Anda di halaman 1dari 48

PENGARUH TUTORIAL MAKEUP BEAUTY VLOGGER TASYA

FARASYA TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI


MAHASISWI KOMUNIKASI ANGKATAN 2023 UNSERA

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH METODE


PENELITIANKUANTITATIF

DOSEN PEMBIMBING : DR. RAHMI MULTASIH, M.SI

DISUSUN OLEH : WANDA RESTIANA (51122150)

ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK ILMU HUKUM


UNIVERSITAS SERANG RAYA 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap wanita memiliki kebutuhan akan make up, karena make up terus berkembang
seiring dengan perubahan zaman. Dalam upaya mengekspresikan berbagai gaya yang
berbeda, terutama pada wajah, wanita berusaha untuk menonjolkan kecantikan mereka.
Dahi, alis, mata, hidung, pipi, bibir, dan dagu, menjadi fokus utama perhatian, karena
memiliki wajah yang sempurna adalahimpian setiap wanita. Namun, bagi wanita dengan
bentuk wajah yang kurang ideal, ini bisa menjadi tantangan tersendiri. Menghias wajah
menjadi hal yangsangat penting dalam meningkatkan penampilan fisik, karena tujuannya
adalah untuk meningkatkan kecantikan diri. Seni merias wajah adalah gabungan dua
elemen, yaitu untuk mempertegas keindahan yang ada di wajah dan untuk menyamarkan
serta menutupi ketidaksempurnaan pada wajah. Dalam merias wajah, teknik make up
menjadi hal yang krusial dalam menciptakan tampilan make up yang sempurna. Oleh
karena itu, penggunaan kosmetik make up tidakboleh dilakukan secara sembarangan.

Menurut Havighurst dan Taba (1949), remaja membutuhkan kepercayaan diri untuk
bisa menghadapi berbagai tugas perkembangan yang dialaminya. Lauster (2003)
mendefinisikan kepercayaan diri (self-confidence) merupakan kemampuan mendasar
yang dimiliki oleh tiap individu yang didasarkan atas perasaan atau sikap yakin sehingga
mereka tidak akan merasa terlalu cemas dalam bertindak, sopan dan hangat dalam
berinteraksi dengan orang lain, sertamereka secara bebas akan lebih berani bertanggung
jawab atas perbuatan yang dilakukannya.
Korichi dan Pelle-de-Queral (2008), menjelaskan make-up atau tata rias wajah
merupakan suatu kegiatan yang merubah tampilan aslinya dengan menggunakan bantuan
dari bahan dan alat kosmetik. Elianti dan Pinasti (2017) mengungkapkan teknik seni
merias diri yang bertujuan untuk menutupi kekurangan dan memperindah wajah agar
terlihat ideal dengan mengubah benttuk wajahnya yang asli dengan bantuan bahan dan
alat kosmetik disebut sebagai make-up. Sedangkan menurut Kartono (2014), make-up
merupakan pemberian serta pemolesan warna pada wajah agar terlihat menarik dan
cantik. Make-up merupakan sebuah produk kosmetika berwarna seperti blush on, eye

1
liner, eye shadow, dan lipstick, yang bila diaplikasikan pada bagian tubuh tertentu seperti
wajah akan menghasilkan warna (Kartono, 2014). Berdasarkan pendapat para ahli
tersebut, maka didapatkan kesimpulan bahwa make-up adalah teknik seni merias wajah
menggunakan bahan dan alat kosmetik dengantujuan untuk mengubah dan memperindah
penampilan dari bentuk asli atau sebenarnya sehingga wajah terlihat ideal.

Berdasarkan survei yang dinyatakan oleh Harvard University ketika bekerja sama
dengan Dove yakni produk yang berfokus pada perawatan kecatikan perempuan,
menjelaskan bahwa hanya sekitar 2% perempuan didunia ini dan tidak sampai 3%
perempuan di Asia percaya diri dan menganggap bahwa diri mereka cantik, namun di
Indonesia sendiri tidak sampai 40% 160 perempuan yang merasa percaya diri dan
nyaman dengan kecantikan yang dimiliki, yang berarti bahwa makna kecantikan dinilai
berdasarkan beberapa hal salah satunya penampilan tubuh atau wajah sehingga mereka
cenderung menggunakan make-up untuk membuat mereka merasa nyaman dan menutupi
kekurangan yang dimiliki (Moernantyo, 2005). Make-up mempunyai kekuatan
menciptakan suatu penilaian diri sekaligus meningkatkan rasa kepercayaan diri,
mengubah penampilan wajah, dan membuat orang yang memakai puas terhadap dirinya
sendiri (Elianti & Pinasti, 2017).

Pada saat ini maraknya konten tutorial makeup remaja yang diunggah beberapa
selebgram atau beauty, diduga telah berhasil menarik perhatian dan mengambil hati para
remaja di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari kredibilitasyang dimiliki oleh setiap beauty
vlogger. Persepsi mengenai kredibilitas beautyvlogger ditentukan secara objektif oleh
khalayak dalam menilai sosok beauty vlogger dari sudut pandang mereka sendiri.
Kredibilitas digambarkan sejauh mana komunikasi dapat dipercaya (Sokol, 2017:13).
Kredibilitas juga terbagi menjadi tiga komponen yaitu keahlian, persepsi yang dapat
dipercaya, dan dayatarik yang dirasakan (Ohanian dalam Sokol, 2017:14).

Dari banyaknya beauty influencer yang bahkan sering disebut beauty vlogger di
Indonesia, Tasya Farasya memiliki 2,8 juta subscribers dan berhasilmenduduki peringkat
pertama dari beauty vlogger yang ada di Indonesia. YouTuber yang memiliki nama asli
Lulu Farassiya ini mempunyai karakteristiktersendiri dengan make up bold (Yurikasari,
2020). Tasya Farasya juga sering mempertontonkan hasil make up-nya di Instagram
(Maghfirah, 2019). Banyak video yang dibagikan oleh Tasya Farasya dalam akunnya
mulai dari tutorial make up, menjelaskan sebuah produk hingga memberikan sebuah

2
tantangan atau bahkan mengerjakan tantangan yang diberikan oleh penontonnya dalam
menggunakan make up tertentu. Hal ini yang membuat wanita keturunan Arab ini
dinobatkan sebagai brand ambassador dari sebuah produk termahal. Hal yang membuat
Tasya semakin digandrungi oleh kaum wanita muda terutama remaja adalah beauty
influencer sering mempraktikan penggunaan produk lokal dengan harga terjangkau
namun dengan hasil yang memukau (Narendra,2018).

Kebiasaan penggunaan make up kini banyak digunakan oleh remaja bahkanmahasiswi.


Dikarenakan pasar menyediakan produk lokal dengan harga terjangkau dan cocok di
kantong mahasiswa. Mereka tertarik dengan riasan wajah yang berkesan natural dan indah
di pandang mata. Dengan dibagikannya video-video tutorial make up di Youtube milik
Tasya Farasya sangat membantu mereka yang pemula dalam merias wajah dan bisa
dijadikan referensi berat (Destantya, 2018).

Tabel 1.1
Hasil angket Pra-Riset mengenai Pengaruh Tutorial Makeup Beauty Vlogger Tasya
Farasya Terhadap Tigkat Kepercayaan Diri Mahasiswi ilmu komunikasi angkatan 2023
Universitas Serang Raya

No Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak

1 Apakah kalian menggunakan make up saat 10 0

kuliah?

2 Apakah kalian menonton make up tutorial Tasya 10 0

Farasya?

3 Setelah menonton tutorial Tasya Farsya, apakah 10 0


membantu anda dalam bermake up sehingga
meningkatkan kepercayaan diri anda?

Jumlah Responden 10

3
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat disimpulkan di lingkungan Universitas Serang Raya
hasilnya 10 orang (100%) yang mengisi kuesioner menggunakan make up saat kuliah,
dan menonton tutorial Tasya Farasya lalu menerapkan gaya make up tersebut untuk
meningkatkan kepercayaan diri mereka. Penelitian ini menggunakan Teori Kultivasi
untuk menganalisis perilaku merias wajah pada mahasiswi sebagai efek dari terpaan
video Tasya Farasya. Teori Kultivasi merupakan teori yang menggambarkan bahwa
realitas di media sama dengan realitas sebenarnya, sehingga penonton dapat
terpengaruhi dengan tontonan yang ditontonnya (Morisan, 2013).
Menurut penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Berliana (2018) menyatakan
bahwa 161 terdapat faktor internal yang berperan pada remaja seperti perubahan fisik
yang memicu remaja memakai kosmetik atau make-up untuk menutupi kekurangan
dirinya dengan menambahkan bahan atau alat kosmetik, sehingga memunculkan rasa
ingin terus memakai make-up yang digunakan. Hasil penelitian dari Elianti dan Pinasti
(2017) menjelaskan adanyasebuah dampak positif yang dirasakan saat memakai make-
up, yakni kekurangan pada wajah bisa tertutupi dengan baik sehingga dapat
memunculkan kepercayaan diri yang sangat tinggi pada mahasiswi tetapi juga
sebaliknya terdapat dampak negatif dimana mahasiswi merasa kurang percaya diri saat
tidak memakai make-up padahal biasanya memakai make-up.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti kemudian berkeinginan untuk melakukan
penilain lebih mendalam berkaitan dengan penggunaan makeup dan kepercayaan diri
dengan judul “Pengaruh Tutorial Makeup Beauty Vlogger Tasya Farasya Terhadap
Tigkat Kepercayaan Diri Mahasiswi ilmu komuikasi angkatan 2023 Universitas Serang
Raya.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

1. Mahasiswi menjadi lebih percaya diri karena menggunakan makeup.

2. Sejauh mana pengaruh Beauty vlogger Tasya Farasya mempengaruhi


penggunaan makeup pada mahasiswi

4
1.3 BATASAN MASALAH

Penelitian dibatasi hanya pada pengaruh Tutorial Makeup Beauty Vlogger Tasya
Farasya terhadap peningkatan kepercayaan diri mahasiswi komunikasi angkatan
2023 Universitas Serang Raya.

1.4 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah terdapat pengaruh Tutorial Makeup Beauty Vlogger Tasya Farasya


terhadap peningkatan kepercayaan diri mahasiswi komuikasi angkatan 2023
Universitas Serang Raya?

