INDONESIAN LANGUAGE B SL
Cat. 2b
EXTENDED ESSAY:
Bagaimana iklan Nivea #ExtraCare for Extra Women menggambarkan konsep
cantik perempuan Indonesia?
BAB I- PENDAHULUAN…………………………………………………………...2
BAB III-PENUTUP………………………………………………………………….16
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….16
3.2 Saran………………………………………………………………………16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...17
BAB I
PENDAHULUAN
Media massa memainkan peran besar dalam menemukan identitas seorang individu,
karena media beredar dalam kehidupan banyak orang, apalagi di zaman modern sekarang. Hal
tersebut bisa dikatakan media yang menjadi alat komunikasi dan pesan-pesan disampaikan, salah
satunya secara visual. Di dalam dunia media massa, iklan merupakan suatu ragam cara untuk
meyakinkan calon konsumen terhadap hal yang ditujukannya. Iklan berada dimana-mana dan
kekuatan yang dimilikinya mampu memberi dampak kepada orang- orang yang hidup di era ini.
Dengan kehadirannya yang dimana saja, iklan memiliki kemampuan untuk merubah dan
meninggalkan kesan pada persepsi masyarakat. Hal ini dapat dicapai dengan usaha dalam
menciptakan kesadaran dan pengetahuan, dan menjadi pengingat yang efisien, pembuka jalan,
maupun meyakinkan kembali pihak pembeli dan juga yang tertarik pada suatu produk. Salah satu
persepsi masyarakat yang diakibatkan oleh iklan adalah konsep kecantikan.
Pada abad ke-21, media, khususnya media visual, mengambil peran yang penting dalam
membentuk persepsi masyarakat tentang berbagai hal, termasuk kecantikan. Dengan
menggunakan pemeran perempuan yang memiliki penampilan luar yang mirip, dengan fitur-fitur
yang telah disebutkan sebelumnya, media dianggap telah menanamkan konsep kecantikan di
Indonesia yang telah menyebabkan banyak perempuan kehilangan percaya diri. Tetapi, media
terus menerus menggunakan perempuan-perempuan seperti demikian oleh karena mereka takut
kehilangan penonton, yang tertarik pada suatu iklan, film, sinetron, atau bahkan berita jika
pemeran nya terlihat cantik. Salah satu media yang melihat pentingnya menggunakan pemeran
perempuan yang cantik adalah iklan, yang tidak hanya ingin menarik perhatian penonton, tetapi
juga pembeli. Namun, iklan-iklan yang seringkali mengakibatkan kontroversi adalah iklan-iklan
produk kecantikan, yang dikatakan mengajak wanita untuk merubah penampilan fisiknya secara
keseluruhan.
Perubahan persepsi masyarakat oleh karena iklan terjadi saat Nivea, sebuah perusahaan
produk kecantikan asal Jerman yang telah hadir di Indonesia, mengunggah iklan dengan slogan
#ExtraCare for Extra Women pada 11 September 2019 di saluran youtube mereka. Dengan
menggunakan pemeran-pemeran perempuan yang seringkali tertindas dan terdiskriminasi oleh
masyarakat karena penampilan fisik dan keterbatasan mereka, iklan ini menunjukkan bahwa
perempuan-perempuan harus tetap percaya diri meskipun memiliki kekurangan masing-masing.
Kata cantik menurut Kamus Besar Indonesia didefinisikan sebagai 1 elok;molek (tt
wajah, muka perempuan); 2 indah dl bentuk dan buatannya; 1 sangat rupawan (tt orang
perempuan); 2 cantik (bagus) sekali (antara bentuk). Kata Cantik merupakan suatu hal yang
universal dan tidak bisa diberi patokan pada satu wujud. Kata tersebut, dapat dimaknai dengan
arti yang tidak sama persis karena akan bergantung pada pendapat seseorang yang subjektif
sifatnya. ‘Cantik’, seperti defenisi yang ditulis di atas, banyak dikaitkan dengan perempuan.
