Anda di halaman 1dari 41

Pengaruh Lifestyle, Perceived Ease Of Use dan Electronic Word Of

Mouth Terhadap Keputusan Konsumen Menggunakan Netflix

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyusun Tugas Akhir S1 Pada
Jurusan Manajemen

OLEH:
EGA ASTRIA
2010526011

PROGRAM STUDI S1 JURUSAN MANAJEMEN INTAKE DIII


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Era digitalisasi saat ini menjadikan dunia bisnis mengalami perkembangan

pesat dalam semua bidang. Hal ini membuat kompetisi dalam bisnis menjadi

kompetitif terutama di bisnis perawatan kulit. Serangkaian perawatan kulit

yang dapat merawat kesehatan dan kecantikan kulit sering disebut skin care.

Merawat kulit tidak hanya dari mengkonsumsi makanan sehat untuk tubuh

tapi juga merawat kulit dari luar. Kesehatan untuk kulit dan juga wajah

merupakan suatu yang paling sering diperhatikan bagi kaum wanita, karena

kulit dan wajah merupakan hal yang paling umum terlihat sebagai penampilan

yang harus dirawat. Dengan penampilan yang menarik akan mendukung

tingkat kepercayaan diri wanita untuk itu dibutuhkannya skin care dan body

care yang dapat merawat kulit dan wajah. Berdasarkan data We are Social &

Hootsuite (2019) Ada 8 kelompok barang dan jasa yang tingkat

pertumbuhannya paling diminati di bidang e-commerce. Pada tingkat global

produk kecantikan dan juga pakaian menduduki posisi pertama (17%) diantara

7 kelompok lainnya. Untuk jenis produk kecantikan di Indonesia menempati

posisi kelima tertinggi pada tingkat pertumbuhannya yaitu pertama diisi oleh

kategori makanan dan personal care (30%), kedua makanan dan hobi (25%),

ketiga elektronik dan media (24%), keempat mabel dan peralatan (23%) dan

kelima porduk kecantikan dan pakaian (18%) dan diikuti kelompok lainnya.
Gambar 1.1

Delapan kategori barang dan jasa yang pertumbuhannya paling tinggi di

bidang e-commerce. Sumber : We are Social & Hootsuite 2019

Berdasarkan hasil survei Zap Beauty Index pada Januari tahun 2020 bahwa

perempuan Indonesia tidak dapat dipisahkan dari tren kecantikan. Tren

kecantikan akan terus beralih dari generasi ke generasi berikutnya yang

mengikuti perkembangan zaman. Pada era modren, Produsen kecantikan

menawarkan bermacam produk dengan semua keunggulannya untuk

menyenangkan hati konsumen. Dilansir dari ekonomi.bisnis.com dengan data

statiska memperlihatkan adanya pendapatan pasar kecantikan dan perawatan

tubuh di Indonesia yang hampir merambah angka US$6,9 miliar pada 2019.

Penjualan tidak hanya sukses di toko namun juga pada pasar online. Dengan

adanya informasi yang dapat ditemukan pada era digital, sumber yang dapat

dijadikan inspirasi dan referensi menjadi mudah untuk didapatkan. Begitu juga

dengan mencari informasi tentang produk perawatan kecantikan. Faktanya

dalam menemukan informasi sebanyak 77,2 persen perempuan Indonesia

memilih menggunakan Instagram sebagai referensi utama. Mengamati

perilaku konsumen sangat penting bagi perusahaan, seperti memahami


keperluan konsumen, kemauan konsumen, selera dan adanya pengambilan

keputusan konsumen dari proses pengambilan secara tradisional sampai

dengan memanfaatkan teknologi digital. Adanya perilaku pembelian oleh

konsumen, perusahaan mendesain produk yang sesuai bukan hanya untuk

memenuhi keperluan konsumen tapi juga untuk mempermudah konsumen

dalam memperoleh produk tersebut. Dengan perkembangan teknologi yang

pesat saat ini perilaku konsumen dapat dilihat dengan pembelian secara online.

Selain itu juga terjadinya persaingan tranksaksi secara online yang dinamis.

Salah satu cara untuk mengajak konsumen dalam bertranksaksi secara online,

pemasar dapat menggunakan brand ambassador.

Gambar 1.2

Referensi dari media sosial Instagram

Sumber : Hasil survei Zap Beauty Index 2020

Menurut Lea-Greenwood (2012) brand ambassador merupakan alat yang

dapat digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan sebuah brand ke

masyarakat dalam rangka meningkatkan penjualan. Sedangkan menurut Keith

(2015) brand ambassador merupakan orang yang memiliki pengetahuan


tentang perusahaan serta bisa untuk memkomunikasikan nilai brand dari

perusahaan kepada konsumen. Dalam memilih brand ambassador, menurut

Permana (2016) mengemukakan bahwa perusahaan hendaknya menimbang

dengan karakteristik dari brand ambassador haruslah berbanding lurus dengan

pesan promosi yang ingin dibentuk dari perusahaan. Adanya pertambahan

perilaku belanja masyarakat Indonesia secara online dibuktikan dengan

meningkatnya tranksaksi dari tahun ke tahun dan beraneka ragam barang yang

diperjual belikan. Dengan adanya pertambahan masyarakat dalam melakukan

pembelian secara online tentu dapat meningkatkan persaingan menjadi lebih

ketat, salah satu nya produk scarlett whitening. Produk kecantikan yang

disukai remaja sampai dengan wanita dewasa adalah produk kecantikan brand

lokal scarlett. Penjualan produk scarlett mencapai > 10.000 produk yang

terjual sampai awal bulan november di online shop.

