Anda di halaman 1dari 31

RANGKUMAN MATERI EKONOMI UMUM

BAGAS DICKY PRATAMA


A.2310400

Dosen Pengampu
Dr. Yudi Wahyudin, S.Pi., M.Si.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ii
STRUKTUR PASAR: PASAR PERSAINGAN SEMPURNA DAN MONOPOLI,
PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA 1
1. Pasar 1
2. Pasar Persaingan Sempurna 1
PEMBENTUKAN HARGA DI PASAR MONOPOLI DAN PERBANDINGAN
HARGA DENGAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA 6
1. Pasar Monopoli 6
2. Deskriminasi Harga 9
PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO 12
1. Ekonomi 12
2. Ekonomi Makro 12
UANG SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN 19
1. Definisi Uang 19
2. Penawaran dan Permintaan Uang 19
PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL 22
1. Definisi Pendapatan Nasional 22
2. Pengukuran Pendapatan Nasional 22
KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER 25
1. Kebijakan Fiskal 25
2. Kebijakan Moneter 27
INFLASI DAN PENGANGGURAN 28
1. Definisi Inflasi 28
2. Pengangguran 29
1

STRUKTUR PASAR: PASAR PERSAINGAN SEMPURNA DAN


MONOPOLI, PENENTUAN HARGA PADA PASAR
PERSAINGAN SEMPURNA

1. Pasar
Pasar dapat diartikan dalam artian sempit dan luas. Pasar secara sempit
diartikan sebagai sebuah tempat bertemunya penjual dengan pembeli untuk
melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Adapun secara luas, pasar
diartikan sebagai sebuah proses penjual dan pembeli melakukan interaksi untuk
menetapkan harga keseimbangan atau kesepakatan harga berdasarkan
permintaan dan penawaran.
Berdasarkan jumlah penjualnya, struktur pasar output dibedakan menjadi
empat, yaitu pasar persaingan sempurna, pasar persaingan monopolistic, pasar
olihopoli, dan pasar monopoli.
1) Pasar Persaingan Sempurna, merupakan pasar dengan jumlah penjual dan
pembeli sangat banyak, sehingga harga tidak dapat ditentukan oleh penjual
dan pembeli, melainkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Beberapa
asusmsi-asumsi dalam pasar persaingan sempurna seperti, terdapat banyak
perusahaan, setiap perusahaan menghasilkan barang yang homogen,
Perusahaan memiliki kebebasan untuk masuk (free entry) atau keluar (free
exit) dari pasar, setiap produen dan konsumen memiliki informasi yang
sempurna mengenai pasar. Pada pasar persaingan sempurna, hamper semua
produk terlihat identik/mirip sehingga pembeli tidak dapat membedakan
apakah suatu barang berasal dari produsen A, B, atau C.
2) Pasar Persaingan Monopolistik, memiliki ciri terdapat banyak penjual, namun
tidak sebanyak pada pasar persaingan sempurna. Produk yang dipasarkan
berbeda coraknya (differentiated product), pada pasar monopolistic produsen
mampu mempengaruhi harga (walaupun tidak sebesar pada oligopoly dan
monopoli), produsen lain bebas masuk pasar, dan setiap produsen harus aktif
dalam kegiatan promosi penjualan.
3) Pasar Oligopoli, dicirikan dengan terdapat banyak pembeli sedangkan
penjualnya hanya ada beberapa saja. Produk bisa terdiferensiasi atau bisa juga
homogeny, namun memenuhi standar tertentu. Terdapat hambatan untuk
masuk pasar bagi perusahaan baru, adanya saling ketergantungan serta
perusahaan sangat intensif dalam penggunaan iklan.
4) Pasar Monopoli, ditandai dengan hanya ada satu penjual saja sehingga
Perusahaan berperan sebagai penentu harga, terdapat banyak pembeli,
sedangkan produk yang disediakan berupa produk unik (tidak ada barang
pengganti), dan perusahaan sulit untuk keluar masuk pasar karena adanya
hambatan.

2. Pasar Persaingan Sempurna


Pasar persaingan sempurna merupakan pasar yang ditandai dengan jumlah
penjual dan pembeli sangat banyak, sehingga harga tidak dapat ditentukan oleh
penjual dan pembeli, melainkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan.
Kurva permintaan pada pasar persaingan sempurna ditunjukkan pada Gambar 1.
2

Gambar 1 Kurva permintaan pasar persaingan sempurna


a) Kurva permintaan pasar, b) Kura permintaan yang dihadapi perusahaan

Pada pasar persaingan sempurna terdapat beberapa istilah seperti


Penerimaan total. Penerimaan rata-rata, dan penerimaan marjinal. Penerimaan
Total (Total Revenue = TR) adalah penerimaan yang diperoleh dari penjualan
produk. Adapun penerimaan rata-rata (Average Revenue = AR) adalah
penerimaan yang diperoleh per unit barang. Lalu Penerimaan marginal
(Marginal Revenue = MR) merupakan tambahan penerimaan yang diperoleh
sebagai hasil dari penjualan satu unti produksi lagi.
Ekuilibrium Perusahaan pasar persaingan sempurna dalam jangka pendek.
Perusahaan dalam kondisi ekuilibrium ketika Perusahaan tersebut mencapai
keuntungan (π) maksimum. Dimana keuntungan sendiri merupakan selisih
antara total revenue (TR) dengan total cost (TC)
Keuntungan maksimum ini (dalam pasar persaingan sempurna) dapat
dihitung menggunakan dua pendekatan, yaitu dengan menggunakan kurva TR
dan TC (ditunjukkan pada Gambar 2) atau dengan menggunakan kurva MR dan
MC (ditunjukkan pada Gambar 3).

Gambar 2 Kondisi ekuilibrium dengan Kurve TR dan TC


3

Gambar 3 Kondisi ekuilibrium pada saat P = MC

Untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek pada pasar persaingan


sempurna, Perusahaan akan memaksimumkan keuntungan dan memilih Tingkat
output q* pada saat:

Marginal Cost (MC) = harga (P) atau Marginal Cost (MC) = MR

Keuntungan ini dihitungan dengan segiempat Pe.ATC.B.A, Dimana


perubahan output q1 pada q2 akan mengurangi profit.

