Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik
biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita.1,2 kehamilan dan nifas
kadang-kadang dapat menimbulkan psikosis. Departemen Kesehatan dan
Layanan Kemanusiaan telah melaporkan bahwa 1 dari 8 orang akan
mengalami gangguan depresi dan jumlah tersebut hampir 2 kali lipat pada
wanita.
Pada trimester I kehamilan ditandai dengan reaksi tubuh berupa mual
diwaktu pagi, ketegangan payudara, perubahan fisik, seksual, diet,
pergerakan, peningkatan ukuran perut dan payudara.Pada keadaan emosi
terjadi secara berfluktuasi, periode inifaktor resiko terjadinya gangguan
psikologis misalnya reaksi terhadap kehamilannya, pengalaman kehamilan
sebelumnya yang tidak menyenangkan, kehamilan yang motivasinya tidak
jelas, kurangnya dukungan keluarga dan perubahan gaya hidup,semuanya
tampak pada minggu I dan II pada kehamilan dan berakhir pada minggu X
dan XII.
Pada trimester II, dilanjutkan dengan perubahan emosional hanya sedikit,
dan berpusat pada kesan tubuh, seksual dan janin yang sementara
dikandungnya.
Pada trimester III, reaksi emosi meningkat kembali pada saat yang sama
terjadi perasaan fisik yang kurang nyaman secara akut. Perhatian juga
berubah pada hal finasial, persiapan ruang bayi, perlengkapan bayi sampai
pada pengasuh serta kapasitas sebagai orang tua.
Dengan demikian resiko dan penyebab yang terkait, seperti tersebut
diatas dapat sebagai pencetus terjadinya reaksi-reaksi psikologis mulai tingkat
gangguan emosiona lyang ringan ketingkat gangguan jiwa yang serius.

1
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kehamilan
2. Apa yang dimaksud dengan Perubahan dan Adaptasi Psikologis pada masa
Kehamilan.
3. Apa yang dimaksud dengan Perubahan Peran Selama Kehamilan.
4. Apa yang dimaksud dengan msalah emosi selama kehamilan.
5. Apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa pada kehamilan dan
penanganannya.
C. Tujuan umum
Tujuan umum dari makalah ini yaitu untuk mengetahui asuhan
keperawatan perkembangan psikosial pada ibu hamil.
D. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui definisi kehamilan
2. Untuk mengetahui perubahan dan adaptasi psikologis selama masa
kehamilan.
3. Untuk mengetahui masalah emosi selama kehamilan.
4. Untuk mengetahui gangguan jiwa pada kehamilan dan penanganannya
5. Untuk mengetahui cara mengatasi gangguan psikologis kehamilan

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan


wanita akan mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun
emosional selama kehamilan. Sering kali kita mendengar betapa bahagianya
dia karena akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita yang
merasa khawatir kalau terjadi masalah selama kehamilannya misalnya ibu
takut dengan anak yang akan dilahirkannya apakah normal ataukah tidak atau
mungkin ibu takut kehilangan kecantikannya. Kedangkan gangguan
psikologis adalah perubahan psikologi pada ibu hamil merupakan hal yang
normal dan merupakan hal yang individual. Didasarkan pada teori
Revarubin.Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana
untuk mencapai peran ini diperlukan proses belajar melalui serangkaian
aktifitas.

B. Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama masa Kehamilan


1. Pada Kehamilan Trimester I
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian.
Penyesuaian yang dilakukan wanita terhadap kenyataan bahwa ia sedang
mengandung. Penerimaan terhadap kenyataan ini dan arti semua ini bagi
dirinya merupakan tugas psikologis yang paling penting pada trimester
pertama kehamilan.
Sebagian besar wanita merasa sedih tentang kenyataan bahwa ia
hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan,
kecemasan, depresi, dan kesedihan. Hingga kini masih diragukan bahwa
seorang wanita lajang bahkan telah merencanakan dan menginginkan
kehamilan atau telah berusaha keras untuk hamil tidak mengatakan pada