Gambar 1.3

Pembelian Produk Kecantikan Scarlett sampai November 2020

Sumber : Scarlett Whitening Official Shop 2020


Scarlett whitening sudah berdiri sejak 2017 yang didirikan oleh Felicya

Angelista yang merupakan aktris sekaligus menjadi pebisnis. Selain itu felicya

juga penggemar korea yang membuatnya menggandeng artis korea yang

populer yakni Song Joong Ki sebagai brand ambassador dari produk scarlett

whitening. Menyebarnya budaya korea di dunia yang dapat diakses semua

orang sehingga disebut dengan “Korean Wave” berupa musik, drama dan

variety show tentang budaya korea. Secara global K-Pop memiliki 6,1 miliar

tweet di twitter. Korean Pop atau K-Pop juga termasuk dalam korean wave

sebagai musik yang populer dari Korea Selatan. Semakin populernya Korean

Wave di berbagai dunia membuat peluang yang bagus untuk perusahaan

dalam mengajak konsumen yang memiliki antusias terhadap orang korea

sehinga menjadikannya sebagai brand ambassador. Saat ini banyak

perusahaan seperti Tokopedia yang menggandeng BTS dan Blackpink sebagai

brand ambassador. BTS dan Blackpink sendiri merupakan grup band asal

korea yang sudah terkenal di dunia. Lagunya yang populer dan juga

penggemar yang sudah mendunia membuat tokopedia memilih mereka

sebagai brand ambassador. Selain tokopedia ada juga shopee yang memilih

grup band asal korea seperti red velvet, GOT7, ITZY dan juga GFRIEND

sebagai brand ambassador mereka. Perusahaan menggunakan brand

ambassador yang berasal dari korea selatan. Selain memilih brand

ambassador untuk mengkomunikasikan brand, produk scarlett juga

memanfaatkan media sosial.


Gambar 1.4

Kurva pertumbuhan percakapan di Twitter Tentang K-Pop

Sumber: #KpopTwitter World Map @TheNolja, 2020

Media sosial juga merupakan tempat dalam mempromosikan produk. Media

sosial memungkinkan pemasar untuk dapat berinteraksi dengan sesamanya,

antar pelanggan dan juga calon pelanggan. Media sosial dapat memberi

identitas pada sebuah merek yang dipasarkan dan juga dapat membantu dalam

menyebarkan sebuah pesan dengan santai dan komunikatif pada konsumen.

Instagram merupakan salah satu media yang memiliki online shop yang saat

ini juga banyak digunakan oleh perusahaan untuk bisnis yang dapat memberi

keuntungan karena mampu menghasilkan foto dan vidio yang menarik.

Pengguna media sosial terutama millenials sering melakukan pembelian

produk dan jasa melalui fitur instagram karena tampilan yang membuat

konsumen tergiur untuk membelinya.


Gambar 1.5

Data pengguna Instagram di Indonesia tahun 2020

Sumber : We Are Social.com

Seorang pebisnis biasanya membuat akun instagram untuk melakukan

promosi dagangannya kepada konsumen. Instagram tentunya dapat memberi

kemudahan pebisnis untuk promosi dengan memperlihatkan foto barang

dagangannya seperti katalog. Salah satu cara mempromosikan produk melalui

instagram yaitu dengan menggunakan selebgram atau celebrity endorse. Di

Instagram khususnya online shop memanfaatkan selebgram untuk dapat

meningkatkan penjualan. Ada berbagai tipe selebgram yang dapat ditemukan

di Instagram yaitu selebram sensasional, selebgram fashion hingga selebgram

yang memang public figure. Selain dengan memanfaatkan selebgram dapat

juga melihat ulasan dari konsumen serta dapat mencari informasi produk

terkait peringkat pembelian produk tersebut. Informasi secara online adalah

dapat melihat ulasan atau review dan melihat peringkat atau rating pada toko

tersebut.
OCR (Online Consumer Review) juga hal yang penting bagi konsumen

dalam memutuskan untuk melakukan pembelian secara online. Disaat

konsumen tidak dapat menilai suatu produk secara pribadi, mereka seringkali

mengandalkan OCR (Yayli, 2012). Kualitas dapat memberi nilai tambah

berupa motivasi khusus bagi para pelanggan untuk dapat menjalin ikatan relasi

yang saling menguntungkan dalam jangka panjang dengan perusahaan.

Adanya ikatan emosional seperti ini memungkinkan perusahaan untuk

memahami dengan seksama apa yang menjadi harapan dan kebutuhan spesifik

pelanggan.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengetahui

bagaimana pengaruh brand ambassador, selebgram dan online consumer

review terhadap keputusan pembelian konsumen. Oleh karena itu, penulis

memilih judul dengan topik “Pengaruh Brand Ambassador, selebgram dan

Online Consumer Review Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli

Produk Scarlett Whitening”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas terdapat beberapa rumusan masalah yang

berkaitan dengan brand ambassador, selebgram dan online consumer review

terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk scarlett whitening

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh brand ambassador terhadap keputusan konsumen

dalam membeli produk scarlett whitening?


2. Bagaiman pengaruh selebgram terhadap keputusan konsumen dalam

membeli produk scarlett whitening?

3. Bagaimana pengaruh online consumer review terhadap keputusan

konsumen dalam membeli produk scarlett whitening?

4. Bagaimana hubungan antara brand ambassador, selebgram dan online

consumer review terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk

scarlett whitening?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan penelitian

skripsi ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui adanya pengaruh brand ambassador terhadap

keputusan konsumen dalam membeli produk scarlett whitening.

2. Untuk mengetahui pengaruh selebgram terhadap keputusan konsumen

dalam membeli produk scarlett whitening.

3. Untuk mengetahui Bagaimana pengaruh online consumer review terhadap

keputusan konsumen dalam membeli produk scarlett whitening.

4. Untuk mengetahui hubungan antara brand ambassador, selebgram dan

online consumer review terhadap keputusan konsumen dalam membeli

produk scarlett whitening.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian bagi mahasiswa yang akan menyelesaikan

pendidikan di program manajemen intake d3 akan memberikan manfaat

sebagai berikut:
1. Bagi Akademis

Hasil penelitian diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan

serta mengaplikasikan ilmu yang didapat secara praktek dan teori. Dapat

dijadikan sebagai referensi dalam pembuatan penelitian bagi pihak lain.

