Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Interaksi Vol. 3 No.

12 Tahun 2019

PERILAKU KONSUMSI PRODUK KOSMETIK


DI KALANGAN MAHASISWA LAKI-LAKI UNSOED
Dinda Anisa Juliarty
F1A015027
Program Studi S1 Sosiologi FISIP Unsoed dindaanisa478@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motif mahasiswa laki-laki Unsoed menggunakan
kosmetik, dan yang kedua mendeskripsikan perilaku konsumsi produk kosmetik dikalangan mahasiswa laki-laki
Unsoed. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu
wawancara mendalam sebanyak enam informan utama dan 10 informan pendukung, dokumentasi, dan
observasi. Teknik sampling yang digunakan snowball sampling dan purposive sampling dengan criteria
mahasiswa laki-laki Unsoed, berpenampilan menarik, menggunakan kosmetik dekoratif dan menggunakan
produk perawatan kulit. Lokasi penelitian di Universitas Jendral Soedirman Purwokerto. Sumber data meliputi
data primer dan data sekunder. Teknik analisis data menggunakan Analisis Interaktif dari Milles dan Huberman
yang komponennya terdiri atas Pengumpulan data, Reduksi data, Penyajian data, dan Penarikan Kesimpulan.
Hasil penelitian menemukan motif mahasiswa laki- laki Unsoed dalam menggunakan produk kosmetik dibagi
menjadi dua yaitu motif dari dalam seperti meningkatkan percaya diri, menyamarkan noda pada jerawat, serta
memiliki masalah pada kulit wajah. Sedangkan motif dari luar individu meliputi adanya dukungan dari orang
tua dan adanya kasus pembully-an. Sebanyak empat informan utama menggunakan produk kosmetik dekoratif
yang berupa faoundation, bedak, eyeliner, eyebrow, lipstik, serta eyeshadow. Sedangkan dua informan utama
lainnya menggunakan produk perawatan kulit atau skin care, seperti serangkaian produk dari klinik kecantikan
dan produk dari Jepang. Alokasi dana oleh mahasiswa laki-laki Unsoed untuk membeli produk kosmetik
dekoratif dan serangkaian perawatan kulit lainnya. Meskipun stereotipe masih melekat pada masyarakat yang
menganggap bahwa laki-laki menggunakan kosmetik dianggap tidak gagah, macho, dan menyimpang, akan
tetapi seiring dengan orientasi dan kebutuhan akan perawatan, fenomena penggunaan kosmetik telah banyak
digunakan oleh laki-laki.

Kata Kunci: Mahasiswa, Kosmetik, Motif, Perilaku.

Pendahuluan Beauty Center (LBC). Sisi mengaku


menggunakan kosmetik agar terlihat lebih
Baby (nama samaran) merupakan segar dan agar tampil beda.Alokasi dana
salah satu mahasiswa Unsoed yang mengaku membeli produk kosmetikini± Rp1.000.000
bahwa ia menggunakan kosmetik. Kosmetik setiap bulan.
yang dipakai biasa digunakan oleh perempuan
yakni kosmetik dekoratif yang berupa Bertolak belakang dengan Baby dan
foundation, lipstik, eyeshadow, eyeliner, Sisi, justru Yavi (nama samaran) salah satu
eyebrow, dan sebagainya. Setiap hari, mahasiswa Unsoed yang menganggap
Baby menggunakan prodak kosmetik tersebut. perawatan yang dilakukan laki-laki
Dirinya mengaku menggunakan kosmetik agar memberikan stigma buruk. Stigma buruk yang
lebih percaya diri lagi. Baby menghabiskan dimaksudkan sepertilaki-laki yang suka facial
lebih dari Rp 1.500.000 setiap bulannya. atau maskeran membuat laki- laki tersebut
Selain menggunakan kosmetik, Baby juga tidak macho,sehingga ia menekankan lebih
menghabiskan waktunya untuk perawatan baik laki-laki tidak perlu melakukan
disalah satu beauty centre di Purwokerto. perawatan.Yavi mengaku bahwa ia hanya
menggunakan sabun muka bermerk Vaseline
Selain Baby,Sisi (nama samaran) atau garnier khusus pria agar wajahnya tidak
merupakan salah satu mahasiswa Unsoed yang terlihat kusam. Berbeda dengan Baby dan Sisi
juga menggunakan kosmetik. Sama halnya yang keduanya menggunakan kosmetik dan
dengan Baby, Sisi menggunakan kosmetik melakukan perawatan yang menganggap
dekoratif (make up) yang berupa foundation, penampilan menjadi penting, sedangkan Yavi
bedak, lipstik. Sisi juga menggunakan produk tidak terlalu mementingkan kosmetik dan
krim perawatan wajah dari salah satu beauty perawatan lainnya.
centre yang ada di Purwokerto yaitu London
85
Jurnal Interaksi Vol. 3 No.12 Tahun 2019

