Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KEBUTUHAN MAKE UP PADA MAHASISWI

DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI

Kayla Riswanti1*), Tyas Agni Ramadanty2*)


1,2
Universitas Negeri Jakarta, Jl. Rawamangun Muka Raya No. 11, 13220, Indonesia
1*)
E-mail: kayla_1504622008@mhs.unj.ac.id ,2*)E-mail : tyas_1504622010@mhs.unj.ac.id.

Penulis
Penulis 1 : Kayla Riswanti (1504622008)
Penulis 2 : Tyas Agni Ramadanty (1504622010)

PENDAHULUAN
Mahasiswa merupakan individu atau pelajar yang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi,
baik itu negeri maupun swasta dan lembaga-lembaga lain yang tingkatannya sama dengan
perguruan tinggi (Khairun & Al Hakim, 2019). Tidak bisa dihindari bahwa remaja saat ini akan
mengalami beberapa perubahan dalam dirinya dan mahasiswi saat ini sedang berada pada tahap
perkembangan remaja akhir pastinya telah mengalami perubahan. Tugas perkembangan yang harus
dicapai pada masa remaja yaitu menerima kenyataan terhadap adanya perubahan pada fisik, dapat
berperan secara efektif serta puas dengan keadaan tersebut (Putro, 2017). Ketidakpuasan terhadap
kondisi fisik tersebut akan menimbulkan permasalahan rendahnya rasa percaya diri pada mahasiswi.
Terlebih, saat ini penampilan fisik penting bagi mahasiswi karena merupakan suatu hal yang paling
jelas terlihat ketika berinteraksi dengan orang lain. Dengan fisik dan tubuh yang ideal, individu akan
merasa lebih unggul, mendapatkan perhatian dari teman-teman sebayanya dan menjadi lebih
percaya diri (Damayanti & Susilawati, 2018). Penampilan dianggap penting karena dinilai sebagai
gambaran diri individu, serta mejadi nilai tambahan bagi orang lain untuk menilai kepribadian
individu(Berliana, 2018).
Kepercayaan diri merupakan sikap individu yang mampu tampil didepan umum tanpa rasa
cemas dan takut. Manusia memiliki percaya diri dan yakin dengan kemampuan mereka serta
menerima kekurangan yang terdapat pada dirinya (Mamlu et al., 2019). Syam dan Amry (2017)
memaparkan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan terhadap kemampuan sendiri untuk mampu
mencapai target, keinginan, dan tujuan untuk diselesaikan walaupun menghadapi berbagai
tantangan dan masalah serta dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan mampu mengekspresikan
dirinya seutuhnya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri adalah
penampilan. Salah satu hal yang diperhatikan mahasiswi dalam penampilan adalah dibagian wajah
(Retno iswari,2017). Namun wajah individu tidak semuanya sempurna, terdapat beberapa individu
yang memiliki wajah yang bermasalah seperti kusam, jerawat, kulit berminyak dianggap
kekurangan dalam wajahnya, yang membuat mahasiswa tidak percaya diri terhadap penampilan
wajahnya (Latifa, 2016).
Herasafitri dkk (2016) mengatakan bahwa dengan physically attractiveness (daya tarik fisik)
orang lain dan juga lawan jenis akan memberi perhatian lebih dimana salah satu untuk
meningkatkan physically attractiveness perempuan adalah mengubah tampilan wajah dengan
menggunakan make up. Make up menjadi salah satu cara yang digunakan oleh mahasiswi untuk
memperbaiki kekurangan fisik-nya, ketika kekurangan tersebut tertutupi maka akan muncul rasa
percaya diri dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Dengan penggunaan kosmetik, penampilan
wajah menjadi indah dan akan mempengaruhi penerimaan diri untuk kemudia terbangun sebuah
kepercayaan diri pada mahasiswi pengguna kosmetik tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi
self confidence antara lain orang tua, rasa aman, kesuksesan dan penampilan fisik (Laowe, 2019).

1
Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti bermaksud melakukan analisa tentang “Kebutuhan
Make Up Pada Mahasiswi Dalam Meningkatkan Rasa Percaya Diri ” dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran tingkat kepercayaan diri yang dimiliki mahasiswi ketika menggunakan
Make Up. Untuk responden pada analisis ini merupakan mahasiswi aktif Universitas Negeri Jakarta.

