Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KEBUTUHAN MAKE UP PADA MAHASISWI

DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI

Kayla Riswanti1*), Tyas Agni Ramadanty2*)


1,2
Universitas Negeri Jakarta, Jl. Rawamangun Muka Raya No. 11, 13220, Indonesia
1*)
E-mail: kayla_1504622008@mhs.unj.ac.id ,2*)E-mail : tyas_1504622010@mhs.unj.ac.id.
Penulis
Penulis 1 : Kayla Riswanti (1504622008)
Penulis 2 : Tyas Agni Ramadanty (1504622010)

PENDAHULUAN
Mahasiswa merupakan individu atau pelajar yang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi,
baik itu negeri maupun swasta dan lembaga-lembaga lain yang tingkatannya sama dengan
perguruan tinggi (Khairun & Al Hakim, 2019). Kebutuhan make up pada mahasiswi dalam
meningkatkan rasa percaya diri merupakan topik yang menarik untuk dibahas. Kebutuhan adalah
segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
mencapai kesejahteraan hidup. Nah disini dimaksudkan, Make up merupakan salah satu kebutuhan
yang diperlukan oleh mahasiswi untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka serta menunjang
penampilan. Oleh karena itu, diperlukan analisis kebutuhan make up pada mahasiswi agar
penggunaannya dapat memberikan dampak positif bagi kepercayaan diri.
Herasafitri dkk (2016) mengatakan bahwa dengan physically attractiveness (daya tarik fisik)
orang lain dan juga lawan jenis akan memberi perhatian lebih dimana salah satu untuk
meningkatkan physically attractiveness perempuan adalah mengubah tampilan wajah dengan
menggunakan make up. Make up menjadi salah satu cara yang digunakan oleh mahasiswi untuk
memperbaiki kekurangan fisik-nya, ketika kekurangan tersebut tertutupi maka akan muncul rasa
percaya diri dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Dengan penggunaan kosmetik, penampilan
wajah menjadi indah dan akan mempengaruhi penerimaan diri untuk kemudia terbangun sebuah
kepercayaan diri pada mahasiswi pengguna kosmetik tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi
self confidence antara lain orang tua, rasa aman, kesuksesan dan penampilan fisik (Laowe, 2019).
Penampilan fisik merupakan hal yang penting bagi banyak orang, termasuk mahasiswi. Mahasiswi
sebagai individu yang sedang mengalami masa transisi dari remaja ke dewasa awal, seringkali
mengalami perubahan fisik dan psikologis yang dapat mempengaruhi kepercayaan dirinya.
Penggunaan make up dapat menjadi salah satu cara yang digunakan oleh mahasiswi untuk
meningkatkan rasa percaya diri dan menunjang penampilan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan make up pada mahasiswi dapat
memberikan dampak positif terkait kepercayaan diri. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Itabiliana menunjukkan bahwa “penggunaan make up pada remaja putri dapat memberikan dampak
positif terkait kepercayaan diri. Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa penggunaan make
up yang berlebihan dan tidak seimbang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan kulit”.
Dari latar belakang masalah yang didukung oleh fakta, konsep, teori, dan hasil penelitian dari
sumber referensi yang relevan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis kebutuhan make up pada
mahasiswi sangat penting untuk dilakukan agar penggunaannya dapat seimbang dan memberikan
dampak positif bagi kepercayaan diri. Penggunaan make up pada mahasiswi dapat memberikan
dampak positif terkait kepercayaan diri, namun jika penggunaannya tidak seimbang dan terlalu
bergantung pada make up, dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan dan perilaku
konsumtif. Oleh karena itu, peneliti bermaksud melakukan analisa tentang “Kebutuhan Make Up
Pada Mahasiswi Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri ” dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran tingkat kepercayaan diri yang dimiliki mahasiswi ketika menggunakan Make Up. Untuk
responden pada analisis ini merupakan mahasiswi aktif Universitas Negeri Jakarta.
TINJAUAN PUSTAKA
Penggunaan make up pada mahasiswi merupakan hal yang umum dilakukan untuk
meningkatkan rasa percaya diri dan menunjang penampilan. Namun, penggunaan make up yang
berlebihan dan tidak seimbang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan dan perilaku
konsumtif. Oleh karena itu, diperlukan analisis kebutuhan make up pada mahasiswi agar
penggunaannya dapat seimbang dan memberikan dampak positif bagi kepercayaan diri. Berikut
adalah tinjauan pustaka dari beberapa sumber referensi yang relevan.
1. Penggunaan Make Up Terhadap Kepercayaan Diri Wanita Dewasa Awal (Study pada
Mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Penelitian ini dilakukan oleh Kafa Bella Syahida dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan make up terhadap kepercayaan diri wanita dewasa awal, khususnya mahasiswi
Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan make up dapat memberikan dampak positif terkait kepercayaan diri pada
