Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

NAMA :ROMARIO RUMTUTULY

KELAS :AKUNTANSI < B >

NPM :12162201220053

MATA KULIAH :ETIKA KRISTEN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI AKUNTANSI
2023
< PERAN ETIKA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MAHASISWA >

 Dinamika Pembentukan Karakter

Formal dan Moral

Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu aspek penting dalam menciptakan iklim
bangsa dan negara yang baik. Pendidikan juga tertuang dalam Preambule Undang-
Undang Dasar 1945 pada alinea ke-IV yaitu "mencerdaskan kehidupan bangsa". Kalimat
tersebut kemudian menjadi patron bagi perjalanan pendidikan Negara Indonesia.
Dalam artikel ini, akan dibahas dua bagian besar tentang pendidikan. Hal tersebut
meliputi pendidikan formal dan pendidikan karakter.Dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikatakan bahwa jalur Pendidikan
Nasional terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling
memperkaya dan melengkapi (Wiwoho, 2017). Pendidikan formal memiliki jenjang dari
Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah
Atas/Kejuruan (SMA/SMK), hingga Perguruan Tinggi.

Pendidikan karakter juga tidak kalah penting untuk mendorong berjalannya dinamika
pendidikan formal di sebuah institusi pendidikan. Pendidikan karakter merupakan
ajaran untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti yang
hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur,
bertanggungjawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya.

Menurut Soemarsono Soedarsono (2003), setiap manusia memiliki identitas, jati diri,
karakter, dan aspek-aspek kepribadian manusia lainnya. Dalam tulisannya, beliau
menjelaskan bahwa sebuah karakter yang melekat pada diri manusia dapat diubah,
dibentuk, serta dikembangkan. Sama halnya dengan bakat, manusia juga dapat
mengasah dan memperkuat karakternya.

Karakter Menurut Pemerintah

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2015) telah merilis 5 (lima) nilai karakter yang
bersumber dari Pancasila dan akan digunakan sebagai pilar-pilar pembentukan
karakter. Kelima nilai tersebut antara lain religius, nasionalisme, integritas,
kemandirian, dan kegotongroyongan.

Sudah sewajarnya pendidikan yang mau mengembangkan pribadi peserta didik juga
berangkat dari konteks, situasi yang ada. Sebagai seorang pribadi, tiap peserta didik
memiliki konteks hidupnya masing-masing: latar belakang keluarga, cara orang tua
mendidik saat di rumah, situasi ekonomi keluarga, lingkungan sosial tempat tinggal,
teman-teman pergaulan, minat bakat yang dimiliki, dan sebagainya (Syenesius Suyitna,
2012).Mengutip Nuqul (2005), Lingkungan mengundang dan mendatangkan perilaku.
Selain itu, lingkungan dapat membentuk diri. Perilaku yang dibatasi oleh lingkungan
dapat menetap sebagai penentu arah karakter. Terakhir, lingkungan dapat membentuk
citra diri. Contoh dari ketiga pernyataan di atas adalah ketika seseorang berkunjung ke
rumah ibadah, ia diharapkan untuk menjaga ketenangan.

 Watak Dan Konsep Diri Negatif

Konsep Diri

Konsep diri adalah keseluruhan pandangan seseorang tentang dirinya sendiri, yakni
bagaimana seseorang melihat, menilai, dan menyikapi dirinya sendiri. Ketika seseorang
memiliki konsep diri yang keliru maka orang tersebut akan sulit dalam menjalankan
proses kehidupan untuk mencapai kesuksesan. Hal ini  dikarnakan permasalahan yang
yang timbul tak jarang berasal dari dalam diri kita sendiri tanpa kita sadari, semakin
lama permasalahan yang berasal dari dalam diri kita tidak disadari maka akan
menciptakan rentetan permasalahan yang mungkin saja akan berdampak fatal bagi diri
kita sendiri.

Konsep diri pada seseorang merupakan hasil dari proses belajar yang terjadi sejak kita
kecil hingga dewasa, hal yang mempengaruhi konsep diri bisa berasal dari faktor
lingkungan, pola asuh orang tua atau pengalaman selama proses kehidupan
berlangsung. Faktor–faktor tersebut sangat memberikan damapak pada pembentukan
konsep diri seseorang. Pada umunya konsep diri memiliki dua bentuk yaitu konsep diri
positif dan konsep diri negatif, berikut penjelasannya :

a. Konsep diri positif

Individu yang memiliki konsep diri positif akan cendrung lebih optimis, menunjukan
rasa penuh percaya diri, dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, bahkan
terhadap kegagalan yang dialami selama proses kehidupannya sekalipun. Misalnya saja
seorang karyawan swasta yang selalu sukses dalam setiap bisnisnya, jenjang karir yang
meningkat dengan cepat suatu ketika pada saat mengerjakan sebuah proyek ternyata
gagal.

individu yang memiliki konsep diri yang positif akan selalu menghargai dirinya sendiri
serta melihat apapun dari sisi positifnya untuk dilakukan demi mencapai kesuksesan
dalam setiap proses kehidupannya. Konsep diri positif merupakan Kunci keberhasilan
dalam hidup.

