ILMU KOMUNIKASI
Setiap wanita memiliki kebutuhan akan make up, karena make up terus berkembang
seiring dengan perubahan zaman. Dalam upaya mengekspresikan berbagai gaya yang
berbeda, terutama pada wajah, wanita berusaha untuk menonjolkan kecantikan mereka.
Dahi, alis, mata, hidung, pipi, bibir, dan dagu, menjadi fokus utama perhatian, karena
memiliki wajah yang sempurna adalahimpian setiap wanita. Namun, bagi wanita dengan
bentuk wajah yang kurang ideal, ini bisa menjadi tantangan tersendiri. Menghias wajah
menjadi hal yangsangat penting dalam meningkatkan penampilan fisik, karena tujuannya
adalah untuk meningkatkan kecantikan diri. Seni merias wajah adalah gabungan dua
elemen, yaitu untuk mempertegas keindahan yang ada di wajah dan untuk menyamarkan
serta menutupi ketidaksempurnaan pada wajah. Dalam merias wajah, teknik make up
menjadi hal yang krusial dalam menciptakan tampilan make up yang sempurna. Oleh
karena itu, penggunaan kosmetik make up tidakboleh dilakukan secara sembarangan.
Menurut Havighurst dan Taba (1949), remaja membutuhkan kepercayaan diri untuk
bisa menghadapi berbagai tugas perkembangan yang dialaminya. Lauster (2003)
mendefinisikan kepercayaan diri (self-confidence) merupakan kemampuan mendasar
yang dimiliki oleh tiap individu yang didasarkan atas perasaan atau sikap yakin sehingga
mereka tidak akan merasa terlalu cemas dalam bertindak, sopan dan hangat dalam
berinteraksi dengan orang lain, sertamereka secara bebas akan lebih berani bertanggung
jawab atas perbuatan yang dilakukannya.
Korichi dan Pelle-de-Queral (2008), menjelaskan make-up atau tata rias wajah
merupakan suatu kegiatan yang merubah tampilan aslinya dengan menggunakan bantuan
dari bahan dan alat kosmetik. Elianti dan Pinasti (2017) mengungkapkan teknik seni
merias diri yang bertujuan untuk menutupi kekurangan dan memperindah wajah agar
terlihat ideal dengan mengubah benttuk wajahnya yang asli dengan bantuan bahan dan
alat kosmetik disebut sebagai make-up. Sedangkan menurut Kartono (2014), make-up
merupakan pemberian serta pemolesan warna pada wajah agar terlihat menarik dan
cantik. Make-up merupakan sebuah produk kosmetika berwarna seperti blush on, eye
1
liner, eye shadow, dan lipstick, yang bila diaplikasikan pada bagian tubuh tertentu seperti
wajah akan menghasilkan warna (Kartono, 2014). Berdasarkan pendapat para ahli
tersebut, maka didapatkan kesimpulan bahwa make-up adalah teknik seni merias wajah
menggunakan bahan dan alat kosmetik dengantujuan untuk mengubah dan memperindah
penampilan dari bentuk asli atau sebenarnya sehingga wajah terlihat ideal.
Berdasarkan survei yang dinyatakan oleh Harvard University ketika bekerja sama
dengan Dove yakni produk yang berfokus pada perawatan kecatikan perempuan,
menjelaskan bahwa hanya sekitar 2% perempuan didunia ini dan tidak sampai 3%
perempuan di Asia percaya diri dan menganggap bahwa diri mereka cantik, namun di
Indonesia sendiri tidak sampai 40% 160 perempuan yang merasa percaya diri dan
nyaman dengan kecantikan yang dimiliki, yang berarti bahwa makna kecantikan dinilai
berdasarkan beberapa hal salah satunya penampilan tubuh atau wajah sehingga mereka
cenderung menggunakan make-up untuk membuat mereka merasa nyaman dan menutupi
kekurangan yang dimiliki (Moernantyo, 2005). Make-up mempunyai kekuatan
menciptakan suatu penilaian diri sekaligus meningkatkan rasa kepercayaan diri,
mengubah penampilan wajah, dan membuat orang yang memakai puas terhadap dirinya
sendiri (Elianti & Pinasti, 2017).
Pada saat ini maraknya konten tutorial makeup remaja yang diunggah beberapa
selebgram atau beauty, diduga telah berhasil menarik perhatian dan mengambil hati para
remaja di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari kredibilitasyang dimiliki oleh setiap beauty
vlogger. Persepsi mengenai kredibilitas beautyvlogger ditentukan secara objektif oleh
khalayak dalam menilai sosok beauty vlogger dari sudut pandang mereka sendiri.
Kredibilitas digambarkan sejauh mana komunikasi dapat dipercaya (Sokol, 2017:13).
Kredibilitas juga terbagi menjadi tiga komponen yaitu keahlian, persepsi yang dapat
dipercaya, dan dayatarik yang dirasakan (Ohanian dalam Sokol, 2017:14).
Dari banyaknya beauty influencer yang bahkan sering disebut beauty vlogger di
Indonesia, Tasya Farasya memiliki 2,8 juta subscribers dan berhasilmenduduki peringkat
pertama dari beauty vlogger yang ada di Indonesia. YouTuber yang memiliki nama asli
Lulu Farassiya ini mempunyai karakteristiktersendiri dengan make up bold (Yurikasari,
2020). Tasya Farasya juga sering mempertontonkan hasil make up-nya di Instagram
(Maghfirah, 2019). Banyak video yang dibagikan oleh Tasya Farasya dalam akunnya
mulai dari tutorial make up, menjelaskan sebuah produk hingga memberikan sebuah
2
tantangan atau bahkan mengerjakan tantangan yang diberikan oleh penontonnya dalam
menggunakan make up tertentu. Hal ini yang membuat wanita keturunan Arab ini
dinobatkan sebagai brand ambassador dari sebuah produk termahal. Hal yang membuat
Tasya semakin digandrungi oleh kaum wanita muda terutama remaja adalah beauty
influencer sering mempraktikan penggunaan produk lokal dengan harga terjangkau
namun dengan hasil yang memukau (Narendra,2018).
