahan hukm skeudner yaitu berupa tmbahan pendapat dari para ahli atau tokoh hukum
aupun dalm segi kesehatan saya mengambil beberap ter\ori dan pendapat mereka untuk
kadaluwarsa?
IV. PEMBAHASAN
Kalau kita mengacu kepada teori perlindungan hukum menurit haradjo kalau kita
menggunakan teorinya bahwa perlindungan hukum merupakan perlindungan atad hak asasi
manusia yang telag di rugkan oleh orang lain, dalam hal ini kalau kita coba kotekskan dengan
kasus ataupun judul daripada jurnal yang saya buat ini bahwa perlindungan yang di maksud
aalah melindungi segal bentuk penyelewengan terhadap hak asasi manusia yang di miliki oleh
konsmunen, makanya dari itu dalam hal perlindungan tersbeut sudah adanya UU NO. tTahun
1999 sebagai implementasian daripada bentuk perlindunga hukum atas hak asasi manusia yang
jika suatu saat di langgar oleh oranf lainya mealui acara apapun itu semenjak masi berkaitan
Selanjutnya kalau kita merujuk pada pendapat phillipus bahwa dalam segi wewenangan
dalam menganai pencegahan di membagainya menjdid dua yaitu perlindungan hukum represif
dan perlindungan hukum preventif dimana dalam hal represif itu mebahas terkait dengan
pengoptimalan fungsi dari badan hukum yng sudah ada semcam perundang-undangan itu di
Manusia tidak bisa dipisahkan dengan makanan, karena makanan menjadi penopang energi
untuk melakukan kegiatan sehari-hari.1 Perlindungan konsumen menurut beberapa referensi yang
saya baca ialah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi
referensi merupakan orang yang memakai barang yang di hasilkan tersebut di dalam kehidupan
nya.
Pelaku usaha sebagaimana yang saya ketahui bahwa pelaku usaha merupakan orang yang
berkecimpun langsung dalam badan usaha baik dia dalam kelompok maupun secara individu
sebagaimana yang sudah kita ketahui secara bersama pelaku usaha dapat juga di katakan sebagai
orang,pemilik dri usaha yang di adakan tersebut, sekarang banyak pelaku usaha yang saya rasa
itu tidak mengerti terkait dengan bahan-bahan yang di datangkan dimana mereka bisa saja
menerima barang yang sudah kadaluwarsa adanya, mungkin bertanya tanya kenapa kita harus
menghawatirkan hal yang belum tentu terjadi itu, saya rasa waspada merupakan hal terpenting
1
Sigit Sapto Nugroho & Mierza Aulia Chairani,
Hukum Perlindungan Konsumen Perspektif Perlindungan Hukum atas Iklan yang Merugikan
Klaten: Penerbit Lakeisha, 2022, hlm. 106
sekarang ibu maka dari itu saya sarankan semua yang menjadi konsumen dalam hal ini itu agar
Memang tidak bisa kita pungkiri bahwa jaman ini sangat mengalami Perkembangan dalam
hal produk dan jenis makanan dan minuman yang beredar dimasyarakat baik berupa produk
barang yang dipasarkan kepada masyarakat, apabila tidak berhati-hati dalam memilih produk
makanan dan minuman yang diinginkan konsumen, maka konsumen hanya akan menjadi objek
eksploitasi dari pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab. Karena tanpa disadari konsumen
hanya menerima begitu saja barang yang dikonsumsinya. Makanan merupakan kebutuhan yang
memeliki risiko yang tinggi karena makanan tersebut dikonsumsi oleh masyarakat untuk
menunjukkan, masih banyaknya pelaku usaha yang dengan sengaja menjual produk-produk
makanan yang telah kadaluwarsa. Hal ini dapat merugikan dari hak-hak konsumen karena dapat
Pemerintah harus memberikan perhatian yang serius kepada kualitas dari makanan dengan
melakukan penyempurnaan yang lebih lanjut terhadap peraturan mengenai standar ukuran dari
makan sehat dan tidak sehat. Meningkatkan fungsi pembinaan dan pengawasan kepada pelaku
usaha makanan guna untuk mengurangi berbagai bentuk pelanggaran terhadap ketentuan
mengenai makanan dan fungsi koordinasi antar instansi yang kurang berjalan dengan baik harus
segera diperbaiki dengan dibarengi oleh peningkatan sumber daya dari aparatur pemerintah
2
Az. Nasution dalam Shidarta,
Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia,
Jakarta: Gramedia Widiasarana, 2006, hlm
Mengenai regulasi Perlindungan hukum terhadap hak-hak konsumen terutama didalam
Undang- Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, diatur tentang larangan-
larangan bagi produsen dalam memproduksi barang produksinya untuk melindungi konsumen.