Namun, seringkali perempuan yang tidak dianggap “cantik” akan didiskriminasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diskriminasi didefinisikan sebagai pembedaan
perlakuan terhadap sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku, ekonomi,
agama, dan sebagainya). Masalah diskriminasi merupakan masalah yang mendunia dan bersifat
global karena dapat terjadi di negara manapun dan terhadap siapapun. Komentar-komentar
diskriminatif yang telah dipajang dalam iklan Nivea seringkali menyinggung tentang kecantikan
sang pemeran, oleh karena mereka tidak seperti pemeran-pemeran iklan produk kecantikan
lainnya.
Standar secara universal untuk seseorang dianggap cantik, yang pertama dikembangkan
oleh negara-negara barat dan telah diadopsi di benua Afrika dan Asia adalah sesuatu yang
disebut sebagai “universal feature of beauty” . Standar ini mencakup fitur-fitur tubuh seperti
tubuh yang tinggi, langsing, berkulit putih, mata yang berbinar dan lebar, serta hidung kecil dan
mancung (Berry, 2007).
Namun konsep kecantikan juga dapat dibedakan antara zaman, yaitu klasik, modern dan
postmodern, dimana kecantikan klasik ditentukan oleh masing-masing budaya, kecantikan
modern ditentukan secara universal dan diakui secara seragam seperti kulit putih, tubuh langsing,
dan rambut panjang, dan kecantikan postmodern yang mengacu pada makna pluralitas, dengan
citra diri yang bersih, dan bersifat sangat subjektif (N.M Wiasti 2010). Oleh karena itu, bisa
dikatakan bahwa Iklan Nivea ini menunjukkan kecantikan postmodern, yang mungkin telah
disebabkan oleh perkembangan zaman.
Indonesia adalah negara yang terdiri dari jutaan penduduk yang memiliki fitur
penampilan fisik serta hobi, talenta, dan keterbatasan yang berbeda-beda. Tetapi, media dalam
bentuk visual, audio, maupun tulisan seringkali menampilkan orang Indonesia, khususnya
perempuan, dalam konsep yang sama. Hal ini menimbulkan banyak permasalahan karena
Indonesia sendiri terdiri dari berbagai ragam suku yang memiliki penampilan fisik serta budaya
yang berbeda-beda: ada yang kulitnya lebih gelap daripada yang lain, ada yang memiliki rambut
ikal, dan ada yang bertubuh kecil dan bertubuh besar.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, rumusan pertanyaan atau
research question yang akan dibahas dalam esai ini adalah bagaimana iklan Nivea #ExtraCare
for Extra Women menggambarkan konsep cantik perempuan Indonesia?
Untuk menjawab rumusan pertanyaan tersebut, metode yang akan digunakan adalah
deskriptif campuran yang akan menganalisis pilihan kata-kata serta visual iklan yang
menggambarkan kecantikan perempuan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis Kecantikan Atlet Perempuan
Adegan pertama dalam iklan Nivea #ExtraCare for Extra Women dimulai dengan
seorang juara Mixed Martial Arts, bernama Priscilla Hertati Lumban Gaol yang akrab dipanggil
“Tathie”. Walaupun Tathie tidak menjadi perempuan yang bekerja di kantor, seperti yang
diinginkan orang tuanya, atau tidak memiliki tubuh seperti perempuan biasanya, Tathie muncul
dalam iklan Nivea #ExtraCare for Extra Women untuk memberikan pesan kepada semua
perempuan bahwa menjadi berbeda secara fisik maupun perilaku atau jika seseorang tidak
dianggap “cantik” bukanlah suatu masalah, tetapi justru kemampuan dan prestasinya yang lebih
penting.
2.1.2 Analisis Pilihan Kata dan Maknanya
Terdapat beberapa komentar-komentar sosial media pada detik 0:19-0:22 yang menggambarkan
persepsi masyarakat Indonesia mengenai kecantikan seperti:
“cewek kok sangar ya..”
