id
BAB I
PENDAHULUAN
Bagi produsen, kelompok usia remaja adalah salah satu pasar yang
remaja. Disamping itu, remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka
untuk memasuki pasar remaja. Dikalangan remaja yang memiliki orang tua
dengan kelas ekonomi yang cukup berada, mall sudah menjadi rumah kedua.
Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga mengikuti mode yang sedang
beredar. Padahal mode itu sendiri selalu berubah sehingga para remaja tidak
beberapa alasan mengapa remaja menjadi sasaran pasar yang menarik; (1).
depan artinya bahwa dengan bertambahnnya waktu, remaja yang dulu dibayai
remaja ini.
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
gaya hidup. Dinamika proses pasar yang selalu mengejar yang baru
menyebabkan budaya konsumen dapat merajut dan mengolah ulang tradisi dan
pakaian berguna untuk menjaga kesusilaan, selain itu pakaian berguna untuk
melindungi diri dari alam luar yang tidak baik untuk kesehatan seseorang, alat
melindungi kulit dari sengatan matahari pelindung udara dingin dan alat
hati-hati dalam menjaga terhadap hal yang dapat merusak penampilan, karena
salah satu hal yang menunjang penampilan. Keadaan pakaian yang tidak
Untuk itu remaja cenderung harus membeli pakaian model terbaru, yang
tua sehingga mereka mendapatkan uang dari pemberian orang tua. Pengunaan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
artinya remaja kurang selektif dalam memilih mana kebutuhan yang pokok
untuk membeli suatu produk menitik beratkan pada status sosial, mode dan
cenderung mengikuti mode yang sedang beredar, sedangkan mode itu sendiri
terus menuntut rasa tidak puas pada remaja yang memakainya, sehingga
ketinggalan jaman.
membentuk citra atau image tentang dirinya dan upaya ini terlihat dalam suatu
pada gengsi dan kepuasan saja. Dikatakan sering karena hampir tiap pergi ke
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mall selalu membeli pakaian baru, padahal seringnya pergi ke mall bisa
sampai empat sampai tujuh kali dalam sebulan. Padahal hal itu tentu saja
rekreasi dan penyegaran pikiran yang tidak perlu sampai sesering itu. Tetapi
mall, hal tersebut dikarenakan letak sekolah yang berada di pusat kota dan
diantaranya yaitu sifat remaja yang mudah terbujuk rayuan iklan, berpikir
tidak hemat, dan kurang realistis. Status ekonomi keluarga yang cukup
beredar. Padahal mode itu sendiri selalu berubah sehingga para remaja tidak
pernah puas dengan apa yang dimilikinya, dan hal ini yang membuat para
konsumsi baru seperti toko serba ada, pasar raya, dan pusat perbelanjaan.
yang berbentuk gudang yang luas, dan muncul hanya bila ada konsumen
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kegiatan peragaan bertujuan membuat barang tampak lebih bagus dari yang
wawasan remaja tentang fashion. Hal ini dapat dicermati dari majalah-
majalah yang dibaca para remaja. Selain itu radio swasta yang mengklaim
dirinya sebagai tempat mangkal kawula muda yang kreatif, dan ada wadah
lain yang digemari remaja televisi dan film juga sering menampilkan sosok-
fashion. Iklan dan media massa menekankan tanpa henti bahwa kesan
bertambah baik.
Citra diri yang ditimbulkan oleh media massa terhadap para remaja
dibandingkan remaja putra. Hal ini disebabkan pada masa-masa seperti ini
yang suka bergaya dan berhias. Namun, memilih barang dan pasar
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menyangkut kegiatan menilai segi estetika dan karena itu perlu ada
kabar, bahkan terbitan lainnya penuh dengan cetakan kata-kata yang dapat
harga tetapi juga selera yang baik. Di dalam memilih suatu produk pakaian
terjangkau dengan kantong mereka karena modelnya sedang jadi trend saat
itu, karena bujukan teman atau pacar, pengaruh lingkungan, merk atau
negara sosialis. Iklan merupakan cara yang baik untuk menginformasikan dan
sebagainya.
ingatan konsumen.
konsumen
Dari kelima fungsi iklan diatas, hanya ada dua fungsi yang relevan
masyarakat terutama remaja melalui iklan. Lewat media iklan inilah konsumen
penelitian ini, remaja putri mengetahui produk pakaian terbaru salah satunya
melalui iklan atau media massa. Melalui media ini remaja putri mengetahui
model yang sedang menjadi trend saat ini. Seperti yang disampaikan beberapa
pakaian melalui iklan baik yang ada dalam majalah ataupun elektronik.
dibuat dengan semenarik mungkin agar siapa saja yang melihat akan tertarik
dengan iklan itu dan akhirnya mempunyai keinginan untuk membeli produk
dalam iklan tersebut. Seperti iklan pakaian remaja yang ada dalam majalah
penyampaian yang cocok dengan pesan tersebut. Gaya penyampaian itu antara
lain adalah gaya hidup. Ini menitikberatkan pada cara sebuah produk yang
Ada beberapa media yang sangat berperan besar dalam penularan gaya
hidup dan konsumtif. Media yang paling tampak perananya adalah televisi
(instrusion value) yang tidak sejajar dengan media lainnya yaitu iklan
pada saat orang tersebut tidak ingin menonton iklan. Pengkonsumsian remaja
sosial ekonomi orang tuanya. Remaja putri sebagai bagian integral dari
orang tua. Segala fasilitas yang di perlukan oleh remaja putri seperti halnya
fasilitas media massa yang diperlukan masih menjadi tanggungan orang tua.
Seorang remaja putri yang berasal dari latar belakang social ekonomi yang
dengan remaja putri lainnya yang berasal dari keluarga dengan latar belakang
tanggungan orang tua. Keperluan remaja putri untuk bisa selalu mengikuti
date tidak bisa terlepas dari latar belakang sosial ekonomi orang tua. Ada
remaja yang nampak nyata. Hal ini menggelitik peneliti untuk mengkaji gaya
10
B. Perumusan Masalah
Sukoharjo?”