Gambar 4 Keseimbangan jangka pendek kondisi keuntungan super normal

Gambar 5 Keseimbangan jangka pendek dalam kondisi impas


4

Gambar 6 Keseimbangan jangka pendek dalam kondisi rugi

Gambar 7 Kondisi Perusahaan shut-down point/tutup usaha

Berdasarkan grafik-grafik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa 1) jika


MC < MR, maka total keuntungan belum maksimum, sehingga Perusahaan harus
meningkatkan outputnya, 2) jika MC > MR maka Tingkat keuntungan menjadi
menurun, sehingga Perusahaan harus menghentikan produksinya, dan 3) jika
MC = MR, maka Tingkat keuntungan jangan pendeknya adalah maksimum.
Kurva penawaran perusahaan adalah kurva MC yang menaik dan terletak
di atas AVC. Adapun Kurve penawaran industri atau pasar adalah penjumlahan
horizontal dari kurva-kurva penawaran perusahaan (Gambar 8). Kurva
penawaran perusahaan dalam pasar persaiangan sempurna ditunjukkan pada
Gambar 9.

Gambar 8 Kurve penawaran Perusahaan dan industri


5

Gambar 9 Kurve penawaran perusahaan dalam PPS

Pasar persaingan sempurna memiliki kelebihan dan kelemahan.


Kelebihan/kekuatan pasar persaingan sempurna antara lain:
1) Merupakan bentuk pasar yang ideal
2) Perusahaan berproduksi pada skala yang efisien dengan harga produk paling
murah
3) Output maksimum
4) Memberikan kemakmuran yang maksimal karena harga jual yang paling
murah, jumlah output paling banyak sehingga output per penduduk maksimal,
dan Masyarakat merasa nyaman karena tidak takut ditipu sebab informasinya
sempurna.
Adapun kelemahan pasar persaiangan sempurna antara lain:
1) Dalam hal asumsi, yang dipakai dalam pasar persaingan sempurna mustahil
terwujud
2) Dalam hal pengembangan teknologi, untuk jangka panjang perusahaan dapat
laba normal sehingga apakah mungkin perusahaan dapat melakukan kegiatan
riset untuk pengembangan
3) Konflik efisien-keadilan
6

PEMBENTUKAN HARGA DI PASAR MONOPOLI DAN


PERBANDINGAN HARGA DENGAN PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA
1. Pasar Monopoli
Monopoli berasal dari Bahasa Yunani “monos polein” yang berarti
“menjual sendirian”. Dengan demikian pasar monopoli adalah struktur pasar
dengan hanya ada satu penjual yang menguasai pasar. Pasar monopoli
merupakan struktur pasar yang bertentangan dengan pasar persaingan sempurna.
Pasar monopoli adalah struktur pasar Dimana hanya terdapat satu penjual saja,
tidak ada substitusi produk yang mirip (close substitute), dan terdapat hambatan
masuk (barriers to entry) ke pasar. Pasar monopoli memiliki cici-ciri sebagai
berikut:
1) Hanya ada satu penjual, karena hanya ada satu penjual maka pembeli tidak
mempunyai pilihan lain. Dalam hal ini pembeli hanya menerima syarat-syarat
jual-beli yang ditentukan penjual.
2) Tidak ada substitusi produk yang mirip, pada pasar monopoli tidak terdapat
barang substitusi produk yang mirip, misalnya aliran listrik. Aliran listrik
tidak mempunyai pengganti dari barang lain. Ada barang pengganti tapi
sifatnya berbeda, seperti minyak lampu dan barang tersebut tidak dapat
menggantikan aliran listrik untuk menyalakan TV, setrika, dan sebagainya.
3) Terdapat hambatan masuk ke pasar, hambatan tersebut dapat berbentuk
peraturan perundang-undangan, terknologi canggih, atau modal yang sangat
besar.
4) Sebagai penentu harga (price maker), perusahaan monopoli dapat
menentukan harga yang dikehendaki dengan mengendalikan Tingkat
produksi dan volume produk yang ditawarkan.

Beberapa hambatan pada pasar monopoli yaitu penetapan harga serendah


mungkin, adanya kepemilikan terhadap hak cipta, pengawasan yang ketat
terhadap agen pemasaran dan distribusi, adanya skala ekonom yang sangat besar,
serta memiliki sumberdaya yang unik. Adapun hambatan untuk masuk industry
yaitu penguasaan bahan baku, penguasaan teknik produksi tertentu, yang mana
kedua hal ini mempengaruhi skala ekonomis. Lalu tindakan yuridis, yaitu
diberikannya hak-hak cipta, diperoleh secara institusional, misalnya pemberisan
lisensi oleh pemerintah untuk berusaha secara tunggal.
Monopoli dapat disebabkan karena beberapa hal. Beberapa penyebab
timbulnya monopoli yaitu ditetapkand undang-unang seperti PT Telkom, PLN,
PDAM, Pertamina, dll. Penguasaan bahan baku, penguasaan teknik produksi,
pemberian hak cipta kepada Perusahaan besar, pemberisan lisensi, serta skala
Perusahaan yang besar.
Dalam pasar monopoli hanya terdapat satu produsen, maka kurva
permintaannya sama dengan permintaan industri (berslope negative). Kurva
permintaan industri sama dengan AR monopolis, tetapi nilai MR < P. Persamaan
Demand P = 6-Q atau Q = 6-P, maka diperoleh kurva average revenue (AR) dan
marginal revenue (MR) seperti pada Gambar 10 berikut.
7

Gambar 10 Kurva average revenue (AR) dan marginal revenue (MR)

Marginal revenue memiliki hubungan dengan total revenue dan elastisitas


permintaan (Gambar 11). Hubungan antara MR dengan elastisitas permintaan
dapat dirumukan sebagai berikut:

1
MR = p (1 − 𝑒)
Keterangan:
P = harga
e = elastisistas permintaan, bertanda negative

Gambar 11 Hubungan TR, AR, MR, dan ED


Dalam ilmu ekonomi terdapat istilah harga keseimbangan atau harga
ekuilibrium yaitu harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan
dan kurva penawaran. Perhatikan Gambar 12 berikut.

Gambar 12 Penentuan harga dan jumlah keseimbangan


8

Perhatikan gambar di atas. Cara menentukan jumlah dan harga


keseimbangan pada pasar monopoli yaitu:
1) Buat grafik/kurva permintaan monopoli (D)
2) Buat kurva MR (setengah kurva D)
3) Potong kurva MR dan MC (titik E), dari titik E tarik secara vertikal sampai
kurva D kemudian tarik ke kiri, maka akan diperoleh harga keseimbangan
(Pe) dan tarik ke bawah akan diperoleh jumlah keseimbangan (qE)

Equilibrium jangka pendek dalam pasar monopoli dapat dilakukan dengan


pendekatan total. Output equilibrium jangka pendek dalam pasar monopoli
merupakan Tingkat output Dimana keuntungan total mencapai maksimum atau
kerugian total mencapai minimum (asar TR > TC). Keuntungan maksimum
tercapai bila TR – TC terbesar.
Keuntungan maksimum pasar monopoli dengan pendekatan marjinal.
Keuntungan maksimum tercapai pada saat MR = MC, dan kemiringankurva MR
lebih kecil daripada kemiringan kurva MC. Keuntungan maksimum monopoli
tercapai jika kurva MC memotong kurva MR dari bawah. Tidak ada jaminan
bahwa monopolis akan mendapatkan keuntungan. Jika monopolis tidak dapat
menghilangkan kerugiannya, perusahaan akan bangkrut. Perhatikan Gambar 13
berikut.

