Anda di halaman 1dari 11

Makalah ILMU NEGARA Tentang Kedaulatan 

Negara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Peristilahan dan Pengertian Kedaulatan

Istilah kedaulatan untuk pertama kali dikemukakan oleh Jean Bodin (1530-1596), dalam


bukunya  “ six Livres de republique”. Bodin hidup dalam masa permulaan pertumbuhan negara-
negara nasional dan ia melihat dimana-mana kekuasaan sentral dari negara makin lama makin
tegas menampakan diri dalam bentuk kekuasaan raja yang tertinggi atau kekuasaan ”supreme”
dari keadan yang dikonstatirnya ini ia menarik kesimpulan bahwa inti dari “statehood” adalah
kekuasaan pemerintahan yang merupakan “ summa potesta” atau “ majestas” yakni kekuasaan
tertinggi. Kekuasaan tertinggi ini ia namakan ”soverainite” (souvereignity dalam bahasa Inggris).
Istilah tersebut secara etimologis berasal dari kata “superanus” yang berarti tertinggi.

Secara etimologis kedaulatan berasal dari bahasa Arab, Daulat yang bearti kekuasaan atau
dinasti pemerintahan. Selain itu dari bahasa Latin yakni, Supremus yang artinya tertinggi.
Kemudian kata tersebut disamakan artinya dengan Sovranita (Bahasa Italia)
atau Souverenigntu (Bahasa Inggris). Jadi kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi pada suatu
Negara atau kekuasaan yang tidak terletak di bawah kekuasaan Negara lain.

Dalam buku tersebut Bodin mengemukakan suatu teori bahwa kedaulatan adalah unsur yang
essensial dari negara dan bahwa pemegang kekuasaan yang sah dalam negara adalah raja. Raja
mempunyai supremasi yang  mutlak yang tidak dapat di bagi bagi dengan orang lain. Tidak ada
suatu kekuasaan didunia ini yang dapat membatasi dan mengatasi kekuasaan raja itu. Kekuasaan
raja hanya dapat diatasi dan dibatasi oleh  hukumTuhan dan hukum alam (leges imperri)

ADVERTISEMENT
REPORT THIS AD
 

1.2 Sifat-Sifat Kedaulatan

1. Bodin mengatakan bahwa kedaulatan adalah kekuasaan satu satunya yang memiliki sifat-sifat:
2. Asli,  artinya tidak diturunkan dari sesuatu kekuasan lain;
3. Tertinggi, artinya tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi yang mengatasi dan dapat
membatasi kekuasaanya;
4. Kekal, artinya pemerintah dapat berganti-ganti, kepala negara dapat meninggal dunia, bahkan
susunan negara dapat berubah-ubah, akan tetapi negara dengan kekuasaanya berlangsung  terus
tanpa interrupsi, tidak terputus-putus;
5. Tidak dapat dibagi-bagi, artinya karena hanya ada satu kekuasaan tertinggi maka kekuasaan itu
tidak dapat dibagi-bagi, kedaulatan adalah bulat dan tunggal;
6. Tidak dapat dialihkan, artinya tidak dapat dipindahkan kepada sesuatu badan lain, tidak dapat
dilepaskan dan diserahkan kepada sesuatu badan lain.

Berdasarkan sifatnya tersebut, kedaulatan terbagi menjadi:

1. Kedaulatan keluar, dan


2. Kedaulatan kedalam.

Kedaulatan keluar, mengandung pengertian kekuasaan untuk mengadakan hubungan atau


kerjasama dengan negara lain. Sedangkan menurut J. Bodin bahwa kedaulatan ke luar (ekstern)
artinya kebijaksanaan pemerintah untuk mengadakan hubungan atau kerja sama dengan negara
lain (hubungan internasional).

Adapun prinsip-prinsip yang harus dilakukan dalam mengadakan hubungan internasional dengan
negara lain adalah :

1. Souverighn : Pengakuan persamaan derajat sebagai negara merdeka


2. Resiprositas : Timbal balik yang saling menguntungkan
3. Courtesy : Saling menjaga kehormatan antar egara
4. Pacta Sunt Servanda : Mentaati dan melaksanakan perjanjian yang disepakati.
5. Tidak mencampuri urusan dalam negera lain.

