Dosen Pengampu
Dr. Yudi Wahyudin, S.Pi., M.Si.
DAFTAR ISI ii
STRUKTUR PASAR: PASAR PERSAINGAN SEMPURNA DAN MONOPOLI,
PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA 1
1. Pasar 1
2. Pasar Persaingan Sempurna 1
PEMBENTUKAN HARGA DI PASAR MONOPOLI DAN PERBANDINGAN
HARGA DENGAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA 6
1. Pasar Monopoli 6
2. Deskriminasi Harga 9
PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO 12
1. Ekonomi 12
2. Ekonomi Makro 12
UANG SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN 19
1. Definisi Uang 19
2. Penawaran dan Permintaan Uang 19
PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL 22
1. Definisi Pendapatan Nasional 22
2. Pengukuran Pendapatan Nasional 22
KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER 25
1. Kebijakan Fiskal 25
2. Kebijakan Moneter 27
INFLASI DAN PENGANGGURAN 28
1. Definisi Inflasi 28
2. Pengangguran 29
1
1. Pasar
Pasar dapat diartikan dalam artian sempit dan luas. Pasar secara sempit
diartikan sebagai sebuah tempat bertemunya penjual dengan pembeli untuk
melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Adapun secara luas, pasar
diartikan sebagai sebuah proses penjual dan pembeli melakukan interaksi untuk
menetapkan harga keseimbangan atau kesepakatan harga berdasarkan
permintaan dan penawaran.
Berdasarkan jumlah penjualnya, struktur pasar output dibedakan menjadi
empat, yaitu pasar persaingan sempurna, pasar persaingan monopolistic, pasar
olihopoli, dan pasar monopoli.
1) Pasar Persaingan Sempurna, merupakan pasar dengan jumlah penjual dan
pembeli sangat banyak, sehingga harga tidak dapat ditentukan oleh penjual
dan pembeli, melainkan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Beberapa
asusmsi-asumsi dalam pasar persaingan sempurna seperti, terdapat banyak
perusahaan, setiap perusahaan menghasilkan barang yang homogen,
Perusahaan memiliki kebebasan untuk masuk (free entry) atau keluar (free
exit) dari pasar, setiap produen dan konsumen memiliki informasi yang
sempurna mengenai pasar. Pada pasar persaingan sempurna, hamper semua
produk terlihat identik/mirip sehingga pembeli tidak dapat membedakan
apakah suatu barang berasal dari produsen A, B, atau C.
2) Pasar Persaingan Monopolistik, memiliki ciri terdapat banyak penjual, namun
tidak sebanyak pada pasar persaingan sempurna. Produk yang dipasarkan
berbeda coraknya (differentiated product), pada pasar monopolistic produsen
mampu mempengaruhi harga (walaupun tidak sebesar pada oligopoly dan
monopoli), produsen lain bebas masuk pasar, dan setiap produsen harus aktif
dalam kegiatan promosi penjualan.
3) Pasar Oligopoli, dicirikan dengan terdapat banyak pembeli sedangkan
penjualnya hanya ada beberapa saja. Produk bisa terdiferensiasi atau bisa juga
homogeny, namun memenuhi standar tertentu. Terdapat hambatan untuk
masuk pasar bagi perusahaan baru, adanya saling ketergantungan serta
perusahaan sangat intensif dalam penggunaan iklan.
4) Pasar Monopoli, ditandai dengan hanya ada satu penjual saja sehingga
Perusahaan berperan sebagai penentu harga, terdapat banyak pembeli,
sedangkan produk yang disediakan berupa produk unik (tidak ada barang
pengganti), dan perusahaan sulit untuk keluar masuk pasar karena adanya
hambatan.
1
MR = p (1 − 𝑒)
Keterangan:
P = harga
e = elastisistas permintaan, bertanda negative
kurva penawaranya tidak dapat ditunjukan karena tidak terdapat sifat hubungan
yang tetap diantara harga dan jumlah yang ditawarkan oleh perusahaan itu,
sehingga kurva MC bukanlah kurva penawaran.
Efisiensi pasar produksi terjadi pada saat P = ATC minimum, sedangkan
efisiensi alokasi pada saat P = MC. Pada pasar monopoli efisiensi alokasi tidak
mungkin tercapai karena MC = MR, tetapi ≠ P. Sedangkan efisieni produksi bisa
saja tercapai tetapi bisa juga tidak tercapai. Efisiensi dan Inefisiensi produksi
ditunjukkan pada Gambar 14.