Tertera dalam pasal 8 Undang Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
yang berbunyi: Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau
jasa yang. Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang di persyaratkan dan ketentuan
peraturan perundangundangan. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersi atau netto, dan jumlah
dalam hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut. Tidak
sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam ukuran yang sebenarnya.
dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut. e. Tidak sesuai
dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya, mode atau penggunaan tertentu
sebagaimana dinyatakan dalam label atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut. f. Tidak
sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi
penjualan barang dan/atau jasa tersebut. g. Tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa pada
makanan atau jangka waktu penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas barang tertentu; h.
Tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan “halal” yang di
cantumkan dalam label. Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang membuat
nama barang, ukuran, berat/isi bersih atau, netto, komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan,
akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan lain untuk penggunaan yang
3
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Shidarta, 2004, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta: Grasindo.
Tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk penggunaan barang dalam bahasa
Indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pelaku usaha dilarang
memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar tanpa memberikan
informasi secara lengkap dan benar. 3. Pelaku usaha dilarang memperdagangkan sediaan farmasi
dan pangan yang rusak, cacat atau bekas yang rusak dan tercemar, dengan atau tanpa
memberikan informasi secara lengkap dan benar. 4. Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran
pada ayat 1(satu) dan ayat 2(dua) dilarang mempergunakan barang dan/atau jasa tersebut serta
peraturan hukum terhadap perlindungan konsumen, namun seringkali masih di jumpai produk-
produk makanan dalam kemasan yang tidak sesuai dengan standarisasi mutu makanan atau tanpa
keterangan kadaluwarsa atau batas masa konsumsi makan. Jika kita merujuk terhadap Pasal 205
berbahaya bagi nyawa atau kesehatan orang, dijual, diserahkan atau dibagi-bagikan tanpa
diketahui sifat berbahayanya oleh yang membeli atau yang memperoleh, diancam dengan pidana
penjara paling lama 6 bulan atau denda paling banyak tigaratus rupiah. Jika mengakibatkan
matinya orang, si bersalah dikenakan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau
Lenih lanjutnya dalam pasal 359 KUHP Kealpaannya yang menyebabkan matinya orang
lain, diancam pidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama
satu tahun. Pasal 360 KUHP Kealpaannya yang menyebabkan orang lain mendapat luka berat,
diancam pidana paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun (ayat 1). Karena
kealpaannya menyebabkan orang lain luka sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan
pekerjaan jabatan atau pencaharian selama waktu tertentu, diancam pidana paling lama sembilan
bulan atau kurungan paling lama enam bulan atau denda paling tinggi tiga ratus rupiah (ayat 2).
Pasal 382 KUHP Tentang tindakan menjual, menawarkan atau menyerahkan makanan,
minuman atau obat-obatan yang diketahui palsu diancam penjara paling lama empat tahun.4
Selanjtnya di atur lagi kemudian dalam Pasal 383 KUHP Mengancam pidana penjara paling
lama satu tahun empat bulan, penjual yang berlaku curang terhadap pembeli karena sengaja
menyerahkan barang lain yang ditunjuk untuk dibeli. Juga terhadap pembeli mengenai jenis
keadaan atau banyaknya barang yang diserahkan dengan menggunakan tipu muslihat. Hal yang
preventif dan upaya represif. Upaya preventif adalah upaya yang dilakukan sebelum terjadinya
tindak pidana atau sebagai upaya pencegahan dari suatu tindak pidana sedangkan upaya represif
adalah upaya yang dilakukan setelah terjadinya tindak pidana tersebut terjadi dengan menindak
Makanan merupakan komoditi yang memiliki resiko yang tinggi karena makanan tersebut
dapat dipahami dengan aspek perlindungan konsumen di dalamnya, misalnya berkenaan dengan
hak-hak konsumen terhadap gangguan dari pihak lain. Menyadari lemahnya posisi tawar
konsumen dalam memperoleh informasi yang benar dan jujur dari pelaku usaha, maka upaya
untuk memberikan perlindungan terhadap konsumen tidak cukup apabila hanya dilakukan
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang bersifat fragmentasis dan tersebar dalam berbagai macam
pengaturan, tetapi perlu dipadukan dalam suatu kesatuan yang terintegrasi dengan baik dan
4
Pasal 205 KUHP
Pasal 360 KUHP
Pasal 382 KUHP
telah diatur di dalam beberapa pengaturan, misalnya Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang
Pangan. Undang- undang tentang pangan dimaksudkan sebagai landasan hukum bagi
pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi, peredaran dan
atau perdagangan pangan. Sebagai landasan hukum di bidang pangan, undang-undang tentang
pangan dimaksudkan menjadi acuan dari berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan pangan, baik yang sudah ada maupun yang akan dibentuk.