Mengadakan hubungan internasional dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di antaranya adalah
dengan melalui perwakilan diplomatik, yakni perwakilan resmi dari suatu negara yang terdapat
di negara lain. Perwakilan diplomatic terdiri dari duta, konsul dan atase. Duta adalah perwakilan
di negara lain yang mengurusi bidang politik dan pemerintahan. Konsul merupakan perwakilan
di negara lain yang mengurusi bidang ekonomi dan perdagangan. Sedangkan Atase adalah
utusan khusus dari suatu urusan tertentu, misalnya atse kesenian, atse olah raga dan sebagainya.
Selain hal yang tersebut di atas contoh lain dari hubungan internasional dari suatu Negara yang
dapat dilakukan adalah dengan mengadakan traktat atau perjanjian, baik bilateral maupun
multirateral, Membentuk lembaga regional dan internasional dengan negara lain misalnya,
ASEAN, OPEC, APEC, PBB dan sebagainya

Dalam kontek negara Indonesia, hubungan dan kerjasama ini tentu saja untuk kepentingan
nasional. Ini berarti pula bahwa negara Indonesia mempunyai kedudukan yang sederajat dengan
negara lain. Kedaulatan keluar ini nampak pada Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD
1945, yaitu:

1. Ikut melaksanakan ketertiban dunia, berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial
2. Pasal 11 ayat (1), berbunyi : Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat
perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.
3. Pasal 13 ayat (1), berbunyi : Presiden mengangkat duta dan konsul

Kedaulatan kedalam, artinya pemerintah (negara) mempunyai kekuasaan untuk mengatur


kehidupan negara melalui lembaga negara atau alat perlengkapan negara yang diperlukan untuk
itu. Menurut J.Bodin bahwa kedaulatan ke dalam (intern) artinya Negara berhak mengatur
urusan rumah tangganya melalui lembaga Negara tanpa campur tangan Negara lain. Contoh :
mengatur pajak, pemilu, pembangunan dan sebagainya

Di Indonesia kedaulatan kedalam nampak pada tujuan negara seperti yang ada dalam pembukaan
UUD 1945, sebagai berikut:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.


2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
kedilan sosial

Dari penjelasan tentang kedaulatan kedalam dapat disimpulkan bahwa, Negara Indonesia
memiliki kekuasaan untuk mengatur kehidupan rakyat Indonesia, menyejahterakan rakyat
Indonesia, dengan segenap kemampuannya tanpa campur tangan negara lain. Misalnya
menentukan pendidikan yang cocok untuk bangsa Indonesia, ekonomi, politik yang cocok untuk
bangsa Indonesia, dan lainya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis-Jenis kedaulatan

Ada keterkaitan secara konseptual antara kekuasaan, kewenangan dan kedaulatan. Ketiga konsep
tersebut sama-sama berkaitan dengan kekuasaan. Secara umum kekuasaan merupakan
kemampuan mempengaruhi agar pihak lain bertindak sesuai dengan pihak yang mempengaruhi.
Pengaruh yang terkait dengan negara, dari atau ditujukan kepada negara, khususnya dalam
pembuatan kebijakan publik, dan kekuasaan itu bisa dipaksakan secara fisik (koersif) merupakan
karakteristik kekuasaan politik. Kekuasaan politik berkait dengan kehidupan bersama atau sosial
atau ada dalam konteks sosial maka kekuasaan politik merupakan bagian dari kekuasaan sosial.
Atau kekuasaan dalam arti khusus (species).
Sedangkan kewenangan adalah kekuasaan, tetapi merupakan kekuasaan yang memiliki
legitimasi. Tidak semua kekuasaan memiliki legitimasi, baik legitimasi prosedural maupun hasil
atau akibat. Kemudian, kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi, yang menurut Jean Bodin
memiliki karakteristik: tunggal, asli, abadi dan tidak dapat dibagi-bagi. Namun, menurut Grotius
kedaulatan itu dapat dibagi atau dilakukan bersama-sama antara rakyat dengan pimpinannya.