mahasiswi. Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa penggunaan make up yang
berlebihan dan tidak seimbang dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan dan perilaku
konsumtif.
2. Kepercayaan Diri pada Mahasiswi Pengguna Make Up di Surakarta
Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2017) terhadap 10 mahasiswi menghasilkan data bahwa
5 dari 10 responden meningkatkan rasa percaya diri dengan merasakan kepercayaan diri setelah
menggunakan make up dan sisanya 22 mahasiswi (44,0%) merasa tidak ada pengaruh
penggunaan make up terhadap kepercayaan dirinya. Penelitian ini menunjukkan bahwa
penggunaan make up dapat memberikan dampak positif terkait kepercayaan diri pada
mahasiswi.
3. Makna Penggunaan Make Up sebagai Identitas Diri (Studi Mahasiswi Universitas Negeri
Yogyakarta)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah makna penggunaan make up
sebagai identitas diri mahasiswi, faktor pendorong dan dampak penggunaan make up bagi
mahasiswi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan make up dapat menjadi identitas
diri bagi mahasiswi dan memberikan dampak positif terkait kepercayaan diri.
4. Pemakaian Kosmetik Terhadap Kepercayaan Diri Remaja Putri
Penelitian ini dilakukan oleh Nadya Berliana dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
pemakaian kosmetik terhadap kepercayaan diri remaja putri. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemakaian kosmetik dapat memberikan dampak positif terkait kepercayaan diri pada
remaja putri.
5. Pengaruh Intensitas Penggunaan Make Up terhadap Kepercayaan Diri (Self Confidence)
Mahasiswi Angkatan 2018 di UIN Walisongo Semarang.
Penelitian ini dilakukan oleh Salsabila Ramadani dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
intensitas penggunaan make up terhadap kepercayaan diri mahasiswi angkatan 2018 di UIN
Walisongo Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas penggunaan make up
dapat memberikan dampak positif terkait kepercayaan diri pada mahasiswi.
Dari tinjauan pustaka yang ada diatas dan telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan make up pada mahasiswi dapat memberikan dampak positif terkait kepercayaan diri.
Namun, penggunaan make up yang berlebihan dan tidak seimbang dapat menimbulkan dampak
negatif bagi kesehatan dan perilaku konsumtif. Oleh karena itu, diperlukan analisis kebutuhan make
up pada mahasiswi agar penggunaannya dapat seimbang dan memberikan dampak positif bagi
kepercayaan diri. Analisis kebutuhan make up pada mahasiswi dapat dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan make up, seperti jenis kulit, jenis
make up yang digunakan, dan intensitas penggunaan make up.
DEFINISI TOPIK
Menurut KBBI, 2005., kata dandan diartikan sebagai mengenakan pakaian dan hiasan serta
alat-lat rias, memperbaiki, menjadikan baik (rapi). Dalam bahasa Yunani kosmetik berasal dari kata
kosmetikos yang berarti berhias, menghiasi atau mengatur. Kosmetik dikenal sejak berabad-abad
lalu oleh peradaban manusia. Hingga pada abad ke-19, penggunaan kosmetik menjadi perhatian.
Dimana fungsi dari kosmetik adalah untuk kecantikan juga untuk kesehatan (Berliana, 2018).
Kosmetik merupakan barang yang dimaksudkan untuk digosok, dituangkan, dipercikkan, atau
disemprotkan. Digunakan atau diaplikasikan ke seluruh tubuh manusia atau salah satu bagian untuk
membersihkan, mempercantik, meningkatkan daya tarik, atau mengubah penampilan (Food and
Drug Administration, 2009, Sec. 201.). Make Up mempunyai kekuatan menciptakan suatu penilaian
diri sekaligus meningkatkan rasa kepercayaan diri, mengubah penampilan wajah, dan membuat
orang yang memakai puas terhadap dirinya sendiri (Elianti & Pinasti, 2017). Penggunaan make-up
pada mahasiswi dapat memberikan dampak positif terkait kepercayaan diri mereka. Bagi banyak
wanita make up merupakan cara untuk menampilkan diri sendiri (LaBelle, 1988). Produk kosmetik
seperti foundation, maskara, dan blush on merupakan cara cepat dan tidak kekal untuk memperbaiki
penampilan seseorang dan dengan demikian dapat meningkatkan kepercayaan diri sendiri (Miller &
Cox, 1982). Penelitian dari Kumalasari (2019) menyatakan bahwa penggunaan make-up pada
mahasisiwi dapat memberi warna pada wajah sehingga kekurangan bisa tertutupi seperti wajah tidak
nampak pucat, menyamarkan noda minyak, dan lebih meningkatkan rasa kepercayaan diri.
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan mencapai kesejahteraan hidup. Kebutuhan dapat dibedakan berdasarkan
tingkat kepentingannya, subjeknya, dan wujudnya.
1) Berdasarkan tingkat kepentingannya, kebutuhan dapat dibedakan menjadi kebutuhan primer,
kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier.
2) Berdasarkan subjeknya, kebutuhan dapat dibedakan menjadi kebutuhan perorangan dan
kebutuhan kelompok.