2. Deskriminasi Harga
Deskriminasi harga dilakukan untuk meningkatkan keuntungan.
Perbedaan ini bukan disebabkan oleh perbedaan biaya, melainkan karena
penilaian pembeli yang berbeda terhadap produk yang sama.
Deskriminasi harga di antara pembeli hanya akan terjadi jika 1) penjual
dapat mengontrol penawaran atau jumlah komoditi yang dijual kepada setiap
pembeli atau sekelompok pembeli; 2) penjual dapat mecegah penjualan kembali
komoditi dari pembeli yang menghadapi harga rendah kepada pembeli yang
menghadapi harga tinggi.
Tidak semua perbedaan harga mencerminkan diskriminasi harga. Diskon
kuantitas, perbedaan harga antara distributor dan pengecer, harga yang
bervariasi menurut waktu (hari/musim/tahun) bukan merupakan diskriminasi
harga.
Diskriminasi harga dapat mempengaruhi beberapa hal, diantaranya yaitu:
1) penerimaan total yang lebih tinggi daripada penerimaan total perush yang
lebih memaksimalkan keuntungan dengan 1 harga; 2) output pada diskriminasi
harga lebih tinggi daripada output perusahaan monopoli dengan satu harga.
Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi tiga jenis derajat, yaitu
derajat pertama, derajat kedua, dan derajat ke tiga. Penjelasan masing-masing
derajat diskriminasi harga sebagai berikut.
1) Diskriminasi harga derajat pertama (first degree price discrimination)
Untuk dapat menerapkan kebijakan derajat pertama, monopolis harus
mengetahui permintaan dari setiapmkonsumen. Pada derajat ini monopolis
10
dan perbedaan tersedianya barang substitusi. Barang dari pasar yang satu
tidak dapat dijual ke pasar yang lainnya. Monopolis akan menetapkan P yang
lebih rendah pada pasar yang elastisitas permintaannya lebihelastis dan
sebaliknya (Gambar 17).
1. Ekonomi
Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana masyarakat menggunakan
sumber daya yang langka untuk menghasilkan barang dan jasa yang berharga
dan mendistribusikannya di antara yang berbeda individu (Samuelson-
Nordhaus, 2010:4). Secara umum ilmu ekonomi dibagi menjadi dua, yaitu
ekonomi makro dan ekonomi mikro. Ekonomi makro adalah cabang ilmu
ekonomi yang mempelajari perilaku menyeluruh suatu perekonomian (secara
agregat), sedangkan ekonomi mikro adalah cabang ilmu ekonomi yang
mempelajari perilaku pasar-pasar individual. Contoh ekonomi makro seperti
masalah inflasi, pengangguran, neraca pembayaran, pertumbuhan ekonomi dll.
adapun contoh ekonomi mikro adalah permintaan dan penawaran, perilaku
konsumen, perilaku produsen, struktur pasar dll.
Masalah ekonomi yaitu adanya ketidakseimbangan antara sumberdaya yang
tersedia dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Contohnya inflasi,
pengangguran, deficit anggran belanja, kemiskinan. Implikasinya pengendalian
harga, meningkatkan investasi untuk meningkatkan lapangan kerja, mencari
sumber pendanaan dll.
2. Ekonomi Makro
Ekonomi makro menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi
banyak masyakarakat, perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan
untuk menganalisis cara terbaik untuk memengaruhi target-target kebijaksanaan
seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian
keseimbangan neraca yang berkesinambungan. Beberapa permasalahan yang
dihadapi pemerintah (Indonesia) antara lain seperti penganguran yang relative
tinggi, inflasi, neraca pembayaran internasional, kurs (nilai tukar rupiah) yang
tidak stabil, pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, ketimpangan distribusi
pendapatan, dll. Tujuan kebijakan ekonomi makro antara lain 1) Tingkat
kesempatan kerja yang tinggi, 2) kapasitas produksi nasional yang tinggi, 3)
Tingkat pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, 4) keadaan
perekonomian yang stabil.
Terdapat empat pasar pada ekonomi makro, yaitu pasar barang, pasar
uang, pasar tenaga kerja, dan pasar luar negeri. Circular flow diagram pada
ekonomi makro seperti pada Gambar 19.