Gambar 13 Keuntungan monopolis

Posisi keuntungan monopolis dapat dilihat pada gambar tersebut. Gambar


(i) monopoli memperoleh laba positif dalam waktu lama selama tidak ada
perusahaan baru masuk yang mendorong P turun. Pada Gambar (ii) jika biaya
rata-rata perusahaan di ATC3 perusahaan mengalami kerugian, sedangkan jika
di ATC2 perusahaan akan memperoleh laba normal.
Kurva penawaran monopoli berbeda dengan kurva penawaran pada pasar
persaingan sempurna. Pada monopoli tidak terdapat hubungan yang unik antara
Harga (P) dengan jumlah output yang ditawarkan (Qs). Pada monopoli P > MR
sehingga permintaan yang berbeda memberikan kenaikan output yang sama tapi
kenaikan harga yang berbeda. Dalam perusahaan monopoli atau perusahaan
dalam pasar lainya yg kurva permintaanya bergerak menurun ke kanan bawah
9

kurva penawaranya tidak dapat ditunjukan karena tidak terdapat sifat hubungan
yang tetap diantara harga dan jumlah yang ditawarkan oleh perusahaan itu,
sehingga kurva MC bukanlah kurva penawaran.
Efisiensi pasar produksi terjadi pada saat P = ATC minimum, sedangkan
efisiensi alokasi pada saat P = MC. Pada pasar monopoli efisiensi alokasi tidak
mungkin tercapai karena MC = MR, tetapi ≠ P. Sedangkan efisieni produksi bisa
saja tercapai tetapi bisa juga tidak tercapai. Efisiensi dan Inefisiensi produksi
ditunjukkan pada Gambar 14.

Gambar 14 Efisiensi dan inefisiensi produksi

2. Deskriminasi Harga
Deskriminasi harga dilakukan untuk meningkatkan keuntungan.
Perbedaan ini bukan disebabkan oleh perbedaan biaya, melainkan karena
penilaian pembeli yang berbeda terhadap produk yang sama.
Deskriminasi harga di antara pembeli hanya akan terjadi jika 1) penjual
dapat mengontrol penawaran atau jumlah komoditi yang dijual kepada setiap
pembeli atau sekelompok pembeli; 2) penjual dapat mecegah penjualan kembali
komoditi dari pembeli yang menghadapi harga rendah kepada pembeli yang
menghadapi harga tinggi.
Tidak semua perbedaan harga mencerminkan diskriminasi harga. Diskon
kuantitas, perbedaan harga antara distributor dan pengecer, harga yang
bervariasi menurut waktu (hari/musim/tahun) bukan merupakan diskriminasi
harga.
Diskriminasi harga dapat mempengaruhi beberapa hal, diantaranya yaitu:
1) penerimaan total yang lebih tinggi daripada penerimaan total perush yang
lebih memaksimalkan keuntungan dengan 1 harga; 2) output pada diskriminasi
harga lebih tinggi daripada output perusahaan monopoli dengan satu harga.
Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga jenis derajat, yaitu
derajat pertama, derajat kedua, dan derajat ke tiga. Penjelasan masing-masing
derajat diskriminasi harga sebagai berikut.
1) Diskriminasi harga derajat pertama (first degree price discrimination)
Untuk dapat menerapkan kebijakan derajat pertama, monopolis harus
mengetahui permintaan dari setiapmkonsumen. Pada derajat ini monopolis
10

mengambil seluruh surplus konsumen. Perusahaan monopoli berperilaku


seolah-olah setiap unit dijual secara terpisah kepada konsumen dan
menentukan harga tertinggi yang dapat dicapai untuk setiap unit (Gambar 15).

Gambar 15 Diskriminasi harga derajat pertama

2) Diskriminasi harga derajat kedua (second degree price discrimination)


Pada diskriminasi harga derajat kedua, perusahaan monopoli telah
menetapkan harga per unit yang seragam untuk jumlah komoditas tertentu
dan harga yang lebih rendah untuk jumlah berikutnya. Kebijakan ini biasanya
diterapkan pada komoditi public utility. Perusahaan hanya mengambil
sebagian surplus konsumen. Terjadi pemindahan keuntungan (surplus) dari
konsumen kepada monopoli sehingga menguntungkan monopoli dan
merugikan konsumen. Tetapi bagi masyarakat keseluruhan (konsumen dan
produsen) tidak berpengaruh, sehingga diskriminasi harga ini tidak
mempengaruhi efisiensi alokasi (Gambar 16).

Gambar 16 Diskriminasi harga derajat kedua

3) Diskriminasi harga derajat ketiga (third degree price discrimination)


Diskriminasi harga derajat ketiga terjadi apabila perusahaan monopoli
menentukan harga yang berbeda untuk komoditas yang sama di pasar yang
berbeda. Dibutuhkan dua kondisi supaya derajat ketiga ini mendapat
keuntungan yaitu: 1) Harus terdapat dua atau lebih pasar yang dapat
dipisahkan dan dapat dijaga terpisah; 2) Koefisien elastisitas permintaan (ED)
di kedua pasar harus berbeda.
Terdapat dua atau lebih pasar yang mempunyai elastisitas permintaan
yang berbeda, yang disebabkan oleh perbedaan pendapatan, perbedaan selera
11

dan perbedaan tersedianya barang substitusi. Barang dari pasar yang satu
tidak dapat dijual ke pasar yang lainnya. Monopolis akan menetapkan P yang
lebih rendah pada pasar yang elastisitas permintaannya lebihelastis dan
sebaliknya (Gambar 17).

Gambar 17 Penentuan harga derajat ketiga

Jika sebuah perusahaan dalam pasar persaingan sempurna berubah


menjadi monopoli tanpa perubahan biaya, maka Q akan turun (dari qc ke qm)
sedangkan P akan naik (dari Pc ke Pm) (Gambar 18).

Gambar 18 Perubahan PPS menjadi Monopoli tanpa perubahan biaya

Pada pasar monopoli memungkinkan terjadinya inovasi pada strukturnya.