C. Tujuan Penelitian
Perilaku Berpakaian.
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi mahasiswa, hasil dari penelitian ini diajukan untuk melengkapi tugas-
Surakarta.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
E. Tinjauan Pustaka
1. Gaya Hidup
satu orang dengan orang lain. Gaya hidup merupakan bagian dari
yang mungkin tidak dapat dipahami oleh mereka yang dapat hidup dalam
dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra
kesenangan dan selalu ingin menjadi pusat perhatian bagi orang lain.
12
2. Konsumtif
berasal dari kata Consume: orang yang mepunyai tendensi atau sifat
berlebihan yang mengarah pada pola kehidupan mewah, yaitu gaya hidup
13
1997).
atau jasa. Menghabiskan di sini tidak hanya dalam artian membeli atau
dikatakan membeli gaya hidup yang sedang menjadi modis. Selain itu
14
prestise sosial.
usia remaja sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri. Remaja
bagian dari lingkungan itu, kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama
3. Remaja
sedangkan oleh orang dewasa masih dianggap kecil. Usia remaja ini
15
berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi
tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau
tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks dkk, 1994)
umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia
akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Remaja adalah
industri bukan hanya karena daya beli yang tinggi tetapi juga karena
perkembangan yang dialami remaja itu sendiri (Jatman, dalam Lina dan
1991: 16) remaja adalah suatu masa peralihan dari anak-anak menjadi
kejiwaan yang dikenal sebagai masa pubertas, batas usia remaja adalah
remaja adalah batasan usia remaja antara 12-21 tahun dengan perincian
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
12-15 adalah masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan
dan 18-21 tahun adalah masa remaja akhir. Menurut pendapat Hurlock
(1999) remaja adalah menurut usia remaja awal 13-16 tahun sedangkan
kejiwaan yang dikenal sebagai masa pubertas. Batas usia remaja tersebut
adalah 13-24 tahun dan belum menikah serta belum menikah. Tahap
umur yang datang setelah masa kanak- kanak berakhir, ditandai oleh
remaja, luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap
4. Perilaku Berpakaian
a. Perilaku
rasa senang, tidak senang, baik atau buruk. Dari sikap akan
17
suatu cara tingkah laku yang diciptakan untuk ditiru oleh banyak
orang dan cara bertindak yang tepat melakukan proses dalam waktu
dalam gerakan atau sikap, tidak hanya badan atau ucapan terjadi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
disebabkan karena adanya suatu stimulus yaitu suatu obyek fisik yang
b. Berpakaian
pakaian yang segala sesuatu menempel pada tubuh dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Menurut istilah, busana adalah pakaian yang kita
kenakan setiap hari dari ujung rambut sampai ujung kaki berserta
dipakai secara fisik. Sedikit sekali atau kurang, kita melihat pakaian
19
tentang asal, usia dan status, dan perasaan si pemakai, selera, atau
model mutakhir.
pakaian tertentu yang sedang modis selalu ingin memiliki oleh para
20
sosial.
In Guy Ali, Green Eileen, and Banim Maura (eds) Through the
21
pokok pikiran dalam disiplin ilmu sosiologi yang diciptakan oleh para ahli ini
persoalan (subject matter) dari cabang ilmu (Ritzer, 1985 : 4). Pengertian ini
apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya oleh suatu cabang ilmu
22
objek non sosial, menurut penganut paradigma perilaku sosial (BF. Skiner)
objek sosiologi yang kongkrit realitas adalah perilaku manusia yang nampak
pada interaksi antara lain individu dan lingkungannya, yaitu lingkungan yang
terdiri atas bermacam-macam objek sosial dan non sosial dengan prinsip yang
apa saja yang mempengaruhi tingkah laku individu dalam hal ini perilaku
sociolog. Teori yang dipakai dalam pembahasan ini adalah behavior sociologi
atau teori sosiologi karena memfokuskan pada hubungan antara tingkah laku
aktor dengan akibat tingkah laku yang terjadi dalam lingkungan aktor.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
Akibat tingkah laku itu karena adanya perulangan tingkah laku tidak dapat
dirumuskan terlepas dari efeknya terhadap perilaku itu sendiri. Suatu ganjaran
pemenuhan kebutuhan hidup yang bersifat fisik dan biologis manusia terkait
selera, identitas, atau gaya hidup. Jika para ekonomi memperlakukan selera
sebagai suatu yang stabil, dfokuskan pada nilai guna dibentuk secara
pada kualitas simbolik dari barang, dan tergantung pada persepsi tentang
yang terjadi pada remaja dewasa ini. Berpakaian merupakan kebutuhan yang
tidak bisa lepas dari kehidupan remaja dalam upayanya mencari jati diri dan
untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka akan sandang, tetapi lebih dari itu.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
Mereka tidak hanya melihat nilai guna dari produk fashion yang mereka
konsumtif. Tanda di balik pakaian yang melekat pada tubuhnya, tas yang
Memakai produk bermerk ”A“ bukan merupakan produk itu lebih nyaman
dipakai, tetapi produk bermerk “A” mempunyai status yang lebih tinggi
G. Definisi Konseptual
1. Gaya Hidup
yang disandangnya.
2. Konsumtif
25
3. Remaja
dalam masa tersebut terjadi perubahan jasmani dan kejiwaan yang dikenal
4. Perilaku Berpakaian
diamati secara umum atau obyektif dalam mengenakan pakaian dan dapat
26
yang modis dan gaul. Peran status ekonomi orang tua adalah serangkaian
penelitian ini sampel dipilih dari informan yang dapat dipercaya untuk
menentukan adalah karena status ekonomi orang tua yang mendukung dan
27
Surakarta.
mereka.
Terutama masih dalam tahap pencarian akan sebuah identitas diri dengan
28
sample dipilih dari informan yang dapat dipercaya untuk menjadi sumber
DOI:10.1177/0486613407302482.