Adanya fenomena laki-laki diperlukan untuk memenuhi kebutuhan


menggunakan kosmetik ini tidak selamanya hidupnyapun tergantung dari pendapatan yang
diterima dengan baik oleh masyarakat, salah diperoleh itu sendiri, semakin tinggi
satunya terlihat pada Yavi yang menganggap pendapatan, maka kebutuhan untuk
kosmetik itu tidak penting, karena Yavi hidupnyapun besar begitu pula sebaliknya.
menggap laki-laki yang melakukan hal Jika dilihat dari beberapa pendapat diatas
tersebut tidak wajar. Sedangkan di sisi dapat ditarik kesimpulan bahwa konsumsi
lainnya,Babydan Sisi menganggap penting adalah kegiatan membeli, memiliki,
untuk laki-laki melakukan perawatan dan menggunakan barang maupun jasa yang
menggunakan kosmetik. bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
masing-masing individu. Pendapat dari ahli
Produk kosmetik menurut Peraturan diatas juga memiliki kemiripan namun
Menteri Kesehatan (Permenkes) diantaranya bedanya pada pendapat Suharno yang
digunakan untuk perawatan tubuh atau menekankan apabila untuk memenuhi
perbaikan penampilan yaitu serangkaian kebutuhan hidupnya juga didasarkan pada
produk yang terdiri dari kosmetik pembersih pendapatan masing-masing.
seperti yang didasarkan pada air, surfaktan
misalnya sabun, minyak, padat (solid Menurut Baudrillard (dalam Bagong,
cleanser), pengampelas atau penipis kulit,serta 2013), masyarakat konsumen modern kita
pembersih rambut dan kulit kepala yang sudah bukan hanya mengonsumsi barang,
berupa creamshampoo, gelshampoo, namun juga jasa manusia dan hubungan antar
dryshampo; kosmetik pelembab yaitu berbagai manusia. Poin yang sangat penting adalah
macam pelembab; kosmetik dekoratif yang ketika kita sedang menonton iklan, orang akan
terdiri dari perona pipi, perona mata mengonsumsi iklan-iklan itu sehingga
(eyeshadow), maskara, pensil alis,lipstik, cat merekam engonsumsi apa yang mereka
kuku, bedak, krim dasar bedak, alas bedak, konsumsi sehari-hari. Hal tersebut sesuai
tatarias penutup kulit keriput dan kosmetik dengan konsep dasar tentang konsumsi yang
dekoratif untuk rambut (Tranggono & Latifah, telah dijelaskan Baudrillard, penjelasannya
2007). tentang konsumsi tersebut dihubungakan
dengan kapitalisme global dan media massa
Penelitian ini penting dilakukan oleh yang berperan dalam menyebarkan tanda-
peneliti untuk mendeskripsikan kepada tanda tersebut yang nantinya dikonsumsi oleh
masyarakat tentang adanya fenomena laki-laki masyarakat konsumen.
menggunakan kosmetik, khususnya ditemukan
pada mahasiswa laki-laki Unsoed. Konstruksi Tanda dalam masyarakat konsumen
gender bahwa laki-laki perkasa, yang suka pada dasarnya komoditas yang tidak lagi
merawat diri atau berdandan identik dengan didefinisikan berdasarkan kegunaannya
perempuan. Sedangkan jika laki-laki pandai melainkan berdasarkan atas apayang nantinya
merawat diri atau berdandan dianggap dimaknai oleh masyarakat sendiri. Jadi
menyimpang dari konstruksi gender yang ada Baudrillard mengembangkan tiga konsep
sehingga peneliti tertarik untuk meneliti dan tentang masyarakat konsumsi, diantaranya
mengangkat tema ini. Dengan demikian dalam nilai guna yang berarti fungsi atau manfaat
penelitian ini peneliti mencoba focus pada atas komoditas yang dikonsumsi. Nilai tanda
bagaimana motif dan perilaku konsumsi merupakan suatu symbol yang melekat pada
produk-produk kosmetik mahasiswa laki-laki suatu komoditas, biasanya seperti status,
Unsoed. prestige, dan sebagainya. Serta simulacra
adalah ruang yang dihasilkan dari simulasi
Tinjauan Pustaka yang berisikan realitas semua tau tidak
didasarkan pada realitas. Menurutnyapun
1. Konsumerisme dan Gaya Hidup bahwa mengkonsumsi apapun yang sebetulnya
belum tentu dibutuhkan yang penting
Konsumsi menurut Rosyidi (2006) mengkonsumsi dan yang penting berbelanja.
konsumsi sebagai penggunaan barang maupun
jasa yang secara langsung untuk memenuhi 2. Motif Mahasiswa Laki-laki
kebutuhan manusia. Pendapat di atas Menggunakan Kosmetik
dipertegas oleh Suharno (2007) bahwa
konsumsi merupakan kegiatan memanfaatkan Motif menurut Giddens (dalam
barang-barang maupun jasa dalam memenuhi Ghufron & S,2012) menjelaskan motif sebagai
kebutuhan hidupnya. Barang-barang yang dorongan yang dapat memberi energi pada