Adanya inovasi menyebabkan biaya produksi turun, sehingga keuntungan (π)
meningkat. Keuntungan pada perusahan monopoli dapat dinikmati dalam jangka
pendek maupun panjang, kerena ada halangan bagi perusahaan lain untuk masuk
industri. Umumnya perusahaan monopoli adalah perusahaan besar, sehingga
lebih mudah menyediakan dana penelitian & pengembangan dibandingkan
perusahaan pada pasar persaingan sempurna.
Adanya inovasi dalam PPS juga akan menyebabkan biaya produksi turun,
sehingga keuntungan meningkat. Tetapi keuntungan yang dinikmati oleh PPS
hanya berlaku hanya dalam jangka pendek. Sebab, dalam jangka panjang
perusahaan baru bebas masuk ke dalam industri. Dalam jangka panjang,
keuntungan perusahaan pada PPS adalah keuntungan normal.
12

PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO

1. Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana masyarakat menggunakan
sumber daya yang langka untuk menghasilkan barang dan jasa yang berharga
dan mendistribusikannya di antara yang berbeda individu (Samuelson-
Nordhaus, 2010:4). Secara umum ilmu ekonomi dibagi menjadi dua, yaitu
ekonomi makro dan ekonomi mikro. Ekonomi makro adalah cabang ilmu
ekonomi yang mempelajari perilaku menyeluruh suatu perekonomian (secara
agregat), sedangkan ekonomi mikro adalah cabang ilmu ekonomi yang
mempelajari perilaku pasar-pasar individual. Contoh ekonomi makro seperti
masalah inflasi, pengangguran, neraca pembayaran, pertumbuhan ekonomi dll.
adapun contoh ekonomi mikro adalah permintaan dan penawaran, perilaku
konsumen, perilaku produsen, struktur pasar dll.
Masalah ekonomi yaitu adanya ketidakseimbangan antara sumberdaya yang
tersedia dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Contohnya inflasi,
pengangguran, deficit anggran belanja, kemiskinan. Implikasinya pengendalian
harga, meningkatkan investasi untuk meningkatkan lapangan kerja, mencari
sumber pendanaan dll.

2. Ekonomi Makro
Ekonomi makro menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi
banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan
untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan
seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian
keseimbangan neraca yang berkesinambungan. Beberapa permasalahan yang
dihadapi pemerintah (Indonesia) antara lain seperti penganguran yang relative
tinggi, inflasi, neraca pembayaran internasional, kurs (nilai tukar rupiah) yang
tidak stabil, pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, ketimpangan distribusi
pendapatan, dll. Tujuan kebijakan ekonomi makro antara lain 1) Tingkat
kesempatan kerja yang tinggi, 2) kapasitas produksi nasional yang tinggi, 3)
Tingkat pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, 4) keadaan
perekonomian yang stabil.
Terdapat empat pasar pada ekonomi makro, yaitu pasar barang, pasar
uang, pasar tenaga kerja, dan pasar luar negeri. Circular flow diagram pada
ekonomi makro seperti pada Gambar 19.
13

Gambar 19 Circular flow diagram ekonomi makro

Pada sistem ekonomi makro, terdapat tiga variabel kunci yaitu output,
berkaitan dengan pendapatan nasional (PDB), kerja, berkaitan dengan
pengangguran, dan harga, berkaitan dengan inflasi.
a. Output
Output total suatu negara diukur dengan PDB (Produk Domestik Bruto)
atau Gross National Product (GNP). GDP: mengukur nilai pasar total dari
output yang dihasilkan di Negara yang bersangkutan (Domestik). GNP:
mengukur nilai pasar total dari output yang dihasilkan oleh Warga Negara
yang bersangkutan (Nationality)
b. Kerja (Employment)
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan aspek kerja. Employment
(E) yaitu jumlah pekerja dewasa yang mempunyai pekerjaan sipil penuh.
Unemployment (U) adalah jumlah orang dewasa yang tidak mempunyai
pekerjaan dan sedang aktif mencari pekerjaan. Angkatan kerja (Labor Force)
yaitu total antara employment dan unemployment (E + U). Adapaun tingkat
pengangguran (U) merupakan pengangguran yang dinyatakan sebagai
persentase dari Angkatan kerja

𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛 (𝑈) = × 100
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
c. Tingkat Harga
Tingkat harga diukur dengan indeks harga (IH) dalam perekonomian
suatu negara. Tingkat inflasi dalam satu tahun adalah perubahan indeks harga
dari tahun ke tahun. Maka Tingkat inflasi dapat dicari dengan menggunakan
rumus berikut:

𝐼𝐻 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑖𝑛𝑖 − 𝐼𝐻 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑙𝑎𝑙𝑢


𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑓𝑙𝑎𝑠𝑖 = × 100
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑙𝑎𝑙𝑢

Inflasi diartikan sebagai keiankan harga-harga secara umum


(menyeluruh/agregat) di semua sektor perekonomian. Sektor perekonomian
14

sendiri diartikan sebagai pengelompokan aktifitas ekonomi yang dilakukan


pemerintah untuk berbagai kepentingan (melihat kontribusi sectoral,
produktifitas, pertumbuhan ekonomi, dan sebagainya).

Ekonomi makro membahas terkait pertumbuhan ekonomi suatu negara.


Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan perekonomian yang menunjukkan adanya
kenaikan (pertumbuhan) PDB (Produk Domestik Bruto). Pemerintah berusaha
menciptakan iklim perekonomian yang prospektif untuk memacu pertumbuhan
perekonomian, tetapi banyak masalah yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi tidak
optimal, diantaranya kombinasi produksi yang terbatas. Misalnya ingin menciptakan
swa-sembada beras tetapi tidak didukung dengan produksi komoditas pengganti beras,
akibatnya selalu kekurangan produksi beras.
Pada ekonomi mikro, penawaran dan permintaan meliputi satu output, sedangkan
pada ekonomi makro konsep penawaran kan permintaan meliputi jumlah seluruh output.
Permintaan Agregat adalah kumpulan permintaan jumlah kuantitas barang dan jasa
yang ingin dibeli dari seluruh rumah tangga, perusahaan dan pemerintah dalam sebuah
negara. Penawaran Agregat adalah kuantitas barang dan jasa yang diproduksi dan dijual
pada setiap tingkat inflasi di sebuah negara. Kurva permintaan agregat (Agregat
Demand = AD) dan Kurva penawaran agregat (Aggregate Supply = AS) ditunjukkan
pada Gambar 20 dan Gambar 21.

Gambar 20 Kurva permintaan agregat

Agregat demand merupakan hubungan antara jumlah semua output yang


diminta konsumen (pendapatan nasional rill) dan Tingkat harga. AD berslope
negatif, hal tersebut dikarenakan bila P naik perush, perlu lebih banyak uang
untuk membayar gaji dan upah, dan untuk membeli faktor-faktor produksi.
Selain itu rumah tangga perlu lebih banyak uang untuk membeli barang-barang
kebutuhan mereka (ceteris paribus). Peningkatan kebutuhan uang ini
meyebabkan kekurangan uang, yang berakibat naiknya suku bunga uang;
pengusaha dan masyarakat (RT) akan mengurangi pembelian barang-barang
kapital, seperti mesin-mesin, rumah, dan lain-lain yang peka terhadap tingkat
15

bunga. Akhirnya, hal ini menyebabkan berkurangnya permintaan akan output


negara tersebut.

