12 Tahun 2019
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motif mahasiswa laki-laki Unsoed menggunakan
kosmetik, dan yang kedua mendeskripsikan perilaku konsumsi produk kosmetik dikalangan mahasiswa laki-laki
Unsoed. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yaitu
wawancara mendalam sebanyak enam informan utama dan 10 informan pendukung, dokumentasi, dan
observasi. Teknik sampling yang digunakan snowball sampling dan purposive sampling dengan criteria
mahasiswa laki-laki Unsoed, berpenampilan menarik, menggunakan kosmetik dekoratif dan menggunakan
produk perawatan kulit. Lokasi penelitian di Universitas Jendral Soedirman Purwokerto. Sumber data meliputi
data primer dan data sekunder. Teknik analisis data menggunakan Analisis Interaktif dari Milles dan Huberman
yang komponennya terdiri atas Pengumpulan data, Reduksi data, Penyajian data, dan Penarikan Kesimpulan.
Hasil penelitian menemukan motif mahasiswa laki- laki Unsoed dalam menggunakan produk kosmetik dibagi
menjadi dua yaitu motif dari dalam seperti meningkatkan percaya diri, menyamarkan noda pada jerawat, serta
memiliki masalah pada kulit wajah. Sedangkan motif dari luar individu meliputi adanya dukungan dari orang
tua dan adanya kasus pembully-an. Sebanyak empat informan utama menggunakan produk kosmetik dekoratif
yang berupa faoundation, bedak, eyeliner, eyebrow, lipstik, serta eyeshadow. Sedangkan dua informan utama
lainnya menggunakan produk perawatan kulit atau skin care, seperti serangkaian produk dari klinik kecantikan
dan produk dari Jepang. Alokasi dana oleh mahasiswa laki-laki Unsoed untuk membeli produk kosmetik
dekoratif dan serangkaian perawatan kulit lainnya. Meskipun stereotipe masih melekat pada masyarakat yang
menganggap bahwa laki-laki menggunakan kosmetik dianggap tidak gagah, macho, dan menyimpang, akan
tetapi seiring dengan orientasi dan kebutuhan akan perawatan, fenomena penggunaan kosmetik telah banyak
digunakan oleh laki-laki.
86
Jurnal Interaksi Vol. 3 No.12 Tahun 2019
tindakan manusia ke arah pemuasan mesin industry kosmetik yang dimulai sejak
kebutuhan. Sedangkan menurut Lindgren tahun 2016 (CCIIndonesia.com).
(Ghufron & S,2012) motif sosial adalah motif
yang dipelajari melalui kontak orang lain Sedangkan pada tahun 2017, industry
sehingga lingkungan individu akan kosmetik nasional mencatat kenaikan
berpengaruh dalam tindakannya. Jadi motif pertumbuhan 20% atau empat kali lipat dari
adalah suatu dorongan dan kekuatan, yang pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2017.
berasal dari dalam dan luar seseorang baik Kenaikan pertumbuhan ini didorong karena
yang disadari maupun yang tidak disadari adanya permintaan besar dari pasar domestic
untuk mencapai tujuan tertentu. dan ekspor seiring tren masyarakat yang mulai
memperhatikan produk perawatan tubuh.
Di dalam penelitian ini, motif Seperti diketahui bahwa biasanya target atau
mahasiswa laki-laki menggunakan kosmetik sasaran dalam industry kosmetik ini untuk
dibagi menjadi dua yaitu motif dari dalam perempuan, karena perempuan selalu ingin
individu(mahasiwa) sepertisalah tampil cantik dalam berbagai situasi atau
satunyalebihpercayadiri. Sedangkan motif keadaan. Namun dengan perkembangan
luar individu (mahasiswa) dari proses teknologi dan inovasi, belakangan mulai
hubungan atau interaksi individu dengan berinovasi dengan produk-produk untuk pria.