2. Bagi Praktisi

Bagi praktisi diharapkan dapat dijadikan referensi dalam upaya pemecahan

masalah dalam membantu dan menerapkannya untuk memasarkan

produknya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kuantitatif

yang terdiri dari data variabel dependen dan independen mengenai pengaruh

yang terjadi diantara variabel tersebut. Data ini akan diolah menggunakan

aplikasi SPSS untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Penelitian ini akan

dilakukan melalui pengisian kuesioner oleh responden yaitu pengguna scarlett

whitening.

1.6 Sistematika Penulisan

Berdasarkan uraian diatas maka dalam penyusunan skripsi ini terdapat

sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab yang berisikan mengenai pendahuluan yang membahas tentang latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN LITERATUR


Bab yang berisikan landasan teori, mengenai permasalahan yang dibahas beserta

kajian atau pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab yang berisikan mengenai jenis penelitian, populasi dan sampel, metode

pengambilan data, definisi operasional dan pengukuran variabel uji kualitas data

dan teknik analisis data.

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab yang berisikan mengenai pembahasan tentang hasil penelitian, yang didapat

melalui hasil penelitian pada responden dalam bentuk tabel.

BAB V : PENUTUP

Bab yang berisikan mengenai kesimpulan dan saran atas hasil yang telah

dilakukan oleh peneliti.


BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Brand Ambassador

Brand Ambassador seorang atau kelompok yang menjadi citra dari

sebuah brand. Seorang brand ambassador yang baik harus dapat menjadi

juru bicara dari brand kepada masyarakat. Pokok utama bukan hanya untuk

menambah penjualan dari brand tersebut tetapi agar masyarakat dapat

mengetahui keseluruhan dari brand sehingga konsumen tertarik untuk

menggunakan berulang kali (Hamor, 2010). Brand Ambassador biasanya

merupakan public figure yang memiliki pengagum dan memiliki pengaruh.

Pemilihan brand ambassador biasanya dilatar belakangi dengan adanya

citra positif yang melekat pada orang tersebut. Brand Ambassador juga

dapat melekatkan konsumen dengan produk agar konsumen tertarik dengan

produk yang ditawarkan.

Brand Ambassador merupakan orang yang dapat membantu suatu merek

dari berbagai tokoh masyarakat yang populer, selain dari itu juga dapat

dibantu oleh orang biasa dan juga sering disebut sebagai endorser biasa

menurut Shimp dalm Rennyta Yusiana (2015). Brand Ambassador adalah

Individu yang dapat mewakili produk atau perusahaan dan juga dapat

menjelaskan lebih banyak tentang produk sehingga dapat memberikan

dampak terhadap penjualan produk untuk menambah minat konsumen


terhadap produk dan jasa biasanya menggunakan Brand Ambassador

menurut Ligia Stephani Samosir (2016). Dengan memilih Brand

Ambassador sebagai media untuk promosi bagi perusahaan adalah upaya

strategi pemasaran yang diadopsi dari perusahaan sukses. Brand

Ambassador biasanya orang-orang yang telah dikenal publik. Jadi Brand

Ambassador adalah seseorang yang memiliki pengaruh yang dapat

mengkomunikasikan suatu brand pada masyarakat tentang produk dan jasa.

2.1.1.1 Karakteristik Brand Ambassador

Menurut Rositter dan Percy dalam Liga Stephani Samosir (2016).

Brand Ambassador memiliki empat atribut yang harus disesuaikan

dengan communication objective. Atribut tersebut adalah:

a. Kemungkinan dilihat (visibility)

Karakteristik dari seorang Brand Ambassador mengacu pada

seberapa terkenalnya dan dikenalnya oleh masyarakat.

Seberapa jauh popularitasnya dan citra diri dari seorang

selebriti yang mewakilkan sebuah produk.

b. Kreadibilitas (creadibility)

Adanya konsep kreadibilitas sudah lama dikenal sebagai

komponen penting dalam menentukan efektivitas seseorang

Brand Ambassador. Sudah seberapa keahlian dan objektivitas

sang bintang.

c. Daya tarik (attraction)


Daya tarik juga komponen penting sebagai Ambassador.

Terutama mengenai dua hal yaitu, tingkat disukai oleh audiens

(likability) dan tingkat kesamaan dengan kepribadian yang

diinginkan dengan pengguna produk (similiarty).

d. Kekuasaan (power)

Tingkat kemampuan selebritas untuk mengajak konsumen

dalam menimbang produk yang sedang diiklankan untuk

dikonsumsi.

2.1.2 Selebgram

Dalam konsep pemasaran ada hal yang harus diperhatikan yaitu

komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran menjadi penting karena

dalam pemasaran, tidak hanya berfokus pada produk yang dihasilkan,

namun juga tentang mengkomunikasi produk tersebut agar dapat diterima

oleh masyarakat. Salah satunya dapat menggunakan iklan karena sudah

populer dan banyak digunakan saat ini. Iklan digunakan karena fleksibel,

dapat ditemui di televisi, koran, majalah juga melalui internet. Namun

iklan harus dibuat dengan baik agar membuat konsumen tertarik untuk

membelinya. Sudah menjadi tugas dari pemasar membuat iklan yang

kreatif. Salah satunya dapat menggunakan brand endorser. Menurut Dyah

(2014) selebrity endorser dalam instagram atau biasa yang dikenal dengan

selebgram merupakan panggilan bagi mereka yang diberi keyakinan untuk

dapat membawa produk yang dijual secara online melalui akun instagram,
yang tidak selalu individu yang terkenal di dunia hiburan. Meski ada juga

beberapa artis papan atas yang mau menerima endorser.