3) Sedangkan berdasarkan wujudnya, kebutuhan dapat dibedakan menjadi kebutuhan mendesak,
kebutuhan sekarang, dan kebutuhan masa depan.
Sebagaimana yang dikutip oleh Alwisol menurut Murray kebutuhan adalah konstruksi
mengenai kekuatan otak yang mengorganisir berbagai proses seperti persepsi, berfikir, berbuat
untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak memuaskan. Kebutuhan make up pada mahasiswi
dalam meningkatkan rasa percaya diri adalah topik yang membahas tentang penggunaan make up
pada mahasiswi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan rasa percaya diri dan menunjang
penampilan. Topik ini juga membahas tentang dampak positif dan negatif dari penggunaan make up
yang berlebihan dan tidak seimbang pada kesehatan dan perilaku konsumtif. Analisis kebutuhan
make up pada mahasiswi juga menjadi bagian dari topik ini, dimana diperlukan pemahaman tentang
faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan make up pada mahasiswi agar penggunaannya dapat
seimbang dan memberikan dampak positif bagi kepercayaan diri.
Lauster (2003) mendefinisikan kepercayaan diri (self-confidence) merupakan kemampuan
mendasar yang dimiliki oleh tiap individu yang didasarkan atas perasaan atau sikap yakin sehingga
mereka tidak akan merasa terlalu cemas dalam bertindak, sopan dan hangat dalam berinteraksi
dengan orang lain, serta mereka secara bebas akan lebih berani bertanggung jawab atas perbuatan
yang dilakukannya. Percaya diri adalah sebuah rasa yakin yang dimiliki individu terhadap
kemampuan yang dia miliki. Percaya diri ini membuat individu bernilai positif untuk dirinya sendiri
dan juga saat berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya. Kepercayaan diri adalah rasa percaya
yang dimiliki oleh individu atas dirinya serta persepsi individu tersebut dalam memandang dirinya
(Habibah & Dewi, 2019). Kepercayaan diri ialah suatu kepribadian yang dimiliki bagi individu
yang timbul dalam diri individu dan percaya bahwa dirinya mampu atas dirinya dan dapat bertindak
sesuai apa yang sesuai yang diinginkan individu. Sifat percaya dan yakin akan kemampuan diri
sendiri adalah bentuk percaya diri dengan tidak bergantung kepada orang lain dan dapat
terekspresikan secara utuh (Syam & Amri, 2017).
Mahasiswi adalah seorang perempuan yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun
belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang
terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Hartaji (dalam , 2012).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mahasiswi didefinisikan sebagai seorang
perempuan yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau
lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswi terdiri dari pelajar perempuan,
dimana perempuan dikenal juga dengan makhluk yang menyukai keindahan. Untuk itu, mereka
akan menggunakan kosmetik dengan tujuan untuk memperindah dan mempercantik penampilan
fisiknya sehingga menjadi lebih percaya diri.
TEORI TOPIK
Teori kebutuhan Maslow menyatakan bahwa manusia harus memenuhi kebutuhannya yang
paling rendah terlebih dahulu sebelum naik ke tingkat yang lebih tinggi, sampai ia bisa
mengaktualisasikan dirinya. Kebutuhan yang tertinggi dalam hierarki kebutuhan Maslow adalah
kebutuhan aktualisasi diri. Menurut teori kebutuhan Maslow, kebutuhan manusia dapat dibagi
menjadi lima tingkat, yaitu
1) Kebutuhan fisiologis, adalah kebutuhan dasar manusia seperti makanan, minuman, dan tempat
tinggal
2) Kebutuhan akan rasa aman, adalah kebutuhan untuk merasa aman secara fisik dan emosional.
3) Kebutuhan sosial, adalah kebutuhan untuk memiliki hubungan sosial yang positif dengan
orang lain.
4) Kebutuhan akan harga diri, adalah kebutuhan untuk dihargai dan diakui oleh orang lain.
5) Kebutuhan aktualisasi diri, adalah kebutuhan untuk mencapai potensi penuh dan
mengaktualisasikan diri.
Tentunya di samping kebutuhan tersebut, ada faktor yang mendorong mahasiswi
menggunakan make up. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan make up pada mahasiswi
diantaranya, yaitu:
1) Faktor internal :
a. Adanya kekurangan fisik pada wajah yang membuat mahasiswi tidak percaya diri
sehingga harus menggunakan make up untuk menutupi dan memperbaiki kekurangannya.
b. Perubahan fisik yang memicu remaja memakai kosmetik atau make-up untuk menutupi
kekurangan dirinya dengan menambahkan bahan atau alat kosmetik, sehingga
memunculkan rasa ingin terus memakai make-up yang digunakan.
c. Tuntutan dari pekerjaan yang mengharuskan selalu tampil sempurna.
2) Faktor Eksternal :
a. Adanya dorongan dari luar yang mengakibatkan mahasiswi menggunakan make up.
b. Penggunaan make up sebagai identitas diri.
c. Pengaruh lingkungan sosial dan budaya.
d. Pengaruh media sosial dan selebriti.
e. Pengaruh teman sebaya.
f. Pengaruh kebutuhan untuk tampil profesional.
Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kebutuhan make up pada mahasiswi, baik dari
segi jumlah dan jenis produk yang digunakan, maupun dari segi frekuensi penggunaannya. Namun,
perlu diingat bahwa penggunaan make up yang berlebihan dan tidak seimbang dapat menimbulkan
dampak negatif bagi kesehatan dan perilaku konsumtif. Oleh karena itu, diperlukan analisis
kebutuhan make up pada mahasiswi agar penggunaannya dapat seimbang dan memberikan dampak
positif bagi kepercayaan diri.
Menurut Korichi, pelle-de Queral, Gazano, dan Aubert make-up (Tata rias wajah yang
mengubah penampilan dari bentuk asli sebenarnya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik) secara
psikologis memiliki dua fungsi yaitu fungsi seduction dan camouflage. Fungsi seduction artinya
individu menggunakan make-up untuk meningkatkan penampilan diri. Umumnya individu yang
menggunakan make-up untuk fungsi seduction merasa bahwa dirinya menarik dan menggunakan
make-up untuk membuat lebih menarik. Fungsi camougflage artinya individu menggunakan make-
up untuk menutupi kekurangan diri secara fisik. Umumnya individu yang menggunakan make-up
untuk camougflage merasa dirinya tidak menarik sehingga perlu menggunakan make-up untuk
membuat menarik.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Miller dan Cox pada tahun 1982, make up
digunakan oleh wanita sebagai alat untuk meningkatkan penampilan dan kepercayaan diri.
Penelitian ini menunjukkan bahwa wanita yang sangat peduli dengan penampilannya (yang tinggi
dalam public self-consciousness) cenderung menggunakan make up lebih sering daripada wanita
yang kurang peduli dengan penampilannya. Selain itu, penelitian ini juga mengembangkan Miller
Cox Attitudes About Makeup Scale untuk mengukur sikap dan perasaan tentang penggunaan make
up. Penelitian lain yang dilakukan pada tahun yang sama oleh CASH menunjukkan bahwa
penggunaan make up oleh wanita dapat memiliki dampak psikososial, seperti meningkatkan
kepercayaan diri dan mempengaruhi persepsi orang lain tentang diri mereka. Namun, penelitian ini
juga menunjukkan bahwa penggunaan make up yang berlebihan dapat menyebabkan
ketergantungan dan dampak negatif pada kesehatan kulit.
Kepercayaan diri merupakan sikap individu yang mampu tampil didepan umum tanpa rasa
cemas dan takut. Manusia memiliki percaya diri dan yakin dengan kemampuan mereka serta
menerima kekurangan yang terdapat pada dirinya (Mamlu et al., 2019). Syam dan Amry (2017)
memaparkan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan terhadap kemampuan sendiri untuk mampu
mencapai target, keinginan, dan tujuan untuk diselesaikan walaupun menghadapi berbagai
tantangan dan masalah serta dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan mampu mengekspresikan
dirinya seutuhnya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri adalah
penampilan. Salah satu hal yang diperhatikan mahasiswi dalam penampilan adalah dibagian wajah
(Retno iswari,2017). Namun wajah individu tidak semuanya sempurna, terdapat beberapa individu
yang memiliki wajah yang bermasalah seperti kusam, jerawat, kulit berminyak dianggap
kekurangan dalam wajahnya, yang membuat mahasiswa tidak percaya diri terhadap penampilan
wajahnya (Latifa, 2016).
Menurut penelitian statistik deskriptif dan korelasi yang digunakan dengan bantuan Korelasi
Pearson R dan Spearman Rho untuk mengetahui hubungan signifikan antara penggunaan produk
kosmetik dengan tingkat kepercayaan diri mahasiswi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
frekuensi penggunaan produk kosmetik dan tingkat kepercayaan diri mempunyai korelasi yang
cukup kuat dengan nilai Pearson R sebesar 0,68. Ini hanya mendukung penelitian Davis (2013) dan
Silverio (2010) yang cenderung dilakukan perempuan menjadi lebih percaya diri ketika
menggunakan produk kosmetik.
DIMENSI TOPIK
Menurut Setiadi, J. N. Perilaku Konsumen. (Bogor : Kencana, 2003), hl, 10-13., yang
menyatakan bahwa faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku penggunaan make up yaitu :
1. Faktor Kebudayaan. Faktor kebudayaan yang terdiri dari kebudayaan, sub-budaya, dan kelas
sosial.
2. Faktor Sosial. Faktor sosial yang terdiri dari kelompok referensi, keluarga, peran dan status
sosial
3. Faktor Pribadi. Faktor Pribadi, yang terdiri dari usia/umur, tahap daur hidup,
jabatan/pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor Psikologis. Faktor Psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, belajar,
kepercayaan dan sikap.
Keempat pengaruh tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain yang saling berhubungan,
pengetahuan tentang make up akan mempengaruhi perilaku setiap individu dalam penggunaannya
dan faktor sosial masyarakat yang memberikan pengaruh bahkan tuntutan dalam standar ber-make
up. Hal yang mendorong mahasiswi menggunakan make up adalah pengaruh dari teman sebaya,