3
dirinya sedikit nya satu kali bahwa ia sebenarnya berharap tidak hamil.
Keseragaman kebutuhan ini perlu dibicarakan dengan wanita karena ia
cenderung menyembunyikan perasaan negatifnya ini karena perasaan
tersebut bertentangan dengan apa yang menurutnya semestinya ia rasakan.
Jika ia tidak dibantu memahami dan menerima perasaan negatif tersebut
sebagai suatu hal yang normal dalam kehamilan, maka ia akan merasa
sangat bersalah jika nantinya bayi yang ia kandung meninggal saat di
lahirkan atau terlahir cacat atau abnormal. Fokus wanita adalah pada
dirinya sendiri.
Beberapa wanita, terutama mereka yang telah merencanakan
kehamilan atau telah berusaha keras untuk hamil, merasa suka cita
sekaligus tidak percaya bahwa dirinya telah hamil dan mencari bukti
kehamilan pada setiap jengkal tubuhnya. Trimester pertama sering menjadi
waktu yang sangat menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan akan
dapat berkembang dengan baik. Hal ini akan terlihat jelas terutama pada
wanita yang telah beberapa kali mengalami keguguran dan bagi para
tenaga kesehatan profesional wanita yang cemas akan memungkinan
terjadinya keguguran kembali atau teratoma.
Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara
wanita yang satu dan yang lain. Biasanya pada trimester pertama
merupakan terjadi nya penurunan libido. Libido secara umum sangat
dipengaruhi oleh keletihan, depresi, payudara yang membesar dan nyeri,
kecemasan, kekhawatiran, dan masalah-masalah lain yang merupakan hal
yang normal terjadi pada trimester pertama.
2. Pada Kehamilan Trimester II
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik,
yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Namun, trimester kedua
juga merupakan fase ketika wanita menelusur dan paling banyak
mengalami kemunduran. Trimester kedua sebenarnya sebenarnya terbagi
atas dua fase : pra-queckening dan pasca-queckening.Queckening

4
menunjukkan kenyataan adanya kehidupan yang terpisah, yang menjadi
dorongan bagi wanita dalam melaksanakan tugas psikologis utamanya
pada trimester kedua, yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi
dirinya sendiri yang berbeda dari ibunya.
Queckening memudahkan wanita untuk mengkonseptualisasi
bayinya sebagai individu yang terpisah dari dirinya sendiri. Kesadaran
baru ini memulai perubahan dalam fokusnya dari diri sendiri kepada bayi
yang dikandungnya.
Sebagian wanita merasa lebih erotis selama trimester kedua, kurang
lebih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan
seksual mereka dibanding pada trimester pertama dan sebelum hamil.
Trimester kedua relatif terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik, dan
usuran perut wanita belum menjadi masalah besar, kecemasan,
kekhawatiran dan masalah-masalah yang sebelumnya menimbulkan
ambivalensi pada wanita tersebut mereda, dan ia telah mengalami
perubahan dari seorang menuntut kasih sayang dari ibunya menjadi
seorang yang mencari kasih sayang dari pasangannya, dan semua faktor ini
turut mempengaruhi peningkatan libido dan kepuasan seksual.
3. Pada Kehamilan Trimester III
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan. Sejumlah ketakutan muncul pada trimester ketiga. Wanita
mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri,
seperti : apakah bayinya nanti akan lahir abnormal, terkait persalinan dan
pelarían (nyeri, kehilangan kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui),
apakah ia akan menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak
mampu keluar karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ
vitalnya akan mengalami cedera akibat tendangan bayi.
Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang
semakin kuat menjelang akhir kehamilan.seksual yang terjadi pada
trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang semakin
besar menjadi halangan.

5
C. Perubahan Peran Selama Kehamilan
Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami
perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk
beradaptasi terhadap peran barunya melalui tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Antisipasi
Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan
merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas
khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role
model).Peningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu
mudalainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai
penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.
2. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri).
Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan
mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah
posisinya sebagai penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi
kasih sayang terhadap bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih
sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya. Ia akan mencoba
menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan membuat suatu daftar
hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian ia daptasi dan terapkan
kepada bayinya nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini adalah
seiring dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang berhubungan
dengan kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-orang
terdekatnya.)
3. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)
Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami
suatu titik stabil dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan
aktivitas-aktivitas yang bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya,
seperti mencari tahu tentang informasi seputar persiapan kelahiran, cara
mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna untuk menjaga
kondisi kesehatan keluarga.

