Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas yang telah diberikan


Dosen Penanggung Jawab : Arisanjaya Doloan, SE, M.Ak., Ak

Di Susun Oleh
(Kelompok 1)
Rahmat Dalim 19033001

Shindi Andriani 19033002

Farhatun Marwiah 19033003

Nur Afni Wahid 19033004

Putri Eka Prasetya. L 19033005

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI AKUNTANSI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
 
Puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan

rahmad dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis beserta bisa menyusun makalah

inidengan judul ”Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Manajemen”. Sholawat dan salam kita

hadiahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, seorang pemimpin sejati, suri

tauladan yang baik bagi semua umat, yang telah membawa kita ke zaman modern yang penuh

dengan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti sekarang ini.

Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat serta memberikan sumbangan

pengetahuan bagi semua pihak yang tertarik dan ingin mengetahui tentang konsep dasar

akuntansi manajemen. Makalah ini juga diharapkan bisa menjadi penambah literatur (daftar

bacaan) khususnya bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi yang mengambil mata kuliah

Akuntansi Manajemen.  

Namun demikian, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari

semua pihak demi penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, bersama ini penulis

mempersembahkanmakalah dengan judul “Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Manajemen”.

BUNTA, 19 Februari 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................ 1

A.   Latar Belakang ...................................................................... 1

B.   Rumusan Masalah ................................................................. 1

C.   Tujuan .................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................. 2

A. Pembebanan Biaya................................................................. 2

B. Biaya Produk dan Jasa............................................................ 6

C. Sistem Akuntansi Manajemen................................................ 8

BAB III PENUTUP..................................................................... 10

A. Kesimpulan ............................................................................ 10

B. Saran........................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA.................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang


Dalam perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan, manajemen puncak
memberikan peran bagi para manajer dalam merencanakan pencapaian sasaran organisasi
yang kemudian dibuat dalam suatu anggaran. Untuk dapat melaksanakan rencana tersebut,
manajemen puncak mengalokasikan sumber daya yang diukur dalam satuan uang. Pusat
biaya melaporkan secara berjenjang menurut organisasi hasil pelaksanaan rencana
pencapaian sasaran organisasi yang merupakan perannya dalam mencapai tujuan utama
perusahaan.
Merencanakan dan membentuk pusat-pusat biaya pada perusahaannya. Keputusan-
keputusan yang dibuat manajer beserta pihak-pihak internal lainnya mempengaruhi hasil-
hasil yang akan didapat pada masa yang akan datang. Dalam pengambilan keputusan manajer
harus membuat pilihan yang masuk akal diantara alternatif yang ada. Karena pilihan yang
akan diambil oleh manajer sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan, sebagian
besar kualitas keputusan manajemen mencerminkan kualitas akuntansi dan informasi lain
yang diterima oleh manajemen.
Keputusan manajemen yang dibuat oleh seorang manajer tidak terlepas dari informasi
yang dihasilkan oleh output laporan akuntansi manajemen. Akuntansi manajemen sendiri
adalah disiplin ilmu yang mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasikan
dan melaporkan suatu informasi yang berguna bagi pihak manajemen dalam menentukan
keputusan selanjutnya serta merencanakan sebuah strategi dengan baik untuk masa depan
perusahaan.

B.     Rumusan Masalah
1.       Bagaimanakah Pembebanan Biaya dalam Akuntansi Manajemen?
2.       Bagaimanakah Biaya Produk dan Jasa dalam Akuntansi Manajemen?
3.       Bagaimanakah Sistem Akuntansi Manajemen?