Tabel 1.1
Hasil angket Pra-Riset mengenai Pengaruh Tutorial Makeup Beauty Vlogger Tasya
Farasya Terhadap Tigkat Kepercayaan Diri Mahasiswi ilmu komunikasi angkatan 2023
Universitas Serang Raya
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
kuliah?
Farasya?
Jumlah Responden 10
3
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat disimpulkan di lingkungan Universitas Serang Raya
hasilnya 10 orang (100%) yang mengisi kuesioner menggunakan make up saat kuliah,
dan menonton tutorial Tasya Farasya lalu menerapkan gaya make up tersebut untuk
meningkatkan kepercayaan diri mereka. Penelitian ini menggunakan Teori Kultivasi
untuk menganalisis perilaku merias wajah pada mahasiswi sebagai efek dari terpaan
video Tasya Farasya. Teori Kultivasi merupakan teori yang menggambarkan bahwa
realitas di media sama dengan realitas sebenarnya, sehingga penonton dapat
terpengaruhi dengan tontonan yang ditontonnya (Morisan, 2013).
Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Berliana (2018) menyatakan
bahwa 161 terdapat faktor internal yang berperan pada remaja seperti perubahan fisik
yang memicu remaja memakai kosmetik atau make-up untuk menutupi kekurangan
dirinya dengan menambahkan bahan atau alat kosmetik, sehingga memunculkan rasa
ingin terus memakai make-up yang digunakan. Hasil penelitian dari Elianti dan Pinasti
(2017) menjelaskan adanyasebuah dampak positif yang dirasakan saat memakai make-
up, yakni kekurangan pada wajah bisa tertutupi dengan baik sehingga dapat
memunculkan kepercayaan diri yang sangat tinggi pada mahasiswi tetapi juga
sebaliknya terdapat dampak negatif dimana mahasiswi merasa kurang percaya diri saat
tidak memakai make-up padahal biasanya memakai make-up.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti kemudian berkeinginan untuk melakukan
penilain lebih mendalam berkaitan dengan penggunaan makeup dan kepercayaan diri
dengan judul “Pengaruh Tutorial Makeup Beauty Vlogger Tasya Farasya Terhadap
Tigkat Kepercayaan Diri Mahasiswi ilmu komuikasi angkatan 2023 Universitas Serang
Raya.
4
1.3 BATASAN MASALAH
Penelitian dibatasi hanya pada pengaruh Tutorial Makeup Beauty Vlogger Tasya
Farasya terhadap peningkatan kepercayaan diri mahasiswi komunikasi angkatan
2023 Universitas Serang Raya.
5
1.6.2 Manfaat Praktis :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para pembaca
mengenai Tutorial Makeup Beauty Vlogger Tasya Farasya terhadap
peningkatan kepercayaan diri mahasiswi komunikasi angkatan 2023 Unsera.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian Pengaruh Tutorial Makeup
Beauty Vlogger Tasya Farasya Terhadap Tigkat Kepercayaan Diri Mahasiswi ilmu
komuikasi angkatan 2023 Universitas Serang Raya, Terdapat juga rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan
sistematika penulisan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh konten tiktok
Tasya Farasya terhadap depensi media beuaty vlogger pada Ams Modeling School di
kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian Nilai koefisien regresi pada penelitian ini adalah Y = 8,574 +
0.466X. Bilangan konstanta (a) sebesar 8,574 dan koefisien variabel X (Konten Tasya
Farasya) sebesar 0,466. Sementara itu nilai t hitung variebel X (Konten Tasya Farasya)
sebesar 8,702 dengan taraf signifikan 0,000. Berdasarkan perhitungan statistik yang
diperoleh, jika nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05 maka Hₐ diterima dan Hₒ ditolak.
Dalam hasil pengolahan ini terdapat nilai signifikan 0,017. Maka nilai signifikan lebih
kecil dari 0,05 maka Hₐ diterima dan Hₒ ditolak.Berdasarkan perhitungan statistik yang
diperoleh, maka hipotesis untuk penelitian ini yaitu Hₐ terdapat pengaruh yang cukup
besar antara Konten Tiktok Tasya Farasya Terhadap Depedency Media Beauty Vlogger
7
pada AMS Modeling School di kota Pekanbaru
Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis apakah terdapat pengaruh tayangan beuaty
vlogger dan perubahan gaya hidup konsumtif mahasiswi ilmu komunikasi fakultas ilmu
sosial dan politik Universitas Sumatera Utara dan mahasiswi ilmu komunikasi Fakultas
ilmu sosial Universitas Negri Islam Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode korelasional. Teori yang digunakan adalah teori SOR dan teori difusi
inovasi.
