PENDAHULUAN
1
1.2. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari penulisan laporan ini
adalah :
1. Untuk mengetahui uji penetapan kadar lemak dalam kacang arbila
hutan secara soxhletasi.
2. Untuk mengetahui kadar lemak dalam kacang arbila hutan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1.1. Visi BPOM
Sejalan dengan visi dan misi pembangunan dalam RPJMN 2015-2019 serta
tupoksinya sebagai UPT di bidang penegakan hukum, maka PPOM
menetapkan Visi BPOM 2015-2019 sebagai berikut:
”Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan
Daya Saing Bangsa”
Penjelasan Visi: Proses penjaminan pengawasan Obat dan Makanan harus
melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan serta dilaksanakan
secara akuntabel serta diarahkan untuk menyelesaikan permasalahan
kesehatan yang lebih baik. Sejalan dengan itu, maka pengertian kata Aman
dan Daya Saing adalah sebagai berikut.
Aman : Kemungkinan resiko yang timbul pada penggunaan obat dan
makanan telah melalui analisa dan kajian, sehingga resiko yang mungkin
masih timbul adalah seminimal mungkin atau dapat ditoleransi atau tidak
membahayakan saat digunakan pada manusia. Dapat juga diartikan bahwa
khasiat atau manfaat obat dan makanan meyakinkan, keamanan memadai
dan mutunya terjamin.
Daya saing : Kemampuan menghasilkan produk barang dan jasa yang telah
memenuhi standar, baik standar nasional maupun internasional, sehingga
produk lokal unggul dalam menghadapi pesaing di masa depan (Siswadi:
2015).
4
2.2. Kacang Arbila Hutan (Phaseolus lunatus L.)
Kacang arbila hutan (Phaseolus lunatus L.) merupakan tanaman semak,
menjalar dan panjang 2 - 5 m. Batang tegak, bulat, berkayu, berambut pendek,
hijau keputih-putihan. Sistem perakarannya menyebar dan berakar tunggang.
Daunnya majemuk, lonjong, tersebar, tepi rata, ujungnya meruncing, berambut
halus dan pertulangan menyirip dengan panjang 5 – 11 cm, dan tangkai hijau tua
panjangnya 2 - 2,5 cm. Bunganya berbentuk tandan, di ketiak daun, kelopak
bentuk lonceng, berbulu halus, panjang 2 - 2,5 cm, hijau keputih-putihan,
mahkota bentuk kupu-kupu, berambut halus, putih, benang sari panjang 2 - 2,5
cm, putih, putik bertangkai, panjang 2 - 2,5 cm, putih kekuningan. Biji Phaseolus
lunatus L. berbentuk polong, berisi 3 - 4 biji, panjang 3 - 5 cm, masih muda putih
kehijauan, setelah tua hitam atau hitam kecoklatan. Biji berbentuk ginjal, panjang
± 2 cm, lebar ± 1,5 cm (Etheses: 2014).
5
2.3. Lemak
Lemak adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi
sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam
pelarut-pelarut organik nonpolar (seperti hidrokarbon atau dietil eter) tetapi sukar
larut atau tidak dapat larut dalam air (Iskandar: 1974).
Banyaknya lemak yang dibutuhkan oleh tubuh manusia berbeda-beda tetapi
umumnya berkisar antara 0,5 – 1 gram lemak per 1 kg berat badan per hari. Orang
yang tinggal di daerah bersuhu dingin dan orang yang bekerja berat membutuhkan
lemak lebih banyak. Di dalam tubuh kita, lemak mempunyai beberapa fungsi
penting, diantaranya adalah:
Sebagai pelindung tubuh dari suhu rendah dan pelindung alat-alat tubuh
vital (antara lain jantung dan lambung), yaitu sebagai bantalan lemak.
Sebagai penghasil energi terbesar bagi tubuh.
Sebagai salah satu bahan penyusun membran sel, penyusun hormon dan
vitamin (khususnya untuk sterol).
Sebagai salah satu bahan penyusun empedu, asam kholat (di dalam hati)
dan hormon seks (Dhila: 2013).
Unsur penyusun lemak antara lain adalah unsur karbon (C), hidrogen (H)
dan oksigen (O). Lemak terdiri dari 3 asam lemak dan satu gliserol. Secara umum
struktur kimia lemak terlihat pada gambar di bawah ini.
Struktur R1, R2, dan R3 dapat sama ataupun berbeda. Apabila ketiga
struktur R1, R2 dan R3 sama maka disebut lemak sederhana, namun apabila
berbeda maka disebut lemak campuran.
6
Bila ditinjau berdasarkan sumber, struktur kimia dan ikatan kimianya, lemak
terbagai menjadi beberapa jenis.