29
30
31
32
33
I. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Lokasi Penelitian
34
tersebut.
penelitian ini tidak mutlak jumlahnya artinya sample yang akan diambil
2002: 165)
35
untuk dapat menangkap atau menggambarkan suatu tema sentral dari studi
skala usia dan status remaja dengan rincian 2 orang pekerja perempuan, 2
orang mahasiswa, 2 orang pelajar SMA dan 2 orang pelajar SMP. Hal
Tabel 1.1
Maximum Variation Sampling
Status
Usia Sekolah
Pekerja
SMP SMU Kuliah
13 - 16 √
17 - 20 √ √
21 - 24 √ √
(Sumber: hasil observasi dan pra survey penelitian tahun 2010)
5. Sumber Data
36
a. Data Primer, Sumber data primer yang diperoleh secara langsung dari
Kartasura.
bersifat luntur dan terbuka, tidak berstuktur ketat, tidak dalam suasana
formal dan bisa dilakukan berulang pada informan yang sama (Patton,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
7. Validitas Data
dimana untuk mendapatkan data tidak hanya diambil dari suatu sumber
38
Pengumpulan Data
Penarikan Kesimpulan
(Condusion Drawing)
yang padu. Dengan penyajian data yang padu ini akan memudahkan
39
c. Penarikan Kesimpulan
salinan untuk temuan dalam seperangkat data yang lain. Dari data yang
penelitian berlangsung.
adalah interaktif, dalam model ini terdapat tiga komponen pokok menurut
Miles dan Huberman (dalam HB.Sutopo, 2006: 120) yaitu reduksi data,
kesimpulan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
BAB II
DESKRIPSI LOKASI
berbatasan langsung dengan Kota Surakarta, yang merupakan salah satu pusat
perdagangan.
Dari kedua belas kecamatan tersebut salah satu diantaranya adalah Kecamatan
Kelurahan Ngabeyan.
Ngabeyan.
40
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
1. Luas Wilayah
2. Kondisi Geografis
air laut. Sedangkan curah hujan rata-rata per tahun 2000-3000 mm/tahun.
3. Batas-batas Wilayah
(Pusat Grosir Solo), Grand Mall, Luwes dll. Budaya remaja sekarang yang
42
5. Penggunaan
persawahan.
jiwa yang terbagi atas 1224 Kepala Keluarga (KK). Jumlah penduduk
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
43
menurut umur juga jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Umur
No Umur Laki-laki Perempuan
1 0 – 4 th 245 131
2 5 – 9 th 137 297
3 10 – 14 th 223 159
4 15 – 19 th 183 188
5 20 – 24 th 195 255
6 25 – 29 th 368 289
7 30 – 39 th 752 459
8 40 – 49 th 399 425
9 50 – 58 th 289 205
10 58 th + 50 56
Jumlah 2841 2462
Sumber : Data Monografi Desa Ngabeyan, Desember 2009
Dari tabel 2.2 dapat dilihat bahwa penduduk dengan usia 30-39
tahun merupakan penduduk dengan jumlah terbesar, yaitu 1211 jiwa dari
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
15-19 tahun berjumlah 371 jiwa atau sebesar, sedangkan jumlah penduduk
dasarnya penduduk dengan usia muda dan dewasa adalah berjumlah 821
Yaitu penduduk yang telah tamat SLTP dan yang telah tamat SLTA.
45
sebanyak 823 jiwa. Dan untuk mengetahui lebih jelas mengenai jumlah
ini :
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
46
sebanyak 202 orang serta penduduk yang hanya tamat SLTA sebanyak
urutan teratas, yaitu sebanyak 324 orang dari penduduk atau tingkat
pendidikan rendah yaitu sebanyak 298 orang dan yang terakhir adalah
golongan atau tingkat pendidikan tinggi yang sebanyak 201 orang. Dari
jumlahnya.
1. Sarana Perekonomian
sementara ini ada 11 unit yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47
Tabel 2.4
Jumlah Sarana Perekonomian
No Sarana Jumlah
1 Pasar desa 1
2 Toko / Swalayan 4
3 Angkutan 6
Jumlah 11
Sumber : Data Monografi Desa Ngabeyan, Desember 2009
Dari tabel 2.4 dapat dilihat bahwa sarana perekonomian yang ada di
kota dengan adanya alat tersebut maka remaja untuk pergi ke kota lebih
barang-barang dari kota lain saat ini semakin marak, ditambah lagi dengan
pasti memicu tingkat konsumtif dari para konsumen semakin tinggi. Para
ke mall dan pusat perbelanjaan yang ada di kota Surakarta seperti PGS
umum banyak yang lewat dan lokasinya di pinggir jalan di pusat kota.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
2. Sarana Komunikasi
Tabel 2.5
Jumlah Sarana Komunikasi
Saat ini sarana komunikasi sudah marak dan banyak fasilitasnya mulai
dari televisi, radio, surat kabar majalah dan internet. Sarana komunikasi
yang baru seiring dengan perkembangan teknologi saat ini adalah internet
istilah warnet. Hal ini karena biayanya lebih murah dibandingkan dengan
melalui internet, berbagai macam model pakaian yang up date bisa dengan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49
memperoleh model pakaian terbaru juga dari media lain seperti TV,
film atau sinetron yang di tayangkan setiap hari selalu menampilkan mode
mereka. Selain TV, majalah atau surat kabar juga berperan penting karena
3. Sarana Transportasi
angkutan kota ataupun pedesaan seperti taksi, bus, atau becak dan
sebagainya.