Berdasarkah Hasil Penelitian, dari hasil uji hipotesis uji korelasi pearson diantara kedua
variabel signifikan dan Hₒ ditolak dengan nilai dengan nilai r hitung lebih besar dari r
tabel yaitu 0,4501>0,226. Hasil uji statistik deskriptif varibabel X pengaruh tayangan
beuaty vlogger dengan jumlah 74 responden diperoleh nilai rata rata 47,55% dengan
nilai standart deviasi 4,078 sedangkan untuk hasil uji statistik variabel Y perubahan
8
gaya hidup konsumtif mahasiswi dengan jumlah 74 responden diperoleh nilai rata rata
sebesar 23,39 dengan standart deviasi 3,042. Maka kesimpulan yang dapat di ambil dari
hasil uji tersebut adalah adanya pengaruh tayangan beuaty vlogger dan perubahan gaya
hidup konsumtif mahasiswi ilmu komunikasi FISIP USU dan mahasiswi ilmu
komunikasi FIS UIN SU.
9
No Nama, Judul, Tahun Tujuan Teori Metode Hasil
1 Pengaruh Konten Tiktok Penelitian ini bertujuan Teori SOR Kuantitatif Hasil penelitian Nilai koefisien regresi pada penelitian ini adalah Y =
Tasya Farasya Terhdap untuk mengetahui seberapa 8,574 + 0.466X. Bilangan konstanta (a) sebesar 8,574 dan koefisien
Dependesi Media Beauty besar pengaruh konten tiktok variabel X (Konten Tasya Farasya) sebesar 0,466. Sementara itu nilai
Vlogger Pada Asmaranur Tasya Farasya terhadap t hitung variebel X (Konten Tasya Farasya) sebesar 8,702 dengan taraf
Modeling School Di Kota depensi media beuaty signifikan 0,000. Berdasarkan perhitungan statistik yang diperoleh,
Pekanbaru” yang dilakukan vlogger pada Ams Modeling jika nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05 maka Hₐ diterima dan Hₒ
oleh Dede Winingsih dari School di kota Pekanbaru. ditolak. Dalam hasil pengolahan ini terdapat nilai signifikan 0,017.
Universitas Islam Negri Penelitian ini menggunakan Maka nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Hₐ diterima dan Hₒ
Sultan Syarif Kasim Riau metode deskriptif kuantitatif. ditolak.Berdasarkan perhitungan statistik yang diperoleh, maka
Pekanbaru 2023“ hipotesis untuk penelitian ini yaitu Hₐ terdapat pengaruh yang cukup
besar antara Konten Tiktok Tasya Farasya Terhadap Depedency Media
Beauty Vlogger pada AMS Modeling School di kota Pekanbaru
10
2 Pengaruh Intensitas Penelitian ini bertujuan Teori SOR Kuantitatif Berdasarkan Hasil Penelitian Penggunaan makeup terhadap
Penggunaan Makeup untuk mengetahui secara kepercayaan diri Mahasiswi Angkatan 2018 UIN Walisongo Semarang
Terhadap Kepercayaan Diri empris pengaruh intesitas dari kategori rendah, sedang dan tinggi tergolong sedang, Sedangkan
(Self Confidence) penggunaan makeup berdasarkan uji hipotesis terdapat adanya pengaruh intensitas
Mahasiswa Angkatan 2018 terhadap kepercayaan diri penggunaan make up terhadap keeprcayaan diri amahsiswi UIN
di UIN SEMARANG” yang (self confidence) mahasiswi Walisongo Semarang
dilakukan oleh Salsabila Uin angkatan 2018. Metode
Ramadan Fakultas Psikologi penelitian yang digunakan
Dan Kesehatan Universitas adalah penelitian kuantitatif
Islam Negeri Walisongo dengan pendekatan studi
Semarang 2021 lapangan (field research).
pengikutnya di kalangan
generasi Z
3 Pengaruh Tayangan Beauty Penelitian ini bertujuan Teori SOR Kuantitatif Berdasarkah Hasil Penelitian, dari hasil uji hipotesis uji korelasi
Vlogger Dan Perubahan untuk menganilisis apakah pearson diantara kedua variabel signifikan dan Hₒ ditolak dengan nilai
Gaya Hidup Mahasiswi Ilmu terdapat pengaruh tayangan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,4501>0,226. Hasil
Komunikasi Fisip Usu Dan beuaty vlogger dan uji statistik deskriptif varibabel X pengaruh tayangan beuaty vlogger
Mahasiswi Ilmu Komunikasi perubahan gaya hidup dengan jumlah 74 responden diperoleh nilai rata rata 47,55% dengan
Fis Uin Su” yang dilakukan konsumtif mahasiswi ilmu nilai standart deviasi 4,078 sedangkan untuk hasil uji statistik variabel
oleh Rizky Amanda Putri komunikasi fakultas ilmu Y perubahan gaya hidup konsumtif mahasiswi dengan jumlah 74
Universitas Muhammdiyah sosial dan politik responden diperoleh nilai rata rata sebesar 23,39 dengan standart
11
Sumatra Utara Medan Universitas Sumatera Utara deviasi 3,042. Maka kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil uji
2019.” dan mahasiswi ilmu tersebut adalah adanya pengaruh tayangan beuaty vlogger dan
komunikasi Fakultas ilmu perubahan gaya hidup konsumtif mahasiswi ilmu komunikasi FISIP
sosial Universitas Negri USU dan mahasiswi ilmu komunikasi FIS UIN SU.
Islam Sumatera Utara.
Metode penelitian yang
digunakan adalah metode
korelasional
12
2.2 LANDASAN KOSEPTUAL
Dalam penelitian diperlukan kerangka teori sebagai dasar bagi peneliti untuk
memecahkan masalah secara sistematis. Solusi tersebut perlu merumuskan kerangka
teoritis berdasarkan hasil penelitian yang memuat gagasan-gagasan inti, dan dapat
mendeskripsikan masalah dari sudut pandang peneliti yang membahasnya. Teori
adalah sekumpulan konsep, definisi, dan proporsi yang mengeksperiskan pandangan
sistematis tentang fenomena (Kriyantono, 2008: 43).