b. Konsep diri negatif

Individu yang memiliki konsep diri negatif akan senantiasa memandang dan meyakini
bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal,
tidak menarik, tidak disukai, serta pemikiran-pemikiran negatif lainnya dalam memandang
dirinya sendiri. Dalam membentuk konsep diri, ada beberapa komponen yang harus dimiliki
agar terbentuk konsep diri yang utuh, 3 komponen ini terdiri dari diri ideal (self ideal), citra
diri (self image), dan harga diri (self esteem). Akan kita bahas satu persatu dari 3 komponen
tersebut.
1. Diri Ideal (self ideal)

Dimaksud dengan diri ideal adalah sosok seseorang yang dinilai sempurna dan dikagumi
serta didambakan yang ingin ditiru untuk menjadi model diri yang ideal bagi individu. Diri
ideal ini menentukan seberapa besar arah, perkembangan diri, dan pertumbuhan karakter
serta kepribadian. Contohnya seseorang yang memiliki latar belakang budaya yang lembut
ternyata memilih contoh yang ideal yaitu bintang rock atau bintang filem yang notabene
memiliki bentuk budaya yang berbeda.

2. Citra diri (self image)

Citra diri adalah cara kita melihat diri kita sendiri dan menilai tentang diri kita sendiri pada
saat itu. Citra diri adalah “cermin diri”. Bila kita melihat diri sendiri di dalam cermin sebagai
orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi, tenang, dan mampu belajar baik, maka
setiap kali kita belajar, kita akan merasa percaya diri, tenang serta mampu. Jika selalu berfikir
secara positif maka kita akan selalu bersikap positif pula dalam setiap aspek kehidupan.

3. Harga diri (self esteem)

Harga diri didefinisikan seberapa tinggi kita menghargai atau suka  terhadap diri anda
sendiri. Semakin tinggi rasa menyukai diri sendiri, penerimaan diri, dan rasa hormat pada diri
sendiri sebagai seseorang yang berharga dan bermakna, maka semakin tinggi harga diri
seseorang.

Adapun Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang, antara lain:

a. Pola asuh orang tua

Peran orang tua sangat berpengaruh pada pembentukan diri seseorang, sikap orang tua yang
suka memukul, mengabaikan, kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, tidak pernah
memuji, suka marah-marah, dan lain sebagainya – dianggap sebagai hukuman akibat
kekurangan, kesalahan, atau kebodohan seorang anak. Jadi, anak menilai dirnya berdasarkan
apa yang ia alami dan ia dapatkan dari lingkungan.

b. Kegagalan

Setiap orang pasti pernah merasakan kegagalan dalam proses kehidupannya, kegagalan yang
sering dialami, sering membuat diri kita bertanya “mampukah saya?” dan kita pun
memberikan kesimpulan terhadap diri kita sendiri bahwa penyebabnya adalah kelemahan
diri. Kegagalan membuat seseorang merasa dirinya tidak berguna.

c. Depresi

Kondisi fisik maupun fisikis yang tidak sehat pasti mempengaruhi pembentukan konsep diri.
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang cenderung negatif
dalam memandang dan merespon segala sesuatu, termasuk menilai dirinya sendiri.
d. Kritik internal

Manusia sebagai mahluk social tentunya tak kan pernah lepas dari interaksi dengan manusia
lainnya, terkadang manusia lainnya menjadi penilai akan sebuah perbuatan manusia lainnya.
Sikap dalam menyikapi kritik orang lain tentunya harus dapat dikendalikan sebagai koreksi
diri sendiri.

 Budi Pekerti Dan Relasi

Pengertian Budi Pekerti

Pengertian budi pekerti adalah kesadaran perbuatan atau perilaku seseorang. Dari segi
etimologi kata, istilah budi pekerti adalah gabungan dari dua 2 kata yaitu budi dan
pekerti.

Arti kata budi sendiri adalah sadar, nalar, pikiran atau watak. Sedangkan arti kata
pekerti adalah perilaku, perbuatan, perangai, tabiat, watak. Yang jika disimpulkan
bahwa budi pekerti merupakan sesuatu yang berkaitan sangat erat mengenai karakter
manusia baik dalam sifat maupun perbuatan, yang dilakukan dengan kesadaran.

Sedangkan pengertian budi pekerti menurut KBBI adalah tingkah laku, akhlak,
perangai atau watak. Dalam bahasa Arab, istilah budi pekerti sendiri disebut dengan
akhlak dan dalam bahasa Inggris disebut dengan ethic, yang artinya adalah etika.

Manfaat Budi Pekerti

Penerapan budi pekerti dalam kehidupan sehari memberi pengaruh positif bagi
lingkungan. Ketika setiap individu menunjukkan perilaku baik maka orang lain juga
akan menilai orang tersebut sebagai orang yang baik.

