Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS VISUAL DESAIN BUSANA READY TO

WEAR BERBASIS DIGITAL PADA MATA KULIAH


PROYEK DESAIN MODE

Putri Yuca1, Katiah2, Suciati3


Prodi Pendidikan Tata Busana, Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia
Email: putriyucaa@student.upi.edu, katy59@upi.edu, suciati@upi.edu

Abstrak. Teknologi busana yang berkembang pesat, berpengaruh pada proses pembuatan desain busana, sebagai
bukti bahwa desain busana kini sudah umum dilakukan dengan menggunakan teknologi digital. Desain busana
berbasis digital yaitu proses mendesain busana menggunakan media elektronik atau teknologi yang berupa
perangkat lunak (software) pada komputer. Busana ready to wear (siap pakai) banyak diminati pada zaman ini,
karena desain busananya yang mengikuti tren mode. Visualisasi desain busana ready to wear berbasis digital perlu
memperhatikan prinsip desain busana, proporsi tubuh, jenis busana dan unsur desain busana ready to wear
berbasis digital yang disesuaikan dengan elemen visual layout desain busana. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
memperoleh data dan mengidentifikasi visualisasi desain busana ready to wear dan elemen-elemen visual layout
desain busana ready to wear berbasis digital. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis visual
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Temuan analisis menunjukan pada visualisasi desain busana ready to
wear sebagian besar menerapkan prinsip perbandingan, keseimbangan simetris, kesatuan dan prinsip irama
pengulangan. Proporsi tubuh umumnya menggambarkan pose kepala lurus ke depan, bahu lurus ke depan, badan
lurus ke depan, panggul lurus ke depan, tangan lurus ke bawah dan kaki terbuka. Pada aspek jenis busana ready
to wear, umumnya menggunakan blus dan dress. Unsur desain yang dipilih warna intensity sedang hingga gelap,
motif naturalis dan tekstur alami seadanya. Hasil analisis penerapan elemen visual layout desain busana ready to
wear berbasis digital menunjukan umumnya menerapkan elemen main image, backround, clipart dan teks.
Simpulan dari penelitian ini yaitu mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Busana Angkatan 2016 umumnya
mampu menerapkan aspek prinsip desain, proposi, jenis busana, unsur busana dengan baik, serta mampu
menerapkan elemen visual layout desain busana ready to wear.
Kata kunci : analisis visual, desain busana berbasis digital, desain busana ready to wear, desain busana.

Abstract. Fashion technology is growing rapidly, influencing the process of making fashion designs, as proof that
fashion design now commonly done using digital technology. Digital-based fashion design is the process of designing
clothes using electronic media or technology in the form of software on a computer. Ready-to-wear (ready-to-wear)
clothing is in great demand these days, because the fashion designs follow fashion trends. Visualization of digital-
based ready to wear clothing designs needs to pay attention to the principles of fashion design, body proportions,
types of clothing and characteristics of digital-based ready to wear clothing that are adjusted to the visual elements
of the fashion design layout. The purpose of this research is to obtain data and identify the visualization of ready to
wear clothing designs and the visual elements of digital-based ready to wear design layouts. The method used in this
research is quantitative visual analysis with a descriptive approach. The findings of the analysis show that
visualization of ready to wear clothing designs mostly applies the principle of comparison, symmetrical balance,
unity and the principle of rhythmic repetition. Body proportions generally describe the pose of the head straight
forward, shoulders straight forward, body straight forward, hips straight forward, arms straight down and legs open.
In the aspect of ready-to-wear clothing, blouses and dresses are generally used. The design elements chosen are
medium to dark intensity colors, naturalist motifs and natural textures that are minimal. The results of the analysis
of the application of digital-based ready-to-wear fashion design layout visual elements show that the main image,
backroung, clipart and text elements generally apply. The conclusion of this research is that students of the 2016
Fashion Design Education Study Program are generally able to apply aspects of design principles, proportions,
types of clothing, clothing elements, and are able to apply visual elements of ready-to-wear clothing design layouts.

Keywords: visual analysis, digital based fashion design, ready to wear fashion design, fashion design layout.