86
Jurnal Interaksi Vol. 3 No.12 Tahun 2019

tindakan manusia ke arah pemuasan mesin industry kosmetik yang dimulai sejak
kebutuhan. Sedangkan menurut Lindgren tahun 2016 (CCIIndonesia.com).
(Ghufron & S,2012) motif sosial adalah motif
yang dipelajari melalui kontak orang lain Sedangkan pada tahun 2017, industry
sehingga lingkungan individu akan kosmetik nasional mencatat kenaikan
berpengaruh dalam tindakannya. Jadi motif pertumbuhan 20% atau empat kali lipat dari
adalah suatu dorongan dan kekuatan, yang pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2017.
berasal dari dalam dan luar seseorang baik Kenaikan pertumbuhan ini didorong karena
yang disadari maupun yang tidak disadari adanya permintaan besar dari pasar domestic
untuk mencapai tujuan tertentu. dan ekspor seiring tren masyarakat yang mulai
memperhatikan produk perawatan tubuh.
Di dalam penelitian ini, motif Seperti diketahui bahwa biasanya target atau
mahasiswa laki-laki menggunakan kosmetik sasaran dalam industry kosmetik ini untuk
dibagi menjadi dua yaitu motif dari dalam perempuan, karena perempuan selalu ingin
individu(mahasiwa) sepertisalah tampil cantik dalam berbagai situasi atau
satunyalebihpercayadiri. Sedangkan motif keadaan. Namun dengan perkembangan
luar individu (mahasiswa) dari proses teknologi dan inovasi, belakangan mulai
hubungan atau interaksi individu dengan berinovasi dengan produk-produk untuk pria.
lingkungan seperti pengaruh dari keluarga, Hal inipun didukung oleh pernyataan dari
teman sebaya, atau masyarakat yang ada di Menteri Perindustrian bahwa “saat ini produk
lingkungan tempat tinggal. Dengan demikian, kometik sudah menjadi kebutuhan primer bagi
perilaku tersebut dapat di kategorikan sebagai kaum wanita yang merupakan target utama
tindakan sosial. dari industri kosmetik. Selain itu, seiring
dengan perkembangan zaman, industry
Pada teori tindakan social rasional kosmetik juga mulai berinovasi pada produk
instrumental, Weber mengemukakan bahwa kosmetik untuk pria dan anak-anak”
suatu tindakan dilakukan dengan (Kementerian Perindustrian,2018).
pertimbangan sadar yang artinya
mempertimbangkan aspek efektivitas dan Berkaitan dengan pernyataan
efisiensi sesuai dengan tujuan yang ingin di Airlangga, saat ini tidak hanya perempuan
capai (Ghufron & S, 2012). Atas dasar saja yang melakukan perawatan, akan tetapi
tindakan rasional tersebut, seseorang akan laki-laki juga melakukan hal yang sama.
memilih mana yang benar dan mana yang Konstruksi social yang tumbuh dalam
salah dari keputusan yang sudah dibuatnya. masyarakat mengenai laki-laki itu gagah,
Jika dikaitkan dengan permasalahan macho, melakukan hal-hal yang bersifat
penelitian ini, mahasiswa melakukan maskulin, dan sebagainya yang saat ini justru
tindakan seperti menggunakan kosmetik dan tidak berlaku. Tidak semua perilaku dan
melakukan perawatan didasarkan atas tindakan harus sesuai dengan jenis kelamin
pertimbangan dan pilihan sadarnya untuk tertentu. Masyarakat seringkali memaknai
mencapai tujuan yang ingin dicapai seperti jenis kelamin dan gender adalah sama,
lebih percaya diri, dipandang lebih baik, ingin padahal tidak demikian. Perbedaan jenis
memiliki wajah yang bersih, dan sebagainya. kelamin lebih mengarah pada biologis seperti
memiliki penis, jakun, memproduksi sperma,
3. Perkembangan Kosmetik di Indonesia dan sebagainya, tidak hanya itu, jenis
kelamin juga lebih bersifat kodrat atau tidak
Berbicara industry kosmetik, bisa dirubah. Sedangkan istilah gender
berdasarkan pengamatan BIZTEKA pada digunakan untuk membedakan antara laki-
tahun 2015 lalu bahwa pasar kosmetik laki dan perempuan yang didasarkan pada
nasional tumbuh sekitar 8,3% dengan nilai aspek social dan budaya. Gender terbentuk
mencapai Rp13,9 triliun, meningkat jika melalui prosessosial, sehingga gender dapat
dibandingkan pada tahun 2014 yang sebesar berubah sesuai dengan zamannya (Setiadi &
Rp12,8 triliun. Bahkan sepanjang periode Kolip, 2011).
2010-2015 pasar industri kosmetik nasional
meningkat rata-rata mencapai 9,67% Metode Penelitian
pertahunnya. Besarnya potensi pasar yang
dimilki oleh industry kosmetik nasional, Penelitian ini menggunakan metode
membuat pemerintah tergerak untuk menjaga penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data
industry tersebut untuk dapat bertahan. Salah yaitu wawancara mendalam sebanyak enam
satunya pemerintah melakukan modernisasi informan utama dan 10 informan pendukung,

87
Jurnal Interaksi Vol. 3 No.12 Tahun 2019

dokumentasi, dan observasi. Teknik sampling Giddens (dalam Ghufron & S, 2012)
yang digunakan snowball lsampling dan menjelaskan motif sebagai dorongan yang
purposive sampling dengan kriteria mahasiswa dapat member energy pada tindakan manusia
laki-laki Unsoed, berpenampilan menarik, ke arah pemuasan kebutuhan. Sedangkan
menggunakan kosmetik dekoratif dan menurut Lindgren (Ghufron & S, 2012) motif
menggunakan produk perawatan kulit. Lokasi sosial adalah motif yang dipelajari melalui
peneltian di Universitas Jendral Soedirman kontak orang lain sehingga lingkungan
Purwokerto. Sumber data meliputi data primer individu akan berpengaruh dalam tindakannya.
dan data sekunder. Teknik analisis data Hal tersebut berkaitan dengan penelitian ini
menggunakan Analisis Interaktif dari Milles yang akan menjelaskan motif mahasiswa laki-
dan Huberman. laki Unsoed menggunakan kosmetik.