Brand endorser merupakan pihak yang dimanfaatkan perusahaan untuk

mengiklankan produk. Brand endorser ini dapat berasal dari orang biasa

atau terkenal (selebriti). Brand endorser ini umumnya memiliki peran

sebagai opinion leader untuk memberikan informasi dan berusaha untuk

mempengaruhi konsumen. Selebgram (Celebrity endorser) menurut Shimp

(2010) adalah seorang aktor, aktris, entertainer, atau atlet dimana dikenal

dengan prestasi dibidangnya untuk mendukung produk yang diiklankan.

Menurut Hansudoh (2012) dengan memanfaatkan komunikator celebrity

endorser yang punya karakteristik tertentu dapat memberi pengaruh sikap

atau tanggapan positif terhadap produk itu. Menurut Kotler dan Keller

(2009) selebriti dapat efektif apabila mereka kredibel. Kredibiltas sumber

adalah adanya tingkat keahlian dan keyakinan konsumen pada sumber

pesan (Sustisna, 2009). Menurut Kotler dan Keller (2009) ada tiga faktor

yang mendasari kredibiltas sumber, yaitu:

a. Keahlian merupakan pemahaman khusus yang dimiliki komunikator

untuk mendukung perannya.

b. Kepercayaan mengacu pada seberapa efektif dan orang tersebut jujur

di hadapan publik.

c. Kesukaan orang terhadap pembicara, hal ini tentang menjelaskan

daya tarik dari sumber. Biasanya kualitas seperti humor, ketulusan

dan sifat alami membuat sumber disukai.


2.1.2.1 Peran Selebgram

Schifman dan Kanuk (2010) menyatakan bahwa peran selebgram

sebagai model iklan yang dapat digunakan dalam iklan sebagai

berikut:

a. Testimonial, apabila dilakukan secara individu oleh selebriti itu

dalam menggunakan produk maka pihak selebriti tersebut dapat

memberi pengakuan tentang kualitas juga manfaat yang didapat

dari produk.

b. Endorsement, selebriti berperan untuk menjadi bintang iklan

dimana perusahaan tidak ahli dalam hal itu.

c. Aktor, selebriti diminta untuk memperkenalkan produk atau

merek tertentu berkaitan dengan tugas yang sedang diperankan

dalam program tayangan tersebut.

d. Spokeperson, selebriti yang memperkenalkan produk dibuat

oleh perusahaan dalam beberapa waktu tertentu masuk dalam

sekelompok peran spokeperson. Penampilan mereka akan

dilihat dengan produk atau merek yang mereka wakili.

2.1.3 Online Consumer Review

Online Consumer Review dapat dimanfaatkan konsumen untuk

mengetahui dan memperoleh informasi yang dapat memberi pengaruh

pada keputusan konsumen. Online Consumer Review juga memiliki peran

sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan, proses untuk dapat

masukan yang diberikan konsumen dan sistem rekomendasi pada saat


belanja online. Menurut Sutanto dan Aprianingsih (2016) Online

Consumer Review termasuk bagian dari electronic word of mouth dan

dapat disebut juga sebagai komunikasi pemasaran yang baru dan dapat

memberi pengaruh serta memiliki peran dalam pengambilan keputusan

konsumen. Online Consumer Review dapat berisi hal positif dan juga

negatif tentang produk atau perusahaan yang dibuat konsumen melalui

internet (Park dan Lee, 2009). Konsumen akan lebih mudah untuk

membandingkan produk yang sama dijual oleh penjual online lainnya, hal

ini karena meningkatnya penggunaan digital marketing yang dapat

memberi keuntungan bagi konsumen yaitu dengan konsumen tidak perlu

mendatangi lagi penjual lain secara langsung (Yasmin, Tasneem dan

Fatema, 2015). Online consumer review dapat disebut juga pengalaman

yang konsumen berikan terhadap layanan yang diperoleh. Pengalaman

yang sudah pernah dialami terhadap membeli suatu produk dapat memberi

pengaruh saat konsumen memutuskan untuk membeli, dengan banyaknya

hal positif dapat membuat konsumen benar-benar ingin memiliki produk

tersebut (Syakira dan Karina Moeliono, 2019).

2.1.3.1 Syarat Online Consumer Review

Menurut Zhao et al (2015) terdapat 6 Online Consumer Review agar

efektif yaitu:
a. Usefullness of Online Consumer Review, dengan berbagi informasi, hanya

komentar dan opini yang bernilai yang bisa mempengaruhi keputusan

konsumen.

b. Reviewer expertise, cara dari Online Consumer Review adalah dibuat oleh

seseorang tanpa menggunakan nama akun asli.

c. Timeliness of Online Consumer Review dalam proses untuk mencari

informasi, konsumen diperlukan pada informasi yang penting

diasosiasikan dalam kurun waktu.

d. Volume of Online Consumer Review, adanya komentar dari seorang

pengulas tentang produk atau jasa secara rinci.

e. Valence of Online Consumer Review, nilai dari pesan yang disampaikan

konsumen dalam Online Consumer Review dapat dibagi menjadi 2 yaitu

pesan yang memiliki pesan positif (benefitgain) dan pesan yang memiliki

nilai negatif (benefitlost).

2.1.4 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan pemastian konsumen dalam membeli

produk atau tidak, keputusan diperoleh dari aktivas sebelum melakukan

pembelian. Keputusan pembelian akan ada dalam proses pembelian setelah

menimbang adanya keperluan konsumen dan adanya kegiatan sebelum

melakukan pembelian serta adanya kemampuan untuk membeli barang

tersebut. Pemahaman mengenai keputusan pembelian bagaimana individu,

kelompok dan juga organisasi memastikan, membeli dan menggunakan

barang dan jasa. Mengenal konsumen tidak mudah karena konsumen


berbeda dan beragam. Menurut Kotler (2013) Pengambilan keputusan

merupakan aktivitas yang dilakukan individu secara langsung berpartisipasi

dalam mendapatkan menggunakan barang dan jasa.