2.2.1 Make Up
Make up sendiri adalah seni merias wajah atau mengubah bentuk asli dengan
bantuan alat dan bahan kosmetik yang bertujuan untuk memperindah serta
menutupi kekurangan sehingga wajah terlihat ideal. Make up sendiri hampir
memiliki arti yang sama dengan berdandan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI, 2005) kata dandan diartikan sebagai mengenakan pakaian dan
hiasan serta alat-lat rias, memperbaiki, menjadikan baik (rapi).
Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan,
dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam,
dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk
membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa,
melindungi supaya tetap dalam keadaan baik memperbaiki bau badan tetapi tidak
dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. (Depkes RI,
Undang-undang tentang Kosmetika dan Alat Kesehatan).
Makna penggunaan make up bagi mahasiswi tentunya untuk menunjang
penampilan dan kecantikan mereka. Penampilan cantik adalah hal yang selalu
diinginkan oleh setiap wanita. Fenomena gaya hidup seorang mahasisiwi yang
menginginkan suatu jati diri baru dengan cara selalu mempercantik diri mereka
dengan berbagai cara, perawatan wajah, tubuh, penggunaan produk-produk
kecantikan dan kosmetika untuk menunjang kecantikan mereka adalah salah satu
cara mereka untuk menunjukan identitasnya. Gaya hidup mahasiswi yang semakin
modern membuat mereka mengikuti segala perkembangan yang ada diberbagai
penjuru dunia, salah satunya adalah dengan mengikuti perkembangan yang ada di
Indonesia yang mengkontruksi kecantikan wanita sebagai suatu kewajiban yang
harus dipenuhi dan harus dirawat oleh setiap wanita.
Sebenarnya ada dua hal mengenai kecantikan, ada kecantikan luar (outer
13
beauty) yang menyangkut fisik berupa kulit, wajah, bentuk tubuh, rambut, dan
bentuk fisik lainya, akan tetapi yang lebih penting lagi adalah kecantikan yang
berasal dari dalam (inner beauty) yang berhubungan dengan seluruh kepribadian
dan dimensi psikis dan rohani yang bersifat lebih kekal dan abadi. Meskipun
begitu, baik kecantikan luar (outer beauty) dan kecantikan yang berasal dari dalam
(inner beauty) memiliki nilainya masing masing yang tentunya menjadi
pemaknaan masing masing orang. Penampilan mahasiswi yang ingin terlihat cantik
baik kecantikan dari dalam maupun dari luar, mendorong mahasiswi untuk
menggunakan cara-cara guna mendapatkan kecantikan yang diinginkan. Make up
adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh mahasiswi untuk mendapatkan
kecantikan seperti apa yang diinginkan.
“diri (self)” diatur oleh ego bawah sadar (unconcious ego) serta pengaruh yang
besar dari kekuatan sosial dan budaya di sekitar individu.
Menurut Erikson (2015), remaja yang berhasil mencapai suatu identitas
14
diri yang stabil bercirikan :
1. Memperoleh suatu pandangan yang jelas tentang dirinya.
15
perasaan diri berkembang dalam hubungannya dengan interpretasi individu tentang
kenyataan fisik dan sosial. Hal yang diperhatikan objek yang diambil dalam diri
sendiri oleh perasaan diri dan sosial dalam dua pengertian. Pertama arti dilengkapi
dengan Bahasa dan budaya yang umum, kedua pembentukan konsep diri dan
evaluasi yang subjektif.
Cooley (dalam Sutisna, 2015) menyebut gejala seperti itu sebagai looking
glass self (cermin diri). Seakan-akan individu itu menaruh cermin di depannya.
Selanjutnya individu (konsumen) menilai bagaimana diri mereka memandang
mereka sendiri, konsep diri yang ada pada konsumen bisa berhubungan dengan
sifat-sifat seperti bahagia, kebergantungan, modern, praktis, energetic, serius,
pengendalian diri, kesuksesan, sensitif dan agresif.
2.2.3 Komunikasi
yang sama.1
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) “komunikasi adalah
pengiriman dan penerimaan pesan dan berita antara dua orang atau lebih sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami”.
Gerald R. Miller yang dikutip oleh Deddy Mulyana menjelaskan pengertian
komunikasi sebagai berikut “komunikasi terjadi jika suatu sumber
menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk
mempengaruhi perilaku penerima”.
Sedangkan menurutStoner, Freeman, dan Gilbert (1995) mendefinisikan
komunikasi sebagai the process by which people attempt to share meaning via
the transmission of symbolic messages. Komunikasi adalah proses dimana
seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain
melalui pesan simbolis. Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung, dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang
16
tersedia.Komunikasi langsung berarti komunikasi disampaikan tanpa
penggunaan mediator atau perantara, sedangkan komunikasi tidak langsung
berarti sebaliknya.
Senada dengan itu, Everest M. Rogers menyatakan bahwa “komunikasi
adalah proses dimana suatu idedialihkan dari sumber kepada satu penerima atau
lebih dengan maksud mengubah tingkah laku mereka. Sedangkan menurut
Anwar Arifin komunikasi berarti suatu upaya bersama-sama orang lain, atau
17
1. Penerima pesan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh pengirim.
Agar diperoleh pemahaman atas pesan yang disampaikan, pesan tersebut
haruslah jelas dan baik. Pengirim maupun penerima harus memiliki makna
yang sama terhadap pesan yang disampaikan.