“ kekar kayak cowok”
“ototnya seram”
“ini sih bikin laki minder”
Kutipan teks-teks berikut ini berkaitan dengan perempuan yang mempunyai bentuk tubuh
berotot dan kekar. Teks menyatakan “cewek kok sangar ya” memberikan gambaran bahwa
menurut masyarakat, perempuan tidak boleh sangar. Sangar adalah kata lain untuk orang yang
menyeramkan atau sosok yang galak. Kesan dan pesan yang akan disampaikan adalah
perempuan tidak boleh menyeramkan dan galak oleh karena itu tidak boleh kekar dan berotot.
Sebagaimana diungkapkan dalam komentar berikutnya yang ada di sampingnya memperkuat
pesan dengan kata-kata “ototnya seram”
Selain itu pada tampilan visual tersebut juga digunakan persepsi umum pria terhadap
perempuan yang kekar berotot. Dalam ungkapan “ini sih bikin laki minder” terkandung pesan
bahwa pria takut dan kehilangan selera dan kepercayaan dirinya jika berhadapan dengan
perempuan seperti ini, artinya pria tidak menyukai perempuan dengan badan kekar. Pesan seperti
ini menyudutkan perempuan yang gemar berolahraga, para atlet misalnya yang kebanyakan
bertubuh kekar akan merasa tersudutkan dengan pandangan seperti ini.
Pesan lain yang disampaikan dalam teks “ kekar kayak cowok” adalah bahwa menurut
masyarakat, perempuan tidak boleh berotot karena hanya pria yang pantas berotot. Digambarkan
bahwa perempuan kekar akan seperti pria. Pesan ini pun selain menyudutkan juga mengandung
bahaya karena akan mendorong perempuan untuk malas berolahraga agar tidak kekar.
Pada penggalan kalimat “ ini sih bikin laki minder” penggunaan kata “sih” sekali lagi
muncul dan dipakai. Akhiran “sih” merupakan ungkapan kekecewaan dan ketidaksetujuan
terhadap suatu hal. Dalam hal ini adalah ketidak setujuan terhadap perempuan berotot dan
menyeramkan.
Demikian juga penggunaan kata “yaa” di akhir kalimat “Cewek kok sangar yaaa..”.
Merupakan ungkapan yang seolah merupakan pertanyaan retoris tanpa perlu jawaban bahwa
cewek jangan sangar. Ungkapan- ungkapan tersebut mendiskriminasikan perempuan yang
berotot. Secara keseluruhan, persepsi kecantikan masyarakat Indonesia yang digambarkan oleh
iklan ini menunjukkan bahwa memiliki tubuh yang kekar dan berotot adalah suatu kekurangan.
Selain menunjukkan komentar-komentar negatif dari media sosial, terdapat juga
percakapan atau dialog dari Tathie sendiri. Percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita
biasanya juga dimaksudkan untuk menggambarkan sifat-sifat tokoh yang bersangkutan.
Percakapan akan mencerminkan perwatakan tokoh pelakunya (Nurgiyantoro, 2010:286).
Salah satu kalimat yang diucapkan oleh Tathie pada awal iklan adalah “wajarlah ya….
setiap perempuan selalu menutupi kekurangannya…” (0:01-0:05), dan ini menunjukkan bahwa
Priscilla juga memikirkan tentang komentar-komentar negatif mengenai tubuhnya yang tidak
seperti perempuan-perempuan lainnya. Dalam kalimat ini Tathie mengungkapkan bahwa dia
harus menutupi kekurangannya, yang menunjukkan bahwa ia tidak percaya diri oleh karena
kekurangannya yang harus ia tutupi.
Namun, pada detik 0:44-0:49, sifat pejuang dari Tathi terlihat, dengan kalimat, “karena
yang paling susah itu bukan melawan orang lain, tetapi melawan negative- nya diri sendiri”.
Dengan menggunakan kata “melawan”, yang identik dengan keberanian dan kekuatan, Tathie
digambarkan sebagai tokoh yang heroik.