Gambar 21 Kurva penawarn agregat

Aggregate supply adalah hubungan antara jumlah semua output yang


ditawarkan produsen (pendapatan nasional rill) dan Tingkat harga. Terdapat tiga
range AS yaitu range keynesian, range intermediate, dan range klasik.
1) Range Keynesian
Berbentuk horizontal merupakan akibat dari dua kekuatan, 1) Dalam
masyarakat bersangkutan masih terdapat sumberdaya yang menganggur,
sehingga output dapat ditingkatkan tanpa mengakibatkan P naik. 2) P relative
kaku untuk turun, sehingga harga itu tidak jatuh, walaupun terdapat kelebihan
penawaran di pasar TK dan pasar komoditi.
2) Range Intermediate
Mempunyai slope positif dimana kenaikan output diikuti kekurangan
output, sehingga terjadi kelebihan permintaan (excess demand), yang
mendorong naiknya tingkat harga.
3) Range Klasik
Range klasik bjerbentuk vertikal, sumberdaya sudah dimanfaatkan
secara penuh.

Pergeseran Aggregate Demand dapat disebabkan karena beberapa hal,


yaitu perubahan jumlah penduduk, perubahan konsumsi, perubahan invstasi, dan
perubahan pengeluaran pemerintah (Gambar 22). Adapun perubahan Aggregate
Supply disebabkan karena terjadi perubahan harga input ex: upah & sumber
energi. Jika Pf naik; AS bergeser ke kiri atas, Jika Pf turun; AS bergeser ke kanan
bawah. Selain itu gagal panen juga menyebabkan AS bergeser ke kiri atas. Dan
penemuan teknologi menyebabkan AS bergeser ke kanan bawah (Gambar 23).
16

Gambar 22 Pergeseran Aggregate Demand

Gambar 23 Pergeseran Aggregate Supply

Perhitugan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan beberapa


pendekatan, yaitu pendekatan nilai tambah, pendekatan pengeluaran, dan
pendekatan penerimaan.
1) Pendekatan Nilai Tambah
Pendekatan nilai tambah muncul karena adanya masalah perhitungan
ganda. Jika kita menghitung pendapatan nasional dengan cara menghitung
langsung nilai pasar total output dari para produsen, biasanya akan terbentur
pada kesulitan yang disebabkan oleh adanya tingkat-tingkat produksi,
sehingga hasil yang diperoleh lebih besar daripada nilai sebenarnya.

Konsepsi nilai tambah menunjukkan perbedaan penting antara produk


antara (intermediate product) dengan produk akhir (final product). Produk
antara adalah output suatu perusahaan yang digunakan sebagai input oleh
perusahaan lainnya, sedangkan produk akhir adalah produk yang langsung
dikonsumsi. Nilai tambah dapat dihitung dengan mengurangkan nilai output
dengan nilai input. Pendapatan nasional merupakan penjumlahan total dari
nilai tambah
17

Nilai Tambah = Nilai Output – Nilai Input

2) Pendekatan Pengeluaran
Komponen pengeluaran agregat dapat dibedakan menjadi beberapa
kategori yaitu:
a. Pengeluaran konsumsi (C)
b. Pengeluaran Invenstasi (I)
c. Pengeluaran Pemerintah, (G)
d. Ekspor bersih (X – M)

Perekonomian tertutup → AE = C + I + G
Perekonomian terbuka → AE = C + I + G + (X – M)

3) Pendekatan Penerimaan
Komponen penerimaan dibedakan menjadi beberapa, yaitu:
a. Rent (bayaran bagi jasa-jasa tanah dan faktor lain yang disewa)
b. Wages and salaries (pembayaran bagi jasa tenaga kerja)
c. Interest (bunga)
d. Profit (distributed and undistributed)

Ukuran-ukuran yang berhubungan dengan pendapatan nasional


ditunjukkan pada Gambar 24.

Gambar 24 Ukuran-ukuran yang berhubungan dengan pendapatan nasional


Penafsiran pengukuran pendapatan nasional dapat dilakukan
menggunakan rumus berikut:

𝐺𝑃𝑁 𝑁𝑜 min 𝑎𝑙
𝐺𝑃𝑁 𝑅𝑖𝑙𝑙 = × 100
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑈𝑚𝑢𝑚 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢


𝐼𝐻 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢 × 100
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐷𝑎𝑠𝑎𝑟
18

𝐺𝑃𝑁 𝑁𝑜 min 𝑎𝑙
𝐺𝑃𝑁 𝐷𝑒𝑓𝑎𝑙𝑡𝑜𝑟 = × 100
𝐺𝑃𝑁 𝑅𝑖𝑙𝑙

Jika GPN Rill dan GPN Nominal diketahui besarnya, maka indeks harga
atau GPN Deflator dapat diketahui. Beberapa kegiatan yang tidak termasuk
dalam pengukuran pendapatan nasional adalah kegiatan illegal, kegiatan yang
tidak dilaporkan, kegiatan ekonomi yang tidak dipasarkan, dan faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan manusia, tetapi tidak termasuk dalam nilai output.
Berdasarkan beberapa pengukuran tersebut, pengukuran terbaik
tergantung pada tujuan penggunaannya. GPN cocok untuk menjawab mengenai
nilai pasar dari barang & jasa yang diproduksi (berhungan dengan perubahan
employment). Adapun NNP cocok untuk menjawab mengenai besarnya jumlah
poduksi yang harus dilampaui sesuai dengan jumlah yg diperlukan utk
mengganti alatalat modal yg habis dipakai. DI cocok utk menjawab pertanyaan
bagaimana hubungan income, berapa konsumen harus membagi antara
pengeluaran dan saving & dapat meramalkan tingkah laku konsumsi dari
konsumen. Ukuran nilai riil cocok untuk mengisolasi perubahan-perubahan yang
disebabkan oleh fluktuasi harga & membandingkan daya beli sepanjang waktu.
Ukuran per kapita mengalihkan fokus dari ukuran nasional kepada ukuran
perorangan.
19

UANG SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN


1. Definisi Uang
Uang adalah suatu benda yang dengan mudah dan umum diterima oleh
masyarakat untuk pembayaran pembelian barang dan jasa serta untuk
pembayaran utang (Thomas, R.J.). Uang digunakan sebagai alat tukar dan alat
bayar. Selain itu uang juga memiliki fungsi lain yaitu:
1) Alat tukar
2) Alat satuan hitung (pengukur nilai) → uang digunakan untuk menghitung
harga suatu barang
3) Standar atau ukuran yang ditunda (Standard of deferred payment) → uang
digunakan untuk menyatakan ukuran hutang
4) Alat penyimpan kekayaan → uang digunakan untuk menabung sisa
pendapatan
5) Alat pengalih nilai → uang digunakan sebagai pengalih suatu barang

Uang memiliki dua jenis, yaitu uang kartal dan uang giral. Uang kartal
yaitu uang kertas atau logam yang beredar di masyarakat. Uang ini diatur
peredarannya oleh pemerintah dan merupakan alat pembayaran yang sah.
Adapun uang giral adalah alat pembayaran berupa cek, bilyet, giro, dan
sejenisnya yang dikeluarkan oleh bank.