1
PENDAHULUAN
Desain busana berbasis digital yaitu proses mendesain busana menggunakan media
elektronik atau teknologi yang berupa perangkat lunak (software) pada komputer. Adanya
berbagai fitur pada perangkat lunak (software) komputer proses pembuatan desain busana
menjadi lebih praktis dan efisien karena menghemat waktu dalam membuat desain busana
dengan detail yang rumit. Desain busana yang akan dijadikan produk busana merupakan karya
yang memiliki tahapan sebagai upaya untuk memvisualisasikan menerapkan prinsip desain,
mengorganisir unsur desain dan mudah busana yang akan dibuat. Oleh sebab itu, desain busana
yang dibuat harus dipahami agar sesuai dengan tujuan perancangan. Keuntungan mendesain
busana secara digital yaitu mempermudah dalam menerapkan berbagai macam warna, tekstur
bahan, membuat gradasi warna dan dapat diubah dengan menyisipkan bahan yang berbeda pada
gambar desain yang sama, dengan begitu segala aspek unsur desain dan prinsip desain pada
media gambar desain yang sama berubah. Warna, motif dan tekstur merupakan unsur desain
busana yang diubah akan mempengaruhi prinsip desain busananya seperti, kesatuan, proporsi,
irama dan pusat perhatiannya.
Busana ready to wear (siap pakai) banyak diminati pada zaman ini oleh wanita remaja
hingga dewasa, karena desain busananya yang mengikuti tren mode dan modelnya yang
sederhana. Desain busana ready to wear (siap pakai) yang dibuat menggunakan aplikasi digital (software)
akan terlihat lebih nyata dengan menyisipkan motif dan tekstur yang akan digunakan. Proyek Desain
Mode merupakan mata kuliah paket keahlian dan keilmuan desain yang ada di dalam Program
Studi Pendidikan Tata Busana, Departemen Pendidikan Kesejahteraan keluarga, Fakultas
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Proyek Desain Mode yang memiliki tujuan untuk mengaktualisasikan kreativitas
mahasiswa dalam menciptakan suatu desain busana yang kemudian diwujudkan menjadi bentuk
sebuah desain busana untuk industri yang layak untuk dibuat menjadi busana jadi. Tugas pada
mata kuliah Proyek Desain Mode salah satunya yaitu membuat desain busana ready to wear (siap
pakai), sehingga hasil desain busana ready to wear (siap pakai) yang berupa penyajian gambar
(presentation drawing) dapat digunakan sebagai salah satu media untuk menganalisis visualisasi
yang dilakukan mahasiswa pada karya desain busana ready to wear (siap pakai) yang dihasilkan
dalam tugas mata kuliah Proyek Desain Mode.
Pembuatan desain busana ready to wear perlu memperhatikan desain busana yang feminim
dikarenakan banyak digunakan oleh wanita remaja hingga dewasa, stylish, dan mengikuti tren
mode. Penerapan prinsip desain busana, proporsi tubuh, jenis busana dan karakteristik busana

2
ready to wear berbasis digital yang disesuaikan dengan elemen visual layout desain busana perlu
diperhatikan sehingga dapat tercipta visualisasi desain busana ready to wear yang proporsional,
harmonis, dan memiliki nilai estetika. Analisis visual dilakukan untuk mengetahui kemampuan
mahasiswa dalam menerapkan hasil pembelajaran yang mengacu pada kriteria prinsip desain
busana, unsur desain busana dan layout desain busana. Analisis visual terfokus untuk
menggambarkan aspek-aspek indikator dan karakteristik dari hasil visualisasi desain. Indikator
tersebut menjadi suatu acuan atau pedoman dalam menganalisis visual desain busana ready to
wear (siap pakai) berbasis digital pada mata kuliah Proyek Desain Busana.
Uraian latar belakang masalah tersebut, mendorong penulis untuk mengadakan penelitian
tentang “Apa saja dan Bagaimana Visualisasi dari Hasil Desain Busana Ready to Wear Berbasis
Digital Mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Busana Departemen PKK FPTK UPI
Angkatan 2016 pada mata kuliah Proyek Desain Mode?”

METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis visual
kuantitatif. Elemen-elemen visual merupakan permainan bebas dalam penandaan dan kode
seorang kreator yang menjadi bahasa ungkapan dan gaya tuturnya (Belasunda, Saidi dan
Sudjudi, 2014). Analisis visual yaitu suatu teknik penelitian ilmiah yang digunakan untuk
mendeskripsikan elemen-elemen visual yang ada pada sebuah karya seni. Sugiyono (2015:14)
mengemukakan bahwa metode penelitian kuantitatif adalah “Metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif
atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”. Analisis visual
kuantitatif adalah metode penelitian menggunakan instrumen untuk mendeskripsikan elemen-
elemen visual pada populasi atau sampel yang telah ditentukan. Penelitian analisis visual ini
berfokus pada mendeskripsikan secara detail visual dari desain busana ready to wear berbasis
digital yang dibuat oleh mahasiswa pendidikan tata busana 2016 pada mata kuliah proyek
desain mode
Penggunaan metode ini sesuai dengan tujuan pokok penelitian, yaitu untuk
mengidentifikasi dan memperoleh data mengenai analisis visualisasi Desain Busana Ready to
Wear Berbasis Digital pada Mata Kuliah Proyek Desain Mode. Pengumpulan data pada
penelitian ini diperoleh dari sejumlah informasi aktual yang kemudian dijelaskan, disusun, dan
dianalisis.

