SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Palangka Raya
Oleh:
ANGELINAR FAU
193010701007
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan make up yang semakin berkembang pesat mengikuti
membuat berbagai produk dan jenis make up digemari oleh semua kalangan,
mahasiswi.
Make up telah ada dan telah digunakan lebih dari 5.000 tahun yang lalu
dengan berbagai alasan yang berbeda, ada yang digunakan untuk menunjukkan
pemakainya terlihat lebih cantik atau menarik. Perempuan kelas tinggi mesir
kuno pada zaman dahulu terkenal sering mendandani diri mereka agar terlihat
lebih menarik dan cantik. Orang-orang mesir kuno terkenal memakai tembaga
hidrosilikat. Zat ini adalah dasar kosmetik mereka yang berfungsi sebagai tabir
surya. Dari kebiasaan ini, munculah pengguna kosmetik yang bertujuan untuk
menghias diri dan kemudian akhirnya berkembang jauh sampai sekarang ini
dimana minat para kaum perempuan akan make up menjadi meningkat dengan
ini didasari karena adanya kebutuhan akan pentingnya make up itu sendiri.
Kemunculan berbagai jenis produk make up dan juga klinik kecantikan menjadi
make up berperan, dengan olesan shading, perempuan brazil tidak perlu lagi
yang glamor. Make up glamor ini merupakan penggunaan make up yang tebal,
blush on berwarna merah merona, lipstik merah menyala, dan shading yang
menonjol merupakan riasan wajib yang digunakan perempuan pada saat itu, baik
saat berpergian atau digunakan dalam sehari-hari. Jenis make up glamor ini
kemudian menjadi trend pada saat itu, bahkan artis di film-film turut
menggunakan jenis make up ini. Contohnya artis yang bernama Meriam Bellinna
dengan gaya rambut keriting spiral menggunakan make up yang foundation nya
tebal serta blush on dan lipstick yang berwarna merah menyala. (Sari, 2018:12)
Para make up stylist mulai menciptakan jenis make up yang baru dengan tujuan
make up yang mereka ciptakan bukan sekedar dempul bedak yang tebal saja serta
ada banyak juga yang beranggapan bahwa menggunakan make up yang glamor
membutuhkan banyak peralatan make up dan juga waktu yang banyak. Sehingga
sedikit demi sedikit pengguna make up tebal ini mulai berkurang. Jenis make up
yang kemudian mulai muncul yaitu make up minimalis atau biasa disebut make
up yang lembut, natural dan alami. Jenis make up minimalis ini memadukan
menjadi terlihat lebih alami. Berbeda dengan jenis make up sebelumnya jenis
make up minimalis ini tidak terlalu banyak menggunakan produk make up cukup
dengan menggunakan make up dasar saja, seperti pelembab, bedak, dan lipgloss.
Namun semuanya itu tergantung selera si pemakai nya. (Sari, 2018, 12-13)
menjadi idaman para kaum perempuan. Trend cantik minimalis menjadi favorit
industri kosmetik nasional mencatat kenaikan pertumbuhan 20% atau empat kali
pertumbuhan yang besar ini didorong oleh permintaan besar dari pasar domestik
Indonesia yang menggiurkan yakni 267 juta jiwa, dengan demografi populasi
perempuan mencapai 130 juta jiwa dan sekitar 68 % nya merupakan usia
perempuan produktif. Dari data tersebut, kita mengetahui bahwa pasar kosmetik
usia produktif yang artinya pasar kosmetik di Indonesia salah satunya kalangan
masyarakat yang rentan terhadap gaya hidup dan trend yang sedang berlaku.
sedang berkembang saat ini dan menjadikan trend tersebut sebagai inspirasi
make up tidak terlepas dari berkembangnya budaya populer saat ini, salah satu
inspirasi make up yang sedang trend ialah make up Korean look, yang terkenal
natural namun tetap terkesan terlihat cantik. Kemana pun mereka, kapanpun dan
apapun acaranya, mereka selalu tidak lupa untuk menggunakan make up. Jika
dulu make up merupakan barang mewah yang hanya digunakan pada saat-saat
up yang mereka butuhkan. Baik itu produk luar maupun dalam negeri, kaum
perempuan saat ini gemar sekali mengoleksi beberapa produk make up untuk
responden yang mengikuti survei ini, 57.3% dari responden menyatakan bahwa
up. Kemudian ketika ditanya alasan mengapa menggunakan make up, 75.1%
kepercayaan diri. Ada 34.7% dari responden menyatakan bahwa memakai make
up hanya karena terkait dengan pekerjaan, selain itu 22.5% lainnya juga
kurang bagus. Kemudian 22.5% dari responden tidak memiliki alasan khusus
mahasiswi tingkat akhir, namun mahasiswi baru juga ikut menggunakan make
up, sehingga semakin sulit untuk membedakan mana mahasiswi baru dan
mahasiswi akhir, make up lah yang menyebabkan hal ini. Mahasiswi yang
mahasiswi yang menggunakan make up, bisa diibaratkan bahwa setiap hari
orang, oleh karena itu ia ingin menunjukan penampilan terbaik yang ia milik
untuk membuat dirinya menjadi lebih percaya diri. Dalam masalah ini banyak
dengan kesan yang bisa membuat menarik perhatian orang lalu di bibir seperti
lipstik berwarna pink muda untuk memberi kesan yang hangat dan natural,
(inner beauty) dan kecantikan dari luar (outer beauty). Kecantikan dari dalam
(inner beauty) dapat terpancar dari budi pekerti yang baik misalnya selalu
beauty) adalah cantik yang dapat dilihat dari segi fisik saja, misalnya
mempunyai rambut yang indah, mata yang bulat, dan sebagainya semuanya itu
dapat ditunjang dari perawatan diri dengan menggunakan peralatan kosmetik.
