INDAH SETYAWATI
13513241041
2021
DENGAN JUDUL :
Disusun Oleh :
Indah Setyawati
13513241040
Telah memenuhi syarat dan diuji oleh Dosen Pembimbing mata kuliah
Karya Inovasi Produk Fashion pada Januari 2021
Mengetahui,
NIP. 196402051987031001
ii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 13513241040
Menyatakan bahwa Karya Inovasi Produk Fashion ini benar – benar karya saya
sendiri. Sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat kerya atau pendapat yang ditulis
atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Indah Setyawati
NIM 13513241041
iii
“KADIN COL”
ABSTRAK
Penciptaan PRODUK inovasi produk fashion ini bertujuan untuk: (1) Mencipta desain
busana pesta malam wanita dengan sumber idet Turk. (2) Mendeskripsikan
pembuatan busana pesta malam wanita dengan sumber ide Turk. (3) Menampilkan
busana melalui pergelaran fashion show dengan tema “AUTHENTURE” yang
menampilkan busana pesta malam untuk wanita sumber ide Turk.
Proses penciptaan desain meliputi: mengkaji tema, trend dan sumber ide. Serta proses
pembuatan busana meliputi: (1) persiapan yang didalamnya meliputi: pembuatan
pola, mengutip pola kebahan, memasang bahan penunjang (2) tahap pembuatan yang
didalamnya meliputi: menjahit dan menghias busana, pengepasan dengan model, (3)
finishing yang didalamnya meliputi: menyelesaikan kampuh, pengecekkan ukuran
dan pengepressan, menyelesaikan tepi busana, menghias busana dan pengepressan
terakhir.
Hasil penciptaan produk inovasi fashion ini adalah: 1) terciptanya desain busana pesta
malam wanita dengan sumber ide Turk yang disajikan dalam Disain Ilustrasi. (2)
Perwujudan produk busana pesta malam wanita dengan sumber ide Turk yang terdiri
dari tiga bagian utama, yaitu kemben serta rok asimetris dan jubah yang berhiaskan
hiasan busana berupa patchwork (3) busana pesta malam wanita muda ini ditampilkan
dalam pergelaran busana “Authenture” yang diselenggarakan pada hari Selasa, 19
April 2016 di Auditorium UNY.
iv
“KADIN COL”
ABSTRACT
The creation of this fashion product innovation work aims to: (1) Create a fashion
design for evening parties with the source of the idea of Turk. (2) Describe the making
of evening dresse for woman with the source of the idea of Turk. (3) Showing the final
result through a fashion show with the theme "AUTHENTURE" which features
evening party dresses for woman with Turk as the source of ideas.
The process of creating designs includes: reviewing themes, trends and sources of
ideas. The process of making clothes includes: (1) preparation that includes: making
patterns, quoting the pattern of resistance, installing supporting materials, (2) making
process that includes: sewing and decorating, fitting, (3) finishing that includes:
checking and pressing, finishing the edges of the dress, decorating the clothes and the
last pressing.
The results of the creation of innovative fashion products are: 1) The creation of
fashion designs for woman evening parties with Turk as source of the idea being
presented in Ilustration Design. (2) Embodiment of woman evening party outwear
with the source of the idea of Turk is a dress consisting of three main parts, a bustie,
an asymetric skirt,and a cape with patchwork as the point of interest. (3) this evening
outwear is displayed in the "Authenture" fashion show which was held on Tuesday,
19th of April 2016 at Yogyakarta State University’s Auditorium.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Allah SWT karena telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan “Laporan Karya Inovasi Produk
Fashion”. Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Proyek
Akhir Karya Inovasi Produk Fashion.
Namun tentu saja penulisan laporan ini terselesaikan tidak dengan usaha
penulis sendiri, tetapi juga karena dukungan dan bimbingan pihak-pihak terkait. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:
Laporan ini tentu saja jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran yang dapat membuat laporan ini mendekati kata
sempurna. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun penulis.
