Watak boros
Watak boros itu dapat juga merupakan cerminan
daripada gairah seorang wanita atau rasa angkuh.
Watak boros itu senantiasa ditafsirkan orang
sebagai sifat yang seringkali ingin berlagak dan
membanggakan diri. Rasa ingin membanggakan diri
itu timbul dari jiwa yang merasa tertekan, merasa
diri tidak mampu untuk meyakini diri sendiri, dan
telah gagal mendapat rasa pengakuan dari
masyarakat. Hal ini dapat kita lihat pada orang yang
sering sekali mancari sorak sorai, daripada mencari
kepastian diri sendiri atau mencari kesadaran dalam
diri sendiri.
Orang yang praktis cenderung memilih jenis pakaian
yang tahan lama dan warnanya tidak cepat luntur.
Akan tetapi hal ini dapat menghilangkan
kegembiraan seseorang dalam menikmati
keanggunan dan keindahan dari pakaian itu. Akan
tetapi juga, hal ini tidak dapat di terapkan pada cara
berpakaian yang seba palsu dan semu pada saat kita
melamar suatu pekerjaan atau saat kita sedang
berusaha menimbulkan suatu kesan pada orang lain
untuk menarik perhatianya.
Anggun
Keanggunan yang mengandung segi-segi keindaha
menuntut dua syarat: setiap pakaian seseorang
haruslah jelas pola, warna dan coraknya, dan harus
pula dibandingkan dengan jenis pakaian yang
lainya.Selanjutnya adalah gaya, semangat dan
kegembiraan.
Gaya tradisional
Kostum dan pakaian seragam adalah gaya
berpakaian yang bercorak tradisional. Keseragaman
dalam berpakaian senantiasa didambakan orang
setiap kali orang ingin menyatakan sifat
kebersamaan, suatu ikatan yang akrab, suatu
golongan tertentu dalam masyarakat.
Apabila seseorang mengenakan pakaian seragam
yang tradisional, entah pakaian itu pakaian petani,
kostum anggota korps marching band, atau kostum
kesebelasan klub sepak bola, semua cara
berpakaian itu adalah untuk memberikan nilai
pribadi yang lebih tinggi kepada yang memakainya,
suatu citra tertentu yang didambakan para
pemakainya itu.
Ofensif:
Gaya tradisional
Gaya asli
Gaya klasik
Gaya yang modis
Defensif:
Seragam
Berubah-ubah
Konservatif
Eksklusif
Dalam banyak hal, ciri yang ditampilkan orang tidak
harus dominan pada satu ciri saja. Bisa jadi orang
tersebut menampilkan dirinya dengan
mengkombinasikan beberapa ciri yang ada. Dengan
kata lain, kedelapan ciri di atas tidak muncul dalam
bentuk tunggal, tetapi seringkali dalam bentuk
kombinasi.
Catatan
Apabila kita meninjau fungsi psikologis dari pakaian
yang dikenakan orang, maka kita dapat melihat
berbagai macam watak. Kepribadian seseorang
beserta wataknya akan sepenuhnya kita pahami.
Sifat boros pada seseorang tidaklah selamanya
menunjukan gejala yang menyolok tentang hasrat
seks yang tersembunyi.
Keanggunan yang mengandung segi keindahan
dlam berpakaian adalah sama dengan pakaian yang
kita kenakan pada waktu senggang.
Orang menciptakan gaya berpakaian yang seragam
adalah untuk membedakan penggolongan citra
yang mereka miliki.
Sikap eksklusif itu tidak terikat pada harga yang
mahal, melainkan pada kemampuan untuk menilai
kesempuranaan segi keindahan serta menjatuhka
pilihan pada sesuatu yang bercorak luar biasa.
manusia mengenakan pakaian menurut peranan
yang diidamkan untuk memantapkan suatu nilai,
seringkali secara tidak sadar, dengan menempatkan
segolongan masyarakat tertentu sebagai sasaran.