keluarga dan masyarakat. Adanya interaksi sosial yang dialami oleh setiap manusia termasuk
mahasiswi tentunya memberikan berbagai dampak, pertukaran informasi, perselisihan, konflik, dan
peniruan berbagai perilaku, merupakan contoh nyata dari dampak adanya interaksi sosial dalam
lingkungan masyarakat. Peniruan perilaku akibat adanya interaksi, serta dorongan sosial untuk
melakukan sebuah kegiatan sebagai dampak dari pertukaran informasi mengakibatkan mahasiswi
terpengaruh untuk menggunakan make up dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak mahasiswi yang
menggunakan make up karena terpengaruh lingkungan sosialnya, baik keluarga, teman sebaya, dan
masyarakat.
Penggunaan make up dalam kehidupan sehari-hari tentunya membawa dampak tersendiri bagi
mahasiswi pengguna make up, baik dampak positif dan juga dampak negatif yang timbul akibat dari
penggunaan make up di kalangan mahasiswi. Terdapat juga makna penggunaan make up sebagai
identitas diri bagi mahasiswi dipengaruhi oleh adanya interaksi dengan lingkungan sosial
disekitarnya dan dari kepribadianya sendiri. Makna tersebut diantaranya, adanya keinginan untuk
dapat tampil dengan sempurna, ingin mendapatkan perhatian dari lingkungan disekitarnya, dan
adanya kepuasan dan kebanggaan dari dalam dirinya jika tampil dengan penampilan terbaiknya.
PENELITIAN DENGAN JURNAL SERUPA
1. Makna Penggunaan Make Up Sebagai Pembentukan Kepercayaan Diri Bagi Mahasiswi (Studi
Kasus: Mahasiswi FISIP UIN Jakarta) oleh Ardhania Dinah Gitti Fadhilah (16 Februari 2022).
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/63159
Skripsi ini menjelaskan makna penggunaan make up sebagai pembentukan kepercayaan
diri bagi mahasiswi FISIP UIN Jakarta, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
bagaimana makna dari penggunaan make up sebagai pembentukan kepercayaan diri bagi
mahasiswi FISIP UIN Jakarta untuk kehidupan sehari-hari. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif, memperoleh data dengan melakukan wawancara dengan
delapan orang mahasiswi FISIP UIN Jakarta yang menggunakan make up. Teori yang
digunakan pada penelitian ini yaitu teori Teori Belajar Sosial oleh Albert Bandura. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa make up sudah menjadi suatu kebiasaan bagi mahasiswi untuk
menjalani aktivitas di kampus, hal ini karena adanya faktor internal dan eksternal yang
akhirnya membuat mahasiswi menggunakan make up, lalu makna dari menggunakan make up
berawal dari adanya interaksi dengan orang sekitar yang akhirnya mendorong mereka untuk
menggunakan make up seperti mereka merasa lebih diterima oleh lingkungan sekitar, mereka
merasa lebih mudah berkomunikasi dengan lingkungan sekitar, make up menjadi kesenangan
diri sendiri atau sebuah hobi, bahkan make up mampu menjadi mata pencaharian
mereka. Namun, secara garis besar make up mampu membentuk kepercayaan diri bagi
mahasiswi FISIP UIN Jakarta.
2. Pengaruh intensitas penggunaan make up terhadap kepercayaan diri (self confidence)
mahasiswi angkatan 2018 di UIN Walisongo Semarang oleh Salsabila Ramadani ( 11
Desember 2021). https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/14574/
Mayoritas remaja dan dewasa awal menganggap penampilan fisik sangat menentukan
posisi dengan siapa mereka bergaul. Hal ini membuat seseorang semaksimal mungkin
memperbaiki penampilan agar terlihat lebih menawan. Diantara cara meningkatkan
kepercayaan diri pada wanita adalah dengan mengubah tampilan wajah menggunakan make up.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas penggunaan make up terhadap
kepercayaan diri. Metode dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan teknik analisa data
regresi linier sederhana. Populasi dalam penelitian yaitu mahasiswi angkatan 2018 UIN
Walisongo Semarang sebanyak 2.542 orang. Jumlah responden sebanyak 100 orang. Teknik
pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan purposive sampling. Teknik
pengambilan data dengan menggunakan skala kepercayaan diri dan intensitas penggunaan
make up diukur menggunakan skala likert. Analisis data menggunakan regresi linier sederhana
dengan bantuan SPSS 23.0 for Windows. Hasil penelitian menunjukan berpengaruh terhadap
kepercayaan diri. Hal tersebut dibuktikan dengan t hitung > t tabel yaitu 3,677 > 1,989 dan nilai
sig. 0,000 < 0,05. Koefesien determinasi pengaruh intensitas penggunaan make up terhadap
kepercayaan diri sebesar 12,1 %. Sedangkan sisanya yaitu (100 % - 12,1 % = 87,9 %)
ditentukan atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Bagi
peneliti selanjutnya, disarankan untuk tidak melakukan penelitian secara online, agar peneliti
dapat mengawasi responden dalam menjawab kuisioner. Jawaban yang diberikan dengan
sungguh-sungguh akan mempengaruhi keakuratan dari sebuah data penelitian.
3. MAKNA PENGGUNAAN MAKE UP SEBAGAI IDENTITAS DIRI (Studi Mahasiswi