C.    Tujuan
1.       Mengetahui Bagaimanakah Pembebanan Biaya dalam Akuntansi Manajemen?
2.       Mengetahui Bagaimanakah Biaya Produk dan Jasa dalam Akuntansi Manajemen?
3.       Mengetahui Bagaimanakah Sistem Akuntansi Manajemen?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembebanan Biaya
1. Biaya
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa
mendatang bagi organisasi. Biaya di katakan sebagai setara kas karena sumber
nonkas dapat ditukar dengan jasa atau barang yang diinginkan. Mengurangi biaya
yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu berarti membuat perusahaan
menjadi lebih efisien. Akan tetapi biaya harus di kelola dengan strategis.
Selain itu, manajer juga harus memahami apa yang di maksud dengan biaya
peluang. Biaya peluang atau kesempatan adalah manfaat yang diserahkan atau
dikorbankan ketika satu alternatif dipilih dari beberapa alternatif lainnya.
Contohnya, sebuah perusahaan yang bernama PT. SIRA yang bergerak di bidang
industry sepatu mungkin memilih untuk menggunakan kas sebesar $50.000 untuk
keperluan menambah output produksi perusahaan tersebut dengan perkiraan
output pertambahannya sebanyak 1000 unit dengan pangsa pasar yang sama, di
bandingkan membuka cabang baru namun dengan pangsa pasar yang sangat
menguntungkan dan memberikan keuntungan 20 % dari biaya yang dikeluarkan.
Biaya peluang dari modal untuk penambahan output produksi adalah $10.000.
Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat dimasa depan, pada
perusahaan yang berorientasi laba, manfaat masa depan biasanya berarti
pendapatan. Jika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan,
maka biaya tersebut dinyatakan kadaluwarsa (expire). Biaya yang kadaluwarsa
disebut beban(expenses). Biaya dan harga berkaitan erat, dalam pengertian bahwa
harga harus melebihi biaya agar meghasilkan laba yang cukup banyak.
Selanjutnya, penurunan harga dapat meningkatkan nilai bagi pelanggan dengan
mengurangi pengorbanan pelanggan dan kemampuan menurunkan harga
berkaitan dengan kemampuan mengurangi biaya.
2.      Objek Biaya
System akuntansi manajemen dibuat untuk mengukur dan membebankan
biaya kepada entitas, yang disebut sebagai objek biaya. Objek biaya dapat berupa
apapun, seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan lain-lain

2
yang digunakan untuk mengukur dan membebankan biaya. Sebagai contoh, jika
sebuah rumah sakit ingin menetapkan biaya unit operasi, maka obyek biayanya
adalah unit operasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas muncul sebagai objek biaya yang
penting. Aktivitas adalah unit dasar dari kerja yang dilakukan dalam sebuah
organisasi dana dapat juga dideskripsikan sebagai kumpulan tindakan dalam
suatu organisasi yang berguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan. Atau dapat di artikan pula, aktivitas
adalah orang-orang dan atau peralatan yang melakukan kerja bagi orang lain.
Selain sebagai obyek biaya, aktivitas juga berperan utama dalam pembebanan
biaya untuk obyek biaya lainnya. Oleh sebab itu, aktivitas adalah unit dasar kerja
yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi, dan dapat juga digambarkan sebagai
suatu pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi yang berguna bagi para
manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan.
3.      Keakuratan Pembebanan
Keakuratan tidak dievaluasi berdasarkan pengetahuan tentang biaya yang
“sebenarnya”. Keakuratan adalah suatu konsep yang relative, dan harus dilakukan
dengan wajar serta logis terhadap penggunaan metode pembebanaan biaya.
Tujuannya adalah untuk mengukur dan membebankan biaya terhadap sumber
daya yang dikonsumsi oleh objek biaya sebaik mungkin. Contohnya, PT SIRA
ingin mengetahui biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan bahan baku yang di
pasok sendiri oleh perusahaan. Dalam proses pengambilan bahan baku tersebut
dari sumbernya dengan biaya angkut bahan, upah pekerja tidak langsung dan
biaya lainnya sebesar di perkirakan sebesar $200. Padahal perusahaan lain yang
bergerak di bidang yang sama memperoleh bahan baku dengan biaya sebesar
$190. Hal ini menunjukkan bahwa telah adanya distorsi pada pembebanan biaya
untuk bahan baku.
Pembebanan biaya yang terdistorsi dapat menghasilkan keputusan yang
salah dan evaluasi yang buruk. Menetapkan hubungan sebab akibat antara biaya
yang dibebankan dan objek biaya adalah kunci untuk membuat pembebanan
biaya secara wajar dan akurat.