Sebelum dilakukan pengkajian dan pembahasan tentang produk pangan kadaluwarsa, maka
dengan produk pangan, khususnya tentang produk pangan kadaluwarsa. Beberepa upaya
preventif yang di lakukan oleh pihak kepolisian dalam menanggulangi peredaran makanan
kadaluwarsa yaitu melakukan pembinaan kepada pelaku usaha dan konsumen, sidak atau razia
dan kemudian di musnakan. Upaya preventif yang di lakukan oleh pihak kepolisian yaitu dengan
melakukan razia-razia ke pusat perelanjaan, jika di temukan barang kadaluwarsa maka polisi
akan melakukan penyitaan dan pemusnaan barang dengan cara di bakar. Di BPOM upaya
melakukan pembinaan dan pengawasan kepada para pedagang atau pelaku usaha. Pengawasan
tersebut dengan tahapan pre market yaitu pengawasan yang di lakukan sebelum produk tersebut
diedarkan di masyarakat untuk di konsumsi dan pro market yaitu pengawasan yang di lakukan
5
Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan
Eli Wuria Dewi, Hukum Perlindungan Konsumen, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015, hlm 5
Tjip Ismail, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: PT. Citra Kreasindo Mandiri, 2010, hlm. 1
kepastian hukum terhadap konsumen yang merasa dirugikan tersebut agar dapat terpenuhinya
memiliki kedudukan yang lemah dibandingkan dengan pelaku usaha. Menurut Hornby
konsumen adalah seseorang yang membeli barang dan menggunakan jasa. Pengertian konsumen
dalam arti umum adalah pemakai, pengguna dan manfaat barang atau jasa dalam tujuan tertentu.
Pengertian Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) adalah setiap pemakai barang dan
jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain
Ada beberapa unsur dari definisi konsumen tersebut yaitu: Setiap Orang. Konsumen disebut
sebagai subjek yang berarti setiap orang berstatus sebagai pemakai barang atau jasa. Pemakai.
Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Perlindungan Konsumen, pemakai yang dipakai
oleh konsumen akhir. Istilah pemakai sangat tepat karena digunakan dalam keadaan dan
menjukkan bahwa barang atau jasa bukan digunakan semata-mata hasil dari transaksi jual beli.
Kata lain hubungan hukum tidak harus kontraktual antara konsumen dan pelaku usaha. Pembeli
bukan hanya konsumen tetapi juga semua orang atau badan yang mengkonsumsi barang produksi
atau jasa. Yang terpenting adalah terjadinya suatu konsumen transaksi berupa peralihan barang
Produk yang dipasarkan akan dilakukan pengenalan produk terhadap konsumen yang dikenal
Product Knowledge melalui sampel pembagian yang tidak diperjual belikan. Setiap orang yang
mengkonsumsi sampel disebut juga sebagai konsumen harus dijaga dan dilindungi hak-haknya.
barang sebagai benda baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud, bergerak maupun tidak
bergerak, dapat dihabiskam maupun tidak dihabiskan, baik diperdagangkan maupun tidak
diperdagangkan yang dapat dipakai maupun dimanfaatkan kepada konsumen. Barang yang
tersedia dalam masyarakat. Berdasarkan pasal 9 ayat (1) huruf e Undang-Undang Perlindungan
Konsumen menjelaskan bahwa barang/jasa yang ditawarkan kepada masyarakat harus tersedia di
pasaran.
Bagi Kepentingan diri sendiri, orang lain, dan makhluk hidup lain. Kepentingan konsumen
tidak hanya sebagai sarana memenuhi kepentingan pribadi serta orang lain dan makhluk lainnya.
Kepentingan seseorang dikarenakan sebagai kepentingan keluarga, orang lain, tumbuhan, dan
hewan. Barang dan jasa yang tidak untuk diperdagangkan. Hal ini yang dimaksud tidak adanya
keadilan, karena dalam praktiknya bahwa setiap barang atau jasa dapat dijual kembali oleh
pembeli kepada orang lain. Guidelines for Consumer Protection of 1985 yang diresmikan oleh
Persatuan BangsaBngsa (PBB) menyatakan bahwa Konsumen dimana pun berada, dan segala
bangsa, konsumen mempunyai hak-hak dari sosialnya. Hak-haknya yang dimaksud ialah hak
yang mendapatkan informasi yang jelas, benar, jujur, dan hak mendapatkan ganti rugi, hak untuk
Perlindungan konsumen secara prinsipil dalam asas the privity of contract, yang artinya
pelaku usaha dimintakan hukuman pertanggung jawaban antara dirinya dan konsumen. Maka
perlindungan konsumen berkolaborasi dengan hukum perikatan khsususnya pada hukum perdata,
selain itu berkolaborasi dengan aspek hukum perdata, aspek publik yaitu aspek hukum pidana
dan aspek hukum administrasi Negara Hukum perlindungan konsumen mempunyai tujuan yaitu:
6
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 3.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindugan Konsumen,
Pasal 3.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 2.
Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari akses
konsumenyang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk
perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pada pasal 2 bahwa
konsumen diselenggarakan ada 5 asas yaitu: Asas Manfaat. Asas manfaat adalah untuk
mengamankan bahwa segala upaya dalam melindungi konsumen harus memberikan manfaat
yang sebesarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha. Asas Keadilan. Asas keadilan
untuk memberikan partisipasi kepada seluruh masyarakat dan memberikan kesepakatan kepada
Asas Keseimbangan. Asas ini yang dimaksud adalah untuk memberikan keseimbangan
antara kepentingan konsumen, pelaku usaha, dan pemerintah dalam segi materiil dan immateriil.
Asas Keamanan dan Keselamatan. Asas untuk menjamin atas keamanan serta keselamatan
kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang/jasa yang diberikan
dari produsen/ pelaku usaha. Jika kita menjelaskan tentang perlindungan konsumen, maka hal itu
juga ketika menjelaskan tentang perlindungan konsumen, maka tidak lain juga menjelaskan hak-
hak kewajiban konsumen. Ada 4 hak dasar konsumen sebagai berikut: 1. Hak untuk mendapat
keamanan (the right to safe products). Hak konsumen ini memiliki perlindungan atas keamanan
produk dan jasa. Contohnya pada makanan yang dikonsumsi harus aman untuk kesehatan
masyarakat dan konsumen. 2. Hak untuk memilih (the right to choose). Hak konsumen ini
memiliki akses untuk melilih produk/jasa terhadap tingkat harga yang sewajarnya.
Misalnya Contohnya tidak boleh memaksakan konsumen melakukan pilihan yang akan
merugikannya. 3. Hak untuk memperoleh informasi (the right to be informed). Hak konsumen ini
memiliki untuk/atas informasi yang jelas suatu produk/jasa yang dibeli ataupun di konsumsi oleh
konsumen. Hak ini yang dimaksud untuk mengetahui atribut dari suatu produk, contohnya ada
efek samping dari konsumen mengkonsumsi pada suatu produk dan peringatan pada
kemasan/label produk. 4. Hak untuk di dengarkan (right to be heard).43 Hak ini memiliki untuk
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menjelaskan hak-hak konsumen yang
diatur dalam pasal 4 yaitu: Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam
barang/jasa sesuai dengan nilai dan kondisi jaminan yang dijanjikan. Hak atas informasi yang
benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan bafang/jasa. Hak untuk didengar
pendapat dan keluhannya atas barang/jasa yang digunakan. Hak untuk mendapatkan
advokasi dan perlindungan konsumen dalam upaya penyelesaian sengketa secara tuntas.
terhadap konsumen, sehingga pelaku usaha berkewajiban membayar kerugian konsumen dan
dapat menyebabkan kerugian dari aspek kesehatan yang membeli produk makanan kadaluwarsa.
Berdasarkan kasus tersebut, penjual wajib memberikan informasi yang sejelas-jelasnya kepada
mengamanatkan pelaku usaha untuk memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan,
perbaikan dan pemeliharaan. Bahwa pelaku usaha melanggar hukum dalam pasal 8 ayat 2
yang rusak cacat atau bekas dan tercemar tanpa memberikan informasi secara lengkap dan benar
Konsumen telah mengalami kerugian dengan membeli produk makanan yang telah
kadaluwarsa dijualkan dengan pelaku usaha. Sebab itu, butuh perlindungan hukum terhadap
konsumen yang membeli produk makanan kadaluwarsa. Berdasarkan kasus produk makanan
kadaluwarsa tersebut, adanya ketidak jujuran pelaku usaha yang menjual produk makanan yang
sudah kadaluwarsa sehingga berdampak pada kerugian konsumen serta perlu adanya
perlindungan hukum dari negara untuk warga negaranya yang mengalami kerugian.
Perlindungan hukum yang diberikan pada konsumen yang mengalami kerugian yang membeli
dan mengkonsumsi.7
adalah dengan melakukan perlindungan hukum represif, perlindungan hukum preventif. Jika
dijelaskan perlindungan hukum represif adalah ini juga bertujuan untuk menyelesaikan sengketa.
2. Perlindungan Preventif untuk mencegah terjadinya sengketa antara konsumen dan pelaku
usaha. Berkaitan dengan peredaran produk makanan kadaluwarsa, maka telah dikeluarkan
Keputusan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik
7
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 4 huruf H.
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 180/MEN.KES/PER/IV/1985 tentang Makanan
Kadaluwarsa.