Ada dua cara untuk mengambil lemak dari biji-bijian atau jaringan
hewan, yaitu dengan cara pressing (penekanan) dan cara solvent
extraction.
7
Menurut Ilmi (2012), jika ingin memilih lemak, pilihan lemak terbaik adalah
lemak-lemak yang tidak jenuh, baik lemak tidak jenuh tunggal maupun ganda.
Jenis lemak ini, bila digunakan untuk menggantikan jenis lemak lainnya, bisa
menurunkan resiko penyakit jantung dengan cara menurunkan kadar kolesterol
total dan kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Asam lemak omega-3 merupakan
salah satu jenis lemak tidak jenuh ganda yang sangat bermanfaat untuk kesehatan
jantung. Omega-3 ini terbukti bisa menurunkan resiko penyakit jantung koroner.
Selain itu, lemak ini juga berfungsi melawan detak jantung yang tidak normal
serta membantu menurunkan tekanan darah.
Berikut ini merupakan jenis-jenis dan sumber lemak sehat yang baik bagi
tubuh.
1. Lemak tidak jenuh tunggal. Bisa diperoleh dari olive oil, minyak kacang,
canola oil, alpukat, kacang-kacangan dan biji-bijian.
2. Lemak tidak jenuh ganda. Bisa diperoleh dari minyak sayur, kedelai,
kacang-kacangan dan biji-bijian.
3. Lemak berbahaya. Lemak jenuh dan lemak trans merupakan jenis lemak
yang kurang sehat. Lemak ini bisa meningkatkan resiko penyakit jantung
dengan cara meningkatkan kadar kolesterol total dan kolesterol jahat
(LDL). Kolesterol yang kita peroleh dari makanan pada dasarnya tidak
sama dengan lemak. Asupan kolesterol ini akan meningkatkan kadar
kolesterol dalam darah. Tapi, peningkatan ini tidak terlalu berpengaruh
dibandingkan dengan lemak jenuh dan lemak trans.
Lemak jenuh.Terdapat pada produk-produk hewan (seperti daging,
unggas, makanan laut, telur, produk-produk susu, serta mentega) dan
minyak kelapa.
Lemak trans. Terdapat pada minyak sayur yang dihidrogenasi,
produk-produk bakaran (seperti crackers dan kue), serta makanan
yang digoreng.
Kolesterol dari makanan. Terdapat pada produk-produk hewan.
8
2.4. Soxhletasi
Soxhletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat
dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang – ulang dengan pelarut yang
sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan
sempurna. Pelarut yang digunakan ada 2 jenis, yaitu heksana (C6H14) untuk
sampel kering dan metanol (CH3OH) untuk sampel basah. Jadi, pelarut yang
digunakan tergantung dari sampel alam yang digunakan. Nama lain yang
digunakan sebagai pengganti sokletasi adalah pengekstrakan berulang–ulang
(continous extraction) dari sampel pelarut (Gleda: 2013)
Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan
penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi
molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam
klonsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah
melewati pipa sifon (Rene: 2011)
9
sehingga kebutuhan energinya tinggi (listrik, gas). Selanjutnya, simplisia di
bagian tengah alat pemanas langsung berhubungan dengan labu, dimana
pelarut menguap. Pemanasan bergantung pada lama ekstraksi, khususnya
titik didih bahan pelarut yang digunakan, dapat berpengaruh negatif
terhadap bahan tumbuhan yang peka suhu (glikosida, alkaloida). Demikian
pula bahan terekstraksi yang terakumulasi dalam labu mengalami beban
panas dalam waktu lama. Meskipun cara soxhlet sering digunakan pada
laboratorium penelitian untuk pengekstraksi tumbuhan, namun peranannya
dalam pembuatan sediaan tumbuhan tidak begitu besar (Gleda: 2013).
10
merupakan metode yang dipakai hanya untuk mengekstraksi bahan-bahan
tumbuhan yang mudah rusak atau senyawa-senyawa yang tidak tahan panas
karena akan terjadi penguraian dan pelarut yang digunakan mempunyai titik
didih rendah sehingga mudah menguap. Syarat-syarat pelarut yang
digunakan dalam proses soxhletasi adalah sebagai berikut:
Pelarut yang mudah menguap contohnya: n-heksana, eter, petroleum
eter, metil klorida dan alcohol.
Titik didih pelarut rendah.
Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.
Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar
(Ina: 2011).
11
BAB III
METODE PELAKSANAAN
12
11. Dihitung kadar lemak yang diperoleh dengan menggunakan rumus di
bawah ini.