3
4.      Ketertelusuran
Hubungan antara biaya dan objek biaya harus digali untuk membantu
meningkatkan keakuratan pembebanan biaya. Biaya dapat berkaitan dengan objek
biaya secara langsung maupun tidak langsung. Biaya tidak langsung (indirect
cost) adalah biaya yang tidak dapat dengan mudah dan akurat dilacak sebagai
objek biaya. Biaya langsung ( direct cost) adalah biaya yang dengan mudah dan
akurat ditelusuri sebagai objek biaya. “Ditelusuri dengan mudah” berarti biaya
dapt dibebankan dengan cara yang layak secara ekonomi, sedangkan “ditelusuri
dengan akurat” berarti biaya dapat dibebankan dengan menggunakan hubungan
sebab-akibat. Jadi, Ketelusuran adalah kemampuan untuk membebankan biaya ke
objek biaya dengan cara yang layak secara ekonomi berdasarkan hubungan sebab
akibat. Semakin besar biaya yang dapat ditelusuri ke objeknya, semakin akurat
pembebanan biayanya. Ketelusuran adalah unsur utama dalam pengembangan
pembebanan biaya yang akurat.
Suatu jenis biaya tertentu mungkin saja digolongkan, baik secara biaya
langsung maupun biaya tidak langsung. Sistem akuntansi manajemen umumnya
berurusan dengan banyak objek biaya. Semua bergantung pada objek biaya yang
menjadi acuan. Sebagai contoh, jika rumah sakit merupakan obyek biaya, maka
biaya pemanas dan pendingin ruang rumah sakit adalah biaya langsung. Akan
tetapi, jika objek biayanya adalah produk yang dihasilkan oleh rumah sakit
tersebut, maka biaya utilitis ini merupakan biaya tidak langsung.
5.      Metode Penelusuran
Ketertelusuran berarti biaya dapat dibebankan de ngan mudah dan akurat ,
sedangkan penelusuran (tracing) berarti pembebanan akutual biaya pada objek
biaya dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang
dikonsumsi oleh objek biaya. Penelusuran biaya ke objek biaya dapat terjadi
melalui salah satu dari dua cara berikut: (1) penelusuran langsung(drect tarcing)
yaitu suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya yang berkaitan
secara khusus dan fisik dengan suatu objek dan biasanya dikerjakan dengan
pengamatan secara fisik. Contohnya perusahaan yang memasuk bahan baku
sendiri dengan biaya $200. Bahan baku merupakan objek biaya yang langsung
dapat di telusuri kepada PT SIRA. Idealnya, semua biaya harus dibebankan pada
objek biaya dengan menggunakan penelusuran langsung. Sayangnya, objek biaya