2.1.4.1 Faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian berbeda-beda

untuk masing individu dalam membeli produk dan pembelian yang

berbeda. Menurut Swasta dalam Indra Wijaya (2013) faktornya

sebagai berikut:

a. Kebudayaan

Sebuah simbol dan fakta yang komplek, yang dibentuk oleh

manusia dari generasi satu ke generasi berikutnya sebagai

pembatas dari tingkah laku manusia di masyarakat.

b. Kelas sosial

Faktor sosial budaya yang dapat memberi pengaruh pada ajaran

dan perilaku pembeli adalah kelas sosial.

c. Kelompok refrensi

Kelompok referensi yang kecil ini juga dapat berpengaruh

dalam mengambil keputusan dan dijadikan sebagai pedoman

dalam berperilaku. Oleh karena itu konsumen selalu memantau

suatu kelompok tentang berperilaku maupun mentalnya. Yang

termasuk dalam kelompok kecil yakni: buruh, tim atletik,

perkumpulan agama dan lingkungan tetangga.

d. Keluarga
Dalam keluarga masing-masing dapat berperilaku berbeda

dalam pembelian. Setiap anggota keluarga juga memiliki selera

yang tidak sama dan keperluan yang berbeda. Oleh karena itu,

manajer perlu memahami konsumen.

e. Pengalaman

Pengalaman dapat memberi pengaruh pemantauan dalam

berperilaku. Pengalaman dapat diambil dari semua kegiatan di

masa lalu atau dapat dipelajari. Pemahaman dan pendugaan

proses belajar konsumen merupakan pokok untuk mengetahui

perilaku pembelian.

f. Kepribadian

Kepribadian dapat diartikan sebagai model dari sifat individu

yang dapat berpendapat untuk bertingkah laku. Pengaruh sifat

dari kepribadian konsumen terhadap pasangannya dan perilaku

pembelian adalah sangat umum dan usaha untuk

menghubungkan norma kepribadian dengan berbagai tindakan

pembelian konsumen umumnya tidak berhasil. Namun para

ahli tetap yakin bahwa kepribadian juga dapat berpengaruh.

g. Sikap dan kepercayaan

Sikap dan kerpacyaan merupakan yang juga memiliki pengaruh

terhadap pandangan dan pembelian konsumen. Sikap dapat

mempengaruhi kepercayaan begitu juga sebaliknya.

h. Konsep diri
Faktor lain yang memberi pengaruh dalam pembelian

konsumen yaitu konsep diri. Konsep diri merupakan upaya

seseorang untuk melihat dirinya sendiri dan pada waktu yang

sama juga memiliki perkiraan diri orang lain.

2.2 Pendapat peneliti terdahulu

Penelitian ini dilaksanakan tidak lepas dari adanya hasil penelitian terdahulu

yang dilakukan sebagai bahan pembanding dan kajian.

N NAMA JUDUL HASIL PERSAMAA PERBEDAA

O PENELITIA N N

1. Muslim, Pengaruh Brand Membahas Variabel lain

Sarah Penggunaa ambassador mengenai yang

Amalia n Brand memiliki pengaruh digunakan

(2020) Ambassado koefisien brand brand image

r dan Brand regresi ambassador dalam

Image Idol dengan tanda terhadap pengambilan

K-pop positif keputusan keputusan.

Terhadap sebesar 0,152 konsumen

Keputusan dengan taraf dalam

Pembelian signifikasi membeli

sebesar 0,000 produk

2. Rohmah, Pengaruh Variabel Membahas Variabel lain

Maharani Selebgram selebgram mengenai yang


Nur dan dan Diskon memiliki pengaruh digunakan

Dewi, Reni Terhadap pengaruh selebgram yaitu diskon

Shinta Keputusan positif dan terhadap dan citra

(2021) Pembelian signifikan keputusan merek sebagai

Melalui Terhadap konsumen media

Citra Merek Keputusan intervening

Sebagai Pembelian

Variabel

Intervening

3. Sari, Desak Pembelian Variabel Membahas Variabel lain

Made Febri Kembali di Online mengenai yang

Purnama. Era Normal Consumer pengaruh digunakan

Putra, pelanggan Review Online yaitu brand

Kadek Traveloka berpengaruh Consumer awareness dan

Pande di Kota positif Review e- service

Widana. Denpasar : siginfikan terhadap quality dalam

Martini, Pengaruh terhadap keputusan pengambilan

Ida Ayu Brand keputusan konsumen keputusan

Oka dan Awareness, pembelian

Suputra, Online kembali

Gusti Alit Consumer

(2021) Review dan

E- Service
Quality

4. Amelia, Analisis Online Membahas

Regina Online Consumer mengenai

Dwi. Consumer Review pengaruh

Michael Review berpengaruh Online

dan Terhadap secara Consumer

Mulyandi Keputusan signifikan Review

Muhamma Pembelian terhadap terhadap

d Rachman Pada E- keputusan keputusan

(2021) Commerce pembelian. konsumen

Kecantikan

5. Hamidah Pengaruh Brand Membahas Variabel lain

Lailanur Brand Ambassador mengenai yang

Haisyah Ambassado berpengaruh pengaruh digunakan

(2020) r dan Iklan secara positif brand yaitu iklan

Terhadap dan signifikan ambassador terhadap

Keputusan terhadap terhadap keputusan

Pembelian keputusan keputusan pembelian

Konsumen pembelianole konsumen konsumen

Pada h konsumen dalam

Marketplac pada membeli

e marketplace produk

Tokopedia tokopedia
2.3 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini mengacu kepada latar belakang masalah serta

literature penelitian sebelumnya. Hipotesis merupakan dugaan sementara dan

belum jelas kebenarannya, hipotesis pada penelitian ini antara lain:

2.2.1 Brand Ambassador terhadap keputusan pembelian

Hasil Penelitian dari Sarah Amalia Muslim (2020) menunjukkan

bahwasanya brand ambassador berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian, sehingga H1 yang menyatakan bahwa brand ambassador

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian diterima kebenarannya.

