A. Pengantar
Negara merupakan suatu organisasi dalam masyarakat yang telah memenuhi syarat-
syarat tertentu. Dengan kata lain, sesuatu organisasi masyarakat baru dapat disebut negara
apabila organisasi itu telah memenuhi semua unsur yang harus ada dalam suatu negara.
Secara umum, unsur-unsur negara dapat dibedaka menjadi: unsur negara secara
klasik, unsur negara secara yuridis, unsur negara secara sosiologis, dan unsur negara menurut
konsep hukum internasional.
Paham ini dikemukakan oleh Rudolf Kjellin yang melanjutkan ajaran Ratzel dalam
bukunya Der Staat als Lebensform. Menurutnya, unsur-unsur negara itu adalah (Abu Daud
Busroh, 2001:82):
1. Faktor sosial, yang meliputi:
a. Unsur masyarakat,
b. Unsur ekonomis, dan
c. Unsur kultural
2. Faktor alam, yang meliputi:
a. Unsur wilayah
b. Unsur bangsa
Fenwick
Fenwick mengemukakan bahwa unsur-unsur yang harus ada pada suatu negara ialah:
1. Ada masyarakat politik yang diorganisir secara tetap,
2. Masyarakat politik itu menduduki suatu daerah tertentu,
3. Masyarakat politik itu menikmati dalam batas-batas daerah tersebut suatu
kemerdekaan dari pengawasan negara lain,
4. Dengan kemerdekaan dari pengawasan negara lain, maka masyarakat politik itu dapat
bertindak sebagai badan yang merdeka di muka dunia. (M. Solly Lubis, 1990:6).
Wright
Wright mengemukakan bahwa syarat/unsur yang harus ada dalam suatu negar ialah:
1. Harus ada daerah dengan batas-bats yang ditentukan secara tegas dengan prospek
yang wajar untuk mempertahankannya.
2. Harus ada kekuasaan dengan kemampuan de facto untuk memerintah daerha itu.
3. Harus ada undang-undang dan lembaga-lembaga yang dapat memberikan
perlindungan yang layak kepada orang-orang asing dan golongan minoritas, dan dapat
menjamin ukuran-ukuran keadilan yang patut diantara segenap penduduk.
4. Harus terdapat pendapat umum dengan lembaga-lembaga untuk menyalurkannya,
yang memberikan petunjuk yang layak mengenai keinginan untuk merdeka dan
jaminan yang wajar bahwa syarat-syarat yang terpenting yang dikemukakan di atas ini
mempunyai sifat yang tetap. (M. Solly Lubis, 1990:6).
Yang merupakan penduduk suatu negara, dimaksudkan semua orang yang ada pada
suatu waktu mendiami suatu wilayah negara. Mereka itu secara sosiologis lazim dinamakan
rakyat dari negara tersebut. Rakyat dalam hubungan ini diartikan sebagai sekumpulan
manusia yang dipersatukan oleh suatu rasa persamaan dan yang bersama-sama mendiami
suatu wilayah tertentu. (Samidjo, 1986:35).
Jellinek meng
1) Status Positif
Status positif seorang warga negara diberi hak kepadanya untuk menuntut tindakan
positif dari negara mengenai perlindungan atas jiwa, raga, milik kemerdekaan, dan
sebagainya.
2) Status negatif
Status negatif seorang warga negara akan dijamin kepadanya bahwa negara tidak
boleh campur tangan terhadap hak-hak asasi warga negaranya, itu tidak terbatas untuk
mencegah timbulnya tindakan yang sewenang-wenang dari negara.
3) Status aktif
Status aktif memberikan hak kepada setiap warga negaranya untuk turut serta dalam
pemerintahan. Dalam mewujudkan hak, setiap warga negaranya diberi hak untuk memilih
dan dipilih sebagai anggota dewan perwakilan rakyat.
4) Status pasif
Status pasif merupakan kewajiban bagi setiap warga negaranya untuk menaati dan
tunduk kepada segala perintah negaranya.
2. Wilayah
Adanya suatu pemerintahan yang berkuasa terhadap seluruh wilayahnya dan segenap
rakyatnya, merupakan syarat mutlak bagi adanya negara. Pemerintah lain, negara lain, tidak
berkuasa di wilayah dan terhadap rakyat negara itu. Kekuasaan yang demikian disebut
kedaulatan.
Organisasi negara mempunyai badan pimpinan dan badan pengurus yang memimpin
dan mengurus negara. Badan tersebut disebut pemerintah, dan fungsinya disebut
pemerintahan.
5. Pengakuan
Pengakuan negara yang satu terhadap negara yang lain adalah untuk memungkinkan
hubungan anatara negara-negara itu (misalnya hubungan diplomatik, hubungan perdagangan,
hubungan kebudayaan, dan lain-lain).