lingkungan seperti pengaruh dari keluarga, Hal inipun didukung oleh pernyataan dari
teman sebaya, atau masyarakat yang ada di Menteri Perindustrian bahwa “saat ini produk
lingkungan tempat tinggal. Dengan demikian, kometik sudah menjadi kebutuhan primer bagi
perilaku tersebut dapat di kategorikan sebagai kaum wanita yang merupakan target utama
tindakan sosial. dari industri kosmetik. Selain itu, seiring
dengan perkembangan zaman, industry
Pada teori tindakan social rasional kosmetik juga mulai berinovasi pada produk
instrumental, Weber mengemukakan bahwa kosmetik untuk pria dan anak-anak”
suatu tindakan dilakukan dengan (Kementerian Perindustrian,2018).
pertimbangan sadar yang artinya
mempertimbangkan aspek efektivitas dan Berkaitan dengan pernyataan
efisiensi sesuai dengan tujuan yang ingin di Airlangga, saat ini tidak hanya perempuan
capai (Ghufron & S, 2012). Atas dasar saja yang melakukan perawatan, akan tetapi
tindakan rasional tersebut, seseorang akan laki-laki juga melakukan hal yang sama.
memilih mana yang benar dan mana yang Konstruksi social yang tumbuh dalam
salah dari keputusan yang sudah dibuatnya. masyarakat mengenai laki-laki itu gagah,
Jika dikaitkan dengan permasalahan macho, melakukan hal-hal yang bersifat
penelitian ini, mahasiswa melakukan maskulin, dan sebagainya yang saat ini justru
tindakan seperti menggunakan kosmetik dan tidak berlaku. Tidak semua perilaku dan
melakukan perawatan didasarkan atas tindakan harus sesuai dengan jenis kelamin
pertimbangan dan pilihan sadarnya untuk tertentu. Masyarakat seringkali memaknai
mencapai tujuan yang ingin dicapai seperti jenis kelamin dan gender adalah sama,
lebih percaya diri, dipandang lebih baik, ingin padahal tidak demikian. Perbedaan jenis
memiliki wajah yang bersih, dan sebagainya. kelamin lebih mengarah pada biologis seperti
memiliki penis, jakun, memproduksi sperma,
3. Perkembangan Kosmetik di Indonesia dan sebagainya, tidak hanya itu, jenis
kelamin juga lebih bersifat kodrat atau tidak
Berbicara industry kosmetik, bisa dirubah. Sedangkan istilah gender
berdasarkan pengamatan BIZTEKA pada digunakan untuk membedakan antara laki-
tahun 2015 lalu bahwa pasar kosmetik laki dan perempuan yang didasarkan pada
nasional tumbuh sekitar 8,3% dengan nilai aspek social dan budaya. Gender terbentuk
mencapai Rp13,9 triliun, meningkat jika melalui prosessosial, sehingga gender dapat
dibandingkan pada tahun 2014 yang sebesar berubah sesuai dengan zamannya (Setiadi &
Rp12,8 triliun. Bahkan sepanjang periode Kolip, 2011).
2010-2015 pasar industri kosmetik nasional
meningkat rata-rata mencapai 9,67% Metode Penelitian
pertahunnya. Besarnya potensi pasar yang
dimilki oleh industry kosmetik nasional, Penelitian ini menggunakan metode
membuat pemerintah tergerak untuk menjaga penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data
industry tersebut untuk dapat bertahan. Salah yaitu wawancara mendalam sebanyak enam
satunya pemerintah melakukan modernisasi informan utama dan 10 informan pendukung,
87
Jurnal Interaksi Vol. 3 No.12 Tahun 2019
dokumentasi, dan observasi. Teknik sampling Giddens (dalam Ghufron & S, 2012)
yang digunakan snowball lsampling dan menjelaskan motif sebagai dorongan yang
purposive sampling dengan kriteria mahasiswa dapat member energy pada tindakan manusia
laki-laki Unsoed, berpenampilan menarik, ke arah pemuasan kebutuhan. Sedangkan
menggunakan kosmetik dekoratif dan menurut Lindgren (Ghufron & S, 2012) motif
menggunakan produk perawatan kulit. Lokasi sosial adalah motif yang dipelajari melalui
peneltian di Universitas Jendral Soedirman kontak orang lain sehingga lingkungan
Purwokerto. Sumber data meliputi data primer individu akan berpengaruh dalam tindakannya.
