Anda di halaman 1dari 18

BAB II

PEMBAHASAN

A. Menemukan Passion
1. Pengertian Passion

Passion merupakan kecenderungan kuat terhadap aktivitas yang disukai, dimana


mereka memberikan waktu dan tenaga yang dimiliki untuk aktivitas tersebut.
Seseorang akan menjadi passionate terhadap aktivitas tertentu melalui dua proses
penting yaitu penilaian terhadap aktivitas dan internalisasi pada representasi aktivitas
dalam aspek inti dari diri seseorang yaitu identitas seseorang (Vallerand and Houlford
(2003).

Sebagian besar aktivitas memiliki potensi untuk menjadi harmonis passion atau
obsessive passion.Misalnya, sebagian besar tipe pekerjaan melibatkan setidaknya
beberapa unsur ketertarikan. Sejauh minat terhadap pekerjaan tidak berlangsung
singkat, tetap kuat, dan pekerjaan tersebut dirasa penting oleh individu, maka
pekerjaan akan berubah menjadi passion.

Menurut Covey (2004) dalam M. Taufi’q Amir (2012) mengatakan bahwa


passion adalah keinginan yang membara, keyakinan kuat dan dorongan yang
membuat orang berdisiplin untuk mencapai visinya. Mimpi seseorang bisa terealisir
bila ia memiliki hasrat passion dan niat untuk mewujudkannya.

Dalam passion, orang menganggap ada hubungan yang bermakna antara dirinya
dengan pekerjaan dan jati dirinya. Mereka juga merasakan adanya dorongan dan
ketertarikan atas pekerjaan mereka. Dengan demikian Passion adalah kondisi
psikologis yang dicirikan oleh hadirnya emosi postif yang kuat, dorongan internal dan
keterlibatan yang tinggi dengan aktivitas pekerjaan yang dianggap bermakna. Dengan
demikian mereka mengerjakan sesuatu yang relevan dengan hobinya dan biasanya
mereka akan bekerja secara serius, keras, aktif sekaligus menikmati.

Lantas apa yang harus dilakukan, agar kita bisa tahu Passion apa yang ada
didalam diri kita?

Banyak cara untuk mengetahui Passion apa yang ada dalam diri seseorang,
caranya misalnya dengan mengali bakat yang kita miliki, dengan mengenali diri
sendiri, serta kita harus mengetahui ingin dikenal seperti apa kita dimasa depan nanti.
dengan begitu Passion pun akan muncul.

2. Ciri-ciri utama dalam Passion


 Seorang wirausaha harus bersedia melakukannya tanpa harus dibayar.
 Seorang wirausaha tidak mudah puas dan terus mencari tahu tentang
passion yang di sukai.
 Waktu terasa cepat berlalu saat melakukan hal itu.

1
 Kepuasan yang tidak ternilai ketika wirausaha behasil menyelesaikan hal
itu.
3. Contoh Passion Busana Muslimah
Ada 4 cara dalam berwirausaha busana muslimah, antara lain:

 Trend

Pengertian trend menurut Maryati (2010:129), trend adalah suatu gerakan


(kecenderungan) naik atau turun dalam jangka panjang, yang diperoleh dari
rata-rata perubahan dari waktu ke waktu. Rata-rata perubahan tersebut bisa
bertambah bisa berkurang. Hal yang dimunculkan jika rata-rata perubahan
bertambah disebut trend positif atau trend mempunyai kecenderungan naik.
Sebaliknya, jika rata-rata perubahan berkurang disebut trend negatif atau trend
yang mempunyai kecenderungan menurun.

Trend adalah suatu aliran dalam dunia mode yang mengalami perubahan
penampilan berbusana setiap setahun sekali. Trend adalah suatu gerakan
kecenderungan naik atau turun dalam jangka panjang yang diperoleh dari rata-
rata perubahan dari waktu ke waktu dan nilainya cukup rata atau mulus
(Purwanto S.K., 2011:17). Pada saat kita berbicara mengenai trend, trend
adalah suatu gerakan kecenderungan naik atau turun, maka salah satu hal yang
termasuk di dalamnya adalah mode. Mode atau fashion adalah suatu kebiasaan
yang diterima oleh masyarakat dalam kurun waktu tertentu (kebiasaan yang
dimaksud adalah dalam berbusana).

Mode akan berubah dari masa ke masa. Apabila mode baru muncul, maka
mode yang sebelumnya dianggap kuno dan lambat laun akan ditinggalkan.
Mode dapat berulang kembali setelah beberapa tahun. Mode baru bertitik tolak
pada mode sebelumnya dan tampil kembali dengan variasi baru. Pada
penampilan mode biasanya terlihat lebih dari satu garis mode, karena mode
diciptakan oleh sejumlah perancang. Hasil dari berbagai hasil rancangan itu
diperoleh garis dan warna yang banyak ditampilkan atau dominan. Garis serta
warna itulah yang menentukan trend mode terbaru. Garis mode ditentukan
terutama oleh bentuk dan panjang rok serta lengan dan detail yang menonjol,
mode tidak mementingkan fungsi busana, mode bertujuan untuk keindahan
dan bersifat komersil.

Sebagai ciri utama mode yaitu dengan adanya perkembangan, sebab suatu
model akan dapat dikatakan mode apabila model tersebut sedang mengalami
perhatian masyarakat sebagai sesuatu yang sedang disenanginya dan
dipergunakannya. Apabila laju perkembangan dari suatu model itu sudah
mencapai puncaknya dan telah menjadi tradisi dalam masa yang tidak ada
batasanya, model busana itu sudah tidak dapat lagi dikatakan suatu mode.
Mode adalah sesuatu yang selalu mengalami perubahan setiap tahunnya. Mode
selalu mempunyai tempo terhadap kepopulerannya. Terlebih lagi mode

2
terhadap busana, busana merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dapat
dikategorikan dalam hal yang mengalami perubahan cepat.