2. Seberapa besarnya pengaruh Tutorial Makeup Beauty Vlogger Tasya Farasya


terhadap peningkatan kepercayaan diri mahasiswi komunikasi angkatan 2023
UniversItas Serang Raya?

1.5 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui pengaruh Tutorial Makeup Beauty Vlogger Tasya


Farasya terhadap peningkatan kepercayaan diri mahasiswi komunikasi
angkatan 2023 Unsera.
2. Untuk megetahui besarnya pengaruh Tutorial Makeup Beauty Vlogger
Tasya Farasya terhadap peningkatan kepercayaan diri mahasiswi
komunikasi angkatan 2023 Unsera.

1.6 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan kegunaan baiksecara


teoritis maupun praktis.

1.6.1 Manfaat Teoritis :


Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan dapat memberikan referensibagi
para peneliti lain mengenai Tutorial Makeup Beauty Vlogger Tasya Farasya
terhadap peningkatan kepercayaan diri mahasiswi komunikasi angkatan 2023
Unsera.

5
1.6.2 Manfaat Praktis :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para pembaca
mengenai Tutorial Makeup Beauty Vlogger Tasya Farasya terhadap
peningkatan kepercayaan diri mahasiswi komunikasi angkatan 2023 Unsera.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN


Guna memudahkan dan mengetahui pembahasan yang ada pada penelitian,
maka perlu dikemukakan sistematika yang dapat menjadi pedoman dalam penulisan
penelitian. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian Pengaruh Tutorial Makeup
Beauty Vlogger Tasya Farasya Terhadap Tigkat Kepercayaan Diri Mahasiswi ilmu
komuikasi angkatan 2023 Universitas Serang Raya, Terdapat juga rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan
sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini menjelaskan beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan. dan landasan teori yang digunakan sebagai pembanding

BAB III METODE PENELITIAN


Bab ini menjelaskan jenis penelitian yang digunakan, tahapan penelitian yang
dilakukan, teknik pengumpulan data yang digunakan, serta uji yang akan dipakai pada
penilitian ini

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. TINJAUAN PUSTAKA

Untuk menghasilkan penelitian yang komprehensif, peneliti mengambil contoh


penelitian sebelumnya sebagai bahan rujukan. Penelitian terdahulu ini menjadi salah
satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya
teori yang digunakan dalam mengkaji. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak
menemukan penelitian dengan judul yang sama, namun penulis mengangkat beberapa
penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian. Maka tujuan peneliti
melakukan hal ini yaitu sebagai pembuktian bahwa penelitian yang dilakukan bukanlah
berlandasan plagiat pada penelitian orang lain, in merupakan penelitian sebelumnya
yaitu:

1. “Pengaruh Konten Tiktok Tasya Farasya Terhdap Dependesi Media Beauty


Vlogger Pada Asmaranur Modeling School Di Kota Pekanbaru” yang dilakukan
oleh Dede Winingsih dari Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau
Pekanbaru 2023”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh konten tiktok
Tasya Farasya terhadap depensi media beuaty vlogger pada Ams Modeling School di
kota Pekanbaru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian Nilai koefisien regresi pada penelitian ini adalah Y = 8,574 +
0.466X. Bilangan konstanta (a) sebesar 8,574 dan koefisien variabel X (Konten Tasya
Farasya) sebesar 0,466. Sementara itu nilai t hitung variebel X (Konten Tasya Farasya)
sebesar 8,702 dengan taraf signifikan 0,000. Berdasarkan perhitungan statistik yang
diperoleh, jika nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05 maka Hₐ diterima dan Hₒ ditolak.
Dalam hasil pengolahan ini terdapat nilai signifikan 0,017. Maka nilai signifikan lebih
kecil dari 0,05 maka Hₐ diterima dan Hₒ ditolak.Berdasarkan perhitungan statistik yang
diperoleh, maka hipotesis untuk penelitian ini yaitu Hₐ terdapat pengaruh yang cukup
besar antara Konten Tiktok Tasya Farasya Terhadap Depedency Media Beauty Vlogger

7
pada AMS Modeling School di kota Pekanbaru

2. “Pengaruh Intensitas Penggunaan Makeup Terhadap Kepercayaan Diri (Self


Confidence) Mahasiswa Angkatan 2018 di UIN SEMARANG” yang dilakukan
oleh Salsabila Ramadan Fakultas Psikologi Dan Kesehatan Universitas Islam
Negeri Walisongo Semarang 2021”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empris pengaruh intesitas


penggunaan makeup terhadap kepercayaan diri (self confidence) mahasiswi Uin
angkatan 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan studi lapangan (field research).
Berdasarkan Hasil Penelitian Penggunaan makeup terhadap kepercayaan diri
Mahasiswi Angkatan 2018 UIN Walisongo Semarang dari kategori rendah, sedang dan
tinggi tergolong sedang, Sedangkan berdasarkan uji hipotesis terdapat adanya pengaruh
intensitas penggunaan make up terhadap keeprcayaan diri amahsiswi UIN Walisongo
Semarang

3. “Pengaruh Tayangan Beauty Vlogger Dan Perubahan Gaya Hidup Mahasiswi


Ilmu Komunikasi Fisip Usu Dan Mahasiswi Ilmu Komunikasi Fis Uin Su” yang
dilakukan oleh Rizky Amanda Putri Universitas Muhammdiyah Sumatra Utara
Medan 2019”

Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis apakah terdapat pengaruh tayangan beuaty
vlogger dan perubahan gaya hidup konsumtif mahasiswi ilmu komunikasi fakultas ilmu
sosial dan politik Universitas Sumatera Utara dan mahasiswi ilmu komunikasi Fakultas
ilmu sosial Universitas Negri Islam Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode korelasional. Teori yang digunakan adalah teori SOR dan teori difusi
inovasi.

Berdasarkah Hasil Penelitian, dari hasil uji hipotesis uji korelasi pearson diantara kedua
variabel signifikan dan Hₒ ditolak dengan nilai dengan nilai r hitung lebih besar dari r
tabel yaitu 0,4501>0,226. Hasil uji statistik deskriptif varibabel X pengaruh tayangan
beuaty vlogger dengan jumlah 74 responden diperoleh nilai rata rata 47,55% dengan
nilai standart deviasi 4,078 sedangkan untuk hasil uji statistik variabel Y perubahan

8
gaya hidup konsumtif mahasiswi dengan jumlah 74 responden diperoleh nilai rata rata
sebesar 23,39 dengan standart deviasi 3,042. Maka kesimpulan yang dapat di ambil dari
hasil uji tersebut adalah adanya pengaruh tayangan beuaty vlogger dan perubahan gaya
hidup konsumtif mahasiswi ilmu komunikasi FISIP USU dan mahasiswi ilmu
komunikasi FIS UIN SU.

9
No Nama, Judul, Tahun Tujuan Teori Metode Hasil

1 Pengaruh Konten Tiktok Penelitian ini bertujuan Teori SOR Kuantitatif Hasil penelitian Nilai koefisien regresi pada penelitian ini adalah Y =
Tasya Farasya Terhdap untuk mengetahui seberapa 8,574 + 0.466X. Bilangan konstanta (a) sebesar 8,574 dan koefisien
Dependesi Media Beauty besar pengaruh konten tiktok variabel X (Konten Tasya Farasya) sebesar 0,466. Sementara itu nilai
Vlogger Pada Asmaranur Tasya Farasya terhadap t hitung variebel X (Konten Tasya Farasya) sebesar 8,702 dengan taraf
Modeling School Di Kota depensi media beuaty signifikan 0,000. Berdasarkan perhitungan statistik yang diperoleh,
Pekanbaru” yang dilakukan vlogger pada Ams Modeling jika nilai signifikan lebih kecil dari α = 0,05 maka Hₐ diterima dan Hₒ
oleh Dede Winingsih dari School di kota Pekanbaru. ditolak. Dalam hasil pengolahan ini terdapat nilai signifikan 0,017.
Universitas Islam Negri Penelitian ini menggunakan Maka nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Hₐ diterima dan Hₒ
Sultan Syarif Kasim Riau metode deskriptif kuantitatif. ditolak.Berdasarkan perhitungan statistik yang diperoleh, maka
Pekanbaru 2023“ hipotesis untuk penelitian ini yaitu Hₐ terdapat pengaruh yang cukup
besar antara Konten Tiktok Tasya Farasya Terhadap Depedency Media
Beauty Vlogger pada AMS Modeling School di kota Pekanbaru

10
2 Pengaruh Intensitas Penelitian ini bertujuan Teori SOR Kuantitatif Berdasarkan Hasil Penelitian Penggunaan makeup terhadap
Penggunaan Makeup untuk mengetahui secara kepercayaan diri Mahasiswi Angkatan 2018 UIN Walisongo Semarang
Terhadap Kepercayaan Diri empris pengaruh intesitas dari kategori rendah, sedang dan tinggi tergolong sedang, Sedangkan
(Self Confidence) penggunaan makeup berdasarkan uji hipotesis terdapat adanya pengaruh intensitas
Mahasiswa Angkatan 2018 terhadap kepercayaan diri penggunaan make up terhadap keeprcayaan diri amahsiswi UIN
di UIN SEMARANG” yang (self confidence) mahasiswi Walisongo Semarang
dilakukan oleh Salsabila Uin angkatan 2018. Metode
Ramadan Fakultas Psikologi penelitian yang digunakan
Dan Kesehatan Universitas adalah penelitian kuantitatif
Islam Negeri Walisongo dengan pendekatan studi
Semarang 2021 lapangan (field research).
pengikutnya di kalangan
generasi Z
3 Pengaruh Tayangan Beauty Penelitian ini bertujuan Teori SOR Kuantitatif Berdasarkah Hasil Penelitian, dari hasil uji hipotesis uji korelasi
Vlogger Dan Perubahan untuk menganilisis apakah pearson diantara kedua variabel signifikan dan Hₒ ditolak dengan nilai
Gaya Hidup Mahasiswi Ilmu terdapat pengaruh tayangan dengan nilai r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,4501>0,226. Hasil
Komunikasi Fisip Usu Dan beuaty vlogger dan uji statistik deskriptif varibabel X pengaruh tayangan beuaty vlogger
Mahasiswi Ilmu Komunikasi perubahan gaya hidup dengan jumlah 74 responden diperoleh nilai rata rata 47,55% dengan
Fis Uin Su” yang dilakukan konsumtif mahasiswi ilmu nilai standart deviasi 4,078 sedangkan untuk hasil uji statistik variabel
oleh Rizky Amanda Putri komunikasi fakultas ilmu Y perubahan gaya hidup konsumtif mahasiswi dengan jumlah 74
Universitas Muhammdiyah sosial dan politik responden diperoleh nilai rata rata sebesar 23,39 dengan standart