50
Tabel 2.6
Jumlah Sarana Transportasi
Dari tabel 2.6 dapat diketahui bahwa sepeda dan sepeda motor
tersebut kelompok sebaya (peer group) merupakan salah satu komunitas yang
luar juga banyak terdapat kelompok sebaya (peer group) dengan berbagai
macam kesamaan hal maupun hobby. Maka dari itu perkembangan remaja
51
group yang terjadi di dalam maupun diluar sekolah bisa menjadi kontrol
yang masih berjalan hingga saat ini. Kegiatan tersebut merupakan salah satu
bentuk kegiatan yang sudah ada sejak dulu yang turun temurun hingga saat
Kegiatan yang masih ada hingga saat ini antara lain adalah kegiatan karang
antara laki-laki dan perempuan. Selain kegiatan seperti diatas biasanya remaja
karang taruna juga mengadakan kumpulan yang diadakan setiap satu bulan
sekali setiap tanggal 10. Dalam kegiatan kumpulan tersebut diadakan acara
iuran yang digunakan untuk penggantian biaya konsumsi bagi orang yang
dipotong sebagian untuk uang kas. Uang kas tersebut biasanya baru dipakai
atau digunakan jika ada kepentingan yang bersifat umum seperti menengok
52
bersih desa. Dalam kegiatan bersih desa remaja baik yang laki-laki maupun
tinggal mereka seperti membersihkan selokan atau got, memotong rumput dan
sarana dan prasarana umum yang ada di sekitar tempat tinggal mereka seperti
dilakukan setiap dua minggu sekali yang bertempat di masjid yang ada di
Pengajian yang di adakan ini khusus untuk remaja Untuk lebih meningkatkan
rasa kebersamaan.
tersebut di atas merupakan warisan dari nenek moyang kita. Maka sudah
seyogyanya kita sebagai generasi muda sebisa mungkin untuk menjaga dan
53
BAB III
A. Karakteristik Informan
yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Karena penelitian ini
sebanyak 8 orang yang dipilih berdasarkan skala usia dan status yaitu terdiri
dari 2 orang pekerja perempuan, 2 orang mahasiswa, 2 orang pelajar SMA dan
Umur remaja berkisar antara 15-24 tahun, usia yang sedang gencar-
53
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54
sebagai berikut :
Tabel 3.1
Status dan Usia Informan
No Status Usia
1 Pekerja Perempuan 24
2 Pekerja Perempuan 24
3 Mahasiswa 22
4 Mahasiswa 21
5 Pelajar SMA 19
6 Pelajar SMA 18
7 Pelajar SMP 16
8 Pelajar SMP 15
(Sumber Data: Data Primer, Januari 2010)
dalam penelitian ini adalah remaja putri yang diambil dari berbagai status
dan berbagai usia. Dalam penelitian ini remaja putri dipilih untuk
banding remaja putra maka dalam penelitian ini semua informan di ambil
55
Tabel 3.2
Status dan Seringnya Berbelanja
berbelanja pakaian dalam satu bulan terakhir adalah rata-rata 3-5 kali.
Ada juga yang berbelanja pakaian dalam satu bulan terakhir adalah 2-7
kali bahkan ada yang tidak tentu sesuai dengan situasi. Keseringan remaja
mereka karena mereka selalu ingin tahu dengan hal-hal yang baru dan
yang luas.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56
Tabel. 3.3
Status dan Cara Memperoleh Informasi Pakaian
dibanding dengan media massa yang lain seperti TV, Internet, atau dari
Teman dan orang tua juga mempengaruhi remaja dalam memilih mode
pakaian mereka.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57
Tabel. 3.4
Status dan Alasan Berbelanja
sedang “ in“ saat ini tapi mereka juga tidak ingin ketinggalan jaman dan
sudah out of date. Remaja putri terebut beranggapan bahwa produk yang
memiliki produk baru yang up to date yang sedang menjadi mode remaja
saat ini.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58
industri antara lain karena karakteristik mereka yang labil, spesifik dan mudah
perilaku membeli yang tidak wajar. Membeli dalam hal ini tidak lagi
hanya ingin mencoba produk baru, ingin memperoleh pengakuan sosial dan
sebagainya.
cara yang paling tepat untuk dapat ikut masuk ke dalam kehidupan kelompok
diminati oleh para ahli pemasaran. Kelompok usia remaja adalah salah satu
pasar yang potensial bagi produsen. Alasannya antara lain karena gaya hidup
biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis,
lain :
melihat mode
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59
5. Simbol-simbol
dengan kantong mereka karena modelnya sedang jadi trend saat itu, karena
60
lengkap fasilitas media massa yang dimiliki seorang remaja putri semakin
penyampaian itu antara lain adalah gaya hidup. Ini menitikberatkan pada
cara sebuah produk yang cocok dengan gaya hidup. Kemudian fantasi. Ini
penggunanya.
Sama halnya dengan apa yang dipaparkan oleh infoman Beliga, dia
61
Beda halnya dengan apa yang dikatakan oleh Putri, dia menanggapi
sering melihat model baru pakaian bukan pengaruh dari iklan seperti yang
pakaian dari majalah dan internet seperti yang dikatakan sebagai berikut:
pakaian karena pengaruh teman dan film seperti yang dikatakan sebagai
berikut:
model baru pakaian dari orang tua dan TV tapi lebih seringnya saya
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
62
sopan.
dikatakan oleh Dita dalam menanggapi dari mana seringnya melihat model
baru pakaian dari teman dan internet seperti yang dikatakan sebagai
berikut :
massa seperti majalah, surat kabar dan iklan. Sebab ada salah satu dalam
media massa yang selalu menampilkan rubrik atau mode iklan dalam
tanpa adanya keputusan untuk mengkonsumsi suatu barang. Ada juga bagi
berpakaian lebih terpengaruh dari teman sebaya tapi orang tua tidak
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63
Tidak ada media lain yang dapat menjangkau konsumen secara serempak
tanpa diharapkan (instrusion value) yang tidak sejajar dengan media lainya
perhatiannya bahkan pada saat orang tersebut tidak ingin menonton iklan
orang lain tersebut mengharapkannya. Dan ini akan mudah dilihat bila
64
selalu ingin dilihat berbeda oleh orang lain karena dengan pandangan
orang lain yang melihat setiap individu maka orang lain tersebut akan bisa
menilai pribadi seseorang. Remaja selalu ingin berbeda dengan remaja lain
sebagai berikut :
65
pengaruh dari teman sebaya selain itu dalam berpakaian remaja juga ingin
dilihat orang lain bahwa mereka mempunyai nilai berbeda dengan remaja
lain seperti yang sudah dipaparkan diatas, sebab masa remaja merupakan
masa penyesuaian diri dengan tuntutan lingkungan yang baru. Pada masa
ini kaum remaja mempunyai keinginan untuk dapat bergaul dengan teman-
karena alasan-alasan lain seperti sekedar mengikuti arus mode, hanya ingin
66
merupakan cara yang paling tepat untuk dapat ikut masuk ke dalam
yang menarik untuk diminati oleh para ahli pemasaran. Kelompok usia
remaja adalah salah satu pasar yang potensial bagi produsen. Alasannya
antara lain karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja. Di
samping itu, remaja biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-
uangnya (Tambunan,2001:1).