 Busana Muslimah

Salah satu bentuk perintah agama Islam adalah perintah untuk


mengenakan busana yang menutup seluruh aurat. Dari situlah akhirnya
muncul apa yang disebut dengan istilah “Busana Muslimah”. Pada prinsipnya
Islam tidak melarang umatnya untuk berpakaian sesuai dengan mode atau
trend masa kini, asal semua itu tidak bertentangan dengan prinsip Islam.
Menurut M. Quraish Shihab (2012:43), paling tidak ada 3 istilah yang dipakai
yaitu:

1) Al- Libas (bentuk jamak dari kata Al-Lubsu), yang berarti segala
sesuatu yang menutup tubuh. Kata ini digunakan AlQur‟an untuk
menunjukan pakaian lahir dan batin.
2) Ats-Tsiyab (bentuk jamak dari Ats-Tsaubu), yang berarti kembalinya
sesuatu pada keadaan semula yaitu tertutup.
3) As-Sarabil yang berarti pakaian apapun jenis bahannya.

Menurut Sitoresmi (1997:15), busana muslimah adalah busana yang sesuai


dengan ajaran Islam, dan pengguna busana muslimah tersebut mencerminkan
seorang muslimah yang taat atas ajaran agamanya dalam tata cara berbusana.

Sedangkan Menurut M. Quraish Shihab (2012:55), sekurang-kurangnya


ada enam hal yang menjadi kriteria busana muslimah menurut syariat, yaitu
sebagai berikut :

a) Menutup seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.

b) Hendaknya busana yang dipakai wanita muslimah menutup apa yang


dibaliknya. Maksudnya tidak tipis menerawang sehingga warna
kulitnya dapat terlihat dari luar. Jika tipis maka akan semakin
memancing fitnah dan berarti menampakkan perhiasan.

c) Modelnya tidak ketat, karena model yang ketat akan menampakkan


bentuk dan lekuk tubuh terutama payudara, pinggang dan pinggul

d) Busana wanita muslimah tidak menyerupai pakaian laki-laki. Ada


beberapa hadits shahih yang melaknat wanita yang menyerupakan diri
dengan kaum pria, baik dalam hal pakaian maupun lainnya,

e) Busana yang dipakai wanita tidak terdapat hiasan yang dapat menarik
perhatian orang saat keluar rumah.

3
f) Dari segi warna, tidak terlalu mencolok. Kebersihan, kerapian, dan
alamiah akan mencerminkan kepribadian yang sebenarnya.

 Gaya Busana Muslimah


Terdapat di dalam buku Trend Forecasting (2017-18:8), Indonesia
merupakan negara multi budaya yang memiliki mayoritas umat muslimah.
Ada 3 gaya busana muslimah yang ada di Indonesia yaitu, Syar’i Modern,
Syar’i Konvensional, dan Modest Modern.
Dalam lingkup fashion, ada 3 gaya yang berkembang secara dinamis, yaitu:
1. Syar’i Modern menjadi lifestyle baru di Indonesia, dengan pemahaman
pendekatan agama. Ciri dari gaya busana muslimah ini adalah tidak
diperbolehkan membuka bagian tubuh selain muka dan telapak tangan,
memakai pakaian yang ketat atau membentuk tubuh dan transparan.
2. Modest Konvensional adalah gaya yang paling banyak dan sudah lama
dipakai di Indonesia. Pendekatan yang dipakai lebih bersifat fungsional.
Ciri khas dari gaya busana muslimah modest konvensional adalah menutup
bagian tubuh selain muka, pergelangan tangan dan pergelangan kaki. Yang
tidak diperbolehkan pada gaya busana muslimah modest konvensional
adalah memakai pakaian ketat.
3. Modest Modern adalah gaya yang paling baru diadaptasi oleh Indonesia.
Pendekatan yang dipakai adalah fashion lifestyle. Sedangkan ciri dari gaya
busana muslimah modest modern ini adalah memakai pakaian yang sopan
dengan menutupi bagian/sebagian kepala. Kemudian adanya sesuatu yang
tidak diperbolehkan adalah memakai pakaian yang terlalu terbuka.

Sesuai perkembangan zaman, busana muslimah kali ini terlihat lebih


modern tidak seperti dahulu. Busana muslimah saat ini tidak hanya dipakai
pada saat pengajian atau acara keagamaan saja. Busana muslimah dapat
dipakai untuk keperluan apa saja. Terdapat banyak model busana muslimah
yang khusus dibuat untuk ke tempat kerja atau ada pula yang khusus dibuat
untuk acara-acara seperti pernikahan atau ke pesta. Tidak hanya bermain
warna dan motif, namun juga dengan gaya casual sehari hari sampai yang
syari’i. Banyaknya model yang menarik memberikan pengaruh kepada
keinginan wanita untuk dapat tampil cantik namun dengan memenuhi syariat
islam.