11
Sumatra Utara Medan Universitas Sumatera Utara deviasi 3,042. Maka kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil uji
2019.” dan mahasiswi ilmu tersebut adalah adanya pengaruh tayangan beuaty vlogger dan
komunikasi Fakultas ilmu perubahan gaya hidup konsumtif mahasiswi ilmu komunikasi FISIP
sosial Universitas Negri USU dan mahasiswi ilmu komunikasi FIS UIN SU.
Islam Sumatera Utara.
Metode penelitian yang
digunakan adalah metode
korelasional

12
2.2 LANDASAN KOSEPTUAL

Dalam penelitian diperlukan kerangka teori sebagai dasar bagi peneliti untuk
memecahkan masalah secara sistematis. Solusi tersebut perlu merumuskan kerangka
teoritis berdasarkan hasil penelitian yang memuat gagasan-gagasan inti, dan dapat
mendeskripsikan masalah dari sudut pandang peneliti yang membahasnya. Teori
adalah sekumpulan konsep, definisi, dan proporsi yang mengeksperiskan pandangan
sistematis tentang fenomena (Kriyantono, 2008: 43).

2.2.1 Make Up

Make up sendiri adalah seni merias wajah atau mengubah bentuk asli dengan
bantuan alat dan bahan kosmetik yang bertujuan untuk memperindah serta
menutupi kekurangan sehingga wajah terlihat ideal. Make up sendiri hampir
memiliki arti yang sama dengan berdandan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI, 2005) kata dandan diartikan sebagai mengenakan pakaian dan
hiasan serta alat-lat rias, memperbaiki, menjadikan baik (rapi).
Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan,
dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam,
dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk
membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa,
melindungi supaya tetap dalam keadaan baik memperbaiki bau badan tetapi tidak
dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. (Depkes RI,
Undang-undang tentang Kosmetika dan Alat Kesehatan).
Makna penggunaan make up bagi mahasiswi tentunya untuk menunjang
penampilan dan kecantikan mereka. Penampilan cantik adalah hal yang selalu
diinginkan oleh setiap wanita. Fenomena gaya hidup seorang mahasisiwi yang
menginginkan suatu jati diri baru dengan cara selalu mempercantik diri mereka
dengan berbagai cara, perawatan wajah, tubuh, penggunaan produk-produk
kecantikan dan kosmetika untuk menunjang kecantikan mereka adalah salah satu
cara mereka untuk menunjukan identitasnya. Gaya hidup mahasiswi yang semakin
modern membuat mereka mengikuti segala perkembangan yang ada diberbagai
penjuru dunia, salah satunya adalah dengan mengikuti perkembangan yang ada di
Indonesia yang mengkontruksi kecantikan wanita sebagai suatu kewajiban yang
harus dipenuhi dan harus dirawat oleh setiap wanita.
Sebenarnya ada dua hal mengenai kecantikan, ada kecantikan luar (outer

13
beauty) yang menyangkut fisik berupa kulit, wajah, bentuk tubuh, rambut, dan
bentuk fisik lainya, akan tetapi yang lebih penting lagi adalah kecantikan yang
berasal dari dalam (inner beauty) yang berhubungan dengan seluruh kepribadian
dan dimensi psikis dan rohani yang bersifat lebih kekal dan abadi. Meskipun
begitu, baik kecantikan luar (outer beauty) dan kecantikan yang berasal dari dalam
(inner beauty) memiliki nilainya masing masing yang tentunya menjadi
pemaknaan masing masing orang. Penampilan mahasiswi yang ingin terlihat cantik
baik kecantikan dari dalam maupun dari luar, mendorong mahasiswi untuk
menggunakan cara-cara guna mendapatkan kecantikan yang diinginkan. Make up
adalah sebuah usaha yang dilakukan oleh mahasiswi untuk mendapatkan
kecantikan seperti apa yang diinginkan.

Make up diperlukan oleh mahasiswi untuk membuat dirinya menjadi lebih


tampil cantik dan menarik perhatian serta membuatnya merasa percaya diri dengan
penampilannya. Mahasiswi menyadari bahwa mereka yang menarik biasanya
diperlakukan lebih istimewa dari pada yang biasa saja, mereka yang tampil cantik
dan menarik bisa mejadi pusat perhatian banyak orang dan membuat para kaum
adam terpikat akan pesonanya. Tidak heran jika sekarang semakin banyak para
pengguna make up khususnya mahasiswi yang menggunakan make up karena
alasan untuk terlihat menarik, modis, trendi dan untuk mempercantik penampilan.
Menurut (Erikson, 2015) hal ini disebut sebagai salah satu proses dalam
pembentukan identitas diri bagi para remaja, dimana mereka cenderung berusaha
untuk melepaskan diri sendiri dari ikatan psikis orang tuanya dan berusaha untuk
mencari jati dirinya sendiri dengan berekspresi dan melakukan apa yang mereka
sukai.

Tokoh yang dianggap sebagai penemu dan penggagas istilah pembentukan


identitas diri adalah Erikson (2015), menurutnya identitas diri adalah kesadaran
individu untuk menempatkan diri dan memberikan arti pada dirinya dengan tepat
di dalam konteks kehidupan yang akan datang menjadi sebuah kesatuan gambaran
diri yang utuh dan berkesinambungan untuk menemukan jati dirinya. Teori Erikson
dikenal juga sebagai “ego psychology” yang menekankan pada konsep bahwa

“diri (self)” diatur oleh ego bawah sadar (unconcious ego) serta pengaruh yang
besar dari kekuatan sosial dan budaya di sekitar individu.
Menurut Erikson (2015), remaja yang berhasil mencapai suatu identitas

14
diri yang stabil bercirikan :
1. Memperoleh suatu pandangan yang jelas tentang dirinya.

2. Memahami perbedaan dan persamaan dengan orang lain.

3. Menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya.

4. Penuh percaya diri.

5. Tanggap terhadap berbagai situasi.

6. Mampu mengambil keputusan penting.

7. Mampu mengantisipasi tantangan masa depan.

8. Mengenal perannya dalam masyarakat

Mahasiswi mencoba memberikan gambaran tentang dirinya kepada orang


lain dengan sebaik-baiknya agar orang lain memandang dirinya seperti apa yang
dia mau. Ada beberapa tokoh yang mendefinisikan mengenai gambaran diri,
diantaranya adalah menurut Duffy dan Atwater (dalam Hasanah, 2015) Gambaran
diri (self body image) adalah suatu cara pada diri individu dalam memandang
dirinya, bagaimana perasaan seseorang tentang tubuhnya dan bagaimana kepuasan
dan ketidakpuasan seseorang terhadap tubuhnya. Bukan hanya apa yang tampak
dalam cermin tapi juga bagaimana kita mempersepsikan apa yang ada pada tubuh
individu. Selain itu defenisi lain diberikan Thompson (dalam Hasanah, 2015),
bahwa gambaran diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang mengenai
tubuhnya dalam bentuk kepuasan dan ketidakpuasan yang merupakan hasil dari
pengalaman subjektif individu.

Sementara itu, Cooley (2015) (dalam Saliyo, 2016) memperkenalkan ’teori


cermin diri’ (looking-glass self) dengan pemikiran bahwa konsep diri seseorang
dipengaruhi oleh apa yang diyakini individu- individu, bahwa orang berpendapat
mengenai dia. Cermin memantulkan evaluasi yang dibayangkan orang lain
tentang seseorang. Cermin diri muncul dari interaksi simbolis antara individu
dengan macam-macam kelompok. Kelompok bercirikan tatap muka (face-to-face-
association), ketetapan yang relatif dan keeratan hubungan dengan tingkatan tinggi
di antara sejumlah kecil anggota menghasilkan interaksi individu dan kelompok.
Hal tersebut dilakukan dengan trial and eror. Coley melaporkan bagaimana

15
perasaan diri berkembang dalam hubungannya dengan interpretasi individu tentang
kenyataan fisik dan sosial. Hal yang diperhatikan objek yang diambil dalam diri
sendiri oleh perasaan diri dan sosial dalam dua pengertian. Pertama arti dilengkapi
dengan Bahasa dan budaya yang umum, kedua pembentukan konsep diri dan
evaluasi yang subjektif.

Cooley (dalam Sutisna, 2015) menyebut gejala seperti itu sebagai looking
glass self (cermin diri). Seakan-akan individu itu menaruh cermin di depannya.
Selanjutnya individu (konsumen) menilai bagaimana diri mereka memandang
mereka sendiri, konsep diri yang ada pada konsumen bisa berhubungan dengan
sifat-sifat seperti bahagia, kebergantungan, modern, praktis, energetic, serius,
pengendalian diri, kesuksesan, sensitif dan agresif.

2.2.3 Komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris communication mempunyai


banyak arti. Menurut asal katanya (etimologi), istilah komunikasi berasal dari
bahasa latin, yaitu communis, yang berarti sama (common). Dari kata
communisberubah menjadi kata kerja communicare, yang berarti menyebarkan
atau memberitahukan informasi kepada pihak lain guna mendapatkan pengertian

yang sama.1
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) “komunikasi adalah
pengiriman dan penerimaan pesan dan berita antara dua orang atau lebih sehingga
pesan yang dimaksud dapat dipahami”.
Gerald R. Miller yang dikutip oleh Deddy Mulyana menjelaskan pengertian
komunikasi sebagai berikut “komunikasi terjadi jika suatu sumber
menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk
mempengaruhi perilaku penerima”.
Sedangkan menurutStoner, Freeman, dan Gilbert (1995) mendefinisikan
komunikasi sebagai the process by which people attempt to share meaning via
the transmission of symbolic messages. Komunikasi adalah proses dimana
seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain
melalui pesan simbolis. Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung, dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang

16
tersedia.Komunikasi langsung berarti komunikasi disampaikan tanpa
penggunaan mediator atau perantara, sedangkan komunikasi tidak langsung
berarti sebaliknya.
Senada dengan itu, Everest M. Rogers menyatakan bahwa “komunikasi
adalah proses dimana suatu idedialihkan dari sumber kepada satu penerima atau
lebih dengan maksud mengubah tingkah laku mereka. Sedangkan menurut
Anwar Arifin komunikasi berarti suatu upaya bersama-sama orang lain, atau

membangun kebersamaan dengan orang lain dengan membentuk perhubungan.4

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah


proses penyampaian informasi dan pengertian dari seorang kepada orang lain,
baik verbal maupun non verbal melalui simbol-simbol ataupun isyarat- isyarat
asalkan komunikasi itu dapat dipahami dan dimengerti oleh kedua belah pihak.
Dalam keadaan seperti inilah baru dapat dikatakan komunikasi telah berhasil baik
(komunikatif). Jadi, komunikasi adalah pernyataan manusia, sedangkan
pernyataan itu dapat dilakukan dengan kata-kata tertulis ataupun lisan, disamping
itu dapat dilakukan juga dengan isyarat-isyarat atau simbol-simbol.