4
bukan merupakan pengguna sumber daya satu-satunya. Dalam kasus ini, kita
menggunakan penelusuran penggerak untuk membebankan biaya.
Penelusuran penggerak (driver tracing) yaitu penggunaan penggerak untuk
membebani biaya ke objek biaya. Dalam konteks pembebanan biaya, penggerak
adalah faktor penyebab yang dapat diamati dan yang mengukur konsumsi sumber
daya objek biaya. Oleh karena itu penggerak adalah faktor yang menyebabkan
perubahan dalam penggunaan sumber daya, dan memiliki hubungan sebab akibat
dengan biaya yang berhubungan dengan objek biaya. Penelusuran penggerak
biasanya kurang akurat dibandingkan penelusuran langsung. Akan tetapi jika
hubungan sebab akibatnya kuat, maka dapat diperkirakan adanya tingkat
keakuratan yang lebih tinggi. Salah satu contoh adalah jumlah jam kerja
pemeliharaan peralatan. Biaya yang di keluarkan sesuai dengan jumlah jam kerja
pemeliharaannya. Dengan penelusuran penggerak yang sebenarnya perlu di
hubungkan sebab-akibat pada objek biaya peralatan. Sehingga biaya yang
seharusnya di bebankan kepada biaya tersebut dapat di ketahui.
Penelusuran penggerak dapat menghasilkan pembebanan biaya yang kurang
akurat daripada penelusuran langsung. Perhatian yang lebih penting adalah situasi
saat objek biaya bukan merupakan pemakai sumber daya satu-satunya, dan tidak
ada hubungan sebab-akibat yang dapat di tetapkan (atau adanya kendala biaya
jika menggunakan hubungan sebab-akibat).
6.      Membebankan Biaya Tidak Langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan ke
objek-objek biaya, baik menggunakan penelusuran langsung maupun penggerak.
Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan sebab akibat antara biaya dengan objek
biaya atau penelusuran tidak layak dilakukan secara ekonomis. Pembebanan
biaya tidak langsung ke objek biaya disebut alokasi. Oleh karena itu tidak
terdapat hubungan sebab akibat. Contohnya adalah biaya penjahitan sepatu kulit
dan tas kulit. Untuk melihat hubungan penyebab tentu sulit maka untuk
mengalokasikan biaya dilakukan dengan proporsi terhadap penggunaan jam
tenaga kerja. Pengalokasian biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan
atau beberapa asumsi yang berhubungan. pembebanan biaya tidak langsung pada
objek biaya secara arbitrer mengurangi keakuratan pemebebanan biaya secara
keseluruhan. Oleh sebab itu, kebijakan perhitungan biaya yang terbaik mungkin
hanya membebankan biaya(yang ditelusuri) langsung pada objek biaya. Akan

5
tetapi, alokasi biaya tidak langsung mungkin bermanfaat untuk tujuan lain di
samping keakuratan.
7.      Ikhtisar Pembebanan Biaya
Keakuratan penelusuran penggerak tergantung pada kualitas hubungan
sebab akibat yang digambarkan oleh penggerak. Pengidentifikasian penggerak
dan penilaian kualitas dari hubungan sebab akibat, jauh lebih besar biayanya
dibandingkan dengan penelusuran langsung atau alokasi. Salah satu keunggulan
alokasi adalah kemudahan dan rendahnya biaya implementasi. Akan tetapi,
alokasi adalah metode yang tingkat keakuratan pembebanan biayanya paling
rendah, dan penggunaannya harus seminimal mungkin (sedapat mungkin
dihindari).

B.    Biaya Produk dan Jasa


1.      Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda
Harga pokok produk atau biaya produk (product cost) adalam pembebanan
biaya yang mendukung tujuan manajerial yang spesifik. Arti “biaya produk”
bergantung pada tujuan manajerial yang sedang berusaha dicapai. Hal ini
mengilustrasikan prinsif manajemen biaya yang fundamental, yaitu “biaya yang
berbeda untuk tujuan yang berbeda”.
Rantai nilai internal perusahaan adalah seperangkat aktivitas yang
dibutuhkan untuk mendesain , mengembangkan, memproduksi, memasarkan,
mendistribusikan dan melayani produk. Rantai nilai biaya produk diperoleh
dengan membebankan biaya pada serangkaian aktivitas yang mendefinisikan
rantai nilai, kemudian membebankan biaya dari berbagai aktivitas itu pada
produk.
2.      Biaya Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal
Biaya dibagi menjadi 2 yaitu biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya
produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan
jasa. Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi perencanaan,
pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan administrasi
umum. Biaya nonproduksi sering dibagi dalam dua kategori umum : biaya
penjualan yang mencakup biaya pemasaran, distribusi dan layanan pelanggan;
dan biaya administrasi yang mencakup biaya desain, pengembangan , dan
administrasi umum.

