Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Estimasi Pendapatan

Disusun untuk Melengkapi Tugas


Mata Kuliah Manajemen Keuangan Daerah
Dosen Pengampu : Dewi Pebriani, SE, M.Si

Kelompok 5 :

Aliakito Luckman 17043092


Panji Mustipa Arbi 17043079
Fitramelia Triani Ismet 17043116

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Padang , 26 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i

DAFTAR ISI …………….......…………………………………………… ii

BAB I. Pendahuluan………………………….......……………………… 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan ....................................................................... 2
BAB II. Pembahasan ....................................................................... 3
A. Pengertian Biaya, Belanja dan Pengeluaran ................................... 3
B. Konsep Biaya/Belanja....................................................................... 4
C. Klasifikasi Biaya/Belanja ........................................................... 5
BAB III Penutup ................................................................................... 11
Kesimpulan ............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 12

ii
BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Pengelolaan keuangan daerah merupakan fokus terpenting untuk


melihat kemandirian suatu daerah. Kebijakan otonomi daerah dan
desentralisasi fiskal yang diatur UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintah
daerah dan UU No.33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pusat
dan daerah yang merupakan bahwa desentralisasi fiskal di Indonesia lebih
menitikberatkan desentralisasi pada sisi belanja. Kewenangan yang
dilegasikan pada daerah untuk mendapatkan penerimaan yang masih
relatif terbatas sementara daerah diberikan kewenangan cukup besar untuk
membelanjakan dana dikelolanya.

Belanja pemerintah daerah secara langsung atau tidak langsung


akan berdampak pada kualitas pelayanan publik dan mendorong aktivitas
sektor swasta didaerah tersebut. Belanja yang tidak optimalkan dapat
mengakibatkan rendahnya kualitas pelayanan publik dan menurunya
aktivitas sektor swasta. Peran optimalisasi belanja daerah akan
mempengarahui pembangunan ekonomi didaerah.

Belanja pemerintah daerah yang efisien diyakini dapat mendorong


peningkatan kesejahteraan masyarakat secara luas. Belanja pemerintah
daerah yang efisien sangat erat kayitannya dengan proses penyusunan
anggaran pemerintah daerah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan tersebut, dapat


diuraikan beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan biaya, belanja dan pengeluaran?
2. Bagaimana konsep dari biaya/belanja?
3. Apa saja klasifikasi dari biaya/belanja?

C. Tujuan Pembahasan

1
Berdasarkan rumusan masalah yang penulis kemukakan tersebut, dapat
diuraikan beberapa tujuan pembahasan sebagai berikut.
1. Untuk menjelaskan pengertian biaya, belanja dan pengeluaran.
2. Untuk menjelaskan tentang konsep biaya/belanja.
3. Untuk mengklasifikasikan biaya/belanja.

BAB II

Pembahasan

2
A. Pengertian Biaya, Belanja dan Pengeluaran
1. Pengertian Biaya
Dalam akuntansi, biaya didefinisikan sebagai pengorbanan sumber
daya ekonomi yang dilakukan dengan memperoleh manfaat dimasa
sekarang dan yang akan datang. Meskipun konsep biaya lebih banyak
digunakan sektor bisnis, bukan berarti organisasi sektor publik tidak
memahami konsep biaya. Manajer keuangan publik perlu memahami
konsep biaya karena beberapa alasan, sebagai berikut :
a. Beberapa organisasi sektor publik tertentu mengahasilkan barang
atau jasa pelayani publik yang bisa dijual, misalnya pengumpulan
dan pengelolaan sampah, penyediaan jalan tol, penyediaan air
bersih dan sebagainya.
b. Biaya dapat digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi, ini
bertujuan tidak terjadi pemberosan dan penyalahgunaan.
c. Penggunaan sistem penganggaran berbasis kinerja membutuhkan
serangkaian indikator kinerja dan target kinerja. Indikator kinerja
tersebut meliputi indikator input, output dan outcome. Salah satu
indikator yang harus di input adalah biaya atau anggaran.
d. Informasi biaya sangat penting dalam pembuatan keputusan tender,
outsuorcing, privatisasi. Tanpa analisis biaya yang memadai, maka
tujuan efisiensi, produktivitas, kualitas dan probilitas tidak akan
diperoleh bahkan sebaliknya pemerintah akan merugi.
2. Pengertian Belanja
Belanja disektor publik terkait penganggaran, yaitu menunjukkan
jumlah uang yang telah dikeluarkan selama satu tahun anggaran.
Belanja dapat berbentuk belanja operasi yang pada hakikatnya
merupakan biaya maupun belanja modal yang merupakan belanja
investasi yang masih berupa cost sehingga nantinya diakui didalam
neraca. Pada organisasi pada sektor publik khususnya pemerintahan,
setiap biaya merupakan belanja tetapi tidak semua belanja itu biaya
karena bisa jadi merupakan belanja modal yang masih berupa cost dan
belum menjadi expense.
3. Pengertian Pengeluaran
Pengeluaran merupakan komponen pos pembiayaan dalam struktur
APBD yang dimaksudkan untuk memanfaatkan surplus anggaran
yang terjadi. Pengeluaran pembiayaan dapat berupa pembentukkan