13
Pada sistem ekonomi makro, terdapat tiga variabel kunci yaitu output,
berkaitan dengan pendapatan nasional (PDB), kerja, berkaitan dengan
pengangguran, dan harga, berkaitan dengan inflasi.
a. Output
Output total suatu negara diukur dengan PDB (Produk Domestik Bruto)
atau Gross National Product (GNP). GDP: mengukur nilai pasar total dari
output yang dihasilkan di Negara yang bersangkutan (Domestik). GNP:
mengukur nilai pasar total dari output yang dihasilkan oleh Warga Negara
yang bersangkutan (Nationality)
b. Kerja (Employment)
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan aspek kerja. Employment
(E) yaitu jumlah pekerja dewasa yang mempunyai pekerjaan sipil penuh.
Unemployment (U) adalah jumlah orang dewasa yang tidak mempunyai
pekerjaan dan sedang aktif mencari pekerjaan. Angkatan kerja (Labor Force)
yaitu total antara employment dan unemployment (E + U). Adapaun tingkat
pengangguran (U) merupakan pengangguran yang dinyatakan sebagai
persentase dari Angkatan kerja
𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛 (𝑈) = × 100
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
c. Tingkat Harga
Tingkat harga diukur dengan indeks harga (IH) dalam perekonomian
suatu negara. Tingkat inflasi dalam satu tahun adalah perubahan indeks harga
dari tahun ke tahun. Maka Tingkat inflasi dapat dicari dengan menggunakan
rumus berikut:
2) Pendekatan Pengeluaran
Komponen pengeluaran agregat dapat dibedakan menjadi beberapa
kategori yaitu:
a. Pengeluaran konsumsi (C)
b. Pengeluaran Invenstasi (I)
c. Pengeluaran Pemerintah, (G)
d. Ekspor bersih (X – M)
Perekonomian tertutup → AE = C + I + G
Perekonomian terbuka → AE = C + I + G + (X – M)
3) Pendekatan Penerimaan
Komponen penerimaan dibedakan menjadi beberapa, yaitu:
a. Rent (bayaran bagi jasa-jasa tanah dan faktor lain yang disewa)
b. Wages and salaries (pembayaran bagi jasa tenaga kerja)
c. Interest (bunga)
d. Profit (distributed and undistributed)
𝐺𝑃𝑁 𝑁𝑜 min 𝑎𝑙
𝐺𝑃𝑁 𝑅𝑖𝑙𝑙 = × 100
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎
𝐺𝑃𝑁 𝑁𝑜 min 𝑎𝑙
𝐺𝑃𝑁 𝐷𝑒𝑓𝑎𝑙𝑡𝑜𝑟 = × 100
𝐺𝑃𝑁 𝑅𝑖𝑙𝑙
Jika GPN Rill dan GPN Nominal diketahui besarnya, maka indeks harga
atau GPN Deflator dapat diketahui. Beberapa kegiatan yang tidak termasuk
dalam pengukuran pendapatan nasional adalah kegiatan illegal, kegiatan yang
tidak dilaporkan, kegiatan ekonomi yang tidak dipasarkan, dan faktor yang
mempengaruhi kesejahteraan manusia, tetapi tidak termasuk dalam nilai output.
Berdasarkan beberapa pengukuran tersebut, pengukuran terbaik
tergantung pada tujuan penggunaannya. GPN cocok untuk menjawab mengenai
nilai pasar dari barang & jasa yang diproduksi (berhungan dengan perubahan
employment). Adapun NNP cocok untuk menjawab mengenai besarnya jumlah
poduksi yang harus dilampaui sesuai dengan jumlah yg diperlukan utk
mengganti alatalat modal yg habis dipakai. DI cocok utk menjawab pertanyaan
bagaimana hubungan income, berapa konsumen harus membagi antara
pengeluaran dan saving & dapat meramalkan tingkah laku konsumsi dari
konsumen. Ukuran nilai riil cocok untuk mengisolasi perubahan-perubahan yang
disebabkan oleh fluktuasi harga & membandingkan daya beli sepanjang waktu.
Ukuran per kapita mengalihkan fokus dari ukuran nasional kepada ukuran
perorangan.
19
Uang memiliki dua jenis, yaitu uang kartal dan uang giral. Uang kartal
yaitu uang kertas atau logam yang beredar di masyarakat. Uang ini diatur
peredarannya oleh pemerintah dan merupakan alat pembayaran yang sah.