Pada akhir iklan, Tathie menyatakan, “kita extra strong,” (0:53-54) yang mengacu
kepada kekuatan fisik, sekaligus kekuatan mental yang dapat mengabaikan komentar-komentar
negatif dari orang lain. Oleh sebab itu, Tathie dapat menutupi “kekurangan” nya, yaitu tubuh
kekarnya yang dianggap tidak cantik oleh masyarakat, dengan kekuatan nya, yang menjadi
kelebihannya. Priscilla dianggap menjadi perempuan #Extra, atau “ekstra” yang berarti “sangat;
luar biasa.”
Dapat disimpulkan bahwa iklan ini secara jelas menggambarkan Tathie sebagai
perempuan yang tidak dianggap sesuai dengan definisi kecantikan modern, oleh karena tubuhnya
yang kekar, namun dapat dianggap sebagai perempuan cantik postmodern oleh karena sifat
pemberani dan kekuatan nya yang adalah suatu kecantikan batin.
Dengan cara ini, iklan mempengaruhi nilai- nilai dan keyakinan dasar yang dimiliki
penonton, serta gaya hidup dan sikap penonton (Nurudin 2007:167). Karena iklan banyak
beredar dimana- mana kemungkinannya untuk merubah pola pikir seseorang itu sangat tinggi.
Oleh sebab itu, melalui Tathie, iklan Nivea ini mengajarkan nilai keberanian dan kekuatan, suatu
aspek yang dapat diperoleh dengan menggunakan produk Nivea.
2.1.2 Analisis Visual
3.2 Saran
Peneliti selanjutnya yang ingin membahas iklan ini dapat membahas dari sudut pandang
marketing, dan melihat dampak iklan ini terhadap kelakuan konsumen, dan bagaimana iklan ini
dapat meningkatkan atau mengurangi penjualan produk-produk nivea. Peneliti juga dapat
mengamati reaksi penonton melalui komentar-komentar dari video iklan ini, untuk menyelidiki
lebih dalam mengenai dampak iklan ini terhadap persepsi kecantikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anggarini, W. (2019, September 18). Viral video extra Women Yang Bikin
Para Perempuan nggak Lagi Minder. Retrieved March 04, 2021, from
https://plus.kapanlagi.com/viral-video-extra-women-yang-bikin-para-perem
puan-nggak-lagi-minder-bfc631.html
2. Berry, B. (2007). Beauty bias: Discrimination and social power. Westport,
CT: Praeger.
3. Budi Antono, U. T. (2013). Ikonisitas Tata Panggung: Sebuah Kajian
Semiotika Seni Rupa teater. Resital: Jurnal Seni Pertunjukan, 9( 2).
doi:10.24821/resital.v9i2.457
4. Budi, K. (2019, September 24). Rentan diskriminasi BUKAN Hambatan
PEREMPUAN Untuk berprestasi. Retrieved March 04, 2021, from
https://lifestyle.kompas.com/read/2019/09/24/113100820/rentan-diskriminas
i-bukan-hambatan-perempuan-untuk-berprestasi
5. Febriani, G. (2019, October 19). Mengenal Amanda Farliany, YouTuber tuli
yang Lawan Bullying dengan prestasi. Retrieved March 04, 2021, from
https://wolipop.detik.com/inspiring-people/d-4751791/mengenal-amanda-far
liany-youtuber-tuli-yang-lawan-bullying-dengan-prestasi
6. Hoed, B. H. (2014). Semiotik & dinamika sosial budaya: Ferdinand de
Saussure, Roland Barthes, Julia Kristeva, Jacques Derrida, Charles Sanders
Peirce, Marcel Danesi & Paul Perron, dll. Beji Timur, Depok: Komunitas
Bambu.
7. Mulyana, D. (2006). Ilmu komunikasi: Suatu pengantar. Bandung, West
Java: Remaja Rosdakarya.
8. Nurudin. (2011). Pengantar komunikasi massa. Jakarta: Rajawali Pers.
9. Wiasti, N. M. (2016). Menggegas Kembali Konsep Cantik Perempuan Bali.
Menggegas Kembali Konsep Cantik Perempuan Bali. Retrieved from
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/061394c9282a8e1c9
6150d867b1af0ff.pdf