3
dana cadangan, penyertaan modal misalnya penambahan modal pada
BUMD, pembelian surat berharga seperti surat hutang negara atau
obligasi pemerintah daerah dan pembelian pinjaman. Pengeluaran
pembiayan merupakan bentuk pengeluaran uang dari rekening kas
umum daerah yang pada suatu saat akan diterima kembali.
Pengeluaran pembiayaan tidak dilakukan melalui mekanisme
sebagaimana pengeluaraan belanja. Pengeluaran biaya harus disetujui
oleh dewan sehingga diperlukan dokumen bukti memorial misalnya
hasil kesepakatan antara eksekutif dan legislatif. Pengeluaran biaya ini
bisa dilakukan oleh BUD, sedangkan SKPD tidak memiliki
kewenangan melakukan pengeluaran pembiayaan.

B. Konsep Biaya atau Belanja


1. Objek Biaya
Objek biaya adalah segala sesuatu yang terjadi tujuan pembebanan
biaya. Objek biaya bisa berupa produk barang atau jasa, program,
kegiatan, fungsi, unit kerja atau organisasi secara keseluruhan.
Kesalahan dalam mengendali objek biaya bisa berakibat pada
kesalahan dalam menentukan jumlah total biaya yang harus
dibebankan atau dipertanggungjawabkan oleh suatu produk, program,
kegiatan, fungsi, unit kerja atau organisasi harus menanggung biaya
yang sebenarnya bukan tanggungjawabnya.
2. Perunutan Biaya
Perunutan biaya adalah upaya untuk mengetahui asal muasal biaya
dan mengapa asal muasal biaya itu terjadi. Perunutan biaya bisa
dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu melalui pelacakan langsung
dan pelacakan pemacu biaya. Pelacakan langsung adalah proses
identifikasi dan pembebanan biaya yang memiliki hubungan dengan
objek secara ekslusif. Perunutan biaya melalui pemacu biaya dilakukan
dengan cara mencari variabel pemacu biaya. Pemacu biaya
menunjukkan variabel yang menjadi penyebab suatu biaya bertambah
atau berkurang. Pemacu biaya bisa berupa jumlah jam kerja, jumlah
pegawai, jumlah kegiatan dan sebagainya.
3. Alokasi Biaya

4
Alokasi biaya merupakan upaya untuk membagi biaya diantara
berbagai produk, program, kegiatan, fungsi, dan organisasi karena
telah mengkonsumsi biaya secara bersama-sama. Alokasi biaya pada
umumnya dilakukan untuk mengalokasikan biaya tidak langsung,
seperti biaya listrik, air, pemeliharaan, dan biaya penolonga lainnya.
Tujuan alokasi biaya adalah untuk menilai kinerja masing-masing unit
kerja serta tujuan keadilan pembebanan biaya. Dasar alokasi biaya
yaitu menggunakan nilai rata-rata serta porporsi beban kerja dan
tingkat konsumsi biaya.
4. Akumulasi Biaya
Akumulasi biaya adalah penjumlahan seluruh biaya sehingga
menghasilkan infomasi tentang total biaya yang dikonsumsi oleh suatu
produk, program, kegiatan, fungsi dan organisasi. Akumulasi biaya
tersebut meliputi biaya langsung maupun tidak langsung objek biaya.
C. Klasifikasi Biaya atau Belanja
1. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Waktu Terjadinya
a. Biaya historis
Biaya yang sudah terjadi di masa lampau yang sudah dibukukan
dalam sistem akuntansi. Biaya historis tidak akan berubah dan akan
selalu tetap jumlahnya sepanjang waktu selama tidak ada revaluasi.
b. Biaya sekarang
Sering diistilahkan sebagai biaya pengganti. Yaitu biaya yang
terjadi saat sekarang yang diukur berdasarkan nilai pasar sekarang.
Atau jika nilai pasasrnya tidak diketahui maka diukur berdasrkan
biaya penggantinya, biaya produksi sendiri, nilai jual, nilai bersih
yang dapat direalisasikan atau Net Present Value (NPV) dari arus
kas di masa mendatang.
c. Biaya dianggarkan,
Biaya yang direncanakan terjadi dimasa mendatang. Biaya ysng
dianggarkan merupakan biaya yang dinyatakan dalam anggaran
(APBN/APBD) yang menunjukkan batas maksimal biaya yang
semestinya terjadi di masa yang akan datang untuk pos anggaran
bersangkutan.
2. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Reaksinya Terhadap Perubahan Tingkat
Aktivitasnya
a. Biaya tetap