2. Penerima pesan memberikan tanggapan terhadap pesan yang disampaikan
(respon penerima). Tujuan selanjutnya dari komunikasi yang dilakukan oleh
menajer adalah agar pihak yang diajak berkomunikasi memberikan tanggapan
atas pesan yang disampaikan. Tanggapan itu bisa berupa tanggapan positif,
negatif, maupun netral.
18
(6) teknik persesuaian, dan
2.2.6 KOMUNIKASI
Arti Komunikasi (Communication) secara istilah berawal dari bahasa latin yakni
Communication dan Communisi yang artinya sama. Definisi sama yang dimaksud ialah
sama berdasarkan makna. (Effendy, 200:9)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Komunikasi ialah suatu kegiatan dalam
mengirim dan menerima suatu informasi berupa berita ataupun pesan yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih, sehingga pesan yang akan disampaikan akan dapat lebih
mudah tersampaikan dan dimengerti. Menurut (Berlson dan Steiner, 1964) dalam
(Liliweri, 2011), Komunikasi merupakan suatu transmisi ide, informasi, keterampilan,
emosi dan sebagainya yang disampaikan melalui penggunaan grafik, symbol, angka, dan
lain-lain.
b. Pesan.
c. Media.
Oleh karena itu, bersumber dari konsep Lasswell, komunikasi merupakan salah
satu cara dimana komunikator menyampaikan informasi kepada komunikan melalui
media dengan pengaruh tertentu.
19
A. Kepercayaan Diri
20
bahwa dirinya mampu melakukan segala sesuatu yang dihadapinya dengan
kemampuan yang dimilikinya. (Ghufron danRini 2010: 34)
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa kepercayaan diri adalah
aspek dalam kepribadian seseorang yang mana merupakan keyakinan diri
terhadap kemampuan yang dimilikinya. Keyakinan tersebut membuatnya
mampu melakukan segala sesuatu dengan kemampuan diri yang dimilikinya.
Ghufron dan Risnawita kepercayaan diri merupakan keyakinan untuk
melakukan sesuatu pada diri subjek sebagai karakteristik pribadi yang di
dalamnya terdapat keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif,
bertanggung jawab, rasionaldan realistis (2010:35). Jadi dapatdipahami bahwa
kepercayaan pada diri sendiri merupakan keyakinan yang bersifat positif yang
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa yaitu dengan yakin
terhadap kemampuan dirinya sendiri, mampu untuk bersikap optimis, objektif,
bertanggung jawab terhadap diri dan lingkungannya, serta dapat bersikap
rasional dan realistis. Rasa percaya diri ini bisa ditanamkan melalui proses
belajar dan pembelajaran sehari- hari serta menumbuhkan pembiasaan sikap
berani dalam bersosialisasi baik di dalam kelas maupun luar kelas atau di
lingkungan sekolah, maka dari itu percaya diri merupakan sifat pribadi yang
harus ada pada peserta didik.
Menurut Hakim (dalam Polpoke) secara sederhana mengungkapkan
bahwasanya kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap
segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut mempunyai
merasa mampu untuk mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya (2004).
Dari kutipan di atas dapat dipahami bahmwa kepercayaan diri adalah
keyakinan seseorang terhadap kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan itulah
yang membuatnya merasa mampu untuk mencapai tujuan hidupnya.
Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri
sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa
bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginan dan tanggung
jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki
dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
(Lausterdalam Asrullah 2017:93)
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, dapat
disimpulkan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu aspek yang adadalam
21
diri seorang individu yang meyakini bahwa dirinya memiliki kemampuan serta
tidak terlalu cemas akan tindakanyya. Oleh karena hal itu, ia mampu untuk
melakukan segala sesuatu dengan kemmapuan yang individu itu miliki.
Individu yang percaya diri akan terlihat dari sikap yang ditunjukkannya.
Menurut Fatimah (dalam Amandha, 2016:46-47) menjelaskan beberapa ciri
atau karakterisitik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang
proporsional, di antaranya adalah :
a) Percaya akan kompetensi/ kemampuan diri, hingga tidak
membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, ataupun hormat orang
lain.
b) Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima
oleh orang lain atau kelompok.
c) Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain-berani
menjadi diri sendiri.
d) Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil)
e) Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau
kegagalan, bergantung pada usaha sendiri dan tidak mudah menyerah
pada nasib atau keadaan serta tidak bergantung/ mengharapkan
bantuan orang lain)
f) Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang
lain, dan situasi di luar dirinya.
g) Memiliki harapan yang realisitik terhadap diri sendiri, sehingga
ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif
dirinya dan situasi yang terajdi.
22
keraguan dan perasaan rendah diri, tidak takut memulai suatu hubungan baru
dengan orang lain, tidak suka mengkritik dan aktif dalam pergaulan dan
pekerjaan, tidak mudah tersinggung, berani mengemukakan pendapat, berani
bertindak, dapatmempercayai orang lain, dan selalu optimis. (Darajat dalam
Amandha, 2016:47)
Dari penjelasan di atas dapat dipahami ciri-ciri kepercayaan diri yaitu
tidak ragu dengan kemampuan diri sendiri, tidak takut memulai suatuhubungan
yang baru, aktif dalam pergaulan dan pekerjaan, tidak mudah tersinggung,
berani mengemukakan pendapat, berani bertindak, mempercayai orang lain dan
bersikap optimis. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa hal ini bersifat
baik bagi individu itu sendiri.
Menurut Hakim (2005:5) ciri-ciri seseorang yang mempunyai
kepercayaan diri yang tinggi sebagai beriku :
a) Bersikap tenang dalam mengerjakan segala sesuatu.