6
4. Tahap Akhir (perjanjian)
Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia
tetap mengadakan “perjanjian” dengan dirinya sendiri untuk sedapat
mungkin “menepati janji” mengenai kesepakatan-kesepakatan internal
yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak saat
ini sampai bayinya lahir kelak
D. Masalah Emosi Selama Kehamilan
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis,
perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah
mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan
merupakan peristiwa kodrat yang harus dilalui tetapi sebagian lagi
menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan
selanjutnya.
Perubahan kondisi fisik dan emosional yang komplek, memerlukan
adaptas iterhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang
terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan
dari norma -norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri,
dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi
emosional ringan hingga ketingkat gangguan jiwa yang berat.
Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap
pola kegiatansosial ( keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang
dan empati)pada wanita hamil dan dari aspek teknis, dapat mengurangi aspek
sumber daya (tenaga ahli),cara penyelesaian persalinan normal, akselerasi,
kendali nyeri dan asuhan neonatal.
Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang terjadi :
a. Trimester I
Sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga perode ini
mempunyai resiko tinggi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak
nyaman.

7
b. Trimester II
Fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih
terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi saat
kehamilan,kehidupan seksual keluarga dan hubungan bathiniah dengan
bayi yang dikandungannya.
c. Trimester III
Berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan
sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau
mewaspadai segala sesuatu yang akan dihadapi.
E. Gangguan Jiwa Pada Kehamilan Dan Penanganannya
Sejumlah besar pengobatan psikotropik sekarang telah tersedia untuk
penanganan gangguan mental (Kuller dkk,1996) Pengobatan wanita hamil
dengan agen psikotropik mencakup mereka dengan penyakit psikiatrik
sebelumnya atau bila gangguan emosional timbul selama kehamilan. Terapi
psikososial dalam kehamilanmeliputi:terapi perilaku, psikoterapi
interpersonal, terapi kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi suportif.
1. Gangguan Kecemasan pada Kehamilan
Semua wanita hamil mempunyai pengalaman peristiwa kecemasan.
cemas terhadap perubahan fisik, kesukaran persalinan dan kesehatan janin
yang dikandungnya. Kadang-kadang kecemasan itu menjadi berlebihan
dan merugikan sehingga timbul gangguan cemas seperti fobia, perilaku
menghindar serta kecemasan yang berulang.
a) Gangguan kecemasan secara menyeluruh
Gambaran utama gangguan ini kekhawatiran dan kecemasan yang
berlebihan tentang kehidupan kehamilan, misalnya komplikasi
kehamilan, sekalipun kehamilan itu normal, yang ditandai dengan
ketegangan motorik dan hiperaktifitas motorik dan otonom misalnya:
gemetar, gugup, gelisah, cepat lelah/gejala hiperaktifitas otonom
misalnya:nafas pendek, palpitasi, keringat, kaki dan tangan dingin,
pusing, mual, gangguan menelan, kewaspadaan yang berlebihan,
perasaan terancam, iritabel, insomnia.

8
b) gangguan panik
Bermanifestasi dengan ciri-ciri utama adanya periode kekhawatiran
yang mendalam atau perasaan tidak enak yang berlangsung beberapa
menit dan sifatnya berulang secara tak terduga.Serangan panik
terjadinya mendadak dengan rasa takut dan kecemasan yang berlebihan
serta perasaan ingin mati. Ada laporan bahwa wanita yang hamil
mengalami peningkatan gejala panik selama kehamilan. Gejala yang
dialami selama serangan panik: nafas pendek, rasa tercekik, jantung
berdebar-debar, telinga mendengung, mata kabur dan berkunang,
perasaan gatal, takut mati dan kehilangan kontrol.
c) Gangguan obsesif kompulsif
Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang
cukup berat dan menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi adalah
ide yang menetap, pikiran atau impuls yang tidak masuk akal,misalnya
keinginan. Kompulsi adalah tingkah laku yang berulang-ulang yang
dilakukan sebagai respon atas obsesi. Tingkah laku kompulsif dan
pikiran obsesif menyebabkan tekanan mental yang nyata pada wanita
hamil.
2. Penanganannya
Psikoterapi membantu wanita hamil yang mengalami kecemasan
untuk mengatasi ketakutan dan kecemasan yang berhubungan dengan
kehamilannya. Dengan mendiskusikan pikiran dan perasaan yang
mengganggu menyebabkan dapat lepas dari tekanan. Pengurangan gejala
kecemasan membuat wanita tersebut dapat berfungsi lebih efektif dalam
hubungan pribadi dan keluarga dengan sendirinya kecemasan itu akan
hilang.
Pada wanita dengan gangguan obsesif kompulsif, dimana obsesi
menetap dan kecemasan yang tidak dapat ditoleransi rawat inap mungkin
diperlukan. Pengobatan noninvasif yang efektif dari gangguan kecemasan
dapat digunakan melalui latihan relaksasi otot yang bertahap, visual
imagery, latihan kognitif,latihan biofeedback. Dasar pengobatan ini adalah