(Sari, 2018:9)
menunjukkan identitas diri mereka. Identitas diri disini merujuk pada siapa
sebaik mungkin sesuai dengan apa yang dia inginkan, dia ingin orang lain
lintasan, perkembangan dari masa lalu sampai masa depan yang dapat
diperkirakan. Jadi identitas diri bukanlah sifat distingtif atau bahkan kumpulan
sifat-sifat yang dimiliki oleh individu. Identitas adalah diri sebagaimana yang
dipahami secara refleksif oleh orang dalam konteks biografinya. Identitas diri
adalah apa yang kita pikirkan tentang diri kita sebagai pribadi (Barker, 2008:
175).
disekitarnya, dan adanya kepuasan dan kebanggaan dari dalam dirinya jika
lipstick, eye pencil, eye mascara, blus-on, dan juga cermin mini. Dengan alasan
untuk mengantisipasi make up mereka yang luntur atau terhapus saat terkena
hujan dan berkeringat. Hal ini membuktikan bahwa make up memiliki makna
besar bagi penampilan mahasiswi. Selain itu peneliti juga melihat mahasiswi
yang menggunakan make up selalu tampil percaya diri saat berjalan di area
kampus atau fakultas dan selalu menjadi pusat perhatian banyak orang.
bedak baby saja lalu menggunakan lipstick untuk menghindari tampilan wajah
yang pucat, dan ada juga yang ber-make up dengan menggunakan perona pipi,
lipstick, dan gambar alis untuk mempertegas penampilan wajahnya agar tetap
terlihat cantik.
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Palangka Raya, tentang
sedang berhias, maka sebenarnya pada saat itu dia sedang membangun sebuah
sosok perempuan menjadi sosok yang berbeda dan menjadi alat sosialisasi diri
Penelitian ini memiliki manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
identitas diri.
2. Manfaat Praktis
LANDASAN TEORI
bersama dan dialami secara subyektif. Realitas sosial terbagi menjadi dua dalam
selalu dalam proses. Berger melihat realitas dalam dua cara, yaitu secara obyektif
dan subyektif, dan diartikan sebagai suatu kualitas yang melekat pada realitas
yang diakui keberadaannya dan tidak bergantung pada kehendak kita. Pada saat
yang sama, pengetahuan diartikan sebagai kejelasan bahwa realitas itu nyata dan
dalam kehidupan setiap individu ketika kehidupan individu menjadi bagian dari
individu untuk menafsirkan dunia realitas yang ada karena adanya hubungan
tidak lepas dari pengungkapan tiga tahapan Berger dan Luckman (eksternalisasi,
yang terkonstruksi seperti kulit putih, tinggi, rambut panjang, hidung mancung,
mata bulat dan langsing, yang membuat mereka mengikuti cara menggunakan
atau memakai make up. Perempuan juga percaya bahwa bermake up sudah
Identitas dan kesenangan ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi.
Perjuangan yang dilakukan setiap orang untuk membentuk identitas diri tidak
identitasnya dalam ruang budaya pop yang trendi merupakan contoh bagaimana
identitas dan kenikmata saling menguatkan. Oleh karena itu, tidak semua
sendiri. Kehadiran media baru, budaya massa, dan budaya pop memberikan
televisi, video, Facebook dan masih banyak media sosial lainnya), setiap
Budaya populer yang dimaksud Ariel dalam penelitiannya terbagi dalam dua
definisi; Pertama, budaya populer, artinya segala materi yang diproduksi untuk
tujuan hiburan, film, musik, fashion, program televisi. Pada tahap ini, budaya
untuk dikonsumsi. Heryanto, 2015: 243–244) Ariel mencatat beberapa hal yang
informasi dan penyebaran media massa. Salah satunya adalah media elektronik,
termasuk film. Bagi Ariel, film bukanlah sesuatu yang diproduksi begitu saja.
Ini adalah kristalisasi dan perwujudan dari apa yang diinginkan dan diinginkan
masyarakat. Film tidak bisa dianggap remeh dan diartikan sebagai hiburan
belaka. Film merupakan sesuatu yang serius dalam benak Ariel sehingga cukup
tepat dan menarik untuk dijadikan objek penelitian. Film dibuat dengan
pembelajaran serius. Selain itu, karena film diproduksi untuk tujuan komersil,
tataran ideologi pasar dan sekaligus hanya mengkonsolidasikan apa yang sudah
Dengan fokus pada film, Ariel mencoba menarik perhatian terhadap K-pop
dan budaya jalanan kelas bawah, khususnya dalam hal K-pop, Ariel seolah ingin
bukan sekedar hype yang tidak ada artinya dan tidak ada artinya. Ia bukanlah
pemuda yang mengalami krisis identitas dari “budaya ketuhanan” Indonesia.
Alasan terbesar terjadinya demam K-pop bukan hanya kedekatan budaya antara
Indonesia dan Korea Selatan, tetapi juga faktor hibrida budaya yang
menghubungkan apa yang disebut perbatasan barat dan timur. Faktor inilah yang
membuat generasi muda kelas menengah Indonesia jatuh cinta pada K-pop dan
kualitatif deskriptif.
kebiasaan yang tidak pernah ditinggalkan, bahkan sudah menjadi bagian dalam
tersendiri bagi mahasiswi pengguna, baik dampak positif dan juga dampak
juga makna penggunaan sebagai identitas diri bagi mahasiswi dipengaruhi oleh
disekitarnya, dan adanya kepuasan dan kebanggaan dari dalam dirinya jika
dilakukan sekarang adalah subjek dan lokasi yang diteliti berbeda yang dimana
sedangkan penelitian sekarang ini meneliti di FISIP UPR dan subjeknya adalah
mengontrol minyak, lebih memberi warna di wajah agar tidak terlihat pucat.
rendah diri saat berada di lingkungan dan juga sulitnya berkomunikasi dengan
orang lain karena perasaan malu. Hal-hal tersebut berubah ketika mahasiswi
internal seperti mahasiswi lebih percaya diri, merasa dirinya lebih menarik dan
menampilkan penampilan yang terbaik kepada orang lain, merasa lebih mampu
dimiliki selain itu secara eksternal mahasiswi lebih berani berbicara yang
peneliti juga menemukan temuan baru yaitu terdapat beberapa informan yang
merasa dirinya memiliki kepercayaan diri yang kurang baik bahkan saat
peneliti teliti adalah makna make up sebagai identitas diri mahasiswi FISIP
UPR.
deskriptif.
diri yaitu: faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Faktor sosial yang
terjadi dalam subjek penelitian ini adalah habbit yang disadari dalam
menggunakan. Faktor psikologis berada pada dalam diri yang dipengaruhi oleh
faktor pribadi itu sendiri dengan merasa adanya perubahan fisik dalam
menyerupai dengan dandan yang berarti memakai hiasan atau pakaian disertai
alat-alat rias, guna perbaikan agar lebih rapi dan bagus (Kbbi.web.id, 2020).