23
memiliki kepercayaan diri tentunya memiliki ciri-ciri yakni:
a) Mengenal dengan baik kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya
lalu mengembangkan potensi yang dimilikinya
b) Membuat standar atas pencapaian tujuan hidupnya lalu memberikan
penghargaan jika berhasil dan bekerja lagi jika tidaktercapai
c) Tidak menyalahkan orang lain atas kekalahan atau
ketidakberhasilannya namun lebih banyak instrospeksi dirisendiri
d) Mampu mengatasi perasaan tertekan, kecewa, dan rasa ketidak
mampuan yang menghingapinya
e) Mampu mengatasi rasa kecemasan dalam dirinya
g) Berpikir positif
24
bijaksana.
e) Tidak mementingkan diri sendiri, artinya orang yang tidak selalu
berorientasi pada diri sendiri secara terus menerus tetapi mau
mempedulikan orang lain.
f) Toleran, yaitu dapat bersikap atau bersifat menenggang (menghargai,
membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan,
kepercayaan, kebiasaan, kelakukan, dan sebagainya) yang berbeda atau
bertentangan dengan pendirian sendiri.
g) Tidak berlebihan dan tidak melakukan kompensasi dari
keterbatasannya. Orang yang tidak berlebihan berarti mampu
menampilkan dirinya secara wajar dan apa adanya tanpa rasa malu. Ia
juga tidak perlu menutup-nutupi kekurangannya dengan cara-cara yang
menarik perhatian orang lain.
h) Berhati-hati dengan tidak berlebihan. Orang yang dapat berhati- hati
secara tidak berlebihan berarti ia mampu menangkap fakta secara
objektif, sehingga dapat bersikap dengan pertimbangan tepat tetapi
tetap waspada.
25
Di jelaskan oleh Angelis (2000:75-77) berikut ini adalah tiga jenis yang
berkaitan dengaan bentuk kepercayaan diri spritual, yaitu:
a) Keyakinan bahwa semesta ini adalah suatu misteri yang terus berubah,
dan bahwa setiap perubahan dalam kesemestaan itumerupakan bagian
dari suatu perubahan yang lebih besar lagi.
b) Kepercayaan atas adanya kodrat alami sehingga segala yang terjadi
tak lebih dari kewajaran belaka.
c) Keyakinan pada diri sendiri dan pada adanya tuhan yang Maha Kuasa
dan Maha Tinggi, yang Maha Tahu atau apa pun ungkapan rohani kita
pada Maha Pencipta semesta ini.
26
Hal itu juga berkaitan dengan keyakinannya untuk berinteraksi serta
berkomunikasi dengan orang lain. Dengan demikian dapat dipaham bahwa
hubungan Antara indivuidu satu dengan individu lainnya tergantung pada
keyakinan yang ada dalam diri individu itu sendiri.
Rasa percaya diri tidak muncul begitu saja atau di bawa sejak lahir,
melainkan ada hal-hal yang menjadi pemicu kepercayaan diri itu sendiri, baik
yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepercayaan diri menurut Ghufron dan Risnawitaadalah konsep
diri, harga diri, pengalaman dan pendidikan (2010:34). Untuk melihat lebih rinci
tentang faktor-faktor dari kepercayaan diri tersebut, berikut penjelasannya:
a) Konsep diri
konsep diri merupakan “kesan terhadap diri sendiri secara keseluruhan yang
mencakup pendapatnya terhadap diri sendiri, pendapat tentang gambaran diri di
mata orang lain, dan pendapatnya tentang hal-hal yang dicapai”. Menurut Brooks
(dalam Rahmat, 2007:99) mendefenisikan konsep diri sebagai “pandangan dan
perasaan kita tentang diri kita”.
Konsep diri adalah gambaran mental diri anda sendiri yang terdiri dari
pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan, dan penilaian terhadap diri sendiri.
Pengetahuan mengenai diri sendiri adalah infromasi yang akan kita miliki tentang
diri kita sendiri, umur kita, jenis kelamin, penampilan, dan sebagainya.
Pengharapan kita bagi diri kita sendiri adalah gagasan kita tentang kemungkinan
menjadi apa kita kelak. (Calhoun 1995: 90)
27
lingkungan. Konsep diri sedikit banyak menggambarkan secara objektif diri kita
sebagaimana kita ramalkan tentang diri kita sendiri, suatu ramalan yang kita penuhi
sendiri.
Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhi konsep diri seorang individu yaitu adanya kesadaran seseorang terhadap
peran yang dia miliki dalam menjalani kehidupannya. Adanya perbandingan terhadap
peryataan-pernyataan yang diberikan oleh orang lain terhadap individu, pengalaman-
pengalanman masa keberhasilan yang menyenangkan, serta budaya yang ada di
lingkungan sekitarnya.
a) Harga Diri
Harga diri adalah salah satu faktor yang sangat menentukanperilaku seseorang. Menurut
Baron dan Byrne mengemukakan bahwa sikap yang paling peting dikembangkan oleh
seseorang adalah sikap terhadap diri. Evaluasi terhadap diri dikenal sebagai self esteem
28
(harga diri) (2003: 173). Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa self esteem
(harga diri) merupakan sikap, penilaian dan perasaan individu terhadap diri sendiri.