Adapun sumber kekuasaan tertinggi atau kedaulatan ada dua aliran, yakni teori teokrasi dan teori
hukum alam. Menurut teori teokrasi sumber kekuasaan adalah dari Tuhan. Penganut aliran atau
paham ini, antara lain Agustinus dan Thomas Aquinas. Sedangkan menurut teori hukum alam
sumber kekuasaan adalah berasal dari rakyat yang diserahkan kepada penguasa atau raja melalui
perjanjian sosial. Pelopornya adalah Rousseau dan Thomas Hobbes.

Dari kedua aliran tersebut kedaulatan terbagi menjadi seperti berikut:

1. Kedaulatan Tuhan

Menurut teori ini baik kekuasaan didunia ini mupun kekuasaan negara datangnya dari Tuhan.
Sehingga kepala negara dalam menjalankan kekuasaanya sebagi refleksi dari wakil Tuhan dan
bukan menjalankan kekuasaan sendiri ataupun kekuasaan negara, maka dalam menjalankan
kekuasaanya itu harus sesuai dengan kehendak Tuhan. Kekuasaan didalam negara merupakan
karuniaNya kepada negara untuk dilanjutkan kepada rakyat sesuai dengan kehandakNya yaitu
memuliakan Tuhan. Teori kedaulatan Tuhan (Gods souvereiniteit) meyatakan atau menganggap
kekuasaan pemerintah suatu negara diberikan oleh Tuhan. Karena merasa mewakili Tuhan dalam
melaksanajan kekuasaan, raja sering merasa berkuasa dan berbuat semaunya, tanpa memikirkan
rakyat. Misalnya kerajaan Belanda, Raja atau ratu secara resmi menamakan dirinya Raja atas
kehendak Tuhan “bij de Gratie Gods”. Teori ini terjadi di negara-negara otoriter

Kedaulatan Tuhan yaitu kedaulatan yang berasal dari Tuhan. Artinya Pemerintah suatu negara
diberi amanat dan kekuasaan oleh Tuhan, oleh karena itu pemerintah wajib meneruskan
kekuasaan itu kepada rakyat sesuai dengan perintah Tuhan. Dalam negara kerajaan, semua titah
raja merupakan titah Tuhan yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh rakyat dalam kerajaan
tersebut. Menolak titah raja berarti melanggar titah Tuhan. Dalam catatan sejarah banyak rakyat
yang sengsara dalam pemerintahan yang menganut kedaulatan Tuhan, karena raja memanfaatkan
kesempatan untuk kepentingannya dengan alasan titah Tuhan. Kekuasaan Raja menjadi absolut,
tidak lagi memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Rakyat tidak bisa menolak. Contohnya
Negara Mesir Kuno, Jepang sebelum abad ke-16. Pendapat ini mulai tidak dipakai manusia
zaman sekarang, karena biasanya disalahgunakan oleh penguasa yang ingin berkuasa secara
terus-menerus dan bertindak tidak adil kepada rakyat.

Tokoh penganut teori ini di antaranya Kaisar Tenoo Heika, Julius Stal, Thomas Aquino dan
Hegel. Teori ini dapat menimbulkan Negara monarki kerajaan dimana kekuasaan Negara
sentralistis atau terpusat pada raja.
 

2. Kedaulatan Negara

Bahwa kekuasaan berasal dari negara, sebab adanya negara adalah kodrat alam. Pada
pelaksanaannya penguasalah yang memegang kekuasaan Negara sehingga dapat menimbulkan
pemerintahan yang otoriter misalnya pada zaman Mussolini di Italia, Hitler di Jerman dan
sebagainya. Tokoh teori ini adalah Paul Laband dan Jellineck.

Kedaulatan negara yaitu kedaulatan yang asalnya dari negara itu sendiri yakni dalam wilayah
suatu negara hanya negara itu yang berdaulat penuh. Negara mempunyai kekuasaan yang tidak
terbatas. Artinya negara berhak mengatur semua warga negara dan harus taat, patuh terhadap
kehendak dan keinginan negara. Tidak ada seorang yang berhak menentang kehendak negara.
Sehingga kekuasaan negara tidak ada yang membatasinya.