2.2.4 Tujuan Komunikasi

Menurut Widjaya pada umumnya komunikasi memiliki beberapa tujuan, antara


lain :

1. Supaya pesan yang disampaikan dapat dimengerti, maka komunikator harus


menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas
sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita maksudkan.
2. Memahami orang lain, komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat
tentang apa yang diinginkan mereka.
3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain, maka komunikator harus berusaha
agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasif bukan
memaksakan kehendak.
4. Untuk dapat menggerakkan orang lain dalam melakukan sesuatu.

Komunikasi yang dilakukan dalam berorganisasi tentunya memiliki tujuan


yang ingin dicapai. Krizan menyatakan bahwa setidak-tidaknya terdapat empat
tujuan komunikasi yaitu:

17
1. Penerima pesan dapat memahami pesan yang disampaikan oleh pengirim.
Agar diperoleh pemahaman atas pesan yang disampaikan, pesan tersebut
haruslah jelas dan baik. Pengirim maupun penerima harus memiliki makna
yang sama terhadap pesan yang disampaikan.
2. Penerima pesan memberikan tanggapan terhadap pesan yang disampaikan
(respon penerima). Tujuan selanjutnya dari komunikasi yang dilakukan oleh
menajer adalah agar pihak yang diajak berkomunikasi memberikan tanggapan
atas pesan yang disampaikan. Tanggapan itu bisa berupa tanggapan positif,
negatif, maupun netral.

3. Membangun hubungan saling menguntungkan (favorable relationship).


Tujuan ini dimaksudkan agar terciptanya hubungan saling menguntungkan
antara pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi.
4. Membangun nama baik organisasi (organizational Goodwill). Dengan
komunikasi yang baik kepada internal stakeholders maupun external holders,
organisasi dapat membangun nama baik organisasi itu.

2.2.5 Teknik Komunikasi

Teknik komunikasi ialah cara yang dianggap tepat untuk mengerjakan


sesuatu dan merupakan kecakapan yang dimiliki oleh orang yang memiliki
keahlian tertentu.Teknik komunikasi merupakan keahlian yang dimiliki oleh
seseorang dalam menyampaikan informasi kepada pihak lain sehingga informasi
yang disampaikan dapat diterima dengan cepat dan tepat oleh penerima
informasi. Secara singkat bahwa teknik komunikasi adalah kecakapan dalam
berkomunikasi.

Beberapa teknik komunikasi,yaitu:

(1) teknik kepercayaan,

(2) teknik perhubungan,

(3) teknik kepuasan,

(4) teknik kejelasan,

(5) teknik kesinambungan dan konsistensi,

18
(6) teknik persesuaian, dan

(7) teknik penggunaan saluran yang tepat.

2.2.6 KOMUNIKASI

Arti Komunikasi (Communication) secara istilah berawal dari bahasa latin yakni
Communication dan Communisi yang artinya sama. Definisi sama yang dimaksud ialah
sama berdasarkan makna. (Effendy, 200:9)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Komunikasi ialah suatu kegiatan dalam
mengirim dan menerima suatu informasi berupa berita ataupun pesan yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih, sehingga pesan yang akan disampaikan akan dapat lebih
mudah tersampaikan dan dimengerti. Menurut (Berlson dan Steiner, 1964) dalam
(Liliweri, 2011), Komunikasi merupakan suatu transmisi ide, informasi, keterampilan,
emosi dan sebagainya yang disampaikan melalui penggunaan grafik, symbol, angka, dan
lain-lain.

Dalam bukunya “The Structure and Function Of Communication In Society”


(Effendy, 2005:10), Harold Lasswell menyatakan bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komunikasi adalah dengnan menjawab pertanyaan berikut: ”Who Says
What in Which Channel To Whom With What Effect” atau “Siapa yang menyampaikan,
apa yang disampaikan, melalui apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya”.

Konsep Lasswell membuktikan bahwa komunikasi mengandung lima elemen untuk


menjawab pertanyaan yang di ajukan, yaitu:

a. Komunikator ( Pengirim Pesan).

b. Pesan.

c. Media.

d. Komunikan ( Penerima Pesan).

e. Umpan Balik ( Efek).

Oleh karena itu, bersumber dari konsep Lasswell, komunikasi merupakan salah
satu cara dimana komunikator menyampaikan informasi kepada komunikan melalui
media dengan pengaruh tertentu.

19
A. Kepercayaan Diri

1. Pengertian Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri merupakan hal yang paling berharga pada diri


seseorang dalam kehidupan, karena dengan kepercayaan diri seseorang
mampu mengaktualisasikan segala potensi dirinya. Kepercayaan diri
diperlukan oleh siswa baik secara individual maupun kelompok. Menurut
Gatz dan Kelly (dalam Wahyu dan Hardi) jika siswa tidak menampilkan
percaya diri yang tinggi, tentu akan berpengaruh terhadap peforma akademik
mereka di sekolah (2018:14). Walgito menyatakan bahwa banyak faktor yang
harus diperhatikan siswa dalam belajar disekolah, diantaranya yaitu faktor
fisik dan psikis yang meliputi motif, minat, konsetrasi perhatian, natural
coriousity, balance personality, self confidance, intelegensi, dan ingatan
(2017:105). Dari pendapat di atasdapat dipahami bahwa salah satu faktor yang
menunjang kesuksesan setiap individu dalam proses belajarnya adalah rasa
percaya diri (self confident).
Menurut Ghufron dan Rini kepercayaan diri merupakan aspek
kepribadian yang berisi keyakinan tentang kekuatan, kemampuan dan
keterampilan yang dimilikinya (2017: 12). Seseorang yang memiliki
kepercayaan diri biasanya menganggap bahwa dirinya mampu melakukan
segala sesuatu yang dihadapinya dengan kemampuan yang dimilikinya”. Dari
kutipan di atas, dapat dipahami bahwa kepercyaan diri adalah keyakinan yang
dimiliki seseorang tentang kekuatan, kemampuan dan keterampilan yang
dimiliki, seseorang yang memiliki kepercayaan diri dia menganggap dirinya
mampu melakukan segala sesuatu yang dihadapinya sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya.
Selanjutnya menurut Ghufron dan Rini kepercayaan diri merupakan ciri
kepribadian yang mengandung arti keyakinan terhadap kemampuan diri
sendiri (2010:34). Dari kutipan tersebut dapat dipahami bahwa kepercayaan
diri merupakan ciri kepribadian yang mengandung keyakinan terhadap
kemampuan diri sendiri. Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian yang
berisi keyakinan tentang kekuatan, kemampuan dan keterampilan yang
dimilikinya. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri biasanya menganggap

20
bahwa dirinya mampu melakukan segala sesuatu yang dihadapinya dengan
kemampuan yang dimilikinya. (Ghufron danRini 2010: 34)
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa kepercayaan diri adalah
aspek dalam kepribadian seseorang yang mana merupakan keyakinan diri
terhadap kemampuan yang dimilikinya. Keyakinan tersebut membuatnya
mampu melakukan segala sesuatu dengan kemampuan diri yang dimilikinya.
Ghufron dan Risnawita kepercayaan diri merupakan keyakinan untuk
melakukan sesuatu pada diri subjek sebagai karakteristik pribadi yang di
dalamnya terdapat keyakinan akan kemampuan diri, optimis, objektif,
bertanggung jawab, rasionaldan realistis (2010:35). Jadi dapatdipahami bahwa
kepercayaan pada diri sendiri merupakan keyakinan yang bersifat positif yang
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa yaitu dengan yakin
terhadap kemampuan dirinya sendiri, mampu untuk bersikap optimis, objektif,
bertanggung jawab terhadap diri dan lingkungannya, serta dapat bersikap
rasional dan realistis. Rasa percaya diri ini bisa ditanamkan melalui proses
belajar dan pembelajaran sehari- hari serta menumbuhkan pembiasaan sikap
berani dalam bersosialisasi baik di dalam kelas maupun luar kelas atau di
lingkungan sekolah, maka dari itu percaya diri merupakan sifat pribadi yang
harus ada pada peserta didik.
Menurut Hakim (dalam Polpoke) secara sederhana mengungkapkan
bahwasanya kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap
segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut mempunyai
merasa mampu untuk mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya (2004).
Dari kutipan di atas dapat dipahami bahmwa kepercayaan diri adalah
keyakinan seseorang terhadap kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan itulah
yang membuatnya merasa mampu untuk mencapai tujuan hidupnya.
Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri
sendiri, sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa
bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginan dan tanggung
jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki
dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
(Lausterdalam Asrullah 2017:93)
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, dapat
disimpulkan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu aspek yang adadalam

21
diri seorang individu yang meyakini bahwa dirinya memiliki kemampuan serta
tidak terlalu cemas akan tindakanyya. Oleh karena hal itu, ia mampu untuk
melakukan segala sesuatu dengan kemmapuan yang individu itu miliki.