Indah Setyawati
13513241040
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penciptaan Produk....................................... 1
B. Rumusan Penciptaan Produk.................................................. 2
C. Tujuan Penciptaan Produk..................................................... 3
D. Manfaat Penciptaan Produk................................................... 3
E. Spesifikasi Produk yang Diciptakan ...................................... 4
vii
BAB III METODE PENCIPTAAN PRODUK
A. Penciptaan Desain
1. Mengkaji tema, trend dan sumber ide......................................19
2. Menentukan tema, trend dan sumber ide..................................19
3. Mengaplikasikan tema, trend dan sumber ide..........................19
4. Penyusunan Moodboard...........................................................20
5. Desain Sketsa...........................................................................21
6. Desain Presentasi.....................................................................21
7. Desain Kerja.............................................................................23
B. Prosedur dan Teknik Pembuatan Produk
1. Penentuan Bahan baku.............................................................24
2. Penentuan Ukuran Tubuh.........................................................25
3. Pembuatan Pola........................................................................26
4. Penghitungan Biaya Produksi dan Harga Jual.........................35
5. Proses dan Teknik Cutting.......................................................36
6. Penjahitan Busana....................................................................37
7. Finishing..................................................................................37
8. Evaluasi...................................................................................38
C. Rancangan Pergelaran Produk
1. Persiapan..................................................................................39
2. Pelaksanaan..............................................................................40
3. Evaluasi....................................................................................43
B. Pembahasan………………..................………………….......47
viii
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................52
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Spesifikasi Produk 6
Tabel 2. Penentuan Bahan 46
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Turk 7
Gambar 2. Sub Tema Timurid 13
Gambar 3. Busana Berperang Bangsa Persia 15
Gambar 4. Desain Moodboard 34
Gambar 5. Desain Sketsa 35
Gambar 6. Desain Ilustrasi 38
Gambar 7. Disain Produksi 39
Gambar 8. Desain Produksi II 41
Gambar 9. Pola Dasar Badan Sistem So En 42
Gambar 10. Pola Bustie Hasil Pengembangan Pola So En 43
Gambar 11. Pola Dasar Rok 45
Gambar 12. Pola Perubahan Ro 48
Gambar 13. Tata Atur Kursi 49
Gambar 14. Desain Backdrop 51
Gambar 15. Ilustrasi Desain 52
Gambar 16. Hasil Pembuatan Patchwork 53
Gambar 17. Hasil Pembuatan Produk Bagian Depan 53
Gambar 18. Hasil Pembuatan Produk Bagian Belakang 53
Gambar 19. Busana yang diperagakan model 56
Gambar 20. Tata Panggung 57
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
lainnya. Hal ini membuat para pakar fashion mulai melirik bahan
tradisional lokal. Banyaknya suku atau etnis di Indonesia, menjadikan
Indonesia begitu kaya akan bahan atau kain tradisional. Bahan atau
kain tradisional yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi dan
merupakan kerajinan tangan yang indah yang bernilai seni tinggi, kain
tradisional yang dihasilkan begitu beragam seperti kain tenun, songket,
kain batik, dll. Produk kain tradisional di Indonesia inilah yang kini
menjadi icon yang bisa menjadi daya saing dengan produk luar negeri.
Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya disainer lokal yang mulai
mengangkat kain tradisional dan menerapkannya pada disain busana
karya mereka. Seperti pada pergelaran busana Jakarta Fashion Week,
para desainer berlomba-lomba menampilkan busana karya mereka
dengan perpaduan bahan tradisional. Hal ini menunjukkan betapa besar
minat fashion di Indonesia dengan kain tradisional. Dengan semakin
besar minat masyarakat pada kain tradisional maka akan semakin
mendukung pertumbuhan produsen kain tradisional.
Selain daripada itu selera masyarakat akan bermacam warna,
motif, tekstur, dan bentuk busana mempengaruhi gaya berbusana dan
penampilan pemakai. Penampilan tersebut perlu disesuaikan dengan
fungsi dan kesempatan pemakaian busana yang akan dikenakan.
Kesempatan pesta merupakan salah satu kegiatan yang membutuhkan
busana yang khusus untuk dikenakan. Busana pesta adalah busana
yang dipakai untuk menghadiri suatu pesta. kapan pesta itu diadakan,
apakah pestanya pagi, siang, sore ataupun malam, karena perbedaan
waktu juga mempengaruhi model, bahan dan warna yang akan
ditampilkan (Ernawati, dkk 2008: 32). Busana pesta dikategorikan
pesta pagi, siang, sore dan pesta malam hari dengan berbagai macam
acaranya. Seperti pada busana pesta pada sore hari atau cocktail party,
memiliki bentuk dimana gaun lebih terlihat semi formal, berwarna
2
cerah dan panjang gaun maksimal pada betis kaki. Sedangkan untuk
pesta malam hari pada umumnya dikenakan untuk pesta formal dan
terkesan eksklusif.
Semangat mengangkat kearifan budaya lokal ini juga
diterapkan pada Pergelaran Proyek Akhir Busana yang berjudul
“AUTHENTURE” (Authenticity For Human Nature) pada mata kuliah
proyek akhir oleh para mahasiswa-mahasiswa program studi
Pendidikan Teknik Busana (S1) dan Teknik Busana (D3). Pada
pergelaran proyek akhir ini, mahasiswa berkesempatan menampilkan
karya busana pesta pagi, evening, cocktail, malam dan gala.
Pagelaran Proyek Akhir kali ini mengangkat tema
“AUTHENTURE” yang merupakan singkatan dari Authenticity For
Human Nature yang berarti keaslian dari kealamian manusia.
Authenticity adalah sebuah istilah tertulis dalam filosofi seni dan
psikologi. Authenticity menggambarkan tingkatan kekuatan pribadi,
spirit, dan karakter seseorang dalam menghadapi pengaruh tekanan
lingkunan eksternal. Dan human nature telah diartikan sebagai sifat
dasar atau bagian penting dari diri manusia uang diyakini telah menetap
dalam waktu yang cukup lama dan melalui beragam bentuk budaya.
Sedangkan pada zaman sekarang ini manusia cenderung sibuk
dengan dirinya sendiri, sibuk dengan dunia maya yang kita kenal
dengan social media dan interaksi hubungan sesame manusia pun
berkurang. Oleh karena itu seiring berjalannya waktu keaslian dari sifat
manusia sendiri memudar karena adanya teknologi modern saat ini
yang berkembang sangat pesat.
Pada pergelaran Proyek Akhir ini mengusung trend 2016 yaitu
Resistance. Resistance merupakan tawaran trend global 2016/2017,
merespon perkembangan pola pikir masyarakat yang berupaya
melindungi diri karena kehidupan yang terlalu didominasi kemajuan
3
teknologi. Bagaimana hubungan teknologi dengan alam, kemanusiaan
dan pola hidup mayarakat urban dituangkan dalam empat tawaran tema
yang masing masing kemudian diungkapkan dalam bentuk,style,detail
dan warna. Empat kecenderungan ini merespon berbagai tipe selera
masyarakat. Penjabarannya diharapkan dapat member pilihan untuk
dikembangkan lebih lanjut oleh pelaku usaha. Empat tema yang
ditawaran yaitu biopop, humany, colony dan refigium.
Pada kesempatan ini, penulis mendapat tema Refigium dengan
subtema Timurid yang merupakan salah satu acuan bagi penulis untuk
menciptakan busana pesta malam. Penulis menciptakan busana pesta
malam dengan mengambil sumber ide busana Turk yang berasal dari
bahasa Turki yang berartikan pelingdung kepala. Sumber ide yang
diambil berdasarkan trend yang ada akan digunakan penulis untuk
menciptakan karya busana pesta degan judul Kadin Col yang berarti
wanita gurun.
4
C. Tujuan Penciptaan Produk Busana
Tujuan busana ini diciptakan adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan desain busana pesta dengan tema refugium, sub
tema timurid, dan sumber ide Turk untuk diperagakan oleh
model pada pagelaran busana TA/PA.
5
E. Spesifikasi Produk yang Diciptakan
Kain tenun
jepara Refugium Turk Unsur desain
dengan (Pelindung
sub tema kepala baja) 1. Garis
trend - Lurus : memberi kesan
Kain lurik Timurid tegas, maskulin,kuat
Kain organza
Kain satin 2. Bentuk
- Berupa siluet A-line
3. Warna
- Hijau
- Cokat
- Biru
4. Tekstur
Kasar dan Bergelombang
5. Ukuran
Sesuai ukuran model
NIGHT OUTWEAR
Style : Artsy Ethnic
Look : Sahara look
Detail : Patchwork
6
Konsep busana pesta yang akan ditampilkan dalam peragaan
merupakan busana pesta berdasarkan referensi buku trend forcasting
2016/2017 yaitu Resistance yang berarti pertahanan. Dimana dalam
penerapannya penulis dapat mengambil sumber ide salah satu
pelindung kepala yang dirancang bangsa Timurid pada abad ke 14
untuk melindungi kepala pada saat berperang dengan bangsa lain dan
dengan sumber ide tersebut penulis mampu sedemikian rupa
merancang desain busana sehingga dapat menampilkan busana pesta
yang memiliki kesan tegas dan kuat namun tetap menampikan sisi ke
anggunan.
Busana pesta malam ini terdiri dari 3 peaces yaitu jubah, bustie
dan rok. Bahan utama dari busana ini adalah kain tenun jepara dengan
warna dominan coklat tanah dan biru yang dikombinasikan dengan
kain organza dan lurik udan grimis berwarna hijau
Gambar 1. Turk
7
Pelindung kepala bangsa timurid melambangkan keamanan,
kebanggaan atas bangsanya dan kesetiaan membela bangsa, dari
pengertian tersebut diharapkan busana ini juga melambangkan keamanan
wanita yang mengenakannya, dikarenakan pada jaman sekarang para
wanita sering merasa terintimidasi dari lingkungan dan oleh hal tersebut
busana ini diharapkan dapat memberi rasa aman pada si pengguna karena
penggunaan jubah yang menutupi hamper seluruh bagian tubuh. Busana
ini menampilkan mozaik khas bangsa timurid yang disusun dari
patchwork beberapa jenis kain yang melambakan kebanggaan si
pengguna busana dengan chiri khas bangsanya.
8
patchwork sehingga membentuk motif baru yang terinspirasi dari mozaik
bangsa Turki. Detail hiasan ini diaplikasikan pada jubah dan rok busana
pesta untuk menampilkan kesan tegas pada pemakainya serta memberikan
efek pusat perhatian pada busana.
9
BAB II
10
meringankan biaya suatu penyelenggaraan busana, panitia gelar busana
mencari dana melalui sponsor.
11
menetap dalam diri manusia sebagai benteng dari masuknya beragam
bentuk budaya.
2. Kajian Trend
12
kebanyakan pengungsi dunia. Tradisi ini kemudian dipadukan dengan
material dan proses dengan teknologi modern, menghasilkan karya
ethnomodern dengan garis-garis dan warna eksotis sebagai aksen. Ciri
khas dari timurid merupakan warna natural dengan warna eksotis.
13
Mamdy ( 1982:172 ), secara garis besar sumber ide dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam :
a. Sumber ide dari penduduk dunia atau pakaian daerah di Indonesia.
b. Sumber ide dari benda-benda alam, seperti bentuk dan warna
tumbuh-tumbuhan, binatang, gelomang laut, bentuk awan, dan
bentuk geometris.
c. Sumber ide dari peristiwa nasional maupun internasional, misal
pakaian olahraga dari peristiwa PON SEA Games, atau upacara 17
Agustus.
14
temui untuk mencari tempat tinggal yang baru, atau berperang
mempertahankan wilayah yang sedang mereka tempati. Hal tersebut
mengingatkan bahwa pertahanan juga merupakan bagian dari tema
trend 2016 yaitu resistance. Pada kesempatan kali ini penulis
memfokuskan sumber ide dari perisai kepala bangsa Persia yang
dibenama Turk yang merupakan kerucut corong besi yang berfungsi
untuk melindung bagian kepala dari para pejuang bangsa Persia.
15
siluet A dengan sedikit pengembangan pada bagian bawah rok yang
berupa patchwork dengan kombinasi kain yang terinspirasi dari motif
bangsa Timurid.
16
lebih menarik. 2016 tema trend fashion dunia adalah Resistance yang
didalamnya memiliki empat sub tema yaitu Bio Pop, Humane, Colony
dan Refugium. Dalam kesempatan ini penulis mengangkat sub tema
Refugium yang khususnya adalah Timurid. Unsur desain yang
diangkat pada tema Refugium ini sangat erat kaitannya dengan konsep
inovasi frugal yang dapat dipahami sebagai serangkaian kegiatan
desain rekayasa kreatif untuk menghasilkan produk teknologi inovasi
yang sangat murah (ultra-low-cost), kuat, dan mudah digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup ditengah situasi yang penuh dengan
keterbatasan. Bentuk sarung, permainan volume, serta gigantic pattern
yang terinspirasi dari budaya local menjadi pilihan yang paling sesuai
dengan tema Refugium.
Dalam kesempatan kali ini penulis akan mendesain busana
pesta malam, Busana pesta malam merupakan busana yang dikenakan
pada kesempatan pesta malam hari dari mulai matahari terbenam
hingga berangkat tidur, baik bersifat resmi maupun tidak resmi. Model
serta aksesoris yang digunakan lebih bebas dan lebih mewah dari
busana pesta pda kesempatan lainya. Bahan yang digunakan
berkualitas tinggi dan warna mencolok, seperti emas atau
perak.Adapun bahan yang biasanya dapat digunakan untuk busana
pesta malam seperti chiffon, organsa, tafeta, satin, beledu, dan bahan-
bahan berkilau.Pelengkap busana yang dapat digunakan pada pesta
malam sesuai dengan model, bahan, warna, dan tidak berlebihan
dengan sepatu bertumit tinggi.
Banyak jenis bahan busana yang dapat digunkan sebagai bahan
busana pesta malam. Bahan yang digunakan pun lebih istimewa
dibandingkan bahan busana untuk kesempatan lain. istimewa bukan
berati mahal melainkan memberi kesan mewah dan menarik. Menurut
Arifah A. Riyanto (2003:203), bahan yang dapat digunakan untuk
17
busana pesta antara lain: chiffon, tafeta, satin, beledu, lame, sutera,
voile, batik, jersey, corduroy, woll.
Menurut Enny Zuhni Khayati (1998:9), terdapat empat hal
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan busana, yaitu:
a. Memilih bahan sesuai dengan desain
b. Memilih bahan sesuai dengan kondisi si pemakai
c. Memilih bahan sesuai dengan kesempatan
d. Memilih bahan sesuai dengan keuangan keluarga.
18
B. Kajian Konsep Pembuatan Produk
19
Terdapat beberapa langkah dalam mengikuti trend mode, diantaranya:
a. Mengamati sebanyak mungkin mutakhir dari sumber mana pun.
b. Melihat kesamaan atau keseragaman dari sumber mengenai garis,
kecenderungan feminin, maskulin, atau siluetnya.
c. Memperhatikan detail-detail busana yang ada.
d. Memperhatikan jenis bahan, motif, dan warna yang sedang digemari.
e. Menarik kesimpulan tentang gambaran keseluruhan gaya mutakhir
yang sedang berjalan.
20
busana pesta malam untuk remaja ini adalah pelindung kepala para
prajurit bangsa Timurid dan mozaik khas bangsa Timurid. Langkah
selanjutnya setelah mencari dan menentukan sumber ide adalah mencari
referensi sebanyak-banyaknya mengenai sumber ide tersebut yang
selanjutnya dituangkan dalam sebuah moodboard. Moodboard adalah
kumpulan inspirasi atau sumber ide berbentuk gambar yang meliputi
sumber ide, trend, style, unsur, dan prinsip desain yang nantinya akan
digunakan sebagai acuan dalam pembuatan desain busana.
2. Pengambilan Ukuran
1) Lingkar leher: Lingkar leher diukur sekeliling leher sampai lekuk leher.
2) Panjang Bahu: Panjang bahu diukur dari batas leher ke puncak lengan.
21
5) Lingkar panggul: Lingkar panggul diukur dari sekeliling panggul (pas
dahulu) kemudian ditambah 4 cm atau 4 jari.
7) Lebar muka: Lebar muka diukur dari 5 cm dari bawah lekuk leher,
kemudian diukur dari batas lengan kanansanapai batas lengan kiri.
10) Panjang sisi: Panjang sisi diukur dari batas ketiak ke bawah dikurangi
3 cm.
22
untuk membuat busana. Untuk membuat pola ukuran yang pas sangat di
butuhkan
23
Dalam pembuatan sebuah busana tidak terlepas dari pemilihan
bahan baku yang digunakan. Sesuai dengan gambaran yang ingin di
gambaran penulis mengenai bangsa Timurid yang kuat dan tangguh, maka
pemilihan kain lebih condong kepada kain yang memiliki tekstur kasar,
dan berat dikarenakan lebih memberikan kesan maskulin dan
kuat.Perpaduan kain tenun jepara, kain lurik udan grimis dan organdi
membentuk mozaik dengan motif khas bangsa Timurid yang disajikan
untuk menjadi daya tarik utama dalam busana ini. adalah teknik
menciptakan motif baru dengan teknik mozaik. Mozaik menurut kamus
besar bahasa Indonesia merupakan seni dekorasi bidang dengan kepingan
bahan keras berwarna yang disusun dan ditempelkan degan perekat, tenik
ini saya adaptasi pada penggunaan kain yang bermotif dan berwarna
berbeda yang penulis wujudkan degan teknik patch work pada busana ini.
Dengan sumber ide pelindung kepala dari bangsa Timurid yang bernama
“Turk” dari bahasa Turki penulis berusaha menampilkan busana yang
merupakan perwujudan perlindungan diri seorang wanita dari lingkungan
gurun pasir yang ekstrim.
5. Teknologi Busana
24
Sedangkan menurut Soekarno (2000:138), kampuh adalah
jahitan yang terdiri satu bagian atau lebih dari pakaian. Berdasarkan kedua
pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan kampuh adalah tambahan
jahitan yang terdiri satu bagian atau lebih yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian dari dua busana yang dijahit. Kampuh terdiri
dari dua macam, yaitu Kampuh buka. Kampuh buka adalah kelebihan
jahitan yang dihubungkan antara dua bagian yang dijahit secara terbuka.
Agar kelebihan jahitannya terlihat rapi, maka kampuh buka dapat
dirapikan dengan beberapa cara antara lain kampuh buka yang
diselesaikan dengan dijahit tepi tirasnya, dirompok, digunting zig-zag,
tusuk balut, tusuk feston (Nanie Asri Yuliati, 1993: 4).
Kampuh yang digunakan merupakan kampuh buka. Kampuh
buka diselesaikan dengan obras, biasanya dikerjakan pada pembuatan
pakaian wanita dan pada celana panjang pria. Kampuh ini dibuat lebar 1
½ - 2 cm, pada tepinya diselesaikan dengan obras. Teknik ini diterapkan
pada penyambungan bagian-bagian badan muka dan belakang, pada
bahan utama dan bahan vuring.
Menurut Sicilia Sawitri (1997) ada dua cara untuk menjahit
kampuh buka yaitu sebagi berikut:
1) Kampuh yang harus dijahit disatukan, kemudian dijahit dengan jarak
jahitan sedang (tidak terlalu besar ataupun kecil) dan dijahit tepat pada
garis pola.
2) Kampuh yang sudah dijahit, dibuka dan dipress dengan seterika (Sicilia
Sawitri, 1997) Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa kampuh buka dibagi menjadi enam kampuh buka yaitu kampuh
buka yang diselesaikan dengan obras pada bagian tepi kampuh,
kampuh buka yang diselesaikan dengan menjahit tepiannya, kampuh
buka yang diselesaikan dengan rompok pada tepi kampuh, kampuh
buka yang diselesaikan dengan gunting zig-zag pada tepi kampuh,
25
kampuh buka diselesaikan tusuk balut pada tepi kampuh, kampuh buka
diselesaikan dengan tusuk feston.
b. Teknologi Interfacing
c. Teknologi Facing
26
tampak dari luar, misalnya lapisan lapek kerah, lapisan belahan pada
bagian tengah muka.
d. Teknologi Interlining
e. Teknologi Lining
27
Adapun syarat-syarat lining adalah sebagai berikut:
1) Daya tahan kain sesuai dengan bahan pokok
2) Tidak tembus terang
3) Tidak luntur
4) Warna cocok dengan bahan pokok
5) Tahan obat dalam proses dry cleaning
6) Bahan halus
Penyelesain lining ada dua macam yaitu teknik lepas dan teknik
lekat (Nanie Asri Yulianti, 1993).
28
bahan satin pada bagian badan muka dan belakang. Pada bagian badan
busana pesta pemasangan lining menggunakan teknik lepas.
f. Teknologi Pengepresan
29
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan teknologi
pengepresan adalah suatu cara untuk merapikan bahan busana sebelum
dijahit dan memipihkan kampuh setelah proses menjahit untuk hasil yang
maksimal. Pada busana pesta ini desainer menggunakan teknik
pengepresan sebelum pemotongan, under pressing, dan final pressing.
6. Hiasan Busana
agar busana tersebut memiliki nilai (value) yang tinggi terutama nilai
segala sesuatu yang dihiaskan pada berbagai busana agar busana tersebut
stukturnya.
kayu atau logam, plastik atau mika, renda, prada, bahan istimewa
hiasan dari kain dan manik-manik. Hiasan kain yang digunakan yaitu
30
patchwork dan manipulating fabric (manipulasi kain) serta
barang atau kain yang akan dihias. Manik-manik secara garis besar
31
b. Teori Memilih Hiasan Busana
banyak jenis dan bentuknya. Oleh karena itu di dalam memilih hiasan
sangat cocok untuk busana anak. Garnitur sejenis jabot, free, ascot,
tersebut.
32
5) Pemilihan garnitur juga disesuaikan dengan keadaan kenangan
keluarga yang indah yang tidak harus mahal. Hal ini disesuaikan
c. Pelengkap Busana
33
BAB III
METODE PENCIPTAAN PRODUK
A . Penciptaan desain
Gambar 4. Moodboard
34
1. Desain Sketsa
35
DESAIN ILUSTRASI
36
2. Desain Ilustrasi
3. Desain Produksi
37
Gambar 7. Desain Produksi !
38
Gambar 8. Desain Produksi II Patchwork
B. Perwujudan busana
1. Pembuatan Pola
Pola sangat penting dalam pembuatan busana karena baik tidaknya
busana yang dikenakan di badan seseorang sangat dipengaruhi oleh
ketepatan pola itu sendiri. Tanpa pola, busana dapat dibuat akan tetapi
hasil yang didapat biasanya tidak sebagus dengan apa yang diharapkan.
Menurut Z.D. Enna Tamimi dkk (1982:133), pola adalah jiplakan bentuk
badan seseorang yang biasanya dibuat dari kertas. Sementara menurut
Porrie Muliawan (1990:2), pola busana adalah suatu potongan kain atau
potongan kertas sesuai ukuran badan tertentu yang dipakai sebagai contoh
39
untuk membuat baju ketika bahan digunting. Dari beberapa pendapat
diatas, dapat disimpulkan bahwa pola adalah suatu potongan kertas yang
dibuat sesuai bentuk badan dan ukuran tertentu untuk membuat busana.
Untuk membuat pola ukuran yang pas sangat di butuhkan, berikut ini
adalah ukuran badan model yang digunakan,
a) Lingkar leher : 36 cm
b) Lingkar badan : 86 cm
c) Lebar muka : 31 cm
d) Panjang muka : 33 cm
e) Lebar punggung : 33 cm
f) Panjang punggung : 37 cm
g) Tinggi dada : 15 cm
h) Jarak dada : 14 cm
i) Panjang bahu : 12 cm
k) Lingkar pinggang : 65 cm
l) Panjang sisi : 17 cm
40
a. Pola Badan
Busana ini menggunakan pola dasar sistem So-En yang
dikembangkan menjadi kemben. Berikut ini adalah poses pengerjaan pola
penulis dalam mewujudkan desain busana pesta malam dengan sumber
ide “Turk”.
41
6. C-D : turun 3,5 cm
7. A-F : ½ panjang punggung + ½ cm
8. F-I : ¼ lingkar badan + 1 cm
9. E-G = G-F (G tengah-tengah E-F)
10.Dari G & F tarik garis mendatar kekanan
11.Hubungkan titik D-H-I menjadi kerung lengan muka
12.F-J = I-K : ½ panjang punggung
13.J-L : turun 3 cm 14.J-M : tinggi puncak
15.M-N : ½ jarak dada
16.N-P : turun 2 cm
17.Buat kupnat selebar 3 cm
18.L-O1 + O2-KI : ¼ lingkar pinggang + 1 cm
Pola belakang
1. J-K panjangkan sampai F : ½ lingkar badan – 1
2. Dari F tarik garis tegak lurus keatas
3. F-C : panjang punggung
4. A-B : 1/6 lingkar leher + ½ cm
5. Hubungkan B-C menjadi kerung lengan
6. B-E : lebar bahu
7. D-E : 5 cm
8. C-G=G-H : ½ panjang punggung
9. C-A : 2 cm
10.C-I : turun
8 cm 11.I-J : ½ lebar punggung
12.G-J : ¼ lingkar badan -1 cm
13.Hubungkan E-I-J menjadi kerung lengan belakang
14.G-X=F-Y : 8 cm
42
Merubah Pola Dasar So-En Menjadi Bustie
43
Gambar 11. Pola Dasar Rok
Sumber : Widjiningsih,dkk (1994:33)
A-B : turun 2 cm
B-C : Tinggi panggul
B-D : panjang rok
A-E : ¼ lingkar pinggang + 1 + kup (3cm)
C-F : ¼ lingkar panggul + 1 cm
D-G : sama dengan
C-F G-H : 5 cm
H-I : naik 2 cm
B-J : 1/10 lingkar pinggang + 1
J-K : kup (3cm)
44
J 1 -L : garis bantu
L-M : naik 5 cm
Pola Rok Bagian Belakang :
A-B : turun 2 cm
B-C : tinggi panggul
B-D : panjang rok
A-E : ¼ lingkar pinggang-1cm + kup (3cm)
C-F : ¼ lingkar panggul – 1 cm.
D-G : C-F G-H : 5 cm
H-I : Naik 2 cm
B-J : 1/10 lingkar pinggang – 1
J-K : kup (3 cm)
J 1 - L : Garis bantu L-M : naik 6 cm
45
2. Penentuan Bahan
4
Kain satin
46
3. Penjahitan
47
C. Peragaan Busana
48
Konsep pagelaran busana ini mengangkat Resistance yang sedang
menadi trend saat ini. Resistance memberi gambaran mengenai
perlindungan diri dari dunia luar yang mengancam, sehingga dalam
pembuatan desain backdrop panggung kita mengangkkat sebuah gapura
menjadi sumber ide dimana garpura merupakan pintu gerbang dan
pembatas yang menandakan kita memasuki wilayah tertentu, sehingga
digambarkan disini adalah sebuah gerbang yang membatasi diri dari
pengaruh buruk dunia luar.
BACKDROP
49
BAB IV
Sumber ide pada busana pesta malam ini yaitu Turk. Turk ialah
hiasan kepala bangsa Persia yang terbuat dari besi yang dihiasi dengan
ornamen tertentu dan memiliki ujung meruncing. Selain itu Turk memiliki
warna yang maskulin mencerminkan kesan yang kuat dan tangguh.