6
Untuk barang berwujud, biaya produksi dan nonproduksi sering disebut
sebagai biaya manufaktur dan nonmanufaktur. Biaya produksi dapat
dikalsifikasikan lebih lanjut sebagai bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead. Dalam pelaporan keuangan eksternal, hanya ketiga elemen ini yang
dapat dibebankan pada produk.
a. Bahan langsung
Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri secara langsung pada
barang atau jasa yang sedang di produksi. Biaya bahan ini dapat langsung
dibebankan pada produk.
b. Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara
langsung pada baranag atau jasa yang sedang diproduksi. Pengamatan
secara langsung dapat di lakukan dalam hal ini.
c. Overhead
Overhead semua biaya selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
Pada perusahaan manufaktur, overhead juga dikenal sebagai beban pabrik
atau overhead manufaktur
3.      Biaya utama dan konversi
Kombinasi dari berbagai biaya produksi mengarah pada konsep biaya
konversi dan biaya utama. Biaya utama adalah jumlah dari biaya bahan langsung
dan tenaga kerja langsung. Biaya konversi adalah jumlah dari biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead. Untuk perusahaan manufaktur, biaya konversi bisa
di interpretasikan sebagai biaya untuk mengonversi bahan baku menjadi produk
akhir.
4.      Biaya penjualan dan Administrasi
Untuk pelaporan keuangan eksternal, biaya penjualan dan administrasi
disebut sebagai biaya yang tidak dapat diinventarisasi atau biaya periode. Jadi,
biaya ini tidak ada satupun yang dapat dibebankan pada produk atau muncul
sebagai bagian dari nilai persediaan yang dilaporkan pada neraca. Biaya yang
diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan dan melayani produk atau jasa
merupakan biaya pemasaran (penjualan). Sedangkan biaya yang berkaitan dengan
penelitian, pengembangan dan administrasi umum pada organisasi yang tidak
dapat dibebankan pada pemasaran ataupun produksi, dibebankan sebagai biaya
administrasi.

7
5.      Laporan Laba Rugi: Perusahaan Manufaktur
Pemasukan yang dihitung menurut klasifikasi fungsional sering disebut
sebagai perhitungan pemasukan biaya absorpsi (full costing) karena semua biaya
manufaktur dibebankan ke produk. Menurut perhitungan biaya absorpsi, beban
dipisahkan menurut fungsi dan kemudian dikurangi dari pendapatan untuk
menghasilkan laba sebelum pajak. Harga pokok penjualan adalah biaya bahan
langsung, tenaga kerja langsung dan overhead yang melekat pada unit yang
terjual. Untuk menghitung harga pokok penjualan, pertama-tama harga pokok
produksi perlu di tentukan.
Contoh : perhitungan harga pokok produksi
6.      Laporan Laba Rugi: Perusahaan Jasa
Pada perusahaaan jasa, perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari
biaya penjualan dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki
persediaan awal dan akhir barang serta tidak memiliki persediaan barang jadi
karena tidak mungkin menyimpan jasa.

C. Sistem Akuntansi Manajemen


Sistem akuntansi manajemen diklasifikasikan sebagai system berdasarkan fungsi
(functional based management / FBM) dan berdasarkan aktivitas (activity based
management ABM). Jantung atau elemen pusat dari model FBM adalah fungsi,
sementara elemen model ABM adalah aktivitas.
 Tinjauan biaya FBM, biaya-biaya sumber daya dibebankan ke unit-unit
fungsioanal dan kemudian ke produk.
 Tinjauan biaya ABM, biaya dilacak untuk aktivitas dan kemudian ke produk.
 Tinjauan efisiensi operasional FBM, penyediaan informasi untuk perencanaan
dan pengendalian adalah tujuan lainnya dari akuntansi manajemen. Untuk
mengendalikan pembembanan biaya untuk unit organisasional dan kemudian
menuntut tanggung jawab unit manajerorganisasional untuk pengendalian biaya
yang dibebani.
 Tinjauan efisiensi operasional ABM, manajemen berdasarkan aktivitas fokus
pada aktivitas manajemen dengan tujuan memperbaiki nilai yang diterima oleh
pelanggan dan profit yang diterima dengan menyediakan nilai ini.