nantinya bisa saja diikuti oleh remaja lain, sehingga kesamaan itu juga
muncul. Oleh karena itu, lingkungan pergaulan teman sebaya efektif pula
bergaul ini sesuai dengan tingkat ekonomi mereka. Di dalam kelompok itu
tersebut Hal ini dapat dilihat mulai dari penampilan mereka yang
67
Berbeda dengan halnya apa yang dikatakan oleh Ida tentang kapan
sebagai berikut :
68
sebagai berikut :
sebagai berikut :
yang saat mereka bekerja karena bagi mereka yang sudah bekerja memakai
pakaian yang sama merasa malu dengan lingkungan kerjanya. Berbeda lagi
dengan remaja yang masih kuliah atau sekolah, mereka memakai pakaian
ketika kumpul sama teman-teman dan kuliah tetapi bagi mereka yang
masih sekolah mereka kenakan saat berada dilingkungan sekitar dan main
adanya pengaruh dari teman sebaya, sebab masa remaja merupakan masa
penyesuaian diri dengan tuntutan lingkungan yang baru. Pada masa ini
69
teman sebaya dengan dirinya. Untuk dapat bergaul dan diterima teman-
pengakuan dari orang lain tanpa pertimbangan yang rasional, maka akan
remaja terjerat dalam hidup yang konsumtif maka kebutuhan yang menjadi
gengsi semata. Orang tuapun tentunya akan keberatan jika sebagian besar
uang yang diberikan kepada anaknya digunakan untuk hal-hal yang kurang
bermanfaat.
”Ya kalau saya dari gaji mbak, mau dari mana lagi kalau
bukan gaji yang saya pakai buat beli pakaian ”
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
70
sebagai berikut :
”Wah, kalau saya uang buat beli pakaian yang pasti dari
orang tua tapi juga kadang dari pacar mbak ”
”Yang pasti buat beli pakaian dari orang tua karena saya
kerja partime juga kadang beli pakaian dari gaji atau tabungan
mbak ”
berikut :
Dita: ”Uangnya dari orang tua tapi kakak juga ngasih saya
uang mbak kalau tidak ngasih biasanya yang nganter saya beli
pakaian kakak mbak ”
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa uang yang diperoleh untuk
membeli pakaian ternyata hampir semua dari orang tua mereka, atau
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
keluarga dekat mereka tapi ada juga yang menggunakan uang sendiri
karena sudah bekerja. Hal ini akan menimbulkan pemborosan dan bahkan
sendiri. Gaya hidup konsumtif yang memanfaatkan nilai uang lebih besar
dari nilai produknya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan
pada usia remaja yang biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-
yang dipenuhi hanya sekedar mengikuti arus mode, ingin mencoba produk
memang dibutuhkan atau tidak. Padahal hal ini justru akan menimbulkan
kecemasan.
suatu barang adalah merk. Merk seringkali dikaitkan dengan kualitas suatu
barang. Ada sebagaian dari remaja merasa membeli barang harus melihat
merknya. Dengan kata lain merk juga dapat dijadikan tolok ukur barang
72
jasa (UU No 15 tahun 2001 tentang merk). Identitas merk adalah apa yang
merk terbentuk.
yang sangat penting sebagai pembeda. Produk mudah sekali ditiru tetapi
merk, khususnya citra merk yang terekam dalam benak konsumen tidak
dapat ditiru. Tanpa citra yang kuat dan positif, sangatlah sulit bagi
sudah ada, dan pada saat yang sama meminta mereka membayar harga
Seperti itulah yang terjadi pada remaja putri. Merk menjadi salah
73
remaja tidak hanya menganggap merk tersebut nyaman dipakai tetapi ada
lebih dari merk tersebut, yaitu merk tersebut lebih tinggi statusnya di
Seperti apa yang dikatakan oleh Dwi Lestari, dia adalah salah satu
”Ya jika saya membeli pakaian pertama kali yang saya lihat
merk, karena enak tidaknya dipakai tergantung merknya kalau
menurut saya merk juga penting kalau merknya bagus kualitasnya
juga bagus dan selalu cocok kalau saya pakaidan pasti harga
tergantung merk juga, tapi kalau masalah model tidak pernak
ketinggalan mbak ”
”Yang pasti merk mbak, kalau beli apapun selain baju pasti
saya cari yang bermerk apalagi baju merk yang pertama saya lihat
mbak ”
berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74
Menurut Ayu dan Dita, menanggapi tentang hal itu adalah sebagai
berikut :
Dita: ”Kalau saya yang cari bukan merk mbak tapi lebih
cari model pakaiannya”
yang pertama mereka lihat adalah merk karena pakaian yang bermerk
menurut mereka lebih nyaman dipakai selain itu model dan warnanya juga
bagus tetapi ada juga yang membeli pakaian tanpa melihat merk yang
penting model pakainnya bagus dan tidak mahal. Di dalam dinamika pasar
sebagai pembeda. Produk mudah sekali ditiru tetapi merk, khususnya citra
merk yang terekam dalam benak konsumen tidak dapat ditiru. Tanpa citra
yang kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perushaan untuk menarik
pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada, dan pada saat yang
sama meminta mereka membayar harga yang tinggi. Merk yang tangguh
Tabel di bawah ini ada beberapa item yang menggambarkan gaya hidup
75
Tabel 3.5.
Gaya Hidup Konsumtif Remaja
Acuan/ Waktu
Informan Keinginan
frame of mengenakan Cara mana
dilihat Simbol- Intensitas
reference pakaian mendapatkan
orang lain simbol konsumtif
yg tersebut uang
digunakan
Konsumtif:
Belanja pakaian
Majalah Saat kumpul 3-4 kali dalam
Pekerja Dianggap Dari gaji dan
(Gadis) dengan teman- Merk sebulan dalam
Perempuan Modern dari orang tua
teman, TV teman kerja membeli pakaian
lebih dari 1
pakaian.
