Anda di halaman 1dari 11

KOMODIFIKASI BUSANA MUSLIM

( Studi di Perusahaan Busana Muslim Gaby Surabaya)

Oleh :
GALUH KUMALA FITRI
071311433073

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2016/2017

1
KOMODIFIKASI BUSANA MUSLIM

( Studi di Perusahaan Busana Muslim Gaby Surabaya)

Oleh : Galuh Kumala Fitri

(Departemen Sosiologi, Universitas Airlangga)

RINGKASAN

Busana muslim kini sedang menjadi trend di kalangan masyarakat.Hal ini


ditandai dengan euphoria masyarakat muslim, khususnya kaum wanita yang semakin
senang mengkonsumsi produk busana muslim..Hal tersebut menimbulkan banyak
permintaan konsumen pada busana muslim sehingga para produsen banyak
bermunculan.Dalam berdirinya sebuah perusahaan tak lepas dari tujuan pendiri
perusahaan serta peran beberapa individu yang bekerja di dalamnya.Studi ini ingin
mengetahuiproses komodifikasi yang terjadi di dalam proses produksi busana muslim
di perusahaan busana muslim Gaby di Surabaya. Metode yang digunakan adalah
kualitatif deskriptif. Unit analisisnya adalah perusahaan. Untuk mendapatkan data
secara rinci maka peneliti menggunakan wawancara mendalam untuk mencari data.
Dalam penelitian ini menggunakan pisau analis sirkulasi komoditas oleh
Marx. Salah satunya adalah tipe sirkulasi adalah khas capital :money – commodities
– money ( M-C-M ). Tipe yang lain bukan khas capital : comocities – money
commodities ( C-M-C ). Dalam komoditas barang yang di hasilkan tidak di gunakan
sendiri meainkan di produksi untuk di gunakan orang lain juga, dan busana muslim
merupakan sebuah anjuran dalam agama islam yang di sini telah dikembangkan
menjadi berbagai jenis dan model sehingga terjadi proses komodifikasi busana
muslim. Melalui kegiatan produksi yang terhitung cukup besar di dalamnya terjadi
sirkulasi komoditas. Hal tersebut dapat terjadi karena barang yang di produksi tidak
hanya di gunakan sendiri, sehingga proses produksi terus berputar seperti sirkulasi
komoditas yang ada.
Kata Kunci : Busana Muslim, Komodifikasi

SUMMARY
Muslim fashion has now become a trend in society. It is characterized by
euphoria of muslim society, especially women are happier to consume moslem
products. This raises a lot of consumer demand in muslim fashion so that the
producers are popping. In the establishment of a company could not be separated
from the founder's objectives and the role of some individuals who work in it. This
study are trying to know the process of commodification that occur in the production

2
process of muslim clothing in muslim fashion companies "Gaby" in Surabaya. The
method used is descriptive qualitative. The analysis unit is the company. To get the
data in detail the researchers used in-depth interviews to find the data.
In this study using analys knife of comodity circulation by Marx. One type of
circulation is a typical capital: money - commodities - money (M-C-M). The other
type is not-typical capital: comodities - money - commodities (C-M-C). In produced
commodities was not used by itself but rather to produce for other people use as well,
and the Muslim fashion is a suggestion in the Islamic religion which here has
developed into various types and models resulting in a process of commodification
Muslim fashion. Because through production activities which are quite big, in it
occurs a commodity circulation. This can occur because the production commodity
isn't used by itself, so the production process keep circling as the commodity cycle.
Keywords: Muslim Fashion, Commodification
PENDAHULUAN berjalan sangat cepat, dengan
kewajiban bagi kaum wanita untuk
Dewasa ini busana muslim
menutupi auratnya, menyebabkan
sedang menjadi trend dikalangan
munculnya trend baru di dunia fashion
masyarakat. Dalam kamus besar
yaitu trend busana muslim.
Bahasa Indonesia yang dimaksud
Awalnya, model busana
busana/bu:sa:na/ n pakaian: baju:
muslim yang dikenakan masih bersifat
sedangkan muslim/mus: lim/ n
kaku, seperti halnya baju gamis, baju
penganut agama islam jadi busana
koko, kaos panjang, blus lengan
muslim merupakan pakaian atau baju
panjang, rok panjang, dan kerudung
yang digunakan oleh penganut agama
segi empat. Begitu juga dengan pilihan
islam yaitu umat muslim. Model
warna yang ditawarkan sangat
pakaian busana muslim disesuaikan
monoton, mayoritas warna yang
dengan aturan yang ada dalam AL-
digunakan adalah warna-warna
Qur’an dimana tertulis anjuran dan
natural, seperti warna hitam, abu-abu,
kewajiban bagi seorang muslim untuk
dan lainya. Selain warna, gaya dan
menggunakan baju yang tertutup dan
model yang ditawarkan cenderung
serba panjang. Perkembangan mode di
dengan model itu-itu saja yang sangat
Indonesia yang merupakan negara
sederhana dan tidak menarik
terbesarnya beragama muslim di dunia

