Anda di halaman 1dari 66

1

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Laily Wahyuningtyas

NIM : 14513241031

Program Studi : Pendidikan Teknik Busana

Judul Proyek Akhir : Busana Malam Untuk Remaja Dengan Sumber Ide
Tulang Rusuk

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan Karya Inovasi Produk


Fesyen ini benar-benar karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya tidak
terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali
dengan kutipan yang ditulis sesuai tata penulisan karya ilmiah yang sudah
ditentukan.

Yogyakarta, 08 April 2017

Yang Menyatakan

( Laily Wahyuningtyas )

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Karya Inovasi Produk Fesyen dengan lancar .
Keberhasilan dalam pembuatan laporan ini karena dukungan dan
bimbingan pihak-pihak yang turut membantu dalam penulisan laporan Karya
Inovasi Produk Fesyen, untuk itu ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada:
1. Ibu Sugiyem M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Karya Inovasi
Produk Fesyen.
2. Ibu Dr. Sri Wening M.Pd selaku dosen Penasehat Akademik yang telah
memberikan pengarahan selama studi.
3. Ibu Dr. Widihastuti M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik
Busana.
4. Ibu Dr. Mutiara Nugraheni, STP,M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Teknik Boga dan Busana.
5. Bapak Dr. Widarto M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Yogyakarta
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan sehingga
laporan Karya Inovasi Produk Fesyen ini dapat terselesaikan.
Demikian laporan Karya Inovasi Produk Fesyen, semoga laporan ini
bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca.
Yogyakarta, 08 April 2017
Penulis

Laily Wahyuningtyas

3
DAFTAR ISI

LAPORAN KARYA INOVASI PRODUK FESYEN...................................1

SURAT PERNYATAAN..............................................................................2

KATA PENGANTAR...................................................................................3

DAFTAR ISI.................................................................................................4

BAB 1............................................................................................................6

A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN KARYA..............................6


B. RUMUSAN PENCIPTAAN KARYA..............................................8
C. TUJUAN PENCIPTAAN KARYA...................................................8
D. MANFAAT PENCIPTAAN KARYA..............................................9
BAB II.........................................................................................................11

A. Kajian Konsep Desain.....................................................................11


B. Kajian Konsep Pembuatan..............................................................23
C. Kajian Diseminasi Karya.................................................................29
BAB III........................................................................................................30

A. Penciptaan Desain...........................................................................30
B. Proses Pembuatan Busana...............................................................32
1. Membuat Moodboard...............................................................32

2. Membuat Desain......................................................................34

3. Memilih Bahan.........................................................................38

4. Mengambil Ukuran..................................................................39

5. Membuat Pola..........................................................................40

6. Memotong Bahan.....................................................................46

7. Menjelujur Bahan.....................................................................47

8.Menjahit Bagian Busana...........................................................47

4
9. Fitting 2....................................................................................49

C. Desiminasi Karya............................................................................50
BAB IV........................................................................................................55

A. Hasil Penciptaan Karya...................................................................55


B.Pembahasan......................................................................................57
C. Hasil Pergelaran..............................................................................60
BAB V.........................................................................................................62

A. Kesimpulan.....................................................................................62
B. Saran...............................................................................................63

5
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN KARYA


Era millennium ini HP atau Hand Phone menjadi benda yang
tidak pernah lepas dari semua orang, tidak hanya orang dewasa yang
memakainya namun mulai dari anak TK sampai kakek nenek juga
sering menggunakanya. Ada satu hal lagi yang tidak pernah lepas dari
setiap orang bahkan ini menjadi kebutuhan pokok manusia adalah
sandang atau pakaian.
Gaya atau style fesyen di Indonesia terus berkembang pesat.
Trend forecasting setiap tahun pun berbeda. Indonesia terdiri dari lima
pulau besar dan ribuan pulau kecil yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Populasi penduduk Indonesia mencapai 257 juta jiwa
menurut sensus penduduk tahun 2016.Tidak bisa dipungkiri bahwa
setiap individu memiliki sikap, karakter, dan kepribadian berbeda.
Begitupula dengan busana, setiap orang memiliki selera busana yang
berbeda-beda dan setiap orang ingin terlihat menarik dengan busana
yang sesuai dengan seleranya.
Namun, terdapat orang-orang yang ingin terlihat menarik melebihi
umurnya. Kalangan anak remaja saat ini banyak yang memilih untuk
berpenampilan lebih dewasa dan salah satu alasan adalah tidak ingin
dianggap seperti anak kecil oleh karena itu banyak yang memilih untuk
berpenampilan lebih dewasa. Alasan tersebut menjadi sebuah tantangan
bagi seorang desainer dalam memenuhi keinginan setiap customer.
Desainer diuji keahlian dan kreatifitasnya dalam menciptakan busana
sesuai keinginan customer namun tetap memperhatikan trend yang
sedang belangsung.
Pada kesempatan ini penulis ingin menciptakan sebuah busana
pesta malam. Busana yang penulis ciptakan ditujukan untuk remaja
yang memiliki karateristik tegas namun ingin terlihat santai dan lebih
dewasa. Busana pesta yang akan diciptakan tetap mengikuti trend yang

6
sedang berkembang di tahun ini.Style busana pesta yang saat ini sedang
berkembang adalah busana pesta dengan gaya simple namun menarik
maksudnya gaya yang simple itu tidak berlebihan dalam bentuknya
maupun hiasanya, cukup sederhana saja namun menarik. Bagian
menariknya tidak harus menggunakan assesoris dan hisan lainya yang
ditempatkan di mana saja namun cukup menjadi point of interestnya.
Pada tahun ini 2017/ 2018 trend forcast di Indonesia
mengusung tentang Greyzone. Geryzone sendiri diangkat berdasarkan
fenomena buramnya batas baik dan buruk, hitam dan putih, sehingga
banyak sekali yang terjebak ke dalam hal yang tidak pasti atau bisa
disebut dengan wilayah abu-abu maksudnya adalah masa dimana kita
kehilangan kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana
yang salah. Greyzone memiliki 4 tema besar yaitu Archean, Vigiliant,
Cryptic, dan Digitarian.
Desain busana pesta malam yang akan dibuat mengambil tema
Cryptic dan sub-tema Critter. Penulis memilih tulang rusuk/ rib cage
sebagai sumber ide karena tulang rusuk bagi penulis memiliki filosofi
yang mendalam dibalik bentuk yang sering dianggap aneh dan
menakutkan oleh orang lain.

7
B. RUMUSAN PENCIPTAAN KARYA
Berdasarkan uraian latar belakang penciptaan karya di atas, maka
rumusan penciptaan karya sebagai berikut:

1. Bagaimana mencipta desain busana pesta malam dengan sumber ide


tulang rusuk?
2. Bagaimana pembuatan busana pesta malam dengan sumber ide
tulang rusuk?
3. Bagaimana penyelengaraan pergelaran busana dan menampilkan
busana pesta malam dengan sumber ide tulang rusuk?

C. TUJUAN PENCIPTAAN KARYA


Sesuai dengan rumusan penciptaan karya di atas, tujuan yang inin
dicapai adalah :
1. Mencipta desain busana pesta dengan sumber ide tulang rusuk.
2. Mengetahui proses pembuatan busana pesta dengan sumber ide
tulang rusuk.
3. Menyelengarakan pergelaran Dimantion dan menampilkan busana
pesta dengan sumber ide tulang rusuk.

8
D. MANFAAT PENCIPTAAN KARYA
Manfaat yang diharapkan dari terwujudnya busana Karya Inovasi
Produk Fesyen yaitu:
4. Bagi Penulis
a. Menerapkan ilmu yang sudah diperoleh penulis selama
kuliah
b.Meningkatkan pengetahuan , ketrampilan, dan wawasan
penulis dalam menciptakan sebuah karya busana.
c. Belajar menyelengarakan dan mengelola acara peragaan
busana.
5. Bagi Program Studi
a. Sebagai salah satu eksistensi program studi Pendidikan Teknik
Busana.
b.Sarana untuk memperkenalkan program studi Pendidikan
teknik busana dan teknik busana ke khalayak luas.
6. Bagi Masyarakat
a. Menjadi sarana hiburan bagi khlayak umum.
b.Menjadi inspirasi dan refrensi bagi khalayak luas karena
inspirasi karya yang mahasiswa ciptakan pada dasarnya
mengacu pada trend forcesting 2017/2018 GreyZone.
7. Bagi Universitas
a. Mensosialisasikan karya cipta mahasiswa dan mahasiswi
Pendidikan Teknik Boga dan Busana.

