Anda di halaman 1dari 4

C.

Ciri-ciri khusus perseptual konselor yang baik.

Ciri-ciri yang dimaksud disini adalah meliputi keyakinan terhadap konseli, terhadap
diri sendiri dan terhadap tujuan-tujuan yang dicapai melalui helping. Pandangan Comb, dkk
adalah sbb :
1. Konselor yang baik cenderung berpersepsi :
a. Dari kerangka acuan internal daripada kerangka acuan eksternal. Konselor
peka terhadap orang lain, teman kontaknya, memandang sesuatu dan para
konselor menjadikan ini sebagai dasar menyesuaikan tingkah laku mereka.
b. Kepada orang daripada benda. Pikiran konselor lebih berpusat pada orang dan
reaksi orang daripada benda atau peristiwa.
2. Para konselor yang baik akan mempersepsi orang lain sebagai :
a. Mampu daripada tidak mampu. Konselor memandang orang lain mempunyai
kecakapan mengatasi masalahnya.
b. Patut percaya daripada sangsi. Konselor menghargai orang lain sebagai insan
yang secara esensial patut dipercaya.
c. Peramah daripada tak-acuh. Konselor mempersepsi orang lain sebagai insan
peramah dan pendukung. Mereka tidak mempersepsi orang lain sebagai insan
yang mengancam, tetapi sebagai insan yang bermaksud baik.
d. Berguna daripada sia-sia. Konselor melihat orang lain sebagai insan yang
berguna, penyandang martabat dan integritas yang patut dihormati.
e. Suka membantu daripada mengganggu. Konselor melihat orang sebagai suka
membantu dan mendukung. Orang tidak dipandang oleh konselor sebagai
sumber hambatan dan kegagalan.
f. Termotivasi secara internal daripada secara eksternal. Konselor melihat orang
bertingkah laku atas dorongan diri sendiri. Orang juga dilihat sebagai lebih
kreatif dan dinamis.
3. Para konselor yang baik mempersepsi diri sebagai :
a. Beridentifikasi pada orang daripada menghindari orang. Konselor melihat diri
sendiri merupakan bagian dari umat manusia daripada menjauhkan diri atau
mengasingkan diri dengan orang lain.
b. Memadai daripada tak berdaya. Konselor melihat dirinya mampu secara
umum dan sebagai orang yang memiliki hal-hal yang diperlukan dalam
mengatasi masalahnya sendiri.
c. Berguna daripada sia-sia. Konselor memndang dirinya sebgai orang yang
memiliki martabat, kemuliaan, integritas dan dayaguna.
d. Terpercaya daripada meragukan. Konselor meyakini tatanan pribadinya sendiri
dan memndang diri sendiri secara esensial terpercaya dan memiliki potensi
menghadapi permasalahan.
4. Para konselor yang baik mempersepsi tujuan-tujuan mereka sebgai :
a. Membebaskan daripada mengendalikan. Tujuan konselor adalah
membebaskan dan memberi kemudahan daripada membatasi, menguasai,
memaksa atau mendalangi.
b. Altruitis daripada narsistis. Konselor tampak dimotivasi oleh perasaan yang
lebih mengutamakan kepentingan orang lain daripada memperhatikan diri
sendiri.

c. Memperhatikan makna yang luas daripada yang sempit. Para konselor melihat
sesuatu peristiwa secara lebih luas daripada perspektif sempit.
d. Membuka diri daripada menutup diri. Konselor cenderung mengungkapkan
diri daripada merahasiakan diri. Mereka melihat kekurangan mereka sebgai
hal penting yang berarti daripada sebagai hal yang perlu disembunyikan.
e. Melihat daripada menghindar. Konselor melihat secara pribadi dengan orang
yang dihadapi. Mereka menciptakan komitmen mengenai proses bantuan dan
mau masuk dalam interaksi.
f. Berorientasi pada proses daripada tujuan. Konselor memandang peranan
mereka sebagai pendukung dan pelancar proses penjajakan dan penemuan,
bukan mengarah atau bekerja ke arah tujuan pribadi yang sudah diketahui
sebelumnya.
D.