3
konsumen untuk memakai atau bahkan perkembangan busana muslim yang
membelinya. sangat pesat pada saat ini.
Kondisi di atas sudah tidak lagi Manfaat akademis
berlaku untuk beberapa tahun Melatih mahasiswa untuk berfikir
belakangan ini. Peminat busana kritis dan peka terhadap fenomena
muslim di Indonesia sedang yang terjadi di lingkungan sekitar,
mengalami perkembangan. Hal ini melakukan penelitian serta
ditandai dengan euphoria masyarakat menganalisis permasalahan yang di
muslim, khususnya kaum wanita yang teliti. Selain itu juga Menambah
semakin senang mengkonsumsi wawasan dan pengetahuan guna
produk busana muslim. Hal ini tentu membantu mahasiswa untuk
dapat menjadi sebuah peluang bisnis memahami teori.
bagi pelaku usaha yang menggeluti
Manfaat Praktis
dunia fashion dalam memenuhi
Memberikan informasi mengenai
kebutuhan masyarakat akan busana
proses komodifikasi dalam perusahaan
yang menutup aurat mulai dari ujung
busana muslim dan Menjadi referensi
kepala hingga kaki
untuk penelitian yang akan datang
Fokus penelitian dengan permasalahan yang sejenis.
Bagaimana proses komodifikasi yang
KERANGKA TEORITIK
terjadi di perusahaan busana muslim
Dalam penelitian ini
Gaby Surabaya?
menggunakan paradigma definisi

Tujuan sosial yang dimana paradigma ini


Terkait dengan latar bekang yang telah menekankan kenyataan sosial yang
di jelaskan di atas, penelitian ini subyektif. Bagi Weber, perbuatan
bertujuan untuk mengetahui menjadi suatu tindakan social
Bagaimana proses komodifikasi yang sepanjang tindakan itu mempunyai arti
terjadi di perusahaan busana muslim bagi dirinya dan diarahkan kepada
Gaby Surabaya. Seiring dengan orang lain.

4
Kapitalisme adalah sebuah banyak konsumen, dan juga diproduksi
sistem yang memproduksi komoditas- berulang-ulang untuk memenuhi
komoditas, dan secara natural kebutuhan masyarakat konsumen yang
penciptaan komoditas adalah inti dari menjadi target pasarnya. menurut
praktik ideologi kapialisme. Kerangka Barker komodifikasi sebagai proses
kerja kapitalisme memahami yang diasosiasikan dengan
keinginan-keinginan dalam kerangka kapitalisme. Obyek, kualitas dan tanda
komoditas-komoditas yang di produksi – tanda diubah menjadi komoditas,
berkaitan dengan pribadi, organisasi yaitu sesuatu yng tujuan utamanya
ataupun perusahaan. Dalam kapitalis, adalah terjual di pasar.
sebuah komoditas menjadi lebih
Topik dalam penelitian ini akan
bernilai ketika komoditas tersebut
di jelaskan dengan teori Komoditas
diperdagangnkan. Sepertihalnya
oleh Karl Marx dalam buku George
komoditas sendiri memiliki nilai guna,
Ritzer teori sosiologi klasik sampai
namun atas dasar kapitais berguna saja
perkembangan terakhir postmodern.
tidak cukup melainkan untuk di
Marx mendiskusikan dua tipe sirkulasi
perdagankan akan lebih bernilai.
komoditas. Salah satunya adalah tipe
Dalam pandangan Marx atas
sirkulasi adalah khas capital : money –
komoditas berakar di dalam orientasi
commodities – money ( M-C-M ). Tipe
materialisnya, dengan fokus pada
yang lain bukan khas capital :
kegiatan-kegiatan produktif para aktor.
comodities – money commodities ( C-
Komoditas secara sederhana dapat
M-C ). Di dalam suatu sirkulasi
didefinisikan sebagai hasil kerja
kapitalis ( M-C-M ), tujuan utama
manusia, entah itu dalam bentuk
ialah menghasilkan uang yang lebih.
barang atau jasa, yang sengaja
Komoditas – komoditas dibeli untuk
diproduksi untuk dipertukarkan
menghasilkan keuntungan, tidak harus
melalui mekanisme pasar. Komoditas,
penggunaan. Di dalam sirkuit kapitalis,
dalam wujudnya sebagai benda
yang di acu Marx sebagai “membeli
maupun jasa umumnya diproduksi
agar dapat menjual” (1867/1967 :
secara massal, melayani kebutuhan