Gufron dan Risnawita menyatakan dua faktor yang mempengaruhi harga diri
seorang individu yaitu faktor internal dan eksternal (2010:47). Faktor internal seperti
“jenis kelamin, intelegensi, kondisi fisik individu, faktor eksternal seperti lingkungan
sosial, sekolah, dan keluarga”. Terpenuhinya kebutuhan harga diri akan menghasilkan
sikap optimis dan percaya diri. Sebaliknya apabila kebutuhan harga diri ini tidak
terpenuhi, maka akan membuat individu berperilaku negatif, oleh sebab itu harga diri
akan sangat mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku seseorang.
a) Pengalaman
Menurut Gufron dan Risnawati pengalaman dapat menjadi faktor munculnya
rasa percaya diri. Sebaliknya pengalaman juga dapat menjadi faktor menurunnya rasa
percaya diri seseorang (2010:37). Dari pendapat di atas dapat di pahami bahwa
pengalam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri individu
dan begitu juga sebaliknya, pengalaman dapat menjadi faktor menurunnya rasa percaya
diri seseorang.
b) Pendidikan
29
6) Kemampuan pribadi, rasa percaya diri hanya timbul pada saat seseorang,
mengerjakan sesutau yang memangmampu dilakukan.
Rasa percaya diri pada diri seseorang harus dimulai dari dalam diri sendiri,
karena ketika seseorang telah memiliki kepercayaan terhadap dirinya dan mampu
dalam melakukan sesuatu perubahan serta dapat mengatasi segala permasalahan
dan rasa rendah diri yang dimilikinya.
Menurut Fatimah (2006: 152-155) ada beberapa kiat atau hal yang dapat
30
dilakukan untuk memupuk, menumbuhkan dan meningkatkan rasa percaya diri,
yaitu:
a) Evaluasi diri secara obyektif
b) Beri peghargaan terhadap diri
c) Positif thinking
d) Gunakan self-affirmation
e) Berani mengambil resiko
Sarana yang efektif untuk berinteraksi baik dengan diri sendiri maupun
lingkungannya untuk memperoleh jati diri kita yang sebenarnya agar
mempermudah perkembangannya.
c) Upaya pembentukan sikap
31
3.3 Landasan Teori
Teori S-O-R
Teori ini mengatakan organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi
stimulus tertentu. Maksudnya, keadaan internal organisme berfungsi menghasilkan
respon tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu juga (Effendy, 2018)
Identifikasi masalah
H1
( Variabel X ) ( Variabel Y )
Make Up Kepercayaan Diri
1. kepercayaan diri 1. Komunikasi
2. gambaran diri
3. cermin diri (Ghufron dan Rini , 2017)
( Erikson, 2015 )
32
2.4 Hipotesis Penelitian
33
BAB III
METODOLOGI PEMIKIRAN
Dalam penelitian kuantitatif atau positivistik, yang dilandasi pada suatu asumsi
bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal
(sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan
kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti
tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian.
34
3.2 Pendekatan Penelitian
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu
diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian itu berdasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis
(Sugiyono, 2016:2).
Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini dengan menggunakan
metode survey. Metode ini merupakan metode pengumpulan "data primer" dengan
memperoleh secara langsung dari sumber di lapangan penelitian. Biasanya pengumpulan
data atau informasi dan fakta lapangan melalui kuesioner dan wawancara baik lisan maupun
tulisan yang memerlukan adanya kontak secara tatap muka (face to face contact) antara
peneliti dengan respondennya.
35
Metode survey selain merupakan metode pengumpulan data secara primer dan
sekaligus terjadi komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Data penelitian yang
sebagian besar data deskriptif berasal dari subjek yang menyatakan opini, sikap, pandangan,
pengalaman, dan penelitian karakteristik tertentu baik secara individual maupun kelompok.
Terdapat dua jenis teknik pengumpulan data dalam bentuk survey, yaitu melalui wawancara
dan kuesioner.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode survey dimana peneliti akan
menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan terkait.Metode ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh makeup beauty vlogger tasya farasya terhadap tingkat kepercayaan diri
mahasiswi.
36
dirumuskan bahwa sifat dasar atau suatu atribut atau nilai dari objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:38). Yang menjadi objek dalam penelitian adalah
mahasiswi Universitas Serang Raya (UNSERA) jurusan Ilmu Komunikasi angkatan tahun
2023 dengan jumlah seluruh mahasiswi sebanyak 75 orang. Dengan penelitian yaitu
mengenai "Pengaruh Makeup Beuaty Vlogger Tasya Farasya Terhadap Tingkat
Kepercayaan Diri Mahasiswi Komunikasi Angkatan 2023 Unsera.
3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:80). Dari pengertian tersebut, peneliti
mengambil kesimpulan bahwa populasi merupakan jumlah keseluruhan dari sampel.
Dalam penelitian yang menjadi populasinya adalah mahasiswi UNSERA jurusan ilmu
komunikasi angkatan tahun 2023
3.6.2 Sampel
Teknik sampling dalam penelitian ini yaitu purposive sampling. Menurut Kriyantono
(2006:158) menjelaskan Purposive Sampling mencakup orang-orang yang diseleksi
atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset.
Sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak
dijadikan sampel.
Berdasarkan populasi yang ada untuk menghitung jumlah sampel dalam
penelian ini menggunakan rumus slovin. Tujuan rumus slovin untuk menentukan
sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya (Kriyantono, 2006:164). Rumusnya
yaitu :
Keterangan :
n : Sampel
N : Populasi
37
e2 : Presisi yang diinginkan 5 % ( 0.5 )
𝟕𝟓
𝒏= = 𝟏𝟗
𝟏+𝟕𝟓 (𝟎,𝟓)𝟐
38
salah satu cara mereka
untuk menunjukan
identitasnya. (Rasya,
2016)
2. Sumber Sekunder
Sumber Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang tidak langsung
39
memberikan data kepada pengumpul data misaln)- melalui perantara. Sumber data
sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari buku, metode penelitian kuantitatif dan
lain lain
40
2. Observasi
Menurut Kriyantono (2006:64) menjelaskan "observasi adalah dimana peneliti
mengamati langsung objek yang diteliti". Peniliti menggunakan observasi terstruktur
observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati.