Universitas Negeri Yogyakarta) oleh Lita Donna Elianti (2018).
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/societas/article/view/12536
Mahasiswi ingin tampil cantik dalam segala hal, salah satu usaha yang dilakukan untuk
tampil cantik adalah menggunakan make up. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna
penggunaan make up sebagai identitas diri dan faktor pendorong serta dampak penggunaan
make up bagi mahasiswi. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Negeri Yogyakarta,
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi, dan kepustakaan. Teknik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling. Subjek penelitian mahasiswi pengguna make
up. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan analisis data menggunakan interaktif
Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan make up disebabkan
oleh faktor internal yaitu kekurangan fisik dan kesukaan terhadap make up, dan faktor eksternal
yaitu pengaruh dari teman, orang tua, beauty vlogger, dan tuntutan dalam pekerjaan dan
organisasi. Makna penggunaan make up adalah keinginan untuk tampil sempurna,
mendapatkan perhatian dan kepuasan pribadi. Dampak penggunaan make up yang negatif
adalah alergi, jerawat, iritasi, ketergantungan, dan perilaku konsumtif. Dampak positifnya pada
kepercayaan diri, dan menjadi mata pencaharian.
4. Pemakaian Kosmetik Terhadap Kepercayaan Diri Remaja Putri oleh Nadya Berliana (2018).
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/6119/
Remaja merupakan masa pelestarian dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang
memiliki banyak perubahan terhadap fisiknya sehingga akan terwujud. Ketidakpuasan hanya
dialami beberapa bagian pada tubuh tertentu dan hal ini kebanyakan terjadi pada remaja yang
memiliki rasa kurang percaya diri. Oleh karena itu, kebanyakan remaja menambahkan alat
kosmetik sehingga memunculkan rasa percaya diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor penyebab bertambahnya alat kosmetik yang dipakai dan mengetahui pengaruh
pemakaian kosmetik terhadap kepercayaan diri remaja putri. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
remaja menambahkan alat kosmetik karena memiliki penampilan yang kurang memuaskan
terutama pada bagian wajah dan remaja juga mengikuti rekan kerjanya untuk memakai alat
kosmetik. Kepercayaan diri ternyata juga mendorong remaja untuk memakai alat
kosmetik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah remaja menambahkan alat kosmetik memiliki
dua faktor, yaitu: Faktor internal, remaja memiliki wajah yang kurang memuaskan, dan faktor
eksternal, remaja melihat rekan kerja terlihat cantik saat memakai alat kosmetik. Kemudian,
pengaruh kepercayaan diri terhadap remaja putri adalah beberapa subjek penelitian merupakan
remaja yang memiliki kepercayaan diri sehingga memakai alat kosmetik. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah remaja menambahkan alat kosmetik memiliki dua faktor, yaitu: Faktor
internal, remaja memiliki wajah yang kurang memuaskan, dan faktor eksternal, remaja melihat
rekan kerja terlihat cantik saat memakai alat kosmetik. Kemudian, pengaruh kepercayaan diri
terhadap remaja putri adalah beberapa subjek penelitian merupakan remaja yang memiliki
kepercayaan diri sehingga memakai alat kosmetik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
remaja menambahkan alat kosmetik memiliki dua faktor, yaitu: Faktor internal, remaja
memiliki wajah yang kurang memuaskan, dan faktor eksternal, remaja melihat rekan kerja
terlihat cantik saat memakai alat kosmetik. Kemudian, pengaruh kepercayaan diri terhadap
remaja putri adalah beberapa subjek penelitian merupakan remaja yang memiliki kepercayaan
diri sehingga memakai alat kosmetik.
5. Kepercayaan Diri pada Mahasiswi Pengguna Make Up di Surakarta oleh Mada Kumalasari
(2019). http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/77942
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi rasa percaya diri adalah penampilan. Make
up menjadi salah satu cara seorang pelajar untuk memperbaiki kekurangannya secara fisik dan
ketika kekurangannya ditutupi akan menampilkan rasa percaya diri dalam beraktivitas sehari-
hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kepercayaan diri
mahasiswi yang memakai make up. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
fenomenologis. Data diperoleh dari informan berjumlah 5 orang yang diperoleh dengan
menggunakan sisi purposive dengan kriteria siswa yang memakai make up seperti alas bedak,
bedak, lipstik, pensil mata, maskara mata, dan blush on di Surakarta. Pengumpulan data
menggunakan wawancara semi terstruktur. Penelitian menggunakan analisis data dengan teknik
analisis deskriptif naratif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah secara keseluruhan
subjek merasakan rasa percaya diri yang lebih baik saat memakai make up.
DAFTAR PUSTAKA