Make up atau dandan atau yang lebih dikenal dengan tata rias adalah
Puspita (2009:59), seni merias wajah (make up) menjadi dua unsur
bagian wajah yang sudah indah yang ditonjolkan lalu kemudian menutup atau
pengertian yakni suatu alat atau media guna mempercantik diri atau sebagai
dengan keinginan melalui durasi perhatian (dalam jam) dan pengulangan atau
14):
Misalnya saja riasan yang bisa membuat wajah gemuk terlihat lebih
tirus.
Riasan dapat membuat wajah terlihat cerah dan ceria serta membuat
secara intensif (sering) pasti karena tertarik dengan riasan yang dibelinya,
misalnya dengan kebutuhan kulit, manfaat yang dicapai, warna kulit, waktu
penggunaan, usia dan dosis juga harus diperhatikan, agar tidak terjadi efek
terlihat lebih baik dan cantik dari wajah aslinya, untuk menutupi
menjadi hal yang lumrah. Tanpa make up, perempuan akan merasa ada
a. Pengetahuan
b. Perilaku
termasuk aktivitas yang bisa dilihat langsung atau yang tidak bisa dilihat
dunia luar.
c. Sosial Budaya
hanya dengan perantara media cetak misalnya majalah, koran koran, dan
dijadikan bagian dari suatu budaya karena saat ini make up telah dijadikan
untuk merias badan seperti melukis hingga 3D. Make up terdiri dari beberapa
jenis. Menurut Basuki, make up terdiri dari dua tahap (Basuki, 2003: 50):
a. Riasan dasar
sempurnaan pada kulit wajah dan memberi kesan lebih cerah pada
wajah.
b. Riasan dekoratif
warna gelap.
supaya terlihat lebih menarik sekaligus dapat menaikkan rasa percaya diri.
Perempuan merupakan salah satu dari dua jenis kelamin manusia yang
memposisikan dirinya sebagai sosok yang mampu membuat laki-laki tunduk dan
mau mengorbankan jiwa dan raganya. Nefertiti yang berarti "wanita cantik telah
datang" telah dikenal sejak zaman Mesir kuno. Helen menjadi wanita yang
diperjuangkan cintanya, sehingga memicu perang sepuluh tahun antara Yunani dan
Trojan. (Pramesti, 2018: 1–2). Lucrezia Borgia merupakan seorang wanita Italia
yang hidup pada Abad Pertengahan dan tubuhnya dikatakan sebagai wanita yang
penampilannya paling dihargai karena dianggap seksi, sehingga tubuhnya banyak
ditampilkan di film dan produksi televisi. Joan of Arc adalah seorang wanita asal
kontroversial.
tercantik sepanjang masa yaitu Marilyn Monroe yang memiliki paras cantik dan
tubuh yang sangat seksi. Ketika memasuki generasi bunga, Twigg menjadi ikon
wanita cantik bermata bulat besar dan berbadan sangat kurus (Pramesti, 2018: 1-2).
Lalu ada supermodel Amerika Cindy Crawford yang dinobatkan sebagai wanita
tercantik di dunia oleh majalah People pada 1980-an dan 1990-an, dan di era
mewakili wanita cantik. bukan hanya untuk mereka. tubuh yang indah, tetapi juga
karena mereka memiliki kepribadian yang sempurna. percaya diri, aktif dan bugar.
ke-21. (Pramesti, 2018: 1–2) Sejak dulu, perempuan dikonstruksikan sebagai sosok
cantik dengan idealisme kulit pucat atau putih, tubuh langsing, mata besar, kaki
jenjang, rambut panjang, payudara dan bokong besar, serta perut rata.
yang rela melakukan apa saja demi mendapatkan atau mempercantik tubuhnya.
Perusahaan kecantikan seperti salon kecantikan, spa, pusat kebugaran dan klinik
kecantikan hadir dari arena sosial untuk menciptakan tubuh yang sempurna.
(Pramesti, 2018: 1–2) Belum lagi berbagai produk kecantikan untuk wajah, rambut,
dan tubuh juga dikonsumsi untuk menciptakan tampilan cantik memukau. Jadi
faktanya wanita cantik dan langsing lebih dihargai. Fakta ini didukung oleh
penelitian yang berasumsi bahwa wanita yang menarik secara fisik tidak hanya
dianggap sebagai pasangan atau teman saja, namun juga berkaitan dengan
kepribadian yang baik. Misalnya, mereka dipandang lebih sukses dalam hidup,
lebih berbakat, lebih mudah diajak berkomunikasi, lebih percaya diri dan sekaligus
mendapat perlakuan yang lebih baik dari komunitasnya (Melliana S., 2006: 17)
Cantik artinya adalah sesuatu yang indah dan enak dipandang. Memang
alam, atau makhluk lain yang diciptakan oleh-Nya. Padahal, kecantikan seorang
wanita bisa berasal dari hal-hal di luar dirinya dan hal-hal yang ada di dalam
dirinya. Peneliti musiman Dr. Khalid (Indriya, 2010 :3) mengatakan bahwa
kecantikan itu ada dua jenis; Kecantikan batin adalah keindahan yang dicari oleh
kodrat seseorang, seperti keindahan ilmu, kecerdasan, dan kemurnian diri. Orang
yang memiliki kecantikan dari dalam akan terlihat cantik, mulia, penuh kharisma,
sedangkan kecantikan lahiriah adalah kecantikan fisik yang dapat dilihat melalui
panca indera kita (Indriya, 2010: 4). Hampir semua wanita meyakini bahwa
sebagai sebuah konsep tidak pernah statis, namun selalu berkembang sesuai
keinginan zamannya (Olivia, 2010: 43). Jadi kriteria kecantikan terus berubah.