Dalam hal perlindungan saya rasa ssudah sangat kompleks di atur oleh pemerintah di dalam
uperundang-undangangnya dimana dalam hal ini semua terkait dengan perlindungan ataupun
terkait dengan penghukuman sudah sangat teratur dan kompeksitaa sdalam UU tigggal kita
sebagai maysrakat saja yang kemudian bberlaku layanknya seperti mayarakat yag memnag
memiliki akal sehta dlam bernalar untuk mencapai sesuatau hal yang baaik dan benar
Pada dasarnya bagi saya memang permaslahan semacam ini harus segera di selaikan kaena
memang penyebaran makanan kadaluwarsa ini sangat merepotkan dan merugikan masyarakat,
baik secara kesehatan maupun secara material pembelianya, makanya bagi saya masyarakat dan
pemerintah dalam hal ini haru menjalin kerja sama untuk menanggualangi hal seperti ini, tapi
disini saya lebih enitiberatkan permaslahan ini kepada pemerintah karena memang merekalah
yang mengerti bagaimana penyebaran, dan kenapa bisa tersebar makanan kadaluwarsa ini, tentu
kita bisa membuat semacam simulasi apakah penyebaran makanan kadaluwarsa ini bisa terjadi
karena lemahnya hukum dan dalam hal penegakan hukum di indonesia, atau memang ada hal-hal
Makanan Kadaluwarsa
Hemat saya sebagai penulis bahwa Saat ini keamanan manusia tidak terlepas dari aktivitas
perdagangan. Harapan dapat sesuainya hak dengan kewajiban bagi manusia dan pelaku bisnis
dapat diwujudkan. Keamanan manusia mendapatkan perhatian yang termasuk baik berhubungan
kesejahteraan bangsa. Langkah awal yang dianggap persoalan penting yaitu menjangkau
sebelumnya dengan mendorong kesejahteraan masyarakat. Adanya kaitan yang melandasi antara
produsen dan manusia sebagai kaitan yang berkelanjutan. Kaitan dari kedua hal tersebut
berlangsung ketika dari kedua belah pihak menyepakati dan memiliki tingkatan yang cukup
tinggi antara yang lainnya. Produsen sangat memerlukan dan mengharapkan dukungan dari
manusia yang menjadi pelanggan. Jika manusia tidak mendukung maka produsen tidak berada
pada titik aman. Dalam memaksimalkan tingkat harkat dan martabat manusia sehingga dirasa
penting untuk mengembangkan wawasan, ilmu dan menghilangkan sikap ketergantungan dan
mempotensikan upaya dalam pertanggungjawaban. Suatu produk wajib di jamin agar manusia
yang menggunakan produk tersebut dapat merasa aman dalam mengkonsumsi produk tersebut
karena produsen lebih mengetahui factor apa saja yang dapat merugikan pihak lain. Terdapat
penjaminan manusia yang tidak diperhatikan bagi pelaku usaha dan pemerintah daerah
perundangundangan yang ada. Langkah yang ditempuh pemerintah daerah dalam kelompok yang
bersatu dan merazia bahan makanan dan minuman yang telah melewati batas waktu kelayakan
untuk dikonsumsi.9
9
Kristiyanti, Celina Tri Siwi. 2009. Keamanan manusia. Jakarta: Sinar Grafika.
Selanjutnya bahan produksi pangan yang tidak layak konsumsi dimusnahkan untuk dimuat
dalam berita acara penyitaan. Atas dasar mengontrol para pelaku usaha. Tingkat kesadaran akan
hak menjadi manusia merupakan faktor terpenting dalam ketidakmampuan dari manusia.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh produsen dalam meraup keuntungan sepihak. Indonesia memiliki
aturan yang mencakup perlindungan kepada manusia namun dalam realisasinya masih belum
maksimal untuk melindungi manusia secara hukum. Hal ini ditandai dengan terjadinya kasus
masih banyaknya makanan dan minuman yang beredar di masyarakat telah melewati masa
kelayakan konsumsi, dan membuat penulis tertarik untuk menelitinya. Berdasarkan hal tersebut,
perlindungan konsumen dari bahaya makanan dan minuman yang telah melewati masa
kelayakan konsumsi pada masyarakat Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.
terhadap perlindungan konsumen dari bahaya makanan dan minuman yang beredar telah
terutama dilakukan Dinas kesehatan, Dinas perdagangan dan Perindustrian untuk pelaku UKM
sebagai yang mempunyai wewenang untuk melakukan pengawasan dan sosialisasi terhadap
undang-undang dalam bentuk pengawasan yang bersifat dilapangan terhadap perdagangan yang
melibatkan keamanan manusia. Kemanan manusia pada konsumen memunculkan ancaman dari
komoditas makanan dan minuman kadaluarsa karena bahaya yang ditimbulkan dari makanan dan
minuman yang telah kadaluarsa adalah dapat menyebabkan sakit perut, sembelit, bahkan sampai
keracunan karena rentan melukai lambung terutama pada usia balita. Makanan yang sudah
kadaluarsa juga berbahaya bagi janin bayi ibu yang sedang hamil. Makanan telah kadarluwarsa
mengandung zat zat kimia yang berbahaya. Hal tersebut dikarenakan ketahanan tubuh manusia
terbatas jadi makanan yang terkontaminasi akan menimbulkan efek terhadap kesehatan pertama
pada sistem pencernaan belum lagi sistem sistem tubuh lain yang mempengaruhi kesehatan.