Hasil dan Pembahasan a. Motif dari Dalam Individu

1. Motif yang Mendorong Mahasiswa Saat ini, kebutuhan akan pentingnya


Laki-Laki Unsoed Menggunakan merawat diri dilakukan oleh banyak orang.
Produk Kosmetik Tidak hanya perempuan, laki-laki juga
melakukan perawatan. Motif laki-laki
Seseorang dalam melakukan sebuah membutuhkan perawatanpun bermacam-
tindakan bukan tanpa alasan. Dalam hal macam, yang pertama motif dari dalam
ini,tindakan yang dimaksud adalah individu seperti meningkatkan percaya diri,
menggunakan produk kosmetik yang serta memiliki masalah pada kulit wajah.
khususnya dikalangan mahasiswa laki- laki Berikut penjelasannya.
Unsoed tentu didasari oleh motif-motif
tertentu. Pada pembahasan motif kali ini
peneliti membahas tentang awal mula
menggunakan kosmetik, alasan menggunakan 1) Tampil Lebih Percaya Diri
kosmetik, dan yang terakhir manfaat yang
dirasakan setelah menggunakan produk Meningkatnya rasa percaya diri
kosmetik. Seseorang melakukan tindakan dalam berpenampilan jika menurut teori dari
tidaklah instant, namun ada proses-proses di Abraham Maslow termasuk ke dalam
dalamnya. Menurut Max Weber (dalam kebutuhan manusia akan pentingnya harga diri
Narwoko &Suyanto, 2007) tindakan social di hadapan orang lain (Putri S. K., 2015).
adalah suatu tindakan individu yang memiliki Berdasarkan hal tersebut,seperti apa yang
makna bagi dirinya dan diarahkan kepada dialami oleh para informan dalam penelitian
orang lain. Salah satu tindakan sosial menurut ini yang mengatakan alasan menggunakan
MaxWeber yang relevan dalam penelitian ini kosmetik adalah untuk lebih percaya diri. Hal
adalah tindakan rasional instrumental dimana tersebut seperti yang dialami oleh Risi bahwa
seseorang melakukan tindakan didasarkan atas motif menggunakan kosmetik yaitu untuk
pertimbangan yang matang untuk mencapai memiliki wajah yang bersih karena ia
tujuan yang diinginkan. Hal tersebut sama memiliki wajah yang hitam dan kurang bersih,
halnya dengan informan dalam penelitian ini sehingga akan meningkatkan rasa percaya
dimana mahasiswa laki-laki Unsoed dirinya. Serupa dengan Risi, Baby juga
mempunyai cara untuk mencapai tujuannya memiliki wajah dan kulit yang hitam. Selain
yaitu untuk memiliki wajah yang bersih dan itu,Sisi mengatakan bahwa motif
putih ditempuh dengan cara menggunakan menggunakan kosmetik yaitu untuk
kosmetik dan juga perawatan kulit lainnya meningkatkan rasa percaya diri, ia juga merasa
yang dapat menunjang kebutuhan kulit wajah. dengan menggunakan kosmetik menjadi
Mereka melakukan berbagai upaya agar kulit tampil beda dari laki-laki pada umumnya.
wajahnya terlihat bersih dan bebas dari Sedangkan Coco dan Cipto menggunakan
masalah kulit. Perawatan di klinik kecantikan kosmetik untuk lebih percaya diri karena
yang menawarkan berbagai treatment juga kesibukan di dunia dancer dan modeling
dapat dijadikan referensi untuk memiliki membutuhkan penampilan yang sempurna
kullitwajah yang bersih. salah satunya dengan menggunakan kosmetik.

Kaitannya dengan motif yang Tindakan yang dilakukan oleh para


mendorong mahasiswa laki-laki Unsoed informan tentu berkaitan dengan tindakan
menggunakan kosmetik, peneliti akan rasional instrumental, dimana mereka
membahas secara detail. Motif menurut melakukan tindakan menggunakan kosmetik
tentunya agar lebih percaya diri dihadapan
88
Jurnal Interaksi Vol. 3 No.12 Tahun 2019

