Disusun Oleh :
Nama : Marisa soamole
NPM : 1420117139
Kelas : Pagi
Prodi / Semester : Keperawatan / VII (Tujuh)
Penampilan adalah suatu hal yang menjadi sebuah prioritas bagi banyak orang,
khususnya penampilan luar. Setiap manusia menginginkan penampilan terbaik dalam
setiap kegiatan terlebih bagi wanita, penampilan adalah suatu hal yang sangat diperhatikan
dalam menjalani aktivitas sehari Penampilan disini mengacu pada penampilan secara
keadaan fisik manusia itu sendiri.
Penampilan sempurna merupakan sebuah hal yang diinginkan oleh setiap wanita,
karena dengan penampilan yang sempurna dapat membuatnya menjadi lebih percaya diri
dalam setiap kegiatanya, hal ini berpengaruh dalam aktivitas kesehariannya, perempuan
yang tampil dengan penampilan terbaik tentu akan dengan percaya diri dengan apa yang
dia lakukan. Penampilan menjadi sebuah daya dukung tersendiri bagi setiap orang,
disadari ataupun tidak penampilan akan berpengaruh dalam kesehariannya.
Sejarah perkembangan lipstick dimulai dari Ratu Schub-ad dari Ur (sebuah kota besar di
Sumer, salah satu dari empat peradaban Mesopotamia). Ratu Sumeria ini menggunakan
pewarna bibir dengan bahan dasar timah putih dan batuan merah yang dihancurkan.
Orang-orang Sumeria mengangkat kebiasaan itu dengan penuh semangat. Penggalian Sir
Leonard Wolley di pemakaman kerajaan Ur mengungkapkan bahwa mereka yang bisa
melakukannya sendiri, dikubur dengan pewarna bibir mereka disimpan dalam cangkang
kerang. Tetangga mereka orang Asyur, baik perempuan maupun laki-laki, juga mulai
mewarnai bibir mereka dengan warna merah.
Budaya lipstick kemudian terdengar sampai kerajaan mesir yang saat itu sedang
berkembang, dimana status sosial diutamakan lebih ditunjukan dibandingkan gender. Pria
dan Wanita mesir pada saat itu memakai makeup tebal sebagai bagian ruinitas sehari-hari
mereka, menggunakan, dalam beberapa bentuk, sebagian besar pembantu kosmetik yang
pernah disusun. Mata memiliki peran paling penting dalam budaya mesir kuno, karena itu
mata pada umumnya paling banyak dapat perhatian, tapi bibir juga tetap diperhatikan.
Orang mesir kuno menggunakan warna merah oker di bibir, baik digunakan sendiri
maupun dicampur dengan resin atau getah agar lebih awet. Seperti semua kosmetik
Mesir, warna bibir dibuat di rumah di wadah kuningan atau alat makeup kayu dan diberi
wangi-wangian. Selama masa kejayaan dan masa senja kekaisaran, pewarna bibir
semakin dipentingkan, dengan penggunaannya secara berkelanjutan tanpa hambatan oleh
bentuk regulasi. Pilihan warna yang populer adalah oranye, magenta, dan biru-hitam.
Warna merah juga tetap menjadi pilihan modis, dan bahkan penggunaan karmin sebagai
pewarna merah utama dalam lipstick awalnya berasal dari avant garde mesir pada 50 SM,
seperti Cleopatra. Dalam kehidupan, menngenakan pewarna bibir menggunakan tongkat
kayu basah menjadi mandat sosial. Dalam kematian, setiap wanita mapan membawa
setidaknya dua pot pewarna bibir ke makamnya.
Penggunaan atau pemakaian lipstick beberapa tahun ini kebanyakan berdasarkan oleh
preferensi atau personalitas orang yang memakainya. Tren-tren warna lipstick
kebanyakan bergantung kepada musim dan warna-warna yang populer di dunia mode.
Sampai hari ini, MAC Cosmetics telah merilis banyak lipstick dengan beragam warna
dan tekstur baik edisi terbatas maupun koleksi-koleksi lainnya. Lipstick MAC
mempunyai 9 finish yang berbeda, finish-finish tersebut meliputi: Matte, Satin,
Amplified, Amplified Cream, Frost, Cremesheen, Lustre, Glaze, dan Dazzle.
B. Identifikasi Masalah
5. Make up bisa menjadi sebuah alat yang dapat mengubah atau menjadikan
penampilan mahasiswi menjadi lebih sempurna
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang masalah dan pembahasan masalah yang telah dipaparkan
di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa saja faktor yang mendasari penggunaan make up bagi mahasiswi?
2. Bagaimana makna ketika menggunakan make up sebagai pembentuk
identitas diri di kalangan mahasiswi?
3. Bagaimana dampak penggunaan make up terhadap mahasiswi?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendasari pedagang dalm penjualan lipstik.
2. Untuk mengetahui dampak penggunaan lipstik di saat pademi.
F. Manfaat Penelitian
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Peneliti
Lipstick merupakan produk kosmetik yang mengandung pigmen, minyak, lilin, dan
pelembab yang pada umumnya digunakan untuk memberi warna pada bibir. Seperti
produk makeup lain, lipstick kebanyakan digunakan oleh kaum wanita. Selain untuk
menambah kecantikan, penggunaan lipstick dapat ditafsirkan sebagai simbol kekuasaan,
kecerdasan, pemberontakan, keberanian, optimisme, dan masih banyak lagi.
Penggunaan lipstick dapat ditelusuri kembali ke Mesapotamia sekitar 5000 tahun yang
lalu. Ada kemungkinan bahwa kaum wanita Mesopotamia kuno merupakan kaum
pertama yang menciptakan dan menggunakan lipstick.
Nasya, salah satu pedagang kosmetik itu mengisahkan jika selama delapan bulan terakhir
sejak pandemi ini ada, penjualan lipstik di gerainya turun drastis. Tapi, bukan berarti
pendapatan perusahaan merugi, karena permintaan pensil alis dan eyeliner justru meroket.
Salah satu penyebabnya tak lain adalah kewajiban memakai masker asyar sebagai bagian
dari protokol kesehatan. Masker menutupi area bibir, meski tak sedikit perempuan
membukanya jika sedang foto atau mengobrol.
“Mungkin karena itu juga (kewajiban pakai masker). Kalau pakai masker kan yang
kelihatan matanya aja, nah perempuan sekarang fokus mempercantik area mata,” kata
Nasya kepada saya, minggu (10/01/2021).
Jika biasanya terjual hingga lebih dari 20 lipstik per hari, maka kini laku setengahnya saja
sudah bagus. Lain halnya dengan pensil alis, eyeliner, dan eyeshadow yang
permintaannya justru meningkat lebih dari 30%.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lipstick merupakan produk kosmetik yang mengandung pigmen, minyak, lilin,
dan pelembab yang pada umumnya digunakan untuk memberi warna pada bibir.
Seperti produk makeup lain, lipstick kebanyakan digunakan oleh kaum wanita.
Selain untuk menambah kecantikan, penggunaan lipstick dapat ditafsirkan sebagai
simbol kekuasaan, kecerdasan, pemberontakan, keberanian, optimisme, dan masih
banyak lagi.
Penggunaan lipstick dapat ditelusuri kembali ke Mesapotamia sekitar 5000 tahun
yang lalu. Ada kemungkinan bahwa kaum wanita Mesopotamia kuno merupakan
kaum pertama yang menciptakan dan menggunakan lipstick.
B. Saran
Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk lebih baik dri penelitian kali ini.