Kecantikan alami tidak perlu hiasan, apalagi rambut sintetis. Pasti ada hal lain yang
terpancar kuat dari dalam diri, agar kecantikan tidak lekang oleh waktu (Olivia,
2010: 130). Kata cantik berasal dari kata latin bellus. Sedangkan menurut Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2008), kausin artinya indah, indah,
indah dan indah. Kemudian, dalam praktiknya, makna kecantikan yang dimiliki
terhadap keindahan di suatu daerah bisa saja berbeda dengan persepsi seseorang
orang disekitarnya, sehingga kriteria kecantikan berubah dari berkulit putih dan
berbadan langsing menjadi pribadi yang memiliki keterampilan dan prestasi tinggi
yang dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Berperilaku baik,
mau membantu orang lain dan sebagainya (Syata, 2012:10). Menurut Synnot,
positif dan terutama ditekankan pada wajah. Menurut Melliana, kecantikan tidak
lepas dari kecantikan fisik atau raga. Abdullah juga menegaskan bahwa keindahan
meliputi kulit putih, ketampanan, kebersihan dan wajah yang langsung terlihat dan
terlihat. Bagi Syata (2012:63), inner beauty berarti lebih jiwa dan hati, pikiran dan
Kecantikan wajah tidak memiliki standar tetap atau prinsip yang disepakati.
Eksteem atau kebutuhan akan harga diri. Pujian, penghargaan dari orang lain,
atas kebutuhan tersebut. Pada waktunya, tentu saja karena keindahannya. Penulis
melihat makna keindahan terus berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan
dalam persepsi psikologis merupakan bagian dari hakikat diri seseorang, yang
sebagian besar diwujudkan dalam bentuk kekaguman, pengakuan dan
pemiliknya kecantikan abadi yang tidak memudar dimakan usia. Indahnya jiwa
berarti cinta dan kebaikan dalam segala bentuknya, seperti mendekatkan diri
kepada Allah, berbuat baik kepada sesama, berakhlak mulia hati yang selalu
yang baik dan selalu berpikiran baik kepada lingkungan sekitar. Kecantikan yang
satu ini merupakan jenis kecantikan yang memberikan pemiliknya kecantikan abadi
Keindahan pikiran dan akal sangat penting untuk diketahui. Orang dengan
kecantikan ini adalah orang yang cerdas, kreatif, inovatif, menerapkan pemikiran
dengan cerdas, kreatif dan benar, mengambil keputusan yang bijaksana dan benar
dapat melindunginya dari kecerobohan dan jarak. kebencian terhadap orang lain
Kecantikan seperti ini adalah anugerah dari Allah. Namun kecantikan jenis
ini tidak abadi seperti dua jenis kecantikan sebelumnya. Abdul Qadir Manshur,
guru besar kajian al-Qur’an di Universitas Sayf al-Dawlah, tidak jauh berbeda
kecantikan manusia meliputi tubuh (fisik), hati, pikiran dan perilaku, yang masing-
menjadi tiga jenis, yaitu kecantikan jiwa dan hati, kecantikan pikiran dan jiwa, serta
kecantikan wajah dan badan. Dimana setiap keindahan dinilai dari sudut pandang
yang berbeda.
Tabel 2.1 Kerangka Berpikir
masyarakat yang rentan terhadap gaya hidup dan trend, yang sedang berlaku.
sedang berkembang saat ini dan menjadikan trend tersebut sebagai inspirasi
dimiliki bersama dan dialami secara subyektif. Realitas sosial terbagi menjadi
dua dalam pengertiannya, yaitu. realitas dan pengetahuan dalam konteks sosial.
(1990: 18-19).
yang saling terhubung atau saling melengkapi. Dalam mencari identitas diri
adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
ucapan atau tulisan dan perilaku orang orang yang diamati. Maka dalam upaya
menemukan fakta dan data secara ilmiah yang melandasi, peneliti menetapkan
untuk menggunakan studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif terhadap
dari studi kepustakaan ilmiah. Penelitian ini berfokus pada makna pengguna
Menurut Hasan (2002: 82) data primer adalah data yang diperoleh
dapat dari sumber informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil
(Hasan, 2002: 58). Data ini digunakan untuk mendukung informasi primer
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
bebas namun masih tetap berada pada pedoman wawancara yang sudah dibuat.
informan.
3.5.2 Observasi
make up di kampus.
3.5.3 Dokumentasi
berlalu yang berbentuk tulisan, gambar atau karya gambar monumental dari
lebih dapat dipercaya jika didukung oleh dokumen yang terdiri dari dokumen
bersumber dari arsip dan dokumen yang berada di tempat penelitian maupun
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,
dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang
Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih dapat dipercaya atau
mempunyai kredibilitas yang tinggi jika didukung oleh foto-foto atau karya
Berikut ini teknik analisis data interaktif menurut Miles dan Huberman,
1. Reduksi Data
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
2. Penyajian Data
3. Penarikan Kesimpulan
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
yaitu Bapak Prof. Dr. Ir. Tojib Hadiwijaya berdasarkan Surat Keputusan
Kehutanan. Pada saat yang bersamaan berdiri pula IKIP Bandung Cabang
(FIP) dan Fakultas Keguruan Ilmu Sosial (FKIS). Pada tanggal 24 Juli 1969,
Keguruan. Oleh karena itu, hingga tahun 1981 Universitas Palangka Raya
maka pada tahun 1981 Universitas Palangka Raya membuka fakultas baru
sekarang. Sementara itu pada tahun 1991, Fakultas Pertanian secara resmi
berdirinya Fakultas Hukum pada tahun 2003. Fakultas Ilmu Sosial dan 53
Teknik, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas
1) Visi
2) Misi
profesional;
masyarakat;
area, yaitu Kampus Tunjung Nyaho di Jalan Yos Sudarso dengan luas lahan
mencapai 300 Hektar, Kampus Kartini dengan luas 50 Hektar, dan Hutan
95% wilayah Kampus Tunjung Nyaho bisa dikatakan sebagai area hijau
4.1.2 Gambaran Umum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Palangka Raya
Dikutip dari fisip.upr Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Universitas Palangka Raya. Pendirian Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Palangka Raya Tahun 2005 berdasarkan
Satu (S-1).
Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada awalnya berada di bawah
pertama kali pada tahun akademik 2005/2006 untuk Jurusan Ilmu Sosiologi
Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik kembali membuka program studi baru
yaitu Program Studi Ilmu Pemerintahan sesuai dengan Surat Dirjen Dikti
sejak tahun 2009 Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik secara resmi memiliki
Palangka Raya dipimpin oleh Dr. Sidik Rahman Usop, MS sebagai Ketua
Jurusan dan Joni Rusmanto, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan. Dr. Sidik
Sosial dan Ilmu Politik yang merupakan cikal bakal pembentukannya telah
dijajaki sejak tahun 2004. Pada akhir tahun 2010 dilakukan persiapan
Tanggal 7 Januari 2012 Rektor Universitas Palangka Raya Bapak Dr. Henry
Singarasa, M.S menetapkan Peraturan Rektor Universitas Palangka Raya
Politik Universitas Palangka Raya dan sejak saat itu berdirilah Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Palangka Raya secara resmi dengan
Prof. Dr. Eddy Lion, M.Pd sebagai Dekan pertama FISIP Universitas
Palangka Raya(2012-2013)
Dekan FISIP Universitas Palangka Raya dari Prof. Dr. Eddy Lion, M.Pd
kepada Prof. Drs. Kumpiady Widen, MA., Ph.D. sebagai Dekan ke-II
Palangka Raya. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Palangka
2012. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) adalah fakultas ke-6 di
lingkungan Universitas Palangka Raya. Pada saat ini Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Palangka Raya baru memiliki tiga jurusan.
FISIP seperti: Jurusan Ilmu Komunikasi, Jurusan Ilmu Politik, dan jurusan
1) Visi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik memiliki visi adalah Menjadi
Betang.
2) Misi
73112.
Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang, yang terdiri dari 2 orang
a. Ulfah Stamarah
yang menempuh Pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik jurusan
b. Rita Zega
Sosial Dan Ilmu Politik jurusan Ilmu Pemerintahan angkatan 2022. Umur
19 tahun.
d. Seprimayani Telaumbanua
Sosial Dan Ilmu Politik jurusan Sosiologi angkatan 2022. Umur 20 tahun
palangka raya, yang menempuh Pendidikan di fakultas ilmu sosial dan ilmu
“aku tuh sebenarnya mulai menggunakan make up itu kak sejak SMP,
awalnya kan cuma coba-coba dimulai dari pakai lipstik dan bedak tabur
doang, eh taunya malah keterusan sampai Sekarang karena udah merasa
cocok aja gitu menggunakan make up”. (Rita, 30 Agustus 2023)
Pertama (SMP). Dimulai dengan menggunakan lipstik dan bedak tabur saja
up sampai sekarang.
“aku tau make up itu ya kak saat SMA kelas X, dari medsos juga, tapi dulu
aku tidak pake make-up setiap hari, baru saat masuk kuliah aku jadinya
lebih sering menggunakan make up karenakan udah dewasa juga kan, jadi
harus bisa berdandan, terus kita juga sering ketemu teman-teman dikampus
jadi aku sekarang lebih sering menggunakan make up sih kak. (Nanda, 31
Agustus 2023)
Menurut hasil wawancara diatas dengan Nanda, ia mulai
yang dimilikinya, akan tetapi saat itu ia tidak menggunakan make up setiap
pantas ia gunakan karena sudah dewasa dan juga karena sering melakukan
harinya.
“saya mulai menggunakan make itu saat saya masih SMA, tapi make up
yang saya pakai saat itu hanya lipsik, pensil alis, bedak dan eyeshadow.
Kemudian saat sudah kuliah saya jadi bebas menggunakan jenis make up
apa saja yang saya mau, kayak yang aku pakai sekarang nih” (Ulfah
Stamarah, 4 September 2023)
“aku tertarik sama yang namanya Make up itu awal kuliah kak, saat itu aku
nemu di tik-tok konten tutorial bikin alis,terus teman-teman aku juga pada
pakai make up lalu aku ikutin deh memang awalnya susah yaah tapi karena
aku sering belajar jadi aku bisa deh sekarang, terus gak hanya alis ku
doang dong yang aku percantik, aku juga belajar menggunakan make up
lainnya kayak apa tuh bikin eyesliner, bikin hidung terlihat mancung
soalnya kan aku pesek hehehe, terus masih banyak lagi deh kak. Oh iya itu
juga pasang bulu mata aku juga udah bisa sekarang”. (Seprimayani
Telaumbanua, 5 September 2023)
make up dari cara membentuk alis yang bagus, cara memancungkan hidung
dengan make up, cara memasang alis dan masih banyak lagi.
“awalnya aku mengenal make up itu saat masih SD, kemudian saat SMP
aku mulai memberanikan diri untuk mencoba-coba make up kayak lipstick,
bedak, pensil alis karena penasaran aja gitu sama wajah aku kalau pakai
make up dan ternyata aku suka banget dengan hasilnya jadi dimulai saat
itu aku senang menggunakan make up sampai sekarang”. (Maya, 6
September 2023)
menggunakan make up seperti lipstick, bedak dan pensil alis saat ia sudah
nya memuaskan sehingga mulai saat itu Maya senang menggunakan make
up sampai sekarang.
2. Alasan Pertama Kali Menggunakan Make Up
“Alasan sebenanrya tuh aku di suruh mama buat coba pakai make up tapi
dulu kalau aku pakai make up biasanya suka timbul jerawat jadi aku gak
terusin waktu itu, tapi setelah masuk kuliah aku coba mulai pake make up,
tapi kali ini jenis make up nya aku yang nentuin sesuai enggak sama tipe
kulit wajah aku, kalau sesuai aku pakai kalua enggak yah aku cari yang
lain”. (Rita, 30 Agustus 2023)
“cantik itu ya kayak punya kulit putih, mulus kayak yang di TV gituloh kak”
(Rita, 30 Agustus 2023)
“menurut ku cantik itu perempuan yang bisa merawat diri, punya wajah
bersih, bisa make up-an, terus juga punya stylist yang rapi dan bagus.
akupun begitu karena pengen seperti cewek-cewek korea yang ada di
drama-drama itu berkulit putih, mata yang bulat tapi gak terlalu besar, itu
karena mereka pakai make up makanya matanya bisa jadi cantik gituh ”
(Nanda, 31 Agustus 2023)
Nanda memaknai cantik dari segi fisik yakni punya wajah bersih,
pandai ber make up dan juga memiliki stylist yang rapi dan bagus, seperti
perempuan korea pada umumnya yang biasa Nanda lihat di drama korea.