Berliana, N. (2018, July 26). Pemakaian Kosmetik terhadap Kepercayaan Diri remaja Putri - Uin
Ar Raniry. repository.ar-raniry.ac.id. https://repository.ar-
raniry.ac.id/id/eprint/6119/1/Nadya%20Berliana.pdf

Caguioa, J. J. O., Lanzuela, J. G., Lovendino, L. J., Munoz, J. E., &amp; Odon, J. M. C. (2019,
March). Cosmetic product usage and self-confidence among humss students of ... Cosmetic
Product Usage and Self-Confidence among HUMSS Students of Bayambang.
https://shorturl.at/imsOV

Cash, T. F., & Cash, D. W. (1982). Women's use of cosmetics: Psychosocial correlates and
consequences. International Journal of Cosmetic Science, 4(1), 1-14.
https://doi.org/10.1111/j.1467-2494.1982.tb00295.x

Cash, T. F., & Wunderle, J. M. (1987). Self-monitoring and cosmetics use among college
women. Journal of Social Behavior and Personality, 2(4), 563.
https://search.proquest.com/openview/ec90fae8ee16d150cc550d3b7debd33c/1?pq-
origsite=gscholar&cbl=1819046

Elianti, L. D. (2017). Makna Penggunaan make up Sebagai Identitas Diri (studi mahasiswi
Universitas Negeri Yogyakarta). Lumbung Pustaka UNY.
http://eprints.uny.ac.id/53700/7/Lita%20Donna%20Elianti_13413244007_Ringkasan%20Skri
psi%20Pendidikan%20Sosiologi.pdf