Peneliti menggunakan observasi nonpartisipan dimana peneliti tidak memposisikan
dirinya sebagai anggota kelompok yang diteliti.
3. Studi Kepustakaan
Untuk mencari data atau indormasi atau dokumen dan melalui buku-buku
referensi dan bahan-bahan publikasi lainnya yang mendukung dalam penelitian ini.
Studi kepustakaan diartikan sebagai suatu langkah untuk memperoleh informasi dari
penelitian terdahulu yang harus dikerjakan.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sampel yang digunakan mempunyai
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas mempunyai patokan nilai signifikan hasil
perhitungan > 0.1 maka dinyatkan penelitian tersebut normal dan jika < 0.1 maka distribusi
tidak normal. Analisis Kolmogorov-Smirnov dalam SPSS adalah cara untuk melakukan
analisis uji normalitas
41
3.12 Uji Instrumen Penelitian
Dalam instrument penelitian ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan
reliabel dengan instrument yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti
N : Jumlah Responden
∑X : Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen variabel X
∑Y : Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen variabel Y
∑X2 :
Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen yang di
kuadratkan
∑Y2 : Jumlah jawaban responden untuk instrumen ke -1 yang dikuadratkan
(Sumber: Morrisan, 2012:286)
Ketentuan pengujuan uji validitas adalah rhitung dibandingkan dengan Trabel (dengan
melihat taraf signifikansi penelitian, yakni sebesar 50% atau 0.5 dan jumiah N atau
responden, barulah kita akan mendapatkan nilai Trabel sebagai berikut:
1. Jika rhitung’ ≤ rhitung maka instrumen dikatakan tidak valid
2. Jika rhitung’ ≥rhitung maka instrumen dikatakan valid
(Sumber: Arikunto, 2014:110)
42
3.12.2 Uji Realiabilitas
Relibialitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul dara karena instrum tersebut sudah baik. Intrumen
yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali diambil
akan tetap sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sualu reliabel. Artinya dapat
dipercaya, jadi dapat diandalkan. (Arikunto,
2013:211)
Dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha Cronbach yaitu perhitungan yang
dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butiran-butiran pertanyaan dalam
kuesioner.Dalam penelitian ini, menggunakan
SPSS 26 Dimana dalam analisis validitas dan reliailitas ini menggunakan cronbach's
alpha dengan ketentuan sebagai berikut:
𝐊 ∑𝒔𝒊𝟐
r2 = = ( 𝑲+𝟏 ) { 𝑺𝒕𝟐 }
Keterangan
r = Reliabilitas
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Si = Jumlah variasi
St = Variasi total
Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas berdasarkan Nilai Alpha
Nilai Cronbac’s Alpha Tingkat Reliabilitas
0,0-0,20 Tidak Reliable
>0,20-0,40 Kurang Reliable
>0,40-0,60 Cukup Reliable
>0,60-0,80 Reliable
>0,80-1.00 Sangat Reliable
43
3.13 Analisis Regresi Linear Sederhana
Kd = r2 X 100%
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
Kd = 0, berarti pengaruh variable x terhadap variable y, lemah
Kd = 1, berarti pengaruh variable x terhadap y, kuat
44
50% - 81% Pengaruh tinggi atau kuat
Uji t-Test adalah salah ssatu test statistic yang dipergunakan utuk menguji signifikasi
koeisien korelasi variable bebas dengan variable terikat. Adapun rumus uji signifikasi korelasi
spearman rank dilunjukan pada rumu (Kriyantono, 2008:175).
𝐫√𝐧−𝟐
𝒙=
√𝟏−𝐫𝟐
Keterangan :
t = thitung
r = Koefisien Korelasi sederhana
n = Jumlah sampel
Berikutnya dilanjutkan untuk menguji apakah koefisien korelasi (r) yang diperoleh
signifikasi atau tidak, perlu dilakukan uji signifikasi. Uji signifikasi korelasi spearman rank
dapat dilakukann secara langsung dengan mengkonsultasikan pada tabel distribusi t produksi
momen dengan ketentuan:
1. Bila tnitung < trabet’ maka Ho diterima dan Ha ditolak dan,
2. Bila thitung > trabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
45
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. 2017. Video Blog Sebagai Media Representasi Diri Vlogger di Kota
Makassar. Skripsi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin Makassar.
Ajiwibawani, Putri. 2015. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Gaya Hidup
Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen D’Goda Coffee
Pazkul Sidoarjo). Vol. 3, No. 2.
Annur, Ayu Mutiara. 2013. Difusi dan Adopsi Inovasi Penanggulangan Kemiskinan
(Studi Difusi dan Adopsi Inovasi dalam layanan Mbela Wong Cilik Unit
Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) di Kabupaten
Sragen). Journal of Rural and Development. Vol. iv No. 1.
Isnawati. 2017. Difusi Inovasi Program Keluarga Berencana “Dua Anak Lebih
Baik” dalam Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk Desa Lompio
Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala. Jurnal Online Kinesik Vol. 4No.
1.
46
Kholisoh, Nur. 2018. Pengaruh Terpaan Informasi Vlog di Media terhadap Sikap
Guru dan Dampaknya terhadap Persepsi Siswa. Jurnal Aspikom, Vol. 3,
No. 5.
47