Teori kedaulatan Negara (Staats souvereiniteit)menganggap sebagai suatu axioma yang tidak
dapat dibantah, artinya dalam suatu wilayah negara, negaralah yang berdaulat. Inilah inti pokok
dari semua kekuasaan yang ada dalam wilayah suatu negara. Otto Mayer (dalam buku
Deutsches Verwaltungsrecht) menyatakan “kemauan negara adalah memiliki kekuasaan
keksrasan menurut kehendak alam”.

Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa negara mempunyai kekuasaan yang tertinggi
yang berasal dari negara itu sendiri. Tidak ada yang lebih tinggi dari negara, termasuk hukum,
karena hukum merupakan buatan negara. Penerapan kedaulatan ini dilakukan oleh para pejabat
Negara, yang menjadi simbol kekuasaan negara. Contoh pelaksanaan kedaulatan negara adalah
Rusia di bawah Stalin.

Negara sebagai badan hukum  memiliki kekuasaan tertinggi didalam kehidupan manusia sebagai
anggota masyarakat. Dalam kenyataanya negara dijalankan oleh orang–orang yang memegang
kekuasaan, sehingga kehendak negara adalah tidak lain dari pada kehandak orang-orang
penguasa itu. Yang menjadi hukum didalam negara adalah hanya yang dinyatakan atau
ditentukan sebagai hukum oleh negara atau didalam prakteknya oleh penguasa negara. Dengan
demikian, hukum adalah kehendak negara. Hukum yang dibuat diluar dari kehehndak negara
bukan sebagai hukum sebab negaralah yang menjadi pusat dan pokok dari segala kekuasaan
dalam negara. Oleh  Nawisky dijelaskan negara sebagai suatu gejala masyarakat  dengan
demikian berada disamping, didepan, dan diluar sistem hukum. hukumlah yang bergantung
kepada negara. Dalam hubungan tertentu hukum dibuat atau diakui oleh negara, hukum adalah
hasil ciptaan negara. Dengan demikian initinya adalah semua hukum itu dikembalikan kepada
kekuasaan negara. Hukum adalah penjelmaan dari kemauan negara yang dinyatakan serta
dirumuskan oleh penguasa negara dalam bentuk peraturan hhukum.

 
3. Kedaulatan Raja

Bahwa kekuasaan tertinggi ada pada raja dan keturunannya, sehingga segala macam dan bentuk
pemerintahan bergantung pada penguasa tertinggi yaitu raja. Sebagai contoh di Perancis pada
masa pemerintahan Raja Louis XVI dengan semboyannya I’etat cast Moi (Negara adalah
Saya). Tokoh yang menganut teori ini adalah Machiavelli.

4. Kedaulatan Rakyat

Menurut ajaran ini segala kekuasaan didalam negara bersumber pada individu-individu.
Kekuasaan tertinggi suatu negara  berasal dari individu-individu sendiri yang telah menjadi
rakyat negara, sebagai negara yang berlandaskan kedaulatan rakyat pimpinan negara adalah
”Immanent” yaitu terkandung didalam diri rakyat itu sendiri. Negara yang mendasarkan atas
kedaulatan rakyat kendatipun telah terbentuk negara  dengan seluruh perlengkapan kekuasaanya,
namun ultimate power ( kekuasaan tertinggi) tetep berada ditangan rakyat itu sendiri.
Perwujudanya kekuasaan rakyat tersebut diwakilkan kepada dewan-dewan perwakiln rakyat dan
melalui pemerintah yang bertangung jawab kepada rakyat. Dalam hal tersebut pemerintah hany
sebagai mandataris rakyat saja. Dipelopori oleh John Lock, JJ Rousseau