9
B. Spesifikasi Karya yang Diciptakan
Busana pesta malam yang diciptakan berdasarkan sumber ide
tulang rusuk. Busana pesta malam ini terdiri dari duex piece yaitu
bagian luarnya itu bolero yang telah dimodifikasi dan bagian dalamnya
adalah sebuah maxi dress. Penempatan sumber ide berada pada bagian
boleronya. Bolero bagian belakang dipotong dengan ukuran 1,5cm
sesuai pola kemudian dijahit balik pada bagian tengahnya untuk
menimbulkan kesan seperti tulang rusuk. Bagian depan bolero yang
dipotong adalah bolero bagian depan juga dipotong kemudian dijahit
balik pada ujungnya.
Bahan yang digunakan yaitu kain Suede warna abu-abu dan
kain Oscar warna coklat tua yang bagian buruknya berwarna crem, kain
oscar sendiri merupakan kain sintetis yang memiliki struktur dan bentuk
menyerupai bahan kulit namun mudah untuk dijahit. Sedangkan bahan
furing yang digunakan adalah kain velvet namun yang digunakan adalah
bagin buruknya sehingga bagian yang mengkilap berada di dalam.
Bagian lengan bolero menggunakan kain Organza yang dipola
lingkaran kemudian bagian ujungnya diwolsum dan disum roll. Dress
bagian dalam berbahan Suade dengan potongan pada muka sebelah
kanan yang berfungsi sebagai belahan dan ditutupi dengan kain oscar
yang sudah dipotong dan dibentuk sesuai dengan pola, namun polanya
berbeda dengan pola yang ada pada bolero untuk bagian penutup
belahan polanya lebih besar dan garis potonganya berbentuk segitiga
dengan ukuran 4cm.

10
BAB II
KAJIAN KONSEPTUAL PENCIPTAAN KARYA

A. Kajian Konsep Desain

Menurut Sri Widarwati (1993: 2) disain busana adalah rancangan


atau suatu obyek atau benda yang dibuat berdasarkan garis,bentuk,
warna dan tekstur dan menurutt Ernawati (2008 : 195) desain berasal
dari Bahasa Inggris (design) yang berarti “rancangan, rencana atau reka
rupa”. Dari kata design muncul kata desain yang berarti mencipta,
memikir atau merancang. Desain merupakan pola rancangan yang
menjadi dasar pembuatan suatu benda seperti busana. Desain dihasilkan
melalui pemikiran, pertimbangan, perhitungan, cita, rasa, seni serta
kegemaran orang banyak yang dituangkan di atas kertas berwujud
gambar. Menciptakan desain tidak lepas dari pengaruh trend yang
sedang atau akan terjadi. Hal ini akan membuat busana yang diciptakan
lebih dipilih, diterima, dan digemari oleh masyarakat.
Kata trend merupakan kata yang sudah tidak asing ditelinga
kita. Selain mendengar mungkin kita sering mengucapkan kata trend
(Trends). Kata trend sering kita dengar dalam dunia fesyen, selain
dalam dunia fesyen, kata trend juga sering kita dengar atau kita ucapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut definisi trend adalah segala sesuatu yang sedang
dibicarakan, disukai atau bahkan digunakan oleh sebagian besar
masyarakat pada saat tertentu berdasarkan apa yang sedang terjadi di
lingkungan sekitar kita. Penciptaan Karya Inovasi Produk Fesyen trend
yang diambil berdasarkan trend forecasting 2017/2018 : Greyzone
Geryzone sendiri diangkat berdasarkan fenomena buramnya
batas baik dan buruk, hitam dan putih, sehingga banyak sekali yang
terjebak ke dalam hal yang tidak pasti atau bisa di sebut dengan wilayah
abu-abu maksudnya adalah masa dimana kita kehilangan kemampuan

11
untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Greyzone
memiliki 4 tema besar yaitu
1. Archean
2. Vigiliant
3. Cryptic
4. Digitarian.

12
1. Archean

Gambar1. Archean

Archean diilhami oleh periode awal terjadinya fotosintesa di


bumi Archean mewakili pemikiran-pemikiran mengenai esensi
kehidupan pada saat bumi masih berusia muda dan berproses menjadi
sebuah dunia yang memiliki kehidupan kompleks dan memungkinkan
keberadaan manusia. Archean mempresentasikan bentuk-bentuk dan
sistem yang mengingatkan pada material alamiah dan mentah dari
segala lapisan bumi seperti bebatuan kayu minera, metal berdampingan
dengan bentuk bentuk dan warna organisme sederhana namun berdaya
hidup kuat seperti lumut jamur dan bakteri. Archean dibagi menjadi 3
sub-tema:

13
a. Tectonic
Sesuai dengan namanya, mengingatkan pada lapisan lempengan
bumi yang mengandung bebatuan , tanah maupun pasir.
Berkesan gersang namun bervolume.
b. Primigenial
Terinspirasi dari simbiose kehidupan antara organisme.seperti
elemen kayu dan jamur, lumut atau sarang binatang seperti lebah
dan burung, akar-akaran yang mencari mineraldan bahan
makanan jauh kedalam tanah, atau bakteri yang saling
bersimbiosa dibantu dengan sinar matahari, menghasilkan
perpaduan yang unik antara warna gelap dan warna-warna
menyala.
c. Residuum
Menampilkan bentuk dan elemen bumi yang keras, kasar seperti
bebatuan vulkanik, mineral, fosil, kayu, namun memiliki efek
dekoratifyang terkesan mahal namun tidak umum.

14
2. Vigiliant

Gambar 2. Vigiliant

Vigiliant merupakan paduan yang selaras antara kerinduan pada


masa lalu dan tuntutan masa kini, kemewahan masa lalu berpadu
dengan kemewahan masa kini, kemewahan manual berpadu dengan
kemewahan digital, keindahan dan keistimewaan, material yang
digunakan pada masa lalu kembali dihadirkan untuk memenuhi
kebutuhan masa kini hal ini tidak menutup kemungkinan untuk mendaur
ulang berbagai material agar menjadi benda dengan bentuk dan fungsi
yang baru. Ciri kuat dalam tema ini adalah perpaduan kontras namun
tenang antara gaya konservatif dengan modern gaya timur dengan gaya
barat kesederhanaan dengan kemewahan melalui bentuk-bentuk dasar
dan potongan-potongan yang sederhana namun mendominasi Vigiliant
dibagi menjadi 3 sub-tema yaitu Numericraft, Affux, Substansial.

15
Vigiliant dibagi menjadi 3 sub-tema yaitu :

a. Numericraft
Inspirasi dari bentuk yang dihasilkan dari pengolahan yang
cermat seperti dengan tehnologi computer. Meskipun
memanfaatkan mesin-mesin canggih yang sebetulnya dapat
meraih bentuk apapun, namun tetap memilih menjaga kemurnian
bentuk basic yang sederhana, namun pada detail dapat terlihat
analisa perhitungan yang konsisten

b. Affix
Keistimewaan dalam thema Affix ini terletak pada keunikan
yang bervariasi dalam tehnik pasang dan sambung untuk
menggabungkan material yang berbeda. Permainan olah bahan
juga akan memperkaya penampilannya, meskipun tampil
komposisi warna natural yang ringan.

c. Substansial
Sub thema ini menonjolkan karakteristik dari material yang
digunakan, meskipun dengan proses tehnologi tinggi, lebih ke
permainan komposisi bidang pada bentuk yang sederhana, untuk
memberi kesan kokoh, berat dan padat, mencerminkan kehadiran
sesuatu yang solid dan substansial.

16
3. Cryptic

Gambar 3. Cryptic

Cryptic mempresentasikan gaya hidup dengan dasar ilmu


pengetahuan tinggi dan bertanggung jawab dengan habitat lingkungan
sekitarnya aktif dinamis dan mampu mencari solusi dengan metode
yang cerdas dan sistematis serta kreatif dalam desain tema kritik
ditampilkan bentuk dan warna-warna yang mengingatkan kita pada
sosok aneh pada film fiksi kesan hi-tec muncul pada bentuk Bentuk
modular yang disusun secara sistematik melalui kecermatan dan
keterampilan tingkat tinggi semua unsur ini pada akhirnya secara kuat
memberi kesan futuristik dramastis misterius bahkan cenderung
avangard sementara itu kesan hidup dan berubah wujud secara
mengagumkan dihadirkan melalui gradasi warna yang cemerlang.
Cryiptic dibagi menjadi 3 sub-tema:

17
1. Responsive
Diilhami oleh bentuk modular yang mengingatkan pada bentuk
organisme yang meiliki respon yang tinggi terhadap habitatnya dan
memiliki kemampuan bertahan hidup tinggi.Dibuat dengan tingkat
keilmuan dan ketrampilan tinggi
2. Iridescent
Iridescent adalah gambaran warna yang cenderung berpendar /
menyebar dan berubah warna seperti serangga (kumbang,
sambeliler, kepik) memiliki susuanan yang kompleks dan karakter
estetika warna warni metal dan tumpukan atau jalinan material yang
menciptakan kesan keindahan penuh misteri
3. Critter
Creppy mengingatkan kita pada sosok-sosok mahluk aneh dalam
film fiksi ilmiah. Banyak diterapkan pada ornament dan detail
menyerupai bentuk sisik, mata majemuk, atau ruas-ruas tubuh
binatang. Kesan high-tech dimunculkan dengan pemakaian bahan-
bahan metalik.

18
4. Digitarian.

Gambar 4. Digitarian

Digitarian mempresentasikan gaya campuran estetis dari


beberapa generasi gaya Space Age yang dulu diakrab dengan
babyboomer saling membaur dengan gaya 80-an dan Post-Mo yang
dianut oleh oleh Generasi X masing-masing gaya muncul kembali
dengan tampilan baru yang lebih segar mudah dicerna dan diserap oleh
setiap generasi. Warna elektrik ala 80-an muncul dengan gaya Space
Age dengan warna Post-Mo dan seterusnya bagaikan berulang
menembus waktu dan gaya yang satu ke gaya yang lain tema Digitarian
seperti campuran gambar-gambar nostalgia yang dilihat dengan
kacamata Milenium ketiga warna garis dan bentuk geometris di desain
dengan seksama dan penuh perhitungan sebagai aksen dan detail
memberi kesan bermain dan menyenangkan. Digitarian dibagi menjadi
3 sub-tema yaitu Post Dyanmic, Prodigy, Alpha Grid
Digitarian dibagi menjadi 3 sub-tema yaitu :

19
a. Post Dynamic
Konsep dasar sub thema ini adalah keseimbangan dari sesuatu yang
asimetris. Warna cenderung tenang dan hanya bersifat aksen yang
memberikan dinamika pada keseimbangan tersebut.
b. Prodigy
Menampilkan garis-garis extreme yang memberi kesan dinamis, kuat
sebagai symbol dari supremasi dan ego yang tinggi. Warna dan bentuk
yang berani dan tidak biasa menunjukan garis garis tegas tanpa
kompromi.
c. Alpha Grid
Warna, garis dan bentuk geometris didesign dengan seksama dan
penuh perhitungan sebagai aksen dan detail busana, memberi kesan
bermain dan menyenangkan. Garis garis sejajar yang membentuk alur
tertentu sehingga memberi ilusi optis saat melihatnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sumber ide adalah


segala sesuatu, yang digunakan untuk mencapai hasil. Dan jika menurut
Sri Widarwati (1996:58) sember ide merupakan segala sesuatu yang
dapat menimbulkan seseorang untuk menciptakan suatu ide baru. Dalam
menciptakan sebuah karya sumber ide merupakan hal yang sangat
penting dalam tahapan membuat karya seni, karen sumber ide yang
membuat orang bisa meciptakan karya yang luar biasa. Namun
tekadang kita merasa terbebani dengan sumber ide karena kita binggung
akan sumber ide itu sendiri. Terkadang orang terlalu banyak memilih
sumber ide yang akan dijadikan subuah karya seni dan pasti akan
berujung dengan kebingungan dalam memastikan sumber ide yang akan
di pakai. Dan tekadang takut sumber ide tersebut tidak bisa menjadi
sebuah karya yang indah atau bingung sumber ide itu mau diapakan,
padalah ada beberapa cara dalam mengambil sumber ide
Menurut Sri Widarwati (1996:53) pengambilan sumber ide
dapat digolongkan menjadi 4 cara yaitu:

20
1. Sumber ide berdasarkan profesi.
2. Sumber ide berdasarkan peristiwa penting.
3. Sumber ide berdasarkan sumber sejarah.
4. Sumber ide berdasarkan sumber alam sekitar.
Dan sumber ide tersebut di golongkan ke 4 cara yaitu:
a. Ciri khusus dari sumber ide misalnya yukata maka yang diambil
bentuk kerah dan lenganya.
b. Warna sumber ide misalnya warna bendera negera belanda maka
yang diambil warna biru marah dan putihnya.
c. Bentuk atau siluet sumber ide misalnya sumber idenya bunga
mawar mka yang diambil bentuk bunga mawarnya atau siluet bunga
mawar.
d. Tekstur sumber ide misalnya sumber idenya ular maka yang
diambil tekstur kulit ular nya.
Banyak cara untuk mendapatkan sumber ide dan banyak cara untuk
mengolah sumbe ide tersebut menjadi sebuah maha karya yang indah.
Ketika proses penciptaan desain busana pesta malam diawali dengan
penetuan tema atau konsep yang akan dibuat. Pemilihan sub-tema untuk
setiap mahasiswa sudah ditentukan berdasarkan undian yang telah
dilakukan pada saat mata kuliah Analisis Trend Mode. Penulis
mendapatkan undian dengan tema besar Cryptic dan sub-tema Critter.
Dari tema tersebut akan di aplikasikan dalam bentuk sumber
idenya dan bentuk tersebut menjadi karakteristik busana pesta malam
yang penulis ciptakan. Menurut buku Trend Forcasting 2017 Greyzone
tema Cryptic merepresentasikan gaya hidup dengan dasar ilmu
pengetahuan tinggi dan bertanggungjawab dengan habitat dan
lingkungan sekitarnya.
Desain Cryptic ditampilkan dalam bentuk dan warna-warna
yang mengingatkan kita pada sosok makhluk aneh dalam film fiksi
ilmiah. Beberapa keunikan organ makluk hidup seperti insang, sisik
ikan, bulu burung, dan kulit blungon dapat di adaptasi menjadi elemen

21
penting dalam tema ini. Perancangan secara sistematik dengan
menggunakan inovasi material atau teknologi dengan mengadaptasi
sifat makhluk hidup, sehingga dinamakan juga rekayasa hayati.
Berdasarkan pengambilan sumber ide diatas Penulis
menggunakan sumber ide alam sekitar dan pengambilan sumber ide
menggunakan ciri khusus dan karena penulis mendapatkan sub tema
Critter memiliki ciri-ciri yang mengingatkan kita pada sosok-sosok
mahluk aneh dalam film fiksi ilmiah. Karakter makhluk aneh tersebut
biasanya diterapkan pada ornament dan detail menyerupai bentuk sisik,
mata majemuk, atau ruas-ruas tubuh binatang. Kesan high-tech
dimunculkan dengan pemakaian bahan-bahan berwarna metalik seperti
warna silver, kuning emas, maupun warna coklat tembaga. Oleh karena
itu dalam desain busana pesta malam kali ini, penulis memilih Tulang
Rusuk sebagai sumber ide.

Gambar 5. Tulang rusuk


Alasan mengapa penulis memilih tulang rusuk sebagai sumber
ide. Karena makhluk apapun ketika masih hidup akan tampak lebih
indah walaupun tidak semua makhluk hidup itu memiliki rupa yang

22
menawan akan tetapi apabila makhluk tersebut sudah mati dan sudah di
kubur lalu menjadi bangkai namun tiba tiba bisa bergerak karena
kutukan atau telah di bangkitkan menggunakan sihir seperti yang
digambarkan difilm-film horror, pasti siapa pun akan merasa ketakutan
bila bertemu langsung. Tidak bisa dibayangkan itu sangatlah
menakutkan . akan tetapi kita tidak boleh melupakan fungsi penting dari
tulang rusuk itu sendiri dan penulis ingin merubah pandangan orang
tentang tulang rusuk yang menakutkan seperti di film horror menjadi
tulang rusuk yang indah dan menawan. Sumber ide tulang rusuk
ditrapakan pada desain bolero bagian depan dan belakang. Ditempatkan
pada boleronya agar sama posisinya dengan tulang rusuk saat dipakai,
dengan detail teknik potong pada bahan utama.

B. Kajian Konsep Pembuatan

Pembuatan busana yang akan dibuat adalah busana pesta malam


dalam proses pembuatan busana ini menggunakan teknologi Adi busana
melalui beberapa tahapan antara lain:
1. Persiapan
a. Analisis Desain Busana
Analisis desain yaitu pemahaman konsep desain. Pemahaman yang
dimaksud adalah pemahaman tentang bagian bagian dari bentuk
keseluruhan desain tersebut
b. Pemilihan Bahan
Pemilihan bahan untuk busna pesta adalah bahan yang berkualitas
dan menimbulkan kesan mewah. Pembuatan busana pesta
umumnya menggunakan bahan yang melangsai maupun bahan
yang transparan.

23
c. Pengambilan Ukuran
Menrut Widjiningsih (1982:4) desain dipengaruhi oleh ukuran
sehingga untuk memperoleh desain yang memperlihatkan suatu
keseimbangan harus mengatur unsur yang digunakan dengan baik.
.
2. Pelaksanaan/ Proses
Proses pembuatan desain harus memperhatikan beberapa hal seperti
pola dasar busana, teknologi yang digunakan, serta hiasan yang
digunakan.
a. Penentuan Pola
Ketika membuat pola tentunya ada beberapa sistem dalam
membuat pola seperti pola sistem So-En maupun sistem Mayneke.
Sedangkan dalam pembuatan busana pesta ini penulis
menggunakan pola sietem So-En.
b. Teknologi Busana
Menurut Nanie Asri Yulianti (1993) teknologi busana adalah cara
atau teknik pembutaan busana agar hasilnya menarik dan nyaman
dipakai.
c. Hiasan
Hiasan busana adalah suatu komponen yang digunakan dalam
busana yang berungsi sebagai hiasan agar busana yang digunakan
terlihat lebih indah.
d. Proses pembuatan
Proses pemuatan merupakan tahap tahap yang dilalui dalam
membuat busana pesta malam.:
i. Membuat Moodboard
Menciptakan desain hal yang dilakukan terlebih dahulu adalah
membuat moodboard. Moodboard adalah suatu media, bisa
berupa papan, buku, maupun katalog yang berisi kumpulan

24
gambar dan digunakan sebagai refrensi desain yang akan
diwujudkan
ii. Membuat Desain
Menurut Suciwati (2013:3) desain merupakan salah satu benda
atau sarana berupa papan atau bidang datar dimana
didalamnya berisi gambar yang dapat menggambarkan sumber
ide yang ingin diwujudkan oleh desainer. Pembuatan desain
berdasarkan moodboard yang telah di buat sebelumnya Bagian
medesain ini dibagi menjadi 3 jenis desain yaitu desain
ilustrasi, desain kerja, dan desain presentasi
iii. Memilih Bahan
Pemilihan bahan untuk busana sangat penting untuk
meujudkan desain menjadi lebih nyata, dan pemilihan bahan
harus sesuai dengan konsep yang sudah di buat dalam
moodboard.
iv. Mengambil Ukuran
Menurut Wijiningsih (1982:4) desain dipengaruhi oleh ukuran,
sehingga untuk memperoleh desain yang memperlihatkan
suatu keseimbangan harus mengukur ukuran dengan baik.
Pengukuran dilakukan langsung pada model dengan
menggunakan peter ban untuk mengikat bagian-bagian tubuh
yang akan diukur dengan tujuan ukuran yang di dapatkan
akurat. Pengukuran menggunakan pita ukur dalam centimeter.
Berikut cara mengukur

1) Lingkar Leher (L.L.)


Diukur sekeliling batas leher, dengan meletakkan jari
telunjuk di lekuk leher.
2) Lingkar Badan (L.B.)
Diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui
puncak dada, ketiak, letak sentimeter pada badan

25
belakang harus datar dari ketiak sampai ketiak. Diukur
pas dahulu, kemudian ditambah 4 cm, atau diselakan 4
jari.
3) Lingkar Pinggang (L.PL)
Diukur pas sekeliling pinggang.
4) Lingkar Pinggang (LP)
Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu, kemudian
ditambah 1 cm, atau diselakan 1 jari. Untuk pinggang
ban rok dan slack. Boleh dikurangi 1 cm.
5) Lingkar Panggul (L.Pa.)
Diukur sekeliling badan bawah yang terbesar, ditambah
2 cm sebelah atas puncak pantat dengan sentimeter
datar. Diukur pas dahulu, kemudian ditambah 4 cm
atau diselakan 4 jari.
6) Tinggi Panggul (T.Pa)
Diukur dari bawah ban petar pinggang sampai di
bawah ban sentimeter di panggul.
7) Panjang Punggung ( P.Pu)
Diukur dari tulang leher yang menonjol di tengah
belakang lurus ke bawah sampai di bawah ban petar
pinggang.
8) Lebar Punggung (Le. Pu)
Diukur 9 cm di bawah tulang leher yang menonjol atau
pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas
lengan kiri sampai batas lengan yang kanan.
9) Panjang Sisi (P.S.)
Diukur dari batas ketiak ke bawah ban petar pinggang
di kurangi 2 a 3 cm.
10) Lebar Muka (L.M.)

26
Diukur pada 5 cm di bawah lekuk leher atau
pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas
lengan yang kanan sampai batas lengan yang kiri.
11) Panjang Muka (P.M.)
Diukur dari lekuk di tengah muka ke bawah sampai di
bawah ban petar pinggang.
12) Tinggi Dada(T.D.)
Diukur dari bawah ban petar pinggang tegak lurus ke
atas sampai di puncak buah dada.
13) PanjangBahu(P.B.)
Diukur pada jurusan di belakang daun telinga dari
batas leher ke puncak lengan, atau bahu yang terendah.
14) Lebar Dada (L.D.)
Diukur jarak dari kedua puncak buah dada. Ukuran ini
tergantung dari (B.H.) buste-haouder atau kutang
pendek yang dipakai. Ukuran ini tidak dipakai untuk
konstruksi pola, hanya untuk ukuran pemeriksa.
15) Panjang Lengan Blus (P.L.B.)
Diukur dari puncak lengan terus ke bawah lengan
sampai melampaui tulang pergelangan lengan yang
menonjol.
16) Lingkar Lubang Lengan (L.L.L.)
Diukur sekeliling lubang lengan, pas dahulu ditambah
2 cm untuk lubang lengan tanpa lengan, dan ditambah
4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan
lengan.
17) Ukuran Kontrol (U.K.)
Diukur dari tengah muka di bawah ban petar serong
melalui puncak buah dada ke puncak lengan terus
serong ke belakang sampai di tengah belakang pada
bawah petar ban.

27
18) Panjang Rok
Diukur dari batas pinggang sampai batas yang
diinginkan.
v. Membuat Pola
Tahap selanjutnya yaitu membuat pola. Sistem pola yang
digunakan adalah pola sistem So-En. Pertama yang di buat
adalah pola kecil menggunakan skala 1/4 dan apabila pola
sudah benar baru membuat pola besar sehingga meminimalisir
kesalahan dalam membuat pola besar
vi. Memotong Bahan
Pola yang telah di buat dipotong kemudian di letakakaan
diatas bahan utama yang sudah di bentangkan dan pola
disemat menggunakan jarum, sebelum memotong bahan
utama tandai jarak untuk kampuh, begitu pula dengan bahan
furingnya.
vii. Menjelujur Bahan
Bahan yang sudah dipotong kemudian di jelujur semua untuk
fitting 1 dan dicoba ke model yang akan memperagakan
busana tersebut. Dijelujur fungsinya memudahkan desainer
dalam menambah atau mengurangi bagian yang dirasa belum
pas atau belum baik posisi bagian busananya.
viii. Menjahit Bagian Busana
Bagian busana yang telah dijelujur kemudian dijahit. Apabila
pada fitting 1 ada perbaikan, dibetulkan terlebih dahulu
kemudian baru dijahit dengan menggunakan kampuh dijahit
kecil dan bagian garis hias dipotong tanpa penyelesaian.
ix. Fitting 2
Fitting 2 dilakukan kepada model sebagai uji coba terakhir
kepada model sebelum di peragakan. Pada fitting 2 busana
yang dibuat harus 90% jadi karena akan dinilai oleh dosen
pembimbing.

28
3. Penyelesaian
a. Finishing
Peoses finising ini dilakukan dengan menyeltika atau mengepres
busana dan memasang aksesoris seperti payet bila ada.

C. Kajian Diseminasi Karya

Menurut Sri Widarwati (2000:45) pergelaran busana yaitu


pergelaran busana yang asalnya ingin memamerkan ide-ide hasil
rancangan para desainer. Sedangkan menurut Sicilia Sawitri (1986: 12)
parade busana yang dikenakan oleh pragawati. Dari pendapat diatas bisa
kita simpulkan bahwa pergelaran buasna adalah parade busana yang
diperagakan oleh model atau pragawati dengan tujuan untuk
memamerkan hasil rancangan desainer.
Langkah langkah dalam penyelenggaraan pergelaran busana
diantaranya persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Persiapan
Persiapan pergelaran busana meliputi pembentukan panitia,
penentuan tema, tujuan pelaksanaan acara, tanggal dan tempat
dilaksanakanya acara, serta anggaran dana yang dibutuhkan.
Pembentukan panitia di bentuk jauh- jauh hari agar dapat
mempersiapkan acara pergelaran dengan baik.
2. Pelaksanaan
Peenyelengaraan pergelaran busana
3. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah acara dilakasanakan tujuanya untuk
mengetahui kesuliatan atau kendala yang dihadapi dalam
melakasanakan pergelaran tersebut. Sehingga evaluasi bisa
menjadi pembelajaran untuk adik angkatan.

29
BAB III
PROSES PENCIPTAAN KARYA

A. Penciptaan Desain

menciptakan desain membutuhkan pengetahuan tentang trend


yang sedang terjadi. Sehingga ketika menciptakan desain terlebih
dahulu mengkaji trend, tema, sumber ide serta teknik penyajian desain
dan membuat moodboard. Apabila telah melakukan hal- hal tersebut
tahap selanjutnya adalah tahap pengkajian kemudian menuangkan
konsep ke dalam desain yang akan diciptakan melalui desain desain
sketsa, desain presentasi, dan desain kerja.
Dalam mewujudkan suatu desain dibutuhkan beberapa tahapan
yaitu persiapan, pelaksanaan, dan hasil. Berikut akan diuraikan ketiga
tahap tersebut:

1. Persiapan
a. Pengkajian Tema
Tema yang diambil dalam pagelaran Tugas Akhir dan Karya
Inovasi Produk Busana ini adalah “Dimantion”. Dimantion merupakan
tema pagelaran busana berdasarkan acuan trend forecasting
2017/2018 : Greyzone. Geryzone sendiri diangkat berdasarkan
fenomena buramnya batas baik dan buruk, hitam dan putih, sehingga
banyak sekali yang terjebak ke dalam hal yang tidak pasti atau bisa di
sebut dengan wilayah abu-abu maksudnya adalah masa dimana kita

30
kehilangan kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana
yang salah.
b. Pengkajian Trend
Setiap style atau gaya busana dalam kurun waktu tertentu
akan selalu mengalami perubahan – perubahan . Kecenderungan
perubahan ini yang disebut trend. Dalam pagelaran busana kali ini
trend yang digunakan merupakan trend Forecasting 2017/2018
Greyzone
c. Penerapan Sumber Ide
Sub-tema yang penuls dapat kan adalah Critter. Sumber ide yang
penulis angkat adalah tulang rusuk dan ditrapakan pada desain bolero
bagian depan dan belakang.
2. Pelaksanaan/ Proses.
Proses pembuatan desain harus memperhatikan beberapa hal seperti
pola dasar busana, teknologi yang digunakan, serta hiasan yang
digunakan.
b. Penentuan Pola
Ketika membuat pola tentunya ada beberapa sistem dalam
membuat pola seperti pola sistem So-En maupun sistem Mayneke.
Sedangkan dalam pembuatan busana pesta ini penulis
menggunakan pola sietem So-En.
c. Teknologi Busana
Menurut Nanie Asri Yulianti (1993) teknologi busana adalah cara
atau teknik pembutaan busana agar hasilnya menarik dan nyaman
dipakai.dan teknologi yang digunakan dalam membuat busana
pesta malam ini menggunakan teknologi Adibusana
d. Hiasan
Hiasan busana adalah suatu komponen yang digunakan dalam
busana yang berungsi sebagai hiasan agar busana yang digunakan
terlihat lebih indah.
e. Proses pembuatan

31
Proses pemuatan merupakan tahap tahap yang dilalui dalam
membuat busana pesta malam.

3. Penyelesaian
a) Finishing
Peoses finising ini dilakukan dengan menyeltika atau mengepres
busana dan memasang aksesoris seperti payet bila ada.

B. Proses Pembuatan Busana

1. Membuat Moodboard

Menciptakan desain hal yang dilakukan terlebih dahulu adalah


membuat moodboard. Moodboard adalah suatu media, bisa berupa
papan, buku, maupun katalog yang berisi kumpulan gambar dan
digunakan sebagai refrensi desain yang akan diwujudkan

Gambar 6. Moodboard dengan sumber ide Rib Cage (tulang rusuk)


Moodboard adalah suatu media, bisa berupa papan, buku,
maupun katalog yang berisi kumpulan gambar dan digunakan sebagai

32
refrensi desain yang akan diwujudkan. Moodboard kali ini dibuat
sebagai bahan refrensi pembuatan desain busana pesta malam dengan
sumber ide tulang rusuk.
Membuat moodboard bisa menggunakan 2 cara yaitu:
1) Cara manual
cara manual ini membutuhkan beberapa bahan dalam pembuatan
moodboarnya seperti
a) berbagai kumpulan gambar yang memuculkan inspirasi
desain
b) kertas karton
c) ketas asturo,
d) Lem kertas
e) gunting
f) sepidol warna
Cara membuatnya dengan kertas karton dilapisi kertas
asturo dan gambar gambar di gunting kemudian tempel sesuai
urutan yang di inginkan
2) Cara modern
Membuat moodboard dengan cara ini bisa mengunakan aplikasi
Corel Draw, Adobe Photoshop atau Pic Art yang perlu disiapkan
hanya file gambar yang akan digunakan dalam moodboard.

33
2. Membuat Desain

Menurut Suciwati (2013:3) desain merupakan salah satu benda atau


sarana berupa papan atau bidang datar dimana berisi gambar yang dapat
menggambarkan sumber ide yang diwujudkan oleh desainer. Pembuatan
desain berdasarkan moodboard yang telah di buat sebelumnya
1. Desain Busana
Pembuatan desain dilakukan ketika moodboard sudah jadi. Bagian
medesain ini dibagi menjadi 3 jenis desain yaitu desain ilustrasi,
desain kerja, dan desain presentasi
a. Desain Sketsa

34
Gambar 7. Desain Sketsa

b. Desain Ilustrasi
Desain ilustrasi adalah gambar busana yang dapat ditiru dan
dikembangkan sebagai informasi dalam menciptakan suatu desain
busana. Ilustrasi desain biasanya berupa gambar busana utuh atau
bentuk secara keseluruhan.

35
Gambar 8. Desain Ilustrasi

c. Desain kerja
Desain kerja merupakan seketsa desain yang digunakan
desainer dalam proses produksi atau pembuatan busana. Sehingga
memudahkan desainer dalam mengamati bagian bagian penting
busana tersebut.

36
Gambar 9.Desain kerja

d. Desain presentasi
Desain presentasi merupakan desain yang digunakan bagi seorang
desainer dalam membantu menjelaskan koleksi dari seorang
desainer tersebut yang ditujukan ke pelanggan agar pelanggan.

37
Gambar 110. Desain Presentasi

3. Memilih Bahan

Pemilihan bahan untuk busana sangat penting untuk meujudkan desain


menjadi lebih nyata, dan pemilihan bahan harus sesuai dengan konsep
yang sudah di buat dalam moodboard. Bahan yang digunakan dalam
membuat busana pesta malam ini adalah bahan oscar, suade, organza
dan velvet

38
Gambar 11. Foto bahan yang digunakan.

4. Mengambil Ukuran

Menurut Wijiningsih (1982:4) desain dipengaruhi oleh ukuran, sehingga


untuk memperoleh desain yang memperlihatkan suatu keseimbangan
harus mengukur ukuran dengan baik.
Ukuran yang dibutuhkan
Berikut hasil pengukuran pada badan model
Li Leher :36cm
Li Badan :80cm
Li Pinggang :66cm

39
Li Panggul :100cm
Pj Punggung :38cm
Lb Pnggung :30cm
Pj Muka : 30cm
Lb Muka : 33cm
Pj Sisi : 17cm
Ti Dada :15cm
Jr Dada : 16cm
Pj Bahu :11cm
Kerung Lengan: 44cm
Pj Lengan :33 cm
Ti Panggul :19cm

5. Membuat Pola

Tahap selanjutnya yaitu membuat pola. Sistem pola yang digunakan


adalah pola sistem So-En. Pertama yang di buat adalah pola kecil
menggunakan skala 1/4 dan apabila pola sudah benar baru membuat
pola besar sehingga meminimalisir kesalahan dalam membuat pola
besar
a. Pola Dasar Badan

40
Gambar 12. Pola dasar badan

Keterangan Pola Depan:


A-A1 : 1/6 Li Leher
: 6cm
A-B :1/6 Li Leher+ 1,5cm
: 6cm + 1,5cm= 7,5cm
B-C : Pj Muka
A-E : 1/4 Li Badan + 1cm
:1/4.80cm +1cm
:20cm

41
C-F : Pj Sisi = 17cm
E-E1 : turun 5cm dari A1 garis lurus ke E1
A1-A2 : 11cm Pj Bahu
F-H : 1/3 B-F
:1/3. 16cm = 5.3cm
Kemudian garis lurus hingga ujung
H1 : dari A2 buatlah garis bantu tegak lurus hingga bertemu garis
dan kemudian kurang 1,5cm / masuk kedalam dan buatlah garis
lengkung
C-O : jarak dada = 16:2 = 8cm
C-D :1/4 Li Pinggang + 1cm-2cms
:1/4. 66cm +1cm-2cm= 15cm
J-J1 : turun 3cm
J-K :1/4 Li Panggul + 1
:1/4. 100+ 1cm = 25cm

42
Gambar 13. Pola Dasar Dress

b. Pecah Pola

43
Gambar 14. Pecah Pola Bolero

Gambar 15. Pecah Pola Dess Bagian Depan

44
Gambar 16. Pecah Pola Dress Bagian Belakang

45
Rancangan harga

Nama
No Spesifikasi Keperluan Harga Satuan Jumlah Harga
Barang

Bahan Utama

1. Oscar Lebar 150 1,5 m Rp. 115.000 Rp. 172.500


Germany cm

2. Suade Lebar 150 2m Rp. 48.000 Rp. 96.000


cm

3. Organza Lebar 115 1.5 cm Rp. 45.000 Rp. 67.500


cm

4. velvet Lebar 115 1cm Rp. 18.000 Rp. 18.000


kuning cm

4. velvet abu- Lebar 115cm 2m Rp. 15.000 Rp. 30.000


abu

5. Benang abu-abu 1 buah Rp. 1.500 Rp. 1.500

6. Benang transparant 1 buah Rp. 1.000 Rp. 1.000


spul

7. Rit Jepang abu-abu 1 buah Rp. 5.300 Rp. 5.300

Total Rp414.300

46
6. Memotong Bahan

Pola yang telah di buat dipotong kemudian di letakakaan diatas


bahan utama yang sudah di bentangkan dan pola disemat menggunakan
jarum, sebelum memotong bahan utama tandai jarak untuk kampuh,
begitu pula dengan bahan furingnya.
Langkah – langkah memotong bahan :

a. Menggelarkan kan pada bidang datar


b. Menempelkan kertas pola sesuai rancangan bahan
c. Memberi pentul pada sisi – sisi kertas pola agar pola tidak
bergeser
d. Memotong bahan sesuai kertas pola yang sudah diberi kampuh

Gambar 17. Memotong bahan

47
7. Menjelujur Bahan

Bahan yang sudah dipotong kemudian di jelujur semua untuk fitting 1


dan dicoba ke model yang akan memperagakan busana tersebut.
Dijelujur fungsinya memudahkan desainer dalam menambah atau
mengurangi bagian yang dirasa belum pas atau belum baik posisi bagian
busananya.

8.Menjahit Bagian Busana

Bagian busana yang telah dijelujur kemudian dijahit. Apabila pada


fitting 1 ada perbaikan, dibetulkan terlebih dahulu kemudian baru dijahit
dengan menggunakan kampuh dijahit kecil dan bagian garis hias dipotong
tanpa penyelesaian.
Pada proses ini ada dua proses yaitu penjahitan 1 dan
a. Penjahitan I
enjahitan I yang dilakukan adalah proses jelujur ini menggunakan
jarum jahit tangan dan benang jahit. Proses penjahitan I ini
digunakan untuk proses fitting I.
 Fitting I
Pada fitting I busana yang sudah dijelujur di kenakan oleh
model langsung dengan tujuan untuk mengetahui ketepatan pola dan
kenyamanan busana yang akan digunakan pada model. Pada bagian-
bagian tertentu biasanya mengalami perubahan seperti pada bagian
pinggang ataupun bagian badan. Bagian – bagian tersebut diperbaiki
kembali untuk mendapatkan pola yang sesuai dengan badan model dan
nyaman dikenakan.Berikut beberapa hal yang dievaluasi pada proses
fitting 1 beserta perbaikannya.

48
Aspek Hasil evaluasi

Lingkar pinggang Lingkar pinggang dikecilkan 4 cm


Lingkar panggul Lingkar panggul dibesarkan 6 cm
Furing Furing terlalu pendek bajan utama jadi menggembung
kupnat Penambanhan kupnat di 2 tempat

b. Penjahitan II
Setelah proses fitting I selesai bagian – bagian yang perlu
diperbaiki di rubah sesuai koreksi pada fitting I. Pada tahap ini busana
yang sudah dijahit menggunakan mesin dan penyelsaianya mengunakan
teknologi adi busana Langkah – langkah penjahitan II :
A. Menjahit Bolero
1. Menjahit bagian garis hias pada bolero
2. Menjahit bahu dan sisi bolero
3. Menyambungkan furing dengan bahan utama bolero
4. Menjahit bagian bawah bolero
5. Menjahit rompok depan bolero
6. Menjahit lengan kemudian kerung lengan dirompok
B. Menjahit Dress
1. Menjahit dress dimulai dengan menjahit kupnat
2. Menjahit sisi dress sisakan untuk pemasangan rit
3. Menjahit tali bahu kemudian diselipkan pada bagian atas dengan
furing
4. Menjahit rok bagian bawah dengan potongan rok
5. Menjahit sambungan rok dengan badan
6. Menyambung furng dengan bahan utama dress
7. Menyelesaikan kelim bagian bawah dan sum roll pada lengan
8. Setiap langkah menjahit usahakan di press terlebih dahulu
sebelum melanjutkan langkah selanjutnya

49
9. Fitting 2

Fitting 2 dilakukan kepada model sebagai uji coba terakhir kepada


model sebelum di peragakan. Pada fitting 2 busana yang dibuat harus
90% jadi karena akan dinilai oleh dosen pembimbing.

50
C. Desiminasi Karya

1. Persiapan
a. Penentuan tema
Program Studi Pendidikan Teknik Busana dan Teknik
Busana UNY angkatan 2014 mempersembahkan pergelaran dengan
tema “Dimantion” yang merupakan singkatan dari Disoriented Of
Human Preception..Tema pergelaran ini mengacu pada trend mode
2017/2018 yaitu Greyzone.
b. Pembentukan Panitia
Pembentukan panitia pergelaran bertujuan agar pergelaran
berjalan dengan baik dan lancar. Kepanitiaan dalam pegelaran busana
terdiri dari:
1) Ketua, bertugas mengkoordinasi seluruh kegiatan dalam
kepanitiaan pagelaran busana, serta bertanggung jawab atas
segala kelancaran penyelenggaraan acara. Disini ketua dituntut
untuk mampu mengkoordinir seluruh seksi-seksi dan bijaksana
dalam mengambil keputusan-keputusan demi tercapainya tujuan
dengan mengutamakan kebersamaan atau kerjasama.
2) Sekretaris, bertugas mengurus pembuatan proposal, administrasi
surat-menyurat, pengadaan undangan, sertifikat, serta laporan
pertanggungjawaban.
3) Bendahara, bertugas mengurus anggaran dana pagelaran.
4) Sie Acara, bertugas menyusun acara baik juklak maupun juknis
acara, mencari pengisi acara dan MC.
5) Sie Konsumsi, bertugas mengurus konsumsi untuk peserta,
panitia, juri, dosen pembimbing, tamu undangan, dan penonton
pada saat pagelaran.

51
.Gambar 18 Layout kardus snack
6) Sie Sponsor, bertugas membuat layout proposal sponsor dan
mencari sponsor untu menukung acara pergelaran

Gambar 19 Sponsor

7) Sie Juri, bertugas mencarai juri untuk penilaian terhadap


peragawati dan busana yang dibawakan peserta.
8) Sie Perkap, bertugas menyiapkan segala perlengkapan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pagelaran.
9) Sie Humas dan Penerima tamu, bertugas mendata dan
mengantarkan surat keluar.
10) Sie Publikasi, bertugas mengkoordinasi dan promosi pagelaran
busana ke berbagai media partner, membuat desain phamflet,
ticket, cocard, sertifikat, undangan

52
Gambar 20 Logo

Gambar 23Pamflet

Gambar 21 Undangan

Gambar 22 Tiket
Gambar 24 Id-card

53
11) Sie Dekorasi, bertugas mengkoordinasi untuk pembuatan dalam
pelaksanaan pagelaran.

Gambar 25 Layout Panggung

Gambar 26 Hasil Panggung

54
12) Sie Dokumentasi, bertugas mengkoordinasi serta mempersiapkan
dokumentasi yang dipergunakan pada saat acara berlangsung, dan
mendokumentasikan semua proses sebelum acara dalam bentuk foto
maupun video.
13) Sie Sponshorsip, bertugas mencari dukungan atau sponsor kepada
semua pihak (lembaga institusi/perusahaan) baik berupa uang,
voucher, maupun potongan harga.
14) Sie Peragawati, bertugas membuat nomor urut peragawati, membuat
koreo serta segala sesuatu yang berhubungan dengan peragawatiling.
15) Sie Backstage and Floor Manager, bertugas mengurus keperluan
yang ada di belakang panggung, area panggung dan penonton.
16) Sie Make up, Hairdo, Hijab, bertugas mengkoordinasi penata rias
(yaitu make up, hairdo, dan kreasi jilbab) untuk peragawati,
penerima tamu, penyanyi, dan MC.
17) Sie Booklet, menyusun pembuatan booklet, merencanakan
pelaksanaan sesi foto booklet.
18) Sie Keamanan, bertugas mendisiplinkan dan mengamankan acara.

55
BAB IV
HASIL PENCIPTAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penciptaan Karya

1. Hasil Analisis
Penciptaan busana pesta ini mengacu pada trend 2017/2018 yaitu
Greyzone dengan tema Cryptic dan sub-tema Critter .Konsep pembuatan
moodboard ini berupa:

Look : Feminin Look


Style : Elegant
Trend : Greyzone
Tema trend : Cryptic
Sub tema trend: Critter
Inspirasi : Tulang rusuk
Siluet : Siluet T
Warna : Coklat tua, abu-abu
Tekstur tekstil : Kaku dan melangsai

56
2. Deskripsi Desain Karya
a. Bagian Bolero
i. Bolero dibuat menggunakan bahan utama oscar.
ii. Sumber ide dimunculkan pada bagian bolero depan dan belakang
dengan cara menggunakan garis hias.
iii. Untuk membuat garis hias teknik yang digunakan dalam
mengaplikasikan sumber ide menggunakan teknik Slice yaitu teknik
memotong
iv. Mejahit garis hias menggunakan benang trasnparan
v. Lengan yang digunakan adalah lengan lonceng dengan pola lingkar
vi. Peneyelesaian lenggan bagian bawah dengan cara wolsum dan di sum
gulung
vii. Furing bagian dalam menggunakan bahan velvet warna kuning
viii. Kerung lengan menggunakan penyelesain rompok

b. Bagian Dress
i. Dress menggunakan bahan utama suade
ii. Rit jepang di pasang di sebelah kiri
iii. Cara menjahit dress bagian luar dan bagian dalam dijahit terpisah
kemudian baru disambungkan
iv. Penyelesaian bagian bawah di kelim

57
B.Pembahasan

1. Pembuatan Busana
Pembuatan busana pesta Lady Bone terdiri dari two piece yairu
bolero dan dress untuk bagian dalam. Ciri khas dari busana pesta ini
adalah garis hias yang menjadi point of intrest pada bagian depan dan
belakang. Penggunaan garis hias sebagai penerapan sumber ide yang di
angkat yaitu tulang rusuk. Kesan feminin pada bolero ini terletak pada
lengannya. Pada pembuatan lengan lonceng menggunakan pola lingkar
dan pada penyelsaian lengan di wolsum dan di sum gulung.
Sedangkan dress bagian dalam terdiri dari one piece namun pada
garis hias di bagian dress bisa di pasang dan dilepas karena
pemasangannya menggunakan kancing cetit. Garis hias pada bagian kanan
rok dress berfungsi untuk menutupi potongan pada bagian kanan rok
karena cirikhas dress ini adalah potongan sebatas paha pada bagian kanan
rok. Sehingga untuk menutupi jahitan pada bagian atasnya.
Bahan utama yang digunakan dalam membuat busana pesta ini
adalah kain oscar yang memiliki dua sisi yang bereda warna yaitu warna
coklat tua dan warna krem. Kemudian bahan yang lain adalah bahan
suade warna abu-abu dan kain organza. kain oscar digunakan untuk bahan
bolero dan bagian garis hias pada rok dress kemudian kain organza
digunakan untuk membuat lengan lonceng.
Teknik pembuatan busana ini dengan pola konstruksi, sedangkan
teknologi busananya dijahit dengan mesin jahit. Teknik penyelesaiannya
sebagian besar diselesaikan dengan tangan seperti pengeliman, serta
penyelesaian kampuh dijahit kecil dan dirompok sehingga membutuhkan
waktu yang cukup lama serta ketelitian untuk hasil yang rapi dan
maksimal.
Pembuatan busana pesta ini membutuhkan ketelitian dan kesabaran
dalam pembuatan bagian bolero dan garis hiasnya karen setiap garis hias
harus diukur satu persatu dan dalam teknik memotonya harus benar oleh

58
karena itu hal tingkat kesulitanya terletak pada pembuatan garis hiasnya.
Berikut adalah foto busana pesta malam Lady Bone yang sudah jadi:

Gambar 27 Hasil Busana Tampak Depan Dan Belakang.