dan data sekunder. Teknik analisis data Hal tersebut berkaitan dengan penelitian ini
menggunakan Analisis Interaktif dari Milles yang akan menjelaskan motif mahasiswa laki-
dan Huberman. laki Unsoed menggunakan kosmetik.
orang banyak. Para informan sudah produk kosmetik. Kebiasaan tersebut bermula
mempertimbangkan dengan matang serta ketika sedang berjalan-jalan di seputaran mall
mempertimbangkan apa yang nantinya mereka di Jakarta. Sejak saat itu pula, Baby mulai
peroleh. Tindakan tersebut didasarkan adanya mencoba-coba berbagai kosmetik. Baby mulai
motif-motif tertentu yang bersifat rasional mencoba membeli produk kosmetik saat ia
(Narwoko & Suyanto, 2007). memasuki bangku SMP. Selepas SMP, ia
mulai rutin untuk menggunakan kosmetik
2) Memiliki Kulit Wajah yang seperti BB cream dan bedak setiap hari ketika
Bermasalah menginjak bangku SMA. Oleh sebab itu, Baby
merasa penampilannya telah didukung oleh
Motif penggunaan kosmetik tidak berbagai macam kosmetik sehingga kosmetik
hanya untuk tampil percaya diri, akan tetapi menurutnya dianggap menjadi kebutuhan
untuk mengobati luka yang ada di wajah. utama.
Seperti yang dialami oleh Noval yang
mengatakan bahwa ia sebenarnya Keputusan Baby untuk menggunakan
menggunakan kosmetik motifnya untuk kosmetik hingga saat ini tidak lain adalah
membersihkan wajahnya dikarenakan ia karena adanya dukungan dari orang tuanya,
memiliki wajah yang sensitif dan dipenuhi salah satunya yaitu Ibunya. Ibunya turut
bekas jerawat. memanjakan Baby terutama dalam hal
penampilan. Melihat Baby yang juga seorang
Noval mengaku bahwa ia memiliki model di sekolahnya ketika SMA, Ibunya
wajah yang sensitive sehingga ada banyak menjadi lebih memperhatikan penampilan
luka di wajahnya. Tidak ingin mempunyai Baby. Seringkali Ibunya dan Baby menjalani
wajah yang bermasalah, akhirnya iapun serangkaian perawatan di klinik kecantikan.
memutuskan melakukan berbagai cara untuk Selain itu, Ibunya juga membebaskan Baby
mengobati luka yang ada di wajahnya. Salah untuk belanja berbagai kosmetik untuk
satu cara yang ia lakukan adalah dengan penunjang penampilannya. Mulai dari
menggunakan perawatan wajah atau skin care berbelanja perawatan kulit atau kita kenal skin
untuk menghilangkan bekas- bekas luka care hingga kosmetik dekoratif.
jerawat yang bersarang di wajahnya. Motif
tersebut yang mendorong Noval untuk Tidak hanya Baby, Coco mendapat
menggunakan produk kosmetik. dukungan dari orang tua salah satunya seorang
Ibu yang mengarahkan anaknya untuk
b. Motif dari Luar Individu merawat diri. Coco menceritakan seringkali ia
melakukan perawatan bersama Ibunya.
Motif mahasiswa laki-laki Unsoed Sewaktu Coco SMP, ia memang belum
dalam menggunakan kosmetik tidak hanya melakukan perawatan wajah, hanya saja
didasari pada motif dari dalam, melainkan melihat Ibunya yang kerap kali melakukan
ada hal lain di luar individu. Hal tersebut perawatan di klinik kecantikan. Melihat
berkaitan dengan informan dalam penelitian Ibunya sering melakukan perawatan, akhirnya
ini, yang mengaku menggunakan kosmetik ia tertarik untuk mencoba melakukan
juga didasari motif dari luar individu seperti perawatan saat menginjak bangku SMA.