Teori Kedaulatan Rakyat (Volks aouvereiniteit), menekankan bahwa semua kekuasaan dalam
suatu negara didasarkan pada kekuasaan rakyat (bersama). J.J. Rousseau (Perancis) menyatakan
apa yang dikenal dengan “kontrak sosial”, suatu perjanjian antara seluruh rakyat yang
menyetujui Pemerintah mempunyai kekuasaan dalam suatu negara. Kedaulatan rakyat artinya
kekusaan tertinggi di tangan rakyat. Rakyat memberikan kekuasaan kepada para wakil rakyat
yang menduduki lembaga legislatif maupun eksekutif untuk melaksanakan keinginan rakyat,
melindungi hak-hak rakyat serta memerintah berdasarkan hati nurani rakyat. Rakyat berhak
mengganti pemerintahan yang dipilih dan diangkatnya, bila pemerintah tersebut tidak
melaksanakan kehendak rakyat. Dewasa ini praktik teori kedaulatan rakyat banyak dianut dan
dijalankan oleh negara-negara demokrasi modern. Termasuk Negara Republik Indonesia.

5. Kedaulatan Hukum

Kedaulatan hukum yaitu kedaulatan yang berasal dari hukum yang berlaku di suatu negara.
Hukum yaitu pernyataan yang timbul dari kesadaran manusia, dan hukum merupakan sumber
kedaulatan. Negara harus mematuhi tertib hukum, karena hukum terletak di atas negara. Hukum
merupakan kekuasaan yang derajatnya lebih tinggi. Negara hanya sebagai organisasi sosial yang
tunduk kepada hukum. Kekuasaan negara harus berpijak dan berlandaskan hukum. Hukum harus
dipandang sebagai sumber dari segala sumber kekuasaan dalam negara maksudnya kekuasaan
yang dimiliki oleh pemerintah itu didapat atau diatur oleh hukum yang berlaku di negara itu,
sehingga kekuasaan itu sah berdasarkan hukum yang berlaku. Hukum harus dijunjung tinggi oleh
segenap warga negara dan pemerintah, maka semuanya harus menghormati dan mematuhi
hukum yang berlaku. Barang siapa yang melanggar hukum harus dikenakan sanksi, tanpa
kecuali.

Dalam kontek ini hukum tidak ditentukan oleh negara melainkan  negara ditentukan oleh hukum.
Dengan demikian negara sebagai produk dari hukum. Menurut Krrabe hukum sama sekali tidak
bergantung kepada kehendak manusia. Bahkan hukum adalah suatu hal yang terlepas dari
keinginan setiap orang, sebab hukum telah terdapat dalam kesadaran hukum setiap orang.

Kesadaran hukum ini tidak datang, apalagi dipaksakan dari luar, melainkan dirasakan orang
dalam dirinya sendiri. Kesadan hukum memaksa orang untuk menyesuaikan segala tindakanya
dan perbuatanya dengan rasa keadilan itu, walaupun mungkin hal itu tidak sesuai bahkan
mungkin juga bertentangan  dengan kehendaknya sendiri

BAB III

PEMBAHASAN

Kedaulatan merupakan masalah yang sangat pokok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Karena adanya pengakuan kedaulatan oleh Negara-negara lain, berarti eksistensi suatu negara
diakui. Maka dengan adanya landasan kedaulatan tersebut, suatu negara dapat menjalankan
berbagai macam hubungan dan jalinan kerjasama dengan negara-negara maupun lembaga-
lembaga internasional untuk lebih meningkatkan kepentingan nasional dan kemajuan bangsanya.
Kedaulatan atau Souvereign memiliki sinonim kemerdekaan dan persamaan, yang berarti bahwa
setiap negara bebas untuk mengelola urusan dalam dan luar negerinya masing-masing tanpa
campur tangan pihak lain atau negara lain.