Pengakuan ada due jenis, yaitu:
a. Pengakuan de facto
Ialah pengakuan atas fakta adanya negara. Pengakuan itu diberikan berdasarkan realita
bahwa suatu masyarakat politik itu telah memenuhi syarat utama sebagai sebuah negara.
b. Pengakuan de jure
Pengakuan de jure ialah pengakuan akan sahnya suatu negara berdasarkan
pertimbangan yuridis menurut hukum. Dengan memperoleh pengakuan de jure, suatu negara
mendapat hak-haknya di samping kewajibannya sebagai anggota keluarga bangsa-bangsa
sedunia.
Dalam lapangan hukum internasional, dikenal due teori tentang pengakuan suatu
negara baru oleh negara lain yang telah ada sebelumnya, yaitu:
Berdasarkan teori deklaratif, jika suatu masyarakat politik telah memiliki ketiga unsur
pokok tentang negara, maka dengan seandainya ia telah merupakan sebuah negara, yang
karenanya patut diperlakukan sebagaimana mestinya perlakuan tersebut oleh anggota
keluarga sedunia dari yang satu terhadap yang lainnya.
KEKUASAAN NEGARA
A. Pengantar
2. Teori Kekuatan
Berikut ini akan diuraikan beberapa pendukung atau penganut teori kekuatan, antara
lain:
Voltaire (1694-1778)
Ungkapannya yang sangat terkenal adalah raja yang pertama ialah pahlawan yang
menang.
Karl Marx (1818-1883)
Dalam bukunya Das Kapital Marx mengatakan bahwa kelas pemenang produksi
menghisap kelas lainnya. Bentuk p dari penghisap itu adalah negara pemerintahan. (Samidjo,
1986:121).
3. Teori Hukum
Teori patriarki ini berdasarkan hukum keluarga. Zaman dahulu ketika masyarakat
masih sangat sederhana dan pada waktu negara itu belum ada, masyarakat itu hidup dalam
kesatuan-kesatuan keluarga besar yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga. Tentunya
yang diangkat sebagai kepala keluarga adalah orang yang kuat, yang berjasa, dan bijaksana
dalam sikap bagi keluarganya (Primus Interpares).
b. Teori Hukum Patrimonial (Kebendaan)
Patrimonial berasal dari istilah patrimonium yang artinya adalah hak milik. Oleh
karena raja mempunyai hak milik terhadap daerahnya, maka semua penduduk di daerahnya
itu harus tunduk kepadanya. Sebagai contoh dari negara pada abad pertengahan, dimana hak
untuk memerintah dan menguasai timbul dari pemberian tanah. Dalam keadaan perang sudah
menjadi kebiasaan bahwa raja-raja menerima bantuan dari kaum bangsawan untuk
mempertahankan negaranya dari serangan-serangan musuh dari luar.
Tokoh dari teori ini adalah Thomas Hobbes, John Locke, dan Jean Jacques Rousseau.
Ketiga-tiganya hendak mengembalikan kekuasaan raja pada waktu pemindahan manusia-
manusia yang hidup dalam status naturalis kepada status civilis melalui suatu peerjanjian
masyarakatnya yang memindahkan manusia dalam status naturalis kea rah status civilis.
Perbedaannya hanya terletak pada isi dan akibat dari perjanjian masyarakat tersebut.
4. Teori-teori Lainnya
1. Teori Etika
Dalam teori ini akan diulas pendapat dari beberapa pemikir, yaitu:
b. Immanuel Kant
Beliau berpendapat bahwa tanpa adanya negara, manusia itu tidak dapat tunduk pada
hukum-hukum yang dikeluarkan. Menurut Kant, negara itu adalah ikatan-ikatan manusia
yang tunduk pada hukum. Akibatnya, tindakan negara tadi dibenarkan. (Abu Daud Busroh,
2001:42).
c. Wolf
Wolf menyatakan keharusan untuk membentuk negara. Membentuk negara merupakan
keharusan moral yang tertinggi. (Abu Daud Busroh, 2001:42)
2. Teori Absolut
Menurut Hegel, tujuan manusia itu adalah untuk kembali pada cita-cita yang absolut,
dan penjelmaan dari cita-cita yang absolut dari manusia itu adalah negara. Tindakan dari
negara itu dibenarkan karena negara adalah yang dicita-citakan oleh manusia-manusia
tersebut. (Abu Daud Busroh, 2001:42-43).
3. Teori Psikologi
Teori ini mengatakan bahwa alasan pembenaran negara itu adalah berdasarkan pada
unsur psikologi manusia, misalnya karena rasa takut dan rasa kasih sayang. Dengan
demikian, tindakan negara tadi dibenarkan. (Abu Daud Busroh, 2001:43).
