Perusahaan mencapai keseimbangan dalam jangka pendek dan panjang. Dalam jangka
pendek perusahaan dapat menikmati laba supernormal. Adapun dalam jangka panjang
perusahaan hanya menikmati laba normal. Keseimbangan jangka pendek tercapai bila MR=MC,
karena memiliki daya monopoli walau terbatas. Kondisi keseimbangan perusahaan yang
bergerak dalam pasar persaingan monopolistik sama dengan perusahaan yang bergerak dalam
pasar monopoli. Pada saat MR=MC di titik E, sama halnya dengan perusahaan monopolis, harga
jual lebih besar dari biaya marginal (P>MC). Tetapi kemampuan eksploitasi laba relatif terbatas,
karena kurva permintaan yang di hadapi sangat landai.
Keterangan :
Penjual memperoleh laba dari penjualan penjualan produk dengan harga sebesar
P1 dan kuantitas sebanyak Q1 (pada titik ini maksimalisasi profit terpenuhi, yakni
ketika MC berpotongan dengan MR)
Besaran profit yang didapatkan adalah area segiempat P1-A-B-C.
Di bandingkan dengan pasar monopoli, persaingan monopolistik masih lebih baik dilihat
dari lebih kecilnya total kesejahteraan yang hilang (dead weight loss). Namun tetap kurang
efisien dibanding pasar persaingan sempurna. Ada dua penyebab mengapa pasar persaingan
monopolistik tidak dapat lebih efisien dibanding pasar persaingan sempurna:
1. Harga jual masih lebih besar dari biaya marginal (P > MC)
2. Kapasitas berlebihan (excess capacity)
Pada saat berada dalam keseimbangan jangka panjang, perusahaan sebenarnya tidak
berproduksi pada tingkat yang paling efisien, sebab titik persinggungan antara kurva AC dan
kurva D bukan titik terendah pada kurva AC. Jika perusahaan ingin memproduksi pada AC yang
paling rendah, output harus di tambah sampai dengan output pada AC minimum.
Keterangan :
Apabila perusahaan dalam pasar persaingan monopolistik dalam jangka pendek dapat
memperoleh keuntungan di atas normal, maka perusahaan baru akan tertarik untuk masuk dalam
industri tersebut, sehingga jumlah perusahaan dalam industri bertambah banyak. Hal tersebut
disebabkan karena dalam pasar persaingan monopolistik tidak terdapat hambatan yang berarti
untuk masuk dalam industri. Dampak dari banyaknya perusahaan yang terlibat dalam industri,
maka masingmasing perusahaan akan menghadapi permintaan yang sedikit pada masing-masing
tingkat harga. Seperti halnya dengan pasar persaingan sempurna, dalam pasar persaingan
monopolistik setiap perusahaan akan memperoleh keuntungan normal dalam jangka panjang.
Kelebihan dan Kekurangan Pasar Monopolistik
a. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat memilih
produk yang terbaik baginya.
b. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan inovasi
dalam menghasilkan produknya.
c. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk yang akan
dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang dipilihnya.
d. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan sehari-hari
tersedia dalam pasar monopolistik.
Secara harfiah berarti di pasar hanya ada satu penjual. Frank Fisher menjelaskan
kekuatan monopoli sebagai “the ability to act in unconstrained way” (kemampuan bertindak
dalam menentukan harga} dengan caranya sendiri), sedangkan Besanko (et. Al) menjelaskan
monopoli sebagai penjual yang menghadapi “Little or no competition” (kecil atau tidak ada
persaingan) di pasar. Dalam islam keberadaan satu penjual di pasar, atau adanya pesaing, atau
kecilnya persaingan di pasar, bukanlah suatu hal yang terlarang, siapapun boleh berdagang tanpa
peduli apakah dia satu-satunya penjual atau ada penjual lain. Jadi monopoli dalam artian harfiah,
boleh-boleh saja. Akan tetapi, siapapun dia tidak boleh melakukan ihtikar. Pandangan Islam
terhadap keberadaan satu penjual di pasar (pasar monopoli), atau tidak adanya pesaing, atau
kecilnya persaingan di pasar, bukanlah suatu hal yang terlarang. Namun perlu diketahui bahwa
Islam tidak membolehkan adanya Ihtikhar. Ihtikhar adalah mengambil keuntungan diatas
keuntungan normal dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi. Abu
Hurairah r.a meriwayatkan hadis Nabi SAW, sebagai berikut:
"Barangsiapa yang melakukan ihtikar untuk merusak harga pasar sehingga harga pasar
naik secara tajam, maka ia berdosa." (Riwayat Ibnu Majah dan Ahmad)
Secara lebih spesifik mazhab Syafi'i dan Hanbali mendefinisikan ihtikar sebagai:
"Menimbun barang yang telah dibeli pada saat harga bergejolak tinggi untuk menjualnya dengan
harga yang lebih tinggi pada saat dibutuhkan oleh penduduk setempat atau lainnya"
Daftar Pustaka
https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/WISHMAN-SIREGARMODUL-
PERTEMUAN-11-PENGANTAR-EKONOMI-MIKRO-RABU-3-JUNI-2020-ok.pdf
http://eprints.universitassuryadarma.ac.id/84/1/Modul%20Ekonomi%20Mikro%20-%20Vera
%20Sylvia%20S%202020.pdf
https://www.ajarekonomi.com/2018/08/karakteristik-dan-ekuilibrium-di-pasar.html
https://www.researchgate.net/publication/
326846310_Ekonomi_Mikro_Teori_dan_Aplikasi_di_Dunia_Usaha