3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis visual desain busana ready to wear berbasis digital pada mata kuliah proyek
desain mode bertujuan untuk memperoleh data dan mengidentifikasi visualisasi desain busana
ready to wear berbasis digital yang berjumlah 25 desain yang dibuat oleh Mahasiswa
Pendidikan Tata Busana angkatan 2016. Berikut data hasil penilaian berupa analisis dari
peneliti yang berbaur dengan ketiga ahli atau expert:
1. Analisis Visual Desain Busana Ready to Wear Berbasis Digital Berdasarkan Prinsip
Desain Busana
Pada pembuatan desain busana, prinsip desain busana sangat diperlukan di semua jenis
busana salah satunya yaitu busana ready to wear, prinsip desain busana terdiri dari kesatuan
(unity), keseimbangan (balance), perbandingan (proportion), irama (rhytm), dan pusat
perhatian (center of interest). Temuan penelitian menunjukan lebih dari setengahnya
menerapkan prinsip desain perbandingan, keseimbangan simetris, kesatuan dan prinsip irama
pengulangan. Prinsip yang diterapkan dalam pembuatan desain busana sangat penting karena
membuat desain busana yang dibuat menjadi lebih indah, baik dan harmonis, seperti yang
dikemukakan oleh Arifah A.R (2003, hlm.49) bahwa penerapan prinsip perbandingan membuat
desain lebih mudah untuk menempatkan unsur dan bagian busana yang berkaitan dengan jarak,
ukuran, jumlah, tingkatan, atau bidang pada suatu model busana, penerapan prinsip
keseimbangan memberikan kesan ketenangan dan kestabilan, penerapan prinsip kesatuan
menciptakan suatu desain yang baik dan harmonis, dan penerapan prinsip irama membuat
desain busana yang serasi, harmonis dan indah.
2. Analisis Visual Desain Busana Ready to Wear Berdasarkan Proporsi Tubuh, Jenis
Busana dan Unsur Desain Busana Ready to Wear
Penggunaan pose tubuh pada desain busana berpengaruh pada penampilan model untuk
menunjukan bagian-bagian penting pada busana seperti, model busana, pusat perhatian dan
detail busananya. Aspek yang perlu diperhatikan saat membuat pose tubuh yaitu posisi kepala,
bahu, tangan, badan panggul dan kaki. Temuan penelitian menunjukan bahwa sebagian besar
menggambarkan pose kepala lurus ke depan bahu lurus ke depan, badan lurus ke depan,
panggul lurus ke depan, tangan lurus ke bawah dan kaki terbuka. Proporsi yang digunakan
merupakan proporsi dasar sehingga banyak dipilih, merubah pose dibutuhkan proporsi dasar
yang berbentuk rangka kemudian di kembangkan. Hal ini sedikit sulit dilakukan oleh pemula,
sehingga merubah pose menjadi bermacam-macam pose perlu dipelajari seperti yang
dikemukakan oleh Yusmerita (2007, hlm. 41) bahwa membuat berbagai macam pose tubuh