BAB 6
TEORI TENTANG AWAL DAN BERAKHIRNYA NEGARA
Plato(429-347 S.M.)
Menurut plato ,asal mula dan terbentuknya negara yaitu(samidjo,1986;60-61)
a. Karena adanya kebutuhan dan keinginan manusia yang beraneka macam,yang
menyebabkan mereka harus bekerja sama,untuk memenuhi kebutuhan mereka
b. Karena masing-masing orang itu secara sendiri-sendiri tidak mampu
memenuhi kebutuhannya,lalu terjadilah pembagian pekerjaan di mana masing-
masing menghasilkan lebih dari keperluannya sendiri untuk di
pertukarkan,dan demikian bersirilah desa.
c. Antara desa dengan desa terjadi pula hubungan kerja sama maka berdirilah
masyarakat negara9masyarakat=negara).
Kautilya(321-300 S.M.)
Seperti halnya di dunia barat,juga di dunia timur,negara dan pemerintah di
bentuk untuk memenuhi keperluan-keperluan umat manusia.di dunia timur,ide
tentang adanya semacam perjanjian masyarakat di temukan dalam
bukuArthasastra yang di tulis oleh kautilya kira-kira dalam tahun 321-300
S.M.ucapan kautilya inilah yang di anggap sebagaibukti dari pada dasar
kontraktuil dari negara.
Epicurus
Asal mula negara menurut Epicurus adalam merupakan hasil dari perbuatan
manusia ,yang di ciptakan untuk melaksanakan kepentingan anggota-
anggotanya.negara tidak mempunyai dasar kehidupan sendiri.manusia sebagai
individu dan sebagai anggota masyarakat/negara yang mempunyai dasar-dasar
kehidupan yang mandiri,dan yang merupakan realita.(Samitjo,1986:81)
Thomas Hobbes(1588-1679)
Hobbes merupakan orang pertama dalam teori perjanjian masyarakat dan
mengikuti jalan pikiran teori-teori kontrak social pada umumnya tentang
kehidupan manusia yang terpisah dalam due zaman yaitu :
- Keadaan selama belum ada negara(staat naturalis,state or nature),dan
- Keadaan sesudah bernegara
Keadaan alami tersebut merupakan suatu keadaan social yang kacau
balau,tanpa hukum dan tanpa pemerintah,tanpa ikatan-ikatan social antara
individu.dalam keadaan demikian itu,hukum di buat oleh mereka yang
mempunyai fisik terkuat seperti halnya suatu keadaan di hutan rimba raya.
Ajaran Hobbes bertolak pada keadaan manusia sebelum ada negara(dalam
keadaan alamiah).di sini manusia bebas tanpa ikatan .dalam keadaan ini
mereka di sebut manusia in abstracto, karena manusia saling bermusuhan,
maka terjadilah selaku perlawanan atau peperangan orang melawan
orang,seorang melawan semua orang,semua orang melawan semua
orang.keadan inilah di namakan bellum omnium contra omnes(perang
antara semua,melawan semua.jadi dalam keadaan tersebut tidak ada
pengertian adil dan tidak adil,tetapi yang berlaku adalah nafsu-nafsu
manusia belaka.sebab untuk terciptalah keadilan harus ada peraturan yang
mengatur serta mengukur perbuatan manusia.dengan demikian harus ada yang
membuat peraturan,yaitu negara.
John locke(1632-1704)
Teori perjanjian masyarakat locke berbeda dengan teori perjanjian masyarakat
dari Hobbes.dasar teori dari joh locke adalah:
a. Dalam keadaan alamiah ini sudah ada perdamian (tidak kacau),dan akal
pikirannya seperti halnya dalam negara.sedangkan menurut Hobbes,dalam
keadaan alamiah itu tidak ada aturan(kacau),tidak ada
perdamaian.jadi,keadaan berbeda dengan keadaan dalam negara
b. Menurut John Locke,dalam keadaan alamiah (keadaan alam
bebas)manusia telah mempunyai hak-hak alamiah yang demikian secara
pribadi,yaitu hukum kodrat,yang berupa hak hidup,kesehatan,kemerdekaan
dan harta bendanya.
c. John Locke memandang perjanjian masyarakat dalam fungsi
rangkap.pertama,individu-individu lainya mengadakan suatu perjanjian
masyarakat untuk membentuk suatu masyarakat politik,yaitu negara
.kedua,setelah membuat pactum unionis di susul dengan pembuatan
pactum subjectionis.bberdasarkan pactum subjectionis perrjanjian ini
dengan sukarela menyerahkan segala haknya,kecuali hak kodrat(hak asasi
yang berupa empat macam yang satu jenis perjanjian saja,yaitu pactum
subjectionic (perjanjian penyerahan)
Jaen Jacques Rousseau(1712-1778)
Rosseaue berpendapat bahwa yang di serahkn itu memang benar seluruh
hak(alamiah) yang di punyai oleh manusia,tetapi hak itu kemudian di
kembalikan oleh pemerintah kepada manusia dalam bentuk hak
warga.jadi,dengan di selenggarakannya perjanjian masyarakat itu,berarti
bahwa tiap-tiap orang melepaskan dan menyerahkan semua haknya kepada
kesatuannya,yaitu masyarakat.