2. Ciri-ciri Kepercayaan Diri

Individu yang percaya diri akan terlihat dari sikap yang ditunjukkannya.
Menurut Fatimah (dalam Amandha, 2016:46-47) menjelaskan beberapa ciri
atau karakterisitik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang
proporsional, di antaranya adalah :
a) Percaya akan kompetensi/ kemampuan diri, hingga tidak
membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, ataupun hormat orang
lain.
b) Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima
oleh orang lain atau kelompok.
c) Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain-berani
menjadi diri sendiri.
d) Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil)
e) Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau
kegagalan, bergantung pada usaha sendiri dan tidak mudah menyerah
pada nasib atau keadaan serta tidak bergantung/ mengharapkan
bantuan orang lain)
f) Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang
lain, dan situasi di luar dirinya.
g) Memiliki harapan yang realisitik terhadap diri sendiri, sehingga
ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif
dirinya dan situasi yang terajdi.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami ciri-ciri kepercayaan diri adalah


percaya dengan kemampuan diri sendiri, tidak bersikap konformis demi
diterima orang lain, berani menjadi diri sendiri, mampu mengendalikan diri
dengan baik, memiliki internal locus of control, mempunyai cara pandang yang
positif terhadap diri sendiri dan memiliki harapan yang realistic.
Ciri-ciri individu yang memiliki kepercayaan diri adalah tidak memiliki

22
keraguan dan perasaan rendah diri, tidak takut memulai suatu hubungan baru
dengan orang lain, tidak suka mengkritik dan aktif dalam pergaulan dan
pekerjaan, tidak mudah tersinggung, berani mengemukakan pendapat, berani
bertindak, dapatmempercayai orang lain, dan selalu optimis. (Darajat dalam
Amandha, 2016:47)
Dari penjelasan di atas dapat dipahami ciri-ciri kepercayaan diri yaitu
tidak ragu dengan kemampuan diri sendiri, tidak takut memulai suatuhubungan
yang baru, aktif dalam pergaulan dan pekerjaan, tidak mudah tersinggung,
berani mengemukakan pendapat, berani bertindak, mempercayai orang lain dan
bersikap optimis. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa hal ini bersifat
baik bagi individu itu sendiri.
Menurut Hakim (2005:5) ciri-ciri seseorang yang mempunyai
kepercayaan diri yang tinggi sebagai beriku :
a) Bersikap tenang dalam mengerjakan segala sesuatu.

b) Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.

c) Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di


dalamberbagai sistuasi.
d) Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang
penampilannya.
e) Memiliki kecerdasan yang cukup.

f) Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup.

g) Memiliki keahlian atau keterampilan yang


menunjangkehidupannya.
h) Memiliki kemampuan bersosialisasi.

i) Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik.

j) Selalu bereaksi positif dalam menghadapi berbagai masalah.

Berdasarkan beberapa karakteristik individu yang memiliki kepercayaan diri


yaitu bersikap tenang, memiliki keyakinan akan kemampuan atau potensi yang ia
memiliki, memiliki kesehatan mental dan fisik yang baik, mampu untuk
bersosialisasi dengan baik, berpikir positif.

Selain itu, menurut Mardatillah (dalam Asrullah, 2017:93) seseorang yang

23
memiliki kepercayaan diri tentunya memiliki ciri-ciri yakni:
a) Mengenal dengan baik kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya
lalu mengembangkan potensi yang dimilikinya
b) Membuat standar atas pencapaian tujuan hidupnya lalu memberikan
penghargaan jika berhasil dan bekerja lagi jika tidaktercapai
c) Tidak menyalahkan orang lain atas kekalahan atau
ketidakberhasilannya namun lebih banyak instrospeksi dirisendiri
d) Mampu mengatasi perasaan tertekan, kecewa, dan rasa ketidak
mampuan yang menghingapinya
e) Mampu mengatasi rasa kecemasan dalam dirinya

f) Tenang dalam menjalankan dan menghadapi segala sesuatunya;

g) Berpikir positif

h) Maju terus tanpa harus menoleh kebelakang

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa orang yang memiliki


kepercayaan diri dapat dilihat dengan ciri-ciri mengenal kekurangan dan
kelebihan, mempunyai tujuan hidup yang akan dicapai, intropeksi diri, mampu
mngendalikan emosi diri, mampu mengatasi rasa kecemasan dalam diri,
bersikap tenang, berpikir positif dan tetap optimis.

Selanjutnya, menurut Peter Lauster (dalam Bekti 2010:20-22) seseorang


yang percaya diri adalah mereka yang memiliki beberapa hal di bawah ini :
a) Optimis yaitu senantiasa memiliki harapan terhadap segala hal.
Sehingga orang yang optimis adalah orang yang selalu berpengharapan
atau berpandangan baik dalam menghadapi segala hal, sikapnya positif,
dan terbuka.

b) Mandiri yaitu suatu keadaan dapat berdiri sendiri. Orang mandiriberarti


ia dapat berdiri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.
c) Memiliki ambisi yang tidak berlebihan

d) Ambisi adalah dorongan untuk mencapai sukses. Memiliki ambisi


yang tidak berlebihan artinya memiliki dorongan dan berusaha ingin
mencapainya dengan tetap memiliki pertimbangan-pertimbangan yang

24
bijaksana.
e) Tidak mementingkan diri sendiri, artinya orang yang tidak selalu
berorientasi pada diri sendiri secara terus menerus tetapi mau
mempedulikan orang lain.
f) Toleran, yaitu dapat bersikap atau bersifat menenggang (menghargai,
membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan,
kepercayaan, kebiasaan, kelakukan, dan sebagainya) yang berbeda atau
bertentangan dengan pendirian sendiri.
g) Tidak berlebihan dan tidak melakukan kompensasi dari
keterbatasannya. Orang yang tidak berlebihan berarti mampu
menampilkan dirinya secara wajar dan apa adanya tanpa rasa malu. Ia
juga tidak perlu menutup-nutupi kekurangannya dengan cara-cara yang
menarik perhatian orang lain.
h) Berhati-hati dengan tidak berlebihan. Orang yang dapat berhati- hati
secara tidak berlebihan berarti ia mampu menangkap fakta secara
objektif, sehingga dapat bersikap dengan pertimbangan tepat tetapi
tetap waspada.

Berdasarkan beberapa penjelasan dari beberapa teori diatas, dapat


diketahui bahwa terdapat banyak aspek yang mempengaruhi kepercayaan diri.
Aspek-aspek ini dapat berasal dari diri individu maupun dari lingkungannya.
Aspek ini juga tidak hanya mempengaruhi individu saja, tetapi juga
mempegaruhi lingkungan individu itu sendiri.

3. Jenis-jenis kepercayaan diri

Menurut Angelis (2000: 61-63) jenis-jenis kepercayaan diri ini yaitu:

a) Keyakinan atas kemampuan sendiri untuk melakukan sesuatu.

b) Keyakianan atas kemampuan untuk menindak lanjuti segalaprakarsa


sendiri secara konsekuen.
c) Keyakinan atas kemampuan pribadi dalam menanggulangi segala
kendala.
d) Keyakinan atas kemampuan memperoleh bantuan.

25
Di jelaskan oleh Angelis (2000:75-77) berikut ini adalah tiga jenis yang
berkaitan dengaan bentuk kepercayaan diri spritual, yaitu:
a) Keyakinan bahwa semesta ini adalah suatu misteri yang terus berubah,
dan bahwa setiap perubahan dalam kesemestaan itumerupakan bagian
dari suatu perubahan yang lebih besar lagi.
b) Kepercayaan atas adanya kodrat alami sehingga segala yang terjadi
tak lebih dari kewajaran belaka.
c) Keyakinan pada diri sendiri dan pada adanya tuhan yang Maha Kuasa
dan Maha Tinggi, yang Maha Tahu atau apa pun ungkapan rohani kita
pada Maha Pencipta semesta ini.

Sedangkan menurut Adler (dalam Lautser, 2004:10-11) tingkat


kepercayaan diri dalam tiga bentuk yaitu:

a) Kurang percaya diri

Kurangnya rasa percaya diri dalam diri individu dalam berhubungan


dengan orang lain meyebabkan rasa rendah diri,rasa malu, rasa rendah
hati yang berlebihan. Semakin rendah rasapercaya diri individu, maka
semakin enggan untuk melakukan sesuatu dan semakin kecil pula
peluang untuk mencapai tujuan yang ingin diraihnya.
b) Percaya diri

Orang yang memiliki kepercayaan diri yang bagus, mereka memiliki


perasaan yang positif terhadap dirinya, dan mempunyaikeyakinan yang
kuat atas dirinya.
c) Sangat percaya diri

Orang yang memiliki kepercayaan diri tinggi akan mampu bergaul


fleksibel, mempunyai toleransi yang cukup baik, bersikap positif, dan
tidak mudah terpengaruh orang lain dalam bertindak serta mampu
menemukan langkah-langkah pasti dalamkehidupannya.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, dapat ditarik kesimpulan


bahwa keyakinan seseorang tidak hanya sebatas keyakinan akan dirinya sendiri.

26
Hal itu juga berkaitan dengan keyakinannya untuk berinteraksi serta
berkomunikasi dengan orang lain. Dengan demikian dapat dipaham bahwa
hubungan Antara indivuidu satu dengan individu lainnya tergantung pada
keyakinan yang ada dalam diri individu itu sendiri.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri

Rasa percaya diri tidak muncul begitu saja atau di bawa sejak lahir,
melainkan ada hal-hal yang menjadi pemicu kepercayaan diri itu sendiri, baik
yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepercayaan diri menurut Ghufron dan Risnawitaadalah konsep
diri, harga diri, pengalaman dan pendidikan (2010:34). Untuk melihat lebih rinci
tentang faktor-faktor dari kepercayaan diri tersebut, berikut penjelasannya:
a) Konsep diri

Terbentuknya rasa kepercayaan diri pada seseorang diawali


dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan
suatu kelompok. Terbentuknya kepercayaan diri pada seseorang
terletak pada pemahaman tentang dirinya atau konsep diri. Menurut
Burn (dalam Ghufron dan Risnawita, 2010:14)

konsep diri merupakan “kesan terhadap diri sendiri secara keseluruhan yang
mencakup pendapatnya terhadap diri sendiri, pendapat tentang gambaran diri di
mata orang lain, dan pendapatnya tentang hal-hal yang dicapai”. Menurut Brooks
(dalam Rahmat, 2007:99) mendefenisikan konsep diri sebagai “pandangan dan
perasaan kita tentang diri kita”.