Pekerja TV, Ketika Selalu Tergantung Dari Gaji Merk Konsumtif:
Perempuan jalan-jalan, mengikuti Acara dan Belanja Pakaian
Majalah trend situasi lebih dari 4 kali
(fashion, dalam sebulan
aneka) tapi tidak
menutup
kemungkinan
ketika jalan-jalan
ke pusat
perbelanjaan
juga selalu
membeli
pakaian.
Konsumtif :
dalam sebulan
berbelanja
pakaian 2-7 kali
Dari faktor Tidak tetapi lebih
Dari Orang tua
Mahasiswa trend dan Ketinggalan Saat Kuliah Merk seringnya
dan pacar
desainnya Jaman berbelanja di
mall menurutnya
kalau pakaian
bermerk pasti
selalu up date.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
Konsumtif
dalam sebulan
berbelanja
pakaian 3-4 kali
Saat kuliah
Internet, Dari orang tua tetapi lebih
selalu dan kumpul Model
Mahasiswa Majalah dan Hasil kerja seringnya
up date dengan teman- pakaian
Story (gaji) berbelanja di
teman
PGS karena
merk tidak
begitu
mempengaruhi.
Konsumtif :
dalam sebulan
berbelanja
Ketika jalan
Pelajar Teman, Dianggap pakaian 2-5 kali,
dengan teman Dari orang tua Merk
SMA Film Modern ketika ada
dan pacar
diskon lebih dari
3 pakaian yang
di beli
Konsumtif:
dalam sebulan
Ketika jalan berbelanja
Toko dengan teman pakaian lebih
Pelajar Berpenampil Dari orang tua Model
langganan, dan dari 5 kali lebih
SMA an beda dan tabungan Pakaian
Teman tergantung seringnya
situasi berbelanja
pakaian di
distro.
Konsumtif :
sebulan biasanya
berbelanja
Biar tidak Di lingkungan
Orang tua, Model pakaian 3-4 kali
Pelajar SMP ketinggalan rumah dan Dari orang tua
TV Pakaian dan setiap
jaman teman sebaya
berbelanja
pakaian lebih
dari satu pakaian
Konsumtif:
dalam sebulan
Model
Teman, Ingin selalu biasanya
Dirumah dan Dari orang tua Pakaian
Pelajar SMP kakak dan kelihatan berbelanja
saat pergi dan kakak Femini
internet beda pakaian 4-7 kali
m
dan seringnya
dibelikan kakak.
(Sumber Data: Data Primer, Informan 2010)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77
beberapa media massa atau iklan yang ada di sekeliling mereka, media
dan sikap remaja karena remaja di usia seperti ini masih labil dan masih
berusaha mencari tahu apa yang ingin diketahuinya baik itu melalui teman,
orang tua dan lingkungan. Remaja dalam berpakaian selain pengaruh dari
teman sebaya dalam berpakaian remaja juga ingin dilihat orang lain bahwa
mereka ingin berbeda dengan remaja lain, sebab masa remaja merupakan
selalu di tuntut untuk berpakaian rapi berbeda lagi dengan remaja yang
kumpul bersama teman-teman dan kuliah tetapi bagi mereka yang masih
Menjadi salah satu pertimbangan para remaja dalam membeli suatu barang
barang. Ada sebagian dari remaja merasa membeli barang harus melihat
merknya. Merk juga dapat di jadikan tolok ukur barang yang akan di
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78
C. Perilaku Berpakaian
SMA, awal perguruan tinggi dan pekerja dalam jumlah yang cukup banyak
serta tingginya angka permasalahan yang mereka alami mulai dari banyaknya
di lingkungan. Yang khas pada remaja dan terkadang sukar di pahami oleh
mencoba mengulas cara apa yang dapat ditempuh guna mengarahkan perilaku
nilai dan harapan tersendiri, perilaku berpakaian bagi remaja harus dimiliki
manapun ia berada.
79
mereka. Penampilan berbeda dengan orang lain disekitarnya ini akan membuat
berbeda dio sini jika di bandingkan dengan trend pakaian yang berlaku pada
ketiga lingkungan ini merupakan tempat remaja belajar mengenai aturan dan
rumah.
80
agar tidak dianggap ketinggalan jamn (gaul), isng-iseng, atau bahkan dapat
dalam sehari-hari terlihat bahwa suatu model pakaian tertentu yang sedang
berikut :
81
saya pakai kemeja ma celana jeans trus jilbab tapi jilbab ma sepatu
harus sama warnanya berbeda ketika kalau jalan ma teman biasanya
saya pakai rock panjang ma kaos mbak dan dirumah cuma pakai
baju biasa mbak tapi tetap modis “
berikut :
sebagai berikut :
dan celana jeans panjang atau celana pendek karena memang mencari
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82
yang simple dan tidak ribet tetapi berbeda ketika mereka mau melakukan
aktivitas seperti kerja, kuliah atau hal lainnya mereka cenderung lebih rapi
dan modis.
dalam dunia pergaulan anak muda khususnya para remaja putri. Bahkan
seseorang bergaul tidak hanya dengan orang tuanya semata, namun justru
pengaruh dari teman sebaya di sadari dapat merubah keyakinan pada diri
seorang remaja. dalam usia yang masih belum stabil tersebut, remaja tidak
dengan berbagai cara. Perasaan conform (ingin sama) dengan orang lain
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
83
dan imitasi (peniruan) terhadap yang dilakukan orang lain masih sangat
merupakan faktor yag saling berkaiatan satu dengan yang lain. Dalam
perilaku berpakaian remaja selalu saja ingin dilihat berbeda dengan remaja
remaja putri. Sekolah atau kampus sebagai sarana tempat belajar dan
dapat terlihat dari tas atau sepatu yang mereka pakai. Remaja, sekarang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
84
beberapa remaja yang masih adanya pengaruh dari orang tua. Mereka
bila melihat usia remaja sebagai usia peralihan dalam mencari identitas
diterima dan menjadi sama dengan orang lain yang sebaya itu
sedang in.
sebagai berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
85
“Ya pergi ngampus harus rapi dan modis mbak, malu juga
khan kalau tidak rapi masak anak kuliah pakaiannya tidak rapi
tapi yang paling penting selalu ngikuti trend“
informan yang masih duduk disekolah SMP dan SMA, bagi Ida dan
informan sekarang ini merupakan masa pencarian jati diri dan pada
usia ini biasanya mudah terbujuk rayuan iklan, suka ikut-ikutan teman.