“alasannya ya karena aku mulai merasa sudah waktunya aja aku harus
menggunakan make up untuk mempercantik diri sendiri, tapi make up yang
saya pakai saat itu hanya lipsik, pensil alis, bedak dan eyeshadow.
Kemudian saat sudah kuliah jadinya aku lebih bebas menggunakan jenis
make up apa saja yang saya mau.” (Ulfah Stamarah, 4 September 2023)
Ulfah memaknai cantik dari segi fisik yaitu cantik memiliki wajah
yang mulus seperti perempuan korea yang ada pada drama korea.
“alasan ku itu karena kayak yang aku jelaskan tadi kak, berawal dari tik-
tok dan juga pengaruh dari teman-teman sekamarnya aku terus juga karena
make up ini kan bisa mempercantik wajah kita dan juga bisa menutupi
kekurang pada wajah kita, jadi aku merasa bahwa make up bisa mengatasi
masalah atau kekurang yang ada pada wajah ku ini loh kak, terus juga
karena aku pernah dapat pujian dari teman-teman aku, kalau ternyata make
up aku bagus jadi yeah sekarang aku senang menggunakan make up”.
(Seprimayani telaumbanua, 07 juni 2023)
“aku gak mau munafik ya kak, tapi menurut ku cantik itu harus berkulit
putih, punya body yang bagus, hidung mancung, rambut Panjang dan
hitam. Karena kenapa yang terjadi saat ini emang begitukan semua cewek
berlomba-lomba melakukan perawatan diri biar bisa cantik. Karena
dimedia sosial sekarang banyak menampilkan cewek-cewek cantik, jadi itu
mungkin salah satunya”
(Seprimayani telaumbanua, 07 juni 2023)
“cantik itu menurut ku ya kak, punya wajah yang bagus, putih, mulus,
bersih terus langsing juga soalnya kalau badan langsing tuh segala jenis
baju pasti masuk dibadan, seperti IU aku suka banget postur tubuhnya
mungil gitu tapi cantik” (Maya, 09 juni 2023)
Menurut Maya cantik itu memiliki warna kulit yang putih, mulus,
bersih dan postur tubuh yang langsing. Menurutnya memilki postus tubuh
yang langsing bisa menggunakan jenis pakaian apa saja. Maya juga sangat
menyukai salah satu artis korea bernama IU yang Maya jadikan sebagai
standar cantik sesungguhnya karena memiliki postur tubuh yang mungil
namun tetap terlihat cantik.
kutipannya:
“alasan ku tuh yaah karena kalau gak menggunakan make up saat di luar
kayak saat di kampus ini kayak gimana-gimana gitu,, kelihatannya pucat
banget muka ku apa lagi kalua gak pakai lipstik gak kebayang deh., terus
juga aku bawa make up tuh buat jaga-jaga kalau make up nya luntur. Jadi
intinya tuh wajib menggunakan make up setidaknya bedak sama lipstick
doang, itu setidaknya ya kak” (Rita, 30 Agustus 2023)
wajahnya akan terlihat pucat dan merasa ada yang kurang pada dirinya
merupakan sesuatu hal yang wajib ia gunakan dan Ia bawa saat berada di
“Hehehe, iya dong kak, ini nih aku pakai make up sekarang ditas ku juga
ada make up” (Nanda, 31 Agustus 2023)
berikut kutipannya:
“gini kak kita nih udah dewasa jadi perlu gak sih untuk mempercantik diri,
gimana caranya dengan menggunakan make up dan juga aku bawa make
up itu untuk aku pakai jika make up ku udah kehapus gara-gara keringetan
minum air atau bibir u kering jadi aku biasanya tinggal touch up lagi terus
juga aku lihat di kampus gak adakan larangan untuk bermake up jadi aku
rasa fine-fine aja kalua menggunakan make up di kampus” (Nanda, 31
Agustus 2023)
Menurut Nanda alasan Ia menggunakan make up kampus karena Ia
sudah dewasa sehingga wajar baginya untuk ber make up dengan tujuan
“aku orangnya suka make up banget ya kak kak, jadi kalau kemana-mana
itu harus menggunakan make up, kayak di kampus sekarang. Terus kan kak
kalau lagi istirahat itu kan biasanya make up kita suka luntur karena makan
atau minumkan jadi aku biasanya pakai lagi tuh make up ku karena udah
senyaman dan sesuka itu sama make up jadi kalua gak pakai make up itu
kayak ada yang kurang, ibaratnya kayak sayur tanpa garam kurang pas
gitu asyikkk” (Seprimayani, 07 Juni 2023)
“yap betul dan sering banget kak, karena yah kalau gak pakai make up itu
aku sering gak pd, contohnya saja kalau aku gak pakai lipstik pasti bibirku
kelihatan hitam, karena memang bibiku begitu sih, terus juga muka ku pasti
kelihatan puca jadi aku perlu persiapkan peralatan make up ku ditas. Make
up itu benar-benar membantu aku banget untuk mengatasi kekurangan
pada wajah ku ini, apalagi kalau saat presentasi didepan kelas pasti aku
tambah gak pd diliatin banyak teman-teman dan dosen” (Maya, 09 Juni
2023)
tanpa make up wajahnya akan terlihat pucat saat tidak menggunakan lipstick
pada bibirnya serta maya merasa tidak percaya diri saat tampil didepan
dirinya.
“ini tentang yang aku rasakan sebelum dan sesudah menggunakan make up
ya kak, sebelumnya aku merasa minder karena biasanya diwajah aku ada
bekas jerawat jadi sering banget gak percaya diri saat kemana-mana
namun setelah menggunakan make up aku jauh lebih enakan kak, kayak gak
ada yang perlu disembunyikan dari wajah ini karena udah ada make up
yang nutupin bekas jerawatnya aku juga merasa penampilan ku menjadi
lebih baik dari sebelumnya” (Rita, 30 Agustus 2023)
up, ada rasa minder dan kurang percaya diri terhadap penampilan apabila
rumah.