8
Berdasarkan fungsi Berdasarkan aktivitas
1.    Penggerak berdasarkan unit 1.    Penggerak berdasarkan unit dan
2.    Intensif dalam pengalokasian nonunit
3.    Perhitungan harga pokok produk secara2.    Intensif dalam penelusuran
sempit dan kaku 3.    Perhitungan harga pokok produk
4.    Berfokus pada pengelolaan biaya secara luas dan fleksibel
5.    Informasi aktivitas sedikit 4.    berfokus pada aktivitas
6.    Maksimalisasi kinerja unit individual 5.    Informasi aktivitas terperinci
7.    Penggunaan ukuran keuangan untuk6.    Maksimalisasi kerja seluruh system
kinerja 7.    Penggunaan ukuran keuangan dan non
keuangan untuk kinerja

Pilihan dari Sistem Akuntansi Manajemen


Akuntansi manajemen berdasarkan aktivitas menawarkan keuntungan yang berarti,
termasuk memperbaiki keakuratan pembiayaan produk, memperbaiki pengambilan
keputusan, meningkatkan perencanan trategis, dan kemampuan yang lebih baik dalam
mengelola aktivitas.

BAB III

9
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Biaya dibebankan pada objek biaya, seperti produk, proyek pabrik, dan
pelanggan. Tiga metode pembebanan biaya, yaitu penelusuran langsung, penelusuran
penggerak, dan alokasi. Penelusuran langsung dan penelusuran penggerak lebih akurat
karena didasarkan pada hubungan sebab-akibat. Penelusuran langsung bergantung pada
pengamatan secara fisik untuk membebankan biaya. Penelusuran penggerak bergantung
pada penggunaan factor-faktor penyebab yang disebut penggerak untuk membebankan
biaya. Alokasi bergantung pada hubungan yang di asumsikan dan kemudahan
membebankan biaya.
Produk terdiri dari dua, yaitu produk berwujud dan jasa. Harga pokok produk
(biaya produk) didefinisikan sebagai biaya yang dibebankan pada produk yang
memnuhi tujuan manajerial tertentu. Dalam perusahaan manufaktur, harga pokok
produksi harus di hitung, berbeda dengan pada perusahaan jasa yang tidak
mengharuskan hal tersebut. Selain itu, dalam perusahaan manufaktur, terdapat berbagai
sistem akuntansi manajemen yang memiliki 2 klasifikasi yaitu yang berdasarkan fungsi
dan aktivitas.

B. Saran
Keputusan yang dibuat oleh seorang manajer merupakan hal penting atau ujung
tanduk dari eksistensi sebuah perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu,
bagian manajemen harus bisa memanfaatkan dan menggunakan laporan akuntansi
manajemen dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat menentukan keputusan yang terbaik
serta membuat strategi yang tepat sehingga perusahaan bisa mendapatkan laba yang
sebesar-besarnya sesuai dengan tujuan utama dari sebuah perusahaan, selain itu
penentuan harga pokok produk harus ditetapkan dengan baik dan akurat, hal ini karena
jika penetapan harga pokok produk tidak akurat akan berimbas pada harga pokok
penjualan yang tidak akurat juga, hal itu tentu bisa merugikan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

10
Hansen D.R. dan M.M. Mawon. 2007. Akuntansi Manajerial edisi 7 atau 8. Jakarta : Salemba

empat atau Erlangga.

http://estrijuwanita.blogspot.com/2013/12/resume-konsep-dasar-akuntansi-manajemen.html

11

Anda mungkin juga menyukai