 Trend Busana Muslimah


Perubahan penampilan berbusana wanita muslim tersebut dapat dilihat
dari gerakan kecenderungan prosentase naik atau turun busana muslimah
dalam jangka panjang yang diperoleh dari rata-rata perubahan dari waktu ke
waktu dan nilainya cukup rata atau mulus. Pada saat kita berbicara mengenai
trend adalah suatu gerakan kecenderungan naik atau turun, maka salah satu hal
yang termasuk di dalamnya adalah mode (Purwanto S.K., 2011:17). Mode atau

4
fashion adalah suatu kebiasaan yang diterima oleh masyarakat dalam kurun
waktu tertentu (kebiasaan yang dimaksud adalah dalam berbusana).
Berdasarkan penjabaran di atas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa
trend busana muslimah adalah suatu aliran dalam dunia mode yang mengalami
perubahan penampilan berbusana wanita muslim yang sesuai dengan ajaran
Islam dalam setiap setahun sekali. Kebiasaan dalam berbusana wanita muslim
adalah busana muslimah yang sesuai syariat agama. Kebiasaan berbusana
muslimah pada pengguna busana muslimah tersebut harus sesuai dan dapat
mencerminkan seorang muslimah yang taat atas ajaran agamanya dalam tata
cara berbusana. Perubahan penampilan dalam berbusana dalam setahun sekali
atau yang disebut trend, harus tetap disertai dengan pemahaman akan busana
wanita muslimah yang baik dan benar. Para wanita muslimah tetap bisa
menggunakan busana muslimah dengan mengikuti trend atau perubahan yang
ada, namun tetap harus disesuaikan dengan ajaran agama Islam.
B. MEMILIH LOKASI USAHA
a. Enam Faktor Kunci Memilih Lokasi Usaha yang Ideal

Memilih lokasi usaha merupakan salah satu kegiatan awal yang baru dilakukan
sebelum perusahaan mulai beroperasi. Lokasi merupakan salah satu faktor penting bagi
perusahaan karena dapat mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan hidup
perusahaan. Menentukan lokasi suatu perusahaan/pabrik harus dilakukan sebaik mungkin
agar dapat beroperasi/berproduksi dengan lancar, biaya operasi rendah, dan mungkin
perluasan pabrik atau tempat usaha dimasa yang akan datang.

Terdapat 6 (enam) faktor kunci dalam memilih lokasi usaha yang ideal, antara lain
adalah sebagai berikut:

1. Tersedianya sumber daya

Tersedianya sumber daya, terutama bahan mentah sebagai bahan baku produksi,
tenaga kerja sarana transportasi akan membantu pengusaha dalam banyaak hal. Paling
tidak, sumber daya tersebut dapat menghemat biaya, sehingga produk dapat dibuat
dengan biaya rendah yang pada akhirnya akan mampu bersaing dengan produk para
pesaing terdekatnya. Kedekatan dengan bahan mentah disamping dapat menghemat
biaya, juga akan memastikan kelangsungan hidup perusahaan terjamin karena bahan
baku tersedia melimpah dan dalam jangka panjang dapat diandalkan. Tersedianya atau
mudahnya memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan akan menghemat dan
menguntungkan perusahaan, sebab akan meminimalkan tingkat absensi pegawai. Jika
tenaga kerja harus diperileh dari lokasi yang jauh dari perusahaan secara tidak langsung

5
akan merugikan dari pegawai itu tersendiri, terutama saat pulang pergi kekantor dan
pulang ketempat tinggalnya akan memerlukan waktu dan biaya yang signifikan.
Tersedianya sarana transportasi secara tidak langsung akan memberi keuntungan bagi
perusahaan, para karyawan maupun pelanggan terutama pada saat produk akan
disalurkan ketempat tujuan tidak terkendala sarana transportasi.

2. Pilihan pribadi wirausahawan

Pertimbangan pilihan dalam menentukan tempat usaha disesuaikan dengan keinginan


kuat wirausahawan itu sendiri. Misalnya, faktor pertimbangan keuangan yang tidak
memadai, sebaiknya memilih daerah diluar kota dengan pertimbangan tanah yang relatif
murah, sehingga dengan mdal terbatas mampu membeli tempat usaha yang lebih luas
diluar kota. Dapat pula menghemat pengeluaran yang umumnya untuk biaya sewa rumah
bagi pegawainya juga jauh lebih murah, biaya hidup juga lebih murah sehingga
pegawainya dapat digaji lebih kecil, upah buruh diluar kota juga relatif kecil bila
dibandingkan dengan di DKI Jakarta, sehingga biaya eksploitasi perusahaan dapat
dihemat. Pilihan atau pertimbangan lain, misalnya memilih lokasi usaha didaerah
puncakatau daerah wisata lain, seperti memilih tempat usaha dipulau bali, sehingga
taerget konsumen atas produk/jasa yang kita jual, tidak hanya ditujukan pada wisatawan
domestik atau lokal, tetapi dapat juga ditujukan kepada caolon pembeli wisatawan asing.

3. Pertimbangan gaya hidup keluarga

Wirausahawan memilih gaya hidup dengan focus semata-mata lebih meningkatkan


keharmonisan rumah tangga atau keluarga daripada kepentingan bisnis. Keluarga
menjadi pertimbangan utama dalam menentukan tempat usaha. Artinya, tenaga, pikiran,
waktu dan lain-lain diperuntukan bagi keutuhan dan keharmonisan keluarganya, bukan
seluruh daya upaya hanya untuk kepentingan bisnis semata.

4. Kemudahan dalam mencapai konsumen

Seorang pengusaha dalam menentukan tempat usaha berorientasi pada pasar (pusat
konsentrasi para konsumen berada). Pasar atau tempat penjualan menjadi prioritas dalam
mempertimbangkan sukses bisnisnya.

5. Kondisi lingkungan bisnis

6
Seorang pengusaha memilih lokasi dengan lingkungan bisnis bertumbuh dan
berkembang dan juga sebagai tempat atau sentra bisnis. Sebagai contoh, pilihlah tempat
usaha didaerah Glodok, Kelapa Gading, Tanah Abang dan sebagainya, atau bila ingin
mendirikan pabrik pilihlah suatu daerah dilingkunag kawasan industri. Contohnya
memilih lokasi kawasan industri Pulo Gadung, Jakarta timur dan sekitarnya. Intinya
adalah kondisi lingkungan bisnis menjadi pertimbangan utama dalam menentukan lokasi
usaha. Dengan memiliki lokasi usaha ditempat ini, pengusaha tidak lagi memikirkan lagi
sarana dan prasarana, baik bagi perusahaannya maupun bagi para pegawainya.
Dilingkungan bisnis, biasanya pemerintah sudah membangun sarana dan prasarana
lainnya yang memadai, seperti tersedianyaa rumah sakit, perumahan, sekolahan, tempat
ibadah, tempat olah raga, pembangkit listrik, bahkan dibangun mall ataupuh hypermarket
untuk sentra belanja dan sebagainya.