adanya dukungan dari orang tua serta adanya Apalagi ketika itu Coco mengikuti grup
kasus pembully-an. khusus dancer dimana penampilan adalah
nomor satu. Tidak ingin memiliki wajah yang
1) Adanya Dukungan dari Orang tua
kusam dan jerawatan, ia akhirnya memutuskan
Menggunakan produk kosmetik tidak untuk mengikuti jejak Ibunya yang melakukan
hanya didasari untuk tampil percaya diri, perawatan disalah satu klinik kecantikan di
melainkan juga adanya peran orang tua di Purbalingga. Keseriusan untuk mengubah
dalamnya. Ibu adalah salah satunya dalam penampilannya tidak hanya melakukan
mendukung anaknya untuk menggunakan perawatan di klinik kecantikan saja, akan
kosmetik. Hal tersebut seperti apa yang tetapi ia juga melakukan perawatan lainnya
dialami Baby. Baby mengatakan bahwa seperti sering menggunakan masker wajah
ibunya mendukung ia menggunakan berbagai yang ialakukan di rumahnya. Pada akhirnya
produk makeup. Namun, tetap dalam perjuangan yang Coco inginkanpun menuai
menggunakannya harus terlihat natural tidak hasil, wajah yang bersih dan juga putih.
berlebihan. Dukungan dari Ibunya tidak hanya Bahkan ia pernah dicurigai melakukan operasi
disitu, bahkan ketika Baby menginjak usia plastic oleh teman-teman SMA-nya.
remaja awal sudah diperkenalkan berbagai
89
Jurnal Interaksi Vol. 3 No.12 Tahun 2019
90
Jurnal Interaksi Vol. 3 No.12 Tahun 2019
perawatan kulit atau skincare.Selain itu, saat ini ia kerjakan, membuat ia harus
alokasi dana atau budget yang dikeluarkan mempersiapkan berbagai macam produk
untuk membeli produk kosmetik tersebut. kosmetik untuk keperluan panggung. Ia juga
memilah-milah manayang cocokuntuk acara
1) Penggunaan Kosmetik Dekoratif pada resmi dan mana yang cocok untuk acara santai
Mahasiswa Laki-laki Unsoed namun tetap harus menggunakan kosmetik
salah satunya make up. Keinginannya
Mengutip Tranggono & Latifah memiliki wajah bersih dan mulus tidak hanya
(2007) bahwa kosmetik dekoratif terdiri dari mengandalkan kosmetik wajah yang hanya
perona pipi, peronamata (eye shadow), untuk menyamarkan noda pada wajah, akan
maskara, pensilalis, lipstik, catkuku, bedak, tetapi ia juga memilah untuk menggunakan
krim dasar bedak, alas bedak. Produk produk skin care yang cocok untuk
kosmetik tersebut yang biasa digunakan oleh kulitnya. Tidak ingin menggunakan
perempuan ternyata sangat disarankan oleh dr. perawatan kulit yang mengandung bahan
Kevin Maharis. Berkaitan dengan hal tersebut, kimia, akhirnya ia memutuskan untuk
para informan dalam penelitian ini, para menggunakan perawatan kulit dari bahan
informan menggunakan kosmetik dekoratif alami seperti salah satunya kunyit atau lemon.
atau make up. Tidak hanya itu, ia juga membiasakan untuk
menggunakan masker wajah serta toner
Cipto mengaku menggunakan untuk menyegarkan wajahnya. Produk yang
kosmetik seperti layaknya perempuan gunakan digunakan Cipto akan ditampilkan pada
sehari-hari, mulai dari primer hingga yang gambar 1.
terakhir adalah lipstik. Melihat profesi yang
Sedangkan produk yang digunakan Baby, Sisi, dan Coco dapat dilihat pada gambar 2, 3, dan 4 Gambar 2 Produk
Kosmetik Dekoratif yang Digunakan Baby
91
Jurnal Interaksi Vol. 3 No.12 Tahun 2019
92
Jurnal Interaksi Vol. 3 No.12 Tahun 2019
93
Jurnal Interaksi Vol. 3 No.12 Tahun 2019
Daftar Pustaka
Media Group.
94