Anda di halaman 1dari 2

Standar Kecantikan? Ada?

Assalamualaikum, Halo semua perkenalkan nama aku Dyah Nurmala Sari dari kelas 12 MIPA 2,
tujuan saya membuat video ini untuk memenuhi tugas bahasa indonesia tentang teks editorial dan
sedikit menambah informasi dan argumen tentang standar kecantikan.

Perempuan dan kecantikan adalah dua hal yang sulit dipisahkan, bisa dibilang perempuan itu identik
dengan kata ‘cantik’. “Semua perempuan itu cantik kok”, “cantik itu kan relatif ”, namun pernyataan
tadi yang awalnya berdampak positif tergantikan dengan standar kecantikan yang dibuat sendiri oleh
pemikiran masyarakat.

Sekarang lagi ramai di salah satu platform sosial video pendek, yaitu aplikasi tiktok, banyak orang
membuat konten dengan backsound mata ke hati dari hivi, mereka membuat konten tentang
‘semua perempuan itu cantik’ mereka menunjukkan kalau mereka tidak setuju dengan adanya
standar kecantikan. Seperti contoh “Video ini banyak yang share, karena semua perempuan itu
cantik apapun keadaannya”, “video ini banyak yang share kalau kalian setuju aku tetap cantik
walaupun banyak jerawat.”

Para netizen tentu setuju dengan konten tersebut banyak dari mereka ikut menyebarkkan video
tersebut untuk mendukung kalau semua perempuan itu cantik, banyak juga komentar dari para
netizen tentang standar kecantikan ini, berikut beberapa komentar yang sudah saya ambil dari video
tersebut.

Standar kecantikan menurut saya, yang sering bersliweran di lingkungan, sebutan cantik itu terkait
dengan sesuatu yang merujuk kepada ketika kita punya fisik yang good looking, enak dilihat, orang
lain ngga bosen memandang kita, seperti perempuan yang berkulit putih, rambut hitam panjang,
hidung mancung, bertubuh langsing dan tinggi. Tapi faktanya standar kecantikan itu berbeda-beda di
setiap negara dan berubah-ubah seiring berjalannya waktu.

1. Mesir Kuno (c. 1292-1069 B.C.) before christ/sebelum masehi


Memiliki tubuh yang ramping dengan bahu sempit dan tatanan rambut yang panjang dan memiliki
tone kulit berwarna gelap.

2. Golden Age Of Hollywood (c. 1930s – 1950s)


Untuk wanita kelahiran 1930-1950an memiliki bentuk tubuh yang seksi, rambut ikal, blonde yang
dipotong pendek seperti aktris cantik Marilyn Monroe.

3. Postmodern Beauty (c. 2000s-now)


Sementara untuk wanita yang hidup di tahun 2000an, memiliki standar kecantikan yang jauh
berbeda dari zaman sebelumnya. Yaitu mereka cenderung memiliki bentuk perut yang rata, bentuk
kaki yang jenjang. Di zaman ini pula, banyak wanita yang ingin memiliki standar cantik lebih tinggi
lagi sehingga mereka rela untuk melakukan operasi plastik untuk tubuhnya.
Tentang standar kecantikan saat ini ZAP Beauty Index 2019 (survei online yang dilakukan oleh ZAP
Clinic bersama MarkPlus Inc terhadap 6.460 responden perempuan usia 13-65 tahun di Indonesia
sepanjang Juli-September 2019) menyebutkan bahwa 82,5% perempuan Indonesia mendefinisikan
cantik sebagai memiliki kulit yang bersinar, glowing. 46,7% responden juga mendefinisikan cantik
dengan memperindah penampilan secara keseluruhan.

Menurut saya media merupakan salah satu kontributor terbesar dalam membentuk pemikiran
standar kecantikan, seperti instagram, majalah-majalah fashion dan kecantikan atau televisi.
Misalnya selebriti instagram yang hampir setiap harinya update postingan di akun sosial media
mereka, walaupun tujuannya memang untuk mempercantik feed atau tampilan akun.

Postingan mereka kerap kali muncul di beranda dan banyak orang yang tidak sengaja melihat para
selebriti tersebut, Banyak para netizen yang merasa insecure ketika melihat unggahan poto tersebut.
Banyak juga majalah-majalah fashion atau kecantikan yang menampilkan model-model yang berkulit
putih, tubuh tinggi semampai, rambut lurus dan panjang.

Nah karena iklan dan unggahan para selebriti tersebut di media, banyak perempuan yang berlomba-
lomba mengubah penampilannya agar terlihat menjadi para selebriti tersebut, tipe yang diidealkan
masyarakat. Seperti mengkonsumsi produk diet dari mulai yang berjenis obat-obatan, herbal,
bahkan hanya dengan mengkonsumsi buah-buahan. Apakah mereka berhasil?, mungkin beberapa
dari mereka berhasil tapi banyak juga yang gagal dalam usaha merubah penampilan tersebut.
Terkena anorexia merupakan salah satu dampak kegagalan mereka.

Beberapa dampak itu mengajarkan banyak hal. Kalau orang tersebut memiliki pemikiran yang positif
pasti dia akan merubah penampilannya menjadi lebih sehat, tidak peduli lagi dengan standar
kecantikan yang diidealkan masyarakat, mereka akan lebih sayang dan perhatian dengan diri sendiri.
Tapi beberapa orang yang berpikiran negatif kadang masih merasa kurang puas, mereka akan terus
melakukan segala cara agar sesuai dengan standar kecantikan tersebut.

Dari majalah dan iklan kecantikan yang sering menampilkan model dengan postur tubuh yang ideal
dan good looking, akhirnya muncul banyak campaign yang mendukung tentang self love, mencintai
diri sendiri, menurut saya campaign ini sangat bagus karena mengajak para perempuan untuk
menerima dan mencintai dirinya sendiri, membuat pernyataan cantik itu sendiri yang beragam dan
unik.

Perlu adanya batas tegas yang menggarisbawahi bahwa cantik tidak harus putih. Cantik tidak harus
kurus. Cantik tidak harus langsing. Cantik tidak harus memiliki rambut lurus. Cantik tidak harus
berhidung mancung. Semua perempuan itu bebas menentukan cantiknya sendiri. Tidak memilki
keharusan untuk memenuhi tuntutan orang lain. Semua perempuan cantik selama mereka bisa
nyaman dengan diri mereka sendiri.

Maka dari itu, menurut saya kita sebagai masyarakat harus memulai untuk menghentikan
pandangan beauty standard ini, dengan hal-hal kecil seperti kalau kita bertemu orang berhenti untuk
membicarakan fisiknya. Abaikan semua media yang menampilkan model- model cantik, jadilah diri
sendiri. Terakhir yang paling penting adalah kita harus self love, cintai diri sendiri, lakukan hal-hal
yang membuat kita jauh lebih sehat dan bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai