Anda di halaman 1dari 6

PENAMPILAN FISIK DAN RIASAN REMAJA

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bimbingan Konseling

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 (XI SAINTEK 3)
Allyana Kristantra (2)
Evan Setiawan (10)
Halwa Ramadani Kurnia (13)
Imanuddin Ahmaddi Nasrullah (15)
Mochammad Akbal Ramadhan (21)
Prisela Hasya Pramutadi (28)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 11 BANDUNG


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
A. Definisi
Penampilan adalah suatu hal yang menjadi sebuah prioritas bagi banyak
orang, khususnya penampilan luar. Setiap manusia menginginkan penampilan
terbaik dalam setiap kegiatan terlebih bagi wanita, penampilan adalah suatu hal
yang sangat diperhatikan dalam menjalani aktivitas sehari- hari. Penampilan disini
mengacu pada penampilan secara keadaan fisik manusia itu sendiri.
Penampilan menjadi sebuah daya dukung tersendiri bagi setiap orang, disadari
ataupun tidak penampilan akan berpengaruh dalam kesehariannya.
Make up sendiri adalah seni merias wajah atau mengubah bentuk asli dengan
bantuan alat dan bahan kosmetik yang bertujuan untuk memperindah serta
menutupi kekurangan sehingga wajah terlihat ideal. Make up sendiri hampir
memiliki arti yang sama dengan berdandan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI, 2005) kata dandan diartikan sebagai mengenakan pakaian dan
hiasan serta alat-lat rias, memperbaiki, menjadikan baik (rapi).

Saat ini pelajar merupakan seseorang yang sangat mementingkan penilaian


orang lain terhadap dirinya, oleh karenanya mereka selalu berusaha mementingkan
penampilannya. Pelajar masa kini merupakan salah satu kelompok sosial dalam
masyarakat yang rentan terhadap gaya hidup, tren, dan mode yang sedang berlaku.
Penampilan yang sempurna yang akan menjadi salah satu aspek yang
mempengaruhi pergaulannya membuat pelajar harus bisa tampil dengan berbagai
usaha untuk menunjang penampilannya. Hal ini tentunya membuat para pelajar
tersebut memprioritaskan penampilan dalam kesehariannya.
Penampilan fisik pada remaja mengacu pada tampilan visual remaja,
termasuk aspek seperti bentuk tubuh, wajah, gaya berpakaian, dan ekspresi.
Sementara itu, riasan pada remaja merujuk pada penggunaan kosmetik atau produk
kecantikan untuk meningkatkan tampilan wajah dan kulit. Pada usia remaja, riasan
biasanya lebih ringan dan lebih sederhana dibandingkan dengan penggunaan
kosmetik pada usia dewasa.

B. Jenis-Jenis
Jenis riasan yang dipakai anak remaja sebagai pelanggaran di sekolah :
1. Memakai lipstik dengan warna yang terlalu mencolok.
2. Memakai bulu mata palsu dan mascara.
3. Memakai fondation, BB cream, dan segala macam bedak yang terlalu tebal.
4. Memakai blush, glitter, eyeshadow dengan berlebihan.
5. Mengecat warna rambut dengan warna selain hitam.
6. Memakai kontak lensa mata selain transparan.

C. Penyebab dan Dampak


Penyebab remaja memakai riasan secara lengkap ke sekolah bisa bervariasi.
Beberapa penyebabnya meliputi:
 Tren dan Tekanan Sosial. Remaja sering kali merasa terdorong untuk mengikuti
tren kecantikan yang ada dalam lingkungan sekolah mereka. Tekanan sosial untuk
terlihat "cantik" atau "menarik" dapat mendorong mereka untuk menggunakan
riasan.
 Ekspresi Diri. Beberapa remaja menggunakan riasan sebagai bentuk ekspresi diri.
Riasan bisa menjadi cara untuk mengekspresikan kepribadian dan kreativitas
mereka.
 Rasa Percaya Diri. Penggunaan riasan dapat meningkatkan rasa percaya diri remaja
dengan menyembunyikan ketidaksempurnaan kulit atau fitur wajah yang mungkin
dianggap kurang menarik.
 Pertumbuhan Identitas. Remaja sedang dalam proses mencari identitas diri.
Menggunakan riasan bisa menjadi bagian dari eksperimen untuk menemukan
bagaimana mereka ingin terlihat dan merasa tentang diri mereka sendiri.
 Pengaruh Media Sosial dan Budaya Populer. Gambaran kecantikan yang
dihadirkan oleh media sosial dan budaya populer bisa mempengaruhi persepsi
remaja tentang kecantikan dan keinginan mereka untuk menggunakan riasan.