Penulis telah mensosialisasikan bahwa tanda-tanda makanan dan minuman yang telah memasuki
masa kadaluarsa ditandai dengan ada jamur-jamur yang terdapat pada roti makanan yang sudah
beberapa hari sudah tidak layak konsumsi.10Upaya yang harus dilakukan apabila menemukan
makanan dan minuman yang telah kadaluarsa sudah minum atau dimakan, paling tidak adalah
beri himbauan dan adalah berharap tidak terkena penyakit, hal ini tergantung dengan kekebalan
tubuh dan untuk kedepannya tidak membeli produk-produk yang telah kadaluwarsa. Perlu
diketahui masih terdapat produsen-produsen nakal yang menggunakan zat kimia dan itu
berbahaya jadi makanan itu dibuat masa ketahanannya lama, tapi dengan cara seperti itu nah jadi,
itu kelihatan sehingga masyarakat melihat tanda-tanda seperti itu tidak membeli.Melihat
kemasan dan fisik makanan tersebut batas tanggal kadaluarsanya. Terjadi perubahan yang tidak
dikehendaki dari sifat-sifat asalnya. Makanan yang banyak perubahan fisiknya itu sudah
kadaluarsa tidak layak di konsumsi bisa menyebabkan keracunan, sembelit dan lain sebagainya.
Apabila masyarakat tanpa sengaja mengkonsumsi makanan dan minuman yang telah kadaluarsa
segera cek ke dokter sebagai antisipasi karena masyarakat kadang-kadang kalau mereka tidak
ada sakit sudah. Sementara adapula beberapa reaksi yang langsung dan secara perlahan-lahan
beruang. Susu cap beruang berfunsi untuk membuang racun yang ada di tubuh dan seandainya
muntah-muntah atau diare yang harus adalah lakukan berkonsultasi ke dokter. Selain itu juga
dapat diatasi dengan mengkonsumsi arang aktif yang diminum dengan air putih serta susu kental
Menteri Kesehatan, Dinas Kesehatan BPPOM, Dinas Pedagangan dan Perindustrian Aparat
Kepolisian, pengadilan dan kejaksaan dengan industry, import, distributor, serta rumah sakit,
organisasi profesi, medis, apotik, tokoh konsumen dan juga masyarakat, serta yang paling
terjadi di lingkungan masyarakat adalah konsumen membeli produk tanpa melihat tanggal
kadarluwarsa. Selain itu tidak memperhatikan jaminan produk pada kemasan tersebut itu masih
bagus tapi sudah kadarluarsa tapi masyarakat juga harus di edukasi terlebih dahulu agar
pengetahuannya menjadi lebih baik. Langkah pertama dalam menangani keamaanan manusia
dari makanan dan minuman kadaluarsa yaitu mensosialisasikan untuk menimbulkan kesadaran
hak dan kewajiban sehingga konsumen lebih bersikap hati-hati dalam memilih dan menggunakan
barang atau jasa. Langkah yang kedua adalah degan cara memberikan nasehat kepada konsumen
agar tidak terjebak dari makanan dan minuman kadaluarsa.11Hasil produksi dalam bentuk
makanan atau minuman yang diperdagangkan di pasaran serta tempat arus melakukan pengujian
laboraturium, dan harus ada pemeriksaan makanan dan minuman sebelum diedarkan di pasar-
pasar, agen dan di tokoh-tokoh kecil. Pemerintah telah melakukan sosialisasi hanya saja
intensitas dan jangkauannya terbatas yang pertama itu sosialisasi di kalangan menengah keatas
karena memang kalangan menengah keatas ini kesadarannya terhadap kesehatan tinggi
sementara di lapisan bawah bisa dikatakan masih kurang. Pemerintah sudah melakukan
sosialisasi tapi pada kalangan tertentu dan juga itu bisa adalah katakan sebagai kritik kadang-
kadang pemerintah itu melakukan reaksi setelah adanya peristiwa baru melakukan tindakan.
Termasuk pula ada dinas kesehatan langsung turun lapangan memasuki supermarket di seadalahr
11
Nasution, Az. 1995.