Konsep diri adalah gambaran mental diri anda sendiri yang terdiri dari
pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan, dan penilaian terhadap diri sendiri.
Pengetahuan mengenai diri sendiri adalah infromasi yang akan kita miliki tentang
diri kita sendiri, umur kita, jenis kelamin, penampilan, dan sebagainya.
Pengharapan kita bagi diri kita sendiri adalah gagasan kita tentang kemungkinan
menjadi apa kita kelak. (Calhoun 1995: 90)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa konsep diri


adalah cara pandang individu secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi
kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun

27
lingkungan. Konsep diri sedikit banyak menggambarkan secara objektif diri kita
sebagaimana kita ramalkan tentang diri kita sendiri, suatu ramalan yang kita penuhi
sendiri.

Ketika seseorang membentuk konsep diri dengan demikian mendefenisikan


dirinya sendiri, dia sedikitbanyak menggambarkan alamiahnya seperti dia sedang
membuat janji bahwa dia akan melanjutkan menjadi seperti orang yang seperti
dirinya sekarang dan yang telah lalu. Konsep diri seseorang tidak seperti
pencanderaan pengalaman dan kegiatan seperti telah ditentukan. Konsep diri adalah
suatu janji. (Jourard 1994 :153)

Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa ketika individu yang


memiliki konsep diri yang positif, maka akan menimbulkan pengalaman yang
positif. Jika kita benar-benarmelibatkan diri dengan pengalaman kita, hendaknya
kita melihatlebih konsep diri sendiri.

Menurut Rifanto (2010:67-71) ada lima hal yangmempengaruhi konsep diri,


antara lain:
1) Peran yang dimiliki oleh seseorang
2) Perbandingan
3) Pernyataan-pernyataan (jugdement) yang dibuat olehorang lain
4) Pengalaman-pengalaman akan keberhasilan
5) Budaya.

Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhi konsep diri seorang individu yaitu adanya kesadaran seseorang terhadap
peran yang dia miliki dalam menjalani kehidupannya. Adanya perbandingan terhadap
peryataan-pernyataan yang diberikan oleh orang lain terhadap individu, pengalaman-
pengalanman masa keberhasilan yang menyenangkan, serta budaya yang ada di
lingkungan sekitarnya.

a) Harga Diri

Harga diri adalah salah satu faktor yang sangat menentukanperilaku seseorang. Menurut
Baron dan Byrne mengemukakan bahwa sikap yang paling peting dikembangkan oleh
seseorang adalah sikap terhadap diri. Evaluasi terhadap diri dikenal sebagai self esteem

28
(harga diri) (2003: 173). Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa self esteem
(harga diri) merupakan sikap, penilaian dan perasaan individu terhadap diri sendiri.
Gufron dan Risnawita menyatakan dua faktor yang mempengaruhi harga diri
seorang individu yaitu faktor internal dan eksternal (2010:47). Faktor internal seperti
“jenis kelamin, intelegensi, kondisi fisik individu, faktor eksternal seperti lingkungan
sosial, sekolah, dan keluarga”. Terpenuhinya kebutuhan harga diri akan menghasilkan
sikap optimis dan percaya diri. Sebaliknya apabila kebutuhan harga diri ini tidak
terpenuhi, maka akan membuat individu berperilaku negatif, oleh sebab itu harga diri
akan sangat mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku seseorang.

a) Pengalaman
Menurut Gufron dan Risnawati pengalaman dapat menjadi faktor munculnya
rasa percaya diri. Sebaliknya pengalaman juga dapat menjadi faktor menurunnya rasa
percaya diri seseorang (2010:37). Dari pendapat di atas dapat di pahami bahwa
pengalam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri individu
dan begitu juga sebaliknya, pengalaman dapat menjadi faktor menurunnya rasa percaya
diri seseorang.

b) Pendidikan

Menurut Gufron dan Risnawati (2010:37-38) pendidikanmerupakan :

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan


diri seseorang. Tingkat pendidikan yang rendah akan menjadikan orang tersebut
tergantung dan akan berada di bawah kekuasaan orang lain yang lebih pandai
darinya. Sebaliknya, orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memiliki
kepercayaan diri yanglebih dibandingkan yang berpendidikan rendah.
Berdasarkan pendapat di atas dipahami bahwa pendidikan merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri yang dimiliki oleh individu.
Dimana semakin tinggipendidikan individu tersebut maka akan semakin tinggi
rasa percaya diri yang dimilikinya, begitu pula sebaliknya semakin rendah
pendidikan individu tersebut, maka semakin rendah pula rasa percaya diri yang
dimilikinya.
Sementara itu faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri menurut
Angelis (dalam Atok, 2016) adalah:

29
6) Kemampuan pribadi, rasa percaya diri hanya timbul pada saat seseorang,
mengerjakan sesutau yang memangmampu dilakukan.

7) Keberhasilan seseorang, keberhasilan seseorang terasa ketika mendpatkan apa


yang selama ini diharapkan dan cita-cita akan memperkuat timbulnya rasa
percaya diri.
8) Keinginan, ketika seseorang menghendaki sesuatu maka orang tersebut akan
belajar dari kesalahan yang diperbuat untuk mendapatkannya.
9) Tekat yang kuat, rasa percaya diri datang ketikaseseorang memiliki tekat yang
kuat untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
Banyak faktor yang sangat mempengaruhi kepercayaan diri dalam diri individu
yaitu adanya kemampuan pribadi dimana individu merasa percaya diri ketika
mengerjakan sesuatu yang memang sesuai dengan kemampuannya. Keberhasilan
seseorang, serta adanya keinginan dan tekat yang kuat untuk mencapai tujuan
juga dapat menimbulkan rasa percaya diri individu.
Dari kutipan di atas, dapat dipahami bahwa faktor yang mempengaruhi
kepercayaan diri adalah pola asuh faktor pola asuh merupakan faktor yang amat
mendasar bag pembentuk rasa percaya diri. Sikap orang tua akan diterima oleh
anak sesuai sesuai dengan persepsinya pada saat itu, dalam lingkungan sekolah
guru adalah panutan utama bagi siswanya, teman sebaya adalah lingkungan sosial
kedua setelah keluarga, dimana mereka terbiasa bergaul dan mengungkapkan
perasaan dan pikiran mereka pada orang lain, sebagai anggota masyarakat, kita
harus berperilaku sesuai norma dan tata nilai yang sudah berlaku dan pengalaman
merupakan keberhasilan tentu menguntungkan perkembangan harga diri yang
akan membentuk gambaran diri yang baik sehingga akan timbul rasa percaya diri
dalam diri individu.

5. Kiat Menumbuhkan Rasa Percaya Diri

Rasa percaya diri pada diri seseorang harus dimulai dari dalam diri sendiri,
karena ketika seseorang telah memiliki kepercayaan terhadap dirinya dan mampu
dalam melakukan sesuatu perubahan serta dapat mengatasi segala permasalahan
dan rasa rendah diri yang dimilikinya.
Menurut Fatimah (2006: 152-155) ada beberapa kiat atau hal yang dapat

30
dilakukan untuk memupuk, menumbuhkan dan meningkatkan rasa percaya diri,
yaitu:
a) Evaluasi diri secara obyektif
b) Beri peghargaan terhadap diri

c) Positif thinking
d) Gunakan self-affirmation
e) Berani mengambil resiko

Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa untuk meningkatkan


kepercayaan diri pada diri individu dengan melakukan evaluasi diri, memberikan
penghargaan (reward) terhadap diri sendiri, positive thingking, self affirmation,
dan berani bertindak dalam mengambil resiko. Menurut Suwarjono dan Elisa
(2010:74-75) ada beberapa faktor yang dapat membantu meningkatkan rasa
percaya diri, dintaranya yaitu:
a) Pengendalian diri

Mutlak diperlukan bagi siapa saja untuk mengenali dirinya sendiri,segala


kelebihan atau kekurangan diketahui untuk meningkatkan
perkembangan sikap pribadi.
b) Umpan balik

Sarana yang efektif untuk berinteraksi baik dengan diri sendiri maupun
lingkungannya untuk memperoleh jati diri kita yang sebenarnya agar
mempermudah perkembangannya.
c) Upaya pembentukan sikap

Sebuah upaya untuk megembangkan segi positif dan mengatasi segi


negatif yang dimiliki sehingga mampu memupuk sikap-sikap positif
sesuai dengan peran anda
d) Pengembangan diri

Hendaknya sejalan dengan penyesuaian terhadap lingkungan sosial,


yang dapat membangkitkan rasa puas, karena selain anda mampu
mengembangkan diri, lingkungan pun mampu menerima diri anda
dengan baik.

31
3.3 Landasan Teori

3.3.1 Teori S-O-R

S-O-R adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Menurut teori ini


organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu.
Maksudnya, keadaan internal organisme berfungsi menghasilkan respon tertentu jika
ada kondisi stimulus tertentu juga. Prinsip in adalah prinsip belajar yang sederhana
dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Prof. Dr. Mar'at (Effendy,
2004:255) dalam bukunya "Sikap Manusia, Perubahan, Sert Pengukurannya"
mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menvatakan bahwa dalam
menelaah sika baru ada tiga variable penting, yaitu: Perhatian, pengertian, dan
penerimaan. Berdasarkan uraian diatas, maka proses komunikasi dalam teori SOR ini
dapat digambarkan sebagai berikut:

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Teori S-O-R
Teori ini mengatakan organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi
stimulus tertentu. Maksudnya, keadaan internal organisme berfungsi menghasilkan
respon tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu juga (Effendy, 2018)

Identifikasi masalah

1. Mahasiswi menjadi lebih percaya diri karena menggunakan makeup.

2. Sejauh mana pengaruh Beauty vlogger Tasya Farasya mempengaruhi


penggunaan makeup pada mahasiswi

H1
( Variabel X ) ( Variabel Y )
Make Up Kepercayaan Diri
1. kepercayaan diri 1. Komunikasi
2. gambaran diri
3. cermin diri (Ghufron dan Rini , 2017)
( Erikson, 2015 )
32
2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan prediksi-prediksi yang dibuat peneliti tentang hubungan


antaravariabel yang ia harapkan. Hipotesis ini biasanya berupa perkiraan numeri atas
populasi yang dinilai berdasarkan data sampel penelitian.
Menguji hipotesis berarti menerapkan prosedur-prosedur statistik dimana
didalamnya peneliti mendeskripsikan dugaan-dugaannya terhadap populasi tertentu
berdasarkan sampel penelitian (Creswell, 2016:191).
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif. Selanjutnya, hipotesis tersebut akan diuji oleh peneliti dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pada penelitian ini hipotesisnya adalah diduga, terdapat pengaruh. Pengaruh
Tutorial Makeup Beauty Vlogger Tasya Farasya Terhadap Tigkat Kepercayaan Diri
Mahasiswi ilmu komuikasi angkatan 2023 Universitas Serang Raya
Ho : Ada Pengaruh Tutorial Makeup Beauty Vlogger Tasya Farasya Terhadap Tigkat
Kepercayaan Diri Mahasiswi ilmu komuikasi angkatan 2023 Universitas Serang Raya
H1 : Tidak ada Pengaruh Tutorial Makeup Beauty Vlogger Tasya Farasya Terhadap
Tigkat Kepercayaan Diri Mahasiswi ilmu komuikasi angkatan 2023 Universitas Serang
Raya

33
BAB III

METODOLOGI PEMIKIRAN

3.1 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian yang digunakan vaitu paradigma positivistik.