Prinsip persamaan kedaulatan, penghormatan terhadap integritas wilayah dan kemerdekaan


politik negara-negara, serta tidak turut campur urusan dalam negeri negara-negara lain dengan
jelas tercantum di dalam Piagam PBB (untuk seterusnya disingkat PBB) Pasal 1-2 dan dalam
Pasal 2 berbunyi: “The Organization is based on the principle of the sovereign equality of all its
Members.” (Organisasi bersendikan pada prinsip-prinsip persamaan kedaulatan dari semua
anggota). Dalam situs resmi PBB juga dinyatakan: “The members of the UN are sovereign
nations, and the UN Charter one of the strongest safeguards of sovereignity, enshrining that
principle as one of its central pillars” (anggota-anggota PBB adalah bangsa berdaulat dan
Piagam PBB adalah salah satu pelindung kedaulatan yang terkuat, mengabadikan prinsip tersebut
sebagai salah satu pilar utama).

Bangsa Indonesia diketahui menganut kedaulatan rakyat. Dasar dari penjelasan tersebut, dapat
dilihat di dalam Pancasila sila ke-4. Isinya adalah ”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Juga didasarkan atas pengertian dari teori
kedaulatan Rakyat yaitu “Adalah suatu kedaulatan dimana kekuasaan tertinggi ada ditangan
rakyat. Teori ini berdasarkan pada anggapan bahwa kedaulatan yang dipegang raja atau
penguasa itu berasal dari rakyat” . berdsarkan penjelasan tersebut menunjukan bahwa suatu
pemerintahan memiliki tanggung jawab terhadap rakyat atas kebijakan-kebijakan yang
dibuatnya.

Bangsa Indonesia merupakan negara yang besar dan memiliki masyarakat yang tidak sedikit
sehingga sistem demokrasi yang diterapkan di indonesia adalah demokrasi tak langsung.
Sehingga pelaksanaan demokrasi rakyat menurut UUD 1945 adalah rakyat dan lembaga-lembaga
pemerintahaan yang menjadi wadah dalam menjalakan tugas-tugas kenegaraan sebagai
representasi dari teori kedaulatan rakyat. Selain itu juga ditegaskan dalam pembukan UUD’45
“… susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat …”

Selain itu teori kedaulatan rakyat yang dianut di Indonesia juga di tegaskan dalam pancasila yaitu
sila ke-4 yang berbunyi” Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /perwakilan”. Sila tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kerakyatan berarti kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat, berarti Indonesia menganut
demokrasi
2. Hikmat kebijaksanaan berarti penggunaan pikiran yang sehat dengan selalu mempertimbangkan
persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan sadar, jujur, dan
bertanggung jawab, serta didorong oleh itikad baik sesuai dengan hati nurani.
3. Permusyawaratan berarti bahwa dalam merumuskan atau memutuskan suatu hal, berdasarkan
kehendak rakyat, dan melalui musyawarah untuk mufakat.
4. Perwakilan berarti suatu tata cara mengusahakan turut sertanya rakyata mengambil bagian dalam
kehidupan bernegara, antara lain dilakukan melalui badan perwakilan rakyat.

Sebagai perwujudan dari sistem Kedaulatan Rakyat adalah adanya pemilihan umum(PEMILU).
Pemilu tahun 2004 merupakan pemilu yang menerapkan Sistem kedaulatan rakyat secara penuh
yaitu memberikan kedaulatan penuh kepada rakyat untuk memilih presiden dan wakil presiden
secara langsung. Pemilihan seperti ini juga terus berlangsung hingga sekarang.

Bukti lain bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dapat kita temukan di dalam isi Pembukaan
UUD 1945 pada alinea ke-4, yang perumusannya sebagai berikut:

”Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia,
yang berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar negara Indonesia
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia”.

Pada alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945 tersebut, pada baris yang dicetak tebal secara tersurat
menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah penganut jenis kedaulatan rakyat. Bagaimana di
dalam pasal-pasal UUD 1945? Dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 2, ditegaskan bahwa kedaulatan
adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar.

Berdasarkan uraian tentang kedaulatan rakyat tersebut, jelaslah bahwa negara kita termasuk
penganut teori kedaulatan rakyat. Rakyat memiliki kekuasaan yang tertinggi dalam negara, tetapi
pelaksanaanya diatur oleh Undang-undang dasar.