“sebelum aku menggunakan make up ya kak aku sering malas keluar rumah
karena teman-teman lebih cantik tampilan mereka daripada aku, tapi
setelah aku menggunakan make up aku mulai bebas mengekspresikan diri
ku di khalayak umum, aku juga mulai merasa percaya diri dan terlihat lebih
baik sekarang daripada sebelumnya” (Nanda, 31 Agustus 2023)
Menurut hasil wawancara diatas, sebelum Nanda menggunakan
terjadi seiring dengan adanya kesadaran diri untuk merawat dan merubah
make-up.
“beda jauh banget kak yang aku rasakan sebelum dan sesudah
menggunakan make up, dulu tuh yaa sebelum menggunakan make up kulit
ku kusam dan bibir ku pucat tapi untungnya setelah pake beberapa alat
make up wajah ku menjadi fres dan aku jadi lebih sering tampil percaya
diri saat berada di luar rumah” (Maya, 6 September 2023)
Raya
makna make up bagi pengguna make-up berikut kutipan dari para informan:
“Kalo menurut aku sih kak makna make up itu bisa dibilang kayak
kreativitas orang-orang dalam memakai dan memanfaatkan alat kosmetik,
tapi kalo menurut aku,make up itu sesuatu hal yang bisa mengubah
penampilanku dari yang biasa-biasa aja kemudian membuatku menjadi
lebih terlihat cantik”. (Rita, 30 Agustus 2023)
mengubah penampilan dirinya dari yang terlihat biasa saja menjadi terlihat
lebih cantik.
“ehm..menurutku makna make-up pastinya identik sama berdandan ya kak,
jadi gunanya itu yaa bisa membuat seseorang terlihat cantik, dan juga bisa
menambah ke pd an loh kak soalnya setau aku yang good looking biasanya
lebih bebas berekspresi gitu loh kak jadi biasanyao rang yang seperti itu
pasti akan lebih banyak mendapatkan perhatian dari orang lain”. (Nanda,
31 Agustus 2023)
dengan tujuan agar terlihat lebih cantik dan menambah rasa percaya diri.
“oh. makna make-up yaa, kalo menurut ulfah make-up itu lebih ke suatu
cara untuk memperoleh penampilan yang bagus dengan cara menghias diri
agar terlihat lebih fresh terus makna aku menggunakan make up itu sendiri
ya supaya penampilan ku menjadi lebih menarik lagi karenakan kita
memang harus memperhatikan penampilan kita dimanapun kita berada
biar gak malu-maluin juga”. (Ulfah Stamarah, 4 September 2023)
fresh dan menarik. Ulfah juga menambahkan bahwa penampilan juga harus
kosmetik seperti contour yang bisa memancungkan hidung bagi yang ingin
“ini maksudnya makna make-up menurut aku ya kak, kalo menurutku make
up dapat dinilai sesuatu yang magic karna mampu mengubah dan
memberikan pengaruh besar pada perubahan penampilan bagi
penggunanya kak dengan pake make-up kita bisa menarik perhatian orang
lain, biasanya gitu kak“. (Maya, 09 Juni 2023)
sebagai sesuatu yang luar biasa seperti sulap karena mampu memberikan
terhadap dirinya.
kapan dan dimana saja menggunakan make up berikut kutipan dari para
informan:
“Kalau jenis make up yang aku gunakan itu ada foundation, ada lipstik,
ada maskara, ada juga bedak ada juga pensil alis kak”. (Ulfah, 4
September 2023)
observasi (LHO) adalah laporan yang berisi penjabaran umum mengenai sesuatu
untuk memperoleh informasi tentang tingkah laku, keadaan, kondisi, atau situasi
bawa yaitu bedak padat, bedak bubuk, mascara, pensil alis, lipstick, Blush On,
kembali pada wajahnya supaya make up mereka kembali sempurna. Hal ini
biasanya dilakukan saat jam istrahat atau saat pembelajaran dikampus selesai,
beberapa dari mereka melakukan touch up make up di dalam kelas dan ada juga
yang ke toilet. Peneliti juga menemukan fakta lainnya yaitu informan menjadi
pusat perhatian banyak orang karena penampilannya yang menarik dan cantik.
BAB V
5.1 Makna Penggunaan Make-Up Bagi Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial Dan
bidang tertentu, yakni dalam bidang linguistik (Alex Sobur, 2001: 255).
Penafsiran akan sesuatu makna pada dasarnya dinilai bersifat pribadi setiap
orang.
mahasiswi tentunya tidak selalu sama bagi setiap mahasiswi, hal ini
dikarenakan penafsiran akan suatu makna bersifat pribadi bagi setiap orang,
namun berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini bisa diambil
Makna yang timbul dari penggunaan make up karena adanya interaksi ini
khususnya bagi para wanita, mahasiswi juga termasuk kalangan yang selalu
karena sebuah citra positif pada dirinya, baik dari penampilan, prestasi,
selanjutnya ini berasal bukan dari adanya interaksi dengan orang lain,
melainkan dari dalam dirinya sendiri. Makna tersebut adalah adanya sebuah
mahasiswi yang kurang puas akan penampilannya, oleh karena itu mereka
yang ada dalam diri inilah yang menjadi sebuah makna yang terdapat dalam
Palangka Raya
Palangka Raya juga tercipta melalui konstruksi realitas yang mereka alami.
Proses sosial ini melalui tiga tahap kontruksi sosial dari Berger dan
adanya dorongan yang kuat dalam diri mereka tanpa adanya pengaruh
beberapa hal yaitu media massa, keluarga, dan teman sebaya. Media
dan tren make-up yang sedang tren yang digemari oleh banyak orang,
panjang dan hitam, memiliki postur tubuh yang ideal. Hal ini tidak
pernah lepas dari efek media massa yang selalu menampilakn sisi
menggunakan make-up.