TINJAUAN PUSTAKA
Menurut KBBI, 2005., kata dandan diartikan sebagai mengenakan pakaian dan hiasan serta
alat-lat rias, memperbaiki, menjadikan baik (rapi). Make Up mempunyai kekuatan menciptakan
suatu penilaian diri sekaligus meningkatkan rasa kepercayaan diri, mengubah penampilan wajah,
dan membuat orang yang memakai puas terhadap dirinya sendiri (Elianti & Pinasti, 2017).
Penggunaan make-up pada mahasiswi dapat memberikan dampak positif terkait kepercayaan diri
mereka. Penelitian dari Kumalasari (2019) menyatakan bahwa penggunaan make-up pada
mahasisiwi dapat memberi warna pada wajah sehingga kekurangan bisa tertutupi seperti wajah tidak
nampak pucat, menyamarkan noda minyak, dan lebih meningkatkan rasa kepercayaan diri.
Selain dapat memperbaiki fisik, pemakaian make-up bisa membuat perasaan menjadi lebih
baik bagi mahasiswi sehingga bisa meningkatkan fokus, di samping menjalankan kegiatan sehari-
hari dengan rasa tidak bersemangat, merasa dirinya kurang cantik, merasa rendah diri ketika berada
di lingkungan penuh orang, dan juga sulit berkomunikasi dengan orang lain disebabkan rasa minder
(Kumalasari, 2019). Saat ini, banyak para pengguna make up khususnya mahasiswi yang
menggunakan make up karena alasan untuk terlihat menarik, modis, trendi dan untuk mempercantik
penampilan. Menurut (Erikson, 1989) hal ini disebut sebagai salah satu proses dalam pembentukan
identitas diri bagi para remaja, dimana mereka cenderung berusaha untuk melepaskan diri sendiri
dari ikatan psikis orang tuanya dan berusaha untuk mencari jati dirinya sendiri dengan berekspresi
dan melakukan apa yang mereka sukai.
Percaya diri adalah sebuah rasa yakin yang dimiliki individu terhadap kemampuan yang dia
miliki. Percaya diri ini membuat individu bernilai positif untuk dirinya sendiri dan juga saat
berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya. Kepercayaan diri adalah rasa percaya yang dimiliki
oleh individu atas dirinya serta persepsi individu tersebut dalam memandang dirinya (Habibah &
Dewi, 2019). Kepercayaan diri ialah suatu kepribadian yang dimiliki bagi individu yang timbul
dalam diri individu dan percaya bahwa dirinya mampu atas dirinya dan dapat bertindak sesuai apa
yang sesuai yang diinginkan individu. Sifat percaya dan yakin akan kemampuan diri sendiri adalah
bentuk percaya diri dengan tidak bergantung kepada orang lain dan dapat terekspresikan secara utuh
(Syam & Amri, 2017).
Menurut penelitian statistik deskriptif dan korelasi yang digunakan dengan bantuan Korelasi
Pearson R dan Spearman Rho untuk mengetahui hubungan signifikan antara penggunaan produk
kosmetik dengan tingkat kepercayaan diri mahasiswi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
frekuensi penggunaan produk kosmetik dan tingkat kepercayaan diri mempunyai korelasi yang
cukup kuat dengan nilai Pearson R sebesar 0,68. Ini hanya mendukung penelitian Davis (2013) dan
Silverio (2010) yang cenderung dilakukan perempuan menjadi lebih percaya diri ketika
menggunakan produk kosmetik.
DEFINISI TOPIK
Dalam bahasa Yunani kosmetik berasal dari kata kosmetikos yang berarti berhias, menghiasi
atau mengatur. Kosmetik dikenal sejak berabad-abad lalu oleh peradaban manusia. Hingga pada
abad ke-19, penggunaan kosmetik menjadi perhatian. Dimana fungsi dari kosmetik adalah untuk
kecantikan juga untuk kesehatan (Berliana, 2018). Kosmetik merupakan barang yang dimaksudkan
untuk digosok, dituangkan, dipercikkan, atau disemprotkan. Digunakan atau diaplikasikan ke
seluruh tubuh manusia atau salah satu bagian untuk membersihkan, mempercantik, meningkatkan
daya tarik, atau mengubah penampilan (Food and Drug Administration, 2009, Sec. 201.). Bagi
banyak wanita make up merupakan cara untuk menampilkan diri sendiri (LaBelle, 1988). Produk