Selain dari penganut jenis kedaulatan rakyat, ternyata UUD Negara RI Tahun 1945, juga
menganut jenis kedaulatan hukum. Hal tersebut dapat ditemukan di dalam Pasal 1 ayat 3 UUD
1945, isinya adalah negara Indonesia adalah negara hukum. Artinya negara kita bukan negara
kekuasaan. Bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara diatur menurut hukum yang berlaku. Misalnya peraturan berlalu lintas di jalan
raya diatur oleh peraturan lalu lintas. Menebang pohoh dihutan diatur oleh peraturan, supaya
tidak terjadi penggundulan hutan yang berakibat banjir, dan contoh lainnya.

Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 juga merupakan dasar bahwa negara kita menganut kedaulatan
hukum isi lengkapnya adalah segala warga negara bersamaan kedudukkanya dalam hukum dan
pemerintahan serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya.
Maknanya bahwa setiap warga negara yang ada di wilayah negara kita kedudukan sama di dalam
hukum, jika melanggar hukum siapapun akan mendapat sanksi. Misalnya rakyat biasa, atau anak
pejabat jika mereka melanggar harus diberikan sanksi, mungkin berupa kurungan (penjara) atau
dikenakan denda.

BAB V

PENUTUP

Sumber kekuasaan tertinggi atau kedaulatan pada prinsipnya terdapat dua aliran, yakni teori
teokrasi dan teori hukum alam. Dari kedua aliran tersebut, kedaulatan terbagi
menjadi Kedaulatan Tuhan, Kedaulatan Raja, Kedaulatan Negara, Kedaulatan Rakyat, dan
Kedulatan Hukum. Kedaulatan–kedaulatan tersebut memiliki sifat-sifat berikut:

1. Asli,  artinya tidak diturunkan dari sesuatu kekuasan lain;


2. Tertinggi, artinya tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi yang mengatasi dan dapat
membatasi kekuasaanya;
3. Kekal, artinya pemerintah dapat berganti-ganti, kepala negara dapat meninggal dunia, bahkan
susunan negara dapat berubah-ubah, akan tetapi negara dengan kekuasaanya berlangsung  terus
tanpa interrupsi, tidak terputus-putus;
4. Tidak dapat dibagi-bagi, artinya karena hanya ada satu kekuasaan tertinggi maka kekuasaan itu
tidak dapat dibagi-bagi, kedaulatan adalah bulat dan tunggal;
5. Tidak dapat dialihkan, artinya tidak dapat dipindahkan kepada sesuatu badan lain, tidak dapat
dilepaskan dan diserahkan kepada sesuatu badan lain.

Dalam tataran pratik bangsa Indonesia diketahui menganut kedaulatan rakyat. Dasar dari
penjelasan tersebut, dapat dilihat di dalam Pancasila sila ke-4. Isinya adalah ”Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Juga didasarkan atas
pengertian dari teori kedaulatan Rakyat yaitu “Adalah suatu kedaulatan dimana kekuasaan
tertinggi ada ditangan rakyat. Selain dari penganut jenis kedaulatan rakyat, ternyata UUD
Negara RI Tahun 1945, juga menganut jenis kedaulatan hukum. Hal tersebut dapat ditemukan di
dalam Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, isinya adalah Negara Indonesia adalah Negara Hukum.
Artinya negara kita bukan negara kekuasaan. Bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diatur menurut hukum yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.gurupendidikan.com/101-pengertian-dan-macam-macam-kedaulatan-menurut-para-
ahli/

http://simplenews05.blogspot.co.id/2016/03/macam-macam-kedaulatan-dan-teori.html

Jaarboek van de Maatschappij der Nederlandsche Letterkunde te Leiden, 1936-1937. E.J. Brill,
Leiden 1937  

http://www.seputarilmu.com/2016/01/pengertian-5-macam-dan-sifat-kedaulatan.html

Bagikan ini:

 Twitter
 Facebook

Penulis: slametriadi
Berdiri diatas tanah dibawah langit. Lihat semua pos milik slametriadi

PenulisslametriadiDiposkan pada30 Maret 2017

Tinggalkan Balasan

Anda mungkin juga menyukai