5
147), aktor individual membelli suatu dunia fashion, Gaby merealisasikan
komoditas dengan uang dan sebaliknya ide-ide unik pemilik untuk di
menukar komoditas itu untuk realisasikan menjadi sebuah produk
mendapat uang yang lebih banyak lagi. yang berkualitas dan menjual di
kalangan konsumen. Gaby sendiri
PEMBAHASAN
memiliki moto “Anggun bersahaja
Gaby merupakan salah satu terpadu dalam keunikan kerudung
brand busana muslim yang cukup Gaby” dengan begitu produk – produk
besar berasal dari Surabaya. Gaby yang di ciptakan tidak jauh dari
sendiri memproduksi berbagai keanggunan dan bersahaja saat di
kebutuhan berbusana baik wanita, pakai.
lelaki mulai dari anak – anak sampai
Tahap awal dalam sirkulasi di
dewasa muslim. Mulai terbentuk dari
penelitian ini adalah sebuah proses
tahun 2006 sebagai produk busana
produksi yang di mulai dari hoby
muslim yang cukup terjangkau di
hingga menjadi perusahaan besar
kalangan menengah ke atas, dengan
sekarang. Dari hal tersebut secara tidak
kualitas produk yang high quality.
langsung menjelaskan bahwa dalam
Karena produk busana muslim Gaby
proses produksi itu di jalankan secara
sangat mengutamakan kualitas dan
kapitalis yang dimana perusahaan ini
selalu mempertahankan kualitas demi
bisa besar melalui sirkulasi
menjaga kepercayaan konsumen
keuntungan yang di putar kembali
kepada Gaby.
menjadi sebuah modal dan seterusnya.
Model busana yang selalu up to Meskipun hanya berawal dari hasil
date menyesuaikan pasar sehingga keisengan hoby dari pemilik yang
konsumen tidak cepat bosan dengan menghasilkan sebuah barang, Dimana
produk yang di perjualkan. Dalam awalnya barang itu tujuan awalnya
memilih model busana maupun untuk di konsumsi sendiri hingga
kerudung yang akan di produksi Gaby adanya ketertarikan orang sekitar
selalu memberikan inovasi baru di untuk memiliki, sehingga hal tersebut

6
memancing produsen untuk busana. Hal tersebut tentunya tidak
melakukan produksi besar secara tidak lepas dari permintaan pasar, dimana
sadar. Dalam pemilihan nama Gaby mereka membutuhkan pasangan untuk
dalam produk ini memiliki alasan kerudung yang telah mereka beli.
tersendiri dimana nama tersebut Dalam pandangan marx atas
merupakan nama anak perempuan komoditas berakar di dalam orientasi
satu-satunya dan nama tersebut materialisnya, dengan fokus pada
memiliki keistimewaan sendiri karena kegiatan-kegiatan produktif para aktor.
nama Gaby merupakan hasil dari Awalnya manusia menghasilkan
gabungan nama pemilik dengan barang untuk memenuhi kebutuhan
suaminya. Dalam menentukan model hidupnya sendiri atau seperti yang di
dalam menciptakan sebuah produk, sebut sebagai nilai guna oleh Marx.
Gaby memiliki ciri khas sendiri
Dalam memproduksi busana
dengan bahan rajut dan kerudung
muslim alasan utama yang di berikan
rajutnya yang dibuat berbeda dengan
oleh pemilik adalah karena dapat
yang lain. Pemilik sendiri memang
digunakan untuk diri sendiri,hal
selalu menginginkan untuk
tersebut dapat di ketahui sejak awal
memproduksi produk yang berbeda
mulanya saja sudah terlihat pemilik
dari yang lain dengan membuat produk
membuat kerudung untuk dirinya
– produ yang unik, untuk menarik para
sendiri. Hingga kemudian membuat
konsumen.
untuk orang sekitar dan semakin
Pada awalnya Gaby hanya banyak sampai untuk orang umum jug.
memproduksi kerudug panjang saja, Kemudian di tambah dengan niat
sehingga produk tersebut menjadi untuk syiar yaitu menyampaikan dan
sebuah identitas dari perusahaan Gaby memperkenalkan hal dalam islam
pada saat itu. Dimana usaha ini baru bahwasanya umat muslim diwajubkan
berjalan. Tidak hanya berhenti di untuk menutup aurat. Segala yang
kreasi kerudung, Gaby berhubungan dengan busana muslim
mengembangkan usahanya ke industry informan menggunakan istilah