5
Biaya yang jumlahnya tetap tidak terpengaruh oleh tingkat
aktivitas. Analisis biaya tetap penting dilakukan untuk mengetahui
kebutuhan dana minimal yang harus disediakan oleh organisasi
karena biaya tetap harus dikeluarkan meski tidak ada kegiatan yang
dilakukan. Manajer publik harus mengupayakan menekan biaya
tetap, sebab jika biaya tetap tinggi sedangkan sumber dana terbatas
maka alokasi anggaran untuk program dan kegiataan menjadi
berkurang. Besar kecilnya biaya tetap tidak dipengaruhi oleh
perubahan kegiatan yang dilakukan, yang berarti banyak maupun
sedikit kegiatan jumlah biaya tetap akan sama.
Biaya tetap memiliki ciri jumlah totalnya tidak berubah walaupun
kegiatan berubah, dan biaya per unit makin kecil apabila volume
kegiatan makin besar. Biaya tetap akan tetap jumlahnya pada
tingkat kapasitas tertentu, apabila tingkat kapasitas kegiatan yang
ditetapkan tidak mencukupi lagi maka biaya tetap akan berubah
jumlahnya.
b. Biaya Variabel,
Biaya yang jumlah totalnya dipengaruhi oleh tingkat aktivitas,
semakin besar volume aktivitas maka semakin besar biayanya.
Sifat biaya variabel adalah jumlah total berubah proporsional
dengan perubahan kegiatan dan biaya per unit tidak dipengaruhi
oleh kegiatan. Biaya variabel merupakan biaya yang bersifat
fleksibel dan termasuk dalam golongan biaya kebijakan yang besar
kecilnya dapat dikendalikan oleh manajer publik.
c. Biaya Semi Variabel,
Biaya jenis ini tidak murni variabel dan tidak murni tetap sehingga
disebut biaya semi variabel.
d. Biaya total,
Penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total langsung
terkait dengan kapasitas anggaran dan informasi tersebut akan
menuntut untuk merumuskan perhitungan biaya tetap dan biaya
variabel.
3. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Hubungannya Dengan Aktivitas
a. Biaya langsung

6
Biaya yang langsung terkait dengan kegiatan. Artinya suatu
kegiatan tidak akan terlaksana tanpa biaya. Biaya langsung
meliputi :
1) Biaya tenaga kerja langsung, yaitu biaya tenaga kerja yang
terlibat langsungdenhan pelaksanaan kegiatan. Belanja tenaga
kerja langsung ini perilaku biayanya bersifat variabel yakni
jumlahnya berfluktuasi mengikuti volume kegiatan. Manajer
keuangan publik bertanggungjwab untuk menentukan tarif
horonirium dan upah yang wajar, tarif lembur, serta biaya yang
terkait dengan tenaga kerja langsung lainnya yang nanti
dituangkan dalam standar tarif tenaga kerja langsung.
2) Biaya barang dan jasa, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk pembelian barang atau jasa yang digunakan untuk
pelaksanaan kegiatan. Biaya barang dan jasa meliputi biaya alat
tulis kantor, biaya bahan/material, biaya sewa gedung,
kendaraan dan peralata, biaya perjalanan, biaya cetak dan
penggandaan dan biaya kontrak hukum.
3) Biaya modal, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembelian
barang-barang modal yang digunakakn untuk pelaksanaan
kegiatan, antara lain pembelian tanah, gedung, mesin dan
kendaraan, peralatan, instalasi dan jaringan, furniture, software
dan sebagainya.
b. Biaya tidak langsung
Biaya yang tidak terkait secara langsung dengan suatu kegiatan
yang dilaksanakan sehingga kegiatan masih dapat berjalan
meskipun biaya tidak langsung tersebut tidak dikeluarkan. Namun
secara keseluruhan biaya tidak langsung ini juga memiliki andil
untuk ikut memperlancar dan menyukseskan kegiatan, hanya saja
seandainya biaya tidak langsung tersebut tidak dikeluarkan, tidak
akan menggagalkan pelaksanaan kegiatan. Yang termasuk dalam
biaya tidak langsung, antara lain :
1) Biaya tenaga kerja tidak langsung
2) Biaya pendidikan, pelatihan, dan pindah tugas pegawai
3) Biaya riset dan pengembangan
4) Biaya administrasi dan umum
5) Biaya penyusutan