Manusia dan Tinjauan Sosial, Ekonomi dan Hukum pada Keamanan manusia
tempat tinggal masyarakat untuk mengecek makanan atau minuman yang kadaluarsa dan
menghimbau seluruh masyarakat kalau membeli makanan dan minuman terlebih dahulu untuk
mengecek lebel kadaluarsa. Biasanya sosialisasi dilakukan sebulan sekali di tempat keramaian-
keramaian agar masyarakat juga tertarik untuk mengetahui dan penting informasi dari sosialisasi
untuk masyarakat.
Cara mengantisipasi makanan dan minuman yang telah kadaluarsa yang pertama, sebelum
membeli produk masyarakat harus teliti sebelum membeli dan melakukan pengecekan terlebih
dahulu. Terutama pada tanggalnya jangan sampai melewati batas waktu atau expired.
Masyarakat selaku konsumen jangan segan untuk menolak dan melakukan protes. Bagi penjual
sebaiknya, kalau ada konsumen yang mau membeli makanan yang tanggalnya telah lewat
kadaluarsa relative mudah sekali, paling penting itu sebelum mengkonsumsi makanan atau
minuman harus melihat tanggal expired dibelakang atau di depan. Terkadang kalau diminuman
botol itu sebelum membeli atau mengkonsumsi makanan atau minuman tersebut. Pertama yang
dilakukan lakukan adalah terlebih dahulu mengecek lebel kadaluarsa untuk bisa mengetahui
makanan atau minuman itu masih layak di konsumsi atau tidak. Selain itu, Cara yang harus
adalah lakukan jika menemukan makanan dan minuman kadaluarsa berbelanja di supermarket
adalah harus mengasi tahu kepada karyawan / manager supermarket agar tidak lagi menjual
makanan dan minuman tersebuat dan apabila suatu saat masih juga ditemui makanan dan
minuman yang kadaluarsa adalah harus melapor ke dinas kesehatan biar di tindak lanjutin oleh
hukum dan pemerintah.12 Langkah yang dapat dilakukan ketika masyarakat menemukan
makanan dan minuman yang telah kadaluarsa adalah memberi himbauan agar tidak keracunan
12
Sidabalok, Janus . 2010.
Keamanan manusia di Indonesia.
Bandung: Citra Aditya Bakti.
makanan sehingga diperlukan sosialisasi untuk kedepannya agar konsumen tidak terjebak
produk-produk yang telah kadaluwarsa. Kesehatan tubuh seseorang tergantung dengan kekebalan
tubuh. Apabila masyarakat menemui makanan dan minuman telah kadaluarsa yang harus adalah
lakukan misalnya pada saat berbelanja di supermarket yaitu memberi tahukan kepada karyawan
atau manager supermarket untuk teliti dalam memperdagangkan makanan atau minuman yang
memungkinkan sudah kadarluasa. Apabila masih ditemui makanan dan minuman yang
kadaluarsa adalah harus melapor ke dinas kesehatan biar di tindak lanjutin oleh hukum dan
pemerintah. Jika masyarakat ada yang menemukan yang kadaluarsa, dihimbaukan masyarakat
agar melaporkan pada pihak-pihak yang berwenang seperti dinas kesehatan atau badan Pom
Agar bisa cepat ditanggulangi dan cepat adalah sidang dan lebih cepat adalah proses. Hukuman
bagi pelaku yang menjual makanan dan minuman yang telah kadaluarsa adalah jika pertama
melakukan pelanggaran masih bisa diberi teguran, jika sudah diberikan sosialisasi tapi masih
tetap menjual karena orientasi keuntungan itu sebagai negara hukum akan diberikan. tindakan
tegas.