6. Tersedianya tempat dan biaya

Untuk menentukan usahanya, seorang pengusaha telah menyediakan tempat tinggal,


demikian juga biayanya, sehingga ia dapat memilih jenis usaha yang akan dijalankan
dengan memiliki tempat dan biaya tersebut.

b. Bisnis Bertempat di Rumah

Terdapat beberapa alasan untuk memilih lokasi usaha yang bertempat di rumah, yaitu:

1. Pertimbangan keuangan

Pertimbangan keuangan yang dimaksud adalah dapat menghemat pengeluaran, baik


untuk keperluan sewa tempat maupun menghemat biaya transportasi, menghemat tenaga,
menghemat waktu dan lain sebagainya.

2. Pertimbangan gaya hidup keluarga

Misalnya anak terjamin didalam pengawasan pendidikannya, antar-jemput kesekolah


dapat dilakukan sendiri. Hubungan komunikasi suami istri dan anak-anak jauh lebih
intensif., biaya makan tidak harus dikeluarkan dengan mahal sebab dapat makan pagi,
siang dan sore bersama keluarga dirumah dan lain sebagainya.
Untuk menghidari konflik kepentingan antara bisnis dan keluarga, maka perlu
menetapkan batas ruang rumah untuk kepentingan keluarga dan batas rumah untuk
kepentingan bisnis, dan pemisahan juga antara pemakaian telephon, gas, listrik air dan

7
lain sebagainya untuk kepentingan keluarga dan kepentingan operasional bisnis. Dengan
cara pemisahan ini, maka rugi laba perusahaan dapat di analisis dengan mudah.
Bisnis yang bertempat dirumah memiliki tantangan tersendiri didalam bisnis tersebut,
tantangan tersebut terdiri dari dua hal yaitu:
1. Image atau citra bisnis.
Bila terjadi kontak telephon dari seorang pelanggan tetapi anak kecil yang
menjawab telepon tersebut, maka citra bisnis dimata pelanggan tidak profesional.
Demikian halnya ruang usaha untuk menerima tamu yang relatif sempit membuat
citra bisnis kurang menunjukan bonafiditasnya.
2. Pertimbangan hukum.
Adanya peraturan pemerintah pusat atau pemerintah daerah tertentu yang
membatasi tempat tinggal dan kantor mungkin akan dapat mengagnggu kelangsungan
hidup usaha atau perusahaan. Bisnis yang bertempat dirumah akan sangat terbantu
dengan adanya kemajuan dibidang teknologi, misalnya internet, telepon, computer,
mesin faks dan lain sebagainya.
c. Merancang Fasilitas Fisik
Dalam merancang sebuah fasilitas fisik, sebaiknya mempertimbangkas
persyaratan fungsional dan tata letak fasilitas fisik, seperti:
1. Perhatikan persyaratan fungsional berikut:
a. Keamanan.
Dalam merancang fasilitas fisik, sebaiknya faktor keamanan bagi para pihak
atau pemangku kepentingan menjadi perhatian utama. Jangan sampai membangun
sebuah fasilitas fisik yang dapat membahayakan bagi para pengguna atau pihak yang
berkepentingan. Misalnya, apakah pembuangan sampah, limbah dan asap pabrik
membahayakan bagi masyarakat sekitarnya atau tidak. Bila membahayakan bagi
lingkungan tentu kelangsungan hidup perusahaan akan dapat terganggu, sebab protes
warga akan membawa dampak adanya kemungkinan perusahaan ditutup.
b. Kenyamanan.
Dalam merancang suatu fasilitas fisik, sebaiknya mempertimbangkan faktor
kenyamanan.
c. Keindahan.
Demikian halnya faktor keindahan, dalam merancang suatu fisik, sebaiknya
diusahakan agar diupayakan untuk indah dipandang oleh siapapun.

8
2. Rancangan pabrik:
a. Pemilihan ruangan produksi.
Pemilihan ruang produksi yang akan disusun dengan menggunakan pola garis
lurus, huruf U atau berdasarkan jam berjalan (berputar) searah jarum jam akan
memudahkan penerimaan bahan baku dan proses distribusi atau pengiriman
produknya.
b. Pengelompokan mesin
Menegelompokan mesin-mesin serupa atau mesin-mesin yang penempatannya
didasarkan pada proses atau tahapan, ditempatkan dalam suatu ruangan.

d. Rancangan Toko Penyalur


Dalam merancang sebuah took penyalur dapat dipilih pola-pola berikut ini:
1. Pola jaringan (gird pattern)
Pola jaringan adalah pola blok yang memberikan pembukaan barang
dagangan dan memudahkan pengamanan dan kebersihan.
2. Pola aliran bebas (free flow pattern)
Pola aliran bebas adalah memberikan fisualisasi barang dan kebebasan bergerak bagi
konsumen atau pengunjung.
3. Pola swalayan (self service layout)
Pola swalayan adalah pemberian akses langsung pada barang dagangan.

e. Penempatan Peralatan
1. Peralatan pabrik
a. Peralatan umum: mesin yang memiliki berbagai fungsi dalam proses
produksi, sebaiknya diletakan di lokasi yang strategis atau dipusat (senter)
aktivitas diseluruh bidang-bidang yang ada.

b. Peralatan khusus: mesin yang didesain khusus untuk menjalankan fungsi-


fungsi khusus dalam proses produksi sebaiknya diletakan pada tempat yang
tidak mengganggu peralatan umum.