9
relaksasi otot dan ketegangan otot tidak timbul pada waktu yang sama,
karena itu wanita hamil yang belajar untuk melemaskan ototnya tidak akan
mengalami gejala gangguan kecemasan.
Obat anti cemas dapat menghilangkan gejala cemas. Menggunakan
obat antI cemas sebaiknya dihindari pada kehamilan trimester I. Bila
kecemasan berlebihan dan mengganggu dapat diberikan obat anti cemas
golongan benzodiazepin dan non benzodiazepin. Pasien yang hamil
dengan adanya gejala panik yang serius dapat diberikan alprazolam
dengan dosis minimum.
Wanita hamil yang mendapat obat golongan benzodiazepin, bayinya
akan memberikan 2 tipe reaksi toksik, yaitu sindrom floppy infant dan
reaksi withdrawal. Gilberg menghubungkan penggunaan benzodiazepin
dosis rendah yang lama dengan sindrom floppy infant dengan gejala
:hipotoni, letargi, sulit mengisap, sianosis dan hipotermia. Rementeria dan
Bhatt menggambarkan gejala withdrawal pada bayi baru lahir dengan
penggunaan diazepam selama kehamilan yang timbul 2-6 jam setelah
kelahiran, terdiri dari: tremor, iritabel hipertonia dan semangat menghisap.
Gejala ini berhasil diatasi dengan pemberian fenobarbital selam 6 minggu
Erkkola dan Kanto menrekomendasikan wanita yang menggunakan
benzodiazepin sebaiknya tidak menyusui. Penggunaan obat anti cemas
tentang terjadinya kelainan kongenital masih kontroversi. Namun,
beberapa penelitian melaporkan penggunaan diazepam selama kehamilan
meningkatkan resiko terjadinya labiopalatoskisis.
F. Tanda dan Gejala psikologis pada ibu hamil
Tanda dan gejalanya adalah:
1. Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.
2. Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.
3. Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.
4. Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.
5. Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan.
6. Senantiasa berfikiran negatif.

10
7. Tanpa berwujud merasa tidak mampu.
8. Tiba-tiba takut atau gugup.
9. Tidak bisa memusatkan perhatian.
10. Lebih sering lupak.
11. Rasa bingung dan bersalah.
12. Makan amat sedikit atau amat banyak.
13. Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.
14. Kehilangan kepercayaan dan harga diri.
G. Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan
Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam
perubahan bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis.
Jangan heran jika ibu yang hamil tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi
karena adanya perubahan hormonal yang lazim dialami oleh ibu-ibu yang
sedang hamil.
Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu
menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi
psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat
menjalani masa-masa kehamilannya.
Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis
saat ibu sedang mengandung
a) Informasi
Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang
terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang
mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang
tepatakan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi
rasa cemas yang sering muncul karena ketidak tahuan mengenai
perubahan yang terjadi.
b) Komunikasi dengan suami
Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami,
sehinggaia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi.

11
Apabila sudah dikomunikasikan, sang suami akan memberikan dukungan
psikologis yang dibutuhkan.
c) Rajin Check-up
Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau
bidan terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat
berkonsultasi ke dokter atau bidan.
d) Makan
Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi
perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat
membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat
aditif,alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu
hamil.Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang
mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan
kecerdasan otak janin.
e) Jaga penampilan
Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan
berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan dua.
Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau
jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
f) Kurangi kegiatan
Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil.
Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap
dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
g) Dengarkan musik
Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan
maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut,
belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
h) Senam hamil
Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan
menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih
dahulu dengan dokter kandungan.Senam hamil tidak hanya bermanfaat

12
melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan
juga member imanfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya
diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran
positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis
calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.
i) Latihan pernafasan
Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur.
Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga
kondisi psikologis bisa lebih stabil.

13
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan ibu hamil dengan gangguan psikologis/perilaku.