2. Penyelnggaraan Pergelaran Busana


a. Penentuan waktu dan tempat pelaksanaan
Waktu pelaksaan kegiatan pergelaran busana sesuai dengan susunan
acara yang telah disusun sebelumnya yakni pada tanggal Jumat, 24
Maret 2017 pukul 18.00 WIB. Tempat yang digunakan untuk

59
menyelenggarakan pergelaran busana yaitu di gedung auditorium
UNY.
b. Pelaksanaan
Adapun susunan acara pada pergelaran busana dengan tema
“Dimantion” ini adalah sebagai berikut:
1) Penilaian Gantung
Penilaian gantung merupakan penilaian karya busana mahasiswa
yang pada saat penilaian karya akan di pasang di mannequin.
Penilaian gantung ini dilaksanakan tanggal 19 Maret 2017 yang
bertempat di KPLT lantai 3 dan diikuti oleh semua mahasiswa
yang mengikuti mata kuliah Proyek Akhir dan Karya Inovasi
Produk Busana.

Gambar 28 Penilaian gantung


2) Grand Juri
Grand Juri dilakukan setelah penilaian gantung selesai. Grand juri
merupakan bagian dari pergelaran busana yang dilaksanakan pada
tanggal 19 Maret 2017 dan bertempat di gedung KPLT lantai 3
dan diikuti semua mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Proyek
Akhir.
3) Gladi Bersih

60
Gladi bersih merupakan persiapan pelaksanaan pergelaran busana
dan semua divisi sudah menyelesaikan tugas serta persiapan yang
dibutuhkan pada saat pergelaran busana dilaksanakan.

C. Hasil Pergelaran

Pergelaran busana dengan tema “Dimantion” berjalan lancar dan meriah.


Kesan eksklusif dan penerapan tema dari trend forecasting 2017/2018 terlihat
kental, ditambah lagi dengan dukungan lighting, koreo dan music yang
seirama dengan tema dan sub-tema masing-masing busana yang dipergelarkan
oleh model tersebut.
Dalam pergelaran dini diperoleh beberapa kejuaraan yaitu:

Kelas Kejuaraan Nama


S1 Reguler Juara I Hasna Nur Maulani
Juara II Laily Wahyuningtyas
Juara III Riana Kusmumawardhani
SI Non-Reguler Juara I Ratih noviani
Juara II Elfianan
Juara III Afifah
D3 Juara I Grace
Juara II Felya Furnawita
Juara III Qori Datul
Juara Favorit Ratih noviani
Juara Best Design Afifah
Juara Umum Ratih noviani

61
Gambar 29. Juara untuk kelas A

62
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan penciptaan dan hasil pembahasan dapat diambil


kesimpulan bahwa:
1. Busana pesta adalah busana yang dikenakan pada kesempatan pesta,
dimana busana tersebut dibagi menurut waktunya yaitu pesta pagi, pesta
siang, dan pesta malam (Prapti Karomah & Sicillia. S, 1998 : 8-10). Busana
pesta adalah busana yang dipergunakan dalam kesempatan pesta baik pada
pagi hari, sian hari, sore hari maupun malam hari (Enny Zuhni Khayati ,
1998 : 3). Berdasarkan kajian diatas busana pesta adalah busana yang lebih
istimewa dibandingkan dengan busana lainnya, baik dari segi bahan
sebelum pemotongan, pada saat penjahitan dan setelah pakaian selesai
dijahit. Busana pesta malam adalah busana pesta yang dikenakan pda
kesempatan malam hari. Pemilihan bahan sebaiknya bertekstur agak lembut
dengan warna bahan yan cerah atau warna yang agak gelap dan tidak
mencolok.
2. Pembuatan busana pesta malam dengan sumber ide tulang rusuk
melalui beberapa tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap
persiapan mulai dari mengkaji tema Criptic dan subtema Critter,
mengidentifikasi sumber ide, menciptakan desain busana. Pelaksanaan
meliputi pembuatan desain kerja busana, pengambilan ukuran, pembuatan
pola busana, pecah pola busana, perancangan bahan dan harga, peletakkan
pola pada bahan, pemotongan bahan, pemberian tanda jahitan, menjelujur,
fitting 1, evaluasi , menjahit dengan menggunakan teknik jahitan halus,
memasang hiasan pada busana, fitting 2, evaluasi fitting 2, memperbaiki
kekurangan setalah fitting, dan penyelesaian. Pada fitting 1 ada beberapa
evaluasi dan perbaikan pada bagian kup dan panggul, namun sudah
diperbaiki sesuai badan model.

63
3. Gelar busana (fashion show) merupakan suatu kegiatan yang
diselengarakan oleh seseorang atau instansi tertentu dengan menampilkan
busana-busana yang dikenakan oleh peragawan atau peragawati.
Pergelaran busana adalah parade busana yang dikenakan oleh model hidup
atau peragawati
4. Pergelaran Proyek Akhir dan Karya Inovasi Produk Busana ini
mengangkat tema “Dimantion” yang merupakan singkatan dari Disoriented
Of Human Preception..Tema pergelaran ini mengacu pada trend mode
2017/2018 yaitu Greyzone.

B. Saran

Dalam pembuatan “Busana Pesta Malam Untuk Remaja Dengan Sumber


Ide Tulang Rusuk” ini mengalami beberapa kesulitan, adapun saran yang
dapat disampaikan antara lain:
1. Dalam penciptaan desain:
Sebelum menciptakan sebuah desain, ada beberapa langkah yang perlu
diperhatikan. Pertama, menentukan tema besar dalam pembuatan busana.
Kedua, mencari informasi dan referensi sebanyak-banyaknya tentang
sumber ide yang akan menjadi perencanaan penciptaan desain. Ketiga,
menentukan sumber ide yang bersangkutan dengan tema yang telah
ditentukan. Keempat, filosofi dari sumber ide tersebut harus dipelajari
terlebih dahulu agar proses pembuatan busana pesta dapat berjalan lancar
dan tidak banyak kendala. Kelima, membuat moodboard sesuai dengan
prosedur pembuatan moodboard yang benar.
2. Dalam pembuatan busana:
Pada proses pembuatan busana pesta malam harus memperhatikan
teknik pengambilan ukuran secara cermat dan detail. Kesalahan dalam
pengambilan ukuran akan mengakibatkan busana yang dihasilkan tidak
sesuai dan tidak nyaman dikenakan oleh model. Proses pemotongan bahan
yang perlu diperhatikan adalah arah seratnya meletakkan pola pada bahan
agar jatuhnya bahan bagus. Selain itu, hendaknya setiap tahap penjahitan

64
harus disetrika atau dipress agar busana yang dihasilkan lebih rapi. Dalam
proses pressing juga harus hati – hati agar tidak merusak busana.

3. Dalam Pergelaran Busana


a. Kekompakan anggota harus dikuatkan agar tidak terjadi salah
paham.
b. Para penyelenggara hendaknya sering berkonsultasi dengan dosen
pembimbing sehingga target segera tercapai.
c. Perlu dikaji lebih mendalam tentang tema besar sesuai trend
forecasting 2017/2018 dalam penerapan pada tata panggung dan semua
unsur pda pergelaran. Agar pada saat acara pergelaran semua unsur pada
pergelaran memiliki satu kesatuan yang akan mendukung busana yang
digelarkan menjadi lebih indah dilihat oleh penonton.

65
66

Anda mungkin juga menyukai