2. Peralatan kantor
a. Permanen: penempatan lemari, kursi, meja dan sebagainya ditempat yang
relatif permanen.

9
b. Berkaitan dengan teknologi: mesin fax, photocopy, telepon, computer dan
lain-lain sebaiknya ditempatkan pada pusat (senter) atau ditengah-tengah,
sehingga penghematan gerak dan waktu dapat dipersingkat.

f. Keuntungan Memilih Lokasi Usaha yang Tepat


Jika kita dapat memilih lokasi usaha yang tepat, maka perusahaan akan mampu:
1. Melayani konsumen dengan memuaskan;
2. Mendapatkan bahan mentah yang cukup mudah dan berkesinambungan
dengan harga yang layak atau memuaskan
3. Mendapatkan tenaga kerja yang cukup;
4. Memungkinkan perluasan usaha atau perusahaan dikemudian hari.

g. Akibat Salah Memilih Lokasi


Beberapa akibat apabila kita salah dalam memilih lokasi usaha adalah
rendahnya pendapatan operasi yang mungkin akan menyebabkan terjadi hal-hal
seperti berikut:
1. Tinggi biaya transportasi yang harus dikeluarkan;
2. Kekurangan tenaga kerja yang kita butuhkan;
3. Kehilangan kesempatan dalam bersaing;
4. Tidak cukupnya bahan baku yang tersedia;
5. Kemungkinan kesulitan dalam pengembangan usaha;
6. Lebih fatal lagi bisa jadi perusahaan bisa tutup atau bangkrut lokasi yang kita
pilih tidak strategis.

h. Alasan (Evaluasi) Perubahan Lokasi (Relokasi) Usaha


Ada beberapa alasan untuk melakukan evaluasi atas lokasi usaha yang kita pilih,
yaitu:
1. Berpindahnya pusat kegiatan bisnis sebelumnya;
2. Berubahnya adat kebiasaan masyarakat;
3. Berpindahnya konsentrasi pemukiman penduduk;
4. Adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebih baik;
5. Menungkatkan kapasitas produksi perusahaan;
6. Lokasi sebelumnya digusur oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah karena akan
digunakan untuk kepentingan umum;

10
7. Dilakukannya relokasi karena tidak sesuai dengan peruntukan yang telah
ditentukan oleh pemerintah.

i. Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Lokasi Usaha


Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi usaha diantaranya:
1. Faktor primer
a. Letak pasar
b. Letak sumber bahan baku
c. Ketersediaan tenaga kerja
d. Ketersediaan tenaga listrik
e. Ketersediaan air
f. Fasilitas pengankutan
2. Faktor sekunder
a. Fasilitas perumahan, pendidikan, perbelanjaan dan telekomunikasi;
b. Pelayanan kesehatan, keamanan dan pencegahan atau pemadam kebakaran;
c. Peraturan pemerintah daerah setempat;
d. Sikap masyarakat;
e. Peraturan lingkungan hidup;
f. Biaya atau izin mendirikan bangunan;
g. Tempat parker;
h. Saluran pembuangan limbah;
i. Kemungkinan perluasan;
j. Karakteristik tanah;
k. Lebar jalan.
Dari faktor primer dan sekunder tersebut tentu tidak berlaku seluruh produk
dan jasa hal tersebut dikarenakan mungkin untuk produk dan jasa tertentu faktor
primer dapat diabaikan, tetapi justru faktor sekunder yang menjadi pertimbangan
utama.

C. Menentukan Segmentasi Atau Pangsa Pasar.


1. Segmentasi.

Segmentasi adalah mengelompokkan konsumen sesuai keinginan dan


kebutuhan produk masing-masing. Segmentasi pada intinya mengidentifikasi potensi

11
pasar menjadi bagian-bagian tertentu berdasarkan geografis, demografis, psikologis,
dan perilaku.

Menurut Muhammad Amir Taufiq yang telah di jelaskan pada sebelumnya,


bahwa metode segmentasi pasar dapat dilakukan dengan 4 metode di antaranya
:Metode geografis, demografis, psikologis, daan prilaku.

Berdasarkan hemat penulis, penerapan metode dalam segmentasi pasar


“penjualan baju syar’i” sudah sesuai dengan teori yang dijabarkan oleh Muhammad
Amir taufiq. Hal ini dapat penulis jelaskan sebagai berikut:

 Segmentasi geografis
Pada segmen ini “penjualan gamis syar’i” sudah menerapkan segmen pasar
yang meliputi wilayah dan kepadatan. Dalam wilayah hal yang ditekankan adalah
dibedakan 2 wilayah yaitu wilayah luar jambi dan wilayah kota jambi. Sedangkan
berdasarkan kepadatan di tekankan pada memilih perkotaan dan pedesaan sebagai
jangkauan segmentasinya. Sayangnya, “penjualan gamis syar’i” meninggalkan faktor
penting yaitu iklim dan ukuran kota, padahal menurut penulis hal ini tidak bisa
ditinggalkan karena dalam pembuatan bahan gamis mengacu pada iklim kota yang di
tuju.

 Segmentasi Demografis
Pada segmen ini “penjualan gamis syar’i” sudah menerapkan segmen pasar
yang meliputi usia, jenis kelamin, siklus hidup keluarga, penghasilan, pekerjaan,
pendidikan, agama, ras, kewarganegaraan. Dalam menerapakan semua aspek
demografis, akan tetapi hal yang lebih ditekankan adalah usia, jenis kelamin dan
penghasilan. hal ini di karenakan dalam pembuatan gamis terbaru mengacu pada usia
yang sesuai dengan produk gamis kategori syari, gamis bu sui dan gamis pesta.