Ternyata bagi remaja yang masih duduk dibangku sekolah seperti SMP
dengan tata tertib yang ada disekolah jadi dalam perilaku berpakaian
pun mereka lebih cenderung biasa dan sesuai dengan ketentuan yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
86
lingkup pergaulan yang luas para remaja ini dituntut untuk selalu
meskipun terkadang masih ada campur tangan dari orang tua mereka.
segi finansial, budaya masa kini, maupun gaya hidup mereka dalam
87
terbaik.
sebagai berikut :
“Yang pasti rapi dan selalu enak di pandang mbak, saya juga
selalu memakai asesoris seperti gelang, kalung gitu mbak tapi
seringnya kalau saya kerja selalu pakai rok ma kemeja “
oleh orang lain karena dengan pandangan orang lain yang melihat
setiap individu maka orang lain tersebut akan bisa menilai pribadi
88
kuat untuk mencoba hal-hal baru dan sifatnya cepat bosan, membuat
remaja menjadi sasaran empuk dan segmen pasar yang potensial bagi
teman-teman selain sekolah atau kerja, remaja jika hanya dirumah saja
mereka akan bosan dan jenuh pastinya akan selalu mencari suasana
pun remaja juga selalu ingin kelihatan menarik dan tidak ketinggalan
jaman, di mana mereka dalam pesta tidak hanya bertemu dengan teman
yang sudah mereka kenal tetapi juga teman yang baru mereka jumpai
atau kenal, untuk kelihatan gaul dan menarik maka mereka harus
89
Perasaan ingin sama dengan orang lain dan peniruan terhadap yang
dilakukan orang lain masih tinggi di kalangan remaja selain itu untuk
90
produk, dalam hal ini, desain dan model suatu produk menjadi hal
produk tersebut. Dalam desain ini tiap orang tentunya memiliki suatu
ketika pesta adalah melihat tergantung acara tersebut jika acara pesta
hanya sekedar acara ulang tahun atau sejenisnya maka mereka hanya
Luar Rumah
tas , gelang dan sepatu dan biasanya remaja selalu ingin kelihatan menarik
dan modis dengan asesoris yang dikenakan dan itu cenderung sama
warnanya dengan pakaian yang dipakai saat itu dengan begitu remaja lebih
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91
percaya diri untuk berpenampilan tetapi ada juga remaja yang kurang suka
memakai asesoris hanya menambah ribet dan kurang percaya diri, ada juga
berikut:
berikut :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
92
“Ya, aku harus sama mbak kalau dilihat orang lain itu biar
meching mbak “
warna sama dengan pakaian hanya menambah ribet dan membuat tidak
percaya diri tetapi ada juga remaja yang memang peduli dengan warna
berpenampilan.
93
Tabel 3.6
Perilaku Berpakaian
Perilaku Berpakain
Informan Perilaku berpakaian Keserasian pakaian dan
sehari-hari asesoris
Pekerja t-shirt dan celana Tidak selalu memakai asesoris
Perempuan pendek. tergantung situasi
Selalu memakai asesoris yang
Pekerja Kaos dan celana disesuaikan dengan pakaian
Perempuan panjang (jeans) yang dikenakan, selalu pilih-
pilih baju.
Kaos panjang tapi Pakaian yang dikenakan harus
Mahasiswa
selalu kelihatan modis sesuai dengan sepatu.
Mahasiswa Kaos dan celana pendek Tergantung acara.
t-shirt dan celana
Pelajar SMA Tidak selalu, tergantung acara
pendek
Tidak selalu, tidak begitu suka
Pelajar SMA Kaos dan celana pendek
dengan asesoris
Kaos yang penting Pakaian yang dikenakan sesuai
Pelajar SMP
nyaman dengan asesorisnya
Pelajar SMP Kaos dan celana pendek Ya, tergantung acara.
(Sumber Data : Data Primer, Informan 2010)
perilaku berpakaian saat kerja atau beraktivitas dan saat sekolah atau
remaja yang masih sekolah atau kuliah. Para remaja yang sudah bekerja
ini dituntut untuk selalu berpenampilan modis dan rapi karena memang
yang masih sekolah selalu mengikuti trend sesuai dengan tuntutan dari
94
mereka dengan status remaja yang sudah bekerja tentunya tidak perlu
ada campur tangan dari orang tua mereka baik yang masih sekolah ataupun
95
BAB IV
PEMBAHASAN
dengan teori. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang ber-gaya
dengan teori yang digunakan yaitu teori Behavioral Sociology yang termasuk
hubungan antara tingkah laku aktor dengan akibat tingkah laku yang terjadi dalam
lingkungan aktor.
jalam (gaul), ising-iseng, atau bahkan dapat diterima dalam suatu komunitas
95
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
96
Akibat tingkah laku ini karena adanya reinforcement yang dapat diartikan sebagai
ganjaran atau reward. Dalam penelitian ini ganjaran itu terwujud oleh
pergaulan karena trend pakaian yang dipakainya. Perulangan tingkah laku tidak
dapat dirumuskan terlepas dari efeknya terhadap perilaku itu sendiri. Suatu
ganjaran yang tidak membawa pengaruh terhadap aktor tidak akan diulang
“reinforcemenet” yang dapat diartikan sebagai ganjaran (reward) . tak ada sesuatu
tingkahlaku tidak dapat dirumuskan terlepas dari efeknya terhadap perilaku itu
ganjaran yang tak membawa pengaruh terhadap aktor tidak akan diulang.