7
wirausaha syiar. Tetapi ada target produk campuran busana muslim
tersendiri khususnya untuk para maupun kerudung. Sedangkan target
distributor yang harus di capai dalam bulanan yang harus di capai oleh
tiap bulannya sebanyak sepuluh juta distributor adalah sepuluh juta rupiah
rupiah. Di dalam setiap kegiatan dalam setiap bulannya
produksi secara tidak langsung para
Di dalam sebuah produksi
pelaku produksi sudah mengharapkan
tentunya pemilik tidak mengerjakan
hasil yang lebih dari apa yang telah di
produksi secara sendirian melainkan
produksinya. Fenomena seperti ini
melibatkan beberapa pihak yang ada di
tidak hanya di alami oleh perusahaan
dalamnya. Tentu saja termasuk dalam
busana muslim Gaby saja tapi di alami
struktur yang ada. Di sini struktur yang
oleh setiap kegiatan produksi lainnya.
paling atas adalah pemilik (owner)
Sistem penjualan dalam kemudian di bawahnya terdapat dua
perusahaan ini berkembang mulai dari keep person yaitu di bagian kepala
menitipkan produk di toko, produksi dan admin, yang dimana
menawarkan barang ke setiap stand kepala produksi di percayai untuk
apakah ada yang mau menampung mengontrol proses produksi serta
produk yang di milikinya. Saat kelangsungan kegiatan di toko,
menitipkan itu menggukanan yang kemudian yang ke dua sebagai keep
namanya sistem konsinyasi yang di person admin di percayai untuk
mana dari hasil penjualan beberapa mengurus semua data serta
persen untuk pemilik toko. Dari sistem berhubungan langsung dengan
konsinyasi sampai memasang iklan di distributor, selain itu juga mengontrol
tabloid dan pada akhirnya memakai proses quality control sampai
sistem distributor, dimana modal awal pengemasan.
yang di butuhkan distributor adalah
KESIMPULAN
tiga puluh juta rupiah untuk
pembelanjaan di awal, dari tiga puluh Perusahaan Gaby ini bisa besar
juta rupiah tersebut bisa membeli melalui sirkulasi uang yang di putar

8
kembali menjadi sebuah modal dan yang lain. Pemilik sendiri memang
seterusnya Kerudung tersebut tujuan selalu menginginkan untuk
awalnya untuk di konsumsi sendiri memproduksi produk yang berbeda
hingga adanya ketertarikan orang dari yang lain dengan membuat produk
sekitar memancing pemilik untuk – produ yang unik, untuk menarik para
melakukan produksi yang semakin konsumen. Selain itu juga Gaby sangat
melebarkan ke pasar besar secara tidak menjaga kualitas produknya, sehingga
sadar. Awalnya kerudung tersebut di kualitas produk Gaby yang terjual
produksi untuk digunakan secara merupakan produk berkualitas tinggi,
pribadi oleh pemilik, kemudian karena karena dalam perusahaan Gaby ini
orang terdekat tertarik kemudian paling mengutamakan kualitas. Hal
kerudung menambah konsumen tersebut terlihat dengan adanya bagian
dimana kerudung tersebut diproduksi Quality Control. Disini juga pemilik
untuk digunakan oleh pemilik dan yang sekaligus menjadi desainer,
orang – orang terdekatnya yang selalu membuat inovasi – inovasi baru
berminat. Awalnya produk Gaby dalam produknya. Dengan keunikan –
hanya memproduksi kerudung saja keunikan yang dimiliki oleh
namun seiring berjalannya waktu perusahaan Gaby ini maka membuka
untuk memenuhi permintaan pasar. peluang besar dalam mendapatkan
Gaby memproduksi busana muslim, penawaran yang besar dengan banyak
selain itu juga bisnis fashion memiliki peminat karena cirri khasnya tersebut
turunan – turunan tersendiri, setelah yang tidak dimiliki oleh perusahaan
memproduksi kerudung, kemudian lain. Disini pula terjadinya
baju, dan seterusnya. komodifikasi busana muslim dengan
membuatbusana muslim semakin
Dalam menentukan model
bervariasi dari kegunaan awalnya.
dalam menciptakan sebuah produk,
Gaby memiliki ciri khas sendiri Menurut Marx, orang – orang
dengan bahan rajut dan kerudung yang membayar upah merupakan
rajutnya yang dibuat berbeda dengan kaum kapitalis karena dia

