MAKALAH
Dosen Pengampu :
Dr. Retna Ngesti Sedyati, M.P.
Lisana Oktavisanti Mardiyana, S.Pd. M.Pd.
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 3
2
PEMBAHASAN
Pasar monopoli merupakan salah satu jenis dari struktur pasar persaingan tidak
sempurna. Mengutip buku “Ekonomi” karya Alam S, kata monopoli berasal dari kata
mono yang berarti satu dan poli yang berarti penjual. Dari asal kata tersebut, pasar
monopoli didefinisikan sebagai bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang
menguasai pasar. Perusahaan ini tidak mempunyai barang pengganti (substitusi) yang
sangat dekat.
Dalam pasar monopoli, perusahaan dapat menentukan harga secara utuh tanpa
adanya persaingan dari perusahaan lain. Sebagai penentu harga, perusahaan dapat
menaikan harga dengan cara mengurangi jumlah produknya. Akan tetapi, ketika
berhadapan dengan banyaknya pembeli, penjual memiliki keterbatasan dalam
menetapkan harga. Sebab, jika harga terlampau mahal, ada kemungkinan konsumen
untuk menunda pembelian atau mengganti produk dengan barang substitusi.
0𝐴 𝑄1𝐶 𝑄1𝐶
Karena = 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑒 =
𝐴𝑃1 𝐶𝐸 𝐶𝐸
5
Jika e > 1 sementara harga diturunkan, maka pendapatan total akan bertambah. Oleh
karena penerimaan marjinal adalah tambahan dari penerimaan total, maka penerimaan
marjinal harus positif. Dan sebaliknya, jika harga diturunkan maka penerimaan total
turun, jika e < 1 maka penerimaan marjinal harus negatif. Dan akhirnya jika e = 1
maka bila harga diturunkan, penerimaan total tidak berubah. Jadi penerimaan marjinal
harus sama dengan nol. Atau dapat dikatakan bahwa, jika MR > 0, maka e > 1; jika
MR=0, maka e = 1; dan jika MR <0, maka e < 1.
Elastisitas permintaan disepanjang A-B adalah > 1 dan pada titik B elastisitasnya =
1 dan disepanjang B-D adalah < 1. Dengan melihat hubungan antara penerimaan
marjinal dan penerimaan rata-rata dan hubungan antara penerimaan marjinal dan
elastisitas harga, maka dapat dianalisis pengambilan keputusan dari seorang
mengenai penentuan harga dan output.
ii. jika perusahaan berproduksi, output-nya harus tetap diterapkan pada titik di
mana MC = MR.
Jika perusahaan memproduksi dengan MC = MR, ia mencapai ekuilibrium karena
bagi perusahaan monopoli MR lebih kecil dari pada harga, maka jika MR = MC,
keduanya lebih kecil dari pada harga.
Hubungan antara elastisitas dan penerimaan (revenue) mempunyai implikasi yang
menarik bagi ekuilibrium perusahaan monopol. Karena MC selalu lebih besar dari
pada nol, maka monopolis yang memaksimumkan keuntungan (yang beroperasi
dengan MR = MC) akan selalu memproduksi dimana MR adalah positif, artinya,
dimana permintaan adalah 8nelast. Jika perusahaan beroperasi bila permintaan
adalah 8nelastic, dia dapat menurunkan outputnya, dengan demikian menaikkan TR-
nya dan menurunkan TC-nya. Jadi monopolis yang memaksimumkan keuntungan
tidak akan mendorong (push) penjualan kedalam ‘range’ dimana kurva permintaan
adalah inelastic.
Output yang memaksimumkan keuntungan (profit maximizing output) adalah qo,
dimana MR =MC, harga = p0, yang lebih besar dari pada MC pada output tersebut.
peratran bagi memaksimumkan keuntungan menghendaki MR = MC, dan p lebih
besar dari pada AVC . adanya keuntungan ditentukan oleh kedudukan kurva ATC.
d. Pendekatan TR-TC Dalam jangka pendek
Dari gambar tersebut, terlihat bahwa ekuilibrium jangka pendek terjadi pada
titik E dimana MC = MR. Pada kondisi ini produk yang dijual adalah 0Q*
dengan harga 0P* dan rata-rata biaya total 0C* ( = C*B ). Keuntungan per
unit adalah 0P* – 0C*
= P*C * Sehingga keuntungan monopoli jangka pendek adalah P*C * x 0Q*
= P*ABC* ( luas terarsir). Jika Gb. 7.14 menggambarkan kondisi pasar
bersaing, maka titik ekuilibrium adalah pada titik F, dimana kurve
permintaan berpotongan dengan MC yang berarti MC = P ( syarat
ekuilibrium pasar bersaing). Dengan demikian pasar bersaing akan
menurunkan harga dan memperbesar jumlah produk.
Daftar Pustaka
https://katadata.co.id/safrezi/berita/615bbd457fa6f/pasar-monopoli-ciri-ciri-
penyebab-dan-dampaknya