A. Pengkajiana
1. Riwayat Obstetri
Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar
perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-
sekarang.Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini :
a. Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).
b. Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.
c. Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan
penolong persalinan.
d. jenis anestesi dan kesulitan persalinan.
e. Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan
perdarahan.
f. Komplikasi pada bayi.
g. Rencana menyusui bayi.
2. Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat
kunjungan pertama.Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan
berlanjut.
3. Riwayat Penyakit dan Operasi
Kondisi kronis (menahun terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan
penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya
penyakit infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya
harus didokumentasikan.

14
4. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko
tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).
b. Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi.
c. Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung.
d. Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan cedera (pelvis dan
pinggang).
e. Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan
tuberkulosis.
f. Riwayat dan perawalan anemia.
g. Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan).
h. Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, Coklat, dan minuman
ringan.
i. Merokok (Jumlah batang per hari).
j. Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan
risiko terinfeksi toxoplasma.
k. Alergi dan sensitif dengan obat.
l. Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit.
m. Riwayat keluarga.
Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit
kronis (menahun/terus-menerus) seperti diabetes melitus dan jantung,
infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang
perlu dikumpulkan. Riwayat kesehatan pasangan.
n. Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang
berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi.
Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkohol akan
berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk menghadapi
kehamilan dan persalinan. dengan Rh negatif dan kemungkinan
inkompabilitas darah dapat terjadi.

15
B. Pemeriksaan Fisik
1. pemeriksaan TTV
a. Tekanan darah
Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi
akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan
darah diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung.
Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang
didapatkan.
b. Nadi
Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi
pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama
satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung.
Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi
seharusnya sama kuat dan teratur.
c. Pernapasan
Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per
menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau
penyakit jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru
simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.
d. Suhu
Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6ºc. Peningkatan suhu
menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.
2. Sistem Kardiovaskuler
a. Bendungan Vena
Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap
bendungan Vena, yang bisa berkembang menjadi Varises.
Bendungan Vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.
b. Edema

16
Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada
ekstremitas akibat perpindahan "cairan intra askular ke ruang
intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol
menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting
edema. Edema padatangan dan wajah memerlukan pemeriksaan
lanjut karena merupakan tandadari hipertensi pada kehamilan
3. Sistem Muskuloskeletal
a) Postur
Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama
kehamilan.Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot
punggung dan tungkai.
b) Tinggi dan berat badan
Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk
dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat
badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang
dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan
lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat
menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan,
persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.
c) Pengukuran pelviks
Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan
diameternya yang berguna untuk persalinan perawatan vagina.
d) Abdomen
Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi
fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis.
Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan
dilakukan untuk menetukan keakuratannya.
4. Sistem Neurologi
Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu
tidak memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah.

17
Pemeriksaan reflex tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi
menandakan adanya komplikasi kehamilan.

5. Sistem Integumen
Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan
anemis, jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi,
hiperpigmentasi seperti cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan
dengan kehamilan dan strie perlu dicatat. Menampang kuku berwarna
merah muda menandakan pengisian kapiler baik.

6. Sistem Endokrin

Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang


berlebihan menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.

7. Sistem Gatsrointestinal
a) Mulut
Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas
dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek
peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat
dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur
karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu
terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi
ibu untuk melakukan perawatan gigi.
b) Usus
Stetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman
untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek
progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi.
Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.
8. Sistem Urinarius
a. Protein

18
Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam
urine, halini menandakan adanya kontaminasi sekret Vagina,
penyakit ginjal, serta hipertensi pada kehamilan.

b. Glukosa
Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan
normal padaibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar
membutuhkan pemeriksaan gula darah.
c. Keton
Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang
berat atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat
di bakteri. peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan
infeksi saluran kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil.

9. sistem reproduksi
a. ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran
kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada
payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
b. Organ reproduksi eksternal
Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu
diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut
pada perineum.
c. Organ reproduksi internal
Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan
berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda
Chadwik.