orang banyak. Para informan sudah produk kosmetik. Kebiasaan tersebut bermula
mempertimbangkan dengan matang serta ketika sedang berjalan-jalan di seputaran mall
mempertimbangkan apa yang nantinya mereka di Jakarta. Sejak saat itu pula, Baby mulai
peroleh. Tindakan tersebut didasarkan adanya mencoba-coba berbagai kosmetik. Baby mulai
motif-motif tertentu yang bersifat rasional mencoba membeli produk kosmetik saat ia
(Narwoko & Suyanto, 2007). memasuki bangku SMP. Selepas SMP, ia
mulai rutin untuk menggunakan kosmetik
2) Memiliki Kulit Wajah yang seperti BB cream dan bedak setiap hari ketika
Bermasalah menginjak bangku SMA. Oleh sebab itu, Baby
merasa penampilannya telah didukung oleh
Motif penggunaan kosmetik tidak berbagai macam kosmetik sehingga kosmetik
hanya untuk tampil percaya diri, akan tetapi menurutnya dianggap menjadi kebutuhan
untuk mengobati luka yang ada di wajah. utama.
Seperti yang dialami oleh Noval yang
mengatakan bahwa ia sebenarnya Keputusan Baby untuk menggunakan
menggunakan kosmetik motifnya untuk kosmetik hingga saat ini tidak lain adalah
membersihkan wajahnya dikarenakan ia karena adanya dukungan dari orang tuanya,
memiliki wajah yang sensitif dan dipenuhi salah satunya yaitu Ibunya. Ibunya turut
bekas jerawat. memanjakan Baby terutama dalam hal
penampilan. Melihat Baby yang juga seorang
Noval mengaku bahwa ia memiliki model di sekolahnya ketika SMA, Ibunya
wajah yang sensitive sehingga ada banyak menjadi lebih memperhatikan penampilan
luka di wajahnya. Tidak ingin mempunyai Baby. Seringkali Ibunya dan Baby menjalani
wajah yang bermasalah, akhirnya iapun serangkaian perawatan di klinik kecantikan.
memutuskan melakukan berbagai cara untuk Selain itu, Ibunya juga membebaskan Baby
mengobati luka yang ada di wajahnya. Salah untuk belanja berbagai kosmetik untuk
satu cara yang ia lakukan adalah dengan penunjang penampilannya. Mulai dari
menggunakan perawatan wajah atau skin care berbelanja perawatan kulit atau kita kenal skin
untuk menghilangkan bekas- bekas luka care hingga kosmetik dekoratif.
jerawat yang bersarang di wajahnya. Motif
tersebut yang mendorong Noval untuk Tidak hanya Baby, Coco mendapat
menggunakan produk kosmetik. dukungan dari orang tua salah satunya seorang
Ibu yang mengarahkan anaknya untuk
b. Motif dari Luar Individu merawat diri. Coco menceritakan seringkali ia
melakukan perawatan bersama Ibunya.
Motif mahasiswa laki-laki Unsoed Sewaktu Coco SMP, ia memang belum
dalam menggunakan kosmetik tidak hanya melakukan perawatan wajah, hanya saja
didasari pada motif dari dalam, melainkan melihat Ibunya yang kerap kali melakukan
ada hal lain di luar individu. Hal tersebut perawatan di klinik kecantikan. Melihat
berkaitan dengan informan dalam penelitian Ibunya sering melakukan perawatan, akhirnya
ini, yang mengaku menggunakan kosmetik ia tertarik untuk mencoba melakukan
juga didasari motif dari luar individu seperti perawatan saat menginjak bangku SMA.
adanya dukungan dari orang tua serta adanya Apalagi ketika itu Coco mengikuti grup
kasus pembully-an. khusus dancer dimana penampilan adalah
nomor satu. Tidak ingin memiliki wajah yang
1) Adanya Dukungan dari Orang tua
kusam dan jerawatan, ia akhirnya memutuskan
Menggunakan produk kosmetik tidak untuk mengikuti jejak Ibunya yang melakukan
hanya didasari untuk tampil percaya diri, perawatan disalah satu klinik kecantikan di
melainkan juga adanya peran orang tua di Purbalingga. Keseriusan untuk mengubah
dalamnya. Ibu adalah salah satunya dalam penampilannya tidak hanya melakukan
mendukung anaknya untuk menggunakan perawatan di klinik kecantikan saja, akan
kosmetik. Hal tersebut seperti apa yang tetapi ia juga melakukan perawatan lainnya
dialami Baby. Baby mengatakan bahwa seperti sering menggunakan masker wajah
ibunya mendukung ia menggunakan berbagai yang ialakukan di rumahnya. Pada akhirnya
produk makeup. Namun, tetap dalam perjuangan yang Coco inginkanpun menuai
menggunakannya harus terlihat natural tidak hasil, wajah yang bersih dan juga putih.
berlebihan. Dukungan dari Ibunya tidak hanya Bahkan ia pernah dicurigai melakukan operasi
disitu, bahkan ketika Baby menginjak usia plastic oleh teman-teman SMA-nya.
remaja awal sudah diperkenalkan berbagai
89
Jurnal Interaksi Vol. 3 No.12 Tahun 2019