Sehingga untuk H1 pada penelitian ini yaitu:

H1 : Brand Ambassador memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian

2.2.2 Selebgram terhadap keputusan pembelian

Hasil penelitian dari (Rohmah, Maharani Nur dan Reni Shinta Dewi, 2021)

menunjukkan bahwasanya selebgram memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian. Semakin baik kualitas selebgram dalam menjual

nilai produk yang ditawarkan perusahaan berdampak terhadap keputusan

konsumen. Sehingga H2 pada penelitian ini yaitu:

H2 : Selebgram memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

2.2.3 Online Consumer Review terhadap keputusan pembelian

Hasil penelitian dari (Amelia, Regina Dwi, Michael dan Muhammad

Rachman Mulyandi 2021) menunjukkan bahwasanya online consumer review

memiliki berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian kembali.


Hal ini berarti bahwa semakin baik online consumer review maka akan

meningkatkan pembelian. Sehingga H3 pada penelitian ini yaitu:

H3 : Online Consumer Review memiliki pengaruh positif terhadap keputusan

pembelian.

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual yakni danya hubungan yang dapat menghubungkan

secara teoritis dengan variabel penelitian independen dan variabel dependen yang

akan diamati (Sugiyono, 2014). Jadi kerangka konsep adalah adanya suatu

landasan yang dapat menjelaskan makna yang akan dipakai dalam penelitian.

Brand Ambassador (X1)

Selebgram (X2) Keputusan Pembelian (Y)

Online Consumer Review


(X3)

Agar konsep dapat diteliti, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya

menjadi variabel. Berdasarkan operasional konsep penelitian, adapun variabel

penelitian yang digunakan ada dua yaitu sebagai berikut:

a. Variabel bebas atau indenpendent variabel (x)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel

terikat.Dengan kata lain variabel bebas adalah suatu yang dapat menjadi

sebab atas adanya perubahan nilai di variabel terikat (Azuar, 2015).


Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari:

1.Brand Ambassador

2.Selebgram

3.Online Consumer Review

b. Variabel terikat atau dependent variable (y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi, terikat dan tergantung

dengan variabel lain yakni variabel bebas. Variabel terikat ini umumnya

menjadi perhatian utama oleh peneliti (Azuar, 2015).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian

konsumen.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Dimana metode

kuantitatif ini menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menganalisis

informasi yang akan di dapat. Penelitian ini dilakukan pengujian dengan hipotesis

dan dirancang untuk menguji pengaruh variabel brand ambassador, selebgram

dan online consumer review terhadap keputusan konsumen dalam membeli

produk scarlett whitening. Dalam mendapatkan data penelitian, penulis

menggunakan cara dengan menggunakan kuisioner yang peneliti buat yang berisi

pertanyaan tertulis yang akan dijawab responden, untuk responden dalam

penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan produk scarlett whitening.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah adanya gabungan dari beberapa wilayah yang membentuk

pada kelompok, kepentingan yang sama dan peristiwa yang perlu diteliti (Sekaran,

2006). Populasi yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu mahasiswa aktif S1

Universitas Andalas yang menggunakan produk scarlett whitening angkatan 2017

sampai angkatan 2021.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari sejumlah dan karakter yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2011). Pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah mahasiswa aktif S1 Universitas Andalas mulai angkatan 2017 sampai

angkatan 2021 yang pernah menggunakan produk scarlett whitening minimal 1


kali pembelian produk scarlett whitening. Pada penelitian ini menggunakan rumus

Slovin sebagai berikut:

n = N (1+ (N* e2)

dimana:

n = ukuran sampel yang akan dicari

N = Banyak populasi

e = margin of error

3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan nonprofability sampling dalam

pengambilan sampel dengan pendekatan purposive sampling. Teknik dalam

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi anggota

populasi yang dipilih disebut dengan nonprofability sampling. Teknik untuk

sampel dengan adanya kriteria dalam pengambilan sampel disebut purposive

sampling. Kriteria yang digunakan yaitu mahasiswa aktif S1 Universitas Andalas

mulai angkatan 2017 sampai angkatan 2021 yang pernah menggunakan produk

scarlett whitening minimal 1 kali pembelian produk scarlett whitening.

3.4 Sumber Data

Penelitian dilakukan dengan mendapatkan data primer. Data primer adalah

data yang di dapat langsung dari sumbernya dan diberikan pada peneliti

(Sugiyono, 2016). Penelitian dapat dilakukan dengan mengamati kejadian, juga


dapat berkomunikasi langsung dengan responden serta dapat menyebarkan

kuisioner. Penelitian ini menggunakan kuisioner untuk mahasiswa aktif S1

Universitas Andalas yang menggunakan produk scarlett whitening angkatan 2017

sampai angkatan 2021.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dengan membagikan kuisioner secara online yang berisi

beberapa pernyataan dan pertanyaan mengenai penggunaan produk scarlett yang

digunakan responden. Kuisioner tersbut dibagikan pada mahasiswa aktif S1

Universitas Andalas yang menggunakan produk scarlett whitening angkatan 2017

sampai angkatan 2021.

3.6 Variabel dan Pengukuran Variabel

3.6.1 Skala Pengukuran

Skala pengukuran variabel yang digunakan untuk penelitian ini yaitu dengan

menggunakan skala likert. Skala ini untuk melihat jawaban dari responden dari

yang tidak setuju dengan pernyataan sampai dengan setuju dengan pernyataan.