Adapun uang giral adalah alat pembayaran berupa cek, bilyet, giro, dan
sejenisnya yang dikeluarkan oleh bank.
Kurva Penawaran uang (money supply = MS) memiliki slope positif dan
dipengaruhi oleh kebijakan moneter. Kurva ini memiliki slope positif yang
artinya memiliki jumlah uang beredar akan naik bila Tingkat bunga naik (ceteris
paribus). Contohnya ialah perbankan akan meningkatkan pinjaman pada dunia
usaha apabila tingkat bunga naik, dengan asumsi faktor lainnya dianggap tetap.
20
Penawaran uang dapat bergeser karena beberapa hal, seperti tingkat bunga,
tingkat inflasi, tingkat produksi dan pendapatan nasional, kondisi Kesehatan
dunia perbankan, serta nilai tukar uang.
Selain penawaran uang, ada juga istilah permintaan uang yaitu jumlah
uang yang ingin dipegang oleh masyarakat. Pada umumnya kekayaan
masyarakat dapat berupa uang tunai dan surat-surat berharga (saham, obligasi,
deposito berjangka, dll). Biaya imbangan dari memegang/menahan uang tunai
adalah tingkat suku bunga yang seharusnya bisa diperoleh apabila uang tersebut
dibelikan surat-surat berharga.
Menurut John Maynard Keynes terdapat tiga motif memegang uang, yaitu
motif transaksi, motif waspada (berjaga-jaga), dan motif spekulasi. Motif
transaksi yaitu memegang uang untuk keperluan transaksi, motif keaspadaan
yaitu tindakan berjaga-jaga terhadap ketidakpastian antara waktu penerimaan
dan pengeluaran uang dari usahanya, dan motif spekulasi yaitu mengharapkan
keuntungan dari ketidakpasian harga-harga dari asset financial lainnya.
Pertimbangan yang penting bagi perusahaan & RT untuk memegang uang
tunai adalah besarnya suku bunga yang terjadi di pasar. Bila suku bunga tinggi,
perusahaan & RT cenderung membeli surat berharga lebih banyak, sehingga
jumlah uang tunai yang dipegangnya akan berkurang.
Permintaan Uang & Suku Bunga. Permintaan uang terbalik dengan suku
bunga yang berlaku & berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Fungsi
yang menggambarkan hubungan antara permintaan uang dan suku bunga
dinamakan fungsi preferensi likuiditas, yang diberi simbol LP (fungsi LP)
seperti ditunjukkan pada Gambar 26 dan Gambar 27.
menurut balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi. Pajak tidak langsung yang dimaksud ialah pajak yang bebannya
dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
DI = PI – Pajak langsung
3. Pendekatan Pengeluaran
Pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh
pengeluaran dari empat pelaku ekonomi, antara lain konsumsi (rumah
tangga), investasi, pemerintah, dan ekspor impor.
24
Y=C+I+G+X–M
Keterangan:
C = Pengeluaran konsumsi
I = Pengeluaran investasi
G = Pengeluaran pemerintah
X = Pengeluaran ekspor
M = Pengeluaran impor
Perekonomian tertutup: AE = C + I + G
Perekonomian terbuka: AE = C + I + G + (X – M)
AE =Y
C+I+X =Y
C = a + bY
Keterangan:
a = Konsimsi autonomus
b = Marginal propensity to consumen (MPC)
MPC + MPS = 1
25
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah semua kebijakan pemerintah dalam kegiatan
ekonomi riil yang menyangkut keuangan pemerintah seperti pemungutan pajak
(Tx), pengeluaran pemerintah (G), pemberian subsidi atau Transfer payment (T).
Instrumen kebikan fiskal adalah Tx, G, dan T. Kebijakan fiskal meliputi
penggunaan pengeluaran pemerintah dan kebijakan pajak untuk mengeser Kurva
AE dan AD ke arah posisi pendapatan nasional yang diinginkan biasanya disebut
dengan stabilization policy.
Kebijikan fiskal di Indonesia adalah kebijakan ekonom makro yang
impementasinya melalui penyusunan “anggaran” pemerintah (APBN).