2. Penawaran dan Permintaan Uang


Jumlah uang yang beredar diatur oleh pemerintah. Penawaran uang
(jumlah uang yang berdar) adalah jumlah total mata uang (currency) dan
deposito bank yang setiap saat dapat diuangkan. Secara umum penawaran uang
dalam suatu negara adalah jumlah uang yang beredar. Dalam suatu negara,
pengawasan penawaran uang ada di tangan Bank Sentral, (di Indonesia adalah
Bank Indonesia (BI). Penawaran uang merupakan variabel eksogen, yang
ditentukan oleh BI. Kurva penawaran uang berbentuk vertikal. Kurva penawaan
uang ditunjukkan pada Gambar 25.

Gambar 25 Kurva penawaran uang

Kurva Penawaran uang (money supply = MS) memiliki slope positif dan
dipengaruhi oleh kebijakan moneter. Kurva ini memiliki slope positif yang
artinya memiliki jumlah uang beredar akan naik bila Tingkat bunga naik (ceteris
paribus). Contohnya ialah perbankan akan meningkatkan pinjaman pada dunia
usaha apabila tingkat bunga naik, dengan asumsi faktor lainnya dianggap tetap.
20

Penawaran uang dapat bergeser karena beberapa hal, seperti tingkat bunga,
tingkat inflasi, tingkat produksi dan pendapatan nasional, kondisi Kesehatan
dunia perbankan, serta nilai tukar uang.
Selain penawaran uang, ada juga istilah permintaan uang yaitu jumlah
uang yang ingin dipegang oleh masyarakat. Pada umumnya kekayaan
masyarakat dapat berupa uang tunai dan surat-surat berharga (saham, obligasi,
deposito berjangka, dll). Biaya imbangan dari memegang/menahan uang tunai
adalah tingkat suku bunga yang seharusnya bisa diperoleh apabila uang tersebut
dibelikan surat-surat berharga.
Menurut John Maynard Keynes terdapat tiga motif memegang uang, yaitu
motif transaksi, motif waspada (berjaga-jaga), dan motif spekulasi. Motif
transaksi yaitu memegang uang untuk keperluan transaksi, motif keaspadaan
yaitu tindakan berjaga-jaga terhadap ketidakpastian antara waktu penerimaan
dan pengeluaran uang dari usahanya, dan motif spekulasi yaitu mengharapkan
keuntungan dari ketidakpasian harga-harga dari asset financial lainnya.
Pertimbangan yang penting bagi perusahaan & RT untuk memegang uang
tunai adalah besarnya suku bunga yang terjadi di pasar. Bila suku bunga tinggi,
perusahaan & RT cenderung membeli surat berharga lebih banyak, sehingga
jumlah uang tunai yang dipegangnya akan berkurang.
Permintaan Uang & Suku Bunga. Permintaan uang terbalik dengan suku
bunga yang berlaku & berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Fungsi
yang menggambarkan hubungan antara permintaan uang dan suku bunga
dinamakan fungsi preferensi likuiditas, yang diberi simbol LP (fungsi LP)
seperti ditunjukkan pada Gambar 26 dan Gambar 27.

Gambar 26 Hubungan antara permintaan uang dengan pendapatan nasional

Gambar 27 Hubungan antara permintaan uang dengan suku bunga


21

Keseimbangan moneter adalah situasi Dimana penawaran uang sama


dengan permintaan uang. Keseimbangan ini berada di titik E. Di luar titik E
terjadi kondisi disequilibrium, yaitu bisa berupa kelebihan penawaran atau
permintaan uang. Kondisi disequilibrium ditunjukkan pada Gambar 28. Adapun
kondisi equilibrium ditunjukkan pada Gambar 29.

Gambar 28 Dampak ketidakseimbangan moneter terhadap suku bunga

Gambar 29 Equilibrium in the money market


22

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL


1. Definisi Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah nilai dari seluruh produk yang dihasilkan oleh
seluruh pelaku ekonomi dalam suatu negara selama satu tahun. Pendapatan
nasional disebut juga produk nasional. Pendapatan adalah nilai total dari
produksi barang/jasa yang dihasilkan oleh suatu perekonomian dalam periode
tertentu (satu tahun), adapun pendapatan nasional adalah pendapatan bersih
seluruh warga negara dari suatu negara selama satu tahun. Produk nasional
diartikan sebagai nilai jual dari seluruh produk yang dibayarkan.
2. Pengukuran Pendapatan Nasional
Perhitungan pendapatan nasional dapat dlakukan dengan beberapa cara,
yaitu berdasarkan produk domestic bruto, produk nasional bruto, produk
nasional netto, pendapatan nasional bersih, pendapatan perorangan, dan
pendapatan disposable.
1. Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)
Produk domestic bruto merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan
oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah
nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB
dihitung dengan cara menjumlahkan semua hasil dari warga negara yang
bersangkutan di dalam negeri ditambah warga negara asing yang bekerja di
negara yang bersangkutan.
2. Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP)
Produk nasional bruto adalah total nilai pasar semua produk dan jasa
yang dihasilkan dalam satu tahun dengan tenaga kerja dan properti yang
disediakan oleh semua penduduk atau warga negara dimanapun lokasi
produksinya. Cara perhitungan PNB adalah menambahkan PDB dengan
pendapatan neto dari luar negeri.

PNB = PDB + Pendapatan Netto dari luar negeri

3. Produk Nasional Neto atau Net National Product (NNP)


Perhitungan NNP dilakukan dengan cara mengurangi PDB dengan
seluruh penyusutan atas barang-barang modal tetap yang digunakan dalam
proses produksi selama satu tahun.