Perilaku yang baik ini bisa ditunjukkan melalui kebiasaan yang sederhana, misalnya
dengan bersikap sopan, membiasakan diri dengan senyum dan sapa atau sering
menggunakan kata tolong, maaf dan terimakasi.Dengan kebiasaan yang baik, pastinya
dalam sebuah lingkungan akan merasakan dampak yang baik pula. Adapun contoh lain
dari penerapan budi pekerti antara lain :

 Menanamkan nilai moral sejak dini kepada kaum muda.


 Meningkatkan sumber daya manusia dengan watak yang mulia.
 Meningkatkan kesadaran remaja mengenai pembentukan karakter yang positif.

Dibawah ini adalah manfaat budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya :

1. Dalam keluarga

Keluarga adalah tempat dimana pembentukan karakter seseorang dimulai, mulai dari
kasih sayang sesama anggota keluarga, rasa hormat kepada yang lebih tua, hingga
norma dan moral. Perhatian yang cukup kepada anak-anak akan menjadikan anak
memiliki karakter yang baik dikemudian hari.Ikatan ini akan membuat sesama anggota
keluarga menjadi kuat dan harmonis. Begitu juga ketika anak berbudi pekerti menjadi
dewasa dan akan memulai sebuah keluarga, bisa dipastikan bahwa keluarga yang
dibangun juga adalah keluarga berbudi pekerti dan berkarakter mulia.

2. Dalam masyarakat

Orang berbudi pekerti memiliki tempat dalam hati masyarakat, sebab orang dengan
sikap dan tindakan yang baik pastinya diterima dengan mudah. Orang yang demikian
dipercaya bisa memberi dampak positif bagi masyarakat, masyarakat akan lebih dekat
satu sama lain, lebih terbuka, memiliki kekompakan hingga dapat menumbuhkan rasa
tanggung jawab di masyarakat.

3. Dalam Berbangsa dan Bernegara

Secara tidak langsung sikap budi pekerti manusia bisa membangkitkan rasa persatuan
dan persatuan di Indonesia. Ketika nilai-nilai kebaikan sudah ditanam kepada manusia
sejak dini, maka generasi penerus dipastikan akan memiliki karakter yang mulia dan
akan jadi orang berpengaruh bagi bangsa dan negara dikemudian hari.

Dengan kebiasaan yang baik, pastinya dalam sebuah lingkungan akan merasakan dampak
yang baik pula. Adapun contoh lain dari penerapan budi pekerti antara lain :

 Menanamkan nilai moral sejak dini kepada kaum muda.


 Meningkatkan sumber daya manusia dengan watak yang mulia.
 Meningkatkan kesadaran remaja mengenai pembentukan karakter yang positif.

Dibawah ini adalah manfaat budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya :

1. Dalam keluarga

Keluarga adalah tempat dimana pembentukan karakter seseorang dimulai, mulai dari kasih
sayang sesama anggota keluarga, rasa hormat kepada yang lebih tua, hingga norma dan
moral. Perhatian yang cukup kepada anak-anak akan menjadikan anak memiliki karakter
yang baik dikemudian hari.
Ikatan ini akan membuat sesama anggota keluarga menjadi kuat dan harmonis. Begitu juga
ketika anak berbudi pekerti menjadi dewasa dan akan memulai sebuah keluarga, bisa
dipastikan bahwa keluarga yang dibangun juga adalah keluarga berbudi pekerti dan
berkarakter mulia.

2. Dalam masyarakat

Orang berbudi pekerti memiliki tempat dalam hati masyarakat, sebab orang dengan sikap
dan tindakan yang baik pastinya diterima dengan mudah. Orang yang demikian dipercaya
bisa memberi dampak positif bagi masyarakat, masyarakat akan lebih dekat satu sama lain,
lebih terbuka, memiliki kekompakan hingga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab di
masyarakat.
3. Dalam Berbangsa dan Bernegara

Secara tidak langsung sikap budi pekerti manusia bisa membangkitkan rasa persatuan dan
persatuan di Indonesia. Ketika nilai-nilai kebaikan sudah ditanam kepada manusia sejak dini,
maka generasi penerus dipastikan akan memiliki karakter yang mulia dan akan jadi orang
berpengaruh bagi bangsa dan negara dikemudian hari.

Ciri Ciri Orang Dengan Budi Pekerti

 Beriman
 Berpikir Matang

 Bertanggungjawab
 Jujur
 Pemaaf
 Rendah Hati
 Adil

 Strategi Pengendalian Diri

Pengendalian diri merupakan keterampilan yang memungkinkan anak-anak dan orang


dewasa untuk berlatih menahan diri dengan mengelola pikiran, emosi, perasaan, serta
tindakan mereka, agar tidak bertindak berdasarkan dorongan hati mereka.

Contoh Pengendalian Diri

Beberapa contoh pengendalian diri pada anak antara lain:

 Menunggu giliran ketika berada dalam antrean dan tidak menyerobotnya.

 Duduk diam di auditorium ketika menonton pertunjukan selama acara


berlangsung.

 Tidak melampiaskan amarah ketika tidak mendapatkan sesuatu yang diinginkan

Anda mungkin juga menyukai