Hukuman bagi pelaku bisa dipenjara 5 tahun minimal terus denda paling sedikit 2 milyar
pembayaran ganti rugi serta juga yang fatal pencabutan usaha bagi pelaku. Sedangkan hukuman
bagi pengedar makanan dan minuman harus ditindak secara tegas oleh badan hukum dan harus
dipenjarakan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Menjual makanan dan minuman yang
makanan yang telah kadaluarsa tersebut, memerlukan peran aktif keterlibatan masyarakat
lembaga dengan cara melaporkan produk makanan yang ditemukan yang sudah kadaluarsa itu
kepada pihak berwenang seperti departemen kesehatan, balai POM, atau Kepolisian guna
menghindari peredaran makanan kadaluarsa serta pemerintah berperan aktif dalam melakukan
razia-razia dan pemeriksaan ke toko-toko kecil atau ke took-toko besar Razia makanan dan
minuman kadaluarsa dilakukan sebulan sekali itu sudah pasti untuk mengetahui apakah masih
marak beredarnya barang-barang yang sudah kadaluarsa. Dalam 1 tahun dari tahun pertama ini
pernah ditemukan makanan yang kadaluarsa yang masih beredar di toko-toko, oleh pedagang-
pedagang yang masih bandel sudah diperingatkan, namun masih aja ada tapi adalah sudah
diserahkan ke proses hukum. Sebaiknya masyarakat khususnya konsumen untuk berperan aktif
dan lebih proaktif lagi jika menemukan barang yang telah kadaluarsa.13
Cara mengantisipasi makanan dan minuman yang telah kadaluarsa pertama adalah lakukan
diawasi, yang kedua itu perlu kesadaran konsumen agar teliti dalam membeli. Penanganan
makanan dan minuman kadaluarsa juga dilakukan dengan cara di musnakan dibuang dan di
bakar. Ditinjau dari segi pengawasan tidak semua produk makanan itu kadarluwarsa karena
memang pengawasan masih terbatas dan juga distributor kadang-kadang mereka orientasinya
keuntungan dia merasa bodoh makanan itu bagus atau tidak yang penting dijual, kadang-kadang
apabila masyarakat tidak terkena dampak dibiarkan saja. Di Indonesia masih kurang karena di
negara maju bahwa konsumen itu adalah raja itu diterapkan. Jenis makanan dan minuman yang
rentan mengalami masa kadaluarsa adalah produk makanan misalnya roti atau makanan ringan
sangat rentan dan terdapat pula makanan khusus yang diperlakukan khusus, kemudian jangan
juga terpengaruh oleh harga diskon-diskon, jadi masyarakat dengan diskon tersebut pasti
membeli, karnakan kesehatan itu kualitas salah satu Makanan yang rentan memiliki masa
kadaluarsa itu seperti makanan kaleng-kalengan, makanan yang dibungkus dengan plastic trus
makanan yang taruh di kertas seperti kardus kering itu sangat rentan.
13
Sutedi, Adrian. 2008.
Tanggung Jawab Produk Dalam
Keamanan manusia. Bogor: Ghalia Indonesia.
Jadi mohon untuk masyarakat agar diperhatikan seperti makanan-makanan seperti itu masih
banyak dijumpai di supermarket yang menjual barang-barang yang lama telah kadaluarsa seperti
barang yang kecil. Selain itu jenis makanan dan minuman apa yang rentan mengalami masa
kadaluarsa adalah donat kue lapis yang mudah terkena jamur karena sering terkena angin sinar
matahari dan debu. Meskipun hingga kini masih ada beberapa pelaku usaha yang dapat dikatakan
lalai karena kedapatan menjual makanan atau minuman kadarluasa baik dengan sengaja
membiarkan atau tanpa sengaja karena kurangnya kontrol, namun melalui sosialisasi keamanan
manusia terhadap perlindungan konsumen dari bahaya makanan dan minuman yang telah
melewati masa kelayakan konsumsi dapat memperluas informasi terkait hak-hak maupun
kewajiban.
PENUTUP
dan perlindungan terhadap konsumen, pengawasan ini terutama dilakukan Dinas kesehatan,
Dinas perdagangan dan Perindustrian untuk pelaku UKM untuk keamanan konsumen. Asas
keamanan manusia yaitu adanya manfaat, menerima keadilan, seimbangan, serta terjaminnya
keamanan dan keselamatan manusia yang berlandaskan pada kepastian hukum. Hasil
pembahasan menunjukkan bahwa produksi industri rumah tangga disektor pangan menemukan
beberapa produksi yang belum memenuhi syarat-syarat pelabelan yang menjadi acuam informasi
untuk konsumen sehingga terindikasi rentan terjadinya kadaluarsa. Bahaya yang ditimbulkan
dari makanan dan minuman yang telah kadaluarsa adalah dapat menyebabkan sakit perut,
sembelit, bahkan sampai keracunan karena rentan melukai lambung terutama pada usia balita.
Makanan yang sudah kadaluarsa juga berbahaya bagi janin bayi ibu yang sedang hamil.
Makanan telah kadarluwarsa mengandung bahan tidak layak pakai dan berbahaya. Hukuman
bagi pelaku yang menjual makanan dan minuman yang telah kadaluarsa adalah jika pertama
melakukan pelanggaran masih bisa diberi teguran, jika sudah diberikan sosialisasi tapi masih
tetap menjual karena orientasi keuntungan itu sebagai negara hukum akan diberikan.
Menurut saya dalam hal menekan penyebaran makanan kadaluwarsa entah jenis apapun itu
haru ada kerja sama antar masyarakat dan pemerintah itu sendiri, pemerintah melalui kebijakan
perlindungan terhadap konsumen dalam hal hasil produksi rumah tangga di sektor pangan yaitu
makanan dan minuman di pasar-pasar seperti minimarket maupun agen-agen yang menjual atau
menampung terutama makanan dan minuman yang akan diedarkan di tokoh-tokoh kecil. Namun
pemerintah juga memiliki keterbatasan sehingga dibutuhkan pula peran aktif dari masyarakat.
Pelaksanaan sosialisasi penting dilakukan agar masyarakat tau dan paham sehingga masyarakat