Fadhilah, A. D. G. Makna Penggunaan Make Up Sebagai Pembentukan Kepercayaan Diri Bagi


Mahasiswi (Studi Kasus: Mahasiswi FISIP UIN Jakarta) (Bachelor's thesis, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/63159

Khasanah, D. P. (2021, June 17). Pengunaan Kosmetik terhadap meningkatnya Kepercayaan Diri
Dan Konsep Diri Pada Mahasiswa. ITSKES Insan Cendekia Medika Repository.
https://repo.itskesicme.ac.id/5682/

KUMALASARI, M. (2019). KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWI PENGGUNA MAKE UP


DI SURAKARTA. Eprints Universitas Muhammadiyah Surakarta.
https://eprints.ums.ac.id/77942/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

Miller, L. C., & Cox, C. L. (1982). For Appearances’ Sake: Public Self-Consciousness and Makeup
Use. Personality and Social Psychology Bulletin, 8(4), 748–751.
https://doi.org/10.1177/0146167282084023

Miller, L. C., & Cox, C. L. (1982). Miller Cox Attitudes About Makeup Scale [Database record].
APA PsycTests. https://doi.org/10.1037/t08408-000

Rahmawati, A., & Muslikah. (2021). Kepercayaan Diri Pada Mahasiswi Pengguna Kosmetik Di
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Vol.3, No.1, Oktober 2021, pp. 01-
06. https://doi.org/10.31960/konseling.v3i1.1138

Ramadani, S. (2021). Pengaruh intensitas penggunaan make up terhadap kepercayaan diri (self
confidence) mahasiswi angkatan 2018 di UIN Walisongo Semarang. Semarang: Fakultas
Psikologi dan Kesehatan UIN Walisongo. https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/14574
Safitri, R. A., & Rini, A. S. (2021). Pengaruh Ketergantungan Make-Up Terhadap Kepercayaan
Diri Pada Remaja Putri , Vol. 1. Jurnal Psikologi Talenta Mahasiswa.
https://ojs.unm.ac.id/jtm/article/view/155-171

Silverio, L. A. (2009, September). Old Dominion University ODU digital commons. MAKEUP’S
EFFECTS ON SELF-PERCEPTION .
https://digitalcommons.odu.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1048&amp;context=ots_masters
_projects

Syahida, K. B. (2021, August). Penggunaan make up TERHADAP Kepercayaan Diri wanita


DEWASA AWAL (study Pada mahasiswi fakultas Ekonomi Bisnis islam Uin Sunan Kalijaga
yogyakarta). UIN Sunan Kalijaga. https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46580/

Anda mungkin juga menyukai