1. Makin tingginya ganjaran (reward) yang diperoleh atau yang akan diperoleh
4. Makin sering orang menerima ganjaran atas tindakannya dari orang lain,
97
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kepribadian melalui perubahan diri dan gaya hidup. Gaya hidup konsumtif
dapat dikatakan merupakan unsur utama dalam produksi gaya hidup masa
kini, sebab meskipun kelompok remaja yang berada di luar atau mencoba
menjauhkan diri dari jangkauan pasar dan perilaku melawan arus, seperti
dinamika proses pasar yang selalu mengejar yang “baru“ itu menyebabkan
gaya hidup konsumtif dapat merajut dan mengolah ulang tradisi dan gaya
hidup mutakhir.
1. Gaya hidup konsumtif remaja yang sering di beri ciri materialis dan sering
97
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
98
baru: toko serba ada, pasar raya, dan pusat perbelanjaan. Karena itu
yang baru tempat barang itu disusun dan diperagakan untuk menarik
peragaan itu. Karena itu membeli barang berarti membeli kesan dan
2. Ciri yang kedua gaya hidup konsumtif yang harus ditekankan adalah
bahwa gaya hidup konsumtif ialah suatu budaya tempat berbagai kesan
dan pesan iklan. Tetapi perlu pula di kemukakan, produksi berbagai kesan
sebagai komoditi merupakan ciri utama gaya hidup konsumtif dan industri
gambar hidup, surat kabar, media massa, majalah, dan televisi mencipta
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
99
dan menyebarkan berbagai kesan tanpa henti. Memilih barang dan pasar
menyangkut kegiatan menilai segi estetika dan karena itu perlu ada
kabar bahkan terbitan lainnya penuh dengan cetakan kata-kata yang dapat
memandu remaja dalam menentukan pilihan yang tidak saja tepat harga
3. Ciri yang ketiga gaya hidup konsumtif seharusnya menjadi jelas bahwa
tandingan, bahwa kehidupan itu adalah suatu karya seni, makin menyebar
luas, karena itu dalam gaya hidup konsumtif masa kini mendapat
100
konsumtif ini dengan ciri atau unsur yang pertama karena membeli barang
ini lebih memperhatikan dari faktor trend dan desainnya, dengan desain
gaul dan lebih percaya diri. Gaya hidup konsumtif ini termasuk dalam ciri
atau unsur yang kedua, di mana kesan gaya hidup konsumtif dan iklan
101
keinginan.
kelihatan beda dengan orang lain. Gaya hidup konsumtif ini termasuk
dalam unsur yang ke tiga karena kesan pribadi seseorang datang dari
bertambah baik.
pada perumusan masalah serta tujuan penelitian dapat kita simpulkan bahwa
102
3. Pelajar, yang dijadikan acuan dalam melihat trend model pakaian karena
2. Uang yang di gunakan untuk membeli pakaian sebagian besar remaja ini
B. Implikasi
1. Implikasi Empiris
ganjaran yang akan diterima. Ganjaran itu terwujud oleh penghargaan dan
sebagai berikut :
modis dan rapi selain dari keinginan sendiri untuk berpakaian seperti
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
103
ini akan merasa malu jika memakai pakaian yang sama dalam tiap
remaja ini lebih sering berkumpul dengan teman sebayanya jika tidak
berpakaian seperti temannya maka remaja ini akan di jauhi oleh teman
tinggi. Hal ini dapat terlihat dari intensitas mereka pergi ke mall dan
frekuensi membeli pakaian seperti t-shirt, celana, sepatu, tas dan asesoris
104
2. Implikasi Teoritis
hal ini gaya hidup konsumtif remaja dan cara berpakaian remaja putri.
hubungan antara tingkah laku aktor dengan akibat tingkah laku yang
dapat diartikan sebagai ganjaran atau reward, yang berwujud oleh adanya
teori behavioral sociologi dan teori exchange. Teori yang dipakai dala
penelitian ini yaitu teori behavioral sociologi. Konsep dasar dalam teori
ini adalah reinforcement atau ganjaran. Dalam penelitian ini ganjaran yang
dominasi kode. Dalam pakaian yang kita lihat adalah permainan penanda-
penanda seperti yang diungkap oleh Jean. Sekarang jika kita memakai
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
105
tetapi masalah akan menjadi lain jika kita memperlihatkan merk celana
jeans yang kita pakai. Nilai guna berubah menjadi nilai artificial. Sebab
ada pesan yang kita sampaikan saat kita memperlihatkan merk tersebut
berikut: individu atau unit-unit tindakan yang terdiri atas kumpulan orang
sama lain dengan melalui proses interprestasi dan apabila aktor lain dari
3. Implikasi Metodologis
106
berpakaian ini masih bersifat general atau umum sebab remaja yang di
ini.
C. Saran-saran
penelitian ini, maka beberapa saran yang dapat penulis kemukakan adalah
sebagai berikut :
107
dampak-dampak apa saja yang dapat ditimbulkan dalam diri remaja akibat
mereka bisa mengatasi masalah sosial tersebut. Tentu saja, untuk melawan
pengaruh buruk globalisasi ini, perlu pula didukung orang tua, masyarakat
108
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J. Sidan Zain Sutan Moh. 1994. Kamus umum B. Indonesia. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Grinder, R. E. 1978. Adolescence. New York: John Wiley and Sors. Int.
Lina dan Rosyid. H.F. 1997. Perilaku Konsumtif berdasar Focus of Control pada
Remaja Putri. Psikologika : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
No. 4 Tahun II , 5- 13.
Serviam. SMA Santa Ursula I. 1983 Konsumerisme: Perlu Atau Malu. Jakarta:
Erlangga.
109
Susianto, H., (1993). Studi Gaya Hidup Sebagai Upaya Mengenal Kebutuhan
Anak Muda , Jurnal Psikologi dan Masyarakat. Jakarta: Grasindo PT
Gramedia.
Skripsi :
2. Novita Ayu Hartantri. 2008. Distributor Store dan Perilaku Konsumsi Remaja.
Universitas Sebelas Maret.
JURNAL INTERNASIONAL