4
memerlukan latihan dan perlu dipelajari karena seorang desainer tidak mungkin membuat
desain hanya dengan pose berdiri lurus saja, sehingga desain akan terlihat kaku, kurang
menarik, dan tidak dapat memperlihatkan bentuk desain busana pada bagian samping ataupun
belakang.
Segala sesuatu yang dipakai mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki merupakan definisi
dari busana. Jenis busana ready to wear digolongkan menjadi busana badan atas, badan bawah,
dan busana keseluruhan. Busana atas berupa blus, t-shirt, sweater, tanktop, cape, blazer, bolero
dan busana bawah menggunakan celana berdasarkan panjangnya yaitu short pants, jamaica
pants, bermuda pants, pedal pants, capri pants, full length pants, rok berdasarkan bentuknya
yaitu rok lurus, lingkar, kerut, lipit, pias, draperi dan busana keseluruhan berupa dress dan jump
suit. Temuan penelitian menunjukan setengahnya menggambarkan busana ready to wear
berupa blus dan dress. Jenis busana blus dan dress banyak dipilih oleh mahasiswa pada desain
busana ready to wear karena modelnya dapat dibuat banyak variasi dan unik, seperti yang
dikemukakan oleh Ernawati, dkk (2008, hlm. 239) bahwa blus dapat memiliki belahan di depan
ataupun tanpa belahan, model blus setiap tahun mengalami perubahan sesuai dengan
perkembangan selera masyarakat atau tren mode. Begitu pula dengan dress yang dapat dirubah
menjadi berbagai macam model.
Warna pada busana ready to wear ditentukan dari 3 aspek yaitu, hue, value, intensity.
Temuan penelitian menunjukan dari 3 aspek tersebut, lebih dari setengahnya menggambarkan
intensity sedang sampai gelap, aspek tersebut banyak dipilih karena sesuai dengan pendapat
Marian L. Davis (1996, hlm. 171) bahwa penggunaan warna yang cocok dan sesuai untuk
busana ready to wear yang banyak digunakan oleh perempuan remaja hingga dewasa yang
memiliki kepribadian feminim yaitu dengan memilih hue warna hangat, value cerah dan
intensity sedang sampai gelap.
Motif untuk busana ready to wear secara umum yaitu motif geometris (terbentuk dari garis
yang dibuat menjadi berbagai bentuk), motif naturalis (bentuk yang menyerupai segala hal yang
ada di alam), motif stilasi (bentuk yang disederhanakan dari benda alam dan buatan sehingga
sulit dikenali), dan motif abstrak (penggabugan dari warna, ukuran, bentuk yang tidak memiliki
hubungan dengan benda alam ataupun buatan). Hasil temuan penelitian menunjukan bahwa,
motif pada busana ready to wear kurang dari setengahnya menggambarkan motif naturalis. Hal
ini sesuai dengan pendapat Mariam L. Davis (1996,hlm. 216) bahwa motif plant (tumbuhan)
dan flower (bunga) dan flowing (gelombang) atau abstrak memberikan efek psikologi
“feminine” dibandingkan motif hewan dan geometris.

5
Seni dan desain membagi tekstur menjadi 3 jenis yaitu tekstur kasar nyata, tekstur kasar
semu dan tekstur halus. Temuan penelitian menunjukan tekstur pada busana ready to wear,
lebih dari setengahnya menggambarkan tekstur alami seadanya. Tekstur ini banyak dipilih
karena mahasiswa kebanyakan menggunakan gambar kain yang disisipkan pada busananya
sehingga tekstur terlihat alami seadanya. Sebagaimana pendapat dari Sadjiman Ebdi Sanyoto
(2010, hlm.120) bahwa tekstur alami seadanya berupa kertas, kain, daun, pasir dan sebagainya
yang dipotong, disobek dan digunakan apa adanya tanpa menyembunyikan tekstu bahannya.
3. Analisis Visual Desain Busana Ready to Wear Berdasarkan Layout Desain Busana
Ready to Wear
Layout merupakan kegiatan menyusun, mengatur dan memadukan unsur grafis menjadi
sebuah desain visual yang komunikatif dan menarik. Mahasiswa perlu memperhatikan layout
dalam pembuatan desain busana ready to wear berbasis digital. layout desain busana ready to
wear berbasis digital memiliki elemen visual berupa main image, backround, word art, clip art
dan teks.
Backround digunakan untuk menciptakan aspek keindahan, hal yang perlu diperhatikan
dalam memilih backround yaitu kesesuaian dengan tema, penempatan posisi, visualisasinya.
Temuan yang didapatkan menunjukan sebagian besar backround dengan main image sesuai
dan visualisasi backround dengan layout dominan. Kesesuaian backround dengan main image
akan menciptakan kesatuan dengan penempatan posisi yang sesuai, visualisasi backround harus
tepat agar tujuan dari desain busana dapat tersampaikan dengan baik, pemilihan backround
harus sesuai dengan tema, warna dan motifnya dengan desain busananya atau main image nya
agar layout desain busana terlihat serasi dan memiliki kesatuan.
Word Art yang digunakan pada layout desain busana ready to wear harus memiliki ukuran
yang tepat dan warna yang sesuai dengan layout desain busananya. Temuan penelitian
menunjukan sebagian besar word art tidak digunakan dalam pembuatan layout Penggunaan
word art dapat digantikan dengan teks yang dibuat lebih besar dan menarik, dikarenakan word
art biasa digunakan untuk judul dari desain busana. Hal ini sejalan dengan pendapat Danton
Sihombing (2001, hlm. ) bahwa ukuran judul diatur sesuai dengan ukuran proporsionalitas.
Clipart merupakan gambar yang berfungsi untuk menguatkan main image. Ukuran clipart
biasanya lebih kecil daripada main image dan dapat menggambarkan sumber inspirasi desain
busana. Hasil temuan menunjukan lebih dari setengahnya penggunaan clipart ada dan sesuai
dengan main image. Fungsi utama clip art merupakan mewakili main image dalam
memberikan informasi tambahan mengenai desain busana yang dibuat.