2. Teori Ketuhanan
Thomas AquqAines(Aquino) (1225-1274)
Sehubungan dengan hukum alam ,maka asas-asas hukum alam itu di bagi
menjadi due yaitu:
a. Principia prima (asas-asas umum) yaitu asas-asas yang dengan sendirinya di miliki
oleh manusia yang ber ratio sejak saat kelahirannya,dan mutlak di terima karena hal
tersebut tidak dapat di pisahkan dari manusia
b. Principia secundaria(asas-asas yang di turunkan dari asas-asas umum) yaitu di
turunkan oleh rasio manusia dari principia prima, sehingga merupakan tafsiran prima
yang di lakukan oleh manusia sendiri.
Sehubungan dengan hal tersebut,maka Aquinas membagi hukum menjadi 4
golongan hukum.(recbtscategorie),yaitu :
a. Lex aeterna (hukum abadi)
Yaitu rasio Tuhan sendiri,yang mengatur segala hal yang ada sesuai dengan tujuan dan
sifatnya.karena itu merupakan sumber dari segala hukum.
b. Lex divina (hukum keTuhanan)
Sebagian kecil dari rasio tuhan yang di wahyukan kepada manusia
4. Teori Organis
Kelompok organis tentang hakikat dan asal mula negara adalah suatu konsep biologis
yang melukiskan negara dengan istilah istilah ilmu alam.negara di anggap atau di
persamakan dengan mahluk-mahluk hidup(misalnya sebagai manusia atau
binatang).individu(orang-orang) yang merupakan kelompok kelompok negara di
anggap sebagai sel sel dari mahluk hidup tersebut,fisiologi negara di samakan
dengan fisiologi mahluk hidup,dengan mengalami kelahiran,pertumbuhan,perkawinan
dan kematiannya.
Teori organisasi ini dapat di bagi menjadi :
a. Teori organiasi secara kronologis,yaitu:
1. Zaman yunani Kuno (Purba)
2. Zaman Romawi Kuno
3. Abad Pertengahan(abad V-XV)
4. Zaman Perkembangan Hukum Alam
b. Teori Organisasi Menurut Isinya,yaitu:
1. Teori organisasi moral
2. Teori organisasi psikis
3. Teori organisasi biologis
4. Teori organisasi social
6. Teori Positivisme
Menurut Hans Kelsen,ilmu negara harus melepaskan diri atau melepaskan pemikirannya
secara principal dari setiap percobaan untuk menerangkan negara serta bentuk-bentuknya
secara kausal(sebab-musabab) yang bersifat abstrak,dan mulai unutk mengarahkan
pemikiran secara yuridis murni.
Tiap negara hanya dapat di pelajari dan di pahami di dalam system hukumya itu
sendiri.ursprungsnorm dari tiap negara telah menetapkan dan membatasi kontruksi atau
bentuknya.sedangkan masalah adanya ursrungnorm adalah masalah mata yuridis.karena
merupakan masalah mata yuridis,maka tidak termaksud ke dalam obyek pembicaraan
ilmu negara,melainkan masuk ke dalam obyek pembicaraan filsafat hukum.
Selanjutnya Hans Kelsen mengatakan bahwa negara itu sebenarnya adalah suatu tertib
hukum,yang timbul karena di ciptakan oleh peraturan-peraturan hukum,yang menentukan
bagaimana orang dalam negara itu bertanggung jawab terhadap perbuatannya.peraturan
hukum itu bersifat mengikat,artinya setiap orang harus menaatinya,dan harus
menyesuaikan sikap,perilaku,dan perbuatannya dengan peraturan hukum yang
berlaku.jadi sebenarnya negate adalah tertib hukum yang memaksa di katakana tertib
hukum karena di dalam negara terdapat suautrangkaian peraturan hukum yang beraneka
ragam jenisnya,bentuknya,jumlahnya,akan tetapi semua itu berakar dari satu sumber.
yang dimaksud dengan terjadinya negara secara sekunder adalah teori yang
membahas tentang terjadinya negara yang dihubungkan dengan negara-negara yang telah ada
sebelumnya.Jadi,yang penting dalam pembahasan terjadinya negara sekunder ini adalah
masalah pengakuan atau erkening.