Perihal diatas sesuai dengan teori yang menarik. Melihat teman-temannya


tindakan sosial yang di cetuskan Weber. memiliki penampilan yang modis, membuat
Tindakan sosial adalah tindakan yang Risi berpikir dan mengambil tindakan untuk
diarahkan kepada orang lain sehingga melakukan perawatan di klinik kecantikan,
menghasilkan makna atau arti. Adanya salah satunya naavagreen.Berkaitan dengan
interaksi social juga mengarah pada tindakan kasus bullying di sekolah,bullying menurut
sosial, itu artinya tindakan social tersebut ahli yaitu Sejiwa dalam bukunya yang
proses pengambilan keputusan individu dalam berjudul Bullying: Mengatasi Kekerasan di
melakukan tindakannya. Tindakan social yang Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak
dilakukan para informan diatas, didasarkan menjelaskan bahwa bullying adalah sebuah
atas pertimbangan yang sadar. Menggunakan situasi dimana terjadinya penyalahgunaan
kosmetik agar memiliki wajah yang lebih baik kekuasaan fisik maupun mental yang kerap
juga didorong oleh factor lingkungan yaitu dilakukan oleh seseorang maupun kelompok
salah satunya orang tua. Orang tua salah sehingga korban tidak mampu
satunya Ibu memaknai anaknya menggunakan mempertahankan dirinya (Sejiwa, 2008).
kosmetik karena tidak ingin anaknya memiliki
penampilan yang kurang baik. Dengan Seperti kita ketahui bahwa pada
demikian peran Ibu juga mendorong anaknya dasarnya manusia merupakan anggota
untuk menggunakan kosmetik. masyarakat yang akan berinteraksi dengan
orang lain, sehingga akan berpengaruh
2) Adanya kasus Pembully-an terhadap tindakan seseorang. Hal tersebut
berkaitan dengan penelitian ini, dimana motif
Penggunaan kosmetik sejak usia informan melakukan tindakan menggunakan
remaja awal Baby lakukan karena ketika ia kosmetik tentu dipengaruhi juga dari
duduk di bangku SMP, pernah di bully oleh lingkungannya (Ghufron & S, 2012). Orang
teman sebayanya. Saat itu,Baby memiliki tua maupun teman sebaya merupakan aktor
tubuh yang gemuk dan juga hitam, sehingga dibalik tindakan informan. Tindakan tersebut
teman-temannya membully-nya. Berangkat juga termasuk ke dalam tindakan sosial
dari kejadian tersebut, ia mencoba untuk karena para informan tentu dalam
mengubah penampilannya dengan cara diet berinteraksi akan menghasilkan makna. Para
untuk mengecilkan tubuhnya dan juga mulai informan menggunakan kosmetik bertujuan
menggunakan handbodylotion. Seiring dengan agar memiliki kulit yang bersih sehingga akan
bertambahnya usia dan menginjak bangku meningkatkan rasa percaya diri.
SMA, ia mulai merawat diri dan rajin
melakukan perawatan agar tidak terjadi 2. Perilaku Konsumsi Produk Kosmetik di
pembully-an lagi terhadap dirinya. Diet yang Kalangan Mahasiswa Laki-Laki Unsoed
ia jalani sejak saat itu,akhirnya menuai hasil.
Saat ini, ia memiliki tubuh yang kurus sesuai Menggunakan kosmetik tentu masuk
dengan keinginannya. kedalam tindakan sosial. Hal tersebut
dikarenakan kosmetik digunakan untuk
Adanya kasus pembully-an bukan memberikan penampilan yang menawan
hanya terjadi pada Baby, hal tersebut juga dihadapan orang lain. Sesuai dengan
dirasakan oleh Risi sehingga ia memutuskan pengertian tindakan social yang berarti
untuk menggunakan kosmetik. Risi tindakan individu yang memiliki makna bagi
menceritakan pada mulanya ia ragu untuk orang lain (Narwoko & Suyanto, 2007).
menggunakan perawatan kulit, akan tetapi ia Menurut Encylopedia of Industrial Chemistry
memutuskan perawatan karena adanya kasus (dalam Sariroh, 2018) bahwa kosmetik adalah
pembully-an yang ia alami di sekolahnya. zat perawatan yang digunakan untuk
Kasus bully tersebut tidak hanya dialami oleh meningkatkan penampilan atau aroma tubuh
Baby, namun juga dialami oleh Risi. Risi manusia. Pembahasan ini meliputi produk
mengaku kerap kali di bully karena memiliki kosmetik yang digunakan informan serta
wajah yang kurang bersih dan juga hitam. Hal alokasi dana untuk membeli produk kosmetik.
tersebut membuat Risi terpuruk dan akhirnya
memutuskan untuk mulai merubah a. Produk Kosmetik yang Digunakan Oleh
penampilannya. Risi mengatakan bahwa Para Informan
mayoritas teman- teman sebayanya ketika
SMA, mereka memperhatikan Pembahasan mengenai produk
penampilannya dan juga kerap melakukan kosmetik yang digunakan informan meliputi
perawatan sehingga memiliki penampilan kosmetik dekoratif atau make up dan

90
Jurnal Interaksi Vol. 3 No.12 Tahun 2019

perawatan kulit atau skincare.Selain itu, saat ini ia kerjakan, membuat ia harus
alokasi dana atau budget yang dikeluarkan mempersiapkan berbagai macam produk
untuk membeli produk kosmetik tersebut. kosmetik untuk keperluan panggung. Ia juga
memilah-milah manayang cocokuntuk acara
1) Penggunaan Kosmetik Dekoratif pada resmi dan mana yang cocok untuk acara santai
Mahasiswa Laki-laki Unsoed namun tetap harus menggunakan kosmetik
salah satunya make up. Keinginannya
Mengutip Tranggono & Latifah memiliki wajah bersih dan mulus tidak hanya
(2007) bahwa kosmetik dekoratif terdiri dari mengandalkan kosmetik wajah yang hanya
perona pipi, peronamata (eye shadow), untuk menyamarkan noda pada wajah, akan
maskara, pensilalis, lipstik, catkuku, bedak, tetapi ia juga memilah untuk menggunakan
krim dasar bedak, alas bedak. Produk produk skin care yang cocok untuk
kosmetik tersebut yang biasa digunakan oleh kulitnya. Tidak ingin menggunakan
perempuan ternyata sangat disarankan oleh dr. perawatan kulit yang mengandung bahan
Kevin Maharis. Berkaitan dengan hal tersebut, kimia, akhirnya ia memutuskan untuk
para informan dalam penelitian ini, para menggunakan perawatan kulit dari bahan
informan menggunakan kosmetik dekoratif alami seperti salah satunya kunyit atau lemon.
atau make up. Tidak hanya itu, ia juga membiasakan untuk
menggunakan masker wajah serta toner
Cipto mengaku menggunakan untuk menyegarkan wajahnya. Produk yang
kosmetik seperti layaknya perempuan gunakan digunakan Cipto akan ditampilkan pada
sehari-hari, mulai dari primer hingga yang gambar 1.
terakhir adalah lipstik. Melihat profesi yang