9
memperkerjakan seseorang. Disini Abercrombie, Nicholas et al. (2010)
sistem upah berbeda antar satu dengan Kamus Sosiologi. Yogyakarta :
yang lain, seperti halnya untuk para Pustaka Belajar.
penjahit dan tukang potong mereka
Lee, Martyn J (2006) Budaya
menggunakan sistem upah borongan
Konsumen Terlahir Kembali: Arah
yang dimana mereka menerima gaji
Baru Modernitas dalam Kajian Modal
setiap minggu. Namun di hitungnya
Konsumsi dan Kebudayaan.
dari perhari mereka mampu
Yogyakarta: Kreasi Wacana.
menghasilkan berapa banyak barang
yang mereka kerjakan di hari itu. Ritzer, George dan Douglas J
Karena nilai dari setiap hasil jahitan Goodman. (2014). Teori Sosial
berbeda sesuai dengan kerumitan Modern. Jakarta : Prenada Media
model barang yang di buat, jadi harga
Robert Lekachman dan Borin Van
kerudung yang satu dengan yang lain
Loon. (2008) Kapitalisme: teori dan
berbeda – beda, begitu juga dengan
Sejarah Perkembangannya.
busana muslim. Jadi upah tersebut di
Yogyakarta. Resist Book.
ciptakan oleh mereka sendiri. sesuai
dengan keahlian yang di miliki Suseno, Franz Magnis (2001)
mereka, semakin ahli penjahit semakin Pemikiran Karl Marx.PT. Jakarta :
banyak pula barang yang di hasilkan Gramedia Pustaka Utama
begitu juga dengan upah yang di dapat
Suyanto, Bagong. (2013). Sosiologi
jelas juga semakin banyak.
Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi

Daftar Pustaka di Era Masyarakat Post-


modernisme.Jakarta : Kencana
Buku Prenada Media Group

Abrerombie, Nicholas et al (2006)


Artikel Jurnal
Kamus Sosiologi.Yogyakarta : Pustaka
Belajar

10
Fakhruroji, Moch . Privatisasi Agama: Sakinah Utami, (2013) Komodifikasi
Globalisasu dan Komodifikasi Dalam Proses Produksi Berita di
Agama.Bandung. UIN SDG. Rubric For Her Jawa Pos. Surabaya
Universitas Airlangga
Skripsi , Tesis
Website
Darmawan Awaludin. (2015)
Pengajian Shalawat Habib Syekh Bin 4 Fakta tentang busana muslim . [Diakses
Abdul Qodir Assegaf di Yogyakarta 25 Oktober 2016].
(Analisis dari Persepektif Sosiologi http://www.femina.co.id/fashion-
Agama). Yogyakarta. Universitas trend/4-fakta-tentang-busana-muslim-
Islam Negeri Sunan Kalijaga. indonesia

Fusalhan, Alif. (2014) Kapitalisme Joko Suryanto, Komodifikasi Agama


Media dan Komodifikasi Agama. Di Balik Sinetron Religi. [Diakses 1
Yogyakarta. Universitas Islam Negeri Januari 2017]
Sunan Kalijaga https://joksur.wordpress.com/201005/2
8/komodifikasi-agama-dibalik-
Indhie, Febrianti Herlina (2016)
sinetron-religi/
Analisis Resepsi Perempuan Muslim
Terhadap Komodifikasi Penggunaan Kemiskinan Filsafat Karl Marx (1847).
Jilbab dalam Iklan Wardah Versi True Sebuah Penemuan Ilmiah 1. Antitesis
Colors – Dewi Sandra. Padang. Nilai Pakai Dan Nilai Tukar [Diakses
Universitas Andalas 2 Januari 2017]
https://www.marxists.org/indonesia/ar
Rahmanti, Niza Nur. (2013) Hijaber
chive/marx-
Community ( Studi tentang Konsumsi
engels/1847/kemiskinan/Bab1Sub1.ht
dan Komodifikasi Busana Muslim
m
dalam Komunitas Wanita Muslimah
Berhijab di Yogyakarta). Yogyakarta.
Universitas Gadjah Mada

11

Anda mungkin juga menyukai