Skala penelitian ini menggunakan 5 kriteria sebagai berikut:

a. Skala 1 : Sangat tidak setuju

b. Skala 2 : Tidak setuju

c. Skala 3 : Netral

d. Skala 4 : Setuju

e. Skala 5 : Sangat setuju


3.6.2 Variabel

Jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

a. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi karena terdapat

variabel bebas. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu keputusan

konsumen dalam membeli produk scarlett whitening.

b. Variabel Independen (X)

Variabel Indenpenden merupakan variabel yang mempengaruhi variabel

dependen. Variabel independen pada penelitian ini yaitu brand

ambassador sebagai X1, selebgram sebagai X2 dan online consumer

review sebagai X3.

3.6.3 Operasional Variabel

Operasional variabel mengenai penjelasan tentang yang akan diteliti.

Operasional variabel mengenai adanya variabel, indikator, dan skala yang

digunakan untuk penelitian. Adapun operasional variabel dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

N VARIABE DEFINISI INDIKATOR SKAL SUMBER


O L VARIABEL A
1. Brand Brand Brand Likert Nadia,Shyf
Ambassador Ambassador Ambassador a Mourizka
merupakan orang scarlett dan Aulia
yang memiliki whitening Pramitha
pengetahuan memiliki (2020)
tentang perusahaan tingkat
serta bisa untuk kepopuleran di
memkomunikasika masyarakat
n nilai brand dari
perusahaan kepada
konsumen (Keith, Brand
2015) Ambassador
scarlett
whitening
merupakan
selebriti yang
sering tampil di
publik.
Brand
Ambassador
scarlett
whitening
memiliki
popularitas
yang besar
Brand
Ambassador
scarlett
whitening jujur
dalam
menyampaikan
informasi
Brand
Ambassador
scarlett
whitening
memiliki
keahlian dalam
mempromosika
n produk
Brand
Ambassador
scarlett
whitening
memiliki
penampilan
yang menarik
Brand
Ambassador
scarlett
whitening
dapat disukai
oleh publik
Brand
Ambassador
scarlett
whitening
memiliki
kesamaan atau
kecocokan
dengan target
pasar atau
konsumen
Brand
Ambassador
scarlett
whitening
dikenal
dikalangan
masyarakat
Brand
Ambassador
scarlett
whitening
mampu untuk
menarik
konsumen
Brand
Ambassador
scarlett
whitening
dapat
mempengaruhi
konsumen
untuk
menggunakan
Scarlett
Whitening
2. Selebgram Selebrity endorser Kepopuleran Likert Azwina
dalam instagram (Visibility) Ayu (2017)
atau biasa yang Kredibilitas
dikenal dengan (Credibility)
selebgram Daya tarik
merupakan (Attractiveness)
panggilan bagi Kekuatan
mereka yang (Power)
diberi keyakinan
untuk dapat
membawa produk
yang dijual secara
online melalui
akun instagram,
yang tidak selalu
individu yang
terkenal di dunia
hiburan. Meski ada
juga beberapa artis
papan atas yang
mau menerima
endorser
3. Online Online consumer Kesadaran Likert Miguens et
Consumer review dapat (Awarness) al dan
Review disebut juga Frekuensi Vermeuleu
pengalaman yang (Frequency) n&
konsumen berikan Perbandingan Seegers
terhadap layanan (Comparison) (2008)
yang diperoleh. Pengaruh
Pengalaman yang (Effect)
sudah pernah
dialami terhadap
membeli suatu
produk dapat
memberi pengaruh
saat konsumen
memutuskan untuk
membeli, dengan
banyaknya hal
positif dapat
membuat
konsumen benar-
benar ingin
memiliki produk
tersebut (Syakira
dan Karina
Moeliono, 2019).
4. Keputusan Menurut Kotler Produk scarlett Likert Muslim,
pembelian (2013) whitening Sarah
Pengambilan populer di Amalia
keputusan kalangan (2020)
merupakan wanita
aktivitas yang
dilakukan individu Produk scarlett
secara langsung whitening
berpartisipasi memiliki harga
dalam yang sesuai
mendapatkan dengan budget
menggunakan mahasiswa
barang dan jasa.
Produk scarlett
whitening
memiliki
kualitas yang
bagus

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah metode untuk mendapatkan informasi dengan

mengolah data yang diperoleh. Karaktersitik yang terdapat dalam data dapat

dipahami, dapat di intrepetasikan serta dapat diambil sebagai dasar pengambilan

keputusan dalam penelitian. Pada penelitian ini menggunakan program SPSS

(Statical Package for Social Science) yang dapat mengolah data yang diisi

responden melalui kuisioner.

3.7.1 Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana ketepatan suatu

variabel dalam penelitian. Ketika alat ukur benar maka hasil pengukuran juga

benar. Kuisioner yang diisi oleh responden dapat dinyatakan dengan benar apabila

pertanyaan yang ada di kuisioner dapat mengukur apa yang diteliti. Item dapat

dikatakan sah apabila nilai r hitung besar sama dengan r tabel (Sugiyono, 2007)
3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas mengarah pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi

dan akurasi. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui adanya kesesuaian nilai

suatu kuisioner yang diisi responden dengan waktu yang beda namun kuisioner

yang sama. Reliabilitas juga memperlihatkan sejauh mana pengukuran itu

dilakukan dengan baik, sehingga dapat memberi jaminan bahwa data tersebut

sesuai walaupun waktu yang berbeda. Salah satu metode yang dapat digunakan

adalah metode separman-brown dilakukan dengan menggunakan beberapa

pertanyaan yang sudah terbukti sah dengan melalui uji validitas. Syaratnya dengan

menggunakan data dalam insturmen berupa skor 1 dan 0 serta jumlah pertanyaan

genap.

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk menyampaikan kepastian tentang

persamaan regresi yang didapat mempunyai ketepatan dalam estimasi, tidak bias

dan konsisten. Dalam penelitian ini menggunakan tiga uji asumsi klasi yaitu uji

normalitas, uji multikolonieritas, dan uji heterokedasitisitas.