Gambar 1. Produk Kosmetik Dekoratif yang Digunakan Cipto

Sedangkan produk yang digunakan Baby, Sisi, dan Coco dapat dilihat pada gambar 2, 3, dan 4 Gambar 2 Produk
Kosmetik Dekoratif yang Digunakan Baby

Gambar 3. Produk Kosmetik Dekoratif yang Digunakan Coco

91
Jurnal Interaksi Vol. 3 No.12 Tahun 2019

Gambar 4. Produk Kosmetik Dekoratif yang Digunakan Sisi

2) Alokasi Dana yang Dikeluarkan yang semakin modern mengindikasikan


Mahasiswa Laki-Laki Unsoed Untuk adanya sebuah pelipatan sosial yaitu
Membeli bagaimana penaklukan ruang oleh waktu
lewat kemajuan teknologi, informasi dan
Produk Kosmetik Dekoratif virtualitas yang telah memungkinkan
dilakukan berbagai aktivitas sosial. Pelipatan
Alokasi dana bulanan yang social ini adalah aktivitas social yang tidak
dikeluarkan oleh Cipto dan Coco berbeda- lagi memerlukan perpindahan fisik seperti
beda. Jika Cipto mengeluarkan dana kisaran± salah satunya belanja online. Kemudahan
Rp 600.000 yang dibagi untuk keperluan belanja online ini memberikan dampak baik
membeli make up dan perawatan diklinik itu positif dan negatif bagi para konsumen.
kecantikan.Coco mengaku mengeluarkan dana Seperti kita ketahui bahwa belanja online
hampir Rp 1.000.000. Sedangkan Sisi dan memudahkan kita dalam berbelanja tanpa
Baby yang mengakui pengeluaran bulanan harus ke took yang ingin dituju (Piliang,
untuk membeli kosmetik hingga lebih dari 2004).
Rp1.000.000.
3) Penggunaan Produk Perawatan Kulit
Baby mengaku mengeluarkan lebih atau Skin Care di Kalangan Mahasiswa
dari Rp 1.000.000. Ia mengungkapkan Laki-laki Unsoed
ketertarikannya menggunakan produk dari
luar negeri. Ia juga menceritakan Produk kosmetik tidak hanya melulu
ketertarikannya dengan produk luar negeri dengan kosmetik dekoratif atau make up, akan
karena lebih cocok dipakaikan di kulitnya. tetapi juga tentang produk perawatan kulit.
Beberapa diantaranya yaitu Korea, Thailand, Berbeda halnya dengan informan di atas yang
Inggris. Menyadari produk yang digunakan menggunakan kosmetik dekoratif, hal lain
dari luar negeri dan jarangnya tersedia di dialami Risi dan Noval yang hanya
took kosmetik, sehingga iapun membelinya menggunakan produk perawatan kulit.
melalui online dan memilih shopee sebagai Keinginan Risi untuk memiliki wajah yang
jasa e- commerce. Baby membeli produk- bersih, ia percayakan pada serangkaian produk
produk kosmetik di online shop karena lebih dari salah satu klinik kecantikan yaitu
mudah dan naavagreen. Produk tersebut berupa krim pagi
jarangadadistoreterdekatdikarenakan dan malam, serta toner. Sedangkan Noval
sebagian besar produk yang ia beli berasal hanya rutin menggunakan produk skincare
dari luar negeri. Dalam hal ini seperti apa dari hada labo dan masker bubuk alami.
yang dikatakan olehYasraf Amir Piliang Perawatan kulit yang digunakan Noval dan
dalam bukunya yang berjudul “Dunia Yang Risi terlihat pada gambar 5 dan 6.
Dilipat” bahwa saat ini kemajuan teknologi