Diagnosa Keperawatan

No. Diagnosa keperawatan intervensi rasional

19
1. Gangguan citra tubuh b.d a. Terima persepsi a. Untuk
perubahan diri dan berikan menvalidasi
jaminan bahwa ia perasaannya.
dapat mengatasi b. Untuk
krisis ini. meningkatkan
b. Dorong klien rasa
melakukan kemandirian
perawatan diri c. Keterlibatan
c. Kaji kesiapan dapat
klien, kemudian memberikan
libarkan klien rasa kontrol
dalam dan
pengambilan meningkatkan
keputusan harga diri.
tentang d. Agar klien
perawatan bila dapat
memungkinkan. mengungkapk
d. Berikan an keluhannya
kesempatan dan
kepada klien memperbaiki
untuk kesalah
menyatakan pahaman.
perasaan tentang e. Untuk
citra tubuhnya. mendukung
e. Bimbingkan dan adaptasi dan
kuatkan fokus kemajuan
klien pada aspek- yang
aspek positif dari berkelanjutan.
penampilannya
dan upayanya
dalam

20
menyesuaikan
diri dengan
perubahan citra
tubuhnya.
f. Berikan
informasi sesuai
tingkat
pemahaman atau
penerimaan klien
g. Orientasi klien ke
lingkungan
sekitar.
2. Ketakutan b.d ketidak a. Berikan informsi a. Untuk
biasaan sesuai tingkat mengurangi
kepahaman atau ansientas
penerimaan klien. klien dan
b. Orientasi klien ke meningkatkan
lingkungan kerja bersama.
sekitar. b. Untuk
c. Orientasi kluarga merorientasi
pada kebutuhan terhadap
khusus klien dan waktu,
izinkan anggota tempat, orang,
keluarga kejadian.
berpartisipasi c. Tingkat ini
dalam dapat
memberikan membentu
perawatan. memberikan
d. Atur anggota dukungan
kluarga untuk yang efektif.
tinggal bersama d. Untuk

21
klien membentu
klien
mengurangi
ketakutannya.
4. Gangguan pola tidur b.d a. Beri kesempatan a. Untuk
faktor psikologis klien untuk mengurangi
mendiskusikan tingkat
keluhan yang kecemasan.
mungkin b. Untuk
menghalangi mengurangi
tidur. rasa khawatir
b. Rencanakan klien.
asuhan c. Agar klien
keperawatan menjadi lebih
rutin yang tenang.
memungkinkan
pasien tidur tanpa
terganggu selama
beberapa jam.
c. Berikan bantuan
tidur, kepada
klien seperti
bantal, mandi
sebelum tidur,
makan atau
minuman, dan
bahan bacaan.
d. Ciptakan
lingkungan
tenang yang
konduksif untuk

22
tidur.
e. Berikan
pendidikan
kesehan kepada
klien tentang
teknik relaksasi.

23
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik


biologis, psikologismaupun adaptasi pada wanita. Kehamilan dan nifas
kadang%kadang dapat menimbulkan psikosis. insidens gangguan jiwa pada
kehamilan lebih rendah dibanding post partum dari luar kehamilan

Hasil penelitian sampai saat ini menunjukkan etiologi yang


multifaktorial. Beberapa faktor yang dilaporkan seperti faktor hormonal,
neuroendokrin, biokemikal, psikologik, sosial, budaya, genetik dan
kepribadian, atau hubungan timbal balik diantara factor-faktor tersebut.
gangguan jiwa yang dapat terjadi pada kehamilan antara lain (gangguan
cemas menyeluruh, gangguan panik, gangguan obsesif kompulsif.
Pengobatan wanita hamildengan agen psikotropik mencakup mereka dengan
penyakit psikiatrik sebelumnya atau bila gangguan emosional timbul selama
kehamilan dan cenderung memiliki gangguan yang lebih berat.

Pada masing-masing kasus, perlu dipertimbangkan efek samping obat


pada bayi dibandingkan resiko ibu tanpa diterapi. Bagaimanapun pasien
dengan gangguan jiwa yang berat harus ditangani oleh ahli psikiatri, yang
dapat dikonsultasikan dengan ahli obstetri untuk pemberian obat pada wanita
hamil.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman
dan pengetahuankita tentang asuhan keperawatan perkembangan psikososial

24
pada ibu hamil. Kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.

25
DAFTAR PERPUSTAKAAN

Eko prabowo. 2014. Konsep & aplikasi keperawatan jiwa. Yogjakarta: nuha
medika.
Hidaya, A. Aziza Amilul. 2011. Metode penelitian keperawatan dan tehnik
analisa data. Jakarta : Salemba Medika
Ibrahim, CS. 2012. Perawatan bidan. Jakarta : Bhratara Niaga Media
Janiwarty, B dan Pieter, H. Z. 2013 pendidikan psikologi untuk bidan suatu
teori dan terapanannya. Yogyakarta: Rapha Publishing.

26

Anda mungkin juga menyukai