3.7.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi,

variabel indenpenden, variabel dependen maupun keduanya memiliki distribusi

normal atau tidak memiliki distribusi normal. Apabila terdistribusi normal, maka

dapat disimpulkan bahwa model regresi itu baik. Metode Kolmogorov-smirnov


dapat dipakai untuk uji normalitas, dimana K hitung < K tabel atau nilai signifikan

> 0,05 maka dapat ditentukan bahwa model regresi berditribusi normal.

3.7.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi

memiliki hubungan antar variabel indenpenden. Apabila memiliki hubungan maka

disebut dengan problem multikolinearitas (multiko). Model regresi yang baik

harusnya tidak memiliki hubungan antar variabel.

3.7.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

memiliki ketidaksamaan varian residu dari satu pengamatan ke pengamatan lain.

Apabila varian nilai residu dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

dapat dinamakan dengan Homokedastisitas. Namun apabila berbeda dari satu

pengamatan ke pengamatan lain maka dapat disebut dengan Heteroskedastisitas.

Apabila terdapat nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadinya

heteroskedastisitas, begitu sebaliknya apabila lebih kecil nilai signifikannya maka

terdapat heteroskedastisitas dalam model regresi.

3.7.4 Analisa Regresi Linear Berganda

Persamaan regresi bertujuan untuk menguji apakah memiliki pengaruh pada

variabel indenpenden terhadap variabel dependen. Variabel indenpenden yaitu

brand ambassador (X1), selebgram (X2) dan online consumer review (X3) dan
keputusan pembelian (Y) sebagai variabel dependen. Bentuk persamaan regresi

linear berganda:

Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + e

Dimana:

Y = Keputusan pembelian

a = Konstanta

b1,b2 = Koefisien variabel

X1 = Brand Ambassador sebagai variabel indenpenden

X2 = Selebgram sebagai variabel indenpenden

X3 = online consumer review sebagai variabel indenpenden

E = standar error

3.7.4.1 Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Adanya pengukuran tentang kemampuan variabel dependen yang

dipengaruhi oleh variabel indenpenden, sehingga dapat dilakukan analisis

koefisien determinasi (R2) untuk mendapatkan hasil. Apabila R2 sama dengan 1

maka regresi sama dengan data, dan apabila R2 sama dengan 0 maka tidak ada

hubungan regresi dengan variabel.

3.8 Uji T (Uji Parsial)


Adanya pengaruh variabel bebas pada penelitian yaitu variabel indenpenden

(X) terhadap variabel dependen (Y) dapat dilihat pada uji t. Untuk pengambilan

keputusan dari hipotesis pada penelitian yaitu:

a. Ho : b1 = 0, jika nilai sig.p > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak

b. Ho : b1 = 0, jika nilai sig.p > 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Dwi Regina, Michael dan Mulyandi, Muhammad Racham. (2021).


Analisis Online Consumer Review Terhadap Keputusan Pembelian Pada E-
Commerce Kecantikan. Jurnal Indonesia Sosial Teknologi. 2
Azzahra, Alifia. 2021. Pengaruh Brand Ambassador Korea dan Promosi
Penjualan Terhadap Minat Beli Konsumen Clio Professional.

https://berbagienergi.com/2020/04/22/teori-uji-validitas-dan-reliabilitas/
Diakses pada 31 Desember 2021 pukul 20.15 WIB

http://repo.darmajaya.ac.id/386/3/BAB%202.pdf Diakses pada 17 Oktober


2021 pukul 08.00 WIB

http://repo.darmajaya.ac.id/184/3/BAB%20II.pdf Diakses pada 17 Oktober


2021 pukul 08.20 WIB

http://repository.stiedewantara.ac.id/1261/3/BAB%20II.pdf Diakses pada 17


Oktober 2021 pukul 08.45 WIB

http://repository.upi.edu/203/6/S_PJKR_0802558_CHAPTER%203.pdf
Diakses pada 31 Desember 2021 pukul 19.30 WIB

https://www.slideshare.net/junzfirez/uji-asumsiklasik Diakses pada 31


Desember 2021 pukul 20.20 WIB

https://www.info.populix.co/post/data-primer-adalah Diakses pada 31


Desember 2021 pukul 20.00 WIB

Kuswardani, Caesy Antania. (2020). Pengaruh Brand Ambassador “ BTS” ,


Brand Image dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian di
Tokopedia.

Ilaisyah, Hamidah Lailanur. (2020). Pengaruh Brand Ambassador dan Iklan


Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Marketplace Tokopedia. Jurnal
Pendidikan Tata Niaga (JPTN). 8

Mawarni, Mentari Vieka. (2020). Pengaruh Artis K-POP BTS Sebagai Brand
Ambassador Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Tokopedia di Kota
Palembang.

Monica, Agnes. (2021). Pengaruh Celebrity Endorser, Citra Merek dan


Kepercayaan Merek Terhadap Minat Beli Konsumen Produk Scarlett.

Nadia, Shyfa Mourizka dan Aulia, Pramitha. (2020). Pengaruh Brand


Ambassador BTS KPOP Terhadap Keputusan Pembelian di Tokopedia. 7.
Rohmah, Maharani Nur dan Dewi, Reni Shinta. (2021). Pengaruh Selebgram
dan Diskon Terhadap Keputusan Pembelian Melalui Citra Merek Sebagai
Variavel Intervening.

Sari, Desak Made Febri Purnama, Putra, Kadek Pande Widana, Martini, Ida
Ayu Oka dan Suputra, Gusti Alit. (2021). Pembelian Kembali di Era New Normal
Pelanggan Traveloka di Kota Denpasar : Pengaruh Brand Awareness, Online
Consumer Review dan E-Service Quality. Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis.
6.

Anda mungkin juga menyukai