Konselor yang tidak efektif : perbedaanya dengan konselor yang intensional.

Atribut
Tujuan helping

Konselor yang intensional


Berusaha membantu klien
mencapai tujuan-tujuan klien.
Mau menyarankan pandangan
alternatif dan menyediakan arahan
dalam beberapa hal.

Konselor yang tidak efektif


Berusaha memaksakan
tujuannya sendiri mengikuti
agendanya sendiri. Mungkin
tidak bersedia menyediakan
arahan dan dukungan yang
jelas diperlukan.

Pengungkapan respon

Dapat mengungkapkan dan


melahirkan banyak respon bagi
pelbagai macam ragam situasi dan
personalan/konseren.

Mungkin tidak memiliki


respon atau berpegang teguh
pada satu cara respon tertentu
saja.

Wawasan pandang

Berpemahaman dan
bertindak/berbuat atas berbagai
wawasan pandang.

Mungkin tidak memiliki


wawasan pandang atau
mampu bekerja hanya dalam
satu kerangka kerja.

Teori psokologis

Berpemahaman dan bekerja


dalam sejumlah kerangka
psikologis. Melihat nilai-nilai
potensial dalam banyak ancangan
yang tersedia.

Berbuat dalam satu teori


psikologis. Memahami secara
terbatas kerangka kerja yang
lain.

Intensionalitas budaya
Mampu mengungkapkan
pernyataan-pernyataan verbal dan
nonverbal dalam berkomunikasi
dengan orang sebudaya atau lain

Mampu berfungsi dalam


hanya satu kerangka budaya.

budaya.

Atribut

Konselor yang intensional

Konselor yang tidak efektif

Kerahasiaan

Mempertahankan rahasia klien.

Mendiskusikan masalah klien


dengan orang lain tanpa izin.

Keterbatasan

Mengakui keterbatasanya dan


bekerja dengan supervisi. Saling
bertukar pikiran dalam hal teori,
konsep, dan pengalaman pribadi
dalam interviu dengan konselor
lain.

Bertindak tanpa mengenali


keterbatasan diri dan bekerja
tanpa supervisi.tidak mau
bertukar pikiran dengan
konselor lain.

Penyaringan informasi

Berfokus pada pemikiran dan


perasaan klien dalam interviu dan
tidak mengatakan ditel-ditel yang
tidak relevan.

Memusatkan perhatian pada


ditel yang tidak relevan bagi
masalah klien. Suatu saat
dapat mengabaikan perasaan
dan pemikiran klien.

Pengaruh antarpribadi

Menyadari sejauh mana responya


mempengaruhi klien dan sejauh
mana respon klien mempengaruhi
konselor.

Kurang kesadaran akan


pengaruh pribadi. Bahkan
mungkin menyangkal bahwa
klien berpengaruh dalam
proses konseling.

Martabat manusia

Memperlakukan para klien


dengan perhatian, kepedulian dan
ketulusan.

Memperlakukan para klien


secara tidak tulus, tanpa
perhatian penuh, tanpa
perasaan, dan mungkin
dengan cara
merugikan/membahayakan
klien.

Teori umum

Secara terlibat dengan pengujian


diri dan wawasan pandangnya
sendiri, menguasai secara mantap
teori-teori baru, dan
mengembangkan secara sistematis
teori konseling sendiri yang unik.
Setelah mendalami (studi)
mungkin memutuskan untuk
sepakat atau menerima penuh
suatu ancangan teoretis.

Memakai satu jenis/bidang


teori tunggaldengan tiada
pemikiran alternatif, atau tidak
mampu sama sekali
memaknakan secara sadar
berbagai ancangan yang
sistematis.

Anda mungkin juga menyukai