 Segmentasi Psikologis
Pada segmentasi psikologis “penjualan gamis syar’i” telah menerapkan
segmentasi melalui kelas sosial, bergaya hidup, penerapan metode ini, “penjualan
gamis syar’i” dengan sangat efektif dan efisien, bisa di lihat dari customer yang
menengah dan menengah ke atas, bekerja keras, dan berkelompok.
 Segmentasi Prilaku

12
Pada “penjualan gamis syar’i” akan menerapkan segmentasi prilaku yang
meliputi peristiwa, manfaat, status pemakai, tingkat pemakaian, status kesetiaan,
tahap kesiapan membeli, dan sikap terhadap produk. Pada “penjualan gamis syar’i”
akan mengutamakan pelayanan kepada customer untuk lebih tau mengenai busana
muslim yang kami pasarkan.
Dengan adanya Strategi segmentasi merupakan salah satu hal yang penting
dalam startegi pemasaran. Hal ini menjadi penentu “penjualan gamis syar’i” untuk
menentukan segmen yang tepat dalam penentuan costumer. Karena dalam segmentasi
pasar dikelompokkan kedalam beberapa kategori yang harus dipahami betul oleh
marketing dalam “penjualan gamis syar’i”.
Pembagian segmentasi tersebut membantu pihak marketing untuk menentukan
kebijakan untuk memenuhi penjualan di “penjualan gamis syar’i”. Sehingga pihak
marketing dapat mengevaluasi, mengidentifakasi dan menyeleksi produk yang sesuai
untuk customer. Selain itu, “penjualan gamis syar’i” akan mampu bersaing dengan
toko lainnya.
Dalam hal ini “penjualan gamis syar’i” telah menerapkan stategi segmentasi
yang sesuai dengan teori. Meskipun begitu, identifikasi segmentasi pasar harus
dilakukan secara kontiyu agar dapat mengetahui minat produk para konsumen dengan
memenangkan persaingan yang ada di pasar.
2. Pangsa pasar.
Pangsa pasar adalah sebuah strategi pemasaran yang mencakup sasaran pasar
yang luas menjadi kumpulan dari beberapa bagian kecil diantaranya konsumen, bisnis
ataupun negara yang mempunyai kebutuhan umum atau sebuah kepentingan dan
memiliki prioritas dan kemudian merancang sebuah strategi untuk menjadikannya
sasaran. biasanya pangsa pasar digunakan untuk menganalisa target pasar sebuah
produk yang tergantung pada permintaan yang spesifik dansesuai dengan segmentasi
produk. Dengan adanya pangsa pasar bertujuan sebagai berikut:
1. Pasar lebih mudah dibedakan.
2. Pelayanan kepada pembeli lebih baik.
3. Strategi pemasaran yang lebih mengarah.
a. Strategi Pangsa Pasar
Jika Kegiatan Bisnis kita sudah berjalan dengan baik maka langkah
selanjutnya adalah mengembangkan pangsa pasar
Dengan strategi yang jitu, berikut strategi yang bisa dilakukan :

13
1. Tambahkan produk serta layanan baru
Terdengar begitu sederhana, hanya dengan menambah produk dan layanan
baru pada perusahaan. akan tetapi untuk menjalankan strategi ini dengan baik
dibutuhkan kerja keras dan tekat yang kuat. Anda harus mengerti produk dan layanan
apa yang pelanggan butuhkan.
Selain dari pada itu, banyak juga dari mereka yang ingin membayar untuk
menambah jumlah produk dan layanan baru. kemudian pertanyaannya apakah Anda
bisa memenuhi permintaan dari pelanggan atau tidak. Cara terbaik untuk menjawab
pertanyaan diatas adalah dengan melakukan riset pasar agar dapat mengetahui apa dan
berapa jumlahnya yang diinginkan.’
2. Menjual Produk kepada konsumen yang Sudah ada dengan meningkatkan Jumlah
Dengan metode ini, maka Anda dapat meningkatkan jumlah penjualan untuk
pelanggan yang sudah ada. Kemudian, Anda akan fokus pada penjualan serta strategi
marketing yang fokus pada segmen ini. Strategi ini juga terlihat begitu mudah akan
tetapi cukup sulit untuk dilakukan guna menganalisis segmentasi pasar.
3. Memperluas area Pasar ke Tempat Baru
Tugas Anda adalah mencari pelanggan baru yang berpotensial. Anda juga
memerlukan yang namanya riset/ penelitian dilapangan agar produk yang dijual akan
diterima dengan baik oleh konsumen baru. Di sini, dengan riset/penelitian
menentukan daerah mana yang akan menjadi target pasar jika baik maka langkah
berikutnya ialah memilih lokasi yang strategis untuk mempromosikan produk kepada
pelanggan baru.
4. Targetkan Pasar Serta Pelanggan Baru
Pada umumnya pebisnis akan mempromosikan produknya berdasarkan
demografi/lokasi tertentu seperti jenis kelamin,usia atau kebiasaan yang dilakukan
oleh pelanggan.
5. Masuk Pada Sistem Penjualan Baru
Strategi yang satu ini menuntut Anda untuk dapat memasuki ranah dunia
bisnis baru yakni ke online marketing. Sudah banyak bukti toko kecil yang beralih
menjadi toko besar dan saat ia berhasil memanfaatkan sebuah teknologi dan sistem
online marketing. dengan Teknik SEO (Search Engine Optimization) bisa juga
digunakan untuk memudahkan pelanggan pada dunia internet menemukan produk
yang anda jual.