Kebijakan tersebut terdiri atas iga pos utama pada sisi pengeluaran “anggaran”
yaitu belanja barang dan jasa (G), gaji pegawai (W), dan tranfer payment/subsisi
(Tr). Kebijakan fiskal di Indonesia pada sisi pendapatan terdiri atas empat pos
penting yaitu penerimaan pajak (Tx), kredit likuitas bank sentral (U),
pinjaman/obligasi dalam negeri (B), pinjaman/hutang luar negeri (F).
Teori budget balance adalah perbedaan antara semua pengeluaran
pemerintah dengan semua penerimaan pemerintah. Jika penerimaan sama
dengan pengeluaran maka dapat dikatakan balanced budget. Jika penerimaan
lebih besar dari pengeluaran disebut budget surplus, sebaliknya jika penerimaan
lebih kecil dari pengeluaran maka disebut budger deficit. Treasing bill dan bond,
treasing bill merupakan janji akan membayar kembali sejumlah uang yang
dijanjikan setelah 90 hari dari tanggal diterbitkan (dikeluarkan). Bond
merupakan janji akan membayar kembali sejumlah uang yang dijanjikan pada
waktu yang akan datang. Jarak waktu pembayaran kembali dapat sampai 20
tahun dari sekarang.
Kebijakan fiskal pada saat pengeluran swasta (I) tetap (C, X-M, & I tetap)
pajak dan pengeluaran pemerintah dapat digunakan untuk menghilangkan
inflationary gap atau deflationary gap dengan cara menggeser fungsi AE dan
AD. Untuk mengukur besarnya efek kebijakan fiskal terhadap pendapatan
nasional dapat digunakan rumus sebabagi berikut:
K=∆Y/∆G
26
Kelemahan kebijakan fiskal yaitu time lag dan decision lag. Beberapa
kebijakan dalam menanggulangi inflasi kebijakan fiskal melalui menaikan pajak
(AD turun), menekan pengeluaran pemerintahan (G), mengurangi ekonomi
biaya tinggi.
2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa
moneter (biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar
dan kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi
masyarakat. langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh bank sentral
(di Indonesia Bank sentral adalah Bank Indonesia) untuk mempengaruhi
(mengubah) jumlah penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku
bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat Tujuan
ekonomi moneter dalam proses pengambilan kebijakan suatu negara yaitu
menjaga stabilitas ekonomi, menjaga stabilias harga,meningkatkan kesempatan
kerja, memperbbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran,
mempertahankan iklim investasi, menjaga kestabilan nilai krus mata uang, serta
menurunkan laju inflasi
Instrumen kebijakan moneter yaitu terdiri dari kebijkan moneter
kuantitatif dan kebijakan moneter kualitatif. Kebijakan moneter kualitatif terdiri
dari kebijakan pasar terbuka seperti menjual dan membeli SBI, kebijakan
diskonto seperti menaikan dan menurunkan suku bunga, kebijkan cadangan khas
seperti menaikan dan menurunkan cadangan khas, kebijakan selektif dan kredit
longar serta himbauan moral.
Jenis jenis kebijakan moneter yaitu politik diskonto (menurunkan tingkat
suku bunga pada bank umum), giro wajib minimum/GWM (menurunkan giro
wajib mi nimum pada bank umum), operasi pasar terbuka (open market
operation/membeli SBI dan SBPPU), politik kredit longgar (pembelian kredit
longar).
28
2. Pengangguran
Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih.
Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun
dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja
dan pengangguran. Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah
penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah
tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi. Bekerja
adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud
memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling
sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut
termasuk pola kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu
usaha/kegiatan ekonomi.
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama
seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang
layak. Pengangguran disebabkan oleh jumlah angkatan kerja atau pencari kerja
lebih besar dari jumlah lapangan kerja yang mampu menyerapnya.
Pengangguran digolongkan berdasarkan jumlah jam kerja dan berdasarkan
penyebab terjadinya.
Berdasarkan jumlah jam kerja yaitu pengangguran terselubung yaitu
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu,
Setelah menganggur yaitu tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini
merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu,
Pengangguran terbuka yaitu tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak
mempunyai pekerjaan. Berdasarkan penyebab terjadinya pengangguran
dibedakan menjadi 7, yaitu:
1) Pengangguran fraksional
2) Pengangguran structural
3) Pengangguran teknologi
4) Pengangguran siknikal
5) Pengangguran musiman
6) Setengah menganggur
7) Pengangguran keahlian