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ (𝐵𝑢)
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑎𝑘 = × 100%
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 (𝐵𝑏)
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil uji penetapan kadar lemak dalam kacang arbila hutan
(Phaseolus lunatus L.) di Balai Pengawasan Obat dan Makanan Provinsi NTT,
diketahui hasilnya sebagai berikut.
4.2. Pembahasan
Pengujian penetapan kadar lemak ini menggunakan sampel kacang arbila
hutan (Phaseolus lunatus L.). Untuk mengetahui kadar lemak dalam sampel
tersebut, dilakukan dua kali ekstraksi lemak, yaitu ekstraksi menggunakan HCl
dan ekstraksi secara soxhletasi. Ekstraksi menggunakan HCl dilakukan dengan
cara menambahkan HCl, air dan batu didih kedalam sampel yang telah disiapkan
lalu didihkan dan disaring dalam keadaan panas hingga tidak bereaksi asam lagi.
Penambahan HCl bertujuan untuk memecah lemak dalam kacang, agar lemak
14
dapat dibebaskan dari selulosa. Penambahan air bertujuan untuk melarutkan
berbagai komponen lain yang terkandung didalam sampel tersebut. Sedangkan
penambahan batu didih bertujuan untuk meratakan panas pada seluruh bagian
larutan dan mencegah terjadinya bumping (letupan). Bumping perlu dicegah
karena pada saat terjadi bumping ada kemungkinan bahwa lemak juga ikut keluar,
sehingga hasil pengujian yang diperoleh menjadi kurang akurat. Penyaringan
perlu dilakukan dalam keadaan panas karena dalam keadaan panas bisa dipastikan
bahwa komponen lain dalam sampel selain lemak (seperti karbohidrat dan
protein) larut dengan baik sehingga bisa disaring dan dipisahkan dari lemak.
Namun, hasil penyaringan tersebut tidak bisa dijamin secara penuh bahwa
komponen lainnya tidak ikut tersaring bersama air dan penyaringan tersebut juga
tidak dapat memisahkan kulit-kulit kacang dari lemak. Oleh karena hal tersebut,
diperlukan proses ekstraksi kedua, yaitu ekstraksi secara soxhletasi. Soxhletasi
merupakan suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam sampel
padat dengan cara penyarian berulang–ulang dengan pelarut yang sama, sehingga
semua komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan sempurna.
Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi kali ini adalah hexan, karena hexan
merupakan pelarut lemak yang bersifat mudah menguap. Sehingga setelah
tersaring bersama lemak, hexan akan menguap dan menyisakan ekstrak lemak
dalam labu soxhlet. Ekstrak lemak yang diperoleh, selanjutnya diukur secara
gravimetri untuk diperoleh kadar lemaknya.
Berdasarkan hasil penetapan kadar lemak pada sampel kacang arbila hutan
(Phaseolus lunatus L.) secara soxhletasi tersebut, maka diketahui bahwa dalam 1
gram kacang terkandung sebesar 0,84% lemak. Hal ini menunjukan bahwa kacang
arbila hutan (Phaseolus lunatus L.) merupakan salah satu jenis kacang-kacangan
yang berpotensi untuk membantu memenuhi kebutuhan lemak nabati masyarakat.
15
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji penetapan kadar lemak pada sampel kacang arbila
hutan (Phaseolus lunatus L.) dapat disimpulkan bahwa kadar lemak yang
terkandung dalam kacang tersebut sebesar 0,84%.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, penulis menyarankan kepada
masyarakat untuk memanfaatkan kacang arbila hutan (Phaseolus lunatus L.)
sebagai salah satu sumber lemak nabati.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dhila, Putri. 2013. Pengertian dan Kegunaan Lemak. Tersedia pada: https://putri
dhila.wordpress.com/2013/11/18/pengertian-dan-kegunaan-lemak/ Diakses
pada tanggal 11 Desember 2017.
Nafiun. 2013. Pengertian Lemak, Struktur, Sifat, Contoh. Tersedia pada: http://
www.nafiun.com/2013/10/pengertian-lemak-struktur-sifat-contoh.html
17
LAMPIRAN
Bu
Kadar lemak simplo =
Bb
0,0179 g
= × 100%
2,0000 g
= 0,89%
Bu
Kadar lemak duplo =
Bb
0,0156 g
= × 100%
2,0000 g
= 0,79%
0,89% + 0,79%
Kadar lemak rata − rata =
2
= 0,84%
18
Lampiran 2. Daftar Hadir
1. Selasa / 05-09-2017
2. Rabu / 06-09-2017
3. Kamis / 07-09-2017
4. Jumat / 08-09-2017
5. Senin / 11-09-2017
6. Selasa / 12-09-2017
7. Rabu / 13-09-2017
8. Kamis / 14-09-2017
9. Jumat / 15-09-2017
19