14
6. Mengambilalih Bisnis Lain
Mengambil alih usaha atau bisnis orang lain yang sudah meningkat atau yang
akan menjadi pesaing pada perusahaan anda bisa jadi akan menjadi cara untuk
peningkatan jumlah pelanggan Anda. untuk contoh Instagram di beli oleh facebook
karna bisa saja menjadi pesaing dan pastinya meningkatkan bisnis pada facebook
Dari 6 teknik di atas, Anda sudah bisa merumuskan bagaimana perusahaan bisa
berkembang dan meningkat dari segi jumlah pelanggan sehingga peluang untuk
meraih keuntungan yang lebih banyak juga pasti akan meningkat.
3. Target Pasar
Hal kedua yang di lakukan “penjualan gamis syar’i” setelah segmentasi adalah
target pasar. Mengapa target pasar? Target sangat berpengaruh terhadap penjualan,
karena seorang marketing harus paham konsumen, yang mana konsumen mempunyai
ketertarikan terhadap produk untuk membeli. Dalam “penjualan gamis syar’i”
menetapkan strategi target pasar pada produk-produknya.

D. Harga
1. Pengertian Harga
Menurut Ridwan Iskandar Sudayat menyatakan bahwa harga suatu barang adalah
tingkat pertukaran barang itu dengan barang lain. Ahli ekonomi telah menyusun teori
harga umum yang dapat dipakai untuk menganalisis semua problem yang menyangkut
harga barang.

Harga terbentuk dan kompetensi produk untuk memenuhi tujuan dua pihak, yaitu
produsen dan konsumen. Produsen memandang harga sebagai nilai barang yang
mampu memberikan manfaat keuntungan di atas biaya produksinya (atau tujuan lain,
misalnya keuntungan). Konsumen memandang harga sebagai nilai barang yang
mampu memberikan manfaat atas pemenuhan kebutuhan dan keinginannya (misalkan
hemat, prestise, syarat pembayaran, dan sebagainya).
Dalam pasar persaingan, harga terbentuk dari kesepakatan produsen dan
konsumen. Akan tetapi, pada kenyataannya kondisi ini jarang terjadi. Salah satu
pihak lain (umumnya produsen) dapat mendominasi pembentukan harga atau pihak
lain di luar produsen dan konsumen (misalnya pemerintah, pesaing, pemasok,
distributor, asosiasi, dan sebagainya) turut berperan dalam pembentukan harga
tersebut.

2. Ruang Lingkup Teori Harga

Dalam teori harga ada beberapa hal yang harus dipelajari untuk memahami secara
keseluruhan, yaitu di antaranya:

15
a. Fungsi Harga.
b. Faktor Penentu Harga.
c. Batas Penentu Harga.
d. Tahap Penentuan Harga.
e. Tujuan Harga.
f. Strategi Harga.

3. Penetapan Harga Menurut Pandangan Islam

Setelah perpindahan (hijrah) Rasulullah SAW ke Madinah, maka beliau menjadi


pengawas pasar (muhtasib). Pada saat itu, mekanisme pasar sangat dihargai. Salah
satu buktinya yaitu Rasulullah SAW menolak untuk membuat kebijakan dalam
penetapan harga, pada saat itu harga sedang naik karena dorongan permintaan dan
penawaran yang dialami. Bukti autentik tentang hal ini adalah suatu hadis yang
diriwayatkan oleh enam imam hadis (kecuali Imam Nasa’i).

Dalam hadis tersebut diriwayatkan sebagai berikut :

ُ ‫لا‬
‫للاه رسول يا النّاسُ قال‬ ّ ‫لنُا ا فس هعّرُ ال‬. ‫سلم و عليه للا صلى للا رسول فقال‬
ُ ‫سهعرُ غ‬

"ُ‫وال دمُ في بمظلمةُ يطالبني منكم أحدُ وليس للا ألقاى أنُ ألرجوا إني و الرازق الباسط القا هبضُ الخالق المس هعّرُ هو للا إن‬
ُ‫ "مال‬.

“Manusia berkata saat itu, ‘Wahai Rasulullah harga (saat itu) naik, maka
tentukanlah harga untuk kami’. Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya Allah
adalah penentu harga, Ia adalah penahan, Pencurah, serta Pemberi rezeki.
Sesungguhnya aku mengharapkan dapat menemui Tuhanku Diana salah seorang di
antara kalian tidak menuntutku karena kezaliman dalam hal darah dan harta.”

Nabi tidak menetapkan harga jual, dengan alasan bahwa dengan menetapkan
harga akan mengakibatkan kezaliman, sedangkan zalim adalah haram. Karena jika
harga yang ditetapkan terlalu mahal, maka akan menzalimi pembeli; dan jika harga
yang ditetapkan terlalu rendah, maka akan menzalimi penjual.

Hukum asal yaitu tidak ada penetapan harga (al-tas’ir), dan ini merupakan
kesepakatan para ahli fikih. Imam Hambali dan Imam Syafi’i melarang untuk
menetapkan harga karena akan menyusahkan masyarakat sedangkan Imam Maliki dan
Hanafi memperbolehkan penetapan harga untuk barang-barang sekunder.

Mekanisme penentuan harga dalam islam sesuai dengan Maqashid al-Syariah,


yaitu merealisasikan kemaslahatan dan menghindari kerusakan di antara manusia.
Seandainya Rasulullah saat itu langsung menetapkan harga, maka akan kontradiktif
dengan mekanisme pasar. Akan tetapi pada situasi tertentu, dengan dalih Maqashid al-

16
Syariah, penentuan harga menjadi suatu keharusan dengan alasan menegakkan
kemaslahatan manusia dengan memerangi distorsi pasar (memerangi mafsadah atau
kerusakan yang terjadi di lapangan).