Dampak penggunaan riasan secara lengkap oleh remaja ke sekolah dapat meliputi:

1. Penggunaan riasan dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri mereka dan
merasa lebih baik tentang penampilan fisik mereka.
2. Remaja mungkin merasa lebih nyaman dalam interaksi sosial jika mereka merasa
penampilan mereka dipoles dengan baik.
3. Penggunaan riasan mungkin juga menekankan pentingnya penampilan fisik, yang
bisa berdampak pada fokus mereka terhadap aspek lain dalam kehidupan.
4. Penggunaan riasan yang berlebihan bisa menyebabkan masalah kulit, iritasi, atau
alergi jika tidak digunakan dengan benar.
5. Remaja mungkin menjadi terlalu bergantung pada riasan dan merasa tidak nyaman
tanpa riasan.

Penelitian mendukung bahwa penggunaan riasan pada remaja memiliki


dampak psikologis dan sosial yang signifikan. Namun, perlu diingat bahwa setiap
remaja unik dan reaksi terhadap penggunaan riasan bisa berbeda.
D. Contoh Fenomena (Berita via Online)
Contoh 1:

Referensi: https://jogja.suara.com/read/2022/08/21/161632/siswi-ditegur-pakai-
makeup-berlebihan-aksi-kepsek-ini-banjir-dukungan-warganet

Contoh 2:

Referensi: https://smanegeri2tanggul.sch.id/sma-negeri-2-tanggul-merazia-siswa-
siswinya-soal-penampilan/
Contoh 3:

Referensi: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4666655/heboh-osis-razia-
produk-skincare-dan-makeup-ini-komentar-dokter-kulit

E. Cara mengatasi/ Antisipasi

1. Mengenali diri sendiri.


Sadar atau tidak masih banyak remaja di era sekarang yang belum mengenali siapa
dirinya. Padahal dengan mengenali diri sendiri, kita akan mengetahui kekurangan
dan kelebihan diri. Mengenali diri sendiri dapat dimulai dengan mengevaluasi
perilaku kita di kehidupan sehari-hari. Setelah mengevaluasi perilaku, selanjutnya
akan menemukan kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri. Kekurangan dan
kelebihan yang dimaksud disini tidak hanya berupa fisik namun juga perilaku atau
berbagai potensi yang ada dalam diri. Bisa juga dengan meminta pendapat orang
lain mengenai siapa diri kita. Hal tersebut akan membantu kita untuk menetahui
hal-hal yang tersembunyi dalam diri.

2. Menerima diri sendiri.


Menerima diri sendiri adalah level selanjutnya setelah mengenali siapa diri kita.
Dengan menerima diri sendiri, kita akan lebih merasa nyaman dengan diri sendiri
termasuk penampilan fisik yang kita miliki. Rasa nyaman menjadi diri sendiri juga
akan membuat kita mengabaikan komentar buruk orang lain. Kita juga akan lebih
fokus pada pengembangan diri yang dapat berupa memperbaiki kekurangan atau
mengembangkan kelebihan. Keduanya sama-sama baik. Namun menurut penulis,
mengembangkan kelebihan lebih bijak untuk dilakukan. Jadi jika penampilan fisik
kita kurang menarik tapi kita pandai dalam mendongeng, kita bisa mengasah
kelebihan kita dalam mendongeng itu untuk menarik orang lain. Seperti sebuah
pepatah, dimana kita akan mengasah bagian pisau yang tajam bukan yang tumpul.
3. Bersyukur.
Bersyukur juga menjadi salah satu cara agar tidak insecure dengan penampilan
fisik kita. Melatih rasa syukur bisa dilakukan dengan melihat orang-orang yang
berada dibawah kita. Banyak sekali orang yang tidak dikaruniai kesempurnaan fisik
seperti kita, mungkin buta, pincang, atau bibir sumbing. Selain itu, banyak juga di
luar sana yang bahkan tidak sempat memikirkan penampilan fisik karena untuk
makan esok hari saja mereka tidak tahu. Hal-hal tersebut seharusnya dapat
membuat kita lebih bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada
kita. Bersyukur dapat membuat seseorang menikmati hidupnya secara positif serta
dapat menunjang rasa penghargaan siri (self esteem) dan kebergunaan diri (self
worth) (Lyubomirsky, 2007 dalam Arief & Habibah, 2015).

4. Pikirkan apa yang dapat kita kendalikan.


Prinsip ini sebenarnya dapat kita lakukan di berbagai aspek kehidupan.
Memikirkan apa yang bisa kita kendalikan dan mengabaikan hal-hal diluar kendali
membuat kita lebih efisien dalam hidup. Misalnya ketika lingkungan terus-menerus
mengomentari kekurangan fisik kita. Kita mungkin tidak bisa mengendalikan
omongan mereka, namun kita bisa mengendalikan lingkungan kita. Kita dapat
mencari lingkungan baru yang dapat menerima kita apa adanya. Hal ini akan
membuat kita lebih nyaman dan tidak terbebankan oleh sesuatu diluar kendali kita.

Anda mungkin juga menyukai