2
kosmetik seperti foundation, maskara, dan blush on merupakan cara cepat dan tidak kekal untuk
memperbaiki penampilan seseorang dan dengan demikian dapat meningkatkan kepercayaan diri
sendiri (Miller & Cox, 1982).
Sebagaimana yang dikutip oleh Alwisol menurut Murray kebutuhan adalah konstruksi
mengenai kekuatan otak yang mengorganisir berbagai proses seperti persepsi, berfikir, berbuat
untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak memuaskan.
Lauster (2003) mendefinisikan kepercayaan diri (self-confidence) merupakan kemampuan
mendasar yang dimiliki oleh tiap individu yang didasarkan atas perasaan atau sikap yakin sehingga
mereka tidak akan merasa terlalu cemas dalam bertindak, sopan dan hangat dalam berinteraksi
dengan orang lain, serta mereka secara bebas akan lebih berani bertanggung jawab atas perbuatan
yang dilakukannya.
Mahasiswi adalah seorang perempuan yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun
belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang
terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Hartaji (dalam , 2012).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mahasiswi didefinisikan sebagai seorang
perempuan yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau
lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.
Mahasiswi terdiri dari pelajar perempuan, dimana perempuan dikenal juga dengan makhluk
yang menyukai keindahan. Untuk itu, mereka akan menggunakan kosmetik dengan tujuan untuk
memperindah dan mempercantik penampilan fisiknya sehingga menjadi lebih percaya diri.

TEORI TOPIK
Menurut Korichi, pelle-de Queral, Gazano, dan Aubert make-up (Tata rias wajah yang mengubah
penampilan dari bentuk asli sebenarnya dengan bantuan bahan dan alat kosmetik) secara psikologis
memiliki dua fungsi yaitu fungsi seduction dan camouflage. Fungsi seduction artinya individu
menggunakan make-up untuk meningkatkan penampilan diri. Umumnya individu yang
menggunakan make-up untuk fungsi seduction merasa bahwa dirinya menarik dan menggunakan
make-up untuk membuat lebih menarik. Fungsi camougflage artinya individu menggunakan make-
up untuk menutupi kekurangan diri secara fisik. Umumnya individu yang menggunakan make-up
untuk camougflage merasa dirinya tidak menarik sehingga perlu menggunakan make-up untuk
membuat menarik.
DIMENSI TOPIK
PENELITIAN DENGAN JURNAL SERUPA (MINIMAL 3 PENELITIAN)

3
DAFTAR PUSTAKA

Berliana, N. (2018, July 26). Pemakaian Kosmetik terhadap Kepercayaan Diri remaja Putri - Uin Ar
Raniry. repository.ar-raniry.ac.id. https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/6119/1/Nadya
%20Berliana.pdf

Caguioa, J. J. O., Lanzuela, J. G., Lovendino, L. J., Munoz, J. E., & Odon, J. M. C. (2019,
March). Cosmetic product usage and self-confidence among humss students of ... Cosmetic
Product Usage and Self-Confidence among HUMSS Students of Bayambang.
https://shorturl.at/imsOV

Elianti, L. D. (2017). Makna Penggunaan make up Sebagai Identitas Diri (studi mahasiswi
Universitas Negeri Yogyakarta). Lumbung Pustaka UNY.
http://eprints.uny.ac.id/53700/7/Lita%20Donna%20Elianti_13413244007_Ringkasan
%20Skripsi%20Pendidikan%20Sosiologi.pdf

Khasanah, D. P. (2021, June 17). Pengunaan Kosmetik terhadap meningkatnya Kepercayaan Diri
Dan Konsep Diri Pada Mahasiswa. ITSKES Insan Cendekia Medika Repository.
https://repo.itskesicme.ac.id/5682/

KUMALASARI, M. (2019). KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWI PENGGUNA MAKE UP


DI SURAKARTA. Eprints Universitas Muhammadiyah Surakarta.
https://eprints.ums.ac.id/77942/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

Rahmawati, A., & Muslikah. (2021). Kepercayaan Diri Pada Mahasiswi Pengguna Kosmetik Di
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, Vol.3, No.1, Oktober 2021, pp.
01-06. https://doi.org/10.31960/konseling.v3i1.1138

Safitri, R. A., & Rini, A. S. (2021). Pengaruh Ketergantungan Make-Up Terhadap Kepercayaan
Diri Pada Remaja Putri , Vol. 1. Jurnal Psikologi Talenta Mahasiswa.
https://ojs.unm.ac.id/jtm/article/view/155-171

Silverio, L. A. (2009, September). Old Dominion University ODU digital commons. MAKEUP’S
EFFECTS ON SELF-PERCEPTION . https://digitalcommons.odu.edu/cgi/viewcontent.cgi?
article=1048&context=ots_masters_projects

Syahida, K. B. (2021, August). Penggunaan make up TERHADAP Kepercayaan Diri wanita


DEWASA AWAL (study Pada mahasiswi fakultas Ekonomi Bisnis islam Uin Sunan Kalijaga
yogyakarta). UIN Sunan Kalijaga. https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/46580/

Naskah didukung oleh sumber referensi yang relevan. Sumber rujukan yang digunakan harus
merupakan sumber primer, yaitu artikel yang telah dipublikasikan di jurnal ilmiah nasional /
internasional. Jumlah perpustakaan utama yang digunakan setidaknya 80 persen dari total sumber
referensi yang digunakan dalam artikel. Sumber referensi total yang digunakan dalam artikel adalah

4
minimal 15 perpustakaan. Selain itu, sumber rujukan yang digunakan juga harus menjadi sumber
referensi terbaru yang merupakan sumber yang diterbitkan dalam 10 tahun terakhir. Penulis tidak
boleh mengutip kutipan dan tidak menggunakan referensi anonim. Sumber referensi yang
ditampilkan dalam daftar referensi adalah sumber referensi yang disebut dalam teks saja (tidak
menyalin semua sumber referensi yang ada dalam daftar referensi tesis / disertasi / laporan).
Sumber referensi yang ditampilkan dalam daftar referensi diurutkan berdasarkan huruf-huruf alfabet
(A-Z). Referensi penulisan dalam teks dan sumber referensi penulisan dalam daftar referensi
merujuk pada Publikasi Manual dari American Psychological Association (APA Style). Menulis
Daftar Pustaka harus menggunakan aplikasi kutipan standar, seperti Mendeley.

Contoh:
Fiori, K. L., Rauer, A. J., Birditt, K. S., Marini, C. M., Jager, J., Brown, E., Orbuch, T. L. (2018). “I
Love You, Not Your Friends”: Links between partners’ early disapproval of friends and
divorce across 16 years. Journal of Social and Personal Relationships, 35(9), 1230-1250.
https://doi.org/10.1177/0265407517707061.
Hasiolan, M.I.S., & Sutejo. (2015). Efek Dukungan Emosional Keluarga pada Harga Diri Remaja:
Pilot Study. Jurnal Keperawatan Indonesia, 18(2), 67-71.
DOI: https://doi.org/10.7454/jki.v18i2.400.
Hjalmarsson, S., & Mood, C. (2015). Do poorer youth have fewer friends? The role of household
and childeconomic resources in adolescent school-class friendships. Children and Youth
Services Review, 57, 201-211. http://dx.doi.org/10.1016/j.childyouth. 2015.08.013.
Kadir. (2017). Statistika Terapan: Konsep,Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisrel
dalam Penelitian. Ed ke-3. Depok, ID: PT Rajagrafindo Persada.
[Kemenkes RI] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Profil Kesehatan Indonesia
tahun 2018. Jakarta, ID: Kemenkes RI.
Putri, F., Asih, S. W., & Hidayat, D. (2017). Hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan
wanita pramenopause di Desa Bangsalsari Kecamatan Bangsalsari Jember. Jurnal Insight
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember, 13(2), 126-138.
Riska, H. A., & Krisnatuti, D. (2017). Self-esteem Remaja Perempuan dan Kaitannya dengan
Pengasuhan Penerimaan-Penolakan Ibu dan Interaksi Saudara Kandung. Jurnal Ilmu
Keluarga dan Konsumen, 10(1), 24-35. DOI: http://dx.doi.org/10.24156/jikk. 2017.10.1.24
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.

Anda mungkin juga menyukai