Dalam konsep islam, yang paling prinsip adalah harga ditentukan oleh
keseimbangan permintaan dan penawaran. Keseimbangan ini terjadi bila antara
penjual dan pembeli bersikap saling merelakan . Kerelaan ini ditentukan oleh penjual
dan pembeli dan pembeli dalam mempertahankan barang tersebut. Jadi, harga
ditentukan oleh kemampuan penjual untuk menyediakan barang yang ditawarkan
kepada pembeli, dan kemampuan pembeli untuk mendapatkan harga barang tersebut
dari penjual.

Akan tetapi apabila para pedagang sudah menaikkan harga di atas batas
kewajaran, mereka itu telah berbuat zalim dan sangat membahayakan umat
manusia,maka seorang penguasa (Pemerintah) harus campur tangan dalam menangani
persoalan tersebut dengan cara menetapkan harga standar. Dengan maksud untuk
melindungi hak-hak milik orang lain., mencegah terjadinya penimbunan barang dan
menghindari dari kecurangan para pedagang. Inilah yang pernah dilakukan oleh
Khalifah Umar bin Kattab.

Konsep mekanisme pasar dalam Islam dibangun atas prinsip-prinsip sebagai berikut:

 Ar-Ridha, yakni segala transaksi yang dilakukan haruslah atas dasar kerelaan
antara masing-masing pihak (freedom contract). Hal ini sesuai dengan al-Qur’an
Surat an- Nisa’ ayat 29 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”(QS: An-Nisa’:
29)
 Berdasarkan persaingan sehat (fair competition). Mekanisme pasar akan terhambat
bekerja jika terjadi penimbunan (ihtikar) atau monopoli. Monopoli setiap barang
yang penahanannya akan membahayakan konsumen atau orang banyak.
 Kejujuran (honesty), kejujuran merupakan pilar yang sangat penting dalam Islam,
sebab kejujuran adalah nama lain dari kebenaran itu sendiri. Islam melarang tegas
melakukan kebohongan dan penipuan dalam bentuk apapun. Sebab, nilai
kebenaran ini akan berdampak langsung kepada para pihak yang melakukan
transaksi dalam perdagangan dan masyarakat secara luas.
 Keterbukaan (transparancy) serta keadilan (justice). Pelaksanaan prinsip ini
adalah transaksi yang dilakukan dituntut untuk berlaku benar dalam
pengungkapan kehendak dan keadaan yang sesungguhnya.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Dalam Islam


Pertama, ketersediaan barang (suplay). Ketersedian barang/jasa dalam pasar
akan memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga harga

17
secara relative senantiasa akan berada dalam keseimbangan. Dan sebaliknya
kelangkaan akan mendorong spekluasi yang bisa berakibat pada kenaikan harga.
Kedua, rekayasa demand (ba’i Najasy) adalah produsen menyuruh pihak lain
memuji produknya atau menawar dengan harga tinggi, sehingga calon pembeli
yang lain tertarik untuk membeli barang dagangannya. Najasy dilarang karena
dapat menaikkan harga barang-barang yang dibutuhkan oleh para pembeli.
Ketiga, rekayasa suplay (ba’i ikhtikar), yaitu mengambil keuntungan di atas
keuntungan normal dengan cara menahan barang untuk tidak beredar di pasar
supaya harga-nya naik. Dari Ma’mar bin Abdullah bin Fadhlah, katanya, Aku
mendengar Rasulullah saw bersabda, ”Tidak melakukan ihtikar kecuali orang
yang bersalah (berdosa)”. (H.R.Tarmizi)
Keempat, Tallaqi Al-rukban, praktek ini dengan cara mencegat orang-orang
yang membawa barang dari desa dan membeli barang tersebut sebelum tiba di
pasar. Rasulullah saw melarang praktek semacam ini dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya kenaikan harga. Beliau memerintahkan agar barang-barang
langsung dibawa ke pasar, sehingga penyuplai barang dan para konsumen bisa
mengambil manfaat dari harga yang sesuai dan alami.
Kelima, Terjadi keadaan Al-Hasr (pemboikotan), Yaitu distribusi barang
hanya terkonsentrasi pada satu penjual atau pihak tertentu. Perlu penetapan harga
di sini untuk menghindari penjualan barang tersebut dengan harga yang ditetapkan
sepihak dan semena-mena oleh pihak penjual tersebut.
Keenam, terjadi koalisi dan kolusi antar penjual (kartel) di mana sejumlah
pedagang sepakat untuk melakukan transaksi di antara mereka, dengan harga di
atas ataupun di bawah harga normal.
Ketujuh, ta’sir (penetapan harga) merupakan salah satu praktek yang tidak
dibolehkan oleh syariat Islam.
Kedelapan, Larangan ba’i ba’dh ’ala ba’dh. Yaitu praktek bisnis ini
maksudnya adalah dengan melakukan lonjakan atau penurunan harga oleh
seseorang dimana kedua belah pihak yang terlibat tawar menawar masih
melakukan dealing, atau baru akan menyelesaikan penetapan harga. Rasulullah
saw melarang praktek semacam ini karena hanya akan menimbulkan kenaikan
harga yang tak diinginkan.
Kesembilan Larangan Maks (Pengambilan Bea cukai/pungli), yaitu
pembebanan bea cukai sangatlah memberatkan dan hanya akan menimbulkan
melambungnya secara tidak adil, maka Islam tidak setuju dengan cara ini.
Rasulullah saw dalam hal ini bersabda, “Tidak akan masuk syurga orang yang
mengambil beacukai.
Kesepuluh, Tadlîs (Penipuan), yaitu kondisi ideal dalam pasar adalah apabila
penjual dan pembeli mempunyai informasi yang sama tentang barang yang akan
diperjual belikan. Apabila salah satu pihak tidak mempunyai informasi seperti
yang dimiliki oleh pihak lain (assymetric information), maka salah satu pihak
akan merasa dirugikan dan terjadi kecurangan/penipuan.

18

Anda mungkin juga menyukai