6
Fungsi teks yaitu untuk memberikan informasi mengenai ilustrasi desain busana yang
dibuat. Penggunaan kata pada teks harus efisien dan mudah dipahami agar informasi
tersampaikan dengan jelas. Penggunaan teks tidak dominan dari elemen layout lainnya
sehingga warna huruf pada teks dengan backround harus sesuai. Temuan penelitian
menunjukan sebagian besar menggunakan jenis huruf bervariasi dan warna huruf yang netral
dengan backround. Hal ini dikarenakan teks dibuat untuk memberikan informasi sehingga
warna huruf netral dan jenis huruf yang bervariasi akan membuat informasi tersampaikan
dengan baik, seperti pendapat Dendi Sudiana (2001) huruf yang terdiri dari kata-kata harus
membantu pembaca memahami isi informasi yang ingin disampaikan.

SIMPULAN
Simpulan penelitian ini dibuat berdasarkan tujuan penelitian, kajian pustaka, temuan
penelitian serta pembahasan hasil penelitian dengan jumlah 25 sampel yang diuraikan sebagai
berikut:
1. Visualisasi Desain Busana Ready to Wear

Hasil analisis visual desain busana ready to wear menunjukan pada prinsip desain busana,
umumnya menerapkan prinsip perbandingan, keseimbangan simetris, kesatuan dan prinsip irama
pengulangan. Proporsi tubuh umumnya menggambarkan pose kepala lurus ke depan, bahu lurus
ke depan, badan lurus ke depan, panggul lurus ke depan, tangan lurus ke bawah dan kaki terbuka.
Pada aspek jenis busana ready to wear, umumnya menggunakan blus dan dress. Karakteristik
busana ready to wear yang didalamnya meliputi warna, motif, dan tekstur umumnya
menggambarkan warna intensity sedang hingga gelap, motif naturalis dan tekstur alami seadanya.
Visualiasi desain busana ready to wear dapat disimpulkan pada umumnya sudah
menerapkan aspek prinsip desain, proporsi tubuh, jenis busana, dan karakteristik busana ready to
wear meliputi warna, motif, dan tekstur pada busana ready to wear dengan baik.
2. Elemen Visual Layout Desain Busana Ready to Wear Berbasis Digital

Hasil analisis penerapan elemen visual layout desain busana ready to wear berbasis digital
menunjukan sebagian besar main image dengan tema sesuai dan penempatan main image sesuai.
Penggunaan backround dengan main image sesuai dan visualisasi backround dengan layout

7
dominan. Wordart tidak digunakan dalam pembuatan layout namun dapat digantikan dengan
penggunaan teks dengan ukuran besar untuk judul. Penggunaan clipart ada dan sesuai dengan
main image. Pada penggunaan menggunakan jenis huruf bervariasi dan warna huruf yang netral
dengan backround.
Elemen visual layout desain busana ready to wear berbasis digital dapat disimpulkan pada
umumnya Mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Busana Angkatan 2016 telah mampu
menerapkan elemen visual layout desain busana yang berupa main image, backround, clipart,
dan teks dengan baik, sedangkan elemen visual layout t wordart umumnya belum diterapkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, Arifah. A., (2003). Desain Busana. Bandung: YAPEMO.

David, Marian L. 1986. Visual Design In Dress. USA: Printed in The United
States of America.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta, CV.

Sudiana, Dendi. (2001). Pengantar Tipografi. Bandung: Rumah Produksi Dendi

Sudiana. Sanyoto, Sadjiman E. 2010. NIRMANA Elemen-elemen Seni dan Desain.


Yogyakarta: Jalasutra.

Sihombing, Danton. (2001). Tipografi Dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Yusmerita., (2007). Modul Desain Busana. [Online]. Diakses dari


http://repository.unp.ac.id/1763/1/YUSMERITA_829_07.pdf

Anda mungkin juga menyukai