Konsep ini diharapkan mampu menciptakan pribadi yang kuat dan mampu
bertahan dari tekanan ketika dikeknakan.
Ciri khas dari busana ini adanya bentuk variasi yang menarik yaitu
patchwork perpaduan kain tenun dan kain sari yang diletakkan pada
bagian tengah muka rok. Desain busana pesta malam dengan sumber ide
Turk terdiri dari three piece yaitu gaun yang berbentuk dari kemben dan
rok menggunakan siluet I menggunakan bahan tenun, sifon dan jubah
bersiluet A yang juga menggunakan perpaduan kain tenun dan kain sari,
serta menggunakan hiasan patchwork yang diletakan pada bagian tengah
belakang dari jubah yang dikenakan model. Penyusunan keselarasan
diterapkan pada paduan bagian atas belakang jubah dan tengah muika
pada bagian rok. Penyusunan prinsip proporsi diterapkan pada bagian rok
dan lengan yang memberi kesan seimbang. Penyusunan pusat perhatian
pada busana ini terdapat pada tengah muka.
50
Gambar 15. Ilustrasi Desain
51
2. Hasil Pembuatan Produk
Gaun yang terdiri dari tiga bagian busana ini memiliki siluet I
dengan gaya busana pesta malam. Warna yang digunakan adalah warna-
warna alam biru, hijau coklat dan biru. Patchwork merupakan hiasan yang
dipilih dalam busana pesta malam ini agar terlihat lebih unik dan lebih
mencermintakan tema timurid. Teknologi yang digunakan adalah jahit
halus dan lebih banyak menggunakan tangan, kemudian kampuh yang
digunakan adalah kampuh buka dan kampuh tutup.
52
Gambar 17. Hasil Pembuatan Produk Bagian Depan
53
B. Pembahasan
1. Fitting 1
Fitting 1 dilakukan untuk mengepaskan pada tubuh model dimana
busana masih dalam keadaan jahitan tangan agar mudah untuk merubah
busana jika terjadi kesalahan. Hal-hal yang diamati daalam proses fitting
adalah:
c. Hasil keseluruhan.
b. Sisi pinggang bahan utama terlihat lurus, terlalu besar, dan kurang
sempurna
54
c. Memendekan gaun pada bagian bawah. panjang dress disesuaikan
diatas lutut peragawati agar memudahkan untuk berjalan.
55
.
7. Pergelaran Busana
56
Hasil evaluasi penulis sebagai koordinasi dekorasi dan lighting
adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi
3) Lighting harus selalu didampingi agar tetap tepat pada sasaran dan
seiring dengan musik.
b. Rekomendasi
3) Antar panitia harus sadar dan peka akan kewjiban dan jobdesk
sebelum maupun ketika hari H.
4) Ketika rapat sie, maksimalkan membahas teknis yang perlu
diketahui oleh sie yang berhubungan sebelum dan ketika hari H
sehingga teknis berjalannya acara bisa sesuai dengan yang
diharapkan.
57
Gambar 20. Tata Panggung
58
BAB V
59
setelah dua kali proses evaluasi dilakukan maka evaluasi yang terakhir
adalah tahap penilaian yang dilakukan oleh para dewan juri.
B. Saran
60
proses pembuatannya dapat berjalan lancar dan tidak banyak mengalami
kendala.
61
DAFTAR PUSTAKA
62
Soekarno, (2002), Membuat Pola Busana Tingkat Dasar, Yogyakarta:PT
Gramedia Pustaka Utama.
Soekarno, (2002), Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar,
Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.
Sri Ardianti Kamil, (1986), Fashion Design, Jakarta:Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Sri Widarwati, (2000), Desain Busana I, Yogyakarta:IKIP Yogyakarta.
Sri Widarwati, Sicilia Sawitri, & Widyabakti Sabatari, (1996), Desain
Busana II, Yogyakarta:IKIP Yogyakarta.
Sugeng Toekio M, (1990), Teknik Panggung, Yogyakarta:IKIP Yogyakarta.
Sujawi Bastomi, (1985), Seni dan Budaya Jawa, Semarang:IKIP Semarang.
Widjiningsih, (1982), Konstruksi Pola Busana, Yogyakarta:IKIP
Yogyakarta.
_________, (1982), Disain Hiasan Busana dan Lenan Rumah Tangga,
Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta
Sumber dari internet :
https://id.wikipedia.org/wiki/ Koreografi
https://id.wikipedia.org/wiki/Menara_Azadi
63