Paradigma positivistik adalah metode kuantitatif yang dinamakan metode tradisional,
karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga mentradisi sebagai metode
untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan
pada filsafat postivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah scientifik karena telah
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit atau empiris, objektif, terukur, rasional
dan sistematis (Sugiyono, 2016:7).

Dalam penelitian kuantitatif atau positivistik, yang dilandasi pada suatu asumsi
bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal
(sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan
kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti
tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian.

Jadi, paradigma penelitian dalam in diartikan sebagai pola pikir yang


menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui
penelitian. Teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah
hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan (Sugiyono, 2016:42).
Pada penelitian ini, penulis meneliti dan menggambarkan fakta dan data dengan
sistematis secara realita dan akurat berdasarkan analisis dari fenomena yang disusun
dengan data kuantitatif mengenai "Pengaruh Tutorial Makeup Beuaty Vlogger Tasya
Farasya Terhadap Tingkat Kepercayaan Diri Mahasiswi Komunikasi Angkatan 2023
Unsera.”

34
3.2 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu berdasarkan angka-angka


atau berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang tertutup (hipotesis kuantitatif). Pada dasarya
penelitian kuantitatif umumnya melibatkan proses pengumpulan, analisis, dan
interpretative data, serta penulisan hasil-hasil penelitian. Penelitian kuantitatif merupakan
metode-metode untuk menguji teori-tori (theories) tertentu dengan cara meneliti
hubunguan antar variabel. Variabel-variabel ini diukur biasanya dengan instrument-
instrumen penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis
berdasarkan prosedur-prosedur statistik. Laporan akhir untuk penelitian ini pada umumnya
memiliki struktur yang ketat dan konsisten mulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka,
landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan (Cresswell, 2016: 5).

Peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dalam melakukan penelitian dimana


peneliti ingin melakukan penelitian berdasarkan variabel yang mengukur. Biasanya dengan
instrumen penelitian sehingga data yang terdiri angka-angka dapat dianalisis berdasarkan
prosedur statistik yang jelas, mulai dari perumusan masalah, tujuan masalah yang
dipergunakan, teknik mengumpulkan data, serta menarik kesimpulan dan saran-saran yang
diajukan peneliti.

3.3 Metode penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu
diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian itu berdasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis
(Sugiyono, 2016:2).
Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini dengan menggunakan
metode survey. Metode ini merupakan metode pengumpulan "data primer" dengan
memperoleh secara langsung dari sumber di lapangan penelitian. Biasanya pengumpulan
data atau informasi dan fakta lapangan melalui kuesioner dan wawancara baik lisan maupun
tulisan yang memerlukan adanya kontak secara tatap muka (face to face contact) antara
peneliti dengan respondennya.

35
Metode survey selain merupakan metode pengumpulan data secara primer dan
sekaligus terjadi komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Data penelitian yang
sebagian besar data deskriptif berasal dari subjek yang menyatakan opini, sikap, pandangan,
pengalaman, dan penelitian karakteristik tertentu baik secara individual maupun kelompok.
Terdapat dua jenis teknik pengumpulan data dalam bentuk survey, yaitu melalui wawancara
dan kuesioner.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode survey dimana peneliti akan
menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan terkait.Metode ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh makeup beauty vlogger tasya farasya terhadap tingkat kepercayaan diri
mahasiswi.

3.4 Tempat Dan Waktu Penelitian

3.4.1 Tempat Penelitian


Penelitian ini mengenai "Pengaruh Tutorial Makeup Beuaty Vlogger Tasya Farasya
Terhadap Tingkat Kepercayaan Diri Mahasiswi Komunikasi Angkatan 2023 Unsera”,
dengan mengambil lokasi penelitian di Jl. Raya Serang-Cilegon Km.5 (Taman
Drangong) Serang-Banten.

3.4.2 Waktu Penelitian


Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No Kegiatan Oktober November Desember Januari
1. Pengajuan Judul
2. Pra Observasi
3. Penyusunan BAB I
4. Penyusunan BAB II
5. Penyusunan BAB III

3.5 Objek Penelitian


Objek penelitian merupakan masalah yang akan diteliti. Objek penelitian secara
teoritis adalah sebagai atribut seseorang atau obiek dengan objek yang lain. Maka dapat

36
dirumuskan bahwa sifat dasar atau suatu atribut atau nilai dari objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:38). Yang menjadi objek dalam penelitian adalah
mahasiswi Universitas Serang Raya (UNSERA) jurusan Ilmu Komunikasi angkatan tahun
2023 dengan jumlah seluruh mahasiswi sebanyak 75 orang. Dengan penelitian yaitu
mengenai "Pengaruh Makeup Beuaty Vlogger Tasya Farasya Terhadap Tingkat
Kepercayaan Diri Mahasiswi Komunikasi Angkatan 2023 Unsera.

3.6 Populasi Dan sampel

3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016:80). Dari pengertian tersebut, peneliti
mengambil kesimpulan bahwa populasi merupakan jumlah keseluruhan dari sampel.
Dalam penelitian yang menjadi populasinya adalah mahasiswi UNSERA jurusan ilmu
komunikasi angkatan tahun 2023

3.6.2 Sampel
Teknik sampling dalam penelitian ini yaitu purposive sampling. Menurut Kriyantono
(2006:158) menjelaskan Purposive Sampling mencakup orang-orang yang diseleksi
atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset.
Sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak
dijadikan sampel.
Berdasarkan populasi yang ada untuk menghitung jumlah sampel dalam
penelian ini menggunakan rumus slovin. Tujuan rumus slovin untuk menentukan
sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya (Kriyantono, 2006:164). Rumusnya
yaitu :

Keterangan :
n : Sampel
N : Populasi

37
e2 : Presisi yang diinginkan 5 % ( 0.5 )

𝟕𝟓
𝒏= = 𝟏𝟗
𝟏+𝟕𝟓 (𝟎,𝟓)𝟐

Berdasarkan Perhitungan sampel yang menjadi responden dalam penelitian ini


dibulatkan menjadi sebanyak 19 responden dari jumlah 75 Mahasiswa Ilmu Komunikasi Tahun
2023.

3.7 Operasional variabel

Tabel 3.7 Operasional Variabel

Variabel X Konseptual Dimensi Indikator Skala


Makna penggunaan make 1. kepercayaan 1. meningkatkan
diri kepercayaan
up bagi mahasiswi
2. gambaran diri sendiri dalam
tentunya untuk 3. cermin diri melakukan
( Erikson, 2015 ) komunikasi
menunjang penampilan
2. percaya akan
dan kecantikan mereka. kemampuan diri
3. menampilkan
Penampilan cantik adalah
gestur yang baik
hal yang selalu saat melakukan
komunikasi
diinginkan oleh setiap
wanita. Fenomena gaya
hidup seorang mahasisiwi
Make Up Ordinal
yang menginginkan suatu
jati diri baru dengan cara
selalu mempercantik diri
mereka dengan berbagai
cara, perawatan wajah,
tubuh, penggunaan
produk-produk
kecantikan dan kosmetika
untuk menunjang
kecantikan mereka adalah

38
salah satu cara mereka
untuk menunjukan
identitasnya. (Rasya,
2016)

Variabel Y Konseptual Dimensi Indikator Skala


Kepercayaan diri 1. Komunikasi 1.mempunyai komunikasi
Kepercayaan
merupakan hal yang (Ghufron dan Rini yang sangat baik
Diri
paling berharga pada diri , 2017) 2. berani dalam melakukan
seseorang dalam pembicaraan di depan
kehidupan, karena umum
dengan kepercayaan diri Ordinal
seseorang mampu
mengaktualisasikan
segala potensi dirinya
(Kristanto, 2014)

3.8 Metode pengumpulan data


1. Data Primer
Data yang secara langsung memberikan data kepada pengumpul data
(Sugiyono, 2016 : 225). Sumber data yang didapat dalam penelitian ini langsung
didapatkan dari tempat objek penelitian yaitu mahasiswi UNSERA jurusan ilmu
komunikasi angkatan 2023.

2. Sumber Sekunder
Sumber Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang tidak langsung

39
memberikan data kepada pengumpul data misaln)- melalui perantara. Sumber data
sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari buku, metode penelitian kuantitatif dan
lain lain

3.9 Teknik Pengumpulan Data


Dalam usaha pengumpulan data yang diperlukan dan obyek penelitian akan
menggunakan teknik-teknik penelitian data sebagai berikut :

1. Penyebaran Kuesioner (Angket)


Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus disi oleh responden. Disebut
juga angket, tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap
mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar
pertanyaan (Kriyantono, 2006:97).
Kuesioner ini berisi pertanyaan mengenai Pengaruh Tutorial Makeup Beauty
Vlogger Tasya Farasya Terhadap Tigkat Kepercayaan Diri Mahasiswi ilmu komuikasi
angkatan 2023 Universitas Serang Raya,
Penelitian ini menggunakan angket yang akan disebar melalui direct message
dengan menggunakan media google form yang telah disusun berdasarkan skala ordinal.
Skala ordinal digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan 1 persepsi
seseorang tentang suatu objek. Pada skala ordinal data dikelompokkan ke dalam
beberapa kategori, setiap kategori menempati posisi yang berbeda dan membentuk
urutan. Berkut jenis-jenis alternatif jawaban dalam skala ordinal:

Tabel 3.2 Bobot Angka Skala Ordinal


1) Sangat Setuju (SS) Skor 0
2) Setuju (S) Skor 28
3) Cukup Setuju (CS) Skor 0
4) Tidak Setuju (TS) Skor 8
5) Sangat Tidak Setuju (STS) Skor 0
Sumber : Suryadi Edi dkk ( 2019: 154 )

40
2. Observasi
Menurut Kriyantono (2006:64) menjelaskan "observasi adalah dimana peneliti
mengamati langsung objek yang diteliti". Peniliti menggunakan observasi terstruktur
observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati.
Peneliti menggunakan observasi nonpartisipan dimana peneliti tidak memposisikan
dirinya sebagai anggota kelompok yang diteliti.
3. Studi Kepustakaan
Untuk mencari data atau indormasi atau dokumen dan melalui buku-buku
referensi dan bahan-bahan publikasi lainnya yang mendukung dalam penelitian ini.
Studi kepustakaan diartikan sebagai suatu langkah untuk memperoleh informasi dari
penelitian terdahulu yang harus dikerjakan.