NNP = GNP – Deprisiasi

4. Pendapatan Nasional Bersih atau Net National Income (NNI)


Pendapatan nasional bersih adalah produk nasional bersih (NNP)
dikurangi dengan pajak tidak langsung. Pendapatan nasional bersih meliputi
pendapatan rumah tangga, bisnis dan pemerintah. Pendapatan ini dihitung
23

menurut balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Pajak tidak langsung yang dimaksud ialah pajak yang bebannya
dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.

NNI = GNP – Deprisiasi – Pajak tidak langsung

5. Pendapatan Perseorangan atau Personal Income (PI)


Pendapatan perseorangan adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. PI juga memperhitungkan pembayaran transfer
(transfer payment).

PI = NNI – (Laba ditahan + pajak perorang + iuran jamsos + tf payment

6. Pendapatan Siap Dibelanjakan atau Disposable Income (DI)


Pendapatan yang siap dibelanjakan adalah pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya
menjadi Tabungan yang disalurkan menjadi investasi.

DI = PI – Pajak langsung

Perhitungan pendapatan nasional dapat dilakukan menggunakan tiga


pendekatan, yaitu pendekatan produksi (nilai tambah), pendekatan pendapatan,
dan pendekatan pengeluaran.
1. Pendekatan Produksi
Pendapatan nasional dihitung berdasarkan nilai akhir barang dan jasa
yang dihasilkan oleh masyarakat suatu negara atau dengan kata lain
menjumlahkan nilai tambah dari setiap tahap produksi (value added). Dengan
pendekatan produksi, dijumlahkan semua nilai produksi yang dikelompokkan
ke dalam 9 lapangan usaha.
2. Pendekatan Pendapatan
Pendapatan nasional dihitung dengan mnejumlahkan seluruh
pendapatan (upah, sewa, bunga, dan laba) yang diterima rumah tangga
konsumsi dalam suatu negara selama satu periode tertentu sebagai imbalan
atas faktor-faktor produksi yang diberikan kepada perusahaan. Pendapatan
nasional dihitung dengan menjumlahkan pendapatan dari tahan (sewa), modal
(bunga), tenaga kerja (upah), dan kewirausahaan (profit)

3. Pendekatan Pengeluaran
Pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh
pengeluaran dari empat pelaku ekonomi, antara lain konsumsi (rumah
tangga), investasi, pemerintah, dan ekspor impor.
24

Y=C+I+G+X–M

Keterangan:
C = Pengeluaran konsumsi
I = Pengeluaran investasi
G = Pengeluaran pemerintah
X = Pengeluaran ekspor
M = Pengeluaran impor

Perekonomian tertutup: AE = C + I + G
Perekonomian terbuka: AE = C + I + G + (X – M)

Keseimbangan pendapatan nasional dapat dilakukan dengan pendekatan


Diagram 45°. Berdasarkan pendekatan ini keseimbangan tercapai ketika
pengeluaran agregat ”yang direncanakan” (AE) = output (Y) agregat

AE =Y
C+I+X =Y

Fungsi konsumsi menggambarkan bagaimana pengeluaran konsumsi (C)


bervariasi pada Tingkat pendapatan nasional (Y)

C = a + bY

Keterangan:
a = Konsimsi autonomus
b = Marginal propensity to consumen (MPC)

Marginal Propensity to Consumen (MPC) = ΔC / ΔY


Average Propensity to Consumen (APC) = C / Y
Marginal Propensity to Sasing (MPS) = ΔS / ΔY

MPC + MPS = 1
25

KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER

1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah semua kebijakan pemerintah dalam kegiatan
ekonomi riil yang menyangkut keuangan pemerintah seperti pemungutan pajak
(Tx), pengeluaran pemerintah (G), pemberian subsidi atau Transfer payment (T).
Instrumen kebikan fiskal adalah Tx, G, dan T. Kebijakan fiskal meliputi
penggunaan pengeluaran pemerintah dan kebijakan pajak untuk mengeser Kurva
AE dan AD ke arah posisi pendapatan nasional yang diinginkan biasanya disebut
dengan stabilization policy.
Kebijikan fiskal di Indonesia adalah kebijakan ekonom makro yang
impementasinya melalui penyusunan “anggaran” pemerintah (APBN).
Kebijakan tersebut terdiri atas iga pos utama pada sisi pengeluaran “anggaran”
yaitu belanja barang dan jasa (G), gaji pegawai (W), dan tranfer payment/subsisi
(Tr). Kebijakan fiskal di Indonesia pada sisi pendapatan terdiri atas empat pos
penting yaitu penerimaan pajak (Tx), kredit likuitas bank sentral (U),
pinjaman/obligasi dalam negeri (B), pinjaman/hutang luar negeri (F).
Teori budget balance adalah perbedaan antara semua pengeluaran
pemerintah dengan semua penerimaan pemerintah. Jika penerimaan sama
dengan pengeluaran maka dapat dikatakan balanced budget. Jika penerimaan
lebih besar dari pengeluaran disebut budget surplus, sebaliknya jika penerimaan
lebih kecil dari pengeluaran maka disebut budger deficit. Treasing bill dan bond,
treasing bill merupakan janji akan membayar kembali sejumlah uang yang
dijanjikan setelah 90 hari dari tanggal diterbitkan (dikeluarkan). Bond
merupakan janji akan membayar kembali sejumlah uang yang dijanjikan pada
waktu yang akan datang. Jarak waktu pembayaran kembali dapat sampai 20
tahun dari sekarang.
Kebijakan fiskal pada saat pengeluran swasta (I) tetap (C, X-M, & I tetap)
pajak dan pengeluaran pemerintah dapat digunakan untuk menghilangkan
inflationary gap atau deflationary gap dengan cara menggeser fungsi AE dan
AD. Untuk mengukur besarnya efek kebijakan fiskal terhadap pendapatan
nasional dapat digunakan rumus sebabagi berikut:

K=∆Y/∆G
26

Gambar 30 Perubahan pengeluaran pemerintah

Berdasarkan Gambar 30 diketahui bahwa kenaikan atau penurunan


pengeluaran pemerintah akan menggeser kurva AE sejajar ke atas maupun ke
bawah, sehingga Y berubah pada posisi yang diinginkan.