(eyeliner), pensil alis, pelentik bulu mata (maskara), dan pewarna bibir
(lipstick).
c. Internalisasi, Internalisasi merupakan Tindakan atau pengidentifikasian
orang lain. Tindakan lain yang dilakukan oleh mahasiswi yaitu dengan
mahasiswi juga sering melakukan touch up make up. Hal ini sering
dilakukan saat jam istrahat dan saat jadwal kuliah sudah selesai.
supaya mereka dapat disebut, dianggap dan dinilai oleh orang lain. Untuk itu,
mereka akan berusaha mendapatkan hal tersebut dengan cara membentuk ulang
identitas baru mereka. Ariel Heryanto menjelaskan bahwa kemunculan budaya
dari adanya media masa yang mendorong masyarakat untuk mengonsumsi dan
penampilan mereka agar tetap terlihat cantik dan menarik sebagai salah satu
representasi dari identitas diri mereka. Kemunculan tren make up ini membuat
mereka menjadi lebih baik dan juga terlihat cantik. Mahasiswi memanfaatkan
media masa sebagai referensi dalam bermake up, seperti menonton tutorial para
beauty vlogger di youtube, tiktok dan intragram. Hal ini membentuk suatu
kebiasaan baru dari kegiatan bermake up yang mahasiswi lakukan secara intens
sebagai pengguna make up. Dari identitas baru mahasiwi sebagai pengguna
menarik, dipuji dan mendapat perhatian dari orang lain. Hal ini menjadi suatu
hal ini disebabkan karena masalah yang ada pada bagian wajah mereka seperti
bekas jerawat, flek hitam dan kekurangan lainnya, sehingga mereka cenderung
lebih cantik dan fresh serta mampu menutupi segala kekurangan yang ada pada
bagian wajah mereka, selain itu mereka juga mampu tampil percaya diri
didepan umum sehingga menjadi pusat pusat perhatian bagi orang lain serta
Upaya untuk meraih kenikmatan dan identitas yang baru tersebut diiringi
tersebut.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Pada penelitian ini menggunakan teori konstruksi sosial Peter L Berger Dan
individu atau kelompok sosial membentuk realitas sosial yang dialami secara terus
menerus. Konstruksi sosial terbentukan karena adanya proses sosial yang ada dalam
Lingkungan tersebut terdiri dari lingkup keluarga dan pertemanan yang mendorong
informan dalam menggunakan make-up, media massa juga turut serta dalam
ditunjukan melalui tindakan dan perilaku berupa aktivitas seperti meonoton tutorial
make-up di chanel youtube para beauty vlogger yang menjadi inspirasi, kemudian
informan mulai memilih dan memilah produk make-up yang cocok untuk
digunakan kapan dan dimana saja. Dari aktivitas tersebut terbentuklah suatu
kebiasaan yang dimaknai oleh informan sebagai suatu makna penggunaan make-
up.
up seperti pemilihan jenis make-up yang digunakan, merk produk, kualitas dan
bahan yang terkandung didalamnya, peralatan make -up yang cocok dengan
kebutuhan informan.
informan untuk menunjukan jati diri atas keinginan untuk tampil sempurna dan
Tindakan tersebut yaitu dengan menggunakan make-up dan meniru cara make up
para beauty vlogger dalam gaya make up nya. Hal ini menimbulkan adanya
kepuasan dan kebanggan diri dari informan dan menjadikannya sebagai bentuk
identitas diri.
yang diperjuangkan oleh banyak orang, Hal ini dikarenakan dalam merumuskan
agar tetap terlihat cantik dan menarik sebagai salah satu representasi dari identitas
diri mereka. Hasil dari representasi dari identitas diri tersebut yaitu terlihat cantik
informan. Upaya untuk meraih kenikmatan dan Hasrat gaya hidup yang baru
menambah rasa peracaya diri dan perubahan penampilan menjadi lebih baik
daripada sebelumnya. Kenikmatan yang telah menjadi gaya hidup dan kebiasaan
inilah yang menjadi bentuk dari identitas diri informan yang didapatkan dengan
dipengaruhi oleh adanya interaksi dengan lingkungan sosial disekitarnya dan dari
disekitarnya, dan adanya kepuasan dan kebanggaan dari dalam dirinya jika tampil
kosmetik dewasa ini sudah menjadi sebuah kebutuhan yang mendasar bagi para
6.2 Saran
diperoleh beberapa saran agar penggunaan make up lebih bisa memberikan manfaat
a. Pemaknaan kecantikan itu berbeda-beda setiap orang dan juga bisa berubah-
ubah disetiap waktu mengikuti perkembangan zaman dan tren, Jadi tidak ada
sebuah definisi pasti mengenai makna cantik yang sebenarnya, oleh karena itu
mahasiswi diharapkan lebih dapat mensyukuri segala karunia yang telah Tuhan
berikan, dan tidak perlu merasa kurang percaya diri apabila memiliki
kekurangan.
b. Adanya anggapan bahwa wanita yang ingin cantik harus menggunakan make
up adalah anggapan yang kurang tepat karena setiap wanita itu adalah cantik
e. Pembelian make up membuat mahasiswa lebih konsumtif hal ini tentunya perlu
Peneliti berharap agar penemuan dalam penelitian ini dapat dilanjutkan dan
dikembangkan lebih banyak lagi untuk peneliti yang lain dalam melihat gejala dan
masalah tentang make up. Adapun saran peneliti untuk penelitian selanjutnya yaitu:
Alek, Sobur. 2001. Analisis teks: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotika, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja.
Basuki, S.K. (2003). Pedoman untuk Merawat dan Merias Wajah ala Salon
Kecantikan: Tampil Cantik dengan Perawatan Sendiri. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka.
Berger, Peter L. Dan Thomas, Luckmann. 1966. The Social Construction of Reality.
A Treatise in the Sociology of Knowledge.
Heryanto ariel. 2015. Identitas Dan Kenikmatan: Politik Budaya Layer Indonesia,
Jakarta: PT. Gramedia.
Kartini S, 2016. Beuaty Morphosis, ketika cantik fisik saja tidaklah cukup. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama
Olivia, Femi, 2010. Change Yourself into Swan, itik buruk rupa juga bisa jadi
binatang. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Puspita, M. (2009). Make up 101 Basic Personal Make up. Jakarta PT. Gramedia
Pustaka.
Ratna, Nyoman Kutha. 2010. Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu
Sosial Humaniora Pada Umumnya. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Tranggono, I. S. Retno. (1992). Kiat Apik Menjadi Sehat dan Cantik. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.