3.10 Analisis Pengumpulan Data

Penelitian yang berjudul "Pengaruh Tutorial Makeup Beuaty Vlogger Tasya


Farasya Terhadap Tingkat Kepercayaan Diri Mahasiswi Komunikasi Angkatan 2023
Unsera”, menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuesioner
kepada mahasiswi ilmu komunikasi Universitas Serang Raya angkatan 2023 serta
menggunakan buku-buku untuk referensi yang mendukung dalam penelitian ini.

Penelitian in juga menggunakan teori Pemprosesan-Informasi McGuire untuk


mengetahui seberapa besar Pengaruh Makeup Beuaty Vlogger Tasya Farasya Terhadap
Tingkat Kepercayaan Diri Mahasiswi Komunikasi Angkatan 2023 Unsera. Penelitian
berdasarkan analisis interpretasi skor atau perhitungan rata seperti yang dijabarkan
berikut. (Sumber: Sudjana, 2011:147)

3.11 Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sampel yang digunakan mempunyai
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas mempunyai patokan nilai signifikan hasil
perhitungan > 0.1 maka dinyatkan penelitian tersebut normal dan jika < 0.1 maka distribusi
tidak normal. Analisis Kolmogorov-Smirnov dalam SPSS adalah cara untuk melakukan
analisis uji normalitas

41
3.12 Uji Instrumen Penelitian

Dalam instrument penelitian ini perlu dibedakan antara hasil penelitian yang valid dan
reliabel dengan instrument yang valid dan reliabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang
diteliti

3.12.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalitan atau


kesahiban sesuatu instrumen. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah alau tidanya
suatu kuesioner. Sesuatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Sebaliknya,
intruen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari
gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto,2013:211).

N : Jumlah Responden
∑X : Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen variabel X
∑Y : Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen variabel Y
∑X2 :
Jumlah jawaban responden untuk keseluruhan instrumen yang di
kuadratkan
∑Y2 : Jumlah jawaban responden untuk instrumen ke -1 yang dikuadratkan
(Sumber: Morrisan, 2012:286)
Ketentuan pengujuan uji validitas adalah rhitung dibandingkan dengan Trabel (dengan
melihat taraf signifikansi penelitian, yakni sebesar 50% atau 0.5 dan jumiah N atau
responden, barulah kita akan mendapatkan nilai Trabel sebagai berikut:
1. Jika rhitung’ ≤ rhitung maka instrumen dikatakan tidak valid
2. Jika rhitung’ ≥rhitung maka instrumen dikatakan valid
(Sumber: Arikunto, 2014:110)

42
3.12.2 Uji Realiabilitas

Relibialitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul dara karena instrum tersebut sudah baik. Intrumen
yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali diambil
akan tetap sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sualu reliabel. Artinya dapat
dipercaya, jadi dapat diandalkan. (Arikunto,
2013:211)
Dalam penelitian ini menggunakan metode Alpha Cronbach yaitu perhitungan yang
dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butiran-butiran pertanyaan dalam
kuesioner.Dalam penelitian ini, menggunakan
SPSS 26 Dimana dalam analisis validitas dan reliailitas ini menggunakan cronbach's
alpha dengan ketentuan sebagai berikut:
𝐊 ∑𝒔𝒊𝟐
r2 = = ( 𝑲+𝟏 ) { 𝑺𝒕𝟐 }

Keterangan
r = Reliabilitas
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Si = Jumlah variasi
St = Variasi total
Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas berdasarkan Nilai Alpha
Nilai Cronbac’s Alpha Tingkat Reliabilitas
0,0-0,20 Tidak Reliable
>0,20-0,40 Kurang Reliable
>0,40-0,60 Cukup Reliable
>0,60-0,80 Reliable
>0,80-1.00 Sangat Reliable

43
3.13 Analisis Regresi Linear Sederhana

Untuk mengetahui pengaruh antara variable independen dan variable dependen,


peneliti menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk mengetahui perubahan
signifikansi variable dependen. Nilai-nilai variable Y dapat dihtung atau diprediksi
berdasarkann nilai variable X. Model persamaan regresi linier sederhana yaitu sebagai
berikut: (Morrisan, 2010:402)
Y = a +bx
Keterangan :
Y = Variabel terikat yang diprediksi
a = Harga Y ketika X = 0 ( harga konstan )
b =Angka arah atau koefisiensi regresi, yang menunjukan angka Peningkatan
maupun penurunan variable dependen yang didasarkan pada perubahan variable
independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis menurun.
X = Subjek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu

3.14 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dalam penelitian digunakan untuk menghing presentase


antara pengarh variable X terhadap Y.

Kd = r2 X 100%
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
Kd = 0, berarti pengaruh variable x terhadap variable y, lemah
Kd = 1, berarti pengaruh variable x terhadap y, kuat

Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Determinasi


Pernyataan Keterangan

>4% Pengaruh rendah sekali

15% - 16% Pengaruh rendah tapi pasti

17% - 49% Pengaruh cukup berarti

44
50% - 81% Pengaruh tinggi atau kuat

>80% Pengaruh tinggi sekali


( Sumber : Supranto, 2001 : 270 )

Untuk mempermudah proses perhitungan peneliti menggunakan SPSS, dengan


menggnakan program tersebut hasilnya dapat dilihat pada tabel model summary berdasarkan
nilai dari tabel yang berjudul r-square.

3.15 Uji Hipotesis Penelitian

Uji t-Test adalah salah ssatu test statistic yang dipergunakan utuk menguji signifikasi
koeisien korelasi variable bebas dengan variable terikat. Adapun rumus uji signifikasi korelasi
spearman rank dilunjukan pada rumu (Kriyantono, 2008:175).
𝐫√𝐧−𝟐
𝒙=
√𝟏−𝐫𝟐

Keterangan :
t = thitung
r = Koefisien Korelasi sederhana
n = Jumlah sampel
Berikutnya dilanjutkan untuk menguji apakah koefisien korelasi (r) yang diperoleh
signifikasi atau tidak, perlu dilakukan uji signifikasi. Uji signifikasi korelasi spearman rank
dapat dilakukann secara langsung dengan mengkonsultasikan pada tabel distribusi t produksi
momen dengan ketentuan:
1. Bila tnitung < trabet’ maka Ho diterima dan Ha ditolak dan,
2. Bila thitung > trabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

45
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti. 2017. Video Blog Sebagai Media Representasi Diri Vlogger di Kota
Makassar. Skripsi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin Makassar.

Ajiwibawani, Putri. 2015. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Gaya Hidup
Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen D’Goda Coffee
Pazkul Sidoarjo). Vol. 3, No. 2.

Amellica, Nozella. 2017. Fenomena Beauty Vlogger di Indonesia (Studi


Fenomenologi Pada Beauty Vlogger Indonesia). Skripsi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Telkom Bandung.

Anggraeni. 2018. Pengaruh Endorsement Beauty Vlogger Terhadap Minat Beli


Make Up Brand Lokal (Survey Pada Peminat Kosmetik LT PRO Yang
Dipengaruhi Oleh Video Vlog “INI VINDY” Di Kota Malang.Vol. 60, No.1.

Annur, Ayu Mutiara. 2013. Difusi dan Adopsi Inovasi Penanggulangan Kemiskinan
(Studi Difusi dan Adopsi Inovasi dalam layanan Mbela Wong Cilik Unit
Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) di Kabupaten
Sragen). Journal of Rural and Development. Vol. iv No. 1.

Eliza, Rumondang. Andriani Kusumawati. 2018. Pengaruh Youtube Beauty


Vlogger Terhadap Minat Beli Konsumen Dan Dampaknya Terhadap
Keputusan Pembelian Produk (Studi Pada Pengguna Kosmetik Maybelline
di Indonesia). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 63, No.1.

Gustam, Rizky Ramanda. 2015. Karakteristik Media Sosial Dalam Membentuk


Budaya Populer Korean Pop di Kalangan Komunitas Samarinda dan
Balikpapan. eJournal Ilmu Komunikasi, Vol. 3, No. 2.

Harnum, Dewi. 2012. Hubungan antara Teknik Kontrol Diri dengan


Kecenderungan Perilaku Konsumtif Mahasiswi di Ma’had Sunan Ampel Al-
Aly Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
Skripsi. Fakultas Psikolog Universitas Islam Negeri Malang.

Hartaji, Damar A. 2012. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah


Dengan Jurusan Pilihan Orangtua. Skripsi Psikologi Universitas
Gunadarma.

Hurlock, E. B. 1990. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Alih Bahasa: Soedjarwo dan Iswidayanti. Jakarta:
Erlangga.

Isnawati. 2017. Difusi Inovasi Program Keluarga Berencana “Dua Anak Lebih
Baik” dalam Mengendalikan Pertumbuhan Penduduk Desa Lompio
Kecamatan Sirenja Kabupaten Donggala. Jurnal Online Kinesik Vol. 4No.
1.

46
Kholisoh, Nur. 2018. Pengaruh Terpaan Informasi Vlog di Media terhadap Sikap
Guru dan Dampaknya terhadap Persepsi Siswa. Jurnal Aspikom, Vol. 3,
No. 5.

47

Anda mungkin juga menyukai