Gambar 31 Perubahan pajak

Berdasarkan Gambar 31 diketahui bahwa kenaikan atau penuruan pajak


akan menggeser kurva AE secara tidak sejajar ke bawah maupun ke atas,
sehingga Y berubah pada posisi yang diinginkan.
Kebijakan fiskal pada saat pengeluaran swasta bbergeser (C, X-M, & I
berubah), dalam kenyataan fungsi pengeluaran swasta, seperti I, X-M, & C selalu
berubah. Keadaan ini akan menyebabkan stabilisasi kebijakan menjadi lebih
sulit. Pada situasi ini dapat diterapkan fine tuning. Fine tuning merupakan
kebijaksanaan fiskal yang diubah-ubah dalam jumlah yang relatif kecil untuk
memperoleh Y hampir persis pada tingkat Yf.
Alat kebijakan fiskal (Tool Of Fiscal Policy) terdiri dari automatic tools &
discretionary tools. Automatc tool yaitu sesuatu yang dapat mengurangi
marginal propensity to spend dari pendapatan nasional, dan kemudian
mengurangi nilai multipliernya. Discretionary fiscal policy yaitu melakukan
perubahan dalam T dan pengeluaran pemerintah.yang ditujukan untuk
mengurangi gap yang terjadi.
27

Kelemahan kebijakan fiskal yaitu time lag dan decision lag. Beberapa
kebijakan dalam menanggulangi inflasi kebijakan fiskal melalui menaikan pajak
(AD turun), menekan pengeluaran pemerintahan (G), mengurangi ekonomi
biaya tinggi.

2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa
moneter (biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar
dan kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi
masyarakat. langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh bank sentral
(di Indonesia Bank sentral adalah Bank Indonesia) untuk mempengaruhi
(mengubah) jumlah penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku
bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat Tujuan
ekonomi moneter dalam proses pengambilan kebijakan suatu negara yaitu
menjaga stabilitas ekonomi, menjaga stabilias harga,meningkatkan kesempatan
kerja, memperbbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran,
mempertahankan iklim investasi, menjaga kestabilan nilai krus mata uang, serta
menurunkan laju inflasi
Instrumen kebijakan moneter yaitu terdiri dari kebijkan moneter
kuantitatif dan kebijakan moneter kualitatif. Kebijakan moneter kualitatif terdiri
dari kebijakan pasar terbuka seperti menjual dan membeli SBI, kebijakan
diskonto seperti menaikan dan menurunkan suku bunga, kebijkan cadangan khas
seperti menaikan dan menurunkan cadangan khas, kebijakan selektif dan kredit
longar serta himbauan moral.
Jenis jenis kebijakan moneter yaitu politik diskonto (menurunkan tingkat
suku bunga pada bank umum), giro wajib minimum/GWM (menurunkan giro
wajib mi nimum pada bank umum), operasi pasar terbuka (open market
operation/membeli SBI dan SBPPU), politik kredit longgar (pembelian kredit
longar).
28

INFLASI DAN PENGANGGURAN


1. Definisi Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada
umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika harga barang dan jasa di
dalam negeri meningkat, maka inflasi mengalami kenaikan. Naiknya harga
barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Dengan demikian,
inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang
dan jasa secara umum.
Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah
Indeks Harga Konsumen (IHK). Yakni indeks yang menghitung rata-rata
perubahan harga dari suatu paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah
tangga dalam kurun waktu tertentu. Inflasi yang diukur IHK dikelompokkan ke
tujuh kelompok yaitu kelompok bahan makanan,kelompok makanan jadi,
minuman, rokok dan tembakau, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan
bakar, kelompok sandang, kelompok Kesehatan, kelompok pendidikan, rekreasi,
dan olahraga, kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
Teroi inflasi yaitu inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di
luar batas kemampuan ekonominya dan terjadi perebutan rezeki di antara
kelompok-kelompok sosial di dalam masyarakat. Keadaan seperti ini ditandai
dengan permintaan masyarakat akan barang-barang melebihi jumlah barang-
barang yang tersedia, sehingga menimbulkan inflationary gap.
Penyebab timbulnya inflasi yaitu kenaikan biaya produksi(cost push
inflation), kenaikn permintaan melebihi penawaran diatas kemampuan produksi
(demand pull inflation), meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat, adanya percetakan uang baru oleh pemerintah, brerkurangnya
jumlah barang di pasaran, adanya desakan dari golongan tertentu untuk
memperoleh kredit murah, adanya fluktuasi dari sector luar negeri
(ekspor/impor), inflasi dari luar negeri (imported inflation), inflasi dari dalam
negeri (domestic inflation). Rumus menghitung inflasi yaitu:

Inflasi = (IHK periode 1- IHK periode 2) / IHK periode 2) x 100

Dampak inflasi bagi perekonoian suatu negara yaitu inflasi menggerus


daya beli masyarakat, merugikan konsumen, mempengaruhi kemamppuan
ekspor sebuah negara, mengurangi minat masyarakat menabung di bank, serta
mempengaruhi kestabilan mata uang rupiah. Kebijakan untuk mengatasi inflasi
yaitu kebijakan fiskal dengan menambah pajak dan mengurangi pengeluran
pemerintah, kebijakan moneter dengan menaikan suku bunga dan membatasi
kredit, kebijakan sisi penawaran dengan mengurangi pajak impor dan pajak ke
atas bahan mentah, melakukan penetapan harga, menggalakan pertambahan
produksi dan perkembangan teknologi.
29

2. Pengangguran
Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih.
Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun
dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja
dan pengangguran. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah
penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah
tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi. Bekerja
adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud
memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling
sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut
termasuk pola kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu
usaha/kegiatan ekonomi.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang
layak. Pengangguran disebabkan oleh jumlah angkatan kerja atau pencari kerja
lebih besar dari jumlah lapangan kerja yang mampu menyerapnya.
Pengangguran digolongkan berdasarkan jumlah jam kerja dan berdasarkan
penyebab terjadinya.
Berdasarkan jumlah jam kerja yaitu pengangguran terselubung yaitu
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu,
Setelah menganggur yaitu tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini
merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu,
Pengangguran terbuka yaitu tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak
mempunyai pekerjaan. Berdasarkan penyebab terjadinya pengangguran
dibedakan menjadi 7, yaitu:
1) Pengangguran fraksional
2) Pengangguran structural
3) Pengangguran teknologi
4) Pengangguran siknikal
5) Pengangguran musiman
6) Setengah menganggur
7) Pengangguran keahlian

Akibat pengangguran bagi perekonomian negara yaitu penurunan


pendapatan per kapita, penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari
sektor pajak, meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah
dapat menambah hutang negara. Akibat pengangguran bagi masyarakat yaitu
pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis, pengangguran dapat
menghilangkan keterampilan karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik. Kebijakan
untuk mengatasi pengangguran yaitu kebijikan fiskal dengan mengurangi pajak
dan menambah pengeluaran pemerintah, kebijakan moneter yaitu menambah
uang, menurunkan suku bunga dan menyediakan kredit khusus untuk sektor atau
kegiatan tertentu, kebijikan sisi penawaran dengan mendorong lebih banyak
investasi, mengembangkan insfrastruktur, meningkatkan efisiensi adminnistrasi
pemerinntah, memberi subsidi dan mengurangan pajak perusahaan dan individu.

Anda mungkin juga menyukai