7
4. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Pengaruhnya Terhadap Pengambil
Keputusan
a. Biaya Tertanam, yaitu biaya-biaya yang sudah dikeluarkan
sehingga apapun keputusan yang dibuat saat ini tidak akan
mempengaruhi biaya yang sudah dikeluarkan karena biaya tersebut
telah terjadi dan tidak mungkin dikembalikan lagi.
b. Biaya Relevan, yaitu biaya-biaya yang masih akan dikeluarkan
sehingga jadi tidaknya biaya tersebut sangat tergantung pada
keputusan yang dibuat. Contohnya biaya yang dianggarkan.
c. Biaya Oportunitas, yaitu suatu bentuk pendapatan yang
dikorbankan sehingga seolah-olah muncul biaya atas kesempatan
yang dikorbankan itu. Biaya ini sangat penting untuk pertimbangan
pembuatan keputusan menyangkut alokasi biaya yang paling
efisien dan efektif.
5. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Pengaruhnya Terhadap Pengendalian
Manajemen
a. Biaya Terkendali, yaitu biaya yang dapat dikendalikan oleh
manajemen melalui kebijakan yang ditetapkannya. Biaya ini sering
disebut biaya kebijakan karena besar kecilnya biaya sangat
dipengaruhi oleh kebijakan manajemen. Biaya terkendali ini antara
lain :
1) Biaya perjalanan dinas
2) Biaya promosi dan pemasaran
3) Biaya tamu
4) Biaya makan dan minum
5) Biaya komunikasi
Untuk mengendalikan jenis biaya terkendali, yang harus dilakukan
oleh manajer publik adalah menerapkan anggaran ketat yaitu
melakukan efisiensi penghematan secara ketat.
b. Biaya tidak terkendali, yaitu biaya yang tidak di bawah kendali
manajemen. Biaya tidak terkendali sering disebut biaya teknik
karena sifatnya yang relatif pasti atau tertentu. Yang termasuk
biaya teknik adalah :
1) Biaya-biaya yang masuk dalam kategori biaya tetap
2) Biaya produksi
3) Biaya tenaga kerja langsung
6. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Masa Manfaat

8
a. Biaya Operasi, yaitu biaya yang masa manfaat pengeluaran biaya
tersebut kurang dari satu tahun anggaran. Biaya operasi merupakan
pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari atau yang bersifat
rutin. Biaya operasi antara lain meliputi:
1) Biaya pegawai
2) Biaya administrasi dan umum
3) Biaya pemasaran
4) Biaya bunga
5) Biaya subsidi
b. Biaya Modal, yaitu biaya yang masa manfaatnya lebih dari satu
tahun.

BAB III
Penutup
Kesimpulan
A. Biaya didefinisikan sebagai pengorbanan sumber daya ekonomi yang
dilakukan dengan memperoleh manfaat dimasa sekarang dan yang akan

9
datang. Belanja disektor publik terkait penganggaran, yaitu menunjukkan
jumlah uang yang telah dikeluarkan selama satu tahun anggaran.
Pengeluaran merupakan komponen pos pembiayaan dalam struktur APBD
yang dimaksudkan untuk memanfaatkan surplus anggaran yang terjadi.
B. Objek biaya adalah segala sesuatu yang terjadi tujuan pembebanan biaya.
Perunutan biaya adalah upaya untuk mengetahui asal muasal biaya dan
mengapa asal muasal biaya itu terjadi. Alokasi biaya merupakan upaya
untuk membagi biaya diantara berbagai produk, program, kegiatan, fungsi,
dan organisasi karena telah mengkonsumsi biaya secara bersama-sama.
Akumulasi biaya adalah penjumlahan seluruh biaya sehingga
menghasilkan infomasi tentang total biaya yang dikonsumsi oleh suatu
produk, program, kegiatan, fungsi dan organisasi.
C. Klasifikasi biaya/belanja terbagi menjadi biaya berdasarkan waktu
terjadinya biaya, berdasarkan reaksinya terhadap perubahan tingkat
aktivitas, berdasarkan hubungan dengan aktivitas, berdasarkan
pengaruhnya terhadap pembuatan keputusan, dan berdasarkan
pengaruhnys terhadap pengendalian manajemen serta berdasarkan masa
manfaat biaya.

DAFTAR PUSTAKA
Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta : Penerbit Erlangga.

10

Anda mungkin juga menyukai