92
Jurnal Interaksi Vol. 3 No.12 Tahun 2019

Gambar 5. Produk Perawatan Kulit yang Digunakan Risi

Gambar 6. Produk Perawatan Kulit yang Digunakan Noval

4) Alokasi Dana yang Dikeluarkan para informan juga mempertimbangkan


Mahasiswa Laki-Laki Unsoed Untuk dampak atau manfaat setelah menggunakan
Membeli kosmetik. Menggunakan produk kosmetik
tidak hanya memberikan tampilan menjadi
Produk SkinCare lebih percaya diri, akan tetapi produk
kosmetik juga dirasa memberikan
Pengeluaran Risi dan Noval tidak sumbangan terbesar atau manfaat bagi kulit
jauh berbeda. Risi hanya mengelurakan wajah seseorang. Peranan kosmetik begitu
budget± Rp100.000, informan lainya itu penting untuk menjaga kulit wajah tetap
Noval juga mengerluarkan budget yang bersih dan sehat. Efeknya memang tidak
sama. Noval mengatakan bahwa ia perbulan langsung dan instant, akan tetapi perlu
hanya mengeluarkan kurang dari Rp 100.000 kesabaran dan ketelatenan untuk hasil yang
untuk membeli cleanser. Rutinnya ia lebih maksimal.
menggunakan produk kosmetik berupa
cleanser mengakibatkan sering habis Manfaat penggunaan kosmetik
sehingga ia harus membelinya lagi. begitu juga dirasakan oleh para informan
dalam penelitian ini. Peneliti menemukan
Di dalam teori tindakan social beragam manfaat yang dirasakan para
rasional instrumental terkandung makna informan, Mulai dari mendapatkan kepuasan
rasional yang berarti tindakan tersebut sudah tersendiri, noda jerawat pada wajah
dipikirkan sebelumnya dengan pertimbangan tersamarkan, mengobati luka yang ada pada
untuk mencapai tujuan. Jika dikaitkan dengan wajah, dan mendapatkan perhatian.
penelitian ini para informan sudah menyadari
betul mengenai biaya yang dikeluarkan untuk
membeli kosmetik agar sesuai dengan tujuan
mereka (Ritzer, 2004). Simpulan dan Saran

3. Manfaat yang Dirasakan Mahasiswa Berdasarkan hasil penelitian yang


Laki-Laki Unsoed Setelah telah dilakukan oleh peneliti, dapat ditarik
Menggunakan Kosmetik kesimpulan bahwa motif mahasiswa laki-laki
Unsoed menggunakan kosmetik didasari oleh
Tindakan rasional instrumental motif dari dalam dan luar individu. Motif dari
menekankan pada pilihan sadar atas dalam seperti meningkatkan percaya diri,
pertimbangan yang telah dipikirkannya. menyamarkan noda pada jerawat, serta
Dalam hal ini, tentunya tindakan para memiliki masalah pada kulit wajah.
informan menggunakan kosmetik atas dasar Sedangkan motif dari luar individu meliputi
tujuan yang ingin dicapai. Tidak hanya itu, adanya dukungan dari orang tua dan adanya

93
Jurnal Interaksi Vol. 3 No.12 Tahun 2019

kasus pembully-an. Peneliti menemukan Piliang, Y. A. (2004). Dunia Yang


perilaku informan dalam menggunakan dilipat:tamasya Melampaui Batas-Batas
kosmetik, bahwa para informan Kebudayaan.Bandung: Jalasutra.
menggunakan kosmetik dekoratif atau
makeup seperti foundation, eyeliner, eyebrow,
lipstik, maskara, dan bedak serta
menggunakan serangkaian produk perawatan Radtya, A. (2014). Sosiologi
kulit atau skincare seperti serangkaian produk Tubuh:Membentang Teori di Ranah
perawatan dari klinik kecantikan, dan Aplikasi.Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
serangkaian produk keluaran Jepang yaitu
hadalabo.

Peneliti juga menemukan beragam Ritzer, G.&. (2004).Teori Sosiologi Modern.


pengeluaran atau budget yang dikeluarkan Jakarta: Kencana.
untuk membeli produk kosmetik, mulai dari
Rp 100.000 hingga lebih dari Rp.1.000.000
setiap bulannya. Tindakan tersebut Sejiwa. (2008). Bullying:Mengatasi
dipengaruhi oleh adanya motif-motif tertentu. Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan
Teori tindakan social rasional instrumental Sekitar Anak.Jakarta: Grasindo.
relevan dengan hasil penelitian ini,karena para
informan melakukan tindakan didasarkan atas
pertimbangan untuk mecapai tujuan yang
diinginkan. Namun walaupun demikian, Setiadi,E. M., &Kolip,U. (2011). Pengantar
adanya laki-laki menggunakan kosmetik Sosiologi, Pemahaman Fakta dan Gejala
menimbulkan pro-kontra. Jika dilihat dari
sudut pandang laki-laki yang menggunakan Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan
kosmetik, mereka menganggap tidak masalah Pemecahannya.Jakarta: Prenada Media
dengan adanya mereka menggunakan Group.
kosmetik untuk digunakan sehari-hari.
Namun,disisi lainnya masih adanya stereotip
bahwa laki-laki menggunakan kosmetik
terutama yang melakukan perawatan dianggap Tranggono, R.I., & Latifah, F. (2007). Buku
tidak pantas. Sedangkan jika dilihat dari sudut Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.
pandang dari dokter kecantikan, bahwa laki- Jakarta: Gramedia PustakaUtama.
laki yang melakukan perawatan dianggap
wajar karena sama- sama manusia yang
membutuhkan kesehatan kulitnya.

Daftar Pustaka

Ghufron, M. N., &S, R. R. (2012).Teori-Teori


Psikologi.

Giddens, A. (1986). Kapitalisme dan Teori


Sosial Modern: Suatu Analisis Terhadap
Karya Tulis

Marx, Durkheim dan Max Weber.


(S.Kramadibrata,Trans.) Jakarta:UI Press.

Narwoko,J. D., &Suyanto,B.


(2007).Sosiologi:Teks Pengantar dan
Terapan.Jakarta: Prenada

Media Group.

94

Anda mungkin juga menyukai